Tinjauan Atas Prosedur Penerimaan Premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk Jakarta

(1)

1

Dengan melihat mobilitas masyarakat sekarang ini, mereka memerlukan perlindungan yang optimal dan terpercaya. Selain perlindungan yang mereka butuhkan, mereka juga membutuhkan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dalam segala kegiatan mereka. Tapi itu semua tidak bisa didapat dengan cara yang mudah dan cuma – cuma. Ada harga atau value yang harus masyarakat keluarkan demi mendapatkan kepastian perliandungan demi hal – hal yang mereka inginkan.

Asuransi merupakan suatu usaha yang padat risiko, karena suatu usaha asuransi adalah suatu usaha perdagangan dan jasa proteksi yang tiada lain adalah memperjualbelikan risiko. Usaha asuransi pada hakekatnya adalah “Pekerjaan Kertas”, bahkan dapat dikatakan bahwa hidup matinya perusahaan asuransi sangat tergantung pada kepandaianya pada menjual kertas kepada tertanggung atau dengan nama Polis.

Asuransi sendiri merupakan lembaga keuangan bukan bank yang membuat perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana dapat disebutkan sebagai tertanggung dan penanggung. Pihak tertanggung atau insured adalah pihak - pihak yang mempercayakan (mengasuransikan) miliknya terhadap suatu risiko yang mungkin terjadi, sedangkan pihak penanggung atau insure adalah pihak yang memberikan jasa untuk melakukan manajemen risiko dari pihak tertanggung, dalam hal ini biasanya pihak penanggung disebut juga dengan perusahaan asuransi.


(2)

Perkembangan dunia manajemen risiko atau asuransi ini di Indonesia sudah cukup berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukkan dengan cukup banyaknya perusahaan asuransi yang bisa kita temui di hampir setiap kota di Indonesia, seperti Asuransi Jasindo, Wahana Tata, dll. Padahal pada mulanya hanya berdiri satu perusahan asuransi pertama di Indonesia yang bernama NV. Maskapai Asuransi Indonesia. Seiring dengan perkembanganya dan seperti sudah dibicarakan diatas, perkembangan asuransi di Indonesia sudah cukup pesat.

Dalam perkembangannya, dunia asuransi di Indonesia bukan tanpa masalah, selain harus membayarkan claim yang menjadi kewajiban mereka apabila terjadi risiko yang ditangguhkan, guna mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaan, asuransi pun sangat bergantung terhadap penerimaan pendapatan berupa premi dari pihak tertanggung. Dalam penetapan pendapatan premi pada sebuah perusahaan asuransi, ada rate yang harus mereka tetapkan agar sesuai dengan risiko tanggungan yang berlaku. Hal ini menjadi pendapatan mutlak sebuah perusahaan asuransi dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan.

Ada kalanya ketika kondisi perekonomian suatu negara sedang mengalami ketidakstabilan, hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap kemampuan pengguna jasa asuransi (insured) dalam membayarkan premi yang yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi. Hal ini jelas menghambat dan mengurangi penerimaan premi dari perusahaan asuransi tersebut, sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi outstanding. Apabila terjadi kondisi outstanding yang berkelanjutan dapat menggangu kondisi cash flow perusahaan dan berdampak pada kegiatan operasional perusahaan.


(3)

Pada dasarnya, dalam melakukan jaminan atas suatu risiko, sebuah perusahaan asuransi tidak menanggung semua risiko secara sendiri, tapi ada yang dinamakan dengan risk sharing yaitu dengan cara me-reasuransikan kembali risiko yang tidak mungkin mereka tanggung sendiri kepada reasuradur (penanggung ulang / perusahaan reasuransi). Cara ini dilakukan hampir oleh seluruh perusahaan asuransi yang ada di dunia. Karena apabila tidak dilakukan, maka apabila terjadi claim yang sangat besar maka akan membuat perusahaan asuransi tersebut bangkrut, karena setiap perusahaan asuransi memiliki masing – masing batas kemampuan penutupan sendiri atau cover dalam setiap risiko yang terjadi yang disebut own etention, atau dengan kata lain, reasuransi atau mengasuransikan kembali rirsiko yang ada merupakan cara suatu perusahaan asuransi untuk menjaga kelangsungan kehidupan perusahaan asuransi dan hal ini juga dapat berdampak positif dengan adanya kestabilan laba perusahaan atas pendapatan premi yang perusahaan terima.

