Islamic Center Sukabumi Tema Arsitektur Yang Berpendidikan

(1)

TEMA

ARSITEKTUR YANG BERPENDIDIKAN

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER GANJIL 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

AHMAD AFANDI

104 10 012

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA TAHUN 2014 / 2015


(2)

Tema

ARSITEKTUR YANG BERPENDIDIKAN

Oleh :

AHMAD AFANDI

104 10 012

Disetujui Oleh : Bandung, 13 Februari 2015

Dosen Pembimbing

Heru Wibowo,S.T,M.T NIDN : 0409118302

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadi, Ir., M.Sc NIK : 4127 70 015

Ketua Jurusan,

DR. Salmon Priaji Martana, MT NIK : 4127 70 12 001


(3)

(4)

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama

: Ahmad Afandi

NIM

: 104.10.012

Program Studi

: Teknik Arsitektur

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta laporan Tugas Akhir ini adalah

benar merupakan hasil karya sendiri bukan duplikasi dan hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, FebruarI 2015

Ahmad Afandi 104 10 012


(5)

(6)

atas rahmat dan karunia

Nya saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir

yang berjudul

Islamic Center Sukabumi

. Dan tidak lupa sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarga dan paras ahabat. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Starta (S1) dengan membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan

Sejak masa persiapan, penyusunan hingga penyelesaian, penulis mendapat

banyak bantuan berupa saran, kritik, bimbingan, dukungan, dan doa dari

berbagai pihak. Dengan rasa hormat serta ucapan terima kasih atas segala

upaya dan telah sudi meluangkan waktu serta bimbingan ini,khusunya yang

terhormat :

1.

Allah SWT.

2.

Bapak Heru Wibowo, ST.,M.T Selaku Pembimbing yang telah

memberikan nasehat penyejuk hati, penyemangat, serta arahan

yang baik hingga selesai, selama Tugas Akhir ini berlangsung.

3.

Ibu Euis atau mamah tercinta yang sudah membantu memberikan

nasehat, penyemangat

dukungan Do’a, kepada saya.

4.

Bapak Syamsudin atau Bapak tercinta yang telah memberikan

dukungan, baik secara materi, nasehat, penyemangat, dan yang

paling penting yaitu do

a selama ini.

5.

Ibu Tri Widianti Natalia,ST.,MT selaku dosen wali serta dosen

penguji yang telah memberikan dukungan, arahan seta saran

selama proses perkuliahan dan tugas akhir ini.


(7)

selama ini.

7.

Ibu Dhini D Tantarto. Ir.,M.,T Selaku Koordinator tugas akhir serta

dosen penguji yang telah memberikan arahan dan saran selama

tugas akhir.

8.

Bapak Rachy Soekardi. Ir., M.T. Selaku dosen Penguji yang telah

memberikan dukungan serta saran dan arahan selama proses

tugas akhir ini.

9.

Bapak Dr. Andi Harapan yang telah membatu memberikan saran

serta masukan selama tugas akhir ini.

10.

Ibu Wanita S Abioso. Ir.,M.T. selaku dosen Teori yang terlah

mengijinkan mengikuti perkuliahan beserta Tugas Akhir selama ini.

11.

Ramadhani yang telah ikhlas meminjamkan laptopnya, sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

12.

Keluarga besar yang telah memberikan do’a selama proses

pembelajaran selama ini

13.

Untuk teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah banyak

membantu

dan

memberikan

dukungan

sehingga

dapat

terselesaikannya Tugas Akhir ini.

14.

Kepada seseorang disana yang telah memberikan doa dan

dukungan selama ini.

Bandung, Februari 2015


(8)

ABSTRAK………..

ii

KATA PENGANTAR

………..…..

iii

DAFTAR ISI

………...

.

…...

iv

DAFTAR GAMBAR

………...

.

…..

v

DAFTAR TABEL

………....……..

vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

……….

1

1.2

Maksud

……….

3

1.3

Tujuan

……….……….

3

1.4

Kerangaka

Berfikir………...………

4

1.5

Lingkup dan Pembahasan

………..………..

5

1.6

Sistematika Penulisan laporan………...

5

BAB II DESKRIPSI PROYEK

2.1

Deskripsi Umu

m……….…..

7

2.1.1

Lokasi Proyek………...

. 7

2.1.2

Peraturan

kawasan………

. 8

2.1.3

Kajian Te

ori………...

10

2.2

Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang

………

13

2.3

Studi Banding Proyek

Sejenis………..

18

2.3.1

Pusdai (Pusat Dakw

ah Islam) Bandung……….

18


(9)

3.2

Interpretasi Tem

a………...

31

3.3

Studi Banding Tema sejen

is………...

32

3.3.1

Jakarta Islamic Centre

……….

31

3.3.2

Islamic Centre Samarinda

………...

34

BAB IV ANALISIS

4.1

Analisis Kondisi Ling

kungan………..

38

4.1.1

Analisa Kawasan

Macro ………

38

4.1.2

Analisa Tapak

………..………

39

4.2

Analisis Fungsional

………...………..

. 43

4.2.1

Alur Aktifitas

………..

44

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1

Konsep Dasar………..

46

5.2

Konsep Tapa

k………

. 47

5.3

Konsep Bangunan

………...

49

5.4

Konsep Pendukung………...

52

BAB VI HASIL RANCANGAN

6.1

Peta Situasi ………..

... 53

6.2

Gamabar

Gamabar Pe

rancangan………

.. 54

6.3

Foto

Foto Mak

et ……….….

60

LAMPIRAN


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sukabumi merupakan kota yang sedang berkembang dalam pembangunan serta infrastruktur kawasan sekitar alun-alun kota sukabumi, tidak seperti kota besar lainnya sukabumi masih tertinggal dalam beberapa perkembangan contohnya dalam basis pendidikan.

Menurut data statistik Banyak industri yang masuk dan berkembang saat ini di kawasan kota sukabumi, sehingga kebutuhan masyarakat meningkat, kurangnya fasilitas yang menunjang saat ini, sehingga masyarakat hanya mengunakan fasilitas yang ada, seperti alun-alun dan serta masjid agung kota sukabumi.

