ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM.

(1)

ISLAMIC CENTER DI TUBAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM

LAPORAN T U GAS AK H I R

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN

UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Diajukan Oleh : FAISAL MI’RAD

99 5101 0024

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2005


(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………

Kata Pengantar …...………

Daftar Isi ………..

BAB I PENDAHULUAN..………... 1

1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Rumusan Masalah ……….. 2

1.3. Tujuan Perancangan ……… 2

1.4. Lingkup Perancangan ………. 3

1.5. Metode Perancangan ……….. 4

1.6. Metode Pengumpulan Data ……… 5

1.7. Sistematika Laporan ………... 5

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN ………. 7

2.1. Pengertian Islamic Center ……….. 7

2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban ……… 8

2.2. Batasan dan Asumsi ……… 9

2.2.1. Batasan ………. 9

2.2.2. Asumsi ………. 9

2.3. Aktivitas yang Ditampung ……….. 10

2.4. Fasilitas / Kebutuhan Ruang ………... 12

2.5. Persyaratan-persyaratan Teknis ……….. 20

2.5.1. Luasan Ruang ……… 20

2.5.2. Pencahayaan ………. 20

2.5.3. Suhu dan Kelembaban ……….. 20

2.5.4. Sistem Struktur ………. 21

2.5.5. Sirkulasi ……… 21

2.5.6. Utilitas ……….. 21

2.6. Studi Pustaka ……… 22

2.6.1. Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim ………. 22


(3)

2.6.2. Pola Sirkulasi ……… 25

2.6.3. Faktor-faktor Perancangan Visual Dalam Perancangan Tapak ……… 26

2.6.4. Arsitektur Post-Modern Pengertian Arsitektur Post-Modern …………... 27

2.7. Studi Kasus ……….. 28

2.7.1. Islamic Center Surabaya ……… 28

2.7.2. Mataram Islamic Center Yogyakarta ………… 30

2.7.3. Studi Kasus Literatur ……… 32

BAB III TINJAUAN LOKASI ………. 35

3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban ……… 35

3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi ……….. 38

3.3. Pendekatan Penentuan Tapak ………... 39

3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban ………… 40

3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan ………. 41

3.4.2. Pencapaian Ke Tapak ………. 42

3.4.3. Jaringan Infrastruktur ……… 43

3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat ………. 43

BAB IV PENDEKATAN PERANCANGAN ……… 44

4.1. Issue Utama (Main Issue) ……… …… 44

4.1.1. Pendekatan Rancangan ………... 45

4.1.2. Perancangan Tapak ………. 46

4.2. Issue Pendukung ……… 47

4.2.1. Sistem Struktur Bangunan ……… 48

4.2.2. Utilitas ………. 48

BAB V PEMBAHASAN RANCANGAN ……….. 51

5.1. Analisa ……….. 51

5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan ………. 51


(4)

5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna ……….. 54

5.1.4. Pendekatan Rancangan ……… 54

5.1.5. Pendekatan Arsitektural ………. 55

5.1.5.1. Pengertian Simbolisme Dalam Arsitektur ………... 55

5.2. Konsep Rancangan ………. 59

5.2.1. Ide dan Gagasan ………. 59

BAB VI APLIKASI KONSEP RANCANGAN ……… 61

DAFTAR PUSTAKA ………


(5)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan arus informasi yang semakin berkembang lambat tapi pasti akan mengikis bangunan keimanan seseorang, secara langsung keadaan tersebut akan merusak struktur kehidupan social masyarakat yang menyebabkan perilaku-perilaku menyimpang dan tindakan asusila. Karena itu pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian kehidupan yang tidak dapat ditawar lagi, sehingga kehadiran suatu wadah yang dapat memfasilitasi dan menjembatani permasalahan yang ada dalam masyarakat dalam batasan-batasan keagamaan ini masih sangat dibutuhkan, menelaah sedikit demi sedikit untuk mendapatkan suatu informasi yang benar dan menyeluruh tentang Islam.

Tuban merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang, berbagai fasilitas mulai dibangun sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Dengan jumlah penduduk yang masyoritas Islam ± 80% yaitu sekitar 91,183 jiwa (Sumber : Data Statistik jumlah penduduk tahun 1996, RUTK KAbupaten DATI II

Tuban). Kegiatan di bidang kerohanian semakin berkembang, tidak hanya terbatas

pada kegiatan ibadah saja tetapi kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pamerena, diskusi, PHBI, dan lainnya semakin bertambah. Oleh karenanya pemenuhan prasarana yang menunjang sangat dibutuhkan keberadaannya, salah satunya adalah sarana yang berupa Islamic Center.

Islamic Center merupakan wadah bagi manusia untuk berhubungan baik secara vertical dan horizontal, tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar manusia dan merangkul kaum muda Islam melalui pembinaan. Selain itu juga


(6)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2 untuk merangsang minat umat islam dan masyarakat luas untuk mengenal lebih jauh pengetahuan keislaman dan mendalaminya. Melihat dari tujuan Islamic Center diharapkan komunikasi dalam masyarakat menjadi lebih mudah dan lebih terarah.

Keberadaan Islamic Center di Tuban ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan terhadap pemenuhan sarana yang lebih baik seiring dengan

perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (Sumber : RUTRK Kabupaten DATI

II Tuban), sehingga dengan adanya fasilitas Islamic Center ini diharapkan dapat

menjembantani kehidupan social masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dalam perubahan dinamika soial budaya di era sekarang ini.

1.2. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan permasalahan diatas yaitu dalam perencanaan Islamic Center untuk memenuhi tuntutan terhadap sarana yang lebih baik seiring dengan perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (khususnya Islam), maka perlu adanya suatu penyelesaian arsitektural dan juga pemenuhan fasilitas-fasilitas yang mendukung.

Tampilan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan Islamic Center ini

merupakan tampilan fasade bangunan yang mengambil dari arsitektur yang

bernuansa islam dan arsitektur modern.

1.3. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perencanaan Islamic Center ini adalah :

- Menyediakan suatu wadah yang lebih spesifik untuk menampung serta mewadahi segala kegiatan Islam dan juga sebagai sarana untuk menampung


(7)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3 dan menyalurkan segala aspirasi yang positif dari generasi muda, khususnya di wilayah Tuban dan sekitarnya.

- Menjadikan semua kegiatan Islam di wilayah Tuban dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, serta menciptakan suatu bangunan yang memiliki nilai estetika sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas didalamnya.

- Supaya dapat menjembatani kehidupan social masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dalam perubahan dinamika sosial budaya di era sekarang ini.

1.4. Lingkup Perancangan

Lingkup perancangan Islamic Center ini terdiri dari beberapa aspek

perancangan yang ditampilkan, diantaranya adalah ;

- Lingkup Perancangan

Perancangan bangunan harus mampu mengekspresikan fungsi sebagai wadah kegiatan Islam yang mengambil langgam-langgam dari arsitektur masjid sebagai pengenal dari luar bangunan. Sedangkan perancangan ruang luar disesuaikan untuk menunjang tampilan bangunan dan menciptakan suasana lingkungan yang mendukung.

- Lingkup Pelayanan

Skala pelayanan pada perencanaan dan perancangan Islamic Center ini adalah masyarakat umum khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya, untuk kegiatan beribadah maupun untuk mengetahui dan memperdalam mengenai seni dan budaya Islam. Islamic Center ini juga melayani pengunjung dari daerah lain yang ada di Indonesia.


(8)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4

1.5. Metode Perancangan

Dalam kegiatan merancang Islamic Center ini metode ataupun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut ;

Pengumpulan data-data

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Kebiajakan PEMDA TK II Kab. Tuban

Studi Literatur dan Studi Lapangan

Konteks Rancangan

Tipologi Bangunan Analisa

Konsep Rancangan


(9)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5

1.6. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data yang berguna bagi proses perencanaan

dan perancangan proyek ini, perolehan data ataupun referensi yang digunakan melalui ;

a. Studi Literatur : yaitu mencari data-data umum dari literatur yang

sekiranya berhubungan dengan Islamic Center ini. Literatur yang diguanakan adalah studi ruang dan gerak, data arsitek, dll.

b. Studi Lapangan : yaitu studi terhadap bangunan sejenis yang ada

untuk mendapatkan masukan-masukan serta gambaran dan asumsi arah perancangan Islamic Ceneter ini.

c. Wawancara : yaitu mengadakan tanya jawab dengan

pihak-pihak yang sekiranya dapat memberikan kritik dan saran serta masukan-masukan yang berkaitan untuk proses perencanaan dan perancangan Islamic Center ini.

1.7. Sistematika Laporan

Dengan dibuatnya sistemarika laporan diharapkan dapat memberikan gambaran-gambaran secara umum mengenai isi proposal. Penyusunan ini dilakukan mulai dari bagian yang umum menuju ke bagian khusus yang diatur sedemikian rupa untuk mencerminkan suatu pola dan perencanaan yang sistematis. Adapun garis besar isi dari masing-masing bab ini adalah sebagai berikut ;


(10)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 6

BAB I Pendahuluan : Pendahuluan, menguraikan latar

belakang munculnya gagasan dari Islamic Center di Tuban, rumusan masalah, maksud dan tujuan, lingkup perancangan, metode pengumpulan data, dan sistematika laporan.

BAB II Tinjauan Obyek Rancangan : Pengenalan dan pemahaman tentang

Islamic Center, berisi pengenalan yang lebih terperinci dari Islamic Center baik dari jenis aktivitas, fasilitas dan kebutuhan ruang termasuk perhitungan luasan ruang.

BAB III Tinjauan Lokasi : Pada bab ini menjelaskan mengenai

fisik, aksesbilitas, potensi bangunan sekitar dan infrastruktur kota untuk didirikannya Islamic Center.

BAB IV Pendekatan Perancangan : Membahas tentang teori yang digunakan

dalam perancangan Islamic Center,

BAB V Pembahasan Rancangan : Analisa tentang bentuk, tampilan,

pengguna, serta konsep rancangan.

BAB VI Aplikasi Konsep Rancangan : Berisikan penerapan / aplikasi Konsep dalam design bangunan Islamic Center di Tuban.


