PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC DAN LAND Perbedaan Pengaruh Latihan Aquatic Dan Land Plyometric Squat Jump Terhadap Tinggi Loncatan Pemain Pemula Bola Voli.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC DAN LAND
PLYOMETRIC SQUAT JUMP TERHADAP TINGGI
LONCATAN PEMAIN PEMULA BOLA VOLI

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Skripsi Strata S1
pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh :
SUGIYANTI
NIM. J120151126

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC DAN LAND
PLYOMETRIC SQUAT JUMP TERHADAP TINGGI LONCATAN
PEMAIN PEMULA BOLA VOLI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK
Plyometric merupakan metode untuk mengembangkan eksplosive power. Latihan
plyometric biasanya dilakukan di permukaan berumput, atletic track dan
permukaan tanah yang disebut dengan land plyometric dan terdapat juga aquatic
plyometric yang menyediakan latihan di dalam air. Latihan plyometric tersebut
dapat meningkatkan eksplosive power yang merupakan komponen penting dalam
meningkatkan tinggi loncatan. Tinggi loncatan di ukur dengan tes yaitu vertical
jump test. Hasil penelitian ini yaitu pengaruh latihan aquatic plyometric squat
jump terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola voli setelah dilakukan uji
statistik menggunakan uji wilcoxon didapatkan p-value 0,028. Ada pengaruh
latihan land plyometric squat jump terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola
voli terdapat hasil p-value 0,027, serta terdapat perbedaan pengaruh setelah
dilakukan uji statistik menggunakan uji mann whitney didapatkan p-value 0,006.
Kesimpulannya terdapat perbedaan pengaruh antara latihan aquatic dan land
plyometric squat jump terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola voli.
Kata Kunci: Plyometric, Aquatic Plyometric Squat Jump, Land Plyometric Squat
Jump, Tinggi Loncatan, Vertical Jump, Pemain Pemula Bola Voli.
ABSTRACT
Plyometric is a method to develop eksplosive power. Plyometric exercises
typically performed in a grassy surface, Atletic tracks and the soil surface is called

the land there are also aquatic plyometric and plyometric that provides training in
the water. The plyometric exercises can improve eksplosive power is an
important component in improving the high jump. High-stepping measured by
tests that vertical jump test. The results of this study is the effect of aquatic
exercise plyometric squat jump high jump against novice volleyball players after
the performed statistical tests obtained using Wilcoxon test p-value 0.028. No
effects of exercise plyometric squat land against high jump leap novice volleyball
players are the result of p-value of 0.027, and there are differences in the effect
after using statistical test Mann Whitney test was obtained p-value of 0.006. In
conclusion there is a difference between the effects of aquatic exercise plyometric
squat jump and land on the high jump novice volleyball players.
Keywords: Plyometric, Aquatic Plyometric Squat Jump, Land Plyometric Squat
Jump, High Jump, Vertical Jump, Beginner Volleyball Players.

1

1. PENDAHULUAN
Olahraga merupakan kegiatan yang dibutuhkan setiap manusia, dengan
olahraga orang dapat meningkatkan kesehatan baik sehat jasmani maupun
rohani. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang mempunyai beberapa

teknik dasar di antaranya service, passing, smash, dan blocking (Rahmani,
2014). Peran meloncatan keatas sangat penting dalam permainan bola voli
untuk mengoptimalkan penampilan atlet saat bertanding, sehingga latihan
penguatan otot penunjang otot meloncat harus diperhatikan (Cahyadinata,
2011).
Plyometric adalah macam latihan yang bertujuan menghubungkan gerakan
kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif yang
dapat merangsang sel serabut saraf sehingga dapat diambil keuntungan untuk
meningkatkan tinggi jumping smash pada atlet bola voli (Radcliffe &
Farentinos, 2002 dikutip oleh Cahya Latihan plyometric biasanya banyak
dilakukan pada permukaan seperti rumput, athletic tracks dan tanah atau
2
disebut dengan latihan land plyometric squat jump (Fabricius, 2011).
Sedangkan latihan aquatic plyometric squat jump merupakan latihan yang
menyediakan alternatif yang lebih aman dan dapat digunakan untuk menurangi
kekuatan saat pendaratan dan meningkatkan daya tahan selama fase konsentris
(Fabricius, 2011).
Dilihat dari kedua metode latihan tersebut penulis berminat untuk meneliti
apakah ada perbedaan pengaruh latihan aquatic dan land plyometric squat
jump terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola voli. Karena menurut

