Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada PT. Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung

KAJIAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:
2004 PADA PT COCA COLA BOTTLING PLANT AMATIL
INDONESIA CIBITUNG

FADHLILLAH RAMADHANTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Kajian Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada PT Coca Cola Bottling Plant
Amatil Indonesia Cibitung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Fadhlillah Ramadhanti
NIM H24090088

ABSTRAK
FADHLILLAH RAMADHANTI. Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:
2004 pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling Plant Cibitung Bekasi. Dibimbing
oleh H. MUSA HUBEIS
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berbasis ISO 14001 : 2004 digunakan
untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai lingkungan, dan pedoman
untuk mengadakan, mengimplementasikan, dan mengoperasikan SML sebagai PROPER
yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dengan Mengkaji
Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling Plant
Cibitung Bekasi, Perkembangan Kinerja Lingkungan (PROPER) berdasarkan ISO 14001
: 2004. Pengolahan data menggunakan software SPSS (statistical package for social
science) 19 menganalisis Laporan Hasil Penilaian PROPER dari KLH berdasarkan

peringkat kinerja per sektor, dan Data teknis Proper Sekretariat KLH. Metode Analisis
kualitatif dengan menganalisis peran Divisi Corporate Social Responsibility & Quality
control terhadap pemahaman PROPER sebagai bentuk implementasi SML ISO 14001 :
2004 dengan kuesioner dan evaluasi SML dianalisis dengan Uji Validitas, Reliabilitas, uji
t-contoh berpasangan. Hasil uji validitas item dinyatakan valid dan uji reliabilitas
diketahui nilai reliabilitas (alpha cronbach) tiap peubah lebih besar dari 0,6, maka
dinyatakan reliabel. Hasil uji t- contoh berpasangan pada α : 5% diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,086 menunjukkan ada perbedaan tingkat implementasi kinerja lingkungan
perusahaan dengan SML ISO 14001:2004 sebelum penerapan dengan setelah penerapan
PROPER.
Kata kunci : Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Implementasi, ISO 14001 : 2004,
PROPER
ABSTRACT
FADHLILLAH RAMADHANTI. Environmental Management System ISO 14001: 2004
at PT Coca Cola Amatil Indonesia Bekasi Cibitung Bottling Plant. Guided by H. MUSA
HUBEIS
Environmental Management System (EMS) based on ISO 14001: 2004 is used to
develop and implement environmental policies, and guidelines for conduct, implement,
and operate the SML as PROPER developed by the Ministry of Environment (MoE) to
Assess Management of SML which has been applied PT Coca Cola Amatil Indonesia

Bekasi Cibitung Bottling Plant, Development of Environmental Performance (PROPER)
based on ISO 14001: 2004. Sotware data processing using SPSS (statistical package for
social science) analyzed 19 PROPER Assessment Report of KLH ranked by performance
per sector, and technical data Proper Environment Secretariat. Qualitative analysis
methods to analyze the role of the Division of Corporate Social Responsibility & Quality
control of the understanding as an implementation of SML PROPER ISO 14001: 2004
EMS evaluation questionnaires and analyzed with Validity, reliability, paired sample ttest. Validity of the test results declared invalid item and note the value of reliability test
reliability (Cronbach alpha) of each variable is greater than 0.6, then declared reliable.
Results of paired samples t-test at α: 5% obtained for the t table is 2.086 showed no
difference in the level of implementation of the environmental performance of companies
with ISO 14001:2004 EMS prior to the application after application with PROPER
Keywords : EMS (Environmental Management System), ISO 14001 : 2004, PROPER

KAJIAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:
2004 PADA PT. COCA COLA BOTTLING PLANT AMATIL
INDONESIA CIBITUNG

FADHLILLAH RAMADHANTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

J

:.u

kripsi

: Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada
PT. Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung

Nama


: Fadhlillah Ramadhanti

NIM

: H24090088

Disetujui oleh

セ@

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl lng, DEA
Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

2 2 AUG 2013


Judul Skripsi

: Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada
PT. Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung

Nama

: Fadhlillah Ramadhanti

NIM

: H24090088

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Jono Mintarto Munandar, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Desember 2012 hingga April 2013 dalam
kategori Manajemen Mutu, dengan judul Kajian Sistem Manajemen Lingkungan
ISO 14001: 2004 Pada PT Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,
Dipl.Ing., DEA selaku dosen pembimbing. Disamping itu, terimakasih untuk
pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini terutama pihak PT Coca Cola
Amatil kepada bapak Yayan Supriatna selaku Kepala CSR dan seluruh Divisi
CSR serta Quality Control CCAI. Serta untuk Pihak Kementrian Lingkungan
Hidup bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Bidang Urusan
Standarisasi dan Teknologi Lingkungan yang difokuskan pada kajian penerapan
PROPER yang telah membantu selama penelitian dan pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua ( mama, alm. Papa dan

adek ), serta seluruh keluarga atas segala support, doa dan kasih sayangnya. Tidak
lupa kepada teman- teman Manajemen IPB 46 angkatan tahun 2009 khususnya
Natasha, Jise, Arina, Cipuy, Dafid, Wilda, Erwin dan teman – teman seperjuangan
satu bimbingan Skripsi ( Mirna, Fika, Riandi, Icha, Devi, Agi ) serta sahabat –
sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu meluangkan
waktunya, memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga Karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Juli 2013