(11)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1. Pengertian Islamic Center

Islamic Center menurut John M. Echols dan Hassan Sadly ;

- Islamic : Suatu hal yang berhubungan dengan keislaman atau suatu

lembaga Islam.

- Center : Pusat, inti, tempat berkumpulnya kegiatan / aktifitas. (Echols John M dan Sadly Hassan, Kamus Inggris-Indonesia, Mei 1989)

- Islamic Center menurut Prof. Syafi’I Karim ;

“ Islamic Center sebenarnya merupakan suatu istilah yang berasal dari berbagai negara-negara Barat yaitu suatu tempat yang menampung suatu kegiatan yang berkaitan dengan Islam, misalnya ; sholat, ceramah-ceramah, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan keislaman, dimana aktifitas-aktifitas tersebut dipusatkan pada suatu wadah bangunan yang disebut sebagai Islamic Center “.

“ Pengertian Islamic Center menggambarkan pengertian Masjid, karena Islamic Center yang dimaksud adalah komplek Masjid yang menampung segala kegiatan Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW “.

- Pengertian Islamic Center yang tercantum dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Center diseluruh Indonesia, oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agara RI adalah sebagai berikut ;

“ Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan “.


(12)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian yang ada bahwa Islamic Center merupakan suatu wadah yang merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Islam dalam pembinaan dan pengembangan agama Islam serta sebagai sarana dakwah dalam era pembangunan masyarakat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban

Program fungsi Islamic Center ;

Fungsi dari Islamic Center ini adalah sebagai suatu wadah yang dapat menjembatani kehidupan sosial masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dan juga sebagai suatu wadah yang memadai dalam hal pengkajian seni dan budaya Islam, sehingga proyek ini layak dipakai dan memberikan kontribusi kepada masyarakat selain itu juga menjadikan alat dalam memperoleh informasi yang lebih mengenai seni dan budaya Islam, dimana program fungsi Islamic Center ini antara lain ; a. Fungsi Ibadah

Melakukan kegiatan baik ibadah yang berhubungan langsung dengan Tuhan maupun ibadah yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.

b. Fungsi Edukasi

Penyaluran pendidikan non formal dan juga pengetahuan tentang keislaman, untuk menciptakan generasi penerus yang beriman, bertaqwa dan berkualitas. c. Fungsi Penelitian

Salah satu sarana yang ditujukan untuk kemajuan dan kemaslahatan umat, dengan meneliti tentang perkembangan Islam dan perilaku kehidupan masyarakat.


(13)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.2. Batasan dan Asumsi

2.2.1. Batasan

a. Lingkup pelayanan Islamic Center ini dikhususkan pada kota Tuban dan sekitarnya, yaitu masyarakat umum dan masyarakat Islam khususnya.

b. Pembahasan pada aspek arsitektural yaitu penataan massa bangunan, kesatuan bentuk, dan tampilan bangunan lebih ditekankan, sehingga menarik perhatian pengunjung serta memberikan kenyamanan bagi mereka yang beraktivitas didalamnya.

c. Peraturan-peraturan fisik bangunan disesuaikan dengan peraturan tata bangunan dari lokasi terpilih yang dikeluarkan oleh PEMDA TK II Kab. TUBAN sebagai lokasi dari Islamic Center ini.

d. Fungsi Islamic Center ini untuk menjembatani kehidupan social masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam serta untuk mencerdaskan bangsa dan membentuk manusia yang beriman, sehingga tidak berorientasi pada keuntungan.

2.2.2. Asumsi

a. Besaran ruang pada Islamic Center ini diasumsikan dari jumlah pengunjung terbanyak.

b. Lahan yang digunakan adalah lahan yang dalam kondisi baik dan siap bangun, kepemilikan lahan merupakan milik pemerintah daerah Kabupaten Tuban.

c. Aktivitas dan kegiatan yang ada dalam Islamic Center diasumsikan berkelanjutan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan Islami, dan juga tidak menutup kemungkinan suatu saat salah satu fasilitas disewakan.


(14)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Pada bab ini akan dibahas jenis aktifitas yang terdapat dalam Islamic Center ini, juga pelaku aktifitas tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai pengantar dalam penyusunan program ruang.

Untuk aktifitas yang ditampung dalam Islamic Center ini dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu ;

- Aktifitas Staff dan Pengelola

- Aktifitas Siswa

- Aktifitas Pengunjung

Kelompok Fasilitas Peribadatan

Pelaku

Aktifitas Ruang

A B C

a. Parkir

b. Menitipkan alas kaki

c. Wudlu

d. Membersihkan diri

e. Sholat

f. Membaca al-qur’an

g. Memimpin sholat

h. Memberi ceramah

i. Menyimpan barang

j. Mengatur sound system

k. Persiapan Area parkir Rg. Penitipan Tempat wudlu Toilet Rg. Sholat Tempat al-qur’an Mihrab Mimbar Gudang

Rg. Sound system Rg. Persiapan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

Keterangan ; A : Pengelola B : Siswa C : Pengunjung

Kelompok Fasilitas Pendidikan, Pendalaman Seni dan Budaya Islam Pelaku

Aktifitas Ruang

A B C

a. Belajar baca tulis al-qur’an b. Seminar, diskusi

c. Belajar Bhs. Inggris d. Belajar Bhs. Arab

e. Meneliti dan menulis

ilmiah

f. Membaca buku, menari

refensi

g. Istirahat para pengajar

Rg. Kelas

Rg. Sidang besar/kecil Rg. Lab Bhs. Inggris Rg. Lab Bhs. Arab

Rg. Penelitian dan Penulisan Ilmiah Rg. Perpustakaan Rg. Pengajar v v v v v v v v v v v v v V v v v v v


(15)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

h. Membina remaja

i. Menyimpan barang

j. Membersihkan diri

Rg. Konsultasi Gudang Toilet v v v v v v v v v

Keterangan ; A : Pengelola B : Siswa C : Pengunjung

Kelompok Fasilitas Administrasi

Pelaku

Aktifitas Ruang

A B C

a. Mengatur dan mengawasi

segala kegiatan dalam Islamic Center

b. Mengatur administrasi

c. Mengatur masing-masing

bidang

d. Mengatur kegiatan

masing-masing bidang

e. Rapat

f. Istirahat

g. Menerima tamu

h. Memberi informasi

i. Menyimpan barang

j. Membersihkan diri

Kantor pengelola - Rg. Ketua Umum - Rg. Wakil Ketua - Rg. Sekretaris Rg. Administrasi Rg. Kepala Bidang Rg. Staff

- Rg. Dokumentasi Rg. Rapat

Rg. Istirahat Hall / Lobby Rg. Informasi Gudang Toilet v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

Keterangan ; A : Pengelola B : Siswa C : Pengunjung

Kelompok Fasilitas Serbaguna dan Penunjang

Pelaku

Aktifitas Ruang

A B C

a. PHBI, pameran,

diskusi, seminar

b. Menerima tamu

c. Melihat pertunjukan

d. Mengatur sound

system

e. Melakukan pertunjukan

f. Persiapan

g. Ganti pakaian, rias

h. Menyimpan barang

i. Membersihkan diri

j. Menginap tamu

k. Mengatur suplai listrik

l. Menyimpan barang

m. Membersihkan diri

Rg. Serbaguna - Hall / Lobby - Rg. Penonton

- Rg. Kontrol + sound system + panel

- Panggung - Rg. Persiapan - Rg. Ganti - Gudang - Toilet Rg. Tidur Rg. Genset Gudang Toilet v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v


(16)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.4. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang

Fasilitas ataupun kebutuhan ruang dari Islamic Center di Tuban ini kurang lebih sama dengan fasilitas ruang Islamic Center lainnya, untuk jumlah pemakai diasumsikan ± 800 orang, dimana fasilitas ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok fasilitas, yaitu ;

a. Fasilitas Peribadatan b. Fasilitas Pendidikan c. Fasilitas Administrasi

d. Fasilitas Serbaguna dan Penunjang Dimana fasilitas tersebut antara lain ;

A. Kelompok Fasilitas Peribadatan

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Sholat

Rg. Wudlu

800 org PPM Masjid untuk 10 org sholat = 0,60 x 1,10 = 0,66 m2

Studi banding dengan alas tempat sholat = 0,50 x 0,96 = 0,48 m2

Ditentukan luasan yang digunakan = 0,60 x 1,00 = 0,60 m2

- Jumlah jamaah pria = 80% x 800 = 640 jamaah

Luasan ruang 800 x 0,60 = 480 m2 - Jumlah jamaah wanita =

20% x 800 = 160 jamaah Luasan ruang = 160 x 0,60 = 96 m2 Perbandingan yg berwudlu dirumah dengan dimasjid = 65% : 35%

Pria = 35% x 640 = 224 org Wanita = 35% x 160 = 56 org

- Menurut Pedoman Rancangan Plumbing Indonesia (1974) Dept. PUTL ; “ Satu tempat wudlu / 1 kran untuk 50 – 500 orang, ditambah dengan 1 kran untuk kenaikan tiap 200 orang”.

Ditentukan tiap kran ± 50 org Jadi tempat wudlu yang diperlukan ; - Pria = (65% x 640) : 50 = 10 buah - Wanita = (65% x 160) : 50 = 2 buah

480 m2


(17)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Rg. Mimbar Rg. Mihrab Rg. Alqur’an Rg. Persiapan Rg. Penitipan Alas Kaki Rg. Soumd, panel Gudang Toilet Studi banding Studi banding Studi banding Studi banding Asumsi Asumsi NAD

Berdasarkan pengamatan wudlu dilakukan ± ½ jam sebelum sholat dimulai, memerlukan waktu 1,5 menit jadi untuk 1 tempat wudlu dapat menampung = 30 ; 1,5 = 20 orang.

