Isolation of active compound from Zingiber ottensii Va which has potency as antiobesity.

ISOLASI SENYAWA AKTIF DARI BANGLE HANTU (Zingiber
ottensii Va) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOBESITAS

IMAS MASRUROH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Isolasi Senyawa Aktif Dari Bangle
Hantu (Zingiber ottensii Va) Yang Berpotensi Sebagai Antiobesitas adalah karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutif dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2011


Imas Masruroh
NRP G451090231

ABSTRACT
IMAS MASRUROH. Isolation of active compound from Zingiber ottensii Va
which has potency as antiobesity. Supervised by Tun Tedja Irawadi and Irmanida
Batubara.
Bangle hantu (Zingiber ottensii Va) one type of bangle (Zingiber
cassumunar) was suspected has the same character with bangle (Z.cassumunar) as
anti obesity. The purpose of this research was to identity the active compounds
from Z. ottensii which has potency to inhibit the pancreatic lipase activity. The
research was divided into two main phases, (1) isolation of Z. ottensii crude
extract using three solvents with different polarity and (2) isolation essential oil of
fresh ginger of Z. ottensii by water distillation. Z. ottensii contained of
flavonoids, saponins, tannins, quinines, steroids, and terpenoid. The IC50 of
ethanolic extract, ethyl acetat extract, and n-hexane extract was higher than 1000
µg/mL, 72,35 µg/mL, and 27.49 µg/mL, respectively. The fractionation of ethyl
acetate extract by column chromatography resulted five fractions. The IC50 of
fraction E was 18,74 µg/mL, lower than IC50 of fraction A, B, C, and D.

Essential oil (IC50 0.67 µg/mL) and crystalline essential oil (IC50 10.76
µg/mL) had a higher inhibition than Fraction E. Essential oil, zerumbone, Fraction
E, and Z.ottensii crude extract had activity as anti-obesity. The identification of
active compounds was performed by gas chromatography and mass spectrometry
(GC-MS). The main components of essential oil, crystalline essential oil, and nhexane extract were zerumbon.
Keywords: Zingiber ottensii, bangle hantu, anti obesity, pancreatic lipase,
zerumbon. essential oil.

RINGKASAN

IMAS MASRUROH, Isolasi Senyawa Aktif dari Bangle Hantu (Zingiber ottensii
Va) yang Berpotensi Sebagai Antiobesitas. Dibimbing oleh TUN TEDJA
IRAWADI dan IRMANIDA BATUBARA.
Obesitas dalam beberapa tahun terakhir meningkat pada tingkat yang
mengkhawatirkan dan menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Obesitas
adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan, hal ini disebabkan oleh asupan lemak dalam tubuh yang lebih besar
daripada jumlah pemanfaatannya sebagai sumber energi. Beberapa penyakit yang
dikaitkan dalam obesitas adalah diabetes, hipertensi, osteoarthritis, dan penyakit
hati (Yun 2010).

Lipase merupakan enzim utama dalam penguraian lipida, menghidrolisis
trigliserida makanan dalam usus menjadi monogliserida dan asam lemak rantai
panjang yang kemudian akan diserap pembuluh darah (Shin et al. 2003). Apabila
aktivitas enzim lipase pankreas meningkat maka lemak dan minyak yang
dihidrolisis akan semakin banyak sehingga monogliserida dan asam lemak yang
dihasilkan juga meningkat (Raharjo et al. 2005) dan pada akhirnya menimbulkan
penimbunan lemak dan menyebabkan obesitas.
Obat penurun bobot badan atau pelangsing sintetik sebagian besar telah
ditarik dari pasaran karena memiliki efek samping yang serius (Yun

2010),

sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi obat pelangsing yang
berasal dari tanaman obat karena cenderung memiliki resiko efek samping yang
lebih kecil dan harganya terjangkau. Obat tradisional dan tanaman obat banyak
digunakan masyarakat menengah ke bawah terutama dalam upaya preventif,
promotif dan rehabilitatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa
tanaman Indonesia berpotensi sebagai antiobesitas, contohnya adalah bangle (Z.
cassumunar), asam gelugur (Garcinia atroviridis), asam jawa (Tamarindus
indica), lengkuas (Alpinia galanga), kencur (Kaempferia galanga), dan jati

belanda (Guazoma ulmifolia). Berdasarkan kekerabatan yang dimiliki dengan
bangle (Z. cassumunar), diduga bangle hantu (Z. ottensii Va) memiliki karakter

iii
yang sama, yaitu berpotensi sebagai antiobesitas dengan cara kerja menghambat
aktivitas enzim lipase pankreas.
Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi 2 tahap utama, yaitu (1) isolasi
ekstrak kasar bangle hantu menggunakan 3 pelarut yang memiliki kepolaran
berbeda dan (2) isolasi minyak atsiri bangle hantu dari rimpang segar. Pada bagian
pertama, dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi untuk menghasilkan ekstrak
kasar bangle hantu berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut dan didapatkan 3
ekstrak, yaitu ekstrak n-heksana (1.32%), etil asetat (1.01%), dan etanol (3.22%).
Tahap kedua destilasi uap untuk menghasilkan minyak atsiri bangle hantu. Pada
tahap ini diperoleh destilat kasar minyak atsiri (rendemen 0.36% berdasarkan
bobot basah) dan kristal minyak atsiri (rendemen 0.002% berdasarkan bobot
basah).
Uji inhibisi enzim lipase pankreas menunjukkan bahwa ekstrak etanol
memiliki IC50>1000 µg/mL, sedangkan ekstrak etil asetat IC50 72.55 µg/mL dan
ekstrak n-heksana IC50 27.48 µg/mL. Destilat kasar minyak atsiri memiliki daya
hambat enzim lipase pada IC50 0.67 µg/mL sedangkan kristal minyak atsiri pada

IC50 10.76 µg/mL. Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak etanol tidak
mengandung steroid atau terpenoid yang merupakan inhibitor lipase yang baik
sehingga memiliki IC50>1000 µg/mL. Pemisahan dengan kromatografi kolom
menggunakan etil asetat sebagai sampelnya karena berdasarkan uji fitokimia dan
beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa aktif yang
berpotensi sebagai antiobesitas adalah steroid, tanin, flavonoid, dan saponin ada
pada ekstrak etil asetat. Fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom adalah 5
fraksi menggunakan eluen gradient mulai dari n-heksana, kloroform, dan metanol
dengan berbagai perbandingan. Dari 5 fraksi yang didapat memiliki spot dan Rf
berbeda, diantaranya adalah fraksi A rendemen 19.32% dengan Rf 0.96 , fraksi B
rendemen 23.76% dengan Rf 0.86, fraksi C rendemen 27.88% dengan Rf 0.68,
fraksi D rendemen 19.55% dengan Rf 0.40, dan fraksi E rendemen 18.13%
dengan Rf 0.18. Selanjutnya ke-5 fraksi tersebut diuji daya inhibisi enzim lipase
pankreas dan didapatkan fraksi E yang memiliki IC50 paling rendah yaitu 18.74
µg/mL sedangkan fraksi A, B, C, dan D memiliki IC50>1000 µg/mL.