Fadhlillah Ramadhanti
H24090088

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Manajemen Lingkungan
Perkembangan SML berbasis ISO 14001 : 2004
SML ISO 14001 dan PROPER KLH
Kriteria PROPER
Penelitian Terdahulu yang Relevan
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis data
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Skala Likert
Analisis Isi
Uji T Sampel Berpasangan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Komitmen CCAI pada Lingkungan
Produksi dan Distribusi
SML, Kesehatan Keselamatan Kerja
Program Coca Cola
Tanggungjawab Sosial dan Berkelanjutan
Analisis Kinerja Lingkungan
Implikasi Manajerial

xi
xi
xi
1
1
3
3
4
4
4

4
5
6
9
11
11
11
13
13
13
14
15
16
17
18
18
18
19
21
22
22
23
23
25

SIMPULAN DAN SARAN

26

Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

26
27
28
30
51

1

DAFTAR GAMBAR
1 Alasan perusahaan menerapkan ISO 14001
2 Manfaat penerapan ISO 14001
3 Nilai peningkatan jumlah perusahaan peserta PROPER
sejak tahun 2002 – 2012
4 Siklus PDCA
5 Model SML ISO 14001
6 Penilaian pemeringkatan PROPER
7 Kriteria penilaian PROPER
8 Kerangka pemikiran penelitian
9 Penerapan SML ISO 14001 : 2004 PT. CCAI

Halaman
1
2
3
5
6
8
8
12
21

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
18
19
20

Proses PROPER
Distribusi pengawasan PROPER Indonesia
Roadmap penilaian hijau dan emas
Susunan dewan pertimbangan PROPER KLH
Peringkat elemen ISO 14001
Peringkat tanggapan staf terhadap ISO 14001
Peringkat keuntungan ISO 14001
Peringkat peranan sumber informasi
Identifikasi isu lingkungan dan evaluasi dampak isu
Peringkat aspek pengembangan posisi
Rekapitulasi peringkat hasil analisa data tentang ISO 14001
Rekapitulasi sistem manajemen lingkungan
Lembar kuesioner penelitian
Pengolahan data SPSS

31
32
33
34
34
35
35
36
36
38
39
39
41
45

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) adalah bagian dari pengelolaan
lingkungan internal dan eksternal (Hariadi, 2004). Lingkungan Internal mencakup
kedalam lingkungan pabrik lokasi fasilitas produksi, kondisi lingkungan kerja,
dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya. Lingkungan
Eksternal merupakan lingkungan di luar lokasi pabrik/fasilitas produksi yang
dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat
di sekitar lokasi pabrik. Permasalahan lingkungan memerlukan instrumen atau alat
untuk mengelola permasalahan tersebut. ISO (International Organization for
Standarization) adalah organisasi yang mengeluarkan ISO 14001 tentang standar
internasional mengenai SML (Environmental Management System) merupakan
dasar konsep ISO 14000, yaitu suatu sistem untuk mencapai pengelolaan
lingkungan yang baik dan bersifat sukarela.
Menurut Hilman dan Kristiningrum dalam Jurnal Standarisai mutu
nasional, 2011 menyebutkan alasan Perusahaan menerapkan ISO 14001 berguna
untuk meningkatkan image perusahaan, meningkatkan partisipasi karyawan,
mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan pangsa pasar dan tuntutan
konsumen (Gambar 1). ISO 14001 mengurangi pencemaran lingkungan (20%).
Penerapan ISO 14001 memberikan cara untuk mengidentifikasi secara sistematik
dan mengelola risiko lingkungan serta liability, sehingga mengurangi keluhan
masyarakat (20%). SML ISO 14001 bermanfaat dalam pendekatan yang
sistematik untuk mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan serta untuk
perumusan objektif dan target seperti dimuat pada Gambar 2.

Gambar 1 Alasan Perusahaan menerapkan ISO 14001
(Hilman dan Kristiningrum, 2011)
SML juga dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam memenuhi
persyaratan dan mengikuti peraturan dan perundangan mengenai lingkungan,
sehingga perusahaan mengalami peningkatan yang cukup pada tingkat pemenuhan
peraturan (7%). Manfaat lain dari penerapan ISO 14001 yaitu peningkatan pada
kinerja manajemen/moral kerja (17%), meningkatkan kepuasan konsumen (12%),
Peningkatan pada proses efisiensi (17%) dan meningkatkan penjualan (7%). SML

2

menurut ISO 14001 adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan, pertanggung jawaban, praktek,
tatalaksana, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. SML adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup (PROPER KLH, 2012). Cakupan dari SML ISO
14001 berupa Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER dibuat dan diterapkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk menilai kinerja perusahaan terhadap
pengelolaan lingkungan kedalam katagori pengelolaan, pengendalian dan
pemantauan lingkungan.

Gambar 2 Manfaat Penerapan ISO 14001 (Hilman dan
Kristiningrum, 2011)
Berdasarkan Data PROPER KLH (2012), Jumlah perusahaan yang
dipantau dalam PROPER 2011-2012 mencapai 1.317 perusahaan. Jumlah ini
meningkat 15 kali lipat jika menggunakan basis PROPER tahun 2002 dan tujuh
kali lipat jika mengunakan basis tahun 1996 dengan penerapan ISO 14001: 1996
seperti dimuat pada Gambar 3. PROPER merupakan salah satu sarana kebijakan
(policy tool) yang dikembangkan oleh KLH dalam rangka mendorong penaatan
penanggungjawab usaha terhadap berbagai peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup, dengan penyebaran informasi kinerja penaatan masing
masing perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan pada skala nasional.
Mekanisme dan Kriteria Penilaian Proper tercantum pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup no 5 tahun 2011 tentang Pedoman Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup mengenai Sistem
penilaian dengan menggunakan peringkat kedalam lima (5) kategori, yaitu Hitam,
Merah, Biru, Hijau dan Emas.