Selain banyaknya industri yang berkembang di barengi dengan tingkat komersial yang begitu padat sehingga butuh penyegaran dalam hal infrastruktur serta pembagunan-pembangunan arsitektur dan ruang terbuka hijau maupun ruang publik yang dapat menampung dan memfasilitasi, serta menjadikan bangunan pendidikan untuk setiap kalangan masyarakat. Maka di antara perputaran ekonomi serta kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan suatu oase yang mampu memberikan keterbukaan terhadap masyarakat, serta memberikan penyegaran terhadap masyarakat yang selama ini hanya mengejar duniawi, maka itu harus di imbangi dengan pembangunan pendidikan islam yang dapat di barengi dengan fasilitas pendukung.

Permasalahan pendidikan yang terjadi di kota sukabumi karena rendahnya angka partisipasi sekolah tingkat menengah, tentang sumber daya manusia serta standar pelayanan minimal dari SDM jadi sebuah permasalahan. Sehingga disukabumi SDM pada tingkat SD, SMP, SMA belum mencapai sekitar 30 – 40 % padahal pemerintah kota sukabumi rencananya SDM pada tahun 2015 harus mencapai 100 % sehingga harus ada upaya dari pemerintah kota sukabumi serta peran penting masyarakat, untuk meningkatkan kualitas standar pendidikan serta pelayanan minimal.


(11)

2 Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering digunakan sebagai landasan untuk menyebut Islam sebagai rahmatan lil’alamin dalam Surat Al

Anbiya ayat 107 yang “ Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh manusia)”. sehingga kita juga meyakini bahwa Islam adalah agama yang bersifat syumuliah yaitu bersifat menyeluruh atau terbuka. Terbuka dalam konteks arsitektur merupakan terbagi menjadi dua bagian yaitu dalam aspek fisik serta aspek metafisik, dalam aspek fisik merupakan suatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dapat dilihat secara jelas. Adapun aspek metafisik merupakan suatu yang tidak tampak panca indera tetapi dapat dirasakan hasilnya.

Arsitektur Islam merupakan sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang terbuka yang bersumber dari Al-Qur’an. Aspek Fisik yaitu sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dapat dilihat secara jelas. Aspek Metafisik yaitu sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan maupun di luar bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur.

Islamic Centre yaitu tempat atau wadah umat muslim maupun umat beragama lainnya yang mau belajar dalam islam serta memperkaya suatu pendidikan dasar tentang islam, sehingga memperkuat pendidikan dasar islam untuk kalangan pelajar sebagai bekal dan tuntunan dalam kehidupan memperbaiki diri dalam pembelajaran jasmani maupun rohani. Adapun islamic center merupakan fasilitas publik yang di peruntukan bagi masyarakat maupun publik dari semua kalangan dengan melalui pendekatan bangunan serta bagi yang ingin mendapatkan pengajaran tentang agama islam serta pengetahuan maupun maupun sebagai ketertarikan, yang di sinergikan dengan kehidupan masyarakat maupun setiap kalangan, islamic centre mengembangkan sarana dan merancang suatu di bangunan dan Merupakan sarana yang dapat menunjang segala aktivitas maupun kegiatan masyarakat. Serta dari sumber pusdai bandung jawabarat islamic center mempunyai pengertian masjid


(12)

3 diperluas atau masjid plus yaitu tempat masyarakat melaksanakan ibadah dan taklim, pemberdayaan umat, serta pengembangan budaya islam.

1.2 Maksud

 Pendidikan dasar Islam sebagai media belajar untuk kalangan pelajar

 Untuk mengembangkan kawasan alun-alun kota sukabumi menjadi kawasan yang terintegrasi berbasis pendidikan.

 Menghidupkan kembali fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka publik.

 Membuat desain fasilitas publik berdasarkan peraturan pemerintah yang dapat diterima dari berbagai kalangan maupun golongan.

 Memberikan penyegaran rohani kepada masyarakat sukabumi dengan menanamkan pendidikan islam.

1.3 Tujuan

 Memberikan pendidikan dasar terhadap kalangan pelajar

 Membangunan islamic centre dan menjadikan suatu wadah bagi masyarakat kota sukabumi dalam hal pendidikan islam.

 Meberikan keterbukaan dalam konteks bangunan arsitektur pada masyarakat selain muslim sehigga mencangkup semua kalangan.

 Membangun fasilitas sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan islam dan pendidikan keagamaan melalui desain.


(13)

4 1.4 Kerangka Berfikir

Sedikit gambaran tentang kerangka berfikir alur dari rancangan proyek yang dikerjakan sebagai berikut :

Tabel Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir STUDI BANDING DAN

LITERATUR ANALISA

KONSEP

PERMASALAHAN SURVEI LOKASI

SKEMATIK HASIL RANCANGAN

KATA KUNCI TERBUKA FUNGSI RANCANGAN

ISLAMIC CENTRE SUKABUMI

TEMA ARSITEKTUR YANG


(14)

5 1.5 Lingkup dan Pembahasan

Islamic Centre merupakan fasilitas publik yang di peruntukan bagi masyarakat maupun publik dari semua kalangan dengan melalui pendekatan bangunan serta bagi yang ingin mendapatkan pengajaran tentang pendidikan dasar agama islam serta pengetahuan maupun sebagai ketertarikan, yang di sinergikan dengan kehidupan masyarakat maupun setiap kalangan, islamic centre mengembangkan sarana dan merancang suatu di bangunan dan Merupakan sarana yang dapat menunjang segala aktivitas maupun kegiatan masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang dilakukan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, kerangka berfikir, lingkup dan pembahasan, serta kerangka berfikir data dan sistematika penulisan Laporan.

BAB II Deskripsi Proyek

Bab ini berisi uraian tentang uraian tentang lokasi proyek, peraturan-peraturan kawasan proyek serta literatur dan studi banding.

BAB III Elaborasi Tema

Bab ini berisi deskripsi Elaborasi Tema pengertian tema yang berkaitan dengan proyek yang akan dikerjakan serta deskripsi analisa kawasan proyek serta daerah yang akan di bangun.