- Wudlu pria = 640 : 20 = 32 bh tempat wudlu

- Wudlu wanita = 160 : 20 = 7 bh tempat wudlu

Luasan Ruang Wudlu

- Pria = 0,90 x 32 = 28,8 m2 Sirkulasi 30% = 8,64 m2 Total = 37,44 m2

- Wanita = 0,90 x 7= 6,3 m2 Sirkulasi 30% = 1,89 m2 Total = 8,19 m2

Berdasarkan kebutuhan minimal untuk sholat dan khotbah 3 x 5 = 15 m2

3 x 5 = 15 m2 4 x 5 = 20 m2 4 x 5 = 20 m2

Disesuaikan dengan kapasitas jamaah masjid ± 800 orang.

- 1 rak dapat menampung 360 psang = 800 : 360 = 3 rak - 1 rak + sirkulasi = 1,40 x

2,70 = 3,78 m2

Jadi untuk 3 rak dibutuhkan = 3 x 3,78 = 11,34 m2

Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Ditentukan ;

37,44 m2 8,19 m2 15 m2 15 m2 20 m2 20 m2

11,34 m2 6 m2 6 m2


(18)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Pria = 7 wc, 8 urinoir 2 wastafel Wanita = 3 wc dan 2 wastafel Dengan luasan + sirkulasi Pria = 22,94 m2

Wanita = 8,49 m2

Total = 31,88 m2 31,88 m2

B. Kelompok Fasilitas Pendidikan

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Sidang besar

Rg. Sidang kecil

Rg. Kelas

Rg. Lab Bahasa Inggris

Rg. Lab Bahasa Arab Rg. Perpustakaan 200 org 20 org 25 org 25 org 25 org 100 org NMH NMH BPDS NAD NMH PBELS

Studi banding dengan Islamic Center di Surabaya, kapasitas 200 orang Standart = 0,65 – 0,84 m2 / tempat duduk

Luasan ruang = 200 x 0,84 = 168 m2 Sirkulasi 30 % = 50,4 m2

Total = 218,4 m 2

Studi banding dengan Islamic Center di Surabaya, kapasitas 20 orang Standart = 0,65 – 0,84 m2 / tempat duduk

Luasan ruang = 20 x 0,84 = 16,8 m2 Sirkulasi 30 % = 5,04 m2

Total = 21,84 m 2

1 org / siswa = 1,35 m2 / org 1 org / siswa = 1,3 – 20 m2 / org Kapasitas ruang efektif 30–40 org Luas ruang kelas ditentukan ; Ruang kelas = 25 x 1,35 = 33,75m2 Sirkulasi 30% = 10,125 m2

Total = 45 m2 per kelas 45 m2 + rg. alat + asrop 20 m2 45 m2 + rg. alat + asrop 20 m2

Studi banding Islamic Center Surabaya kapasitas 100 – 150 org. Islamic Center Yogyakarta ± 80 orang, ditentukan kapasitas ± 100 orang.

1 orang untuk rak buku memerlukan luasan 0,465 m2

1 orang untuk ruang baca = 0,965 m2 - Rg. rak buku = 0,465 x 100

= 46,5 m2

- Rg. baca = 0,965 x 100 = 96,5 m2

218,4 m2

21,84 m2

65 m2 65 m2


(19)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Rg. Penerimaan / pentipan Rg. Audio visual Gudang Fotocopy Toilet Rg. Pengajar Rg. Konsultasi Rg. Koperasi / Penjualan AJMH Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi NAD Asumsi Asumsi Asumsi

- Sirkulasi = 15 m2 (kapasitas 2 orang)

- Rg. Administrasi = kapasitas 1 kepala staff perpustakaan dan 3 orang staff.

Rg. Kepala Perpus = 14 - 18 m2 Rg. 1 orang staff = 4,80 m2 Ditentukan :

Rg. Kepala Perpus = 20 m2 Rg. Staff = 3 x 4,80 = 14,4 m2 Total = 34,4 m2

Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Ditentukan ;

Pria = 7 wc, 8 urinoir 2 wastafel Wanita = 3 wc dan 2 wastafel Dengan luasan + sirkulasi Pria = 22,94 m2

Wanita = 8,49 m2 Total = 31,88 m2

192,4 m2 20 m2

65 m2 15 m2 15 m2

31,88 m2 12,70 m2 22,80 m2 36 m2


(20)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Kelompok Fasilitas Administrasi

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Kantor pengelola

- Rg. Ketua Umum

- Rg. Wakil Ketua

- Rg. Sekretaris Rg.

Administrasi Rg. Kep Bidang

Rg. Rapat Lobby Rg. Informasi Gudang Arsip Pantry Rg. Istirahat karyawan Toilet NAD NAD AJMH NAD NAD NAD NAD Asumsi Asumsi Asumsi NAD NAD

1 orang = 15 – 25 m2 1 orang = 20 m2

1 orang sekretaris = 9 m2 1 orang = 4,46 m2

Kapasitas 10 orang = 10 x 4,46 = 44,6 m2

1 orang = 4,46 m2

Untuk keperluan badian ada 6 bidang = 6 x 4,46 = 26,76 m2

2,5 m2 / orang

Kapasitas ± 20 rang, jadi luas rg. rapat = 20 x 2,5 = 50 m2

1 orang = 3,75 m2 / orang

Kapasitas 2 orang = 10 m2 jadi luas lobby = 10 x 3,75 = 37,5 m2

Kapasitas 2 orang = 10 m2

1,2 m2 / orang

Kapasitas ± 40 org x 1,2 = 48 m2 Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Ditentukan ;

Pria = 7 wc, 8 urinoir 2 wastafel Wanita = 3 wc dan 2 wastafel Dengan luasan + sirkulasi Pria = 22,94 m2

Wanita = 8,49 m2 Total = 31,88 m2

25 m2 20 m2 9 m2

44,6 m2

26,76 m2

50 m2

37,5 m2 10 m2 12 m2 15 m2 48 m2


(21)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 D. Kelompok Fasilitas Serbaguna dan Penunjang

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Serbaguna

- Hall / Lobby - Rg. Kontrol + Sound

- Rg. Panel - Stage

- Rg. Persiapan - Rg. Ganti

- Gudang - Toilet Rg. Pameran 800 org 30 org Studi banding AJM AJM Asumsi BAEF CCEF Asumsi NAD AJM NAD NMH

Islamic Center Surabaya kapasitas ± 1000 orang dan Islamic Center Yogyakarta ± 500 orang. Kapasitas direncanakan ± 800 orang.

1 orang penonton membutuhkan ruang 0,7 m2 jadi luas ruang penonton = 800 x 0,7 = 560 m2

Sirkulasi 30% = 168 m2 0,65 – 0,9 m2 / orang Jadi 0,9 x 800 = 80 m2

Min 9 x 9 m2 = 81 m2 Min 9 x 9 m2 = 81 m2

Direncanakan luas panggung 80 m2

10 m2 / 4 orang

Asumsi 30 orang sekali pertunjukan (50% pria dan 50% wanita0

Luas Rg. Ganti pria = 20 m2 Luas Rg. Ganti wanita = 20 m2 50% – 70% luas panggung Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Ditentukan ;

Pria = 7 wc, 8 urinoir 2 wastafel Wanita = 3 wc dan 2 wastafel Dengan luasan + sirkulasi Pria = 22,94 m2

Wanita = 8,49 m2 Total = 31,88 m2

Untuk pameran lukis luas = 1,5 x 3,8 m2 = 5,7 m2

Ruang pamer foto ½ dari luas ruang pamer lukisan

728 m2 80 m2 25 m2 4 m2

80 m2 30 m2

20 m2 20 m2 40 m2


(22)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

- Rg. Informasi - Hall / lobby - Rg. Admin - Gudang - Toilet

Service

- Rg. Jaga keamanan

- Rg. Generator/ mekanikal - Rg. Pompa air - Rg. Gudang Umum

- Rg. Admin - Rg. Inap tamu - Rg. Istirahat karyawan Asumsi AJM NAD Asumsi NAD Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi NAD

Ditentukan untuk koleksi pameran : Foto-foto sebanyak ± 150 buah, lukisan sebanyak ± 50 buah, dari keseluruhan koleksi 80% dipamerkan dan 20% disimpan untuk dipamerkan bergantian.

Luas rg. pamer foto = 120 x 2,80 = 342 m2

Luas rg. pamer lukisan / kaligrafi = 40 x 5,70 = 228 m2

Asumsi kapasitas 2 orang 0,65 – 0,9 m2 / orang Jadi 0,9 x 100 = 90 m2 1 orang = 4,46 m2

Asumsi kapasitas 2 org = 10 m2

Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Ditentukan ;

Pria = 7 wc, 8 urinoir 2 wastafel Wanita = 3 wc dan 2 wastafel Dengan luasan + sirkulasi Pria = 22,94 m2

Wanita = 8,49 m2 Total = 31,88 m2 Ruang untuk 2 orang

Untuk 1 orang = 1,2 m2 / orang Kapasitas ± 10 orang = 1,2 m2 x 10

570 m2 10 m2 90 m2 10 m2 30 m2

31,88 m2 24 m2 48 m2 6 m2 40 m2 12 m2 48 m2


(23)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

- Toilet Parkir NAD Dinas Tata Kota

m2 = 12 m2

Pria = 1 urinoir = 1,1 m2 / 25 org 1 wc pria = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org Wanita = 1 wc = 2 m2 / 100 org 1 wastafel = 1,5 m2 / 65 – 250 org - Parkir Mobil :

Dinas Tata Kota Tuban untuk bangunan Masjid = 40 orang membutuhkan 1 tempat parkir.

Diasumsikan jumlah jamaah / pengunjung ± 800 orang, jadi kebutuhan tempat parkir = 800 : 40 = 20 tempat parkir.

Luas = 20 x 12 m2 = 240 m2 Sirkulasi 100% = 240 m2 Total = 480 m2

- Parkir Sepeda Motor

Perbandingan mobil dengan sepeda motor = 1 : 3

Luas parker sepeda motor = 20 x 3 x (0,8 x 1,8) m2 = 86,4 m2

Sirkulasi 100% = 86,4 m2 Total = 172,8 m2

- Parkir pengelola

Asumsi jumlah pengelola ± 73 orang Diasuksikan ;

25% untuk mobil = 19 orang 75% untuk spd motor = 54 orang Luas parkir mobil = 19 x 12 m2 = 228 m2

Sirkulasi 100% = 228 m2 Total 456 m2

Luas parkir sepeda motor = 54 x (0,8 x 1,8) m2 = 77,76 m2

Sirkulasi 100% = 77,76 m2 Total = 155,52 m2

12 m2

20 m2

480 m2

172,8 m2


(24)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5. Persyaratan-Persyaratan Teknis

2.5.1. Luasan Ruang

Luasan ruang yang ditetapkan pada Islamic Center ini disusun

berdasarkan;

- Asumsi pemakai, jumlah benda.