iv
Berdasarkan IC50 yang diperoleh, Fraksi E ekstrak etil asetat hasil
kromatografi kolom (IC50 18.74 µg/mL) lebih besar dari minyak atsiri bangle
hantu (IC50 0.67 µg/mL) dan kristal minyak atsiri bangle hantu (IC50 10.76

µg/mL). Perbedaan ini disebabkan oleh kandungan senyawa di dalamnya, dan
dapat disimpulkan bahwa senyawa aktif pada fraksi E ekstrak etil asetat memiliki
daya hambat yang lebih rendah daripada senyawa aktif yang terkandung dalam
minyak atsiri dan kristal minyak atsiri.
Identifikasi senyawa aktif dilakukan pada ekstrak n-heksana, destilat kasar
minyak atsiri, dan kristal minyak atsiri menggunakan GC-MS karena berdasarkan
uji fitokimia estrak n-heksana dan minyak atsiri mengandung senyawa golongan
terpenoid yang bersifat nonpolar dan volatil. Kondisi GC-MS sebagai berikut:
Injektor mode split 101:1, suhu 250 ˚C. waktu alir 37.14 menit, kolom yang
digunakan adalah: Agilent 19091S-436 HP-5MS, panjang 60 m, diameter 0.25
mm, suhu maksimum kolom 350°C, aliran pertama 1 mL/menit, kecepatan ratarata 26 cm/s. Gas pembawa helium, suhu detektor 250 ˚C, dengan jenis pengionan
Electron Impact (EI). Komponen utama senyawa yang terkandung dalam ekstrak
n-heksana dan destilat kasar minyak atsiri adalah zerumbon, α-humulen, dan
terpinen-4-ol, sedangkan kristal minyak atsiri rimpang segar bangle hantu adalah
zerumbon suatu senyawa murni dengan waktu retensi 22.28 menit dan persen
kelimpahan 100% ditunjukkan dengan adanya satu peak pada kromatogram ion
total dan spektrum fragmentasi hasil GC-MS. Zerumbon marupakan salah satu
senyawa aktif yang dapat menghambat aktivitas lipase pankreas, selain zerumbon
diduga senyawa aktif lain yang berpotensi sebagai inhibitor lipase pada destilat
kasar minyak atsiri adalah sabinen dan 2-β-pinena.


©Hak cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

ISOLASI SENYAWA AKTIF DARI BANGLE HANTU (Zingiber
ottensii Va) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOBESITAS

IMAS MASRUROH

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Kimia


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Judul Tesis : Isolasi Senyawa Aktif dari Bangle Hantu (Zingiber ottensii) yang
Berpotensi Sebagai Antiobesitas
Nama
: Imas Masruroh
NRP
: G451090231

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, M.S
Ketua

Dr. Irmanida Batubara, S.Si. M.Si

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Kimia

Prof. Dr. Purwantiningsih Sugita, M.S


Tanggal Ujian: 20 Juli 2011

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
PPpenh ……

Tanggal Lulus:

PRAKATA


Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada program Magister
Sains Institut Pertanian Bogor, dengan menghasilkan karya ilmiah berupa tesis
dengan judul Isolasi Senyawa Aktif dari Bangle Hantu (Zingiber ottensii) yang
Berpotensi Sebagai Antiobesitas. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Kimia Organik IPB, Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM IPB, dan
Pusat Laboratorium Forensik Mabes POLRI Jakarta. Selama menempuh studi
program Magister Sains, penulis banyak mendapatkan bantuan moril dan material
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir.
Tun Tedja Irawadi, M.S yang telah bersedia menjadi pembimbing utama, Dr.
Irmanida Batubara, M.Si sebagai pembimbing anggota, Prof. Dr. O. Suprijana,
M.Sc atas bantuannya, ketua dan staf pengajar Program Kimia Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas semua ilmu, bimbingan, dan saran yang
sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan studi.
Terima kasih kepada Kementerian Agama RI yang telah memberikan
beasiswa untuk melanjutkan studi, staf dan teknisi Laboratorium Departemen
Kimia IPB dan Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB yang banyak memberikan
bantuan dan saran yang sangat berarti.
Terima kasih tak terhingga khusus kepada suami, anak, serta kedua orang
tua saya yang telah memberikan dorongan, doa, dan pengertiannya selama

menempuh studi. Tak lupa kepada teman-temanku di Program Studi Kimia,
terima kasih telah menjadi teman dan sahabat, semoga pertemanan dan
persahabatan tetap terjalin tulus selamanya.
Akhirnya seraya berserah diri kepada Allah SWT, penulis
mempersembahkan karya tulis ini dengan harapan semoga bermanfaat.

Bogor, Juli 2011

Imas Masruroh

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 20 Januari 1982 dari ayah H.
Djuhaeni Djalil dan ibu Hj. Hasunah (Alm). Penulis merupakan anak pertama dari
lima bersaudara.
Tahun 2000 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Cilegon dan pada tahun yang
sama penulis masuk UNILA melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Penulis memilih Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P. MIPA, Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan. Tahun 2009 penulis diterima di Program Pascasarjana
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa
Utusan Daerah (BUD).

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xiii

PENDAHULUAN ..................................................................................
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Hipotesis ........................................................................................

1
1
2
3

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
Bangle Hantu .................................................................................
Obesitas .........................................................................................
Antiobesitas .....................................................................................
Lipase...............................................................................................
Xenical ® ........................................................................................

5
5
6
6
7
8

METODE PENELITIAN .........................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
Alat dan Bahan ..............................................................................
Prosedur Penelitian ........................................................................
Ekstraksi ...............................................................................
Kromatografi Kolom ............................................................
Uji In Vitro ...........................................................................

