Pengembangan sistem rekomendasi mobile pada data spasial ekowisata

PENGEMBANGAN SISTEM REKOMENDASI MOBILE
PADA DATA SPASIAL EKOWISATA

NENY ROSMAWARNI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengembangan
Sistem Rekomendasi Mobile pada Data Spasial Ekowisata” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013


Neny Rosmawarni
NIM G651110481

RINGKASAN
NENY ROSMAWARNI. Pengembangan Sistem Rekomendasi Mobile pada Data
Spasial Ekowisata. Dibimbing oleh TAUFIK DJATNA dan YANI
NURHADRYANI.
Sistem rekomendasi (recommendation systems-RSs) merupakan salah satu
teknik dari strategi Customer Relationship Management (CRM), berupa alat bantu
perangkat lunak dan teknik yang dapat memberikan rekomendasi kepada
pengguna. Sistem ini merupakan model aplikasi dari hasil observasi terhadap
keadaan dan keinginan pengguna. RSs dapat memberikan saran kepada pengguna
melalui proses sistem penunjang keputusan dan dapat memberikan penjelasan
rekomendasi yang dapat membantu pengguna menemukan apa yang dicari atau
disukai yang dibuat dalam bentuk sebuah sistem. Oleh karena itu dalam
pembuatan sistem ini diperlukan metode rekomendasi yang tepat agar dapat
memberikan rekomendasi yang sesuai dengan keinginan pengguna, serta
membantu untuk mempermudah pengguna mengambil keputusan yang tepat.
Penelitian yang dilakukan memiliki 2 tujuan utama yaitu: 1)

mengembangkan mekanisme dan algoritme sistem rekomendasi dengan
menggunakan metode CARS, 2) membangun aplikasi sistem rekomendasi mobile
untuk lokasi obyek ekowisata berdasarkan profil pengguna. Sedangkan ruang
lingkup pada penelitian ini adalah: 1) metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode CARS, 2) aplikasi ini dibuat pada lingkungan Android mobile.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data spasial. Data
spasial adalah suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan
diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial yang digunakan pada penelitian ini
berupa data vektor yang memberikan informasi posisi berdasarkan point dengan
mengambil kasus data obyek ekowisata daerah Bogor. Ekowisata (Ecotourism)
merupakan salah satu sektor pariwisata yang dapat membantu perekonomian yang
sedang dikembangkan saat ini. Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang berfokus
pada budaya pedesaan sebagai daya tarik wisata.
Aplikasi dinamis untuk pengembangan RSs ekowisata di Indonesia juga
belum ada. Berdasarkan hasil pencarian yang ada sampai saat ini, informasi
tentang ekowisata hanya berupa situs informasi statis dan blog-blog yang juga
bersifat statis. Banyak cara yang sudah dilakukan dalam mengembangkan aplikasi
RSs, seperti melalui media internet dengan menggunakan situs ataupun media
lainnya. Oleh karena itu, melakukan mengembangkan aplikasi untuk studi kasus
ekowisata yang menjadi tantangan di dalam penelitian ini. Tantangan lainnya

yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan metode
yang tepat untuk pembuatan aplikasi mobile RSs berdasarkan dari profil pengguna
yang selalu dinamis. Perangkat mobile saat ini sudah banyak digunakan
diberbagai kalangan masyarakat dan perkembangan dari aplikasi mobile untuk
perangkat lunak (software) maupun perlengkapannya perangkat keras (hardware)
terus bergerak secara dinamis sesuai dengan pergerakan kebutuhan pengguna
yang semakin meningkat. Peningkatan penggunaan perangkat mobile dapat dilihat
dari data akses internet melalui telepon genggam yang menjadi favorit pengguna
internet baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Adapun metode yang digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah dengan
menggunakan metode context aware recommender systems (CARS). Dengan
metode CARS, aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi berdasarkan profil
pengguna. Oleh karena itu, dengan adanya sistem rekomendasi berbasis mobile ini
dapat membantu mempromosikan obyek ekowisata dan mempermudah pengguna
dalam berwisata dengan memberikan rekomendasi berupa informasi lokasi,
petunjuk jalan, dan informasi seputar ekowisata lainnya dengan lebih dinamis,
iterative dan dapat merekomendasikan suatu informasi dengan objektif, efisien
dan cepat.
Kata kunci : context aware recommendation, data spasial, ekowisata,profil

pengguna, sistem rekomendasi

SUMMARY
NENY ROSMAWARNI. A Development of Mobile Recommendation Systems
by Spatial Data Ecotourism. Supervised by TAUFIK DJATNA and Yani
NURHADRYANI.
Recommender System (RSS) is one of the techniques of Customer
Relationship Management (CRM) strategy, in the form of software tools and
techniques that can provide recommendations to user. This system is a model of
an application from the observation of the situation and the wishes of the user.
RSS can provide advice to the user through the process and decision support
systems can provide explanations and advice that can help users find what they
need or preferably item made in the form of a system. Therefore, this system
needs a method of making appropriate recommendations in order to provide
appropriate recommendations to user desire, as well as helping to facilitate the
user for making the right decision.
This research has two main objectives, which are: 1) to develop a
mechanism and the algorithm recommender system using the CARS method, 2)
build a mobile application recommender system for eco-tourism object location
based on user profile. While the scopes of this research are: 1) the method used in

this study is CARS method, 2) the application is made on the Android mobile
environment.
The data will be used in this research are spatial data. Spatial data is a
reference to the position data, objects and relationships among the earth in space.
Spatial data used in this study is vector data that provide position information
based on the data points by taking the case of ecotourism object in Bogor.
Ecotourism is one of the tourism sectors that can help the economy. Ecotourism is
a form of tourism that focuses on rural culture as a tourist attraction.
Dynamic application for ecotourism RSS is not existed at this time. Based
on the existing results, information about ecotourism is sites and blogs that have
static information. The application of RSS applications in mobile devices has not
been much developer who develops applications for this particular case study
ecotourism is becoming challenge in this study. Other challenges were conducted
in this research is how to determine the appropriate method for the manufacture of
mobile applications based on RSS which has dynamic user profiles. Mobile
devices are now widely used in various circles of society and the development of
mobile applications for the software and hardware equipment continues to move
dynamically in accordance with the movement of increasing need of user.
The method in this application is context-aware recommender systems
(CARS). Therefore, with this mobile-based recommender system can help

promote ecotourism and simplify recommendations for traveler user with location
information, direction and other information about ecotourism. Besides that,
mobile-based recommender system is a more dynamic, iterative, efficiently, fast
and can recommend information objectively.
Key words: context aware recommendation, ecotourism, recommendation systems,
spatial data, user profile