3

Gambar 3 Nilai peningkatan jumlah perusahaan peserta PROPER sejak
tahun 2002 – 2012 ( PROPER KLH, 2012 )
Sejak didirikan di Indonesia, perusahaan bekerjasama dengan pemegang
saham lokal sehingga pada tahun 1997, Pabrik Coca Cola terbesar di Indonesia
didirikan di Cibitung Bekasi dan menjadi pusat pabrik distribusi terbesar di
Indonesia dan menjadi Pusat pabrik Coca Cola (Coca Cola National Office), serta
semakin melebar ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan
konsumen agar dapat mendapat produk terbaik dan mutu tetap terjaga, maka Coca
Cola melakukan langkah sertifikasi produk. Setiap produk Coca Cola dijamin
halal oleh Departemen Agama RI dengan standar higenis dijamin oleh
Departemen Kesehatan. Mutu pengolahan dan produknya terjaga melalui
sertifikasi ISO 9002, ISO 14001 dan berbagai sertifikasi yang diawasi langsung
oleh Coca Cola Management System International. Pada Desember 2012, PT.
CCAI meraih dua anugerah dari Program penilaian Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan berhasil meraih dua penghargaan kategori
hijau untuk wilayah operasi dan pabrik di wilayah bandung dan padang. Sebagai
Perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama 20 tahun, CCAI
berkomitmen untuk mewujudkan pelestarian lingkungan dengan penerapan
program-program CSR melalui empat (4) pilar, yaitu Environment, MarketPlace,
Community dan Workplace.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT Coca Cola Amatil
Indonesia (CCAI) Bottling Plant Cibitung Bekasi saat ini?
2. Bagaimana penerapan PROPER PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi
berdasarkan identifikasi aspek lingkungan sejak tahun 2011 hingga 2013
berdasarkan ISO 14001 : 2004 ?
3. Bagaimana Implementasi PROPER dan SML pada PT CCAI Bottling Plant
Cibitung Bekasi ?

4

TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkaji Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT. CCAI Bottling Plant
Cibitung Bekasi saat ini.
2. Menganalisis Perkembangan kinerja lingkungan (PROPER) PT. CCAI
Bottling Plant Cibitung Bekasi berdasarkan identifikasi aspek lingkungan
sejak tahun 2010 hingga 2013 setelah adanya penerapan ISO 14001 : 2004.
3. Mengkaji Implementasi PROPER dan SML pada PT. CCAI Bottling Plant
Cibitung Bekasi.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan, referensi dan solusi untuk dapat lebih meningkatkan
Implementasi, serta manfaat kinerja lingkungan (PROPER), dengan melihat
faktor-faktor yang dapat memengaruhi meningkatnya kinerja lingkungan
perusahaan, terutama setelah memperoleh sertifikat ISO 14001 : 2004.
2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori-teori yang
pernah dipelajari selama kuliah dan mencari solusi bagi permasalahan yang
timbul di dunia nyata.
3. Bagi pembaca, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai
penerapan ISO 14001 : 2004 serta dapat dijadikan bahan referensi untuk
penelitian lebih lanjut.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di PT. CCAI Bottling Plant
Cibitung Bekasi dan KLH bidang Pengendalian pencemaran lingkungan dan
bidang urusan standarisasi dan teknologi lingkungan yang difokuskan pada kajian
penerapan PROPER, yaitu menganalisis SML ISO 14001 : 2004 perusahaan, serta
proses sertifikasi PROPER terkait dengan sistem penilaian peringkat kinerja
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan dan peringkat kinerja perusahaan
dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan, serta memiliki dampak yang
menguntungkan bagi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Manajemen Lingkungan
SML disertifikasi melalui KLH dan Badan Standardisasi Nasional (BSN)
bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 dan berbagai
stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi dan melakukan
serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan SML. Berdasarkan
hasil pembahasan dengan stakeholders di Indonesia, KLH menyadari potensi
penerapan SML bagi peningkatan mutu pengelolaan lingkungan, peningkatan
peran aktif pihak swasta dan promosi penerapan perangkat pengelolaan

5

lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia. Langkah-langkah penerapan
SML (ISO 14001, 2004) terdiri dari lima (5) tahap,yaitu :
Tahap 1 Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan
Tahap 2 Perencanaan aspek lingkungan dan dampak lingkungan yang terkait
persyaratan dan Peraturan perundangan-undangan perusahaan, tujuan
dan Sasaran serta Rencana kerja dan program manajemen lingkungan
Tahap 3 Penerapan dan Operasi, Alokasi sumber daya, Struktur dan tanggung
jawab, Kesadaran dan pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi SML,
Pengendalian operasional, program
manajemen yang spesifik,
Kesiapan dan respon terhadap keadaan darurat
Tahap 4 Evaluasi berkala, Pemantauan, Tindakan koreksi dan pencegahan,
Rekaman dan Audit SML
Tahap 5 Pengkajian SML dan Penyempurnaan Berkelanjutan
SML ISO-14001 menyediakan suatu proses terstruktur dengan
perbaikan/penyempurnaan untuk meningkatnya standar kinerja lingkungan
mencakup struktur organisasi, perencanaan, kegiatan, tanggungjawab, praktek,
prosedur, proses dan sumber daya untuk membangun, menerapkan, mencapai,
menelaah, dan memelihara kebijakan lingkungan. SML menganut model baku
sistem manajemen atas empat unsur pokok sistem yang saling berkaitan
membentuk suatu siklus berkelanjutan (continuous cycle). Unsur atau prinsip
pokok tersebut tercantum pada Gambar 4 :

Gambar 4 Siklus PDCA (bpkimi.kemenperin.go.id, 2013)
Perkembangan SML Berbasis ISO 14001 : 2004
Perkembangan SML berbasis ISO 14001 dikembangkan dari perumusan
ISO seri 14000 untuk bidang manajemen lingkungan sejak 1993. KLH dan BSN
bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 dan berbagai
stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi, dan melakukan
serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan SML. KLH
menyadari potensi penerapan SML meningkatkan mutu pengelolaan lingkungan,
peran aktif pihak swasta, promosi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan
secara proaktif dan sukarela di Indonesia, memfokuskan diri pada peran fasilitator
dan pembina kepada semua pihak dalam penerapan ISO 14001 di Indonesia.
Penerapan standar ISO 14001 di Indonesia memfasilitasi dan mempermudah

6

penerapan di lapangan bekerjasama dengan BSN melakukan adopsi terhadap
beberapa Standar Internasional ISO 14001. Sejak ditetapkannya ISO 14001
menjadi standar internasional, berbagai unit organisasi perusahaan di Indonesia
dengan sukarela menerapkan SML ISO 14001 yang
menjadi indikator
peningkatan kesadaran industri terhadap pengelolaan lingkungan (EKOLABELSML KLH, 2006).