9
9
9
9
10
10
11

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
Kadar Air dan Kadar Abu ..............................................................
Ekstraksi ........................................................................................
Isolasi Minyak Atsiri Bangle Hantu ..............................................
Uji Fitokimia ..................................................................................
Uji In Vitro Ekstrak Sebagai Inhibitor Aktivitas Lipase
Pankreas .........................................................................................
Penentuan Eluen Terbaik Dengan KLT .........................................
Fraksinasi Fraksinasi Ekstrak Etilasetat Bangle Hantu .................
Identifikasi Senyawa Aktif Bangle Hantu .....................................

15
15
15
16
17
18
20
22
23

SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
Simpulan ........................................................................................
Saran ..............................................................................................

29
29
29

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

31

LAMPIRAN ...........................................................................................

35

DAFTAR TABEL

Halaman
1 Hasil uji fitokimia rimpang bangle hantu ..........................................

17

2 Daya inhibisi ekstrak kasar dan minyak atsiri bangle hantu terhadap
aktivitas lipase pankreas ....................................................................

18

3

Rendemen dan Rf fraksi hasil kromatografi kolom ..........................

23

4 Perbedaan senyawa utama yang terkandung dalam destilat kasar
minyak atsiri, kristal minyak atsiri, dan ekstrak n-heksana bangle
hantu (Zingiber ottensii Va) ..............................................................

24

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Tanaman dan rimpang bangle hantu .................................................

5

2

Reaksi hidrolisis trigliserida ..............................................................

7

3 Struktur orlistat .................................................................................

8

4

Diagram alir penelitian........................................................................

13

5 Destilat kasar minyak atsiri dan kristal minyak atsiri rimpang segar
bangle hantu (Zingiber ottensii Va) ....................................................

16

6

Kromatogram KLT ekstrak etilasetat bengle hantu dengan
perbandingan eluen kloroform-metanol (10:1- 4:6) ..........................

21

Kromatogram KLT hasil fraksi kolom ..............................................

22

8 Kromatogram total hasil GC-MS (a) kristal minyak atsiri
(b) minyak atsiri, dan (c) ekstrak n-heksana ......................................

25

9. Struktur zerumbon...............................................................................

27

7

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Hasil determinasi tumbuhan ..............................................................

36

2

Penentuan kadar air (AOAC) ............................................................

37

3

Penentuan Kadar Abu .......................................................................

37

4

Uji fitokimia ......................................................................................

38

5

Pembuatan bahan-bahan uji aktivitas lipase pankreas ......................

39

6

Bagan alir uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas lipase pankreas .....

40

7 Perhitungan aktivitas enzim lipase pankreas .....................................

41

8

Nilai absorbansi sampel terhadap aktivitas enzim lipase ..................

42

9 Daya inhibisi ekstrak kasar dan minyak atsiri rimpang bangle
hantu ..................................................................................................

43

10 Kromatogram KLT fraksi-fraksi hasil pemisahan dari kromatografi
kolom ................................................................................................

44

11 Nilai absorbansi fraksi hasil kromatografi kolom .............................

46

12 Daya inhibisi fraksi hasil kromatografi kolom .................................

47

13 Senyawa hasil analisis Gas Chromatography Mass Spectrometry
(GC-MS) berdasarkan database Wiley7n.L .....................................

48

14 Spektrum massa zerumbon hasil GC-MS ...........................................

49

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Obesitas dalam beberapa tahun terakhir meningkat pada tingkat yang
menghawatirkan dan menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Obesitas adalah
kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan, hal ini disebabkan oleh asupan lemak dalam tubuh yang lebih besar
daripada jumlah pemanfaatannya sebagai sumber energi. Keadaan ini bagi
sebagian orang dapat mengganggu emosional dan psikologis seperti berkurangnya
kepercayaan diri karena penampilan fisik, obesitas juga berdampak pada masalah
fisiologis, yaitu meningkatnya resiko menderita berbagai jenis penyakit (Siagian
2004). Beberapa penyakit yang dikaitkan dalam obesitas adalah diabetes,
hipertensi, osteoarthritis, dan penyakit hati (Yun 2010).
Lipase merupakan enzim utama dalam penguraian lipida, menghidrolisis
trigliserida makanan dalam usus menjadi monogliserida dan asam lemak rantai
panjang yang kemudian akan diserap pembuluh darah (Shin et al. 2003). Apabila
aktivitas enzim lipase pankreas meningkat maka lemak dan minyak yang
dihidrolisis akan semakin banyak sehingga monogliserida dan asam lemak yang
dihasilkan juga meningkat (Raharjo et al. 2005) dan pada akhirnya menimbulkan
penimbunan lemak dan menyebabkan obesitas.
Orang melakukan berbagai cara untuk dapat menurunkan berat badannya,
diantaranya olah raga yang teratur, diet, dan mengkonsumsi obat-obatan
pelangsing. Obat penurun bobot badan atau pelangsing sintetik sebagian besar
telah ditarik dari pasaran karena memiliki efek samping yang serius (Yun 2010),
sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi obat pelangsing yang
berasal dari tanaman obat karena cenderung memiliki resiko efek samping yang
lebih kecil dan harganya terjangkau.
Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung
meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan
yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Sementara ini banyak orang
beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih
aman dibandingkan obat sintesis. Obat tradisional dan tanaman obat banyak

digunakan masyarakat menengah ke bawah terutama dalam upaya preventif,
promotif dan rehabilitatif. Beberapa contoh ekstrak tanaman obat yang dikenal
berpotensi sebagai pelangsing antara lain Oolong tea (Han et al. 1999), Zingiber
officinale dan Panax japonicus rhizomes (Han et al. 2005), Kochia scoparia fruit
(Han et al. 2006), Red ginseng (Kim & Kang. 2009), bangle (Zingiber
cassumunar) (Pradono et al. 2005), bangle, jati Belanda, dan kemuning (Iswantini
et al. 2011), lengkuas, asam gelugur, dan kencur (Fitriyani 2009), daun asam Jawa
dan rimpang kunci pepet (Susanti 2009). Selain ekstrak, minyak atsiri temulawak
berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi (Anggraeni 2010).
Bangle (Zingiber cassumunar) merupakan tanaman obat yang digunakan
sebagai rempah dan ekstrak etil asetatnya memiliki efek sitotoksik yang tinggi
pada sel kanker (Arafah et al. 2008). Minyak atsiri bangle (Z. cassumunar)
menunjukkan aktivitas fungitoksik (Tripathi et al. 2008). Bangle memiliki efek
aktivitas antioksidan dan antiinflamasi (Masuda & Jitoe 1994), dan di Indonesia
banyak digunakan sebagai bahan dasar jamu pelangsing karena telah terbukti
khasiatnya secara turun temurun. Menurut Pradono et al (2005), penelitian
mengenai tanaman bangle menunjukkan bahwa ekstrak metanol, flavonoid, dan
taninnya dapat menghambat aktivitas lipase, sehingga berpotensi untuk digunakan
sebagai obat antiobesitas.
Tanaman sejenis bangle yang bernama bangle hantu (Zingiber ottensii Va)
dari famili yang sama diduga memiliki karakter yang sama dengan bangle (Z.
cassumunar). Bangle hantu digunakan sebagai bumbu masakan serta obat
tradisional (Chan et al. 2008). Berdasarkan kekerabatan yang dimiliki, tanaman
ini berpotensi sebagai antiobesitas dan menarik untuk diteliti dengan mekanisme
uji yang sama dengan bangle (Zingiber cassumunar).