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN SISTEM REKOMENDASI MOBILE
PADA DATA SPASIAL EKOWISATA


NENY ROSMAWARNI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer
pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji pada Ujian: Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom

Judul Tesis : Pengembangan Sistem Rekomendasi Mobile pada Data Spasial
Ekowisata
Nama : Neny Rosmawarni
NIM : G651110481


Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Eng Taufik Djatna, STP MSi
Ketua

Dr Yani Nurhadryani, SSi MT
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Yani Nurhadryani, SSi MT

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr


Tanggal Ujian:
( 13 September 2013)

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 sampai
Agustus 2013 ini ialah pengembangan sistem rekomendasi mobile pada data
spasial ecotourism.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Eng Taufik Djatna STP
MSi dan Ibu Dr Yani Nurhadryani SSi MT, selaku pembimbing. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr Imas Sukaesi Sitanggang SSi
Mkom dan Bapak Dr Eng Heru Sukoco Ssi MT, dari departemen Ilkom. Bapak Dr
Ir Agus Priyono MSc, selaku Rektor dari Institut Sains dan Teknologi Nasional
(ISTN) Jakarta. Bapak Drs Syarif Hidayatullah MKom dan seluruh rekan-rekan
dosen dan karyawan ISTN, yang telah membantu dan selalu memberikan motivasi
selama melakukan studi di Ilmu Komputer IPB. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayahanda Agus Redinar (alm), ibunda tercinta Nrs Siti

Chasani Amd SKep MM, adik Gusti Permana Putra, Mardika Hakiki ST, serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada teman-teman satu tim bimbingan khususnya Bapak Galih
Kurniawan Sidik SEI MKom, Ibu Astried Silvanie ST MKom, Muhammad Rizki
Azima STP, Fajar Munichputranto STP, Elfira Febriani STP, Nina Hairiyah STP,
Ludfioki Arifianto STP, Novina, Bapak Iwan, Bapak Arif Rahman Hakim STP,
Bapak Hendra Yuniar SKom, serta seluruh teman-teman di Ilkom angkatan 13
dan angkatan 12, Para Staf Ilkom terutama pada bagian tata usaha, perpustakan
dan dosen-dosen Ilkom, teman-teman di wisma melati, para sahabat yang turut
membantu selama proses penelitian ini dan seluruh pihak-pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu namanya, atas segala dukungan, bantuan dan doanya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dinas pendidikan perguruan
tinggi (DIKTI). Penelitian ini dibiayai oleh dana Bantuan Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN) 2013 DIKTI sebagai penelitian fundamental (Dasar
/Unggulan) NOMOR: 316/IT3.41.2/L2/SPK/2013. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan karya ini
dikemudian hari.

Bogor, September 2013


Neny Rosmawarni

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

vi
vi
vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
4
4
4
4

2 TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Rekomendasi
Context Aware Recommender Systems (CARS)
Data Spasial
Google Map API
Pengertian Ekowisata
Perangkat dan Aplikasi Mobile
Sistem Operasi Android
Arsitektur Android

5
5
7
8
10
10
13
14
14

3 METODE
Tata laksana penelitian
Perhitungan Metode CARS
Alat dan Bahan Membangun Aplikasi Sistem Rekomendasi
Implementasi dan Uji Coba

16
16
17
21
21

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

22
22
24

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

30
30
30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
RIWAYAT HIDUP

31
33
55
58

DAFTAR TABEL
1. Penelitian terkait tentang sistem rekomendasi
2. Data obyek ekowisata yang digunakan

6
22

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Diagram ekowisata
Salah satu kegiatan dalam ekowisata
Klasifikasi sistem rekomendasi
Tiga model paradigma CARS
Permukaan bumi dan layer model raster
Arsitektur android
Alur metode penelitian
Alur model contextual pre-filtering
Struktur hirarki contextual information.
Metode pendekatan prototipe
Rancangan ERD DB Ekowisata
Rancangan diagram kelas
Use case diagram aplikasi RSs
Rancangan alur umum aplikasi RSs
Struktur menu aplikasi RSs m-ecotourism
Alur sistem rekomendasi
Cakupan aplikasi mobile ekowisata

2
3
5
8
9
15
16
17
18
20
23
23
24
26
27
28
29

DAFTAR LAMPIRAN
1. Tampilan halaman depan aplikasi RSs
2. Tampilan halaman registrasi
3. Tampilan halaman masuk
4. Tampilan menunggu sinyal GPS
5. Tampilan menu aplikasi
6. Tampilan halaman rekomendasi awal
7. Tampilan semua obyek wisata
8. Tampilan halaman pengaturan rekomendasi
9. Tampilan peta rekomendasi
10. Tampilan informasi obyek wisata
11. Tampilan halaman detail obyek wisata
12. Tampilan data transaksi
13. Tampilan informasi jarak
14. Tampilan keluar
15. Tabel data kamus data pengguna (User)
16. Tabel kamus data ekowista
17. Tabel kamus data kriteria
18. Tabel kamus data fasilitas
19. Diagram aktivitas untuk registrasi pengguna
20. Diagram Sequence proses register
21. Diagram BPMN seluruh aktifitas pengguna dan aplikasi

33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
40
40
41
41
42

22. Daftar hasil survei 21 obyek wisata.
23. Lokasi taman wisata matahari
24. Lokasi curug 7 cilember
25. Lokasi citra alam
26. Lokasi taman safari
27. penggujian blackbox testing