Gambar 5 Model SML ISO 14001 (www.iso.org, 2012)
SML ISO 14001 dan Proper KLH
Program SML di perusahaan dirancang untuk dapat memenuhi perubahan
situasi dan kondisi secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan UU RI
nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(LH), Peraturan Menteri Negara LH RI no 5 tahun 2011 tentang Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Peraturan Pemerintah RI no 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), maka KLH meluncurkan sejumlah program dan
kebijakan salah satunya PROPER untuk menilai kinerja perusahaan terhadap
pengelolaan lingkungannya, mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan
lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental
excellence) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
proses produksi dan jasa, penerapan SML, 3R (Reduce-Reuse-Recycle), efisiensi
energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis beretika, serta
bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat.

7

Mekanisme Pelaksanaan PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan
peserta yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Setelah peserta
ditetapkan, KLH mengumpulkan data dengan mengevaluasi laporan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan. Informasi yang terkumpul
kemudian diolah menjadi rapor sementara, yang berisi evaluasi kinerja perusahaan
dibandingkan kriteria penilaian PROPER yang ditetapkan. Rapor sementara ini
sudah mengindikasikan peringkat kinerja perusahaan berdasarkan kriteria
peringkat PROPER. Perusahaan peserta PROPER ditunjuk oleh KLH dan tidak
semua perusahaan menjadi peserta Proper pusat di setiap Provinsi. Pada tahun
2008, diterbitkan Proper Daerah bagi perusahaan yang tidak dilakukan audit oleh
KLH.
Audit PROPER dilakukan satu tahun sekali sesuai dengan peraturan
Pemerintah. Audit menyeluruh terhadap sistem, tidak hanya kinerja lingkungan
termasuk dengan identifikasi aspek Lingkungan, kebijakan Lingkungan, tujuan
sasaran dan program, komunikasi, training dan kompetensi, serta tanggap darurat
dan management review (Laporan Hasil Penilaian PROPER, 2011). Dalam SML
perusahaan dinilai berdasarkan Kriteria Penilaian PROPER dibedakan menjadi
dua (2), yaitu :
1. Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan Hitam, Merah, Biru
menilai ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup yang
digunakan, yaitu:
a. Penerapan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
b. Pengendalian Pencemaran Air
c. Pengendalian Pencemaran Udara
d. Pengelolaan Limbah B3
e. Pengendalian Pencemaran Air Laut
f. Kriteria Kerusakan Lingkungan
2. Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance)
untuk pemeringkatan hijau dan emas. Aspek yang dinilai adalah:
a. SML
b. Efisiensi Energi.
c. Penurunan Emisi
d. Pemanfaatan dan Pengurangan Limbah B3.
e. Penerapan 3R pada Limbah Padat non B3.
f. Konservasi Air dan Penurunan beban pencemaran air
g. Perlindungan Keanekaragaman Hayati.
h. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat.

8

Gambar 6 Penilaian Pemeringkatan PROPER (Laporan Hasil Penilaian PROPER, 2009)

Gambar 7 Kriteria Penilaian PROPER (PROPER KLH, 2012)

9

KRITERIA PROPER
KRITERIA penilaian PROPER (PROPER, 2013) terdiri dari dua kategori,
yaitu kriteria penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance). Kriteria penilaian ketaatan
terkait dengan peraturan pengelolaan lingkungan hidup digunakan sebagai dasar
yang berkaitan dengan :
a. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya.
Perusahaan dianggap memenuhi kriteria ini, jika seluruh aktivitasnya dinaungi
dalam dokumen pengelolaan lingkungan, baik berupa dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Kualitas Lingkungan (UKL/UPL) atau Dokumen pengelolaan lain
yang relevan. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap ketaatan perusahaan
dalam melakukan pelaporan terhadap pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan dalam AMDAL dan UKL/UPL.
b. Pengendalian Pencemaran Air
Pada prinsipnya ketaatan terhadap pengendalian pencemaran air dinilai
berdasarkan ketentuan bahwa semua pembuangan air limbah ke lingkungan
harus memiliki izin. Air limbah yang dibuang ke lingkungan harus melalui titik
penaatan yang telah ditetapkan. Pada titik penaatan tersebut berlaku baku mutu
kualitas air limbah yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan.
c. Pengendalian Pencemaran Udara
Ketaatan terhadap pengendalian pencemaran udara didasarkan sumber emisi
harus teridentifikasi dan dilakukan pemantauan untuk memastikan emisi yang
dibuang ke lingkungan tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan.
d. Pengelolaan Limbah B3
Ketaatan pengelolaan limbah B3 dinilai sejak tahapan pendataan jenis dan
volumenya. Setelah dilakukan pendataan, maka dilakukan pengelolaan
lanjutan. Pengelolaan lanjutan harus dilengkapi dengan izin pengelolaan
limbah B3. Ketaatan terhadap ketentuan izin pengelolaan limbah B3,
merupakan komponen utama untuk menilai ketaatan perusahaan.
Kriteria beyond compliance bersifat dinamis, yaitu disesuaikan dengan
perkembangan teknologi, penerapan praktik-praktik pengelolaan lingkungan
terbaik dan isu-isu lingkungan yang bersifat global. Penyusunan kriteria yang
terkait dengan pelaksanaan PROPER dilakukan oleh tim teknis PROPER dari
lembaga sertifikasi PT. CCAI bottling Cibitung Bekasi dengan
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah
kabupaten/kotamadya Bekasi, asosiasi Himpunan industri Jawa Barat, perusahaan,
LSM, universitas, instansi terkait, dan Dewan Pertimbangan PROPER.
Berdasarkan Peraturan PROPER 2012, aspek-aspek yang dinilai dalam kriteria
beyond compliance adalah Penerapan SML, Upaya Efisiensi Energi, Upaya
penurunan emisi, Implementasi 3R limbah B3, Konservasi Air dan Penurunan
Beban Pencemaran Air Limbah dan Program Pengembangan Masyarakat.

