PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON (C) TERSIMPAN DI ATAS PERMUKAAN TANAH HUTAN BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper Backer) (Di Taman Hutan Raya Raden Suryo Seksi Mojokerto Blok Petung Sewu)

(1)

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON (C) TERSIMPAN

DI ATAS PERMUKAAN TANAH HUTAN BAMBU PETUNG

(Dendrocalamus asper Backer)

(Di Taman Hutan Raya Raden Suryo Seksi Mojokerto Blok Petung Sewu)

SKRIPSI

OLEH

JUWINO PANTASTI

NIM. 06740005

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON (C) TERSIMPAN

DI ATAS PERMUKAAN TANAH HUTAN BAMBU

(Dendrocalamus asper Backer)

(Di Taman Hutan Raya Raden Suryo Seksi Mojokerto Blok

Petung Sewu)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Kehutanan

OLEH

JUWINO PANTASTI NIM. 06740005

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pendugaan Kandungan Karbon (C) Tersimpan di atas Permukaan Tanah Hutan Bambu Petung (Dendrocalamus asper Backer)

( Di Taman Hutan Raden Soeryo Seksi Mojokerto Blok Petung Sewu )

Nama : Juwino Pantasti

Nim : 06740005

Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan/Kehutanan

Skripsi oleh Juwino Pantasti ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Mei 2011


(4)

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan rahmat hidayah dan inayahnya sehingga skripsi dengan judul : Pendugaan Kandungan Karbon (C) Tersimpan di Atas Permukaan Tanah Hutan Bambu Petung (Dendrocalamus asper Backer) Di Taman Hutan Raya Raden Soeryo Seksi Mojokerto Blok Petung Sewu dapat terselesaikan. Tak lupa pula Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian oleh penulis yang diajukan sebagai salah satu syarat guna mendapat derajat strata satu (S-1) kepada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Tak lupa pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ayah, ibu dan adik tercinta beserta seluruh keluarga besar saya yang tiada henti-hentinya mendo’akan dan memberi dukungan baik moral maupun materil, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Ir. Nandang Rahayu, MP selaku Ketua Jurusan Kehutanan, dosen wali dosen pembimbing I dan sekaligus menjadi penguji III yang telah memberikan arahan dan motivasi.


(5)

3. Bapak Ir. Nugroho Tri Waskitho selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan tata cara penulisan dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritik dan sarannya.

5. Bapak Ir. Joko Triwanto, MP selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan sarannya.

6. UPT Taman Hutan Raya Raden Soeryo yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di Blok Petung Sewu Seksi Mojokerto.

7. Teman-teman jurusan kehutanan angkatan 2006 : Harti, Ika, Randi, Devi, Surya dan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, kekasihku tersayang Siti Famuji dan Teman-teman sekontrak Jhun Zhu, Miccel, Nanang yang slalu memotivasi dan memberi dukungan semangat sampai skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 7 Mei 2011

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Gambaran Umum Bambu ... 5

2.2 Pemanasan Global... 7

2.3Siklus Karbon ... 9

2.4 Pengertian Biomassa ... 11

2.5Faktor yang Mempengaruhi Biomassa ………... 12

2.6Peranan Hutan dalam Menyerap CO2 ... 13


(7)

BAB III METODE PENELITIAN 18

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.3 Metode Penelitian ... 18

3.4 Analisa Data ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24

4.1 Keadaan Umum Lokasi Taman Hutan Raya Raden Soeryo.. 24

4.2 Gunung Welirang ………. 25

4.3 Estimasi Karbon pada Hutan Bambu Blok Petung Sewu ….. 27

4.3.1 Estimasi Karbon Pohon ……… 27

4.3.2 Estimasi Karbon Seresah dan Tumbuhan Bawah ……… 30

4.4 Estimasi Karbon Tersimpan Seluruh Kawasan Blok Petung Sewu ……… ……….. 32

4.5 Penyerapan Karbon Dioksida (CO2) Oleh Tanaman ……….. 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 34 5.1 Kesimpulan ... 34

5.2 Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Total Karbon pada Biomassa Pohon... 28


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Siklus Karbon di dalam Ekosistem ... 11

2. Proses Fotosintesis pada Tanaman... 15

3. Contoh Pembuatan sub Plot kecil... 19

4. Contoh Pembuatan sub Plot Besar ... 20


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soeryo ……… 35

2. Dokumentasi Penelitian ……… 38

3. Tabel Perhitungan Biomassa Pohon ………. 42

4. Tabel Perhitungan Seresah dan Tumbuhan Bawah ……… 67


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2002. Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soeryo.

http://www.greenforest-blogger.com . diakses pada tanggal 23 Februari 2011.

