PROSPEK AGRO INDUSTRI JAMUR KANCING (Agaricus bisporus) DI PT. KARYA KOMPOS BAGAS KOTA BATU

PROSPEK AGRO INDUSTRI JAMUR KANCING (Agaricus bisporus) DI
PT. KARYA KOMPOS BAGASKOTA BATU
Oleh: Miftakul Ulum ( 01720081 )
Agribisnis
Dibuat: 2008-04-11 , dengan 3 file(s).

Keywords: Prospek Jamur kancing,Argo industri
ABSTRAK
Jamur kancing sudah mulai dibudidayakan di Indonesia sejak akhir 1960-an, tapi baru
berkembang pada saat tahun 1990-an. Berkembangnya usaha budidaya jamur kancing ditandai
dengan berdirinya industri budi daya jamur kancing di berbagai daerah di Indonesia.
Perkembangan budidaya jamur ini masih terbatas pada industri padat modal sehingga belum
banyak diketahui oleh masyarakat luas. Penyebabnya adalah kurangnya informasi tentang
pembibitan dan budidaya secara sederhana. Padahal jamur ini merupakan bahan makanan yang
bergizi dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Jamur kancing (agaricus bisporus) merupakan
jamur konsumsi bernilai tinggi. Sampai saat ini, pembudidayaannya lebih banyak dilakukan
dalam skala industri. Jamur ini diolah menjadi makanan kaleng yang pasaranya sudah mencapai
luar negeri seperti Amerika, Asia, dan negara Eropa. Di dalam negeri jamur kancing ini dapat
dijumpai dipasar-pasar baik pasar tradisional maupun modern dalam bentuk olahan maupun
segar.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1).Untuk menganalisis besarnya pendapatan usaha budi daya

jamur kancing di PT. Karya Kompos Bagas, (2).Untuk menganalisis perkembangan produksi dan
omzet penjualan jamur kancing di PT. Karya Kompos Bagas, (3).Untuk menganalisis pemasaran
jamur kancing di PT. Karya Kompos Bagas.
Penentuan Lokasi Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu bertempat di Desa
Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu tepatnya di PT. Karya Kompos Bagas, yang
sudah memiliki pasar eksport yang sangat luas di pasar Internasional. Data yang diambil adalah
data Primer (data yang bersumber dari perusahaan) dan data sekunder (data yang diperoleh dari
instansi-instansi terkait dalam penelitian).
Metode Analisa data yang digunakan adalah : Analisis Biaya, Analisis Penerimaan, Analisis
Keuntungan, Analisis Trend, Analisa Deskriptif.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan jamur kancing rata-rata sebesar Rp. 84.222.063,31 dalam
satu kali proses produksi yang diperoleh dari penerimaan rata-rata sebesar Rp. 625.000.000
(diperoleh dari hasil produksi jamur kancing rata-rata per satu kali proses produksi sebesar
25.000 Kg dengan harga diasumsikan rata-rata Rp. 25.000) dikurangi biaya pengolahan rata-rata
sebesar Rp. 540.777.936,69 (diperoleh dari biaya yang dikeluarkan per Kg kali jumlah jamur
kancing yang dihasilkan per satu kali proses produksi). Keuntungan yang diperoleh tersebut
dipengaruhi kapasitas penggunaan bahan baku, harga bahan baku dengan harga jual jamur
kancing per Kg. Keuntungan yang diperoleh perusahaan jamur kancing dalam kemasan yang
paling besar diperoleh dari kemasan yang berukuran 16 oz (1 oz = 28,35 Gram) yaitu sebesar Rp
8.131,95 dalam setiap kaleng.

Hasil analisa trend menunjukan bahwa volume produksi (Kg) dan nilai produksi (Rp) jamur
kancing dari bulan Januari 2003-Desember 2005 mengalami peningkatan hanya pada akhir tahun
2005 terjadi penurunan yaitu penurunan produk terjadi pada bulan Agustus-September 2005

karena jamur terserang hama.sehingga berdampak pada nilai produksi jamur kancing.
Produk jamur kancing paling banyak dipasarkan keluar negeri dan dalam negeri hanya
memenuhi permintaan distributor saja, dimana 95 % di ekspor ke Amerika Serikat dan 5% ke
Timur Tengah, Jepang, dan Eropa. Pembeli terbesar dari Amerika Serikat adalah Pillsburi Co.,
dengan label “GREEN GIANT”.

ABSTRACT
Mushroom latch have started conducting in Indonesia since final 1960, but newly expand at the
time of year 1990. Expanding of mushroom breeding in marking with forming of mushroom
breeding industry in various area in Indonesia. Growth of this mushroom breeding still limited to
solid capital industry so that not yet known many of society. Its cause is the lack of information
about seed and breeding simply method. Though this mushroom represent nutritious food-stuff
and have high economic value. Mushroom (Agaricus bisporus) representing high valuable
consumption mushroom. Till now, its breeding more done in industrial scale. This mushroom is
processed to become tinned food which have market reached abroad like America, Asian, and
Europe. In home affair mushroom latch this can meet of modern and also traditional market in

the form of fickle and also is fresh.
Intention of this research is : (1). To analysis the level of earnings income of mushroom breeding
in PT. Karya Kompos Bagas, (2). To analysis growth of production and omzet sale of mushroom
in PT. Karya Kompos Bagas, (3). To analysis marketing of mushroom in PT. Karya Kompos
Bagas.
Determination of Location Research conducted intentionally (purposive) that is have place to in
Countryside of Sumber Brantas, District of Bumiaji, Town of Batu precisely in PT. Karya
Kompos Bagas, which have owned market export very wide of in International market. Data the
taken is Primary data (data from company) and data of secondary (obtained data of related
institutions in research).
Method Analysis data the used is : Analysis of cost, Analysis Acceptance, Analysis Advantage,
Analysis Trend, Analysis Deskriptif.
Advantage company of mushroom mean equal to Rp. 84.222.063,31 in once obtained production
process of acceptance of mean equal to Rp. 625.000.000 ( obtained from result of mushroom
production mean per once production process equal to 25.000 Kg at the price of assumed by
mean of Rp. 25.000) lessened the expense of processing of mean equal to Rp. 540.777.936,69
(obtained from released expense per Kg multiply the amount of yielded mushroom per once
production process). the obtained advantage influenced by capacities usage of raw material, raw
material price at the price of selling mushroom per Kg. Advantage company of mushroom in
tidiness which is biggest to be obtained from fairish tidiness 16 oz ( 1 oz = 28,35 Gram) that is

equal to Rp 8.131,95 in each, every can
Result of analysis of trend show that production volume (kaleng) and production rate (Rp) of
mushroom latch from January 2003-Desember 2005 happened improvement, only by the end of
year 2005 happened degradation that is in August-September 2005, because mushroom attacked
by pest so affect at mushroom production rate.
Product Mushroom at most marketed by country exit and home affairs only fulfilling request of

just distributor, where 95 % in exporting to United States and 5% middle Easterly, Japan, and
European. The biggest buyer from United States is Pillsburi Co., with label " GREEN GIANT.