10

PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhani (2012) berjudul Kajian
peran karyawan terhadap Kinerja Lingkungan dalam perspektif penerapan SML
ISO 14001 : 2004. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi SML pada PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan pengukuran kinerja lingkungan melalui
dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan kuantitatif, dimana
menganalisis data environmental index yang terdiri dari DOR (Duration out of
Range), emisi debu, emisi NO2 dan emisi SO2 dari tahun 2006 hingga tahun 2010
meningkat atau menurun secara nyata. Peran karyawan terdiri dari pelatihan
pendidikan (X1), resiko lingkungan (X2), kontrol lingkungan kerja (X3), motivasi
bekerja (X4), dan kepedulian karyawan (X5).
Penelitian dari Hanoum (1996) mengkaji bagaimana Implementasi ISO
14001 : 1996 yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat. Untuk
menelaah lebih lanjut pada kuantifikasi manfaat Implementasi ISO 14001 metode
Analisis Hirarki proses (AHP). Bila dilihat dari prioritas lokalnya, kontribusi
manfaat yang diperoleh masing- masing subsasaran terbesar adalah A1
(mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan) dengan kontribusi 12,3%.
Diikuti A2 (mengurangi penggunaan dan pembuangan limbah berbahaya) 10,3%,
D1 (memberi kepuasan pada pembeli) 9,2%, E1 (Lingkungan sehat) 8,1%, C1
(mengurangi resiko kerja) 6,7%, D2 (memberikan jaminan) 6,4%, A3
(menghemat sumber daya) 6%, E2 (mengurangi kekhawatiran masyarakat) 5,6%,
B1 (kepatuhan pada hukum) dan B2 (memudahkan penilaian kinerja lingkungan)
masing masing sebesar 4,6%, C2 (Lingkungan kerja yang nyaman) 4,3%, B3
(Efisiensi Biaya) 3,8%, B4 (Meningkatkan kredibilitas) dan C3 (Memotivasi
untuk bekerja) masing masing 3,4%, B5 (Meningkatkan citra) 3,3%, C4
(kesadaran lingkungan) 3,1%, dan B6 (daya saing) 2,6%, serta yang terakhir
adalah B7 (Mendorong Inovasi) 2,3%.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kajian SML ISO 14001 : 2004 pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia
National Plant Amatil Indonesia (Manufacturing of Softdrink), Cibitung Bekasi
menggunakan dua (2) pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dengan
menganalisis Laporan Hasil Penilaian PROPER dari KLH berdasarkan peringkat
kinerja per sektor serta tambahan data teknis PROPER dengan metode sensus
terhadap divisi CSR PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi mengenai langkahlangkah SML dan (2) pendekatan kualitatif dengan menganalisis peran Divisi
CSR terhadap pemahaman PROPER sebagai bentuk implementasi SML ISO
14001 : 2004 melalui wawancara langsung, observasi dan kuesioner. Kerangka
berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 8

11

KLH Divisi PROPER bidang Pengendalian pencemaran lingkungan,
urusan standarisasi dan teknologi : Database Nasional sertifikasi ISO
14001

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI)
National Bottling Plant Cibitung Bekasi

Kajian Penerapan SML ISO 14001 : 2004

-

Coca Cola Amatil Environmental Policy
Pengumuman & Press Release PROPER 2011 - 2013
Lampiran Peringkat PROPER 2011-2013
Konsistensi Kinerja perusahaan dalam PROPER 2011-2013

Mengkaji Coca Cola Management System (EMS) dan Pilar CSR
(Corporate Social Responsibility) CCAI
Identifikasi Pelaksanaan dan Implementasi PROPER terkait
dengan SML ISO 14001 : 2004
Analisa Implementasi dan penerapan SML ISO 14001 : 2004
terkait PROPER CCAI
Implikasi Manajerial

Gambar 8 Kerangka Pemikiran Penelitian (Adaptasi KLH, 2013)
Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitan yaitu data sekunder berupa Petunjuk Teknis
PROPER, Laporan hasil penilaian PROPER 2011- 2013, literatur-literatur
mengenai kajian penerapan PROPER dan data primer seperti wawancara
langsung, observasi dan kuesioner terhadap divisi CSR (Corporate Social
Responsibility). Data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan kualitatif,
seperti laporan teknis dan laporan hasil penilaian PROPER 2011- 2013, profil
perusahaan dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

12

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan Microsoft
Office Excel 2010 dan software SPSS (statistical package for social science) 19.
Pengolahan data secarara kuantitatif dengan menganalisis secara manual Laporan
Hasil Penilaian PROPER dari KLH berdasarkan peringkat kinerja per sektor, Data
teknis PROPER Sekretariat KLH. Metode Analisis kualitatif dengan menganalisis
peran Divisi CSR terhadap pemahaman PROPER sebagai bentuk implementasi
SML ISO 14001 : 2004 melalui wawancara langsung, observasi, dan kuesioner
terhadap divisi CSR CCAI mengenai langkah-langkah SML dengan Microsoft
Office Excel 2010 dan software SPSS 19 yang dilakukan terhadap 21 responden.
Penelitian ini menggunakan skala nominal berikut: 1 = Ya, 2 = Tidak dan skala
ordinal / ranking dengan melihat Rataan menggunakan program SPSS 19 sebagai
berikut : (1): Tidak Berperan, (2) : Cukup Berperan, (3) : Berperan dan (4) :
Sangat berperan. Dalam penelitian ini, seluruh langkah-langkah yang ada di dalam
SML diteliti berdasarkan isu lingkungan yang terkait dengan polusi udara, polusi
air, polusi tanah, limbah dan bahan-bahan berbahaya, bunyi/kebisingan dan
getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan/material, penggunaan
energi, K3, identifikasi isu lingkungan, evaluasi dampak, penelitian dan analisa,
pengembangan posisi, pengembangan strategi, implementasi dan evaluasi SML.
Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan suatu alat pengukuran itu dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Utamanya dari uji validitas adalah setiap pertanyaan saling
berkaitan satu dengan yang lainnya dan setiap pertanyaan berhubungan dengan
obyek yang akan diteliti (Umar 2011). Langkah-langkah dalam menguji validitas
kuesioner adalah (Umar 2011) :
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur,
b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden
c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan
skor total, yaitu :