- Standart kebutuhan ruang.

- Kebutuhan sirkulasi ruang gerak dan fleksibilitas.

- Neufert Architect Data, Time Saver Standart, Human Dimension Standart, dll.

2.5.2. Pencahayaan

a. Pencahayaan dari bukaan bidang atas (sky light)

Keuntungan orientasinya bebas, tidak terpengaruh oleh pohon atau halaman dari bangunan sekitarnya, mudah disesuaikan, pantulan cahaya sedikit, cahaya lebih disebarluaskan pada seluruh ruang hall atau ruang pamer. Kekurangan mudah menimbulkan panas, resiko kerusakan akibat air dan kelembaban. b. Pencahayaan dan jendela

Ruangan mendapatkan udara yang segar dan suhu ruangan dapat disesuaikan dengan suhu sebenarnya, pencahayaan untuk ruangan baik dilakukan sendiri-sendiri maupun kelompok.

2.5.3. Suhu dan Kelembaban

Pengkondisian ruangan untuk menjaga koleksi agar tidak mudah rusak,

diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Penyimpanan koleksi pada area yang terkena sinar matahari cukup sehingga ruangan yang ada tidak terlalu lembab.


(25)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5.4. Sistem Struktur

- Memenuhi syarat utama struktur, kokoh, kaku dan stabil, sehingga pemakai merasa aman didalamnya.

- Harus diperhatikan ketahanan terhadap iklim dan angina.

- Sesuai dengan penampilan bangunan yang ingin ditampilkan.

- Biaya perawatan dan daya tahan terhadap waktu dan api harus dipertimbangkan.

- Penentuan modul mempengaruhi terhadap pemilihan struktur.

2.5.5. Sirkulasi

- Penggunaan sirkulasi yang terarah dan berkesinambungan, sehingga tidak menimbulkan kerumunan pada area tertentu.

- Pemilihan pola sirkulasi yang tepat yang dapat mengarahkan pengunjung, bukannya membingungkan pengunjung.

2.5.6. Utilitas

Perlengkapan utilitas bangunan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan antara lain ;

- Keamanan dan kenyamanan pengunjung terhadap suhu, cahaya, dan bahaya kebakaran.

- Pemeliharaan obyek koleksi terhadap polusi udara, cahaya dan kebakaran.

- Kemudahan pelaksanaan dan pemeliharaan peralatan.


(26)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6. Studi Pustaka

Dalam rangka menambah acuan dan pandangan dalam perencanaan Islamic Center ini, maka studi pustaka sangat penting dilakukan, diantaranya ;

2.6.1. Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Islam Karangan Yulianto Samulyo

Masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk sholat orang muslim, seperti sabda Nabi Muhammad SAW ; “Dimana engkau sholat, tempat itulah masjid”. Berdasar akar katanya mengandung arti tunduk dan patuh, maka hakekat dari adalah tempat untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata.

Dari sejarah Masjid Nabawi di Madinah yang didirikan oleh Rasulullah SAW, dapat dijabarkan fungsi dan peranan masjid pada masa itu. Tercatat tidak kurang dari sepuluh peran dan fungsi Masjid Nabawi yaitu sebagai tempat ; ibadah (sholat, zikir), konsultasi dan komunikasi berbagai masalah termasuk ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, santunan sosial, latihan militer dan persiapan peralatannya, pengobatan korban perang, perdamaian dan pengadilan sengketa, menerima tamu (di aula), menawan tahanan dan pusat penerangan atau pembelaan agama.

Dari beberapa sudut pandang tersebut diatas dapat dirangkum bahwa Masjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman dimana Masjid didirikan. Secara prinsip merupakan tempat untuk membina umat, oleh karenanya dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai dengan keperluan pada jaman, siapa yang mendirikan dan lingkungan Masjid dibangun.


(27)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 Bangunan dan Komponen Masjid

Dengan melihat Masjid-masjid bersejarah diseluruh dunia, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam kompleks Masjid tersebut, yaitu ;

1. Shan adalah ruang terbuka

2. Mihrab adalah tempat untuk imam

3. Mimbar adalah tempat untuk penceramah

4. Maksrah adalah tempat raja / sultan yang melaksanakan sholat

5. Zakiyah adalah ruang khusus bagi pembaca Al-Qur’an, mengaji dan belajar

6. Qhurfah adalah tempat tinggal khotib (penceramah) 7. Ribath adalah tempat tinggal pegawai Masjid 8. Liwan adalah tempat sholat

9. Riwak adalah ruang terbuka yang hanya diberi tenda 10. Haut adalah taman yang terletak dihalaman Masjid


(28)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 Dekoratif

Dekorasi merupakan bagian dari seni seperti pula arsitektur, terkait langsung pada jaman dan budaya suatu masyarakat. Dalam hal ini hiasan pada MAsjid tidak terlepas dari hukum Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadist khususnya yang berkaitan dengan seni. Seni terkait langsung dengan keindahan, dapat diartikan sebagai segala sesuatu ciptaan manusia yang membuat orang senang karena keindahannya. Meskipun batasan tersebut mengandung sifat subyektif, namun dapat dinilai dengan fungsi dari suatu seni dan penilaian rata-rata banyak orang.

Corak Geometri – Intricate

Yang dimaksud dengan bentuk geometris adalah garis, lengkung, segitiga hingga segi banyak dan lain-lain yang ada dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya termasuk sudut dan luasnya dapat terukur.

Dalam bangunan untuk ibadah umat Islam, prinsip geometri diterapkan secara lebih fleksibel, fungsinya lebih banyak sebagai pengarah dan hiasan.

a. Kaligrafi

Adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jadi terkait langsung dengan keindahan pada umumnya dan tulisan kalimat atau kata, bukan dari bentuknya saja namun juga makna dan isinya. Oleh karena itu Masjid sejak pertama hingga sekarang hamper semua menghias bagian-bagiannya dengan kaligrafi. b. Ornamen Floral (arabesque)

Adalah hiasan corak flora (tumbuh-tumbuhan) baik diabstraksikan total, sebagian ataupun dalam bentuk nyata menjadi pola lengkung-lengkung, dari batang tanaman, bunga dan buah.


(29)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.2. Pola Sirkulasi

Menurut Harvey M Rubenstein ( A Guide To Site and Environmental

Planning)

Sistem sirkulasi adalah saran penghubung vital yang menghubungkan

berbagai kegiatan dan penggunaan diatas lahan. System sirkulasi yang sesuai dalam perencanaan Islamic Center di Tuban ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori ;

a. Sistem Radial

Sistem radial mengarahkan arus lalu-lintas menuju suatu pusat umum yang padat dengan berbagai aktifitas. Namun pusat tersebut dapat tumbuh sedemikian rupa sehingga sukar diatur. Untuk mengatasi masalah tersebut dibeberapa tempat diluar daerah sering ditambah dengan system ring, yang dapat memberi kesempatan jalan keluar bagi arus lalu-lintas yang bermaksud

melewati daerah pusat tersebut. b. Sistem Kurva Linier

Sistem kurva linier merupakan gabungan pola garis lurus dan lengkung yang memanfaatkan topografi dengan cara mengikuti bentuk lahan sedekat mungkin. Sistem ini sangat erat hubungannya dengan lalu-lintas pada tingkat lokal dan mempunyai variasi jalur-jalur yang mudah disesuaikan dengan topografi.


(30)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak Menurut Havey M Rubenstein (A Guide To Site and Environmental

Planning).

Berkaitan dengan tata-guna lahan dan sitem sirkulasi, factor-faktor perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap bagiannya tidak hanya dapat berfungsi secara bersama-sama, tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta harmoni yang menyeluruh.

Ada dua factor yang harus dipertimbangkan ; 1. Elemen-elemen pengatur rancangan visual

Ada tiga elemen pokok dalam sistem pengaturan, penyusunan rncangan visual, yaitu ; sikuen, pengulangan, serta irama dan keseimbangan.

2. Sifat-sifat obyek pada lansekap

Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek pada lansekap dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan skala,

kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarkhi.

Didalam arsitektur lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan struktur serta kualitas ruang luar.


(31)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.4. Arsitektur Post-Modern

Pengertian Arsitektur Post-Modern

Menurut Charles Jenks

Arsitektur Post-Modern adalah suatu kombinasi antara teknik Modern

dengan sesuatu yang lain (biasanya bangunan yang tradisional) dalam rangka mengkomunikasikan arsitektur dengan masyarakat public dan kaum minoritas yang dipedulikan, terutama arsitek. (Seminar di Universitas Eidhoven 1978).