43
44
45
46
47
48

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem rekomendasi (recommendation systems-RSs) merupakan salah satu
teknik dari strategi CRM (Customer Relationship Management), berupa alat bantu
perangkat lunak dan teknik yang dapat memberikan rekomendasi kepada
pengguna (Ricci, et al. 2011). Sistem ini merupakan model aplikasi dari hasil
observasi terhadap keadaan dan keinginan pengguna. RSs dapat memberikan saran
kepada pengguna melalui proses sistem rekomendasi dan dapat memberikan
penjelasan rekomendasi yang membantu pengguna menemukan apa yang dicari
atau disukai yang dibuat dalam bentuk sebuah sistem. Pembuatan sistem ini
diperlukan metode rekomendasi yang tepat agar dapat merekomendasikan sesuai
dengan keinginan pengguna, serta membantu untuk mempermudah pengguna
mengambil keputusan yang tepat (McGinty dan Smyth 2006). Sistem ini meliputi
analisis data dari pengguna dan penggalian informasi yang berguna untuk prediksi
yang lebih lanjut (Chen 2006).
Menurut Burke (2007), pendekatan rekomendasi dibagi menjadi 6 kelas
yang berbeda yaitu berdasarkan: content based, collaborative filtering,
demographic, knowledge based, community based, hybrid recommender systems.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah gabungan antara
pendekatan berdasarkan content based dan hybrid recommeder systems. Menurut
Ricci et al. (2011) hubungan antara sistem rekomendasi dan interaksi manusia dan
komputer itu harus didasarkan pada: (1) trust, explanations and persuasiveness,
(2) conversational systems, (3) Visualization. Hal ini dimaksudkan agar sistem
rekomendasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan tampilan
aplikasinya harus bersifat userfriendly karena User (pengguna) merupakan aset
paling penting dari sebuah organisasi (perusahaan). Itulah sebabnya organisasi
harus merencanakan dan menggunakan strategi yang jelas untuk mendapatkan dan
mempertahankan pengguna. Berdasarkan pernyataan tersebut aplikasi RSs
ekowisata ini dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. CRM adalah strategi/
konsep untuk membangun, mengelola, dan penguatan loyalitas jangka panjang
hubungan dengan pengguna (Danardatu, 2007), Sedangkan Sistem rekomendasi
merupakan teknik atau tools yang digunakan didalam CRM yang dianggap paling
efektif saat ini, contohnya dapat merekomendasikan seperti: pemilihan produk,
aktivitas harian, atau dapat merekomendasikan teman seperti dalam jejaring sosial.
Pada penelitian ini, pembuatan aplikasi mobile RSs diterapkan dalam kasus
ekowisata. Ekowisata merupakan salah satu sektor pariwisata yang dapat
membantu perekonomian yang sedang berkembang saat ini. Ekowisata juga
merupakan bentuk pariwisata yang berfokus pada budaya pedesaan sebagai daya
tarik wisata dan suatu kegiatan sosial (Sharda 2010). Pengertian lain juga
menyebutkan ekowisata merupakan perjalanan wisata yang melestarikan sistem
ekologi, sumber daya alam, dan lingkungan. Sehingga biasanya yang menjadi
daya tarik wisatanya adalah kehidupan flora, fauna, dan warisan budaya setempat
(Avenzora 2008). Kesimpulan dari beberapa pengertian tersebut menyatakan
ekowisata merupakan gabungan dari tiga unsur yaitu conservation, profit dan
local. Berbagai tampilan aplikasi data spasial dalam waktu yang dinamis

2

ditawarkan kepada wisatawan dalam berwisata, wisatawan dalam hal ini adalah
pengguna yang memanfaatkan semua daya tarik yang ada pada ekowisata. Wisata
ini juga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan penduduk dan dapat juga
mempromosikan pembangunan daerah setempat.
Pengertian lainnya juga menyebutkan bahwa ekowisata merupakan salah
satu sektor pariwisata yang dapat membantu perekonomian yang sedang
berkembangkan di Indonesia saat ini. Menurut Fennell (2005), ekowisata
merupakan bentuk dari pariwisata yang berfokus pada budaya pedesaan sebagai
daya tarik wisata. Dalam merencanakan suatu perjalanan wisata, seseorang
biasanya menerima saran tentang tujuan perjalanan dari teman atau rekan yang
dapat memberikan rekomendasi tentang obyek pariwisata yang akan dituju, atau
dapat pula berinteraksi dengan agen perjalanan untuk merencanakan dan memesan
jadwal perjalanan. Melakukan perjalanan wisata memiliki banyak manfaat salah
satunya adalah dapat menambah wawasan dan pengalaman, dapat me-refresingkan diri dari kegiatan rutin sehari-hari, bertemu orang baru dan dapat menjalin
pertemanan. Ekowisata dapat dijelaskan diagram seperti yang dilihat pada
Gambar 1:

Gambar 1 Diagram ekowisata (Sharda 2010)
Berbagai atraksi spasial yang dinamis ditawarkan oleh pemda (pemerintah
daerah) maupun warga daerah setempat kepada para turis untuk menarik minat
para turis agar dapat berwisata. Faktor yang melatarbelakangi penelitian pada
kasus ini adalah karena peran ekowisata yang merupakan sumber pemasukan
devisa bagi pemerintah Indonesia yang sedang dikembangkan dan ditingkatkan
saat ini. Jumlah obyek wisata di Indonesia sangat banyak dan memiliki SDA
(Sumber Daya Alam) yang sangat melimpah namun belum semua dapat dikelola
dengan baik bahkan terkadang keberadaannya hampir tidak diketahui oleh para
wisatawan. Menurut Sunarminto 2012, Jumlah wisatawan domestik maupun
mancanegara yang datang ke obyek wisata di Indonesia juga belum dapat
dikatakan baik karena belum seimbangnya jumlah wisatawan yang didapat
dibandingkan dengan ketersediaan jumlah sumber daya wisata yang tersebar di
seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada penelitian ini
diketahui belum adanya aplikasi dinamis pengembangan RSs ekowisata saat ini.
Berdasarkan hasil pencarian yang ada sampai saat ini, informasi tentang ekowisata
hanya berupa situs informasi statis dan blog-blog yang juga bersifat statis.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai keindahan alam
dan aneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat. Keragaman ini

3

dicerminkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sehingga setiap daerah di
Indonesia mempunyai ciri khas. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia
mempunyai peluang yang sangat besar dalam ekowisata seperti yang terlihat pada
Gambar 2 yang merupakan gambaran salah satu obyek wisata ekowisata yang ada
di daerah Bogor yang diambil pada saat peneliti melakukan survei.