..., 2004. Melindungi Hutan Alam. http://www.greenforest-blogger.com . diakses pada tanggal 23 Februari 2011.

..., 2006. Taman Hutan Raya Raden Soeryo. http://wwwtahurarsoerjo.com. diakses pada tanggal 23 Februari 2011.

..., 2009a., (online) United Nations Framework Convention on Climate

Change (UNFCCC) Conference of the Parties

http://www.irawantoshut.co.cc/carbon. diakses pada tanggal 04 Desemmber 2010.

..., 2009b. Gagasan Perdagangan Karbon: Sanggupkah memberikan

manfaat bagi hutan tropis?

http://www.cifor.cgiar.org/publications/Html/Carbon.html. diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

..., 2009c . Peran Hutan Sebagai Penyerap Karbon. (online) http://wawan-satu.blogspot.com/2009/10/peran-hutan-sebagai-penyerap-karbon.html, diakses 04 desemberber 2010.

..., 2010. Pemanasan Global. (online)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global, diakses 25 oktober 2010.

………….,2010a. Peranan Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan, (online). http : Wahyu Dephut. Files.wordpress.com. diakses pada tanggal 29 Oktober 2010.

………….,2010b. Siklus karbon, (online). http://id.wikipedia.org/wiki/ Siklus_ karbon. diakses pada tanggal 29 Oktober 2010.

Damayanti, A. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hairiah K, Van Noordwijk M and Cadisch G, 2000. Carbon and Nitrogen Balance of Three Cropping Systems in N. Lampung. Neth.J. Agric. Sci. 48(2000): 3-17.


(12)

Hairiah K, Rahayu Sri. 2007. Petunjuk Praktis Pengkuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor. World agroforestry center – ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw, Indonesia. 77 p.

Ivie. 2008. Global Warming Tahun 2007, Tahun Terpanas Kedua di Bumi. Online. (http://langitselatan.com). Diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Kurosawa, S., 1960. Studies on the Physiology of Bamboo. Res Bureau sci and Tech Office. Tokyo. Japan. 167 pp.

Kusmana C. 1993. A Study on Mangrove Forest Management Base on Ecological data in East Sumatra, Indonesia. [disertasi]. Japan: Kyoto University, Faculty of Agricultural.

Liese, W., 1989. Progress in Bamboo Research. Journal of bamboo research 8 (2) 16 pp.

Lugo AE dan Snedaker SC. 1974. The ecological of mangrove. Ann. Rev. Ecol & Syst 5: 39-64

Peace. 2007. Indonesia dan Perubahan Iklim. Status Terkini dan Kebijakannya.(www.peace.co.id)

Ranger. 2009. Global Warming (Pemanasan Global). Online. (http://gumuxranger.web.id). Diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Rahayu S, Meine N. 2004. Pendugaan Kandungan Karbon di Atas permukaan

Tanah pada Berbagai Sistem Penggunan Lahan.

(www.wordagroforestry.org/sea/publicaton/) diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Rokhmatuloh, Tambunan. 2010. Perhitungan Karbon Stock dengan Terestrial. (Online) (http://rsandgistutorial.blogspot.com, diakses 26 Desember 2010).

Satoo, T dan Madgwick. 1982. Forest Biomass. Martinus Nijhoff/DR W. London: Junk Publisher.

Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan, Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor

Suryatmojo, H. 2007. Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.


(13)

Sutiono, H. 1992. Teknik Budidaya Tanaman Bambu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Taman Hutan. Bogor.

Widnyana, K. 2004. Bambu dengan Berbagai Manfaatnya. Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar. Bali.