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan mengetahui senyawa
aktif yang terkandung dalam bangle hantu (Zingiber ottensii Va) yang berpotensi
menghambat aktivitas enzim lipase pankreas.

Hipotesis
Senyawa aktif dari bangle hantu (Zingiber ottensii Va) berpotensi sebagai
inhibitor enzim lipase pankreas.

TINJAUAN PUSTAKA

Bangle Hantu
Bangle hantu (Zingiber ottensii Va) termasuk salah satu jenis tumbuhan dari
keluarga Zingiberaceae. Bangle hantu memiliki nama daerah panglai hideung
(Sunda), bunglai hantu (Sumatera), lampoyang hitam, kunyit hitam, berseh hitam
(Malaysia), phai dam dan plai muang (Bangkok). Bangle hantu tumbuh sebagai
semak tak berbatang. Tanaman itu tumbuh berumpun-rumpun, dan berbatang
basah, tingginya mencapai 200 cm, dengan rimpang berwarna ungu¸ dan berbau
tidak sedap (Sirirugsa 1999).
Bangle hantu mempunyai klasifikasi: kingdom plantae, divisi Plantanum,
sub divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledonae, ordo Zingiberales, famili
Zingiberaceae, genus Zingiber, dan spesies Zingiber ottensii Va (Marsusi et al.
2001). Tanaman dan rimpang bangle hantu ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Tanaman dan rimpang bangle hantu

Bangle hantu (Z. ottensii) digunakan masyarakat untuk meredam demam,
batuk, dan kejang pada anak-anak. Rimpangnya mengandung minyak atsiri steroid
dan flavonoid, sehingga berkhasiat sebagai karminatif. Minyak atsiri bangle hantu
mengandung komponen utama zerumbon (40.1%), terpinen-4-ol (11.2%), pcymene (6.9%), sabinen (6.5%) dan humulen (5.6%) (Thubthimthed et al. 2003).
Bangle hantu memiliki sifat khas menghangatkan dan membersihkan darah (Suara

merdeka 2008). Menurut Sirirugsa (1999), rimpang bangle hantu (Z. ottensii)
dapat digunakan sebagai penenang kejang dan obat sakit pinggang. Bangle hantu
juga sebagai antibakteri, antioksidan, dan antialergi (Habsah et al. 2000).

Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk
pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran
berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Tingkat obesitas dapat
diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Klasifikasi IMT
menurut WHO yang cocok untuk masyarakat Asia tahun 2000 adalah: kurus
(IMT30) (Siagian 2004). Obesitas digolongkan menjadi 3
kelompok:
• Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
• Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
• Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%. Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor, diantaranya genetik,
fisiologis, makanan, dan perilaku (gaya hidup). Secara ilmiah, obesitas terjadi
akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Obesitas

meningkatkan

resiko

menderita

penyakit

jantung

koroner,

hiperlipidemia, penyakit hati dan kantong empedu, penyakit persendian
(osteoarthritis), kanker, dan penyakit saluran pernapasan (Pi-Sunyer 1993).
Penderita obesitas juga beresiko lebih tinggi menderita hipertensi, encok, dan
tidur mendengkur dibandingkan orang yang berat tubuhnya normal (Miller et al.
1996).

Antiobesitas
Antiobesitas adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menurunkan
berat badan, yang dapat merangsang pembakaran lemak, menghambat penyerapan
lemak, dan mengurangi nafsu makan (Birari & Bhutani 2007). Obat antiobesitas

yang beredar di pasar pada saat ini adalah orlistat yang dapat mengurangi
penyerapan lemak usus melalui menghambat enzim lipase pankreas, dan
sibutramine sebagai penekan anorektik atau nafsu makan. Kedua obat ini memiliki
efek samping yang berbahaya, termasuk peningkatan tekanan darah, mulut kering,
sembelit, sakit kepala, dan insomnia. Oleh karena itu, berbagai macam bahan alam
telah dieksplorasi untuk pengobatan obesitas (Yun 2010).

Lipase
Lipase merupakan enzim utama dalam penguraian lipida, menghidrolisis
trigliserida makanan dalam usus menjadi monogliserida dan asam lemak rantai
panjang. Substrat dari enzim ini adalah trigliserida berantai panjang yang tidak
larut dalam air, seperti minyak dan lemak. Monogliserida dan asam lemak serta
sebagian lipase akan berdifusi masuk dalam pembuluh darah. Aktivitas enzim
lipase pankreas yang meningkat akan meningkatkan penyerapan monogloserida
dan asam lemak yang pada akhirnya menimbulkan penimbunan lemak dan
menyebabkan obesitas (Raharjo et al. 2005). Menurut Birari & Bhutani (2007),
lipase pankreas menghidrolisis 50%-70% dari total lemak asupan makanan dan
merupakan enzim yang paling banyak dipelajari sebagai mekanisme kerja
antiobesitas. Reaksi hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase ditunjukkan pada
Gambar 2.

Lipase

Trigliserida

Gliserol

Asam lemak

Gambar 2 Reaksi hidrolisis trigliserida

Lipase dapat berinteraksi langsung dengan beberapa zat, salah satu
contohnya adalah tetrahidrolipstatin (orlistat). Mekanisme orlistat yaitu dengan
cara menghambat absorpsi lemak melalui penghambatan aktivitas lipase pankreas
sehingga meningkatkan ekskresi lewat feses (Roche 2008). Orlistat dapat
menghambat lipase dan secara klinis disetujui untuk digunakan dalam pengobatan
obesitas, tetapi orlistat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan pada
gastrointestinal

yaitu

dapat

menyebabkan

kelebihan

lemak

pada

feses

(steatorrhea).