Gambar 2 Salah satu kegiatan dalam ekowisata
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengembangkan aplikasi RSs,
seperti melalui media internet dengan menggunakan situs ataupun media lainnya.
Survei yang dilakukan pada penelitian ini melihat belum adanya penerapan
aplikasi RSs dalam perangkat mobile untuk studi kasus ekowisata. Hal tesebut
menjadi suatu tantangan yang harus diselesaikan dalam penelitian ini. Tantangan
lainnya yang dilakukan pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan metode
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan diimplementasikan dalam
aplikasi mobile RSs. Perangkat mobile saat ini sudah banyak digunakan di
berbagai kalangan masyarakat dan perkembangan dari aplikasi mobile untuk
perangkat lunak (software) maupun perlengkapannya perangkat keras (hardware)
terus bergerak secara dinamis sesuai dengan pergerakan kebutuhan pengguna
yang semakin meningkat. Peningkatan terhadap penggunaan perangkat mobile
dalam mengakses data pada internet menjadi favorit para pengguna internet baik
di daerah pedesaan maupun perkotaan. Sebanyak 51.38 persen akses internet
dilakukan melalui media telepon genggam pada tahun 2011 (BPS 2011).
Pengembangan aplikasi mobile yang berjalan dalam lingkungan pervasive
menjadi salah satu tantangan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini.
Lingkungan pervasive dapat dikarakterisasi dengan derajat tinggi atas mobilitas
yang tinggi, dinamis dan tidak dapat diprediksi untuk itu digagaskan ide
penyatuan informasi dari pengguna perangkat mobile yang bergerak di dalam
lingkungan pervasive yang kaya informasi (Julien 2005).
Metode yang digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah dengan
menggunakan metode context aware recommender systems (CARS). Dengan
metode CARS, aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi berdasarkan profil
pengguna. Oleh karena itu, dengan adanya sistem rekomendasi berbasis mobile ini

4

dapat membantu mempromosikan obyek ekowisata dan mempermudah pengguna
dalam berwisata dengan memberikan rekomendasi berupa informasi lokasi,
petunjuk jalan, dan informasi seputar ekowisata lainnya dengan lebih dinamis,
iterative dan dapat merekomendasikan suatu informasi dengan objektif, efisien
dan cepat. Aplikasi ini dibuat dalam aplikasi mobile yang di sebut mobileekowisata (m-ecotourism) dan dapat diterapkan disemua lokasi ekowisata,
khususnya daerah Bogor.
Perumusan Masalah
Berdasarkan survei, saat ini belum ada aplikasi yang dapat memberikan
rekomendasi obyek ekowisata daerah Bogor berdasarkan profil pengguna oleh
karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengkustomisasi dan meng-update data secara spasial pada
mobile berdasarkan profil pengguna agar menjadi lebih dinamis?
2. Bagaimana cara mengembangkan aplikasi rekomendasi aplikasi mobile pada
studi kasus ekowisata?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk melakukan penerapan mekanisme dan algoritme yang mendukung
aplikasi mobile menggunakan data spasial.
2. Untuk membangun prototipe aplikasi yang dapat merekomendasikan fitur
dinamis informasi ekowisata secara objektif, efisien dan cepat.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan aplikasi ini adalah
1. Aplikasi ini dapat membantu pengguna mendapatkan informasi ekowisata
yang dibutuhkan dengan lebih cepat dan lebih efisien.
2. Aplikasi ini dapat membantu pengembangan dan peningkatan usaha
ekowisata di Indonesia khususnya wilayah Bogor.
3. Aplikasi ini merupakan Mobile-Ekowisata (m-ecotourism) berbasis spatial
data yang dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan menambahkan data
dan fitur-fitur lainnya untuk wilayah yang lebih luas.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Mengembangkan dan mengimplementasikan aplikasi mobile dengan
menggunakan teknik sistem rekomendasi, metode CARS dan algoritme
pendukung.
2. Platform pengembangan adalah Android mobile, bahasa pemograman Java
dan menggunakan DBMS MySQL.
3. Studi kasus untuk penelitian ini difokuskan pada wilayah Bogor.

5

2 TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Rekomendasi
Sistem rekomendasi merupakan model aplikasi dari hasil observasi
terhadap keadaan dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu sistem rekomendasi
memerlukan model rekomendasi yang tepat agar yang direkomendasikan sesuai
dengan keinginan pelanggan, serta mempermudah pelanggan mengambil
keputusan yang tepat dalam menentukan produk yang akan digunakannnya
(McGinty dan Smyth 2006). Tujuan utama dari sistem rekomendasi meliputi
analisis data dari pengguna dan penggalian informasi yang berguna untuk prediksi
yang lebih lanjut (Chen 2006).
Menurut Ricci et al. (2011). Sistem rekomendasi merupakan suatu
software tools dan teknik yang dapat memberikan saran untuk setiap item yang
dapat digunakan kepada seorang pengguna. Saran-saran yang diberikan tersebut
dapat digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan, hal ini bisa
dicontohkan barang/item yang akan di beli, musik apa yang dapat didengar, atau
berita online apa yang dapat dibaca.
Beberapa fakta yang mempengaruhi alasan mengapa sistem rekomendasi
ini diperlukan, yaitu: peningkatan angka penjualan dari setiap barang, adanya
peningkatan statifikasi pengguna, untuk menjual lebih banyak barang, adanya
kenaikan fedility pengguna, ada pemahaman yang lebih baik terhadap keinginan
dan kebutuhan pengguna. Fakta-fakta tersebut menjadikan sistem rekomendasi
banyak dikembangkan, oleh karena itu sistem rekomendasi mempunyai fungsi,
yaitu: untuk menemukan suatu item/barang yang cocok, menemukan semua
barang yang bagus, dapat memberikan pemahaman yang baik, memberikan
rekomendasi yang berkelanjutan, memberikan rekomendasi yang utuh (satu
kesatuan), dapat memberikan kreabilitas terhadap sesuatu yang sudah di
rekomendasikan, atau hanya browsing. Menurut Chen 2006, sistem rekomendasi
memiliki tipe yang terbagi menjadi 4 kategori, yaitu: content-based, collaborative
filtering, knowledge-based, dan hybrid-based, seperti ditunjukan pada Gambar 3 :

