Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

i

PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)

RINI DWI KUSUMAWATI
A14070009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

ii

ABSTRAK
RINI DWI KUSUMAWATI. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Petumbuhan
dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibimbing oleh OTENG
HARIDJAJA dan ENNI DWI WAHJUNIE.

Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan
kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat
meningkatkan produksinya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi
pertanian dilakukan dengan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan sistem
pengolahan secara intensif. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang
pengolahan tanah intensif akan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Tujuan
dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan
dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung
pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah.
Pengambilan sampel tanah Podsolik dilakukan pada minggu ke-1 bulan
Oktober 2011 di daerah Jasinga. Penentuan sifat kimia dan fisika tanah dilakukan
di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika dan Konservasi
Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2011 – Januari 2012. Penanaman
kacang tanah dilakukan di greenhouse University Farm IPB pada bulan FebruariJuni 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada
taraf 5% dan pengujian dalam bentuk persamaan regresi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah
berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik
sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak

berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Pada tanaman kacang
tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga,
biomassa tajuk basah, dan panjang akar. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata
terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil produksi kacang tanah
yaitu polong dan biji. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat berpengaruh nyata
pada daya tembus ginofora.
Kata kunci: ginofora, hasil kacang tanah, kepadatan tanah, pertumbuhan kacang
tanah

i

ABSTRACT
RINI DWI KUSUMAWATI. Effects of Soil Compaction on Growth and
Production of Peanut. Supervised of OTENG HARIDJAJA and ENNI DWI
WAHJUNIE.

The population growth increase the consumption of the food. These
conditions require the agricultural sector to increase production. To increase

agricultural production can be done by agricultural intensification that applies
maximum tillage systems. But without realizing, the long-term intensive tillage
can cause soil compaction. The purpose of this research is to find out and see the
effect of soil compaction, expressed by the differences in soil bulk density, to
support the growth, yield production, and penetrating of gynofora on peanut.
This research used soil material from Jasinga district (Podsolik Jasinga),
conducted at Soil Physical and Conservation Laboratory, Soil Chemistry
Laboratory, Departemen of Soil Science and Land Resources, Faculty of
Agriculture IPB, and Greenhouse of University Farm IPB. Completed random
design is used as experimental design and Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT) is used to identify the effect of treatment.
The bulk density results of the research showed that the increasing of soil
density (soil compaction) has significantly affect on hydraulic conductivity and
soil resistance value before planting or after planting peanuts, but didn’t
significantly affect on water holding capacity at field capacity used Alhricks. For
peanut, soil compaction significantly affect to plant height, stem diameter,
number of leaves, number of flowers, wet canopy biomass and root length. The
soil compaction didn’t significantly affect on canopy biomass dry, wet and dry
root biomass. The soil compaction gives a significantly affect on crop yield
production (peanut and seed). Effect of soil compaction was also visible at

gynofora penetration and growth.
Keywords: gynofora, peanut crop yield, soil compaction, plant growth.

ii

PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)

RINI DWI KUSUMAWATI
A14070009

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

i

Judul skripsi

: Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Nama Mahasiswa

: Rini Dwi Kusumawati

NRP

: A14070009

Departemen

: Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan


Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1

Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc
NIP. 19490106 1974031 002

Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si
NIP. 19600330 198601 2 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc
NIP. 19621113 198703 1 003
Tanggal Lulus:

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rini Dwi Kusumawati yang merupakan puteri
kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Endi Perdanakusumah dan Ibu
Nunung Nurhaety. Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 2 Oktober 1989.
Penulis mengikuti pendidikan dasarnya di SDN 1 Sintang, Kalimantan Barat
pada tahun 1996-1998 dan menyelesaikannya di SDN 1 Boyolali Kabupaten Boyolali
pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di SMPN 1 Kota
Cirebon dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Kota
Cirebon dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama masa kuliah, penulis pernah aktif dalam organisasi Paduan Suara
IPB Agriaswara. Pada tahun ketiga, penulis aktif sebagai pengurus Badan Pengawas
Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (BPHMIT) sebagai sekretaris (2010-2011).
Memasuki semester delapan, penulis sempat menjadi asisten praktikum mata kuliah
Fisika Tanah.