BAB IV Analisis

Bab ini berisi tentang analisa fungsional pada kawasan, seperti oraganisi ruang, analisa tapak


(15)

6 BAB V Konsep Perancangan

Pada bab V, memuat tentang konsep perancangan yang Terlah dikerjakan.

BAB VI Hasil Rancangan

Pada bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan

“Islamic Center Sukabumi” meliputi site plan, block plan,

Bentukan 3D massa bangunan, perspektif interior, perspektif Eksterior, serta foto maket


(16)

7 BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Deskripsi Umum 2.1.1 Lokasi Proyek

Proyek : Islamic Centre Sukabumi Tema : Arsitektur yang Berpendidikan Sifat proyek : Fiktif

Fungsi : Pendidikan,

Lokasi : Jl. Ahmad Yani, sukabumi Luas Lahan : 2,4 ha / 24000 m2

KDB : 60% = 14400 m2 KLB : 2.0 = 48000 m2 KDH : 30% =7200 m2

Pemilik : Pemerintah kota Sukabumi Sumber Dana : Pemerintah kota Sukabumi

Lokasi proyek yang akan di kerjakan berada di kota sukabumi tepatnya berada dekat dengan alun-alun kota sukabumi, merupakan daerah pemerintahan.

Gambar 1 : Lokasi Tapak Sumber : www.Google.maps.com


(17)

8 2.1.2 Peraturan kawasan

Ini merupakan pola ruang kawasan dari kota sukabumi.


(18)

9 Tabel Gambar 2.2 : Peraturan Kawasan


(19)

10 2.1.3 Kajian Teori

Kesadaran bahwa alam semesta adalah milik Allah SWT merupakan langkah dasar dalam memahami kedudukan manusia di alam ini, Allah SWT juga menyatakan bahwa manusia adalah ciptaaan-Nya yang unik dan menjadikannya sebagai khalifah di bumi, (surat 6 ayat 165; surat 7 ayat 69 dan 129; surat 10 ayat 14; surat 24 ayat 55; surat 38 ayat 26). Dengan konsep Khalifah ini, maka manusia sebagai pengelola bumi wajib mengurus dan menjaga alam sekitar. Apabila mereka sadar diri mereka sebagai seorang khalifah, maka mereka tidak akan melakukan kerusakan kepada alam sekitar malah akan menjaga dengan sebaik mungkin.

Dalam konteks pengelolaan alam sekitar, Islam menegaskan supaya manusia tidak boleh membuat kerusakan alam sekitar. Dalam hal ini Allah

berfirman yang bermaksud: “Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S.Ar-Rum, 41). Konsep pemikiran Islam tersebut sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama bagi generasi yang akan datang. Berkaitan dengan hal ini Islam sama sekali tidak melarang pemanfaatan lingkungan demi kesejahteraan manusia, namun Islam mewajibkan bahwa dalam pemanfaatan tersebut harus dihindari pemanfaatan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan membahayakan makhluk hidup yang lain termasuk manusia sendiri.

Arsitektur Islam

Arsitektur Islam adalah hal yang sulit mencari hubungan antara spiritualitas Islam dengan arsitektur. Kesulitan itu berasal dari adanya perbedaan yang mencolok dari kedua masalah tersebut. Disatu sisi, spiritualitas berkenaan dengan masalah pensucian jiwa manusia, tingkah laku dan segala hal yang berkaitan dengan unsur-unsur batiniahnya dalam memandang eksistensi ketuhanan, alam semesta dan dirinya.


(20)

11 Sementara seni arsitektur adalah hasil karya cipta manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menjadikan suatu bangunan menjadi sebuah karya seni dan memiliki nilai arsitektur. Arsitektur (architecture) sebagai bagian dari seni, merupakan seni atau ilmu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan sebuah bangunan. Arsitektur dalam bahasa Arab biasa disebut `umran, bunyan, yang artinya bangunan atau gedung. Untuk seni arsitektur atau teknik bangunan disebut “handasah al-mi`mar”. Sementara al-muhandis adalah sebutan bagi seorang arsitek, pembuat bangunan atau seseorang yang ahli geometri.

Dilihat dari defenisinya, arsitektur Islam ialah arsitektur yang dibuat untuk dan oleh orang Islam untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT, juga menunjukkan keterikatan makhluk dengan khaliknya, baik yang mempunyai fungsi keagamaan maupun fungsi sekuler, yang dihasilkan dinegeri-negeri Islam. Arsitektur yang memiliki fungsi keagamaan, misalnya masjid, madrasah, makam dan bangunan-bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah. Sementara yang memiliki fungsi sekuler, seperti istana, rumah, benteng dan sebagainya. Istilah yang analog untuk menyebutkan jenisjenis tersebut ialah bangunan yang bersifat sakral dan bangunan yang bersifat profane (tidak bersangkutan dengan keagamaan atau tujuan keagamaan). Karakteristik bangunan pada arsitektur islam

Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, madrasah, kuburan dan benteng/istana, walupun Secara spesifik, tidak ada yang menonjol dalam arsitektur Islam, kecuali pada bangunan tempat ibadah (masjid). Di sini, nuansa arsitektur Islam yang terlihat pada masjid sangat jelas dan menonjol dibandingkan dengan bangunan lainnya. Berikut adalah karakteristik bangunan pada arsitektur islam.


(21)

12 Masjid

Sejarah masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah Masjid Quba, lalu kemudian Masjid Nabawi. Ciri dari kedua masjid ini hampir sama dengan masjid-masjid Madinah lainnya mengikutinya kemudian, yaitu sangat sederhana. Bentuknya empat persegi panjang, berpagar dinding batu gurun yang cukup tinggi. Tiang-tiangnya dibuat dari batang pohon kurma, atapnya terbuat dari pelepah daun kurma yang dicampur dengan tanah liat. Mimbarnya juga dibuat dari potongan batang pohon kurma, memiliki mihrab, serambi dan sebuah sumur.