Gambar 3 Klasifikasi sistem rekomendasi (Chen 2006)

6

Sedangkan menurut Burke (2007), pendekatan rekomendasi dibagi menjadi
6 kelas yang berbeda yaitu berdasarkan: content based, collaborative filtering,
demographic, knowledgebased, communitybased, Hybrid recommender systems.
Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah content based dan hybrid
recommender systems. Menurut Ricci et al. (2011) hubungan antara sistem
rekomendasi dan interaksi manusia dan komputer itu harus didasarkan pada: (1)
trust, explanations and persuasiveness, (2) conversational systems, (3)
visualization. Sistem rekomendasi menjadi inti dalam penelitian ini, adapun yang
mendasari peneliti ini, terkait dengan yang dilakukan pada penelitian-penelitian
sebelumnya seperti yang dijelaskan pada Tabel 1 :
Tabel 1 Penelitian terkait tentang sistem rekomendasi
No

Nama

Tahun

1

Yoon Ho Choa,
Jae Kyeong Kimb,
dan Soung Hie
Kima

2002

2

Abhinandan Das,
Mayur Datar, dan
Ashutosh Garg

2007

3

Michael J. Pazzani
and Daniel Billsus

2007

4

Joon Yeon Choi,
Hee Seok Song,
dan Soung Hie
Kim1

2007

5

Damianos Gavalas
dan Michael
Kenteris

2011

Judul

Keterangan
Melakukan personalisasi
A personalized
recommender system rekomedasi untuk ebased on web usage commerce pada website,
menggunakan teknik web
mining
usage mining dan decision
and decision tree
tree.
induction
Melakukan algoritma
Google News
scalable real time
Personalization:
recommendation engine
Scalable Online
sehingga dapat memberikan
Collaborative
hasil untuk evaluasi Google
Filtering
News.
Menggunakan algoritma
content-based
recommendation systems
Content-Based
untuk memberikan
Recommendation
rekomendasi item kepada
Systems
pengguna yang berbasis pada
deskripsi dari item dan profile
dari ketertarikan pengguna.
Memperkenalkan sistem
MCORE: a context- MCORE, yang dapat
digunakan untuk memilih
sensitive
konteks untuk pesan yang
recommendation
system for the mobile direkomendasikan dalam
bentuk aplikasi mobile web
Web
based.
Membuat sistem rekomendasi
A web-based
berbasis pada web yang
pervasive
diterapkan untuk aplikasi
recommendation
mobile tourist guides dengan
system for mobile
menggunakan teknik MTRS.
tourist guides

7

6

7

8

Chellatamilan T
dan Suresh R. M.

Wahidah Husain
and Lam Yih Dih

Neny Rosmawarni

2011

2012

2013

An e-Learning
Recommendation
System using
Association Rule
Mining Technique

Membuat sistem rekomendasi
untuk aplikasi e-learning
menggunakan teknik
Association Rule Mining.

A Framework of a
Personalized
Location-based
Traveler
Recommendation
System in Mobile
Application

Membangun aplikasi mobile
untuk memberikan
rekomendasi berdasarkan
personalisasi dari pengguna
untuk informasi berwisata
menggunakan teknik
Personalized Location-based
Traveler Recommender
System (PLTRS).

Pengembangan
Sistem Rekomendasi
Mobile Pada Data
Spasial Ekowisata

Melakukan pengembangan
sistem rekomendasi mobile
menggunakan teknik CARS
pada data spasial yang
berdasarkan pada prefecences
pengguna.

Context Aware Recommender Systems (CARS)
CARS pertama kali diusulkan oleh Adomavicius dan Tuzhilin pada tahun
2011, CARS sendiri secara singkat dapat diartikan sebagai suatu metode dari
sistem rekomendasi yang berbasis pada contextual information (informasi
konteks), Pentingnya informasi konteks telah diakui oleh para peneliti dan praktisi
dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk e-commerce personalisasi, pencarian
informasi, komputasi di mana-mana dan mobile, data mining, pemasaran, dan
manajemen. Sementara sebagaian besar penelitian saat ini sudah dilakukan pada
bidang sistem rekomendasi, pendekatan yang paling yang ada fokus pada
merekomendasikan item yang paling sesuai dan cocok bagi pengguna tanpa
memperhitungkan informasi contextual tambahan, seperti waktu, lokasi, atau
perusahaan orang lain (misalnya, untuk menonton film atau makan di luar). CARS
membahas gagasan umum konteks dan dapat dimodelkan dalam sistem
rekomendasi. Tiga paradigma algoritma yang berbeda : Contextualpra-filtering,
Contextual pasca-filtering, dan Contextual pemodelan. CARS mengutamakan
Contextual information sebagai pokok dari teknik yang digunakan, pengertian
context (konteks) itu sendiri memiliki banyak variasi namun pada CARS sudah
menetapkan yaitu konteks yang dimaksud disini adalah yang sesuai nilainya dan
tidak berubah-ubah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4:

8

Gambar 4 Tiga model paradigma CARS (Adomavicius dan Tuzhilin 2011)
Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah pre-filtering,
Keterangan dimana U = User (pengguna), I = Items, C = Context dan R = Rating
(peringkat). Item yang dimaksud adalah obyek ekowisata. Paradigma pre-filtering
mudah dalam penghitungan rekomendasi, tidak memerlukan waktu yang lama
untuk mengetahui hasil rekomendasi dan penerapannya menggunakan biaya
rendah dibandingkan dengan paradigma yang lain.

