Hasil Pengujian Tarik Tensile

50

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dari percobaan uji tarik dan uji kekerasan yang dilakukan pada spesimen baja ST37 dengan variasi sudut kampuh V tunggal. Setelah melakukan tahapan –tahapan seperti pada metodologi penelitian maka diperoleh hasil nilai ketangguhan dari sifat mekanisnya.

4.2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada penelitian ini meliputi hasil pengujian dari sifat mekanisnya seperti pengujian pengujian tarik, dan pengujian kekerasan.

4.2.1 Hasil Pengujian Tarik Tensile

Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk tegangan, regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik: Tegangan σ Tegangan pada uji tarik merupakan berat beban P dibagi dengan luas penampang A pada sepesimen. Maka hasil perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: A P …………………………….. 1 Dimana : σ = Tegangan Nmm 2 A = Luas penampang mm 2 P = Beban pada Maksimal N Universitas Sumatera Utara 51 Regangan e Regangan pada uji tarik merupakan perpanjangan ∆L dibagi dengan panjang awal L pada sepesimen dikali dengan 100. Maka hasil perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: Dimana: e = Regangan ∆L = Perpanjangan mm 2 L f = Panjang Akhir mm L = Panjang Awal mm Modulus elastis E Modulus elastisitas pada uji tarik merupakan tegangan σ dibagi dengan regangan ε pada sepesimen. Maka hasil perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: Dimana: E = Modulus Elastisitas Nmm 2 σ = Tegangan Nmm 2 ε = Regangan Universitas Sumatera Utara 52 Nilai tegangan untuk masing-masing spesimen adalah: a. Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 60 1. Spesimen I Maka, 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai tegangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 60 dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Nilai tegangan variasi sudut kampuh 60 Spesimen σ Nmm 2 σ rata-rata 1 708,705 2 630,580 673.214 Nmm 2 3 580,357 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tegangan pada spesimen pertama sebesar 708.705 Nmm 2 , nilai tegangan pada spesimen kedua sebesar 630.580 Universitas Sumatera Utara 53 Nmm 2 , dan nilai tegangan pada spesimen ketiga sebesar 580.357 Nmm 2 . Nilai tegangan rata-rata pada sudut 60 adalah 673.214 Nmm 2 . b. Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 70 1 Specimen I Maka, 2 Specimen II Maka, 3 Specimen III Maka, Tabel nilai tegangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 70 dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai tegangan variasi sudut kampuh 70 Spesimen σ Nmm 2 σ rata-rata 1 505.022 2 438.058 447.358 Nmm 2 3 398.995 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tegangan pada spesimen pertama sebesar 505.022 Nmm 2 , nilai tegangan pada spesimen kedua sebesar 438.058 Universitas Sumatera Utara 54 Nmm 2 , dan nilai tegangan pada spesimen ketiga sebesar 398.995 Nmm 2 . Nilai tegangan rata-rata spesimen sudut 70 adalah 447.458 Nmm 2 c. Baja ST37 pada Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 80 1 Spesimen I Maka, 2 Spesimen II Maka, 3 Spesimen III Maka, Tabel nilai tegangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 80 dapat dilihat pada table 4.3. Tabel 4.3 Nilai tegangan variasi sudut kampuh 80 Spesimen σ Nmm 2 σ rata-rata 1 552.455 2 527.343 530.133 Nmm 2 3 510.602 Universitas Sumatera Utara 55 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tegangan pada spesimen pertama sebesar 552.455 Nmm 2 , nilai tegangan pada spesimen kedua sebesar 527.343 Nmm 2 , dan nilai tegangan pada spesimen ketiga sebesar 510.602 Nmm 2 . Nilai tegangangan rata-rata spesimen sudut 80 adalah 530.133 Nmm 2 . Grafik nilai tegangan rata-rata baja ST 37 variasi sudut kampuh v tunggal 60 , 70 , dan 80 dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik nilai tegangan rata-rata baja ST37 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tegangan rata-rata tertinggi terdapat pada spesimen 60 yaitu sebesar 673,214 Nmm 2 dan nilai tegangan rata- rata terkecil pada spesimen 70 sebesar 447,358 Nmm 2 . Hal ini dikarenakan sudut kampuh v tunggal mempengaruhi hasil lasan, semakin kecil sudut kampuh maka semakin besar nilai tegangannya. Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah: a. Baja ST 37 dengan Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 60 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 T e g a n g a n N m m 2 Spesimen Sudut Kampuh 60 Sudut Kampuh 70 Sudut Kampuh 80 Universitas Sumatera Utara 56 1. Specimen I Maka , 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai regangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 60 dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Nilai regangan variasi sudut kampuh 60 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai regangan pada spesimen pertama sebesar 3.7, nilai regangan pada spesimen kedua sebesar 4.2, dan nilai regangan pada spesimen ketiga sebesar 4.12. Sementara nilai regangan rata-rata spesimen sudut 60 adalah 4,0067. Spesimen rata-rata 1 3.7 2 4.20 4,0067 3 4.12 Universitas Sumatera Utara 57 b. Baja ST 37 Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 70 