Widjaja, H. 2002. Penyimpanan Karbon Dalam Tanah, Alternatif Carbon Sink dari Pertanian Konservasi. Program Pasa Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor, Bogor.


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau karbon dioksida (CO2 ), metana (CH4 ) dan nitrous oksida (N2O) yang lebih dikenal

dengan gas rumah kaca (Rahayu, 2007).

Saat ini konsentrasi gas rumah kaca sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem. Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat sebagai akibat adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara lain adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas pada waktu yang bersamaan, Pencemaran lingkungan, penghancuran lahan-lahan hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan dalam

biomassa hutan terlepas ke atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO2

dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya dilakukan pada awal alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian (Rahayu, 2007).

Kebakaran hutan dan lahan serta gangguan lahan lainnya telah

menempatkan Indonesia dalam urutan ketiga Negara penghasil emisi CO2 terbesar

di dunia. Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah

emisi yang dihasilkan mencapai dua miliar ton CO2 pertahunnya atau


(15)

2

Dampak terjadinya pemanasan global ditandai dengan peningkatan kadar

emisi (CO2) di udara, peningkatan tinggi muka air laut sebagai akibat mencairnya

lapisan es di kutub utara (Antartika), perubahan cuaca yang radikal, dan bencana alam yang terjadi abad 21. Terbukanya lubang ozon di atmosfer menyebabkan sinar ultraviolet langsung menuju bumi yang akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Kondisi demikian mengakibatkan bumi menjadi labil dan dalam jangka panjang dapat merusak ekosistem di alam. Perubahan iklim yang terjadi akan menyebabkan kerugian yang besar bagi kehidupan manusia, seperti krisis air bersih, rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai, menurunnya produktivitas pertanian, dan meningkatnya frekuensi penyakit (Anonim, 2010).

Hutan alami merupakan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan (SPL) pertanian, dikarenakan keragaman pohonnya yang tinggi, dengan tumbuhan bawah dan seresah di permukaan tanah

yang banyak. Tumbuhan memerlukan sinar matahari, gas asam arang (CO2) yang

diserap dari udara serta air dan hara yang diserap diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa daun, batang, akar, ranting, bunga dan buah. Proses penimbunan C dalam tubuh tanaman hidup dinamakan proses sekuestrasi dengan demikian mengukur jumlah C yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup

(biomasa) pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer

yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati, secara tidak langsung menggambarkan


(16)

3

Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses fotosintesis dan menyimpannya

sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran

kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas

physiologinya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga

besarnya potensi penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat

dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan. Hutan alam yang memiliki potensi dalam menyimpan kandungan karbon salah satunya adalah hutan bambu.

Hutan bambudapat menyerap karbon lebih dari 12 ton carbon di udara dalam satu

hektar (Widnyana, 2004).

1.2 Perumusan Masalah

Seberapa besar karbon yang terkandung dipermukaan tanah pada tegakan hutan bambu yang terdapat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo seksi Mojokerto di Blok Petung Sewu.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar karbon yang terkandung dipermukaan tanah pada tegakan hutan bambu yang terdapat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo seksi Mojokerto di Blok Petung Sewu.


(17)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memudahkan pihak pengelola kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo untuk memperoleh informasi kandungan karbon yang tersimpan pada tegakan hutan bambu.


(1)

Hairiah K, Rahayu Sri. 2007. Petunjuk Praktis Pengkuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor. World agroforestry center – ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw, Indonesia. 77 p.

Ivie. 2008. Global Warming Tahun 2007, Tahun Terpanas Kedua di Bumi. Online. (http://langitselatan.com). Diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Kurosawa, S., 1960. Studies on the Physiology of Bamboo. Res Bureau sci and Tech Office. Tokyo. Japan. 167 pp.

Kusmana C. 1993. A Study on Mangrove Forest Management Base on Ecological data in East Sumatra, Indonesia. [disertasi]. Japan: Kyoto University, Faculty of Agricultural.

Liese, W., 1989. Progress in Bamboo Research. Journal of bamboo research 8 (2) 16 pp.