Data Spasial
Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada
posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial
merupakan salah satu item dari informasi, dimana terdapat informasi mengenai
bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan
dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson 2000a). Data spasial dan
informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu
elemen di permukaan bumi. Menurut Rajabidfard dan Williamson 2000a,
menerangkan pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai
lokasi dari suatu aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas lain atau
elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi
memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, memberikan arahan
dalam membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks.
Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya
dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditunjukan
sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial
ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan
hampir lebih dari 80 % informasi mengenai bumi berhubungan dengan informasi
spasial. Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian
(georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial,
hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. Sekarang ini data spasial menjadi media
penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam

9

yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun
lokal.

Gambar 5 Permukaan bumi dan layer model raster (Prahasta 2009)
Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi
pemetaan digital dan pemanfaatannya pada sistem informasi geografis (SIG).
Format data spasial dapat berupa vektor (polygon, line, points) maupun raster.
Pada penelitian ini data spasial yang digunakan adalah points. Cara memperoleh
data spasial:
1. Dengan menggunakan citra satelit.
Data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Satelit tersebut
menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari
permukaan bumi.
2. Dengan menggunakan foto udara.
Biasanya foto udara menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses
pengambilan atau perekaman datanya hampir sama dengan citra satelit.
Perbedaannya dengan citra satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan
wilayahnya.
3. Dengan melakukan survei lapangan.
Data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan dilapangan. Data
Spasial: terdiri dari data vektor dan data raster.
1. Data vektor: informasi posisi point, garis dan polygon disimpan dalam
bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang
koordinat x, y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan
sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti
zona target yang disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup.
2. Data raster: model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta
hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel
memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut
digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak
jauh dari sebuah satelit, masing– masing pixel direpresentasikan sebagai
panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi
dan diterima oleh satelit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel.
Pada image hasil scanning, masing – masing pixel merepresentasikan
keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-point tertentu pada image
hasil scanning tersebut.

10

Google Map API
Google Map API merupakan aplikasi interface yang dapat diakses lewat
Javascript agar Google Map dapat ditampilkan pada halaman aplikasi yang sedang
bangun. Google maps merupakan salah satu aplikasi web yang menyediakan
fasilitas untuk mencari suatu lokasi atau tempat tertentu dan menampilkannya
didalam format peta (Safaat 2012). Google Maps juga merupakan sebuah jasa peta
globe virtual gratis dan online yang disediakan oleh Google dapat ditemukan di
http://maps.google.com. API (Application Programming Interface) adalah
sekumpulan perintah, fungsi, dan protokol yang dapat digunakan oleh
programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu. API
memungkinkan programmer untuk menggunakan fungsi standar untuk
berinteraksi dengan sistem operasi. Google menyediakan berbagai API
(Application Programming Interface) yang sangat berguna bagi pengembang web
maupun aplikasi desktop untuk memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan oleh
Google seperti misalnya: AdSense, Search Engine, Translation maupun YouTube.
API secara sederhana bisa diartikan sebagai kode program yang merupakan
antar muka atau penghubung antara aplikasi atau web yang kita buat dengan
fungsi-fungsi yang dikerjakan. Misalnya dalam hal ini Google API berarti kode
program (yang disederhanakan) yang dapat kita tambahkan pada aplikasi atau web
kita untuk mengakses/ menjalankan/ memanfaatkan fungsi atau fitur yang
disediakan Google. Google API dapat dipelajari langsung melalui Google Code.
Ada banyak API yang disediakan oleh Google, beberapa diantaranya adalah:
1. Language API: untuk memanfaatkan fitur translation yang dimiliki Google.
2. Earth API: memanfatkan fitur yang ada pada Google Earth.
3. Javascript API.
4. Maps API: memanfaatkan fitur yang ada pada Google Maps.
5. Search API: memanfaatkan fitur pencarian pada Google Search.
6. Visualization API: membuat grafik maupun chart dengan Google API.
7. YouTube API: memanfaatkan fitur yang ada pada YouTube misalnya
untuk pencarian video.
Salah satu cara mudah mempelajari Google API adalah dengan
memanfaatkan Google AJAX APIs Playground. AJAX APIs playground adalah
sebuah situs yang disediakan oleh Google bagi kita untuk mencoba secara
langsung sejumlah Google API yang berbasis AJAX (Asynchronous Javascript
and XML). Aplikasi Google maps dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan lokasi yang dicari secara detail, misalnya denah lokasi,petunjuk,
arah jalan, gambar satelit (untuk kota-kota tertentu), dan sebagainya.

Pengertian Ekowisata
Perkembangan pemahaman tentang ekowisata berawal di tahun 1970-an
dengan berkembangnya kepariwisataan berbasis alam, yang pada intinya
merupakan acara perjalanan yang meliputi kunjungan ke tempat-tempat yang
berada di lingkungan alam. Pada awal tahun 1990-an, perkembangan dan
pertumbuhan ekowisata, bersama dengan pariwisata alam, budaya, peninggalan