penelitian tinggi loncatan sangat di perlukan pemain voli untuk gerakan smash
dan bloking. Dengan harapan mampu meningkatkan prestasi bola voli di
sekolah tersebut.
2. LANDASAN TEORI
Dilihat dari kedua metode latihan tersebut penulis berminat untuk meneliti
apakah ada perbedaan pengaruh latihan aquatic dan land plyometric squat
jump terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola voli. Karena menurut
penelitian tinggi loncatan sangat di perlukan pemain voli untuk gerakan smash

2

dan bloking. Dengan harapan mampu meningkatkan prestasi bola voli di
sekolah tersebut.
Plyometric adalah salah satu metode untuk mengembangkan eksplosive
power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi sebagian
besar atlet. Prinsip metode latihan plyometric adalah otot selalu berkontraksi
baik pada saat memanjang (eccentric) maupun memendek (concentric). latihan
plyometric bermanfaat untuk meningkatkan reaksi syaraf otot, eksplosif,
kecepatan dan kemampuan untuk membangkitkan gaya (tenaga) ke arah
tertentu (Fabricius, 2011). Bentuk latihan plyometric yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah squat jump. Dimana mempunyai kelebihan
penekanan pada daya ledak otot tungkai yang diperlukan oleh pemain bola
voli untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan lompatan. Menurut
Clark MA (2008), dosisi latihan plyometric squat jump adalah selama 2-3 kali
per minggu, dilakukan 2-3 set dengan jumlah pengulangan 8-12 kali dengan
periode istirahat 2-3 menit di sela-sela set.
Pada latihan squat jump pada fase melalui meloncat terjadi kontraksi
isotonic konsentrik rectus femoris, eksentrik hamstring dan konsentrik
gastrocnemius. Kontraksi ini akan bertambah sampai gerakan meloncat
dilakukan dengan gerak strech refleks untuk mengirim impuls neuromuscular
ke spinal cord agar mampu melakukan loncatan dengan baik. Kemudian saat
gerakan meloncat dilakukan, terjadi kontraksi isotonic eksentrik rectus femoris,
konsentrik hamstring dan eksentrik gastrocnemius, dan pada akhir fase take off
gerak otot rectus femoris dan gastrocnemius mengirim energi mekanik secara
luas mulai bagian proksimal sendi sampai pada bagian distal. Sedangkan otot
hamstring mengirim beberapa energi mekanik untuk kembalinya dari gerak
hip. Energi elastis di dalam tendon dan otot-otot ditingkatkan dengan suatu
peregangan yang cepat (seperti gerak otot saat fase eksentrik), lalu dengan
singkat disimpan. Jika gerak otot saat fase konsentrik mengikuti dengan segera,
maka energi yang tersimpan itu akan dibebaskan atau dilepaskan, mendukung

produksi kekuatan secara total (Markovic, 2007).

