Pengembangan Ekowisata Bahari

ng PeI-an

Pelstih, Pswlolaan WIayah Pesisir Terpadu

I SETIAWATI
usat PeneK~an,Pelaaan
dan Promosi Ekowkata Indonwia

Wisata bahhari adalah jenis wbata mhat klinusus yang
menmiw akgvitas yang berkaitan dengan kelautan, baik
di atas permlaban laut (ana~ne)arraaapun keeatan yang
dillahha & bmah pernubarm laut ( s ~ma&me)
b

di Lokasi atau daerah tujuan wisata tersebut (special
interest tourism, 1992).
Banyak kalmgan lain menempatkanmisata
b&ari sebagai bagian dari wisata lingkungm
(ecotourism). Menurut Bapak Sarwono
Kuswaatmadja, ketika masih menjadi Menteri
Negara Lingkungan Widup, termasuk yang

berpendapat demikian. Bahkan beliau
berkeyakinan, bahwa sebagai bagian dari

didominmi oleh kelautan (attractions), fasilitas
pelayanan (servicesfacilifies) serta infomasi d m
promosi (infor~natiomandpromotion).
Daya tarikitu m
dikemas atau diar
g m e n a d . Selain ity adalistiadat
masyarakat pesisir juga dapat
agian dari obyek dandaya tarikwisata
bahari. Spektrum industri wisata bahari
sesungguhnya sangat luas dan bisnis yang
ditawarkannya sangat beragm. Mulai dari jasa
,kapal pesiar, pengelola pulau
taman laut, hotel d m restorm
terapung, rekremi p a n k sampd dengan pemandu
misata dam.
Didalarn pengelolaan suatu kegiatan wisata
i, bukan hanya dari segi kumtitas, dari segi

pun Indonesia mas& sangatj auh darIyang
diharapkan. Surnber daya manusia yang rnasih
imjuga menjadi kendala bagi pengembangan
w~satabahari. Oleh karena itu perlu adanya
peningkatan baik dalmhalkepeddian, keterlibatan
mampuan dalam
potemi-potensi wis
pendidkan danp e l a t k .

pemerintah
Indonesia,
seharusnya
perkembmgamyacukuppesat. Pada ke
sekitar 70% atau 5.8 juta km peiae
wilayah Indonesia yang merupakan lautan,
,baik
potensinya belm
un& pengernbangm pariwisata bahari mau pun POTENSI VVliSATA B
untukpengernbangm1
Msata bahari seperti tyisata-wisata lainnya

sangat bergantungterhadap wisatawamya (tourist),
dantempal.pembuangmhW
trmsportasinya(transportations), daya tarik yang

Pengembangan ekowjsata.......($5

- 99)

s k Indonesiamemp
ISU-ISU POKOK D A L M
denganj d a h pdau yang PENGEMBANGAN WSATA B
pulau dan merniliki. garis
Pelesta~an
lebh 80.000 km dapat
memiliki ptensi mtuk pengembanganp~vvi.sata

mg, ekosistem hutan

keanehagman hayatinya, dismphg men ail^
fungi ekologis sebagai penyedianu~

t e m t m a jika melihat adanya kawasan yang
pelindung fisik ,temp&pedj
bevotemi mtuk aembmgkan sebagai daerah
bemaln dan asthan bagi berbagai bi
g menmillran krbag&pro
katang, udang kaang, alga, tedpang dan kerang
Indonesia saat ini

19911,denganl w total
50.000 knn2 (Moosa et al, 1996 dalam Dahuri et
a1,1996)
Potensi wisata bahari terutma ditunjukkan
dengan bmyaknya Iokasi wisata selam, snorkling,
dan selancar. Diterbitkmya buku p a n d m untuk
olah raga selanm danmenyelam di Indonesia oleh
Periplus, menmjukkm
eemasuk ombak serta
sia sudah d i k e d dmia.
Di Indonesia, ekosistem mangrove mefiliki
tinggididunia

Tercatat 89 jenis; 35 jenis b e q a pohon, dan
selebhya berupa terna (5 jenis), perdu (9jenis),
liana (9jenis), epifit (29jenis) dan parasit (2 jenis)
(Nontji, 1987). Potensi ini dapat dikembangkan
secara optimal melalui perenernaan dan
pengembangan terpadu mtuk menjadi kawasan
ekovvisatas e m i di Australia.
Wdaupun perkembanganwisata bahari di Indonesia relatifmasih mu& bila dibmdingkandengan
erti Arnerika, Austrdisl,Karibia
Indonesia m
potemi obyek
wisata bahari yang paling beragam.

rehabilitasi ini mernb
Hutan bakau pun dipastikm m e n g a l d
daxi 4,25 juta h e k
serius. Beberapa c h i

dengan hapga tinggi. Semua mengacu kepada
kegatan e k o n o ~ .