r=



Keterangan :
N = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan
Y = Skor total Kemudian angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan
angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pernyataan tersebut
valid dan nyata, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah (N-2; α ).
Dalam hal ini peubah independen, yaitu unsur ISO 14001 (X1) yang terdiri
dari Pengurangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, mengurangi
penggunaan dan pembuangan limbah, penghematan sumber daya, pengurangan

13

resiko kerja, lingkungan kerja yang nyaman, kepatuhan terhadap hukum, efisiensi
biaya. Isu lingkungan (X2) terdiri dari memudahkan penilaian kinerja lingkungan,
meningkatkan kredibilitas, meningkatkan citra perusahaan, daya saing dan
kesadaran lingkungan. Peranan sumber informasi (X3) terdiri dari identifikasi
surat kabar dan pengumuman PROPER, Jurnal tentang Isu Lingkungan dan
Laporan berkala tentang kondisi lingkungan. Penerapan SML (X4) terdiri dari K3,
tingkat Polusi udara dan air, penggunaan bahan/material, bunyi, perencanaan
fisik, Penggunaan energi, Limbah, radiasi dan Polusi Tanah. Peubah dependen
yaitu Implementasi ISO 14001: 2004 (Y). Dari hasil uji validitas dapat diketahui
nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item dibandingkan dengan r tabel
dengan hasil nyata 0,05 dengan uji 1 (satu) sisi dengan jumlah data (n) = 21 atau
df= 19, maka didapat r tabel sebesar 0,369.untuk variabel X1, X2 , X3, X4
dinyatakan valid karena nilainya lebih dari 0,369 dan nilai korelasi (tercantum
dalam lampiran) lebih besar dari r tabel, maka semua item dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan dari hasil
instrumen dan konsistensinya apabila instrumen diujikan pada kelompok yang
sama pada saat yang berbeda. Menurut Umar (2011), reliabilitas adalah suatu nilai
yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach, dengan rumus
berikut :

Keterangan :

(

)

r = Keandalan instrumen
K = banyak butir pertanyaan
= jumlah ragam buti
= Ragam total
Dari hasil uji reliabilitas ( terdapat pada lampiran) dapat diketahui nilai
reliabilitas (alpha cronbach) tiap variabel. Untuk variabel X1 sebesar 0,764, X2
sebesar 0,721, X3 sebesar 0,699, dan X4 sebesar 0,698.karena nilai ketiga variabel
tersebut diatas 0,6 , maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dinyatakan reliabel.
SKALA LIKERT
Empat pilihan jawaban kuesioner untuk penelitian menggunakan skala
rataan (Likert). Skala ini digunakan untuk mengetahui penilaian Divisi CSR PT.
CCAI bottling national office cibitung bekasi menggunakan skala nominal
sebagai berikut: 1 = Ya, 2 = Tidak dan skala ordinal/ranking dengan melihat
Rataan menggunakan program SPSS 19 sebagai berikut :
Skala 1 : Sangat Tidak Setuju

14

Skala 2 : Tidak Setuju
Skala 3 : Setuju
Skala 4 : Sangat Setuju
Setiap jawaban dari responden dalam kuesioner diberikan skor, cara menghitung
skor rataan adalah:

̅=

Keterangan :
̅ : Skor Rataan
: Jumlah jawaban responden untuk skor i
Xi : Skor nilai Jawaban responden i
n : Jumlah responden
Selanjutnya menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi
tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap skor alternatif yang
terbentuk dari teknik skala peningkatan terdiri dari kisaran 1-6 yang
menggambarkan posisi sangat negatif ke posisi sangat positif, kemudian dihitung
rentang skala dengan rumus berikut :

Rs =
Keterangan :
Rs
: Nilai skor
R (skor) : Skor terbesar- skor terkecil
M
: banyaknya kategori skor
ANALISIS ISI
Crowley dan Delfico (1996) menyatakan bahwa salah satu aplikasi metode
analisis isi (content analysis) adalah menganalisis dokumen atau material tertulis.
Teknik ini dapat digunakan untuk memeriksa teks dalam berbagai material tertulis
seperti laporan ataupun artikel. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis
dan mengklasifikasikan kalimat/teks untuk kepentingan penarikan kesimpulan dan
mengklasifikasikan atau mengelompokan kata-kata yang banyak sekali kedalam
kategori yang lebih kecil yang memuat inti (content) dari dokumen/material yang
sedang dievaluasi. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis dokumen
tertulis, audio dan video yang dihasilkan dari percobaan, observasi, survei,
ataupun analisis data sekunder. Dalam penelitian ini teknik analisis isi atau
analisis isi dokumen akan dilakukan untuk mengevaluasi Peraturan menteri
Negara LH RI no 5 tahun 2011, UU RI no 32 tahun 2009, Keputusan menteri
Negara LH RI no 259 tahun 2011, dan PERPRES RI no 18 tahun 1999 dan
berbagai peraturan serta Dokumen PROPER dan SML ISO 14001 : 2004.