11

sejarah dan petualangan, secara global telah menjadi sektor industri pariwisata
yang mengalami laju pertumbuhan terpesat. Akhir-akhir ini, ekowisata telah
menyebabkan berkembangnya berbagai istilah lain seperti Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism), Pariwisata Bertanggungjawab (Responsible
Tourism), Pariwisata pro-masyarakat miskin (Pro-poor Tourism), di Indonesia
diperkenalkan sebagai desa wisata, Pariwisata Hijau (Green Tourism), Pariwisata
Alternatif (Alternative Tourism) (Avenzora 2008). Rumusan di atas hanyalah
penggambaran tentang kegiatan wisata alam biasa.
Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang
alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk setempat. Menurut Avenzora 2008, dalam kegiatan ekowisata
terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap
kelestarian lingkungan dan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata
merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan pontensi
sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan
yang berkesinambungan. Definisi di atas telah diterima luas oleh para pelaku
ekowisata.
Sedangkan pengertian ekowisata berbasis komunitas (community-based
ecotourism) merupakan usaha ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh
masyarakat setempat. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan
ekowisata dari mulai perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil
kegiatan ekowisata sebanyak mungkin dinikmati oleh masyarakat setempat. Jadi
dalam hal ini masyarakat memiliki wewenang yang memadai untuk
mengendalikan kegiatan ekowisata. Beberapa pemahaman tentang ekowisata:
1. Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke
wilayah alam yang disertai upaya melestarikan lingkungan dan
memperbaiki kesejahteraan penduduk setempat.
2. Sementara kepariwisataan berbasis alam (Nature Tourism), sekedar
menjelaskan perjalanan ke tempat-tempat di lingkungan alam.
3. Ekowisata adalah jenis kepariwisataan berbasis alam yang memberi
manfaat bagi masyarakat dan destinasi setempat baik dalam hal
lingkungan alam, budaya maupun ekonomi.
4. Ekowisata menghadirkan seperangkat prinsip yang telah berhasil
dilaksanakan di berbagai masyarakat global dan telah didukung luas oleh
industri (pariwisata) maupun penelitian akademik.
5. Ekowisata, jika dilaksanakan berdasarkan pada prinsip, menciptakan
pengembangan kepariwisataan yang memberi manfaat sosial dan
lingkungan yang sehat.
6. Sebagaimana ekowisata, istilah-istilah seperti sustainable tourism dan
responsible tourism berakar dari konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Dengan pemikiran konsep ini, maka kepariwisataan berkelanjutan
(Sustainable tourism) untuk industri Perjalanan dan pariwisata, sebagai
kepariwisataan yang memenuhi kebutuhan wisatawan, dengan melindungi dan
mengembangkan peluang untuk masa depan. Secara umum objek kegiatan

12

ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki
nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya.
1. Wisata pemandangan:
1. Objek-objek alam (pantai, air terjun, terumbu karang)
2. Flora (hutan, tumbuhan langka, tumbuhan obat-obatan)
3. Fauna (hewan langka dan endemik)
4. Perkebunan (teh, kopi)
2. Wisata petualangan:
1. Kegiatan alam bebas (lintas alam, berselancar)
2. Ekstrem (mendaki gunung, paralayang)
3. Berburu (babi hutan)
3. Wisata kebudayaan dan sejarah:
1. Suku terasing (orang Rimba, orang Kanekes)
2. Kerajinan tangan (batik, ukiran)
3. Peninggalan bersejarah (candi, batu bertulis, benteng kolonial)
4. Wisata penelitian:
1. Pendataan spesies (serangga, mamalia dan seterusnya)
2. Pendataan kerusakan alam (lahan gundul, pencemaran tanah)
3. Konservasi (reboisasi, lokalisasi pencemaran)
5. Wisata sosial, konservasi dan pendidikan:
1. Pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata (pembuatan
sarana komunikasi, kesehatan).
2. Reboisasi lahan-lahan gundul dan pengembang biakan hewan
langka.
3. Pendidikan dan pengembangan sumber daya masyarakat di dekat
objek ekowisata (pendidikan bahasa asing, sikap).
Ada enam manfaat dari pengembangan ekowisata, yaitu:
1. Memberikan nilai ekonomi bagi kegiatan ekosistem di dalam lingkungan
yang dijadikan obyek wisata;
2. Menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan;
3. Memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para
pihak terkait (stakeholders);
4. Membangun konstituen atau dukungan bagi konservasi di tingkat lokal,
nasional dan internasional;
5. Mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan;
6. Mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek
wisata tersebut.
Tahap-tahap yang wajib dilakukan untuk membangun sebuah objek
ekowisata meliputi:
1. Identifikasi potensi atau kelayakan,
2. Pengembangan atraksi wisata,
3. Pengelolaan atraksi wisata,
4. Pemeliharaan,
5. Pemasaran objek atau atraksi ekowisata.

13

Ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari
menjamin kelestarian ini adalah sesuai dengan tujuan konservasi, yaitu:
1. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang mendukung sistem
kehidupan.
2. Melindungi keanekaragaman hayati.
3. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya.
Wisatawan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Explorer –petualang
2. Minat Khusus
3. Banyak Minat
4. Backpacker
Dalam dunia pariwisata dikenal beberapa jenis wisata, yaitu:
1. Wisata Alam,
2. Wisata Kebudayaan,
3. Wisata Pendidikan,
4. Wisata Pertanian,
5. Wisata Perbandingan,
6. Wisata Keagamaan,
7. Wisata Bahari,
8. Wisata Minat Khusus
Secara umum basis pengembangan wisata minat khusus meliputi:
1. Aspek alam, seperti: flora, fauna, fisik geologi, vulkanologi, hidrologi,
hutan alam atau taman nasional.
2. Objek dan daya tarik wisata budaya, meliputi: budaya peninggalan sejarah
dan budaya kehidupan masyarakat. Potensi ini selanjutnya dapat dikemas
dalam bentuk wisata budaya peninggalan sejarah, wisata pedesaan dan
sebagainya di mana wisatawan yang memiliki minat dapat terlibat
langsung dan berinteraksi dengan budaya masyarakat setempat untuk
belajar berbagai hal dari budaya yang ada.

Perangkat dan Aplikasi Mobile
Aplikasi mobile adalah program yang digunakan orang untuk melakukan
sesuatu pada sistem komputer mobile dapat diartikan sebagai perpindahan yang
mudah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya telepon mobile berarti
bahwa terminal telepon yang dapat berpindah dengan mudah dari satu tempat ke
tempat lain tanpa terjadi pemutusan atau terputusnya komunikasi (Safaat 2012).
Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat nirkabel seperti pager, seperti telepon
seluler dan PDA. Karakteristik perangkat mobile :
1. Ukuran yang kecil, perangkat mobile memiliki ukuran yang kecil.
Konsumen menginginkan perangkat yang terkecil untuk kenyamanan dan
mobilitas mereka.
2. Memory yang terbatas, perangkat mobile juga memiliki memory yang kecil,
yaitu primary (RAM) dan secondary (disk).