Lugo AE dan Snedaker SC. 1974. The ecological of mangrove. Ann. Rev. Ecol & Syst 5: 39-64

Peace. 2007. Indonesia dan Perubahan Iklim. Status Terkini dan Kebijakannya.(www.peace.co.id)

Ranger. 2009. Global Warming (Pemanasan Global). Online. (http://gumuxranger.web.id). Diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Rahayu S, Meine N. 2004. Pendugaan Kandungan Karbon di Atas permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Penggunan Lahan. (www.wordagroforestry.org/sea/publicaton/) diakses pada tanggal 04 Desember 2010.

Rokhmatuloh, Tambunan. 2010. Perhitungan Karbon Stock dengan Terestrial. (Online) (http://rsandgistutorial.blogspot.com, diakses 26 Desember 2010).

Satoo, T dan Madgwick. 1982. Forest Biomass. Martinus Nijhoff/DR W. London: Junk Publisher.

Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan, Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor

Suryatmojo, H. 2007. Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.


(2)

Widjaja, H. 2002. Penyimpanan Karbon Dalam Tanah, Alternatif Carbon Sink dari Pertanian Konservasi. Program Pasa Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor, Bogor.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau karbon dioksida (CO2 ), metana (CH4 ) dan nitrous oksida (N2O) yang lebih dikenal dengan gas rumah kaca (Rahayu, 2007).

Saat ini konsentrasi gas rumah kaca sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem. Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat sebagai akibat adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara lain adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas pada waktu yang bersamaan, Pencemaran lingkungan, penghancuran lahan-lahan hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan terlepas ke atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya dilakukan pada awal alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian (Rahayu, 2007).

Kebakaran hutan dan lahan serta gangguan lahan lainnya telah menempatkan Indonesia dalam urutan ketiga Negara penghasil emisi CO2 terbesar di dunia. Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah emisi yang dihasilkan mencapai dua miliar ton CO2 pertahunnya atau menyumbang 10% dari emisi CO2 di dunia (Peace, 2007).


(4)

Dampak terjadinya pemanasan global ditandai dengan peningkatan kadar emisi (CO2) di udara, peningkatan tinggi muka air laut sebagai akibat mencairnya lapisan es di kutub utara (Antartika), perubahan cuaca yang radikal, dan bencana alam yang terjadi abad 21. Terbukanya lubang ozon di atmosfer menyebabkan sinar ultraviolet langsung menuju bumi yang akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Kondisi demikian mengakibatkan bumi menjadi labil dan dalam jangka panjang dapat merusak ekosistem di alam. Perubahan iklim yang terjadi akan menyebabkan kerugian yang besar bagi kehidupan manusia, seperti krisis air bersih, rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai, menurunnya produktivitas pertanian, dan meningkatnya frekuensi penyakit (Anonim, 2010).

Hutan alami merupakan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan (SPL) pertanian, dikarenakan keragaman pohonnya yang tinggi, dengan tumbuhan bawah dan seresah di permukaan tanah yang banyak. Tumbuhan memerlukan sinar matahari, gas asam arang (CO2) yang diserap dari udara serta air dan hara yang diserap diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa daun, batang, akar, ranting, bunga dan buah. Proses penimbunan C dalam tubuh tanaman hidup dinamakan proses sekuestrasi dengan demikian mengukur jumlah C yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup (biomasa) pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati, secara tidak langsung menggambarkan CO2 yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran ( Anonim, 2010a).


(5)

3

Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas

physiologinya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan. Hutan alam yang memiliki potensi dalam menyimpan kandungan karbon salah satunya adalah hutan bambu. Hutan bambudapat menyerap karbon lebih dari 12 ton carbon di udara dalam satu hektar (Widnyana, 2004).

1.2 Perumusan Masalah

Seberapa besar karbon yang terkandung dipermukaan tanah pada tegakan hutan bambu yang terdapat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo seksi Mojokerto di Blok Petung Sewu.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar karbon yang terkandung dipermukaan tanah pada tegakan hutan bambu yang terdapat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo seksi Mojokerto di Blok Petung Sewu.


(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memudahkan pihak pengelola kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo untuk memperoleh informasi kandungan karbon yang tersimpan pada tegakan hutan bambu.