Pola ini mengarah pada bentuk fungsional sesuai dengan kebutuhan yang diajarkan Nabi. Biasanya masjid pada waktu itu memiliki halaman dalam yang

disebut “Shaan”, dan tempat shalat berupa bangunan yang disebut “Liwan”. Beberapa waktu kemudian, pada masa khalifah yang dikenal dengan sebutan

Khulafaur Rasyidin pola masjid bertambah dengan adanya “Riwaqs” atau serambi/selasar. Ini terlihat pada masjid Kuffah. Masjid yang dibangun pada tahun 637 M ini tidak lagi dibatasi oleh dinding batu atau tanah liat yang tinggi sebagaimana layaknya masjid-masjid terdahulu, melainkan dibatasi dengan kolam air. Masjid ini terdiri dan tanah lapang sebagai Shaan dan bangunan untuk shalat (liwan) yang sederhana namun terasa suasana keakraban dan suasana demokratis (ukhuwah Islamiah).


(22)

13 2.2 Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang

N O

RUANG PENGGUNA KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

1 MASJID  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Berwudhu  Sholat  Mengaji 

1. T. Sholat 2. T. Wudhu 3. Mighrab 4. Mimbar 5. Toilet /

WC 6. R. Adzan

2 KANTOR PENGELOLA  Pengelol a  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n  Bekerja  Memberika n informasi  Mengarahk an  Memanage  Mengunak an toilet  Rapat 

1. Kantor Pengelola 2. Gudang

penyimpa nan 3. Toilet 4. R. Kerja 5. R. Loker 6. T. Tamu 7. R. Rapat 8. R.

Pelatihan dakwah 9.

3 PERPUSTAKA AN  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri  Membaca  Menunggu  Menyerahk an buku  Mengguna kan toilet 

1. R. Baca 2. R. Tunggu 3. R.

Pengawas 4. R.

Pemandu 5. Toilet 6. R. Bahan 7.


(23)

14 & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n 

4 GEDUNG SERBAGUNA  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n   Melihat Pertunjuka n  Melihat Pameran  Melakukan pertunjuka n seni  Melakukan persiapan  Menunggu  Mengunak an toilet 

1. Panggung pertunjuka n

2. R.

Instrumen 3. R. Kontrol 4. Gudang 5. Toilet 6. Podium 7. R. Tunggu 8. R.

Seminar 9.

6 Gallery  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Melihat Pertunjuka n  Melihat Pameran  Melakukan pertunjuka n seni  Melakukan persiapan  Menunggu  Mengunak an toilet   Panggung pertunjuka n  R. Instrumen  R. Kontrol  Gudang  Toilet  Podium  R. Tunggu  R.


(24)

15

 Karyawa n 

7 RUANG SEMINAR  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n   Melihat seminar  Melihat Pameran  Melakukan persiapan  Menunggu  Mengunak an toilet   R. Seminar  R. Kontrol  Gudang  Toilet  Podium  T. Duduk

8 PLAZA  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n   Melakukan kegiatan islam  Manasik haji   Plaza


(25)

16

10 AUDITORIUM  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n 

  Panggung

persiapan  R. Kontrol  Gudang  Toilet  Podium  R. Tunggu

12 TAMAN  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n   Tempat berteduh  Istirahat  Duduk 

1. Taman

13 RETAIL  Pengunju ng wisata rohani  Makan  Minum  Istirahat  Berbelanja

1. R. Makan 2. Dispaly 3. Dapur 4. Toilet


(26)

17  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz  Karyawa n   Membeli  Duduk  Berbincang  Masak 

13 TEMPAT PARKIR  Pengunju ng wisata rohani  Pengunju ng ibadah  Masyara kat  Karyawa n  Pengunju ng (santri & mualaf )  Pengelol a dan ustadz  Karyawa n

 Parkir 1. Parkir motor 2. Parkir mobil 3. Parkir bus 4. T. Satpam

Gambar 2.3 : Tabel Program Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Sumber : Data Pribadi


(27)

18 2.3 Studi Banding Proyek Sejenis

2.3.1 Pusdai (Pusat Studi dan Dakwah Islam) bandung

Pusat Studi dan Dakwah Islam berada pada Jl. Diponegoro bandung bangunan ini merupakan bangunan islamic centre untuk daerah jawa barat.

Gambar 2 : Pusat Dakwah Islam Bandung Sumber : http://pusdai.or.id

Tahun 1951, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat berkeinginan mempunyai Masjid Raya atau Islamic Centre yang representatif, yang berlokasi di Ibukota Provinsi yaitu di Kota Bandung, keinginan itu akhirnya dimasukkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Kotamadya Bandung.

Tahun 1977/1978, untuk menyambut Abad XV Hijriyah (Tahun 1400 H), para ulama dan umat Islam Jawa Barat menginginkan adanya suatu karya yang dapat menjadi tonggak “Kebangkitan Kembali Umat Islam”, idenya mengerucut untuk mendirikan “Islamic Centre”. Gagasan pendirian Islamic Centre tersebut diterima dengan baik oleh Gubernur Jabar, Mayjen H. Aang Kunaefi (1975-1985).


(28)

19 Tanggal 19 Oktober 1979, di Kantor Bappeda Jabar sejumlah ulama, dai, pakar, cendekiawan serta pejabat dan Angkatan 45 mengadakan diskusi dipimpin Ketua MUI Jabar serta dihadiri Gubernur Jawa Barat dan Kakandepag Jabar, pada intinya mereka semua mendukung rencana pendirian Islamic Centre di Jawa Barat dan supaya pembangunannya segera dimulai.

Tanggal 29 Oktober 1979, terbit Instruksi Bersama MENAG dan MENDAGRI No. 9 dan 30/1979 yang menetapkan perlunya umat Islam menyambut abad XV Hijriyah dengan meningkatkan kegiatan dakwah dalam rangka menyongsong kebangkitan kembali (umat) Islam. Adanya instruksi bersama tersebut semakin memperkuat gagasan pendirian Islamic Centre di Jawa Barat. Tanggal 11 September 1980, di Kampus Uswatun Khasanah, Nagrek, Kabupaten Bandung (puncak dari serangkaian diskusi), diadakan Musyawarah Ulama dan Pemuka Agama Islam se-Jawa Barat, dan hasilnya bersepakat untuk merealisir pembangunan Islamic Centre.