Xenical ®
Xenical adalah suatu obat yang digunakan sebagai penghambat enzim lipase
saluran cerna dengan lama kerja yang panjang. Xenical mengandung bahan aktif
orlistat yang digunakan untuk mengobati orang yang mengalami obesitas. Obat ini
bekerja dengan mengabsorbsi lemak makanan dalam tubuh dan menekan nafsu
makan (Genentech 2010). Menurut Yamamato et al (2000), orlistat adalah
inhibitor kuat pada lambung dan lipase karboksilester, yang terbukti efektif untuk
pengobatan obesitas manusia.
Orlistat merupakan turunan dari senyawa lipstatin yang diisolasi dari bakteri
Streptomyces toxytricini. Orlistat merupakan agen yang menghambat lipase
gastrointestinal. Semakin rendah aktivitas enzim yang dihasilkan usus mengurangi
sekitar sepertiga jumlah lemak yang diserap dari makanan (Moyers 2005). Oleh
karena trigliserida yang utuh tidak diserap, maka defisit kalori akan berdampak
positif pada pengaturan berat badan. Struktur orlistat ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Struktur Orlistat

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei
2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor
(IPB), Pusat Studi Biofarmaka (LPPM) IPB, dan Pusat Laboratorium Forensik
Mabes POLRI Jakarta.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelat KLT silika gel GF254,
kolom kromatografi silika gel (Merck; 70-230 mesh; 1×25 cm), Spektrofotometer
UV-Vis merk U-2800, GC-MS merk Agilent Technologies, rotary evaporator,
destilator, dan eksikator.
Bahan yang digunakan adalah rimpang bangle hantu segar dan kering yang
berasal dari Kebun Pusat Studi Biofarmaka Cikabayan Bogor, enzim lipase
manusia dengan kode L9780-50 units, buffer fosfat, minyak wijen ABC, pereaksi
tembaga, kloroform, heptana, Xenical® (orlistat), dan Na-dietilditiokarbamat.

Prosedur Penelitian
Sampel berupa rimpang bangle hantu diambil langsung dari Kebun Pusat
Studi Biofarmaka Cikabayan Bogor. Sampel dideterminasi di LIPI Cibinong
tujuannya untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan sampel. Sampel dicuci
sampai bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel, setelah itu
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruangan, dan dibuat dalam
bentuk serbuk. Sedangkan untuk sampel segar, bangle hantu setelah dicuci, diiris
tipis, selanjutnya didestilasi untuk menghasilkan minyak atsiri. Penetapan kadar
air ditunjukkan pada Lampiran 2, serbuk diekstraksi dan diuji fitokimia (Lampiran
4.), ekstrak diuji aktivitas inhibitor lipase pankreas in vitro (Lampiran 6). Ekstrak
teraktif dipisahkan dengan kromatografi kolom silika gel dan diperoleh fraksi
teraktif. Bagan alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.

Ekstraksi
Sebanyak 5 kg rimpang bangle hantu segar diiris kemudian dimasukkan ke
dalam distilator secara bertahap, lalu ditambahkan akuades dengan perbandingan
sampel:akuades (1:2), selanjutnya proses destilasi air dilakukan selama 4 jam pada
suhu 100-105 ˚C. Destilat yang diperoleh kemudian didiamkan selama 24 jam,
lalu minyak yang terdapat dalam destilat dipisahkan dari lapisan airnya dan
disimpan pada suhu 4 ˚C. Minyak yang diperoleh selanjutnya di uji inhibitor
lipase pankreasnya dan di analisis dengan menggunakan GC-MS untuk
mengetahui komponen senyawanya (Sabulal 2006).
Ekstraksi sampel kering rimpang bangle hantu menggunakan metode
maserasi untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan pada
penelitian ini ada tiga macam, yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana yang
mempunyai kepolaran berbeda dan dilakukan beberapa pengulangan secara
berurutan. Pertama, sebanyak 900 g serbuk sampel direndam dalam n-heksana
(1:4) sebanyak dua kali ulangan selama 24 jam lalu disaring untuk menghasilkan
senyawa nonpolar. Kedua, residu hasil dari ekstraksi n-heksana direndam dalam
pelarut etil asetat (1:4) untuk mengekstraksi senyawa yang lebih polar dari ekstrak
pertama. Ketiga, maserasi residu hasil dari ekstraksi etil asetat menggunakan
pelarut etanol (1:4) untuk mengekstraksi senyawa polar. Selanjutnya ekstrak nheksan, etil asetat dan etanol dipekatkan dengan penguap putar vakum untuk
menghilangkan pelarutnya. Ekstrak kental yang dihasilkan dari masing-masing
pelarut kemudian di uji antiobesitas dengan menggunakan enzim lipase pankreas
manusia. Ekstrak yang memiliki aktivitas tertinggi dianalisis menggunakan KLT
yang berfungsi membantu menentukan pelarut terbaik apa yang akan digunakan
sebagai fase gerak pada kromatografi kolom.

Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan campuran
senyawa pada ekstrak kental yang memiliki aktivitas inhibitor lipase pankreas
menjadi senyawa murninya dengan menggunakan fase diam berupa silika gel
Merck ukuran 70-230 mesh, dimensi 1×25 cm, dan fase geraknya berupa pelarut

yang memiliki spot terbanyak terbanyak dan terpisah dengan baik pada KLT.
Hasil kromatografi kolom ditampung setiap 5 mL dan dianalisis menggunakan
KLT, selanjutnya fraksi yang diperoleh di uji aktivitas enzim lipase pankreas
secara in vitro.

