http:hamiddarmadi.blogspot.com201307urgensi-pendidikan-pancasila- dan.html
diunduh senin 12 Januari 2015, jam 8:50 Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan juga disampaikan dalam
Budimansyah, 2008: 5 yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sehingga siswa menjadi warganegara yang baik, melalui pengalaman
belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasar konsep-konsep ilmu politik.
2. Cakupan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Azra dalam Hamidi, 2010: 76 menjelaskan, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya luas daripada pendidikan demokrasi dan
pendidikan HAM, cakupan pendidikan kewarganegaraan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintah, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of
low, hak dan kewajiban negara, proses demokrasi, partisipasi aktif, dan keterlibatan warga negara dalam masyarakat, pengetahuan tentang lembaga-
lembaga negara dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik, dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti
kewarganegaraan aktif, refleksi kritis, penyelidikan dan kerjasama, keadilan sosial, pengertian antarbudaya, kelestarian lingkungan hidup, dan hak asasi
manusia. Pendidikan kewargangaraan merupakan salah satu disiplin ilmu sosial
yang tidak terlepas dari “political science” atau ilmu politik. Dalam konteks
pendidikan ilmu sosial di sekolah dasar dan sekolah lanjutan, political science menekankan pada pengembangan
:”...knowledge of political behaviour, of formal govermental institutions and legal structure, of political system and international
systems; capacity to think about political phenomena; to distinguish facts and values; and capabilities and skills needed to participate effectively and
democratically in the life of society Pengetahuan tentang perilaku politik, institusi pemerintahan dan struktur hukum, sistem politik dan sistem internasional,
kemampuan untuk berfikir tentang fenomena politik, untuk membedakan fakta dan nilai-nilai, kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi
secara efektif dan demokratis dalam kehidupan Winataputra, 2007:18. Indonesia sebagai negara demokrasi, pendidikan kewarganegaraan
didesain untuk mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Kerangka sistematik PKn dibangun atas dasar
paradigma bahwa PKn secara kulikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab; secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat
dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang
demokratis, dan bela negara; secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan
pengalaman belajar dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari Winataputra,2007:125-126.
Civic education juga memberdayakan seseorang untuk memberi makna atau arti penting pada sesuatu yang tidak berwujud seperti nilai-nilai ideal bangsa,
cita-cita dan tujuan negara, hak-hak mayoritas dan minoritas, civil society dan konstitusionalisme.
3. Komponen Paradigma Baru PPKn