14

3. Daya proses yang terbatas, sistem mobile tidaklah setangguh desktop.
4. Mengkonsumsi daya yang rendah, perangkat mobile menghabiskan sedikit
daya dibandingkan dengan mesin desktop.
5. Kuat dan dapat diandalkan, karena perangkat mobile selalu dibawa kemana
saja, mereka harus cukup kuat untuk menghadapi benturan-benturan,
gerakan, dan sesekali tetesan-tetesan air.
6. Konektivitas yang terbatas, perangkat mobile memiliki bandwith rendah,
beberapa dari mereka bahkan tidak tersambung.
7. Masa hidup yang pendek, perangkat-perangkat konsumen ini menyala
dalam hitungan detik kebanyakan dari mereka selalu menyala.

Sistem Operasi Android
Android merupakan sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi (Supardi 2011).
Beberapa pengertian Android, yaitu:
1. Merupakan platform terbuka (open source) bagi para pengembang
(Programmer) untuk membuat aplikasi.
2. Merupakan sistem operasi yang di beli Google Inc. dari Android Inc.
3. Bukan bahasa pemograman, akan tetapi hanya menyediakan lingkungan
hidup atau run time environment yang disebut DVM (Dalvik Virtual
Machine) yang telah dioptimasi untuk device/alat dengan sistem memori
yang kecil.
Untuk mengembangkan Android, dibentuk OHA (Open Hardset Aliance),
konsorium dari 34 perusahan piranti lunak (Software), dan telekomunikasi,
termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada
tanggal 5 November 2007, Android dirilis pertama kali. Android bersama OHA
menyatakan mendukung pengembangan open source pada perangkat mobile.
Android hanya menyediakan lingkungan runtime atau sebagai interpreter.
Dimana kode sumber yang telah di compile dengan compiler Java akan di
optimasi oleh dalvik. Sebuah virtual machine yang memang dibuat khusus untuk
menjalankan kode-kode program yang buat dengan bahasa pemograman Java.
Yang tentunya berbentuk sebuah class. Kemudian oleh dex tools (merupakan
bagian dari DVM) mengubah Java class yang telah di compile oleh Java compiler
ke lingkungan native yang berbentuk (*.dex) format (dalvik executable), yang
teroptimasi untuk lingkungan perangkat keras dengan komputasi yang rendah.

Arsitektur Android
Secara garis besar, arsitektur Android terdiri atas applications dan widgets,
applications frameworks, liberaries, Android run time, dan linux kernel.
Applications dan widgets merupakan layer (lapis), dimana dapat berhubung
dengan aplikasi saja. Applications frameworks merupakan open development
platform yang ditawarkan Android untuk dapat dikembangkan guna membangun
aplikasi. Pengembangan memiliki akses penuh menuju API frameworks seperti
yang dilakukan oleh aplikasi kategori inti. Komponen-komponen yang termasuk

15

didalam applications frameworks adalah sebagi berikut: Views, Content Provider,
Resource Manager, Notification Manager, dan Activity Manager. Libraries
merupakan layer, dimana fitur-fitur Android berada. Android Run Time
merupakan layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan, dimana dalam
prosesnya menggunakan implementasi Linux. Linux kernel merupakan layer inti
dari sistem operasi Android berada. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah
ini.

Gambar 6 Arsitektur android (Supardi 2011)
Dari Gambar 6, terlihat bahwa pada struktur Android terdapat 5 layer yaitu
applications, applications framework, libraies, android runtime, linux kernel.
Pada setiap layer memilik bagian-bagian yang berbeda antar layer.

16

3 METODE
Tata laksana penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka pada bagian metode menjelaskan
langkah-langkah untuk proses pencapaian tujuan tersebut. Adapun langkahlangkahnya, pertama peneliti melakukan studi literatur, kemudian melakukan
analisis permasalahan yang terjadi saat ini, kemudian permasalahan tersebut
disesuaikan dengan literatur yang dikaji. Tahap selanjutnya melakukan
pengumpulan data, teknik yang dipakai padasaat penggumpulan data adalah
dengan melakukan survei dan pengisian kuesioner kepada pengunjung dan
pengelola. Setelah data telah terkumpul dilakukan tahap penyusunan model.
Gambaran umum dari alur penelitian pada metode ditampilkan pada Gambar 7:

Gambar 7 Alur metode penelitian
Setelah dilakukan tahapan penyusunan model, kemudian dilakukan tahap
pengembangan mekanisme dan algoritme aplikasi mobile menggunakan data
spasial pada tahap ini teknik yang digunakan mengacu pada CARS untuk
detailnya akan dibahas pada sub bab selanjutnya. Setelah Tahap pengembangan
mekanisme dan algoritma dilakukan, tahap selanjutnya yaitu membangun aplikasi
prototipe sistem rekomendasi. Pada tahap ini pembangunan aplikasi di lakukan
menggunakan bahasa pemograman android untuk penjelasan lebih lengkap akan
di bahas pada sub bab pengembangan aplikasi. Setelah kedua tahap tersebut
selesai dilakukan, maka dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap implementasi.
Pada tahap ini kedua tahap sebelumnya digabungkan, setelah penggabungan
dilakukan tahap uji coba terhadap kedua tahap tersebut. Apabila pada saat
penggujian terdapat kesalahan maka dilakukan pemeriksaan kesalahan tersebut.
Apabila kesalahan tersebut berupa error logic, pemeriksaan dilakukan pada tahap
pengembangan mekanisme dan algoritme dan apabila kesalahan berupa bugs pada

17

aplikasi, dilakukan pemeriksaan pada tahap pembagunan aplikasi sistem
rekomendasi dan apabila tidak terdapat kesalahan pada keduanya maka program
telah selesai dikerjakan dan dapat digunakan. Metode penelitian ini digunakan
sebagai tahap pengerjaan secara keseluruhan penelitian, sedangkan untuk tahap
penyusunan model menggunakan alur penelitian tersendiri yang digunakan untuk
menjawab tujuan dari penelitian ini.

Perancangan mekanisme dan algoritme Recommendation Systems (RSs)
Pad