15

UJI t SAMPEL BERPASANGAN
Prosedur uji-t sampel berpasangan menurut Priyatno (2011) adalah
menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian
hipotesisnya adalah:
Ho : µ1 = µ2 dan Hα : µ1 ≠ µ2
Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rataan Implementasi dan
kesesuaian antara PROPER dengan SML ISO 14001 : 2004. Hipotesis alternatif
bermakna terdapat perbedaan – dalam hal perbedaan rataan Implementasi dan
kesesuaian antara PROPER sebelum dan sesudah diberlakukannya SML ISO
14001 : 2004. Tingkat nyata (level of significance) atau nilai α ditetapkan α =
0,05. Nilai kritis atau nilai ttabel dicari dari tabel distribusi t dengan derajat bebas
df = n-1, dimana n adalah jumlah sampel. Menghitung perbedaan untuk setiap
pasangan data, yakni d= X1-X2. Nilai X1 dan X2 menunjukkan rataan hasil
Implementasi SML sebelum dan sesudah penerapan ISO 14001 : 2004 yang baru
untuk masing diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing contoh.
Menghitung nilai-nilai dengan rumus berikut :
̅




dimana ̅

dan



Dalam penentuan keputusan, menolak atau menerima hipotesis nol. Hipotesis nol
ditolak jika
atau
Prosedur penggunaan program SPSS untuk uji-t adalah sebagai berikut:
1. Input data PROPER dan SML PT. CCAI Cibitung Bekasi sebelum dan
sesudah pemberlakukan ISO 14001 : 2004 pada lembar input data (SPSS Data
Editor), kemudian diberi nama dan skala.
2. Pilih Analyze – Compare Means – Paired-Samples t Test. Setelah muncul
kotak dialog, isikan peubah setelah itu tekan OK.
3. Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05
berarti nyata atau tolak hipotesis nol.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Coca Cola merupakan perusahaan pembotolan terbesar di wilayah AsiaPasifik. Pada tahun 1932, Coca cola pertama kali dikembangkan di Indonesia
melalui hasil diversifikasi bisnis perusahaan konglomerat bernama AMATIL
(Allied Manufacturing and Trading Industries Limited). Sejak didirikan di
Indonesia, perusahaan bekerjasama dengan pemegang saham lokal sehingga pada
tahun 1997, Pabrik Coca Cola terbesar di Indonesia didirikan di Cibitung dan

16

menjadi pusat pabrik distribusi terbesar di Indonesia dan menjadi Pusat pabrik
Coca Cola (Coca Cola National Office) serta semakin melebar ke seluruh wilayah
Indonesia yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Makasar, Bandung, Padang,
Denpasar, Lampung dan Banjar baru. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar
dapat mendapat produk terbaik dan mutu tetap terjaga, maka Coca Cola
melakukan langkah sertifikasi produk. Setiap produk Coca Cola dijamin halal
oleh Departemen Agama RI dengan standar hiegenis dijamin oleh departemen
kesehatan. Mutu pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO 9002,
ISO 14001, dan berbagai sertifikasi yang diawasi langsung oleh Coca Cola
Management System International. Pada Desember 2012, PT. CCAI meraih dua
anugerah dari Program penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan berhasil meraih dua (2) penghargaan kategori hijau untuk
wilayah operasi dan pabrik di wilayah Bandung dan Padang. Sebagai Perusahaan
yang telah beroperasi di Indonesia selama 20 tahun, CCAI berkomitmen untuk
mewujudkan pelestarian lingkungan dengan penerapan program-program CSR
melalui empat (4) pilar yaitu Environment, MarketPlace, Community, Workplace.
PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi merupakan salah satu produsen
dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.
Perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih
dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
Komitmen PT Coca Cola Amatil Indonesia pada Lingkungan
PT Coca Cola Amatil Indonesia berkomitmen terhadap usaha-usaha yang
berkaitan dengan pelestarian lingkungan, K3 berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja kami di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja. The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan
terhadap pengawasan mutu untuk memenuhi dan melampaui berbagai standar
mutu, baik standar internasional maupun standar yang ditetapkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman.
Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan di semua
area operasi di seluruh Indonesia bertugas menampung setiap masukan yang
disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, dan disampaikan kepada pihakpihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas
mutu tetap terjaga.
Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia menyadari bahwa masalah yang
berkaitan dengan lingkungan dan K3 senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan dari waktu ke waktu. PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi
mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar
internasional, termasuk di dalamnya ISO 14001, dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan
menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, K3
mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga
berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja.
PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi memiliki komitmen untuk
senantiasa memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap

17

lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus
berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan
konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi
seluruh karyawan. Perusahaan yakin bahwa seluruh karyawan dan setiap orang
yang tergabung di dalam perusahaan, serta mitra kerja bersama memainkan
peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan
lingkungan dengan membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri
sepenuhnya. Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia akan:
2. Berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan
dengan memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan
Perundangan yang berlaku.
3. Senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam
menyusun Business Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa
pengelolaan masalah lingkungan selalu menjadi bagian yang penting dari
Operasi Perusahaan.
4. Menerapkan dan mempertahankan SML terprogram, serta terus menerus
menyempurnakan dan Peninjaupan sejalan dengan operasi perusahaan.
5. Mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan
bertindak pada setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil
setiap dampak negatif yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan.
6. Mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian
sumber daya, termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku
lainnya.
7. Sedapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan
mengolah semua limbah yang ditimbulkan di dalam area pabrik, menjamin
prosedur pembuangan limbah tersebut dengan cara aman dan berdampak
seminimal mungkin.
8. Meminta stakeholder agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan yang
setara dengan standar perusahaan.
PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling
Indonesia terdiri dari 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selama ini pabrik-pabrik yang ada di Indonesia telah menerima berbagai
penghargaan dari The Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang
ditetapkan. Semua pabrik diwajibkan mematuhi berbagai ketentuan internasional
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta secara teratur
melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, K3. Sebelum
produk sampai ke tangan konsumen berawal dari bahan baku pilihan berkualitas
tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan,
pencampuran, pencucian, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan,
pengemasan dan pengangkutan yang bersinergi dengan efisien dan efektif melalui
sistem terkomputerisasi secara otomatis. Kebijakan dan Pengembangan produksi
diarahkan oleh PT. CCAI Bottling Plant National Office Cibitung Bekasi. Setiap
pabrik CCAI memiliki manajemen yang memiliki pengalaman luas dan
kualifikasi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola berbagai aspek teknis
dan pengawasan mutu. Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap kali