iii


KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
‘Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)’’. Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar
Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan, Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui dan melihat
pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang
paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora
pada tanaman kacang tanah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan
tanah untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada
tanaman kacang tanah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik, nilai resistensi
tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah,
pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah.
Peningkatan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas

lapang
Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr. Ir. Oteng
Haridjaja, M.Sc., dan Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si selaku pembimbing, orang
tua dan keluarga, para sahabat terbaik Ika, Eni, Heni, Adiz, Citra, Mia, Nindy, dan
seluruh keluarga Soilscaper 44, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
penelitian ini.
Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam skripsi ini
sehingga bisa menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2012

Rini Dwi Kusumawati

iv

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR

ISI..........................................................................................................................iiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan......................................................................................................... .2
Manfaat Penelitian........................................................................................2
Hipotesis Penelitian......................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... ..3
Pemadatan Tanah ........................................................................................ 3
Sifat Mekanik Tanah ................................................................................... 3
Bobot Isi ...................................................................................................... 4
Kacang Tanah .............................................................................................. 4
Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah ................................................. 6
BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 8
Waktu dan Tempat penelitian ..................................................................... 8
Alat dan Bahan.............................................................................................8
Perlakuan Penelitian......................................................................................9
Pengambilan Bahan Tanah...........................................................................9
Analisis Tanah Awal...................................................................................11

Simulasi Kepadatan Tanah..........................................................................11
Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah..................................................12
Kadar Air Kapasitas Lapang...........................................................12
Hantaran Hidrolik...........................................................................13
Resistensi Tanah.............................................................................13

v

Penanaman Kacang Tanah..........................................................................13
Parameter Pertumbuhan Tanaman..............................................................14
Analisis Data...............................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................18
Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan...................................................18
Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan .................................................... 18
Kadar Air Kapasitas Lapang ....................................................... 18
Hantaran Hidrolik ........................................................................ 21
Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang
Tanah ......................................................................................................... 22
Resistensi Tanah .......................................................................... 22
Tinggi Tanaman .......................................................................... 24
Diameter Batang...........................................................................25
Jumlah Daun ................................................................................ 27
Jumlah Bunga .............................................................................. 30
Akar..............................................................................................32
Biomassa.......................................................................................33
Ginofora dan Polong.....................................................................33
Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan
Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah..............................................36
Resistensi Tanah.............................................................................36
Polong.............................................................................................38
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 40
Kesimpulan................................................................................................ 40
Saran .......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41
LAMPIRAN ......................................................................................................... 44

vi

DAFTAR TABEL
Teks
Nomor

Halaman

1.

Parameter pengukuran dan alat yang digunakan..........................

9

2.

Parameter analisis tanah awal dan metode yang digunakan.........

11

3.

Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan
tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah...................

4.

Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan
tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora............

15

15

5.

Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga.........................

18

6.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang...

19

7.

Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54
dan Alhricks yang dipengaruhi kepadatan tanah..........................

8.

Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan
tanah.......................………………………..………………….....

9.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum
dan setelah penanaman...........................................................…..

20

21

22

10.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman ………........

24

11.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman....

26

12.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun ........................

27

13.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga.......................

31

14.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman.......................

32

15.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman......

33

16.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong............

34

17.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman.........

35

18.

Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi sebelum dan
setelah ginofora menembus tanah................................................

19.

Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan
percobaan 2...................................................................................

20

Pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan polong.........

36

37
39

vii

Lampiran
Nomor
1.

Halaman
Kriteria penilaian hasil analisa tanah Balai Penelitian Tanah
Tahun 2005…………………………….......................................

2.

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
sifat fisik tanah……...……..........................................................

3.

51

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
ginofora dan polong......................................................................

10.

51

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
biomassa tajuk .............................................................................

9.

50

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
akar tanaman.................................................................................

8.

48

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
jumlah bunga................................................................................

7.

47

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
jumlah daun..................................................................................

6.

46

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
diameter batang tanaman..............................................................

5.

46

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
tinggi tanaman..............................................................................

4.

45

52

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap
sifat fisik (resistensi), ginofora, dan polong pada percobaan 2

52

(P2)...............................................................................................
11.

Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan
pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang

53

tanah (percobaan1)................................................................................

12.

Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus
tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya

54

tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2)...........................

13.

Hasil pengamatan tinggi tanaman.................................................

55

14.

Hasil pengamatan diameter batang...............................................

56

viii

15.

Hasil pengamatan jumlah daun.....................................................

57

16.

Hasil pengamatan jumlah bunga...................................................

58

17.

Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar.............................

59

18.

Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman..................................

59

19.

Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong............................

60

20.

Hasil pengamatan bobot polong dan biji......................................

60

21.

Hasil pengamatan polong dan biji percobaan 2 (P2)....................