-

Ke~trolan
Pengernbangank
pun prlu mendapat
perhatian yang htensif, karena vJisata bahari @at
menyangkut berbagai pihak yang berkepenthgan.
Kemitrm yang perlu ditingkatkm diantarmya
adaIah antara peme~ntah,pakar dari per
tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya
masyarakat, plihak industri pariwisata dan
masyarakat setempat.
Data-data yang dimiliki oleh lembagalembagapeneEtian,p e m e r i n nasiod
~
maupun regional serta data lapangan dari masyarakat hams
dapat sding diintegrasikanmenjadi data awal yang
kongknt. Infomasi dari data tersebut dapat menjadi

Prosiding Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolean WIayah Pesisir Terpadu


infomasi awal bagi pengembangan kawasan p a r i ~ s a t aberkelanjutan ymg bertujuan mtuk
upaya-upaya pelestarim lhgkungan
( a l m dan budaya) dan me~ngkatkanpartisipasi
maka gihak industri p ~ ~ s a t a
dalam pengelolaan,
M a s dapat dipastikan bahura prosesnya &pat
mdasat ekonomi kepada
dilmjutkan dengan penyusunm perenemaan
pengembangan terpadu yang m e l i b a h semua setempat.
Sementara &hjau dari segi pengelol
stakeholders. Hasil
irnya dapat berupa
ekowisata dapat didefinisikan sebagai
kegatan vviwtayang bertan
k
-tempat aid d m atau d
daerah yang dibuat berdasarkan kaidah dam dan
Kebijakan
secara ekonorni berkel&jum yang m
upaya-upaya pelestarian lingkmgan (dam dan

dan kelembagm. Daarapkan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
Pemilihan Ekowisata sebagai konsep
Kelautan d m Perikanan yang baru serta adanya
kerja sarna yang baik dengan Kantor Menteri pngembangan darivvisata bahari & dasarkm pada
yaitu :
Negara P~vvlisatadan Kesenian serta Departemen beberapa unsw u-a,
Mehutanan dan Perkebunan akan dapat
I. Ekowisata sangat berganhng pada
kuaEtas sumber daya alam, geninggalan
sejaralh
dan bud;aya
dengan efektifdan efisien
hayati m a p
Hal diatas termasuk mengenai penegakan
pasar ekowisata,
Kesditan Indonesia adalahluas lautnya daya tarik utarna b
sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian
dibandingkan dengm penegak
smber daya d m ,p e ~ g d a sejarah

n
dm budaya
peran&at penegak
menjadi
sangat
penting
untuk
ekowisata.
beddm dengan baik di lapmgan, m&a akan susah
daya darnyang Pengembangan Ekowisata juga memberikan
menmbarneng
peluang yang smgat besar, untuk mempromosh
terdapat di lautan Indonesia.
aian keanekaragman hayati Indonesia di
in&masiod, mional, regional mupun lokal.
Konsep pengembangan
Sebaiknya, perkembangan wisata bahari
menerapkan konsep ekovvisab. Hal hi&sebabh 2. Pellibatan Masyarakat
Pada dasmya pengetahm tentang darn clan
karena e k o ~ s a t adapat dikatakan b&an hanya

budaya
serta
dayatarikvvisata,
oleh
fiusus,
sebagai dab satu corak kegiatan pari~v'4sah
melainkan suatu konsep pariwisata yang masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan
rnen
lingkungan danmengiku~ masyarakat menjadi muflak, mulai dari tingkat
kaidah-kaidahkeseirnbmgan dankeleMm. Oleh perenGmm hingga pada tingkat pengelolm.
karena itu pengembangan ekowisata hams dapat
meningkatkan kualitas hubmgan antar manusia, 3. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan
apresiasi terbadap alam, arilai-lailai
itas hidup masvarakat setempat
geninggalan sejarah dan budrtya
lingkungan.
Ekovvisata memberikan nilai m b a h kepada
Mimat tersebut diatas dihasilkan oleh F
Konsolidasi Pengembangan Ekowisata Indonesia,
setempat dalam bentuk

yang dibentuk oleh Direbrat Jenderal Pariwisata
an. Nilai tambah ini
pada tahun 1999. Hasil kesepakatan forum
perilaku daripngunjjwng,
masyarakat clan pengembang pariwisata agar sadar
menghasilkm definisi ekowisata sebagai berikut.
Secara konseptual ekowisata dapat dm lebih menghargai dam,nilai-nilai peninggdan
didefinisikansebagai smtu ksnsep pengembangan sejarah dan budaya.