18

melampaui berbagai ketentuan internasional dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan secara teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu,
lingkungan dan K3.
Penyempurnaan berkelanjutan

Kebijakan Lingkungan

Pengkajian Manajemen

-

Pemeriksaaan dan Tindakan
Koreksi
- Pemantauan dan pengukuran
- Ketidaksesuaian dan tindakan
koreksi dan pencegahan
- Rekaman
- Audit sistem manajemen
lingkungan

-

Perencanaan
Aspek lingkungan
Persyaratan hukum dan lainnya
Tujuan dan sasaran
Program manajemen lingkungan

Penerapan dan Operasi
Struktur dan tanggung jawab
Pelatihan, kepedulian dan
kompetensi
Komunikasi
Dokumentasi sistem manajemen
lingkungan
Pengendalian dokumen
Pengendalian operasional
Kesiagapan dan tanggap darurat

Gambar 10 Penerapan SML ISO 14001 : 2004 PT CCAI

Sistem Manajemen Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
Upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik
untuk meningkatkan kinerja CCAI di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja Sebelum membuang limbah ke sungai, CCAI mengolah
limbah, sehingga tidak merusak biota sungai. CCAI menyadari bahwa masalah
yang berkaitan dengan lingkungan, K3 senantiasa mengalami perubahan sejalan
dengan pengertian kami terhadap masalah-masalah tersebut yang juga
berkembang dari waktu ke waktu. Perusahaan mengembangkan suatu sistem
komprehensif yang mengacu pada standar internasional, termasuk di dalamnya
ISO 14001 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua pabrik
melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di
bidang perlindungan lingkungan dan K3 mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan
kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan
kerja. Kriteria yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER), penghargaan kriteria hijau diberikan

19

kepada perusahaan yang telah mengelola lingkungan lebih dari yang disyaratkan
(beyond compliance). Penilaian kinerja adalah pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup, penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup, pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dan pelaksanaan bisnis beretika, serta bertanggungjawab terhadap masyarakat
melalui program pengembangan masyarakat. CCAI berkomitmen untuk
mewujudkan pelestarian lingkungan melalui kemasan yang lebih ramah
lingkungan (botol PET), program pertanian Coke Farm, seragam dari bahan daur
ulang botol PET (Eco Uniform) dan kulkas ramah lingkungan (Coca-Cola Solar
Cooler). CCAI mendukung inovasi, menginvestasikan waktu dan sumber daya
yang ada untuk memastikan keberlangsungan bisnis berkelanjutan tak hanya
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga bagi lingkungan dan
masyarakat.
PROGRAM COCA COLA
CCAI telah menerapkan program-program CSR melalui empat pilar yaitu
Lingkungan (Environment), Lingkungan Pasar (Marketplace), Pengembangan
Masyarakat (Community), dan Lingkungan Kerja (Workplace). PT. Coca Cola
Bottling Indonesia mengarahkan kegiatan CSR lingkungannya pada konservasi
sumber daya air, Kampanye lingkungan, kegiatan Water for School, penanaman
pohon, Penghijauan melalui penggunaan biopori atau alat penyerapan air serta
daur ulang sampah organik menjadi pupuk organik di pabrik-pabriknya dan
lingkungan sekitarnya serta Pengembangan Usaha Kecil di sektor informal
(pengusaha mikro). Coca-Cola Bottling Indonesia mewujudkan kepedulian
sosialnya dengan memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk
program pengembangan usaha mikro (Coca-Cola Micro Enterprise Development
Program) yaitu program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha
ekonomi lemah ini diluncurkan pada Juli 2003 dan memiliki dua elemen pokok
bantuan. Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan
pendampingan usaha mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama
satu tahun untuk memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah
tabungan atas kesadaran sendiri, serta mengembangkan kegiatan usaha produktif
anggota dan pengembangan jaringan usaha. Kedua, akses terhadap modal kerja
yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen atau bank (diluar CocaCola).
Tanggungjawab Sosial dan Keberlanjutan
Komitmen untuk melakukan hal yang benar kepada komunitas adalah satu
dari enam nilai dasar yang diterapkan sesuai dengan misi perusahaan yaitu
melayani dan menyegarkan pelanggan, konsumen dengan rasa bangga dan
semangat, serta menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan harus terkait erat
dengan lingkungan hidup, komunitas, pasar dan lingkungan kerja. Pada bulan
Agustus 2000, Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Amatil
memprakarsai berdirinya yayasan sosial bernama Coca-Cola Foundation
Indonesia (CCFI). Misi utama yayasan ini membantu penyediaan kesempatan
belajar bagi anak-anak dan remaja Indonesia agar dapat menjadi warga negara

20

yang produktif serta berwawasan luas. CCFI melaksanakan serangkaian kegiatan
untuk memfasilitasi sarana belajar alternatif guna mengakomodasi kebutuhan
pendidikan bagi para siswa maupun anak putus sekolah. Tiga program besar yang
telah dicetuskan adalah Program Community Learning Center, Program
Lokakarya Penulisan Cerita Anak dan Program Pelatihan yang berkelanjutan.
Program Community Learning Center (Rumah Belajar Masyarakat) merupakan
salah satu wujud nyata upaya CCFI dalam mengembangkan perpustakaan umum
menjadi sarana alternatif tempat belajar bagi masyarakat, dengan cara mendidik
para staf perpustakaan, agar lebih berorientasi pada pembaca, peremajaan sarana
perpustakaan yang menarik dan menyelenggarakan program-program edukatif
untuk menarik minat pengunjung.
ANALISIS KINERJA LINGKUNGAN
Perba