3
3

Latihan land plyometric squat jump merupakan latihan yang bertujuan
menghubungkan gerak kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakgerak yang dilakukan pada permukaan seperti permukaan yang berumput,
atletic track dan permukaan tanah (Fabricius, 2011). Sedangkan Latihan
aquatic plyometric squat jump merupakan latihan yang sangat populer karena
3
menyediakan alternatif yang lebih aman dan plyometric dalam air ini dapat
digunakan untuk mengurangi kekuatan saat mendarat dan meningkatkan daya
tahan selama fase konsentris dari strech-shortening cycle (SSC). Air
menawarkan media latihan yang sangat unik dimana kondisi pengurangan
gravitasi yang bisa menurunkan dampak pada sendi, sedangkan air itu sendiri
menciptakan resistensi terhadap gerakan (Fabricius, 2011). Loncatan adalah
hasil (pendapatan) meloncat dengan mengangkat kedua kaki secara bersamaan
(Santosa, 2008). Loncatan merupakan gerakan melakukan titik tolakan dari
kaki dengan menghentakan semua kaki sebagai tumpuan, dan efeknya adalah
gerakan ke atas. Untuk mengetahui tinggi loncatan dapat diukur dengan

menggunakan tes yang disebut vertical jump test. Vertical jump merupakan
suatu kemampuan untuk naik ke atas melawan gravitasi dengan menggunakan
kemampuan otot. Sedangkan definisi vertical jump adalah selisih dari
jangkauan loncatan dan jangkauan berdiri (Grimshaw, 2007).

3. METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian dengan pendekatan quasi eksperimen menggunakan two
group pre test and post test design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai April 2016 di SMP Negeri 2 Kartasura dengan jumlah populasi 30
orang dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling didapat
jumlah sampelnya adalah 12 orang. Analisa data menggunakan SPSS untuk uji
pengaruh pre dan post test menggunakan uji wilcoxon dan untuk uji beda
pengaruh menggunakan uji mann whitney.

4

4. HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini kelas yang digunakan adalah kelas VII-I SMP Negeri
2 Kartasura dengan jumlah murid 30 orang. Jumlah responden yang masuk
kedalam kriteria sejumlah 12 orang kemudian secara acak di bagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok I dengan jumlah murid 6 orang menggunakan
latihan aquatic plyometric squat jump dan kelompok II dengan jumlah murid 6
orang menggunakan latihan land plyometric squat jump. Sebelum mengikuti
sesi latihan setiap responden mengikuti pre test untuk mengukur tinggi
loncatan menggunakan vertical jump test. Kemudian setelah mengikuti pre test
diberikan latihan sebanyak 2 kali selama 6 minggu, selanjutnya setiap
responden mengikuti post test untuk mengukur berapa besar peningkatan pada
tinggi loncatan setelah diberikan latihan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji wilcoxon dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh latihan aquatic plyometric squat jump terhadap tinggi
loncatan pemain pemula bola voli. Pada penelitian Hasaloei et al (2013),
menjelaskan adanya perubahan neurologis dimana akan memperbaiki
kemampuan untuk menyimpan energi dan mengeluarkan energi elastik selama
stretch shorthening cycle (SSC). Gerakan yang cepat membuat peningkatan
sinkronisasi potensi neural selama mekanisme stretch reflex. Selain itu, selama
latihan plyometric berlangsung akan terjadi fase adaptif dari otot sehingga
4
meningkatkan ambang rangsang GTO yang berperan sebagai inhibitor aktivasi
kontraksi otot yang berlebihan. Pada tekhnik aquatic plyometric squat jump
dimana terdapat sebagian segmen ekstremitas bawah terendam oleh air. Dalam

latihan ini beban yang digunakan berasal dari beban gaya resistensi air dan
beban

mekanik

tubuh.

Semakin

besar

pembebanan

akan

semakin

meningkatnya daya ledak saat melakukan loncatan keatas.
Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji wilcoxon dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh latihan land plyometric squat jump terhadap tinggi

loncatan pemain pemula bola voli. Pada penelitian Fabricius (2011), Selama
latihan peran GTO excitatory meningkat sehingga lebih banyak rangsangan
yang diperlukan untuk memfasilitasi respon GTO, sehingga meningkatkan