Pusat Dakwah Islam merupakan pendekatan istilah dari kata “Islamic

Centre” dalam bahasa Ingris atau “al-Markaz al-Islami” dalam bahasa Arab.

Nama yang bernilai sejarah karena pada saat mendirikannya merupakan islamic centre pertama di Indonesia, adanya rasa nasionalisme waktu itu, serta pencarian istilah indonesia yang melibatkan elemen masyarakat.

Pusat Dakwah Islam atau Islamic Centre mempunyai pengertian “masjid yang

diperluas” atau “masjid plus” yaitu tempat masyarakat muslim melaksanakan ibadah dan taklim, pemberdayaan umat, serta pengembangan budaya Islam.

Pengertian tersebut dapat dijabarkan sebagai :

 Tempat ummat Islam untuk melaksanakan ibadah dan mengamalkan nilai-nilai Islam yang universal,

 Tempat penggemblengan SDM yang berkualitas Imtak dan Iptek-nya, serta berdaya cipta dan berdaya pembaharuan,


(29)

20

 Tempat para ulama dan intelektual muslim untuk mengkaji dan mengembangkan nilai-nilai Islam dalam segala sendi kehidupan, serta  Tempat masyarakat muslim berinteraksi dan berapresiasi dalam berkarya

dan meningkatkan kualitas hidup.

Gambar 3 : Pusat Dakwah Islam Bandung Sumber : http://pusdai.or.id


(30)

21 Visi adalah menjadi “Pusat pelayanan ibadah, pemberdayaan umat dan pengembangan budaya Islam terbaik dalam rangka mendukung terwujudnya

masyarakat Jawa Barat yang maju dan sejahtera untuk semua”.

1. Memfasilitasi secara optimal kegiatan ibadah yang termaktub dalam Rukun Islam.

2. Mencerdaskan dan memberdayakan umat.

3. Menggali pengetahuan Islam dan membantu memecahkan permasalahan umat.

4. Memberikan layanan informasi kepada umat dan membuat jejaring dakwah. 5. Mengembangkan kebudayaan Islam.

6. Meningkatkan kualitas hidup umat.

Gambar 4 : Pusat Dakwah Islam Bandung Sumber : http://pusdai.or.id


(31)

22

2.3.2 Pusat Kajian Islam Sukabumi

Pusat Kajian islam kota sukabumi tepatnya berada di sebelah alun-laun kota sukabumi di Jl. Veteran, No 3. Merupakan bangunan pemerintahan yang khusus di peruntukan untuk masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji dapat langsung mengunjungi ke kantor tersebut

Gambar 5 : Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi Sumber : data pribadi

Sejarah Singkat Lahirnya Kementerian Agama

Lahirnya Kementerian Agama merupakan jawaban kongkrit atas tuntutan sejarah bangsa. Dan lebih dari itu hal ini merupakan jaminan atas pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, terutama sila Ketuhanan dan pasal 29 dari UUD 1945.

Keberadaan Kementerian Agama yang ada mulanya bernama Kementerian Agama, awalnya diusulkan oleh utusan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Kepresidenan Banyumas (K.H. Abu Dardiri, H.M. Saleh Suaidy dan M. Sukeso Wirya Saputra) pada sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Jakarta pada tanggal 24-28 Nopember 1945.


(32)

23 Usulan mereka disetujui oleh sidang, kemudian keputusan sidang tersebut diproses. Dan pada tanggal 3 Januari 1946, pemerintah mengumumkan berdirinya Kementerian Agama RI dengan Menteri Agamanya yaitu H.M. Rasyidi, BA. Maka dari sejarah singkat itulah, tanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama.

Sejarah Singkat Kementerian Agama Kota Sukabumi

Kementerian Agama Kota Sukabumi sejak tahun 1975 sampai dengan tahun 1982 pada awalnya bergabung dengan kabupaten, dengan nama Kantor Perwakilan Kementerian Agama Kokab Sukabumi yang beralamat di Jl. Surya Kencana Sukabumi.

Sejak tanggal 1 April 1982 Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi terpisah dari Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, dengan Kepala Kantor Kementeriannya yang pertama yaitu H. Muhammad Yunus HZ, BA. (almarhum) yang berkantor di Jalan Taman Bahagia No. 32 Sukabumi sampai sekaran

Berdasarkan KMA Nomor 373 Tahun 2002, Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama dalam wialayah kota berdasarkan kebijakan Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat.

2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan di bidang bimbingan masyarakat Islam pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama Islam pada masyarakat dan pemberdayaan masjid, urusan agama, pendidikan agama, bimbingan


(33)

24 masyarakat Kristen, Katolik, Hindu, serta Budha sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelola administrasi dan informasi keagamaan.

4. Pelayanan dan bimbingan di bidang kerukunan umat beragama.

5. Pengkoordinasian, perncanaan pengendalian dan pengawasan program.

6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas Kementerian Agama di kabupaten/ kota.

B. Program Kerja dan Realisasi Program

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, berbagai aktifitas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di tahun anggaran 2010 ini telah dilakukan oleh aparatur Kementerian Agama Kota sukabumi sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajiban masing-masing. Program kerja disusun dengan kerangka SAKIP dan LAKIP (Sistem dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah), laporan dan evaluasi program dilakukan secara rutin tiap bulan dan berkala. Dalam rangka meningkatkan disiplin dan kinerja pegawai, kekeluargaan, persatuan dan kebersamaan merupakan media efektif yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi, kunjungan silaturahmi dan koordinasi, apel pagi (Senin dan Kamis), pembinaan rutin, pakaian seragam, tadabur alam dsb.

C. Susunan Organisasi dan Pegawai

Sejak dikeluarkannya Keppres No. 49 Tahun 2002 tentang Kementerian Agama dan KMA No. 373 Tahun 2002, susunan organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi termasuk ke dalam Tipologi I-A. Berdasarkan data sampai tanggal 12 Pebruari 2012, pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi berjumlah 368 orang, yang tersebar di unit-unit kerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.