1. Spesimen I Maka, 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai tegangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 70 dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Nilai regangan variasi sudut kampuh 70 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai regangan pada spesimen pertama sebesar 3.32, nilai tegangan pada spesimen kedua sebesar 1.53, dan nilai tegangan pada spesimen ketiga sebesar 1.03. Semetara nilai regangan rata-rata spesimen sudut 70 adalah 1,96. Spesimen rata-rata 1 3.32 2 1.53 1,96 3 1.03 Universitas Sumatera Utara 58 c. Baja ST 37 Variasi Sudut Kampuh V Tunggal 80 1. Spesimen I Maka, 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai regangan baja ST 37 variasi sudut kampuh 80 dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Nilai regangan variasi suudut kampuh 80 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai regangan pada spesimen pertama sebesar 1.88, nilai tegangan pada spesimen kedua sebesar 3.79, dan nilai tegangan pada spesimen ketiga sebesar 1.25. Sementara nilai regangan rata-rata spesimen sudut 80 adalah 2,3067. Spesimen rata-rata 1 1.88 2 3.79 2,3067 3 1.25 Universitas Sumatera Utara 59 Nilai regangan rata-rata pada sudut kampuh 60 , 70 , 80 dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Grafik nilai regangan rata-rata baja ST37 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai regangan rata-rata tertinggi terdapat pada sudut kampuh 60 yaitu sebesar 4,0067 dan terkecil pada sudut kampuh 70 yaitu sebesar 1,96. Hal ini dikarenakan sudut kampuh v tunggal mempengaruhi hasil lasan, semakin kecil sudut kampuh v tunggal maka semakin besar nilai regangannya. Nilai modulus elastisitas untuk masing-masing spesimen adalah: a. Baja ST 37 dengan Variasi Sudut Kampuh V tunggal 60 1. Spesimen I Maka, 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 2 3 R e g a n g a n Spesimen Sudut 60 Sudut 70 Sudut 80 Universitas Sumatera Utara 60 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai modulus elastisitas baja ST 37 variasi sudut kampuh 60 dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Nilai modulus elastisitas variasi sudut kampuh 60 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai modulus elastisitas pada spesimen pertama sebesar 16873,92 Nmm 2 , nilai modulus elastisitas pada spesimen kedua sebesar 15305,33 Nmm 2 , dan nilai modulus elastisitas pada spesimen ketiga sebesar 15685,32 Nmm 2 . Sementara nilai modulus elastisitas rata-rata spesimen sudut 60 adalah 15954,85 Nmm 2 . Spesimen E Nmm 2 E rata-rata 1 16873,92 2 15305,33 15954,85Nmm 2 3 15685,32 Universitas Sumatera Utara 61 b. Baja ST 37 dengan Variasi Sudut Kampuh V tunggal 70 1. Spesimen I Maka, 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen I Maka, Tabel nilai modulus elastisitas baja ST 37 variasi sudut kampuh 70 dapat dilihat pada table 4.8. Tabel 4.8 Nilai modulus elastisitas variasi sudut kampuh 70 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai modulus elastisitas pada spesimen pertama sebesar 15211,5 Nmm 2 , nilai modulus elastisitas pada spesimen kedua sebesar 286.31,2 Nmm 2 , dan nilai modulus elastisitas pada spesimen ketiga Spesimen E Nmm 2 E rata-rata 1 15211,5 2 28631,2 27526,66Nmm 2 3 38737,3 Universitas Sumatera Utara 62 sebesar 38737,3 Nmm 2 . Sementara nilai modulus elastisitas rata-rata spesimen sudut 70 adalah 27526,66 Nmm 2 . c. Baja ST 37 dengan Variasi Sudut Kampuh V tunggal 80 1. Spesimen I Maka, 2. Spesimen II Maka, 3. Spesimen III Maka, Tabel nilai modulus elastisitas baja ST 37 variasi sudut kampuh 80 dapat dilihat pada table 4.9. Tabel 4.9 Nilai modulus elastisitas variasi sudut kampuh 80 Spesimen E Nmm 2 E rata-rata 1 29385,9 2 13914,1 28049,65 Nmm 2 3 40848,9 Universitas Sumatera Utara 63 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai modulus elastisitas pada spesimen pertama sebesar 29385,9 Nmm 2 , nilai modulus elastisitas pada spesimen kedua sebesar 13914,1 Nmm 2 , dan nilai modulus elastisitas pada spesimen ketiga sebesar 40848,9 Nmm 2 . Sementara nilai modulus elastisitas rata-rata spesimen sudut 80 adalah 28049,65 Nmm 2 . Tabel nilai tegangan vs regangan rata-rata variasi sudut kampuh 60 , 70 , 80 dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Nilai tegangan vs regangan rata-rata baja ST37. Sudut rata-rata σ rata-rata Nmm 2 E rata-rata Nmm 2 60 4.0067 673 16796,86 70 1.96 447 22806,12 80 2.3067 530 22976,54 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata baja ST 37 variasi sudut kampuh v tunggal 60 , 70 , dan 80 dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata baja ST37. 50 100 150 200 250 300 60 70 80 E la st isi ta s n m m 2 Sudut Kampuh Nilai Rata2 Modulus Elastisitas Universitas Sumatera Utara 64 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai modulus elastisitas rata-rata tertinggi teradapat pada sudut kampuh 80 yaitu 22976,54 Nmm 2 sedangkan nilai terendah didapat pada pada sudut kampuh 60 yaitu 16796,86 Nmm 2 . Hal ini dikarenakan sudut kampuh v tunggal mempengaruhi kekuatan hasil lasan, semakin besar sudut kampuh v tunggal maka semakin besar pula nilai modulus elastisitasnya.

4.2.2 Hasil Uji Kekerasan