5

toleransi untuk peregangan tambahan. Ketika peregangan terjadi dengan
gerakan berulang, dimungkinkan akan menghasilkan kemampuan untuk
menciptakan sebuah reflek peregangan yang lebih kuat sehingga menghasilkan
peningkatan energi selama fase konsentrik dan terjadi peningkatan daya ledak
otot (Markovic, 2007).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji mann whitney dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengaruh aquatic dan land plyometric squat jump
terhadap tinggi loncatan pemain pemula bola voli. Menurut penelitian Coetzee
et al (2012), disimpulkan bahwa latihan aquatic plyometric squat jump lebih
baik dalam meningkatkan tinggi loncatan dibandingkan dengan latihan land
plyometric squat jump. Latihan aquatic plyometric squat jump merupakan
latihan yang memanfaatkan resistensi dan sifat apung air dimana jumlah
pembebanan saat eksentrik lebih besar karena resistance air dan daya apung
memfasilitasi komponen kontraksi otot pada saat mendarat serta menyebabkan

cepatnya transisi sehingga energi elastik yang tersimpan semakin besar.
Semakin pendek fase amortization maka eksplosive power semakin meningkat.
Pada latihan land plyometric squat jump jumlah pembebanan saat eksentrik
tidak terlalu besar karena pembebanan hanya berdasarkan gerakan melawan
gravitasi serta menyebabkan beban yang berlebihan pada saat mendarat karena
tidak ada efek buoyancy dan menyebabkan terlalu lamanya fase amortization
(Coetzee et al, 2012).Berdasarkan pengertian dan hasil penelitian yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa latihan aquatic plyometric squat jump
lebih baik dalam meningkatkan tinggi loncatan karena memiliki fase
amortization yang sangat cepat, karena semakin cepat fase amortization, energi
tersimpan yang hilang sedikit, sehingga energi atau eksplosive power yang
dihasilkan lebih besar.

5. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil analisa data dan perhitungan statistik disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengaruh latihan aquatic dan land plyometric squat jump
terhadap tinggi loncatan pada pemain pemula bola voli.

6

PERSANTUNAN
Dengan rasa syukur, kupersembahkan naskah publikasi ini untuk
1. Bapak dan ibu yang aku sayangi selalu, terimakasih telah memberi
dukungan dan kasih sayang serta doa yang tak terhitung banyaknya yang
selalu mengiringi setiap langkah ku.
5
2. Teman-teman seperjuanganku untuk semua rekan S1 Fisioterapi UMS
angkatan 2015.
3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Kesehatan jurusan Fisioterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Bompa, T.O. & Harf, G.G. 2009. Periodization Training for Sports: Theory
and Methodelogy of Training. Fifth Edition. United State of America:
Human Kinetics.
Cahyadinata, I. 2011. Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jumps Two-Foot
Ankle HOP dan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Quadricep Femoris Pada Atlit
Bola Voli UMS. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Chandra, S. & Esnoe. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Clark, M.A., Luccet S.C. & Corm, R.J. 2008. Integrated Reactive (Plyometric)
Training. Calabasas: National Academy of Sport Medicine.
Coetzee, B. 2007. An Overview of Plyometrics as an Exercise Technique.
South African Journal for Research in Sport, Physical Education and
Recreation, vol. 29 (1): 61-82.
Colado, J.C., Gracia, M.X., Gonzalez, L.M., Triplett, N.T. & Mayo, C. Twoleg squat jumps in water: an effective alternative to dry land jumps.
International Journal of Sports Medicine, vol. 30 (1): 118-122.
Grimshaw, P. & Burden, A. 2007. Sport and Exercise Biomechanics. New
york : Taylor and Francis.
Hasaloei, F., Dodman, K., Amir, M.A. & Sohrabi, M.M. 2013. Effect of 6
Week Aquatic Plyometric Training Program on Vetical Jump 10-14

7

Years Amateur Children Taekwondow Pleyers. International Journal of
Advanced Biological and Biomedical Research, vol. 1(10): 1165-1169.
KamusQ.

2012.

Hukum

Pascal.