Uji In vitro
Metode uji in vitro yang digunakan mengacu pada metode Han et al
(2005) dengan beberapa modifikasi yaitu menggunakan substrat triolein, buffer Ntris-(hidroksimetil)-metil-2-aminoetana-asam sulfat pada pH 7, suhu 37 ˚C dengan
waktu inkubasi 30 menit, dan larutan pengompleks warna batokuproin dalam klo
roform 0.05% (b/v). Metode uji yang digunakan yaitu menggunakan minyak
wijen sebagai substrat dan pereaksi-pereaksi lain yang lebih sederhana. Sebanyak
15 µL substrat dan 100 µL ekstrak sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lalu ditambah dengan 10 µL albumin 10% dan 1 mL larutan buffer pH 8. Setelah
itu 100 μL enzim lipase pankreas dengan konsentrasi 1.4×10-5 µg/µL dimasukkan
ke dalam tabung tersebut dan diinkubasi selama 45 menit pada suhu 40 ˚C,
selanjutnya ditambahkan 3 mL kloroform. Larutan dalam tabung kemudian
disentrifuse dengan kecepatan 1500 g selama 5 menit. Sebanyak 1 mL lapisan
kloroform kemudian diambil dan ditambahkan 4 mL kloroform-heptena (1:1, v/v)
lalu dikocok hingga homogen. Setelah itu larutan ditambahkan 2.5 mL pereaksi
tembaga, dikocok 3 menit, dan disentrifuse kembali selama 10 menit. Lapisan
kloroform kemudian diambil sebanyak 3 mL dan ditambahkan 0.25 mL larutan
Na-dietilditiokarbamat, hingga berwarna kuning. Larutan kemudian diukur
serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 435 nm. Nilai yang diperoleh kemudian dikonversi dengan
perhitungan sehingga diperoleh nilai aktivitas enzim. Aktivitas enzim dinyatakan
dalam µmol asam oleat/L.menit. Kontrol negatif dilakukan tanpa penambahan
ekstrak, sedangkan untuk kontrol positif dilakukan dengan mengganti ekstrak
dengan Xenikal® (Pradono et al. 2005). Tahapan ini ditunjukkan pada Lampiran
6. Prosedur pembuatan pereaksi tembaga dan natrium dietilditiokarbamat
ditunjukkan pada Lampiran 5. Perhitungan lipase pankreas ditunjukkan pada
Lampiran 7.

Selanjutnya fraksi hasil kromatografi kolom yang menunjukkan daya
hambat paling tinggi dibandingkan dengan daya hambat pada minyak atsiri dan
kristal minyak atsiri bangle hantu untuk mengetahui daya hambat paling tinggi
yang selanjutnya akan di analisis dengan GC-MS untuk mengetahui senyawa
aktif yang terkandung di dalamnya.

Sampel segar
Bangle Hantu

Ekstrak kasar
Bangle Hantu

Determinasi

Maserasi bertingkat
(n-heksan, etil asetat, etanol)

Destilasi

Minyak atsiri

Ekstrak n-heksana

Ekstrak etil asetat

Ekstrak etanol

Uji fitokimia
Uji inhibisi enzim

Ekstrak terpilih
Kromatografi kolom
Uji fitokimia
Uji inhibisi enzim

Fraksi 1

Fraksi 2

Fraksi n

Uji inhibisi
enzim

Fraksi teraktif

Analisis

Senyawa aktif

Gambar 4 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air dan Kadar Abu
Penentuan kadar air dari rimpang bangle hantu (Zingiber ottensii Va)
dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada bangle hantu sebagai persen
bahan keringnya dan berfungsi untuk mengetahui ketahanan sampel dalam hal
penyimpanan. Kadar air < 10% memiliki waktu simpan sampel yang relatif lebih
lama dan terhindar dari pencemaran yang disebabkan mikroba (Winarno 1995).
Kadar air yang diperoleh pada penelitian ini adalah 9.68%, 9.16%, dan 9.39% atau
rata-rata 9.41%. Kadar air ini menunjukkan bahwa rimpang bangle hantu (Z.
Ottensii Va) kering dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Penentuan kadar abu juga dilakukan pada rimpang kering bangle hantu
untuk mengidentifikasi kandungan mineral-mineral logam dalam rimpang
tersebut. Menurut Dalimarta (2005), batas maksimum kadar abu tanaman herbal
yang dapat digunakan sebagai tanaman obat adalah 5%. Kadar abu yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah 1.15%, 1.24%, dan 1.19% atau rata-rata 1.19%
berdasarkan bobot basah. Berdasarkan kadar abu yang diperoleh pada penelitian
ini, maka rimpang bangle hantu segar berpotensi untuk dijadikan obat karena
kadar abu ini kurang dari batas maksimum kadar abu tanaman herbal yang
digunakan sebagai obat.
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi untuk menarik senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada simplisia dengan menggunakan pelarut
yang sesuai. Kelebihan metode maserasi adalah peralatan sederhana, mudah
dilakukan, dan tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa metabolit
sekunder yang tidak tahan terhadap panas dapat terekstrak. Kekurangan metode
maserasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi cukup lama. Pelarut
yang digunakan pada penelitian ini tiga macam, yaitu etanol, etil asetat, dan nheksana

yang

mempunyai

kepolaran

berbeda

dan

dilakukan

beberapa

pengulangan secara berurutan. Pertama, ekstraksi menggunakan heksana untuk

menghilangkan komponen lemak yang mungkin akan mengganggu proses
penanganan ekstrak selanjutnya, ekstrak n-heksana yang diperoleh disebut ekstrak
nonpolar. Residu hasil dari ekstraksi n-heksana direndam dalam pelarut etil asetat
untuk mengekstraksi senyawa yang lebih polar dari ekstrak n-heksana, dan
didapatkan ekstrak etil asetat. Selanjutnya maserasi residu hasil dari ekstraksi etil
asetat menggunakan pelarut etanol untuk mengekstraksi senyawa polar dan
didapatkan

ekstrak

etanol.

Ekstrak

yang

diperoleh

dipekatkan

untuk

menghilangkan pelarutnya dan mengetahui persen rendemen dengan rotary
evaporator pada suhu 40 ˚C. Rendemen yang diperoleh adalah 1.32% untuk
ekstrak n-heksana, 1.01% ekstrak etil asetat, dan 3.22% ekstrak etanol. Ekstrak
kental yang dihasilkan dari masing-masing pelarut kemudian di uji fitokimia dan
uji inhibisi enzim dengan menggunakan enzim lipase pankreas manusia.

Isolasi Minyak Atsiri Bangle Hantu
Isolasi minyak atsiri dari rimpang bangle hantu segar dilakukan dengan
metode destilasi air menggunakan akuades sebagai pelarut. Proses destilasi
dilakukan pada suhu 100-105 ˚C karena pada kisaran suhu tersebut air sebagai
pelarut rimpang bangle hantu yang didestilasi mendidih, selanjutnya air menguap
membawa minyak atsiri yang bersifat volatil. Setelah melewati kondensor, uap
minyak atsiri akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan dan ditampung
di alat penampung dan dipisahkan dari air.

Gambar 5

Destilat kasar minyak atsiri dan kristal minyak atsiri rimpang segar
bangle hantu (Zingiber ottensii Va).