62

22.

Hasil pengamatan kadar air kapasitas lapang (Metode Alhricks).

63

23.

Hasil pengamatan hantaran hidrolik.............................................

63

24.

Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah
sebelum penanaman......................................................................

25.

Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah
setelah penanaman........................................................................

26.

65

Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah
sebelum ginofora menembus tanah..............................................

27.

64

66

Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah
sebelum ginofora menembus tanah..............................................

67

ix

DAFTAR GAMBAR
Teks
Nomor

Halaman

1.

Design tata letak perlakuan penelitian……………......................

10

2.

Diagram alir tahap penelitian………….......................................

16

3.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas
lapang……………………............................................................

19

4.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik.......

21

5.

Grafik hubungan kepadatan tanah denga nilai resistensi tanah
sebelum dan setelah ditanami kacang tanah.................................

23

6.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan tinggi tanaman...........

25

7.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan diameter batang
tanaman.........................................................................................

27

8.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah daun...............

29

9.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah bunga.............

31

10.

Grafik hubungan kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah
sebelum dan setelah ginofora menembus tanah...........................

37

Lampiran
Nomor

Halaman

1.

Tanah yang dikering udarakan…………………………….......

68

2.

Percobaan di rumah kaca............................................................

68

3.

Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau.................

69

4.

Tanaman kacang tanah terserang hama Aphis............................

69

5.

Pemberian pestisida Curaccron pada 8MST...............................

69

6.

Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST)....................................

70

7.

Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan
kepadatan tanah (BI)..................................................................

70

8.

Hasil polong kacang tanah.........................................................

71

9.

Perlakuan percobaan 2...............................................................

71

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan
kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat
meningkatkan produksinya. Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian
dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi adalah
meningkatkan produktivitas lahan dengan penggunaan input sumberdaya yang
optimum, sedangkan ekstensifikasi yaitu dengan membuka areal baru untuk
pertanian. Namun penerapan ekstensifikasi pertanian yang menuntut pembukaan
lahan baru tidak dimungkinkan saat ini. Karena itu intensifikasi pertanian lebih
difokuskan untuk meningkatkan produksi pertanian. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengolahan tanah secara intensif.
Pengolahan tanah intensif adalah sistem pengolahan tanah yang
melakukan penggarapan tanah secara maksimal dan membalik-balikan tanah
hingga kedalaman ± 20 cm. Pengolahan tanah ini ditujukan untuk mendapatkan
kondisi tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan akar, sehingga diperoleh
hasil produksi yang diinginkan. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang
pengolahan tanah intensif menyebabkan pemadatan tanah.
Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam
tanah karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah
berkurang. Pemadatan tanah menyebabkan peningkatan tahanan penetrasi tanah
dan terganggunya penyediaan unsur hara, pergerakan dan absorbsi air sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu (Damanik, 2007).
Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan
tanaman. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat,
kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat
sehingga air akan tergenang dan menghambat perkembangan tanaman. Pemadatan
tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat
menghambat perkecambahan dan mencegah sistem perakaran, yang akhirnya
dapat mengurangi hasil produksi.

2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi
kacang tanah

2.

Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus ginofora kacang
tanah
Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan

dan produksi kacang tanah, maka diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai bobot isi dan resistensi tanah sebagai penciri kepadatan tanah yang
paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang tanah, serta daya tembus
ginofora kacang tanah.

Hipotesis Penelitian
1.

Semakin padat suatu tanah maka pertumbuhan tanaman akan semakin
terhambat

2.

Peningkatan kepadatan tanah akan menghambat daya tembus ginofora
sehingga mengurangi hasil produksi

3

TINJAUAN PUSTAKA
Pemadatan Tanah
Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori
yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut
Maryamah (2010) pemadatan tanah menyebabkan peningkatan pori pengikat air
dan resistensi tanah, namun permeabilitas akan menurun seiring dengan
peningkatan kepadatan tanah.
Pemadatan merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai hubungan
yang nyata dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemadatan tanah akan
menghambat pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan
mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan,
mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi produksi tanaman
(Damanik, 2007). Wilson (2006) menyatakan bahwa selain mengganggu
pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifat fisik tanah
yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah.
Menurut Simanjuntak (2005) tanah yang padat perlu digemburkan. Ketika
akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan
padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan
tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna.
Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan
kecepatan yang lebih rendah. Pada tanah yang padat pertukaran udara menjadi
lambat, kandungan oksigen di dalam tanah menjadi rendah, dan permeabilitas
terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman.