Diakses

tanggal

01/12/2015,

dari

http://www.kamusq.com/2012/12/hukum-pascal-adalah-pengertiandan.html.
Kisner, C. & Colby, L.A. 2007. Therapeutik Exercise Foundation and
Thecniques, Fifth Edition. F A. Davis Company. Philadelphia.
Kotzamanidis, C. 2006. Effect of Plyometric Training on Running Performance
and Vertical Jumping in Prepubertal Boys. J Strength Cond Res.
Fabricius, D.L. 2011. Comparison of Aquatic and Land Based Plyometric
Training on Power, Speed and Agility in Adolescent Rugby Union
Players. South Africa: Stellenbosch University.
Ningsih, Y.F. 2014. Biomekanika Smash Bola Voli. Diakses tanggal
03/12/2015,

dari

http://youn1v3a.com/2014/10/biomekanika-smash-

bolavoli.html.
Mahboobeh, Z., Mohsen, S., Mazaheri, L., Sozandepor, R. & Asghar, S. 2014.
Comparison of The Effects of Aquatic and Landing Plyometric
Exercise (Training) on Defence Jumping and Attack, Agility and
Muscular Contusion in Female Volley Ball Players. International
Journal of Current Research and Academic Review, vol. 2 (6): 141-154.
Markovic, G. & Jaric, S. 2007.

Is Vertical Jump Height a Body Size

Independent Measure of Muscle Power?. J Sports Sci, vol 25 (12):
1355-63.

6
Markovic, G. & Mikulic, P. 2010. Neuro-Musculoskeletal and Merformance
Adaptations to Lower-Extremity Plyometric Training. Journal Sports
Medicine, vol 40(10): 859-895.
Rahmani, M. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur: Dunia
Cerdas.
Pantoja, P.D., Alberton, C. L., Pilla, C., Vendrusculo, A.P. & Kruel, L.F.M.
2009. Effect of Resistive Exercise on Muscle Damage in Water and

8

Land. Journal of Strength and Conditioning Research, vol. 23 (3):
1051-1054.
Santosa, A. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Mahkota Kita.
Sharman, R & Nigam, A.K. 2012. A Study of Body Mass Index in Re;ation to
Mootor Fitness Components of School Going Children Involved in
Physical Activities. Departement of Sport and Youth Welfare India.
Suhadi. 2009. Pengelolaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. Di akses pada
tanggal 05/02/2016. www.google.com.
Suharja, M. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Kementrian Pendidikan.
Thawil, N. 2007. Rahasia Sehat Ala Rasulullah, Jakarta Timur: Mirqat Media
Grafika.

9

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC DAN LAND Perbedaan Pengaruh Latihan Aquatic Dan Land Plyometric Squat Jump Terhadap Tinggi Loncatan Pemain Pemula Bola Voli.

0 3 16

PENDAHULUAN Perbedaan Pengaruh Latihan Aquatic Dan Land Plyometric Squat Jump Terhadap Tinggi Loncatan Pemain Pemula Bola Voli.

0 2 4

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Squat Jump Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Di SMK Negeri 1 Geneng.

0 2 10

PENGARUH LATIHAN AQUATIC WATER RUNNING TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN BERLARI Pengaruh Latihan Aquatic Water Running Terhadap Peningkatan Kecepatan Berlari Pada Pemain Futsal.

0 2 14

PENGARUH LATIHAN AQUATIC WATER RUNNING TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN BERLARI Pengaruh Latihan Aquatic Water Running Terhadap Peningkatan Kecepatan Berlari Pada Pemain Futsal.

0 2 18

Pengaruh Latihan Jump To Box dan Squat Jump terhadap Hasil Lompatan Block Pemain Bola Voli Putri Klub Vopas Kota Semarang Tahun 2011/2012.

0 0 1

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI.

0 0 8

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DAN SKIPPING

0 1 21

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP DAN SQUAT JUMP DENGAN METODE INTERVAL TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BOLA VOLI NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP DAN SQUAT JUMP DENGAN METODE INTERVAL TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEM

0 2 21

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP PADA PEMAIN BOLA VOLI

0 3 13