(34)

25 Sejalan dengan salah satu misi Indonesia jangka panjang untuk Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila serta Visi Kementerian Agama RI, yakni Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat merumuskan Visi sebagai berikut : Terwujudnya aparatur Yang profesional, transparan dan akuntabel menuju masyarakat Jawa Barat Yang taat beragama, sejahtera dan berwawasan maju. Maka Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi merumuskan Visi sebagai berikut : “Terwujudnya Masyarakat Kota

Sukabumi Yang Taat Beragama, Cerdas, Sehat, Rrukun Dan Sejahtera” Melalui visi ini Kantor Kementerian Agama Kota sukabumi secara bertahap dapat melakukan berbagai upaya menuju arah tersebut. Sehingga pada waktunya harapan-harapan tersebut dapat terwujud.

Untuk mewujudkan visi Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi dijabarkan dalam misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui upaya mewujudkan aparatur yang amanah dan profesional.

2. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pelayanan kehidupan umat beragama. 3. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pelayanan terhadap pendidkan agama dan

keagamaan.

4. Meningkatkan kualitas pembinaan terhadap lembaga agama dan keagamaan dalam upaya meningkatkan perannya dalam memperkuat kerukunan, rasa persatuan dan kesatuan dan sekaligus dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Meningkatkan kualitas pembinaan keluarga dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.


(35)

26 6. Meningkatkan pembinaan terhadap para calon jamaaah maupun paska jamaah

haji dalam upaya mewujudkan dan memelihara kemabruran haji.

Dengan berlandaskan kepada rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025 dan memperhatikan keadaan umum pembangunan masyarakat bidang agama dewasa ini, serta visi dan misi yang diemban, maka arah kebijakan pembangunan bidang agama Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi sebagai berikut :

1. Meningkatkan dukungan teknis dan administrasi secara efektif dan efisien baik di lingkungan Kantor Kementerian Agama maupun Kantor Urusan Agama;

2. Meningkatkan pelayanan pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan;

3. Membantu penyelenggaraan kegiatan pendidikan agama dan keagamaan; 4. Meningkatkan penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan program kerja dan

kegiatan serta terukur;

5. Meningkatkan sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Kementerian Agama maupun Kantor Urusan Agama Kecamatan.

6. Meningkatkan hubungan kelembagaan dalam pengelolaan dana sosial keagamaan dan wakaf;

7. Meningkatkan kualitas dan pembinaan terhadap sumber daya manusia; 8. Memantapkan kerukunan umat beragama;

9. Peran aktif dalam upaya menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan rintisan wajib belajar pendidikan 12 tahun.


(36)

27 Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mengimplentasikan misi adalah : 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

2. Meningkatkan kualitas pelayanan modern kepada masyarakat berdasarkan etika dan norma agama;

3. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan umat beragama;

4. Meningkatkan peran serta masyarakat/lembaga-lembaga sosial keagamaan /lembaga-lembaga pendidikan dalam proses membangun masyarakat yang taat beragama;

Yang dijabarkan dalam bentuk sasaran yang akan dicapai yaitu:

1. Meningkatnya kualitas pemberdayaan Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan dan pemberdayaan lembaga bimbingan keluarga;

2. Meningkatnya pelayanan penyelenggaraan ibadah haji;

3. Meningkatnya manajemen pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan:

4. Meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan;

5. Meningkatnya pengelolaan dan pembinaan administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan dan aset-aset negara serta penataan kearsipan;


(37)

28 6. Meningkatnya pelayanan teknis operasional unit kerja pada Kantor Kementerian

Agama Kota Sukabumi.

7. Meningkatnya sistem penyelenggaraan administrasi umum dan dukungan informasi;

8. Meningkatnya penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan program kerja dan anggaran;

9. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan pada madrasah; 10. Meningkatnya hubungan kelembagaan pengelola zakat, wakaf dan

lembaga-lembaga sosial keagamaan

11. Meningkatnya kompetensi dan kesejahteraan guru pendidikan agama dan keagamaan; Meningkatnya wawasan multikultural bagi guru-guru pendidikan agama dan guru pada madrasah; Meningkatnya indeks prestasi peserta didik; Meningkatnya intensitas dan kualitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan agama pada masyarakat; Meningkatnya kompetensi dan kuantitas tenaga penyuluh agama;

12. Memperkokoh kerukunan umat beragama;

13. Tuntasnya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun;Terselenggaranya wajib belajar pendidikan menengah

Gambar 6: Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi Sumber : data pribadi


(38)

29 BAB III

ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema

Tema yang diangkat dari proyek yang sedang dikerjakan yaitu “Arsitektur yang Berpendidikan” adalah Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering digunakan sebagai landasan untuk menyebut Islam sebagai rahmatan lil’alamin dalam Surat Al Anbiya ayat 107 yang berbunyi Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh manusia). sehingga kita juga meyakini bahwa Islam adalah agama yang bersifat syumuliah yaitu bersifat menyeluruh atau terbuka.

Gambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id


(39)

30 Arsitektur yang Berpendidikan merupakan sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang terbuka yang bersumber dari Al-Qur’an. Aspek Fisik yaitu sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dapat dilihat secara jelas. Aspek Metafisik yaitu sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni / pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan maupun di luar bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur.

Menurut Sumber dari pusdai.or.id Islamic Centre adalah pusat kegiatan masyarakat muslim melaksanakan ibadah dan dakwah, pemberdayaan umat, serta pengembangan kebudayaan Islam. Dari pengertian tersebut Islamic Centre dapat dijabarkan sebagai tempat ummat Islam melaksanakan ibadah dan mengamalkan nilai-nilai Islam yang universal, tempat para ulama dan intelektual muslim untuk mengkaji dan mendakwahkan ilmu-ilmu Islam, tempat penggemblengan SDM yang berkualitas Imtak dan Iptek-nya, serta tempat masyarakat berinteraksi dan berapresiasi dalam mengembangkan karyanya dalam meningkatkan kualitas hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.

Fungsi Islamic Centre dapat dibayangkan seperti fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW. Walaupun tidak dapat menyamai seperti fungsi masjid di zaman Rasulullah, untuk masa sekarang, Islamic Centre dapat dikatakan sebagai penjabaran secara luas terhadap fungsi masjid atau disebut dengan masjid “plus” (+, ++, +++ dan seterusnya).