Bobot minyak atsiri bangle hantu adalah 0.897 g/mL sedangkan bobot air
adalah 1 g/mL, dengan demikian minyak atsiri bangle hantu terdapat pada lapisan
atas sedangkan air sebagai pelarutnya ada dilapisan bawah. Destilat kasar minyak
atsiri bangle hantu yang dihasilkan tidak berwarna dan kristal yang diperoleh
berwarna putih ditunjukkan pada Gambar 5. Rendemen destilat kasar minyak
atsiri rimpang bangle hantu segar adalah 0.36% berdasarkan bobot basah,
sedangkan rendemen kristal adalah 0.002%.

Uji Fitokimia
Ekstrak yang diperoleh selanjutnya diuji fitokimia untuk mengetahui
kandungan senyawa metabolit sekunder dan golongan senyawa bioaktif yang
terkandung di dalam masing-masing ekstrak. Hasil uji fitokimia ditunjukkan pada
Tabel 1. Golongan senyawa dalam ekstrak kasar dapat ditentukan dengan melihat
perubahan warna setelah ditambahkan pereaksi yang spesifik untuk setiap uji
kualitatif. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat lebih banyak
mengandung senyawa metabolit sekunder daripada ekstrak n-heksan dan etanol,
ini disebabkan etil asetat yang bersifat semi polar sehingga dapat mengekstrak
senyawa nonpolar dan senyawa polar yang kepolarannya rendah.

Tabel 1 Hasil uji fitokimia bangle hantu kering, minyak atsiri, dan ekstrak kasar
bangle hantu (Zingiber ottensii Va)
Golongan
senyawa

Ekstrak

Bangle hantu
Kering

Minyak
Atsiri

n-heksana

etil asetat

etanol

Saponin

-

+

++

+

-

Flavonoid

-

+++

++

++

-

Alkaloid

-

-

-

-

-

Tanin

-

+++

++

+

-

Kuinon

-

+

++

+

-

Steroid

-

++

-

-

-

+++

-

-

+

+++

Terpenoid

Keterangan: (+) hasil uji positif, sedikit. (++) hasil uji positif, sedang. (+++) hasil uji
positif, banyak. (-) hasil uji negatif.

Senyawa terpenoid terdeteksi hanya pada ekstrak n-heksana dan minyak
atsiri, karena terpenoid merupakan senyawa yang bersifat nonpolar dan volatil
sehingga tidak terekstrak dalam etil asetat dan etanol. Senyawa alkaloid
menunjukkan hasil yang negatif pada semua ekstrak, hal ini berbeda dengan hasil
Pradono (2005) pada ekstrak segar bangle (Zingiber cassumunar). Hasil yang
berbeda ini disebabkan perbedaan sumber sampel yang digunakan, dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah bangle hantu (Zingiber ottensii Va).
Ekstrak etanol mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan kuinon, sedangkan
pada ekstrak etil asetat mengandung flavonoid, saponin, tanin, kuinon, dan
steroid. Pendugaan sementara golongan senyawa yang berperan dalam
menghambat aktivitas lipase pankreas dapat dilihat berdasarkan hasil uji
fitokimia.

Uji In Vitro Ekstrak Sebagai Inhibitor Aktivitas Lipase Pankreas
Berdasarkan hasil dari daya inhibisi ekstrak kasar bangle hantu, minyak
atsiri bangle hantu, dan kristal minyak atsiri diketahui memiliki kemampuan
sebagai inhibitor lipase pankreas. Tiap ekstrak memiliki IC50 berbeda dan
ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2

Daya inhibisi ekstrak kasar dan minyak atsiri bangle hantu terhadap
aktivitas lipase pankreas

Sampel

IC50 (µg/mL)

Ekstrak etanol

>1000

Ekstrak etil asetat

72.35

Ekstrak n-heksana

27.49

Destilat kasar minyak atsiri
Kristal minyak atsiri
Xenical (Orlistat)

0.67
10.76
746.68

Destilat kasar minyak atsiri, kristal minyak atsiri, dan ekstrak kasar bangle
hantu ditentukan daya inhibisinya dengan cara melarutkan destilat kasar minyak
atsiri, kristal minyak atsiri, dan ekstrak kasar bangle hantu dalam buffer fosfat

dengan tujuan untuk mempertahankan pH lipase pankreas supaya tetap ber-pH 8
sehingga hidrolisis tetap dalam keadaan optimum. Enzim lipase bekerja dengan
cara mempercepat hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Reaksi
hidrolisis lipase pankreas dihentikan dengan penambahan kloroform. Penambahan
kloroform-heptana (1:1) berfungsi untuk mengekstraksi asam oleat yang terbentuk
sebagai hasil hidrolisis minyak wijen, sedangkan yang berfungsi mengikat asam
oleat bebas adalah pereaksi tembaga yang selanjutnya akan dikompleks dengan
penambahan natrium dietilditiokarbamat membentuk warna kuning dengan
lapisan kloroform-heptana yang mengandung asam oleat. Daya inhibisi enzim
lipase pakreas terhadap destilat kasar minyak atsiri, kristal minyak atsiri dan
ekstrak kasar bangle hantu ditunjukkan pada Lampiran 9.
Kontrol positif yang digunakan adalah Xenical® yang merupakan produk
pelangsing komersial yang banyak digunakan masyarakat. Xenical mengandung
bahan aktif orlistat yang digunakan untuk mengobati orang yang mengalami
obesitas. Obat ini bekerja dengan mengabsorbsi lemak makanan dalam tubuh dan
menekan nafsu makan (Genentech 2010). Larutan blangko (tanpa penambahan
ekstrak) digunakan sebagai kontrol negatif. Uji inhibisi enzim ini menggunakan
lima ragam konsentrasi untuk semua ekstrak yaitu: 62.5 µg/mL, 125 µg/mL, 250
µg/mL, 500 µg/mL, dan 1000 µg/mL. Ragam konsentrasi ini dimaksudkan untuk
melihat hubungan penambahan konsentrasi ekstrak terhadap daya inhibisi enzim
lipase pankreas manusia.
Xenical yang mengandung orlistat sebagai kontrol positif memiliki IC50
746.68 µg/mL, hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan yang dihasilkan oleh Shin
et al. (2003) yaitu 800 µg/mL. Xenical memiliki daya hambat yang lebih kecil
dari ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana, destilat kasar minyak atsiri, dan kristal
minyak atsiri karena Xenical merupakan obat antiobesitas yang mengandung
orlistat tidak murni sehingga memiliki daya hambat lebih kecil. Ekstrak etanol
memiliki IC50>1000 µg/mL dimana lebih tinggi dari kontrol positif, ini
diakibatkan oleh senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol berdasarkan uji
fitokimia tidak mengandung steroid dan terpenoid. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, steroid dan terpenoid merupakan inhibitor lipase yang baik. Ekstrak
etil asetat, n-heksana, destilat kasar minyak atsiri, dan kristal minyak atsiri