Arsitektur Post-Modern disimpulkan oleh Charles Jenks, merupakan karya-karya yang didalamnya dilator belakangi oleh cara baru penyampaian aspek estetika melalui teknik berkomunikasi, argumentasi Charles Jenks untuk mendeskripsikan langgam Arsitektur Post-Modern adalah sebuah karya arsitektur pasti komunikatif bila dibuat sesuai dengan tujuannya yang asli, yaitu memenuhi kebutuhan jiwa raga, karena itu segera menyusun unsur-unsur utama yang menyebabkan sebuah bangunan bersifat kumonikatif, unsur-unsur tersebut adalah ;

a. Unsur Sintaktis atau teknik penyusunan yang tepat, dilakukan untuk

menghasilkan penampilan visual yang bermakna.

b. Unsur Sematik digunakan untuk memudahkan masyarakat luas memahami

sebuah bangunan, karena sejak dahulu masyarakat telah memiliki prototype (contoh / sample) bangunan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

c. Unsur Metaphor yaitu mengambil bentuk-bentuk alam yang fungsional serta


(32)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7. Studi Kasus

2.7.1. Islamic Center Surabaya

Islamic Center Surabaya terletak di Jl. Raya Dukuh Kupang 122-124 Surabaya, dibangun oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur diatas tanah seluas 31.000 M2 yang meliputi ;

1. Bangunan induk 3 lantai seluas 4.032,25 M2 2. Masjid seluas 187,5 M2

3. Asrama 2 unit 4. Rumah tinggal 1 unit

Tujuan utama didirikannya gedung ini adalah agar menjadi wadah pembinaan umat Islam dari segala lapisan dan golongan baik dari ulama, masyarakat, generasi muda, seniman dan sebagainya, serta diharapkan berfungsi sebagai ;

a. Sarana pembinaan umat islam agar dapat lebih berperan dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang mental dan spiritual bangsa Indonesia.

b. Wadah untuk memajukan dan meningkatkan kehidupan beragama umat Islam dalam sega seginya baik yang mengenai akidahnya, ibadahnya maupun yang mengenai muammalatnya.

c. Gedung ini diharapkan berfungsi sebagai pusat kegiatan dan Pusat Pengembangan Islam di Surabaya dari, oleh dan untuk umat Islam sendiri. d. Disamping itu gedung ini diharapkan berfungsi juga sebagai Workshop,

Laboratorium dan Pusat Penelitian, Auditorium, tempat dan wadah untuk bermusyawarah, berkonsultasi, berdialog masalah-masalah yang mengenai ajaran kehidupan beragama. Sekaligus juga berfungsi sebagai Lembaga Pendidikan / Penataan, Forum Pembinaan, termasuk Dakwah, Pusat Informasi,


(33)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Siaran, Pameran dan Peragaan, lengkap dengan dokumentasi serta perpustakaannya.

e. Disamping fungsi-fungsi tersebut diatas dilaksanakan pula kegiatan keagamaan dalam hal sholat fardhu, sholat jum’at, tarawih, tadarus dan kegiatan ibadah lainnya (dilaksanakan di Masjid).

Kegiatan-kegiatan yang ada di Islamic Center Surabaya ini antara lain ; 1. Kursus baca / tulis Al-Qur’an

2. Kegiatan Sholat Jum’at, Sholat Tarawih pada Bulan Ramadhan, Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adha

3. Kegiatan ceramah agama dan peringatan hari besar Islam 4. Kegiatan perpustakaan

5. Seminar-seminar, penataran-penataran dan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga sosial keagamaan Jawa Timur.

Bentuk bangunan yang ada di Islamic Center Surabaya kebanyakan memakai bentuk persegi (kotak) dimana bentuk ini mencirikan sebagai bentukan yang rigid dan statis, ini terlihat pada bangunan Masjid, Gedung Serba Guna, dan Taman Kanak-kanak.


(34)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.2. Mataram Islamic Center di Yogyakarta

Bangunan Mataram Islamic Center ini terletak di Jl. Ring Road Utara Yogyakarta.

Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai berikut ;

1. Sebagai pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan gagasan mengenai pengembangan kehidupan beragama dan kebudayaan Islam di Yogyakarta.

2. Sebagai pusat koordinasi, sinkronisasi, dinamisasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah Islami di Yogyakarta.

3. Sebagai pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan non formal di Yoyakarta.

4. Sebagai pusat informasi, konsultasi, komunikasi masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat muslim pada khususnya.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang ada di Mataram Islamic Center ini adalah ; 1. Kegiaatan pengkajian dan pengembangan budaya Islam, yang terdiri dari ;

a. Kegiatan pertemuan, disuksi dan pameran.

b. Kegiatan pendidikan non formal seperti kursus bahasa arab/inggris, bimbingan belajar, dan workshop serta perpustakaan.

c. Kegiatan penelitian dan pengembangan.

2. Kegiatan pengkajian dan pengembangan agama Islam. 3. Kegiatan pembinaan kesejahteraan jama’ah.

a. Urusan shodaqoh dan baitul mal.

b. Biro kunsultasi rohani / agama menggunakan ruang konsultasi.


(35)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

4. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan.

a. Pemeliharaan bangunan, pertamanan, dan saran kompleks.

b. Pelaksanaan administrasi dan tata laksana Mataram Islamic Center.

c. Pelayanan mekanikal dan elektrikal membutuhkan fasilitas ; rumah genset, ruang trafo, ruang panel utama, pemeliharaan bangunan, pengaturan parker kendaraan dan pertamanan yang dilakukan oleh penjaga bangunan dan rumah jaganya.

Sedangkan dari bentuknya Mataram Islamic Center ini lebih menampilkan Arsitektur dengan langgam Jawa, ini terlihat dari tampilan atapnya yang memakai atap joglo dengan sistem tumpuk.


(36)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.3. Studi Kasus dari Literatur

Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Ujung Pandang Sulawesi Selatan, mempunyai fungsi ;

1. Pusat pengembangan agama Islam, khususnya dibidang pendidikan dan kemajuan umat.

2. Meningkatkan mutu pendidikan generasi yang akan datang. Kegiatan di Islamic Center Ujung Pandang ini meliputi ; a. Kegiatan peribadatan kepada Allah SWT.

b. Kegiatan dakwah, ceramah-ceramah, peringatan hari besar Islam.

Tata lahan pada Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Padang dan Jl. Sumu ini berkontur yang tajam dan dibelah oleh aliran sungai, mempunyai luas 10 Ha. Pada umumnyafasilitas Islamic Center Ujung Pandang terbagi menjadi tiga zone.

- Masjid seluas 10.000 M2, terdiri dari 3 lantai.

- Lantai dasar seluas 4.000 M2, untuk berbagai kegiatan perkantoran dan

seminar. Lantai dua seluas 4.000 M2, untuk ruang sholat pria dan lantai tiga seluas 2.000 M2 untuk ruang sholat wanita. Fasilitas perpustakaan terdapat didalam masjid.

- Aula seluas 2.500 M2, terdiri dari dua lantai. Lantai dasar untuk menampung berbagai kegiatan.

Bangunan Masjid dan aula terdapat di Timur sungai, sementara bangunan pendidikan di Barat sungai, walaupun dikunjungi jalan raya dan batas alam, seluruh orientasi bangunan dalam kompleks dibuat ke Kiblat.


(37)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Untuk menghubungkan seluruh bangunan dalam kompleks dibuat selasar dengan panjang total sekitar 1 Km, dan untuk Masjid dan aula dikelilingi selasar yang berfungsi sekaligus sebagai peneduh, guna mengantisipasi hujan dan panas iklim tropis.

Bentuk massa Masjid dan aula berbentuk kotak dengan modifikasi bentuk piramida dengan rusuk besar segitiga yang dibubuhkan pada bidang atap. Bentuk-bentuk segitiga ini lalu muncul dimana-mana sebagai jendela pintu dan elemen ruang lainnya.

Sistem struktur pada atap Masjid dan aula merupakan pyramid termancung dimahkotai pyramid empat tumpuk, terbuat dari rangka beton ditutup tembaga.


(38)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Sistem sirkulasi udara menggunakan dinding kerawang berpola Islami dan berlubang-lubang dipuncak atap, tanpa pengkondisian udara (AC), dinding kerawang ini dibuat kembar. Yang diluar terbuat dari beton sebagai penetrasi agar hujan tidak masuk kedalam, sementara yang didalam terbuat dari besi sebagai tempat sirkulasi udara.


(39)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban

Kondisi Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban dilihat dari aspek fisik wilayah dapat didefinisikan atas beberapa criteria fisik. Dalam lingkup yang lebih luas (regional) Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban terletak di wilayah Utara Propinsi Jawa Timur.

A. Batas Administratif dan Geografis

Posisi geografis kota Tuban berada pada 111030 – 112035 Bujur Timur

dan 6040 – 7018 Lintang Selatan. Secara administrative Kota Tuban berbatasan dengan ;

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kecamatan Semanding

- Sebelah Barat : Kecamatan Merakurak dan Jenu

- Sebelah Timur : Kecamatan Palang

Luas wilayah kota tuban secara keseluruhan adalah 4.308,911 Ha yang terdiri atas 25 desa / kelurahan yang berasal dari 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tuban, Merakurak, Jenu, Palang dan Kecamatan Semanding.


(40)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

B. Keadaan Topografi

Kota Tuban terletak pada ketinggian antara 3 – 100 meter dari permukaan air laut rata-rata. Sebagian wilayahnya berupa dataran dengan kemiringan tanah antara 0% - 2% dan pada bagian Barat serta Selatan merupakan wulayah berbukit dengan kemiringan rata-rata lebih dari 15%. Lahan yang ada sebagian besar sedah dibudidayakan, yang berupa sawah / tegalan, lading dan kawasan terbuka.

C. Keadaan Iklim dan Hidrologi

Secara fisik kota Tuban sangat berdekatan dengan pantai yang mempunyai suhu udara antara 250 – 27,50C, iklim kota Tuban adalah tropis kering.

Sumber daya air yang terdapat di kota Tuban berupa sumber air yang berada disebelah selatan kota, berasal dari sumur-sumur (berupa air tanah dangkal), sungai-sungai kecil yang melalui kota Tuban.

Kondisi air tanah dan air permukaan di kota Tuban rata-rata berkisar pada kedalaman 5 – 15 meter.

D. Curah Hujan

Curah hujan di kota Tuban sangat bervariasi dan rata-rata berkisar antara 1483 mm per tahun.

E. Bentang Alam

Secara visual daerah Tuban merupakan daerah dataran rendah yang relative datar, yang sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman, dan semak belukar. Pada bagian Barat Daya


(41)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

dan Selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi atau sebagai tempat rekreasi terbuka. Jalur hijau ataupun ruang terbuka yang ada di wilayah Tuban masih bersifat alami, terutama bagian Timur Kota, ataupun didaerah cadangan untuk perkembangan kota.

F. Pola Pemanfaatan Ruang

Pola pemanfaatan ruang ditentukan pada karakter fisik daerah / kawasan binaan yang telah dibangun.