“Plus”-nya tergantung dari kemampuan pengelola Islamic Centre dalam menjabarkan pemahaman agama kedalam program kegiatan Islamic Centre-nya; kesanggupan pengelola dalam mewadahi kebutuhan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Islam; serta visi dan misi pengelola dalam memberdayakan Islamic Centre.


(40)

31 3.2 Interpretasi Tema

Beberapa interprtasi tema penerapan yang dilakukan pada islamic center sukabumi yaitu diantaranya yaitu pada bentuk banguanan, bentuk pada bangunan islamic center sukabumi yaitu menganalogikan bentuk kapsul, sehingga menerapkan bentukan yang dapat di ingat oleh setiap kalangan dan tidak asing dengan kondisi sehari-hari.

Dari bentukan tersebut di kerucutkan lagi bahawa sebuah kapsul menjadikan asupan obat yang dilindungi dengan cangkang keras untuk melindungi obat didalamnya. Dari analogi tersebut yaitu menerapkan terhadap ilmu penegtahuan serta menguatkan ilmu tentang pendidikan dasar islam.

Dari analogi kapsul selanjutnta denga kapsul dengan bentukan terbuka sehingga memberikan ilmu pada setiap kalangan terutama pada pelajar tingkat dasar sampai menengah.

Gambar 8 : Analogi Kapsul Sumber : Data Pribadi


(41)

32 3.3 Studi Banding Tema Sejenis

3.3.1 Jakarta Islamic Centre

Nama organisasi adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau Jakarta Islamic Centre (JIC). Jakarta Islamic Centre didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 99 tahun 2003 tanggal 5 Desember 2003 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre).

Gambar 9 : Jakarta Islamic Centre Sumber : http://islamic-center.or.id Tujuan Jakarta Islamic Centre adalah :

1. Mewujudkan Masjid yang makmur dan monumental sebagai sentrum pembinaan umat dan budaya Islam.

2. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan sumberdaya Muslim melalui dakwah, pendidikan dan pelatihan.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengkajian bagi pengembangan pemikiran dan wawasan Islami.


(42)

33 5. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan masyarakat dan layanan

sosial.

6. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan data dan informasi Islami. 7. Menyelenggarakan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis Islami. 8. Mewujudkan tataruang lingkungan Jakarta Islamic Centre yang bernuansa

Islami, indah, nyaman dan monumental Islami. Fungsi-fungsi Jakarta Islamic Centre :

1. Jakarta Islamic Centre menjalankan fungsi utama dan fungsi pendukung Islamic Centre.

2. Fungsi Takmir Masjid

3. Fungsi Pendidikan dan Latihan 4. Fungsi Sosial Budaya

5. Fungsi Informasi dan Komunikasi 6. Fungsi Pengembangan Bisnis 7. Fungsi Pendukung

3.3.2 Islamic Centre Samarinda

Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.


(43)

34 Gambar 10 : Islamic Centre Samarinda

Sumber : http://id.wikipedia.org/

Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih. Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun.


(44)

36 BAB IV

ANALISIS 4.1 Analisis Kondisi Lingkungan

4.1.1 Analisa Kawasan

Analisa kawasan yang terjadi di kota sukabumi di bagi menjadi beberapa peruntukan B ( Barat ), T ( Timur ), U ( Utara ), S ( Selatan ) sehingga dapat memudahkan zona dan peruntukan area sekitar kawasan.

Gambar 11 : Analisa Kawasan Sumber : Data Pribadi

Pada kawasan no. 1 merupakan kawasan untuk daerah pemerintahan serta daerah pendidikan pada kota sukabumi. Dimana sudah tertatanya peruntukan bangunan pada kawasan kerena terdapat bangunan pemerintahan serta sekolah-sekolah pada kawasan tersebut.

Gambar 12 : Kawasan Pemerintahan Sumber : Data Pribadi


(45)

37 Pada kawasan no. 2 merupakan kawasan komersil karena banyaknya toko-toko dan mall pada kawasan tersebut sehinga kawasan ini sangat ramai setiap harinya dan padat.

Gambar 13 : Kawasan Komersil Sumber : Data Pribadi

Kawasan pada no. 3 merupakan kawasan peribadatan dan pemerintahan karena sukabumi sangan mirip dengan konsep perkotaan pada kota bandung, juga terlihat bangunan masjid serta alun-alun kota sukabumi.

Gambar 14 : Kawasan Peribadatan Sumber : Data Pribadi

Kawasan pada no. 4 merupakan kawasan perdagangan dan jasa karena banyaknya bank serta FO pada kawasan sehingga kawasan ini berkembang pada kota sukabumi

Gambar 15 : Kawasan Perdagangan Sumber : Data Pribadi


(46)

38 Kawasan no. 5 merupakan kawasan permukiman warga dan kawasan kesehatan karena terdapat area rumah sakit dan kompleks perumahan

Gambar 16 : Kawasan Permukiman Sumber : Data Pribadi

Kawasan no. 6 merupakan kawasan perdagangan karena terdapat pusat belanja dan pasar tradisonal. Serta dekat dengan terminal trasportasi darat.

Gambar 17 : Kawasan Komersial Sumber : Data Pribadi

Kawasan no. 7 terdapat fasilitas umum yaitu terdapat terminal angkutan umum serta terminal kereta api.

Gambar 18 : Kawasan Fasilitas Umum Sumber : Data Pribadi


(47)

39 4.1.2 Analisa Tapak

Lokasi tapak berada pada kota sukabumi , ada beberapa analisa Tapak pada kawasan guna memudahkan dalam merancang suatu bangunan sehingga dapat mengetahui kondisi yang terjadi pada lokasi tapak yang akan di bangun.

Gambar 19 : Lokasi Tapak Sumber : Data Pribadi

Orientasi matahari sekitar tapak, barat berada pada kiri gambar dan arah timur berada pada kanan gambar sehingga dapat di analisa untuk membuat bangunan menghadap arah utara maupun selatan sesuai kondisi sekitar kawasan.