Sifat Mekanik Tanah
Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berkenaan dengan
berbagai gaya. Sifat mekanik tanah erat kaitannya dengan kekuatan dan
kekompakan tanah. Kekuatan tanah adalah kemampuan untuk menyangga tekanan
tanpa rusak atau mengalami deformasi yang berarti. Kekuatan tanah adalah
kapasitas tanah untuk menahan gaya-gaya tanpa mengalami kerusakan pada tanah

4

yang bersangkutan. Kondisi kekuatan tanah terlalu tinggi menyebabkan sulitnya
akar menembus tanah.
Kekompakkan

tanah

merupakan

peningkatan

kerapatan

tanah.

Kekompakkan tanah umumnya terjadi pada tanah bagian bawah. Kekompakkan
pada lapisan bawah lebih sulit diperbaiki dari pada kekompakkan pada lapisan
atas. Kondisi ini akan sulit ditembus akar tanaman sehingga perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu serta dapat mempengaruhi produktivitas
tanaman (Maryamah, 2010).

Bobot Isi
Bobot isi tanah (bulk density) adalah bobot kering suatu unit volume tanah
dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik (g/cm3). Dalam
hal ini jumlah ruangan yang ditempati air dan udara turut diperhitungkan. Unit
volume terdiri dari volume yang mencakup bahan padat dan ruang pori yang
terdapat di antara partikel-partikel tanah. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti
makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno,
2003).
Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah tersebut dalam satu unit volume
tanah pada keadaan utuh. Menurut Sofyan (2011) bobot isi tanah pada lahan
pengolahan tanah konservasi sebesar 0,95 g/cm3 dan pada lahan pengolahan tanah
intensif sebesar 1,12 g/cm3.

Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang sudah tersebar luas
dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan
merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari benua Amerika,
tepatnya dari Brazilia. Menurut Pitojo (2005) klasifikasi tanaman kacang tanah
secara taksonomi adalah sebagai berikut :

5

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rosales

Famili

: Papilionaceae

Genus

: Arachis

Species

: Arachis hypogaea

Subspesies

: fastigata, hypogaea

Pada umumnya batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu
halus. Ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tumbuh tegak. Tinggi batang ratarata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman dengan tipe
menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm.
Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang, warna batang kacang
tanah dibagi menjadi dua, yaitu merah atau ungu dan hijau.
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak
daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2005) helaian anak
daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan
daunnya sedikt berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat
semprotan.
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah
mencapai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang
yang diikuti oleh akar serabut. Akar kacang tanah berfungsi sebagai penopang
berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari
dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan
akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan
cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri
Rhizobium sp. yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas.
Kehidupan simbiosis antara kacang-kacangan dengan bakteri bintil akar
Rhizobium sangat menguntungkan. Bakteri ini berkembang biak di dalam bintilbintil akar dan melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara.
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu.
Rangkaian yang bewarna kuning muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga

6

mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Akan tetapi tangkai yang
berwarna putih itu bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung
kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning. Umur bunga kacang tanah
hanya berkisar 24 jam, kemudian layu. Kacang tanah merupakan tumbuhan yang
menyerbuk sendiri. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari,
yakni sebelum bunga mekar (Tim Bina Karya Tani, 2009).
Kacang tanah dapat tumbuh

pada lahan yang memiliki ketinggian

0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Distribusi curah hujan yang merata
dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300 sampai 500 mm. Kemasaman
(pH) tanah yang cocok adalah 6,5 sampai 7,0 dengan sistem drainase yang baik.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cahaya. Terbukanya bunga dan jumlah
bunga yang terbentuk tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang rendah pada
saat pembentukkan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor. Rendahnya
intensitas penyinaran pada saat pengisian polong akan menurunkan jumlah atau
bobot polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2005).
Menurut Maryamah (2010) kepadatan tanah yang paling sesuai untuk
perkecambahan kacang tanah adalah pada bobot isi 0,8 g/cm3.

Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah
Menurut Brown (1972) dalam Ratnapuri (2008) pertumbuhan tanaman
dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling
jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut bukanlah yang
paling penting. Peningkatan berat kering tanaman dapat dikatakan sebagai aspek
yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk tanaman
berjenis rerumputan. Sebagai bagian dari total akumulasi berat kering tanaman,
daun memiliki fungsi penting dalam menerima cahaya dan menyerap
karbondioksida dalam proses fotosintesis.
Trustinah (1993) dalam Keloko (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan
tanaman terdiri dari fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif dimulai
sejak perkecambahan hingga awal pembungaan berkisar 26 sampai 30 hari setelah
tanam (HST), dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif dibagi
menjadi

tiga

stadia,

yaitu

perkecambahan,

pembukaan

kotiledon,

dan

7

perkembangan daun bertangkai empat. Penanda fase reproduktif didasarkan akan
adanya bunga, buah, dan biji. Fase reproduktif kacang tanah dibagi menjadi
sembilan stadia, yaitu stadia pembungaan (R1), stadia pembentukkan ginofor
(R2), stadia pembentukkan polong (R3), stadia polong penuh/maksimum (R4),
stadia pembentukkan biji (R5), stadia biji penuh (R6), stadia biji mulai masak
(R7), stadia masak panen (R8), dan stadia polong lewat masak (R9).

8

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah
Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (3) pengukuran sifat fisik
tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan
(4) penanaman dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bogor.
Penelitian berlangsung mulai Bulan Oktober 2011 hingga Juli 2012.

Alat dan Bahan
Alat
Peralatan yang digunakan di lapang untuk pengambilan contoh tanah
terganggu, diantaranya adalah cangkul, karung, tali rafia, spidol, dan ketas label.
Untuk simulasi pemadatan tanah digunakan pemadat tanah berupa silinder besi
(ukuran diameter 5 cm, tinggi 18,5 cm dan berat 3 kg), pemadat tanah berupa
piringan besi besar (ukuran diameter 26,5 cm, tebal 2,8 mm, dan berat 1 kg),
pemadat tanah berupa piringan besi kecil (ukuran diameter 8 cm, tebal 4,4 mm,
dan berat 193,48 gram), ring sampel, pot, kasa, dan spons. Timbangan,
penetrometer, jangka sorong, meteran, dan kertas HVS diperlukan pada proses
pengamatan. Parameter yang diukur dan alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini tersaji pada Tabel 1.

Bahan
Bahan

yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah Podsolik

Jasinga, benih tanaman kacang tanah varietas Gajah, fungisida Furadan dosis 20
kg/ha, pupuk Urea, KCl, SP36, pestisida Regent 50 SC, Dithane m45, Curacron
500 EC, dan kapur pertanian.

9

Tabel 1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan
No
Parameter
Alat
1 Kadar Air
Cawan, timbangan, oven
2 Nitrogen Total
Labu Kjeldahl, labu destilasi
3 P Tersedia
Labu ekstraksi, mesin pengocok, tabung reaksi,
spektrofotometer
4 K Tersedia
Tabung sentrifuse,erlenmeyer,flamephotometer
5 Al-dd
Erlenmeyer, buret
6 Kadar
Air
Kapasitas Ring sampel, pasir kuarsa
Lapang
7 Hantaran Hidrolik
Ring sampel
8 Resistensi Tanah
Penetrometer

Metode Penelitian
Perlakuan Penelitian
Tingkat kepadatan tanah dalam penelitian ini direpresentasikan oleh nilai
bobot isi. Perlakuan bobot isi yang digunakan yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20;
dan 1,25 g/cm3. Dalam penelitian ini dilakukan dua (2) perlakuan untuk menguji
pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (P1)
dan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora
(P2). Perlakuan pertama diulang 3 kali dengan media pot . Untuk perlakuan
kedua dilakukan 6 kali ulangan dengan media pot dan ring sampel. Jadi jumlah
total satuan percobaan yang diamati adalah 18 untuk pengaruh kepadatan tanah
terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah dan 36 untuk pengaruh kepadatan
tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora. Desain tata letak satuan
percobaan dilakukan secara acak, dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengambilan Bahan Tanah
Bahan tanah yang diambil adalah tanah terganggu (Podsolik Jasinga)
kedalaman 0-20 cm. Bahan tanah dikering udarakan selama kurang lebih 2
minggu (Gambar Lampiran 1) dan diayak menggunakan ayakan 2 mm yang
selanjutnya dilakukan analisis tanah awal dan dibuat simulasi contoh tanah utuh
untuk penetapan perlakuan bobot isi, resistensi tanah, kadar air kapasitas lapang,
dan hantaran hidrolik.

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Gambar 1. Design tata letak perlakuan penelitian

11

Analisis Tanah Awal
Pada awal penelitian dilakukan analisis tanah yang meliputi penetapan
nilai kadar air yang akan digunakan dalam pemadatan tanah, penetapan P tersedia
dan K tersedia dalam tanah, Nitrogen Total, dan Al-dd. Parameter yang diamati
dan metode analisis tanah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.

