PENDAHULUAN Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di
muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barang siapa
keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An Nisa (4): 100)
Sesungguhnya manusia dalam proses bergerak dan berfungsi untuk
mencapai sesuatu atau menuju sesuatu yang lebih baik. Berhijrah dalam artian
bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya
pada bayi dalam proses berjalannya, mulai dari hanya diam di tempat tidur,
merangkak menuju ke tempat lain, berdiri dengan berpegangan, berdiri
mandiri, hingga berjalan mandiri bahkan berlari. Dari kondisi unstabil, stabil
lalu bergerak seimbang (move) yang menandakan anak telah berkembang
motoriknya dan hal tersebut tak lepas dari stimulasi yang dilakukan oleh ibu
(Gunadi, 2011).
Motor control merupakan faktor penting dalam gerak manusia akibat dari
pengaruh perkembangan dan fungsi sel-sel syaraf. Motor learning merupakan
proses penyempurnaan gerakan yang berkaitan dengan bentuk latihan dan
pengalaman pada setiap individu. Motor development merupakan suatu

proses dari pengalaman stimulasi yang mempengaruhi kematangan syaraf.
(Ma`mun dan Saputra, 2000). Pola perkembangan fisik manusia mengikuti
hukum cephalocaudal dan proximodistal, artinya perkembangan fisik

1

2

individu selalu dimulai dari kepala, kemudian ke bagian tubuh di bawahnya,
hingga berakhir di kaki (cephalocaudal) (Hurlock, dalam Prasetyaningrum,
2008).
Pada aktivitas fisik dibutuhkan keselarasan dalam gerak fungsi tubuh
sesuai dengan tahapan usia. Pada anak-anak saat berktivitas sehari-hari sering
menggunakan keterampilan lokomotor yang terpelihara untuk mendukung
mobilitas agar tetap optimal (Mahendra dan Yudha, 2006).
Menurut Piaget perkembangan gerak berhubungan dengan proses
perkembangan kognitif. Pada usia 0-2 tahun masuk dalam kategori perilaku
sensomotorik, pengetahuan, dan berfikir muncul sebagai hasil suatu perilaku
yg terjadi akibat gerak tubuh. Aspek perkembangan anak dapat ditumbuhkan
melalui kegiatan bermain yang dapat meningkatkan kemampuan fisik,

pengalaman, dan pengetahuannya serta berkembang keseimbangan mental
anak. Misal ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak
termotivasi untuk bergerak mengambil bola, menghindari diri dari bola atau
bahkan menendang dan menangkapnya (Dynamic System Theory yang
dikembangkan Thelen & Whitheneyerr dalam As`adi,2010).
Pemberian stimulasi pada anak dapat merangsang motoriknya karena
adanya pergerakan fungsi tubuh dan proses pengendalian dari koordinasi dan
keseimbangan yang terletak pada batang otak yang akan mempengaruhi
motorik kasar pada anak seperti duduk, menendang, berlari, naik turun
tangga, dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007).

3

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PAUD Tunas Cendikia
Kejapanan Gempol Pasuruan Jawa Timur pada Juni 2011 terhadap masingmasing responden (20 responden) setelah diberikan permainan bola
menggambarkan

bahwa

terdapat


12

responden

(60%)

mempunyai

perkembangan motorik kasar normal, 5 responden (25%) advanced, dan 3
responden (15%) caution. Bahwa melalui stimulasi bermain bola dapat
meningkatkan kemampuan dalam perkembangan motorik kasar anak usia 0-3
tahun (Indrawati, 2012) .
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti, kurangnya pengetahuan
ibu terhadap pemberian stimulasi pada bayinya yang menyebabkan
keterlambatan perkembangan. Hasil survei yang awal berdasarkan hasil
wawancara langsung dengan Kader Kesehatan daerah kelurahan Gonilan
terdapat bayi usia diatas usia 1 tahun yang belum mampu berjalan secara
mandiri.
Oleh karena itu, orang tua atau pengasuh harus mengetahui tahap-tahap

perkembangan per usia anak. Cara ini juga sangat efektif untuk mendeteksi
gangguan pada anak (Hasan, 2009). Berdasarkan uraian latar belakang diatas
maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Pemberian Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia
40-48 Minggu”.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
penelitian, yaitu Apakah ada pengaruh pemberian stimulasi bermain bola
terhadap kemampuan berjalan bayi usia 40-48 minggu ?

C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
stimulasi bermain bola terhadap kemampuan berjalan bayi usia 40-48
minggu.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang fisioterapi,
mengenai pengaruh stimulasi bermain bola terhadap kemampuan berjalan
bayi usia 40-48 minggu.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi institusi, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan potensi terutama
bidang Fisioterapi.
b. Bagi peneliti, diharapkan dapat membantu untuk melakukan
penelitian

selanjutnya

dalam

pemberian

kemampuan berjalan bayi usia 40-48 minggu.

stimulasi


terhadap

5

c. Bagi responden, penelitian ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan

perkembangan

bayi

serta

dapat

meningkatkan

kewaspadaan dan kesadaran kepada masyarakat pentingnya stimulasi
untuk perkembangan anak.


Dokumen yang terkait

PENGARUH STIMULASI BERMAIN BOLA TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN BAYI USIA 40-48 MINGGU Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

0 2 15

PENGARUH STIMULASI BERMAIN BOLA TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN BAYI USIA 40-48 MINGGU Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

0 4 17

PENGARUH STIMULASI POSISI TENGKURAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANGKAT Penggaruh Stimulasi Posisi Tengkurap Terhadap Kemampuan Mengangkat Kepala Bayi Usia 4 Minggu.

0 4 9

PENGARUH STIMULASI POSISI TENGKURAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANGKAT Penggaruh Stimulasi Posisi Tengkurap Terhadap Kemampuan Mengangkat Kepala Bayi Usia 4 Minggu.

0 2 16

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

1 3 4

PENGARUH STIMULASI ASSISTED CRAWLING TERHADAP KEMAMPUAN MERANGKAK Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 3 4

PENGARUH STIMULASI ASSISTED CRAWLING TERHADAP KEMAMPUAN MERANGKAK Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 3 11