STRAmGI PENGENIBANGAN
Untuk mengembmgkm wisata bahari, perh

hternasional dan nasional
i o d dannasional.
m d o m n g orang mtuk

melibatkm s e m u pihak yang terkait. Mulai dari!
dam,d l a i - ~ lpe&ggdm
i
sejarh d m
budaya setempat.

dalmhal~adalah

5. Ekowkata sebagai sarana mewujndkan
ekanomi berkelanjutan
Ekowisata memberikan peluang untuk
mendapatkm kemtungan bagi penyelenggma,
pemehtah d m masyarakat setempat, melalui
kegatan-kegiatapl yang non-ekstraktif d m nonkommtif. sehinggam e h g k a b perekonomian sudah siap, industri akan men
daerslh setempat. Penyelenggaraan yang k s a h w a y a PoEa pengembangan yang sinergis
memeperhatikan kaidah-kaidah ekowisata, pun terbentuk.
Bila kegiatan ini sudah menjadi konsensus
mewj
e k o n o berkelan,jutan.
~
bersama dari suatu kawasan (misalnya kawaasan
Jenis-jenis vvisata bahari
Pengembangan Terpadu Kepulauan Togean- " D i a wtiities"
Sulawesi Tengah), maka masalah perencmm,
- '"norfig xtiities"
- ""Sa canoeing / sea k a y h g "

- "cfise"

- '"~oeom glass boahg"

- ''Ya~hting"

kabupaten sampali kegada tingkat propinsi. Proses
pengmbilm keputusan
pengembangan suatu
sata bahari menjadi
lebih demokrasi, transparan dan melibatkan
berbagai pihak.
Hat ini juga berlaku bagi masdah mengenai
ring dan evaluasidaripengernbangan urisata
. Damp& daripengembanganpasti ada, baik
dmpak positif maupun darnpak negatif terhadap
sosial, budaya danekonomi. Tetapiyang

Kendala yang dihadapi dari pengernbangan
jeAs-jenis wisata
di atasadalahfailitas
pepalaw yang hargmya mabal, serta diperl
sumber daya manusia ymg memiliki
tinggi. Oleh sebab itu investasi yang besar sangat
diperlukm jika ingin memlai usaha pariwisata
ini banyak dimbil oleh
asing. Merekaungguldalam
hal : (I) pasar, (2) data lokasi, (3) keterarnpilan program ini kita dapat me
personil, (4) teknologi, serta (5) modal.

PUS
neegyang ~ d . ibjika
dari D
progrm id adal& peningkatan kesadaran &an Dahuri, Rokhmh, J. Rais, S. h t r a Ginting d m J. Sitepu.
1996. Pengelolaan Smber Daya Wilayah Pe
pen~ngnyapelestarim serta adanya peningkatan
L
a
m Secara Terpadu ..PT. Pradnya P
ekonod bagi masyarakat setempat, ha1 hisudah
nmenunjukkan adanya perkembangan yang P2PAR ITB. 1997. Prosiding Pelatihm
Perencanam P d ~ s a tBerkelanjutan.
a
Penerbit ITB.
rnenjanjiikan
Bandung.
Indonesia yang dapat

Direktorat Bina Obyek Pariwisata Nusantara. 1999.
Identifikasi Data Obyek dan Daya Tar% Wsata
(ODTW)
Khusus. Direktorat Jenderal
Pariwisata.

Pengernbangm Wis

. 1999. Draft Garis Besar Pengembangan
Ekowisata Indonesia. Forum Konsolidasi
Pengembangan Ekowisata Indonesia. Tidak
dipublikasikan.
2000. Wisata Bahari Industri Nan M e n j a n j h .
Majalah Tamasya, Jendela Wsata Indonesia. J

efefif danefisien, yang tentunya
semua,para pemegang kepentingan d a l m bidang

2000. Potensi Pariwisata Kel
Tmasya, Jendela Wisata Indonesi