No

Tabel 2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan
Parameter
Metode

1

Kadar Air

Gravimetrik

2

P-tersedia

Bray-1

3

K+

NH4Oac

4

Nitrogen Total

Kjeldahl

5

Al-dd

Titrasi N KCl

Penetapan kadar air dilakukan dengan cara gravimetrik. Kadar air
ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan bobot, karena air yang
hilang akibat pengeringan tanah. Penetapan P-tersedia dan K+ dalam tanah,
Nitrogen Total, serta Al-dd dilakukan untuk menentukan jumlah pupuk dan kapur
yang diberikan.

Simulasi Kepadatan Tanah
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh
Maryamah (2010). Dalam penelitian ini, kepadatan tanah disimulasikan dengan
menggunakan bobot isi. Bobot isi yang digunakan adalah 0,80; 0,90; 1,00; 1,10;
1,20; dan 1,25 g/cm3. Pemadatan dilakukan dengan cara bahan tanah terganggu
yang telah dikering udarakan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang
diperlukan dari persamaan bobot isi. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke
dalam ring sampel dan dipadatkan. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk
analisis sifat fisik yang meliputi kadar air kapasitas lapang dan hantaran hidrolik.
Setelah itu, pada perlakuan yang pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, penetapan bobot isi dilakukan
dengan cara memberikan tanda pada semua pot untuk menyeragamkan ketinggian

12

tanah yang setara dengan volume 10 liter/pot. Setelah itu pot diisi dengan tanah
yang telah dicampur pupuk dasar dan kapur masing-masing 8,0; 9,0; 10,0; 11,0;
12,0; dan 12,5 kg bobot kering mutlak (BKM). Proses pemadatan dilakukan
secara bertahap yaitu masing-masing tingkat kepadatan tanah dibagi menjadi
empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan memberikan beban secara
manual dengan menggunakan silinder besi sampai mencapai tanda yang telah
ditetapkan. Dengan cara demikian, diharapkan kepadatan dan ketinggian tanah
dapat merata secara keseluruhan. Pot percobaan yang diperlukan pada perlakuan
pertama berjumlah 18 buah. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk
penanaman tanaman kacang tanah dan diukur resistensi tanahnya baik sebelum
maupun setelah penanaman.
Pada perlakuan kedua yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap
perkembangan ginofora, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memasukkan
bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan dan ditimbang beratnya
sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi dengan
tingkat kepadatan tanah 0,8 g/cm3 ke dalam 6 pot dengan ketinggian tanah yang
setara dengan volume 15 liter/pot dan dipadatkan (Gambar Lampiran 9). Menurut
Maryamah (2010) bobot isi yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang
tanah adalah 0,8 g/cm3. Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu
menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan menggunakan silinder
besi. Setelah tanaman kacang tanah pada perlakuan kedua menghasilkan ginofora,
ring sampel yang berisi tanah dengan 6 tingkat kepadatan tanah berbeda yang
telah diukur resistensi tanah sebelumnya yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan
1,25 g/cm3 ditempatkan di bawah ginofora untuk melihat daya tembus dan
perkembangan ginofora.

Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah
Kadar Air Kapasitas Lapang. Untuk menentukan kadar air tanah pada
kapasitas lapang, digunakan metode Alhricks .Tahapan pekerjaan dengan metode
Alhricks sebagai berikut: contoh tanah pada ring sampel dijenuhkan dengan
direndam pada bak perendaman sampai setinggi 3 cm dari dasar bak dan dibiarkan
selama 24 jam. Ring sampel dipindahkan ke dalam bak yang berisi pasir kuarsa