- Penggunaan Tanah

Luas tanah terbesar di kota Tuban dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, terutama sawah, perkebunan campuran dan lahan yang belum dimanfaatkan secara intensif. Kawasan terbangun masih mengikuti pola jaringan jalan yang ada, dan yang berkembang adalah bagian Timur kota. Hal ini disebabkan oleh daya tarik kota yang ada disebelah Timur kota Tuban dan adanya pelabuhan laut dan pusat pemerintahan yang ada disebelah Timur kota. Kawasan terbangun kota Tuban sebagian besar digunakan untuk permukiman, sedangkan fasilitas social tersebar kurang merata, dan untuk fasilitas ekonomi (kios, ruko, pasar dan fasilitas perbankan) umumnya tersebar dibagian Timur kota.

- Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan di Kota Tuban sangat bervariasi, kondisi yang dapat dikatakan baik sebagian besar terdiri atas perumahan baru terutama di kelurahan yang ada di pusat kota, disekitar jalan utam dan jalan regional. Bangunan dengan kondisi sedang dan rendah umumnya tersebar dibagian wilayah kota yang merupakan wilayah pengembangan.


(42)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi

Pendekatan penentuan lokasi Islamic Center ini ditentukan oleh :

- Pembagian wilayah harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan (RUTRK) Kabupaten DATI II Tuban.

- Terdapatnya kawasan dan fasilitas lain sebagai penunjang keberadaan fasilitas yang dirancang (Islamic Center).

- Letak lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.

Berdasarkan criteria penentuan lokasi diatas, dipilih lokasi yang berada di sebelah Barat Desa Sugihwaras, pemilihan ini didasarkan pada Kebijakan Pemerintah Daerah DATI II Tuban yang merencanakan kawasan tersebut sebagai daerah untuk pengembangan sarana peribadatan.


(43)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.3. Pendekatan Penentuan Tapak

Pendekatan penentuan tapak Islamic Center di Tuban ini ditentukan oleh ;

- Tapak harus berada di lokasi yang strategis dan mudah pencapaiannya.

- Memiliki jaringan infrastruktur yang mendukung dengan kebutuhan

bangunan tersebut (Islamic Center).

- Dekat dengan permukiman penduduk, sehingga memudahkan dalam hal pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang ada.

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak diatas, penentuan tapak dipilih yang berada pada lokasi yang strategis dengan aksesbilitas ke tapak mudah, dimana jalan didepan tapak merupakan jalan yang telah diaspal dan dalam kondisi bagus serta merupakan jalur primer lalu-lintas kendaraan umum.


(44)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban

Pada perencanaan Islamic Center ini lokasi tapak harus diletakkan pada suatu daerah / zooning yang tepat dan tidak boleh menyimpang dari aturan Dinas Tata Kota khususnya Kabupaten DATI II Tuban, Rencana Detail Tata Ruang Kota 1997/1998 – 2007/2008.

Lokasi direncanakannya proyek Islamic Center ini terletak di Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten DATI II Tuban.

Dengan kondisi lingkungan disekitar tapak sebagai berikut ;

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk dan Persawahan

- Sebelah Barat : Permukiman penduduk dan Persawahan


(45)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan

Luas tapak ± 2,5 Ha

Lingkungan disekitar tapak merupakan daerah permukiman penduduk yang rata-rata memeluk agama Islam.

Topografi relative datar dengan ketinggian ± 3, 00 meter diatas permukaan laut.


(46)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.2. Pencapaian Ke Tapak

Lokasi yang direncanakan memiliki letak yang cukup strategis mengingat letaknya berdekatan dengan terminal bus Tuban, selain itu didepannya dilalui jalan arteri sekunder (jalur Anyer – Panarukan). Secara umum pencapaian ke tapak tidak terlalu sulit dan jaringan jalan raya yang dalam kondisi baik, sehingga memudahkan akses ke dalam tapak.


(47)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.3. Jaringan Infrastruktur

- Jaringan pembuangan air kotor

- Jaringan air bersih

- Jaringan listrik

- Jaringan telepon

- Jaringan jalan (transportasi umum)

3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat

- KDB maks : 40%

- KLB maks : 80%

- Garis Sempadan Bangunan : 20 meter

- Ketingginan Bangunan : 1 – 2 lantai, dengan tinggi maks 12 m

(Sumber ; RUTRK Kabupaten DATI II Tuban Tahun 1997/1998 – 2007/2008)


(48)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(49)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB IV

PENDEKATAN PERANCANGAN

4.1. Issue Utama (Main Issue)

Islamic Center merupakan wadah yang menampung segala kegiatan Islam maka permasalahan-permasalahan pada tampilan bangunan harus dapat mendukung serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Adapun issue-issue utama yang terdapat didalamnya adalah :

1. Wadah kegiatan Islam

Bangunan Islamic Center merupakan wadah dari segala kegiatan Islam maka seharusnya dapat memudahkan dalam menampung segala kegiatan tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik.

2. Aspek Arsitektural

Bangunan Islamic Center yang merupakan bangunan dengan massa banyak maka system penataan massa digunakan untuk mengelompokkan bangunan, sedangkan tampilan bangunan mengambil dari langgam-langgam arsitektur yang bernuansa islami dikombinasikan dengan arsitektur modern untuk menghadirkan wujud bangunan yang memiliki nilai estetika.

3. Pengolahan sumber daya manusia

Bangunan Islamic Center sebagai wadah pendidikan (non formal) merupakan suatu wadah penciptaan dalam membentuk manusia yang beriman yang berkualitas dan berpengalaman.


(50)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Setelah memperhatikan issue utama pada perencanaan Islamic Center di Tuban ini, maka menghasilkan penyelesaian-penyelesaian yang nantinya akan dikaitkan dalam perancangan selanjutnya. Pendekatan perancangan dalam hal ini adalah berdasarkan teori-teori arsitektur (pada Bab II).

4.1.1. Pendekatan Rancangan

Dalam kegiatan perencanaan Islamic Center di Tuban ini digunakan pendekatan rancangan yang mengambil dari arsitektur Post-Modern, dengan perpaduan langgam-langgam arsitektur Islam sehingga nantinya dapat diartikan sebagai bangunan yang ber “Arsitektur Post-modern dengan Corak Islami”.

Pengangkatan Arsitektur Post-Modern didasarkan dari pengertian dan ciri dari Arsitektur Post-Modern itu sendiri sebagai arsitektur yang mengambil tidak hanya satu langgam saja, yaitu memadukan asritektur modern dengan pra modern (Charles Jencks). Sedangkan corak islami dalam bangunan diambil dari langgam-langgam arsitektur masjid yang nantinya dapat menjadikan identitas tersendiri sebagai sebuah bangunan Islam.

Perpaduan dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini yaitu arsitektur bernuansa islam dengan arsitektur modern, nantinya menghasilkan bentuk fasade bangunan serta penataan yang mempunyai nilai estetaika tersendiri.


(51)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4.1.2. Perancangan Tapak

1. Tata Guna Lahan

Rencana tata guna lahan terjadi setelah tahap analisis selesai dikerjakan. Tata guna lahan memperlihatkan struktur fungsional menyangkut ; jenis kegiatan, hubungan atau keterkaitan dan kepadatan.

Pendekatan perancangan yang dilakukan adalah ;

- Zooning dibagi dalam kelompok fungsi aktivitas ; aktivitas publik,

aktivitas semi publik, aktivitas private dan aktivitas service.

- Adanya urutan ruang luar (sequence of space) dari awal pencapaian site

sampai ke bangunan utama, dengan adanya ruang penerima (area parkir, hall, lobby) – ruang penghubung (trotoar, pedestrian, selasar) – parkei pengikat (plaza, taman) – bangunan / ruang utama.

- Interaksi ruang luar dan ruang dalam tercipta karena adanya penghubung, taman, jarak visual, ataupun orientasi massa.

- Karakter / sifat ruang luar adalah dinamis dan komunikatif dengan pola

yang mengalir dan adanya ruang-ruang pengikat (ruang interaksi).

2. Pola Sirkulasi

Sistem sirkulasi yang dapat digunakan dalam perencanaan Islamic Center di Tuban ini adalah Sistem Kurva Linier, yaitu system yang merupakan gabungan dari pola lurus dan garis lengkung yang memanfaatkan topografi dengan cara mengikuti lahan sedekat mungkin.


(52)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak

Berkenaan dengan tata-guna lahan dan system sirkulasi, factor-faktor perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap bagiannya tidak saja dapat berfungsi secara bersama-sama, tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta harmoni yang menyeluruh.

Adapun dua factor yang harus dipertimbangkan, yaitu ;

a. Elemen-elemen pengaturan rancangan visual

Ada tiga pokok dalam system pengaturan, penyusunan rancangan visual, yaitu ; sikuen, pengulangan serta irama dan keseimbangan.

b. Sifat-sifat pada obyek lansekap

Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek dalam lansekap dapat

digolongkan dalam empat kategori yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan

skala, kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarki.

Didalam perencanaan lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan struktur serta kualitas ruang.

4.2. Issue Pendukung

Dalam hal ini yang bisa dimasukkan dalam issue pendukung adalah pada pengolahan utilitasnya, pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic bahasan yang dianggap sebagai permasalahan utama yang berpengaruh terhadap perencanaan dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang yang ada serta pendukung-pendukung ruang, antara lain;


(53)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4.2.1. Sistem Struktur Bangunan

Pemilihan jenis system struktur pada bangunan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ;

1. Menampung fungsi secara optimal.

2. Fleksibilitas ruang yang besar.

3. Adaptif terhadap lingkungan sekitar.

4. Memberi kesan aman.

5. Memberi rasa nyaman bagi pemakai bangunan.

6. Adaptif dengan tema.

4.2.2. Utilitas

Pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic bahasan yang dianggap sebagai permasalahan yang akan berpengaruh terhadap perencanaan dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang ada serta pendukung-pendukungn ruang.

1. Sistem Pembuangan Air Hujan

Menggunakan talang horizontal / vertical kemudian air dialirkan ke bak control yang kemudian dibuang ke saluran roil kota.


(54)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2. Sistem Pembuangan Sampah

Dugunakan system carry out, dimana sampah dikumpulkan dan dimasukkan

kedalam keranjang kemudian diangkut dengan kereta dorong ditampung dalam bak container sampah yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah kota.