Gambar 20 : Orientasi Matahari Sumber : Data Pribadi


(48)

40 Sirkulasi kendaraan pada lokasi tapak berada pada jalan ahmad yani kota sukabumi yaitu pada garis merah dan sirkulasi site entrance berada pada jalan veteran 2 pada garis kuning pada gambar

Gambar 21 : Sirkulasi Kendaraan Sumber : Data Pribadi

Jalan Ahmad Yani pada gambar merupakan jalan utama pada lokasi tapak, dan pada gambar

Jln. Ahmad yani sukabumi Jln. veteran Gambar 22 : Lokasi Jalan


(49)

41 Vegetasi pada kawasan sekitar tapak yaitu kurangnya vegetasi dan pohon pada kawasan sehingga menciptakan hawa yang panas pada siang hari dan saat malam hari hawa masih terasa panas

Gambar 23 : Vegetasi Sumber : Data Pribadi

View pad area luar tapak dan dalam tapak, terlihat pada area luar tapak berada pada jalan ahmad yani, dan View pada area dalam tapak pada kawasan permukiman warga

Gambar 24 : View Tapak Sumber : Data Pribadi


(50)

42 Kawasan yang memiliki tingkat kebisingan pada kawasan sekitar lokasi tapak, disini ada 3 tingkat kebisingan pada lokasi tapak yaitu pada no. 1,2, dan 3 serta warna untuk membedakan tingkat kebisingan.

Gambar 25 : Tingkat Kebisingan Sumber : Data Pribadi

Pada gambar area no. 1 pada gambar diwarnai dengan warna kuning merupakan area dengan tingkat kebisingan paling rendah. Karena kawasan tersebut merupakan kawasan peribadatan

Pada gambar area no. 2 pada gambar diwarnai dengan warna merah merupakan dengan tingkat kebisingan tinggi karena kawasan tersebut kawasan komersil Pada gambar area no. 3 pada gambar diwarnai dengan warna biru merupakan dengan tingkat kebisingan sedang karena kawasan tersebut kawasan permukiman dan pemerintahan.

Gambar 26 : Area Kawasan Sekitar Sumber : Data Pribad


(51)

43 4.2 Analisis Fungsional

Analisa fungsi yang terjadi pada kawasan mengambil dari analogi datum yaitu menghubungkan setiap kawasan sehingga kawasan menjadikan kawasan pendidikan dan edukasi serta menjadikan kawasan yang menjadikan kebutuhan masyarkat sukabumi. Terdapat kawasan yang menjadikan potensi publik serta terbuka, untuk daerah barat menghubungkan kawasan permukiman sehingga ada keterikatan yang terjadi pada islamic center sukabumi.

Pada kawasan utara ada daerah pendidikan yang menjadikan daya tarik terhadap site islamic center sehingga menjadikan penggerak pelajar serta pemuda pada kota sukabumi, serta menjadikan kalangan yang berbasis pendidikan dasar.

Pada kawasan selatan serta timur ada komersial dan pemerintahan yang menjadikan suatu kawasan jasa serta pendukung bagi kawasan terhadap pendidikan dasar islam dan fasilitas yang di kelola maupun fasilitas penunjang kebutuhan masyarakat.

Gambar 27 : Alur Aktifitas Sumber : Data Pribadi

PERMUKIMAN PERMUKIMAN PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN JASA PENDIDIKAN KOMERSIAL KOMERSIAL Mesjid Agung

Sukabumi Alun-alun

B

menyikapi menyikapi peng hubung penghubu ng


(52)

44 4.2.1 Alur Aktifitas

Gambar 28 : Alur Aktifitas Pengunjung Ibadah Sumber : Data Pribadi

Gambar 29 : Alur Aktifitas Pengunjung Wisata Sumber : Data Pribadi


(53)

45 Gambar 30 : Alur Aktifitas Pengunjung Pelajar

Sumber : Data Pribadi

Gambar 31 : Alur Aktifitas Pengelola Sumber : Data Pribadi


(54)

Neufert, Ernest, 2002, Data Arsitek; alih bahasa, Sunarto Tjahjadi; Ferryanto Chaidir, editor, Wibi Hardani Cet. 1. Jakarta: Erlangga, 2002

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Joseph de Chiara dan john Callender.1992

Neufert, Ernest, Arsitek Data edisi 33 jilid 1,2. Jakarta: Erlangga, 1995 3. DeChiara,J.

Challender

Frank, Ching D.K, 2007, Architecture: Form, Space, and Order, John Wiley & Sons; 3rd


(55)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan

tempat penelitian

, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan.”

Bandung, 13 FebruarI 2015

Penulis Mengetahui,

Pembimbing

Ahmad Afandi Heru Wibowo, ST.M.T


(56)

(57)

(1)

ISLAMIC CENTER SUKABUMI AHMAD AFANDI

44 4.2.1 Alur Aktifitas

Gambar 28 : Alur Aktifitas Pengunjung Ibadah Sumber : Data Pribadi

Gambar 29 : Alur Aktifitas Pengunjung Wisata Sumber : Data Pribadi


(2)

ISLAMIC CENTER SUKABUMI AHMAD AFANDI

45 Gambar 30 : Alur Aktifitas Pengunjung Pelajar

Sumber : Data Pribadi

Gambar 31 : Alur Aktifitas Pengelola Sumber : Data Pribadi


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernest, 2002, Data Arsitek; alih bahasa, Sunarto Tjahjadi; Ferryanto Chaidir,

editor, Wibi Hardani Cet. 1. Jakarta: Erlangga, 2002

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Joseph de Chiara dan

john Callender.1992

Neufert, Ernest, Arsitek Data edisi 33 jilid 1,2. Jakarta: Erlangga, 1995 3. DeChiara,J. Challender

Frank, Ching D.K, 2007, Architecture: Form, Space, and Order, John Wiley & Sons; 3rd edition (June 29, 2007)


(4)

SURAT KETERANGAN PERSETUUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty

Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan.”

Bandung, 13 FebruarI 2015

Penulis Mengetahui,

Pembimbing

Ahmad Afandi Heru Wibowo, ST.M.T


(5)

(6)