memiliki IC50 lebih rendah dari Xenical, diduga senyawa aktif pada Xenical
memiliki daya hambat yang lebih rendah dari senyawa aktif yang terkandung pada
ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana, destilat kasar minyak atsiri, dan kristal
minyak atsiri. Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa daya hambat enzim lipase
semakin tinggi pada senyawa yang bersifat nonpolar, diduga senyawa aktif
sebagai penghambat enzim lipase adalah senyawa yang bersifat nonpolar.
Senyawa-senyawa yang diperkirakan dapat menghambat aktivitas lipase
pankreas adalah flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan triterpenoid. Ekstrak
saponin kasar ginseng merah Korea dapat mengurangi bobot badan tikus pada
konsentrasi 200 µg/mL (Kim & Kang 2009). Fraksi saponin dari ekstrak air daun
Oolong tea menginhibisi lipase pancreas pada konsentrasi 500-2000 µg/mL (Han
et al. 1999). Chikusetsusaponin juga dapat menghambat aktivitas lipase pada
konsentrasi 125-500 µg/mL baik secara in vitro maupun in vivo pada rimpang
Panax japonicas (Han et al. 2005). Xu et al. (2005) menyatakan bahwa senyawa
triterpenoidal saponin pada Platycodi radix diketahui dapat menghambat aktivitas
lipase pankreas. Gordon et al. (2009) menyatakan senyawa aktif tanin pada buah
jenis berry juga berpotensi sebagai antiobesitas dengan menghambat aktivitas
lipase. Selain itu, senyawa tanin pada ekstrak tanin rimpang bangle (Z.
cassumunar) juga memiliki potensi dalam menghambat aktivitas lipase (Iswantini
et al. 2003). Senyawa 3-metiletergalangin yang diisolasi dari fraksi etil asetat
Alpinia officinarum secara in vitro dapat menghambat aktivitas lipase pankreas
dan in vivo mampu menurunkan kadar kolesterol tikus jantan (Shin et al. 2003).

Penentuan Eluen Terbaik dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Eluen terbaik adalah eluen yang menghasilkan jumlah noda terbanyak dan
terpisah. Menurut Shin et al. (2003), fraksi etil asetat Alpinia officinarum
memperlihatkan daya hambat (IC50 3000 µg/mL) lebih tinggi dibandingkan
ekstrak air (IC50 9600 µg/mL), fraksi eter (IC50 9200 µg/mL), dan fraksi butanol
(IC50>10000 µg/mL) menggunakan substrat triolein. Ekstrak etil asetat dianalisis
dengan KLT G60F254 dari Merck dengan menggunakan pelarut kloroform:metanol
(10:1-2:1) dan diperoleh 5 spot (Shin et al. 2003). Oleh karena itu, sampel yang
digunakan untuk fraksinasi kromatografi kolom dalam penelitian ini digunakan

ekstrak etil asetat, selain memiliki IC50 72.36 µg/mL yang lebih rendah dari
ekstrak etanol yaitu IC50>1000 µg/mL, ekstrak etil asetat mengandung senyawa
saponin dan steroid yang diduga berpotensi sebagai inhibitor lipase yang baik
pada konsentrasi tinggi maupun rendah (Iswantini 2003).
Berdasarkan hasil KLT menggunakan pelarut kloroform-metanol (K:M)
(10:1, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, dan 4:6,) serta eluen tunggal kloroform (K) dan
metanol (M) diperoleh jumlah spot terbanyak dan terpisah yakni 5 spot pada
perbandingan pelarut kloroform-metanol (10:1), kromatogram KLT disajikan
pada Gambar 6. Dengan demikian, kloroform-metanol (10:1) dipilih sebagai eluen
terbaik dan dijadikan dasar untuk analisis penentuan fraksi hasil pemisahan
ekstrak etil asetat bangle hantu menggunakan kromatografi kolom.

(K:M)

10:1

9:1

8:2

7:3

6:4

5:5

4:6

(M)

(K)

Gambar 6 Kromatogram KLT ekstrak etil asetat bengle hantu dengan
perbandingan eluen kloroform-metanol (10:1-4:6) serta eluen tunggal
metanol (M) dan kloroform (K) menggunakan fase diam Silika Gel
G60 F254.

Fraksinasi Ekstrak Etil asetat Bangle hantu
Fraksinasi ekstrak etil asetat bangle hantu dilakukan dengan menggunakan
kromatografi kolom silika Gel G-60 dengan eluen n-heksana, kloroform, dan
metanol secara gradien. Silika gel merupakan fase diam yang bersifat menahan
sampel (adsorben), sehingga sampel yang memiliki kepolaran yang mirip dengan
eluen akan keluar terlebih dahulu sedangkan yang sifatnya berbeda akan tertahan
pada kolom. Eluen n-heksana, kloroform, dan metanol dengan berbagai komposisi
pada penelitian ini berhasil membawa pita-pita senyawa yang terkandung dalam
ekstrak etil asetat bangle hantu keluar dari kolom. Hasil dari pemisahan dengan
kromatografi kolom silika gel diperoleh 175 tabung reaksi dengan volume 5 mL
tiap tabung reaksi dan di KLT tiap kelipatan 5 tabung (Lampiran 10). Dari 175
tabung reaksi diperoleh 5 fraksi, tiap fraksi dipisahkan dan dievaporasi untuk
menghilangkan pelarut yang terdapat pada fraksi tersebut. Selanjutnya fraksifraksi di KLT kembali dan kromatogram KLT dari hasil fraksi kromatografi
kolom ditunjukkan pada Gambar 7. Kelima fraksi tersebut memiliki spot dan Rf
yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 3.

F1 F2 F3 F4 F5
Gambar 7 Kromatogram KLT hasil fraksi kolom dengan fase diam silika gel
G60F254 dan fase gerak n-heksana, kloroform, dan metanol secara
gradien.

Tabel 3 Rendemen dan Rf fraksi hasil kromatografi kolom
Fraksi

Rendemen (%)

Rf

A

19.32

0.96

B

23.76

0.86

C

27.88

0.68

D

19.55

0.40

E

18.13

0.18

Hasil fraksi dari pemisahan kromatografi kolom selanjutnya diuji inhibisi
enzim lipase pankreas manusia. Berdasarka