13

setinggi ±2 cm. Kemudian ditutup dengan menggunakan plastik transparan dan
disimpan selama ±24 jam. Setelah ±24 jam, contoh tanah diambil dari ring sampel
sedalam ± 2,5 cm dari permukaan. Setelah itu ditentukan kadar airnya.
Hantaran Hidrolik. Hantaran hidrolik tanah menggambarkan bagaimana
pergerakan air yang dapat dilalukan atau dilewatkan tanah. Pada percobaan ini
dilakukan uji hantaran hidrolik tanah pada kondisi tidak jenuh. Contoh tanah
dalam ring sampel disusun hingga mencapai ketinggian yang sama dengan pot
pada percobaan P1 dan P2 yaitu 20 cm. Kemudian dialirkan air hingga kadar air
kapasitas lapang tercapai. Nilai yang diukur adalah laju masuknya air ke dalam
tanah secara vertikal hingga kondisi konstan tercapai.
Resistensi Tanah. Pengukuran ketahanan mekanik pada masing-masing
perlakuan dilakukan dua kali pada semua perlakuan bobot isi. Pada perlakuan
pertama (P1), resistensi tanah diukur pada waktu sebelum dan sesudah penanaman
kacang tanah yaitu pada saat panen. Untuk perlakuan kedua, pengukuran
resistensi tanah dilakukan sebelum ginofor menembus tanah dan setelah ginofor
menembus tanah (saat panen). Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
penetrometer saku. Penetrometer tersebut ditusukkan ke dalam tanah sebanyak 5
kali. Selanjutnya ketahanan mekanik dapat terbaca dari nilai penetrometer.
Ketahanan mekanik tanah didapatkan dari nilai rata-rata pengukuran kelima
tusukkan tersebut dengan dilihat pula simpangannya.

Penanaman Kacang Tanah
Benih kacang tanah yang digunakan adalah varietas Gajah yang umur
tanamnya 100 hari. Varietas ini dipilih karena merupakan varietas yang tahan
terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Penanaman kacang tanah
dilakukan di rumah kaca (Gambar Lapiran 2). Proses penanaman dilakukan
dengan meletakkan benih di bagian tengah pot dengan membuat lubang sedalam
5 cm. Benih yang ditanam sebanyak 3 butir tiap pot, kemudian ditaburkan furadan

14

ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg/ha (± 5 butir)/pot. Jarak tiap pot
diatur dengan ukuran 50 cm x 50 cm.
Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST dan dilakukan penjarangan
tanaman sehingga dalam satu pot hanya terdapat satu tanaman. Pengendalian
hama penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai
dengan dosis dan volume semprot anjuran. Insektisida dan fungisida yang
digunakan adalah Regent 50 SC, Curacron 500 EC, dan Dithane m45 dengan
dosis 1 ml/liter, 2 ml/liter, dan 3 g/liter (Gambar Lampiran 5).

Parameter Pertumbuhan Tanaman

Pada perlakuan pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap
pertumbuhan kacang tanah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif dan
generatif dari setiap perlakuan yang diberikan yaitu pada tanah yang mempunyai
bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Pada fase vegetatif kacang
tanah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang.
Untuk fase generatif, yang diamati adalah jumlah bunga.
Setelah tanaman dipanen dihitung hasil produksi dari kacang tanah. Hasil
produksi yang dihitung adalah jumlah ginofor yang menembus tanah, jumlah
polong total, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah dan bobot
biji kering. Selanjutnya dihitung pula total biomassa dari kacang tanah pada tiaptiap perlakuan tersebut. Biomassa yang dihitung adalah biomassa basah dan
kering untuk bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (tajuk). Untuk
bagian akar, dihitung panjang akar, bobot akar basah, dan bobot akar kering.
Pada perlakuan kedua yaitu perngaruh kepadatan tanah terhadap
perkembangan ginofor, pengamatan dilakukan pada saat panen dengan
menghitung panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji
basah, dan bobot biji kering. Parameter pertumbuhan dan produksi yang diamati
pada perlakuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

15

Tabel 3. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 1
(Pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi
kacang tanah)
No

Fase Pertumbuhan

1

Fase Vegetatif

2

Fase Reproduktif

3

Panen

Parameter
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Diameter batang
Jumlah bunga
Panjang akar
Bobot Akar Basah
Bobot Akar Kering
Biomassa Basah Tajuk
Biomassa Kering Tajuk
Jumlah Polong Total
Jumlah Ginofora yang
Menembus Tanah
Bobot Polong Basah
Bobot Polong Kering
Bobot Biji Basah
Bobot Biji Kering
Produktivitas

Tabel 4. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 2
(Pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan
perkembangan ginofora)
No

1

Fase Pertumbuhan

Panen

Parameter
Panjang Polong
Bobot Polong Basah
Bobot Polong Kering
Bobot Biji Basah
Bobot Biji Kering