3. Sistem Pembuangan Air Kotor / Kotoran

Pembuangan kotoran yang berasal dari WC dialirkan melalui shaft yang menuju ke septic tank, dari septic tank dialirkan ke sumur resapan yang diteruskan ke STP untuk diproses dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran, kemudian dialirkan ke roil kota.

4. Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran yang digunakan antara lain ;

- Secara aktif, yaitu ;

a. Manual : PAR (Portable Protectioon) service yang tidak

dapat dijangkau oleh pemadam otomatis.

: Fire House (23 – 30 cm) jangkauan, fire hydrant (rg. luar dan terbuka) jarak maks 90 m, siamnese connection (suplai air tambahan).

b. Otomatis : Spinkler, smoke detector

- Secara pasif, yaitu dengan ; pengadaan pintu darurat, lampu darurat,


(55)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang dipakai adalah system penangkal petir Faraday, dengan pertimbangan ;

- dapat melindungi bidang bangunan yang cukup lebar.

- dapat melindungi bangunan secara efektif karena luas area perlindungan

dapat diatur.

- tidak banyak menggunakan terminal unit.

- system ini adalah system penangkal petir dengan mengatur

tonggak-tonggak tembaga yang tingginya ± 30 cm dan masing-masing dihubungkan dengan kawat tembaga ke arde / ground.

6. Sistem Listrik

- Sistem satu daya listrik didapat dari PLN.

- Sistem satu daya darurat didapat dari genset yang bekerja secara otomatis dengan system ATS (Automatic Transfer System).


(56)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB V

PEMBAHASAN RANCANGAN

5.1. Analisa

Pengertian yang sesuai dengan rentetan berfikir menghasilkan satu pengertian Islamic Center, yaitu merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan.

5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan

Dari adanya bermacam-macam ruang yang merupakan manifestasi dari beragam kebutuhan yang ada, menghasilkan lebih dari satu massa bangunan. Dalam perwujudan massa bangunan yang lebih dari satu tersebut menhasilkan tatanan massa yang dapat saling berkomunikasi dan saling menyatu didalam satu karya rancang arsitektur “Islamic Center di Tuban”. Tatanan massa disini terdiri dari tiga massa bangunan yang sengaja diambil dari suatu pernyataan bahwa

“Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku), dari hal tersbut muncul tiga buah massa

bangunan yaitu ;

a. Masjid Sebagai fasilitas peribadatan, dimana ruang yang ada antara lain : ruang sholat, dan ruang pendukung lainnya seperti mihrab, mimbar, ruang wudlu, ruang sound, serambi, ruang penitipan, ruang konsultasi, ruang remaja masjid, ruang zakat, kesemuanya memiliki luasan total 971,23 m2.


(57)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

b. Gedung Fasilitas Pendidikan sebagai ruang perpustakaan, ruang pendidikan dan pembinaan, Lab. Bahasa Inggris dan Lab. Bahasa Arab, ruang penelitian dan penulisan karil, koperasi dan penjualan, ruang audio visual, ruang seminar, dimana gedung pendidikan ini merupakan gedung dengan 2 lantai. Total luas ruang yang ada sekitar 1.728,606 m2.

c. Gedung Serbaguna yaitu ruang pameran, ruang pengelola dan ruang serbaguna dengan luasan total sekitar 2.024,72 m2.

Fasilitas pendukung adalah fasilitas service yang digunakan sebagai ruang jaga, ruang mesin genset, ruang pompa air dan area yang digunakan sebagai area parker dengan luasan total sekitar 2.251,584 m2.

Pengolahan lansekap bangunan dan pemilihan system sirkulasi yang sesuai meriupakan salah satu elemen yang tidak dapat ditinggalkan, untuk menunjang keserasian dalam penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap yang disesuaikan dengan tema yang diambil guna memunculkan kesan suasana yang diinginkan.

Dengan system sirkulasi dan penataan massa yang terpola serta ditunjang dengan pengolahan tapak pada lahan, memberikan kesatuan sehingga menghasilkan karya arsitektur yang indah nantinya.


(58)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.2. Tampilan dan Suasana

Suasana keutuhan dalam rumah tangga sebagai perwujudan menuju ridho Illahi untuk mencapai tingkatan yang diinginkan (heaven) memberikan pengaruh

pada penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap, serta penggunaannya dalam elemen-lemen bangunan. Karakter bangunan yang ingin ditonjolkan adalah keutuhan dalam rumah tangga yang diimplementasikan dalam bentuk masa bangunan yang sangat menjiwai rasa tersebut.

Bentuk Persegi (kotak) sebagai dasar perwujudan dari sebuah keluarga yang utuh, dan juga dalam phytagoras progresi geometri “titik” dari angka “1” maka “4” menjadi bangunan solid yang pertama, yang disebut tetrahedron yaitu polygon

structural yang utama. Berdasarkan kemampuannya untuk menahan gaya-gaya luar dari segala arah, tetrahedron adalah bangunan solid yang terkuat dengan permukaan yang luas.

Suasana interiorpun dicoba dan disesuaikan dengan yang ada dieksteriornya, pemanfaatan suasana keutuhan dalam rumah tangga dikombinasikan dengan religious dalam islam akan memberikan suasana yang terasa tenang dan nyaman.


(59)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Islamic Center ini merupakan bangunan yang tidak lain adalah bangunan yang bernafaskan Islam, sehingga tidak bias langsung meninggalkan suasana islam pada bangunan ini.

Untuk mencuptakan dan mewujudkannya, teori filsafat seperti pernyataan “Baity Jannaty” sengaja dimunculkan dan menghasilkan bentukan dasar massa

bangunan, sedangkan Jannty (heaven) yang merupakan tujuan dari umat islam

diolah dengan mengambil makna konotasi dari surge itu yang diwujudkan pada pengolahan lansekap bangunan, sehingga menambah kekuatan karakter dari filsafat “Baity Jannaty” itu sendiri. Sejarah memberikan peran penting dalam terciptanya suatu langgam arsitektur dan menghasilkan unsure-unsur yang dapat diterapkan dalam hasil karya rancangan. Suatu unsure diambil dan diramu dalam suatu rancangan masa kini (modern) yang akhirnya menghasilkan suatu karya arsitektur yang memiliki nilai estetika tersendiri.

5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna

Prinsip tanpa memandang status social, jabatan dan lain sebagainya, mengilhami suasana bangunan yang selalu terbuka bagi semua umat islam, dari segala golongan, aliran dan lainnya, sehingga menjadi sempurna sebagai pusat dari segala kegiatan Islam. Disamping itu pengertian diatas juga memberikan suatu pengertian bahwa Islamic Center di Tuban ini adalah sarana pemersatu Umat Islam.


(60)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.4. Pendekatan Rancangan

Dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini menggunakan pendekatan

arsitektur simbolik yang dimunculkan dan digunakan dalam bangunan ini. Suatu

perpaduan antara dua langgam / symbol yang berbeda dicoba diambil. Unsur dari sejarah islam dalam hal ini adalah filosofi islam dipadukan dengan unsure modern akan menjiwai aliran symbolism architecture dalam suatu karya rancangan Islamic

Center di Tuban ini.

5.1.5. Pendekatan Arsitektural

Pendekatan arsitektur yang diambil dan tidak lepas dari peranannya

sebagai media perwujudan dari tema yang telah muncul, arsitektur simbolik

merupakan aliran yang nantinya sangat mendukung dalam pemunculan suatu hasil karya arsitektur yang sesuai dan menjiwai dari tema yang diambil.

5.1.5.1. Pengertian Simbolisme dalam Arsitektur

Pengertian kata symbol pada masyarakat arsitektur maupun masyarakat awam sering terjasi kesalahpahaman yaitu dari arti symbol itu sendiri. Symbol seringkali diasosiasikan dengan suatu yang konkrit, yang dapat dilihat dalam hal ini digunakan untuk mewakili maupun menggantikan sesuatu, misalnya dalam penyerahan hadiah modil, panitia menyerahkan kunci kepada pemenang sebagai penyerahan hadiah secara simbolis. Orang akan mengerti bahwa yang dimaksudkan sebenarnya adalah mobil, sedangkan makna dari symbol itu sendiri kadangkala merupakan suatu yang tidak dapat divisualisasikan (abstrak). Sesuatu


(61)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

yang abstrak dapat merupakan sebuah ide, konsep atau gagasan, misalnya warna putih yang merupakan symbol dari lambing kesucian.

Symbolism dalam kamus webster’s diartikan sebagai perwakilan suatu benda dengan menggunakan symbol-simbol, terutama dalam seni dan sastra. Sedangkan symbol diartikan sebagai suatu benda yang digunakan untuk mewakili benda yang abstrak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyamakan symbol dengan lambing dan mengartikan simbolisme sebagai perihal pemakaian symbol (lambang) untuk mengekspresikan ide-ide (sastra dan seni).

Susanne K. Langer dalam bukunya “philosophy in a key” membedakan

symbol dalam dua jenis ; Simbol yang Diskrusif yang merupakan suatu struktur

yang dibangun oleh unsure-unsur menurut aturan perhubungan tertentu dan dengan itu dapat dipahami maknanya. Tiap symbol mewakili satu nama, sehingga deretan symbol-simbol yang tersusun menurut aturan sintaksis tertentu

menhasilkan suatu gambaran mengenai kenyataan tertentu. Symbol yang

Presentasional yaitu symbol yang pemahamannya melalui intuisi langsung,

karena merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dan bukan suatu kostruksi, dan symbol inilah yang ada dalam seni.

Susanne K. Langer juga menyatakan symbol seni adalah satu dan utuh,

karena itu ia tidak menyampaikan “makna” (meaning) untuk “dimengerti”,


(62)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 A. Prinsip-prinsip Simbol

- Susanne K. Langer yang melihat dari pendekatan seni menyatakan bahwa

“ruang yang sungguh” (virtual space) merupakan “ilusi primer” dalam

seni plastis (seni lukis, seni patung, arsitektur) yang kesungguhan dari ilusi primer tersebut terletak dalam konsepsi manusia yang terbuka untuk berbagai imajinasi yang dapat diciptakan seniman.