Penanaman dilakukan selama 119 hari dari proses penanaman sampai
pemanenan kacang tanah. Pengamatan jumlah daun, tinggi tanaman, dan diameter
batang dilakukan seminggu sekali. Untuk pengamatan jumlah bunga dilakukan
setiap hari setelah tanaman kacang tanah berbunga. Hal ini karena umur bunga
kacang tanah hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari.
Pengamatan dilakukan sekitar pukul 6.00, sedangkan penyiraman dilakukan satu
kali sehari untuk menjaga agar tanah berada dalam kondisi kapasitas lapang.
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

16

Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian

Analisis Data

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan bobot isi tanah sebagai indikator kepadatan tanah. Pada
umumnya Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan penerapan
percobaan satu faktor dilakukan jika kondisi unit percobaan yang digunakan
relatif homogen. Pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat-sifat
fisik dan pertumbuhan, serta produksi kacang tanah, dilakukan sebanyak 3
ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan (ring sampel dan pot). Pada
perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan
ginofora dilakukan sebanyak 6 ulangan sehingga diperoleh 36 satuan percobaan
(ring sampel). Bentuk umum dari model linier adaptif digambarkan sebagai
berikut (Mattjik, 2002) :

17

Yij = µ + Ti + Eij
Keterangan :
Yij
= respon perlakuan
µ
= nilai tengah
Ti
= jenis perlakuan ke-i
Eij
= galat percobaan
Analisis sidik ragam digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh
perlakuan kapadatan tanah (BI). Jika hasil uji sidik ragam diperoleh pengaruh
nyata atau sangat nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5%. Jika hasil uji sidik ragam menunjukkan nilai
koefisien keragaman lebih besar dari 50, maka data ditransformasikan untuk
memperkecil koefisien keragaman. Dari hasil analisis data untuk perlakuan yang
nyata dan sangat nyata pada sifat fisik tanah, dilanjutkan pula pengujian dalam
bentuk persamaan-persamaan regresi.
Selain itu dalam membandingkan nilai resistensi sebelum dan setelah
tanam serta nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah
digunakan statistik uji t-student pada taraf 5%.
Rumus yang digunakan yaitu:

t-student =

dengan Sp =

Keterangan:
x1, x2 = rata-rata pengamatan 1 dan 2
= ragam contoh 1 dan 2
n1, n2 = jumlah pengamatan 1 dan 2
Sp
= simpangan baku gabungan
Nilai berbeda nyata apabila thitung > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila
thitung< ttabel, ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajat bebas
(n1+n2-2) (Walpole, 1993).

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan
Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 5.
Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005), tanah Podsolik Jasinga
mempunyai N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah yaitu sebesar 0,20% an
6,55 ppm. Selain itu, tanah Podsolik Jasinga mempunyai K+ sebesar 0,10 me/100g
yang tergolong rendah. Kadar Al dapat ditukar pada tanah Podsolik Jasinga
sebesar 20,76 me/100g. Hasil analisis Utomo (2011) menyebutkan bahwa tanah
Podsolik Jasinga mempunyai kadar N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah
sebesar 0,22% dan 5,2 ppm. Tanah Podsolik jasinga mempunyai K+ yang
tergolong rendah dan Al dapat ditukarkan sebesar 13,38 me/100g berdasarkan
hasil analisis Melinda (2012). Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian
Tanah tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Tabel 5. Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga
Sifat Kimia
Metode
Hasil
N-Total (%)
Kjeldahl
0,20
P (ppm)
Bray 1
6,55
NH4Oac
K (me/100g)
0,10
Al (me/100g)
KCl
20,76

Kriteria*
Rendah
Rendah
Rendah

*Keterangan: Pengkelasan berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005)

Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan
Kadar Air Kapasitas Lapang
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kadar air kapasitas lapang (Tabel
6). Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang tersaji
dalam Gambar 3.

19

Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang
Kepadatan tanah/BI (g/cm3)
Kadar air (% vol)
0,80
70a
0,90
69a
1,00
71a
1,10
69a
1,20
70a
1,25
74a
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang

Tabel 6 menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata
terhadap kadar air kapasitas lapang. Nilai kadar air kapasitas lapang pada bobot isi
tanah yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Kadar air kapasias lapang
semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hal ini disebabkan
karena pada kondisi tanah yang padat, air tidak dapat bergerak melalui pori tanah
sehingga terjerap oleh matriks tanah yang menyebabkan kadar air yang terukur
tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi. Menurut Maryamah (2010)
air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang
menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori
mikro meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah.
Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang
menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi terhadap kadar air

20

kapasitas lapang namun tidak erat kaitannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
koefisisen determinasi (R2) yang didapat sebesar 0,08.

Tabel 7. Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54
(Maryamah, 20