- Simbol yang menggunakan beberapa jenis tanda (sign) yang berhubungan

dengan obyek tertentu atau konsep.

- Simbol yang sangat bergantung pada budaya, karena bentuk-bentuk spesifik dan cita-cita yang ditimbulkan haruslah dapat dimengerti oleh masyarakat dan symbol merupakan kesepakatan bersama (social contract)

dan sangat terikat dengan bahasa yang ada (the existing language).

- Pengertian symbol haruslah dilihat dalam bahasa yang sama ( the element

of their common languages).

- symbol menurut segitiga semiological dari Oden dan Richards dalam buku

Sign, Symbols and Architecture” terdiri dari dua hal, yaitu ;

a. The thought (pemikiran), misalnya konsep, ide, dll

b. The referent, misalnya orang, obyek, dll

- Teori Morris dalam buku “Sign, Symbols and Architecture” menyatakan

symbol atau sign-vihide ;

a. Menunjuk dengan langsung ke Denotatum, dimana obyek yang ditunjuk


(63)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

b. Menunjuk dengan tidak langsung ke Significatum, dimana menunjuk

pada arti dari symbol tersebut.

- Simbolisasi seni memerlukan ekspresivitas yang menuntut adanya suatu

perwujudan material, supaya seni tidak hanya berhenti sebagai imajinasi belaka.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Simbol

1. Bahasa (Language)

Untuk mengerti sesuatu baik itu berupa kata, symbol, atau tanda dan

lainnya perlu dilihat dalam bahasa yang sama (the element of their

common language). Masyarakat tidak dapat dengan mudah mengubah

korelasi antara symbol dengan maknanya, karena semuanya merupakan

bagian dari kesepakatan bersama ( part of the social contract) dan

sangat terikat dengan bahasa setempat (existing language).

2. Budaya (Culture)

Simbolisme bergantung pada budaya yang ada dalam masyarakat. Agar

terjadi komunikasi denganmasyarakat sebagai penikmat dan pemakai serta bangunan yang menggunakan symbol juga berfungsi sebagai cerminan budaya setempat.

3. Masyarakat

Masyarakat arsitektur pada khususnya dan masyarakat awam pada


(64)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Fungsi Simbol

Simbol memiliki empat fungsi utama, yaitu ;

a. Mengindikasi (indicated) atau menunjuk pada suatu benda.

b. Mewakili (represent) obyek.

c. Mengenali (recognize) suatu obyek.

d. Menggantikan (substitute) pesan tertulis yang sulit untuk dibaca.

D. Hubungan Simbol dengan Proses Perancangan Arsitektur

1. Simbol dapat digunakan sebagai konsep, gagasan atau ide yang akan dikembangkan menurut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Simbol dapat menunjuk bangunan / elemen bangunan sebagai karakteristik atau ciri khas dari symbol tersebut.

3. Simbol digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan dan dalam teknik digunakan secara luas karena menghimpun semua bagian dari suatu masalah untuk memperkuat suatu arti dan memberikan keutuhan pada komposisi yang menyeluruh.

E. Ciri-ciri Tema Simbolisme dalam Karya Arsitektur

1. Menggunakan langgam atau aliran tertentu yang telah mempunyai citra atau kesan tersendiri agar tercipta suatu bangunan dengan kesan dan citra


(65)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

yang sama, misalnya pada bangunan klasik Yunani yang berkesan kokoh, kuat dan aman dengan kolom-kolomnya.

2. Bentuk-bentuk atau elemen-elemen yang sudah ada, baik buatan maupun alami dapat menjadi symbol baik secara konseptual maupun pengambilan bentuk itu sendiri.

5.2. Konsep Rancangan

Merencanakan dan merancang hasil karya arsitektur yang mempunyai kualitas dan pengertian didalamnya, tidak lepas dari suatu proses berpikir untuk mencari benang merah yang tidak lain adalah suatu TEMA.

5.2.1. Ide dan Gagasan

Islamic Center di Tuban sebagai suatu keinginan dalam pencapaian menjadi karya arsitektur yang berkualitas, temapun dicoba dan dicari sebagai induk dari suatu pemikiran ide dan gagaan. Tema ini dicari dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai ajang berpikir secara kearsitekturan kedepan. Berpikir kedepan sesuai dengan keinginan dan harapan bangaimana bangunan akan

direncanakan. “Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku) merupakan tema yang coba

untuk diangkat sebagai kata kunci atau benang merah dalam penerapannya sebagai karya arsitektur Islamic Center di Tuban.

Pemunculan tema ini sebagai manifestasi dari suasana religi dan kekeluargaan yang akan ditampilkan dan diangkat dalam prencanaan bangunan Islamic Center. Tema ini juga ingin berpikir kedepan dan ingin mewujudkan


(66)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

sesuai dengan maksud dan tujuan perencanaan Islamic Center. Filsafat islam yang berbicara dan menerangkan tema tersebut antara lain :

- Hadist riwayat Buhari Muslim ; yang menceritakan tentang munculnya istilah “Baity Jannaty” karena isteri-isteri nabi Muhammad yang lebih betah tinggal dirumah karena suasana rumah yang tenang, damai dan tidak ada pertengkaran.

- Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 125 ; “Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan Rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman”.

- Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 12 ; “ Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai”.

Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 15 ; “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surge yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang didalamnya ada sungai-sungai dan air yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring ; dan mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka”.

Suasana religi dan kekeluargaan terungkap dengan meramu nilai-nilai filsafat islam yang terwujud dalam pernyataan “Rumahku Surgaku”.

Rumahku Surgaku” disini tercipta dengan suatu symbol yang diolah terutama


(67)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(68)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB VI


(69)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(70)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(71)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Massa Bangunan

Penggunaan sumbu yang searah dengan arah kiblat, sebagai orientasi dari gedung pendidikan dan gedung serbaguna yang membentuk sebuah patra segitiga yang dismboliskan sebagai transisi dan hubungan antara surge dan dunia. Segitiga menyimbolkan bentuk yang secara aktif menuju dunia dan secara pasif menuju surga. Bentuk massa bangunan yang rata-rata segiempat diartikan sebagai sebuah bentuk yang dapat mewakili tentang keutuhan, dimana segiempat merupakan geometri solid yang pertama, berdasarkan kemampuannya untuk menahan gaya-gaya luar dari sebaga arah, segiempat adalah bangunan solid yang terkuat dengan permukaan yang luas. Sedangkan pada bangunan masjid segiempat dikombinasikan dengan lingkaran yang semakin merendah, diartikan sebagai perwujudan dari ibadah kepada Tuhan (dalam posisi sujud).


(72)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(73)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(74)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(75)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Analisa View Inside

Analisa view kedalam site diasumsikan dilihat oleh ;

- Manusia sebagai pengawat pejalan kaki


(76)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

ANALISA BISING

Sumber Bising

Sumber bising berasal dari kendaraan yang melewati jalan sekitar site / lahan. Sumber bising yang paling besar berasal dari arah jl. Semarang (depan site).


(77)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Mengatasi Bising

a. Barier Vegetasi

- Salah satu cara mengatasi bising yaitu menanam pohon disekitar site

sebagai penghalang (barier).

- Ketinggian dan kelebatan vegetasi dapat menyerap dan mengurangi bising.

- Mengatur jarak antara jalan dengan massa bangunan.

b. Bidang Miring

- Dengan membuat bidang miring seperti pada atap, pagar, dsb, yang dapat memantulkan suara yang ditimbulkan oleh kendaraan ke langit dengan sudut kemiringan tertentu.

c. Bahan Permukaan Licin


(78)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(1)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Analisa View Inside

Analisa view kedalam site diasumsikan dilihat oleh ;

- Manusia sebagai pengawat pejalan kaki


(2)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

ANALISA BISING

Sumber Bising

Sumber bising berasal dari kendaraan yang melewati jalan sekitar site / lahan. Sumber bising yang paling besar berasal dari arah jl. Semarang (depan site).


(3)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Mengatasi Bising

a. Barier Vegetasi

- Salah satu cara mengatasi bising yaitu menanam pohon disekitar site sebagai penghalang (barier).

- Ketinggian dan kelebatan vegetasi dapat menyerap dan mengurangi bising.

- Mengatur jarak antara jalan dengan massa bangunan.

b. Bidang Miring

- Dengan membuat bidang miring seperti pada atap, pagar, dsb, yang dapat memantulkan suara yang ditimbulkan oleh kendaraan ke langit dengan sudut kemiringan tertentu.

c. Bahan Permukaan Licin


(4)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Francis D.K. Ching, Arsitektur Ruang dan Susunannya, Ir. Paulus Adjie,

Penerbit Erlangga, 1996.

Neufert, Ernest, Architect Data, Sjamsu Amril Jilid I, 1995

Yulianto Sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim.

Buku Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Center diseluruh Indonesia Oleh

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Dept. Agama, RI.

Gazalba, Mugarnas On Annuel Islamic Art and Architecture Leiden Ej Brill, OHG

1985

Ulama Majelis Daerah Tingkat I Jawa Timur, Pokok-pokok Pembahasan dan

Rumusan Diskusi Pengelolaan Islamic Center Surabaya.

Harvey M. Rubenstein, Pedoman Perancangan Tapak dan Lingkungan, Penerbit

Utama Press, Cetakan Pertama, 1989.

PEMDA Tingkat II Tuban, Rencana Tata Ruang Kota Tuban, tahun 1997/1998 –

2007/2008.

Sign, Symbol, and Architecture, edited by Geofrey Broadbent, Richard Bunt and

Thomas Lorent, Printed by The Pitman, Bath, 1980.

Wastu Citra, Y.B. MAngun Wijaya, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 1995.

The Language of Post-Modern Architecture, Charles Jencks, Published by Rizzdi

International Publication Inc. New York, Third and Enlarge Edition, Printen ini Great Britain, 1981.

Echols. John M and Sadly Hasan, Kamus Inggris – Indonesia, Mei 1989.

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Penerbit PT. KArya Toha


(6)