PT Asuransi Ramayana Tbk menyadari hal ini, perusahaan asuransi yang mulai berdiri sejak tanggal 6 agustus 1956 dan didirikan oleh R.G Doeriat. Merupakan salah satu perusahaan yang sudah cukup lama malang melintang di dunia manajemen risiko di Indonesia. Berangkat dengan nama PT Maskapai Asuransi Ramayana, perusahaan ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia manajemen risiko di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pihak – pihak yang mempercayakan manajemen risikonya terhadap PT Asuransi Ramayana Tbk ini.


(4)

Perannya dalam dunia asuransi, PT Asuransi Ramayana Tbk tentu sangat mengharapkan laba atau keuntungan yang maksimal dari kegiatan yang mereka langsungkan. Maka untuk mendapatkan keuntungan dan laba yang perusahaan harapkan tersebut maka perusahaan perlu mengoptimalkan pendapatan yang harus mereka terima. Premi adalah pendapatan utama yang harus PT Asuransi Ramayana Tbk optimalkan dalam penerimaannya agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai secara optimal.

Secara umum Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap saat (sesuai perjanjian dengan penanggung) sebagai kewajiban dari tertanggung atas risiko yang dijaminkan di asuransi. Besarnya premi atas risiko yang dijaminkan di asuransi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan terms and condition dari tertanggung. Besar tidak jumlah pendapatan (premi) dari perusahaan dapat dilihat dari volume penerbitan polis yang mereka lakukan. Semakin banyak polis yang mereka jual, bukan tidak mungkin pendapatan yang mereka terima pun akan semakin besar dan akan berdampak terhadap penerimaan premi yang besar.

Dalam menerima premi, PT Asuransi Ramayana Tbk memiliki prosedur – prosedur khusus yang disebut Standar Operasional Perusahaan (S.O.P). Prosedur ini dirancang guna memudahkan perusahaan dalam mengendalikan penerimaan premi yang dibayarkan oleh tertanggung. Biasanya S.O.P ini dibuat berdasarkan sistem dari perusahaan terkait.

PT Asuransi Ramayana Tbk memulai prosedur penerimaan premi dengan melakukan akseptasi terhadap tertanggung yang dilakukan oleh bagian


(5)

underwriting, setelah proses akseptasi selesai perusahaan melakukan pengakuan pendapatan premi, untuk pembayaran sendiri, perusahaan memberi pilihan, yaitu bisa dibayarkan secara tunai, ataupun dibayarkan via transfer rekening bank, itu semua pun memiliki prosedur masing – masing.

Melihat begitu pesatnya perkembangan asuransi dan pentingnya premi bagi perkembangannya, maka penulis pun tertarik untuk mengetahui bagaimana penerimaan premi pada sebuah perusahaan asuransi dan dituangkan dalam laporan

dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Penerimaan Premi Asuransi Pada PT

Asuransi Ramayana Tbk Jakarta”

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Secara umum kegiatan praktik kerja lapangan ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya pada saat perkuliahan sehingga dapat mengaplikasikan kedalam kegiatan yang nyata yaitu di dunia asuransi. Khususnya dalam hal pengakuan pendapatan berupa premi pada perusahaan asuransi.

Adapun tujuan dari kerja praktek yang saya laksanakan adalah:

1. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan dan penerimaan premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk Jakarta .

2. Untuk mengetahui prosedur penerimaan Premi Asuransi pada PT Asuransi Ramayana Tbk,

3. Untuk mengetahui Hambatan – Hambatan Perusahaan dalam melakukan Penagihan Premi dan Sikap Perusahaan Terhadap Outstanding Premi.


(6)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1. Bagi Penulis

Hasil dari kegiatan ini sangat bermanfaat bagi penulis, yaitu penulis dapat membandingkan antara teori yang dipelajari di dunia akademik dengan prakteknya pada dunia industri sehingga didapat kombinasi yang baik dari keterampilan penulis dan dapat berdampak terhadap perkembangan pengetahuan dari penulis.

2. Bagi Perusahaan

Kegunaan laporan dan kegiatan ini bagi perusahaan adalah perusahaan dapat menjadikan hasil laporan kerja praktek ini sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengakuan pendapatan agar didapat pendapatan premi yang optimal.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pekerjaan yang nyata, dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas. Terutama dalam bidang manajemen risiko.

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode yang digunakan penulis dalam kegiatan kerja prakteknya adalah dengan cara melihat alur penerimaan premi yang terdapat dalam Standar Operasional Prosedur (S.O.P)perusahaan lalu menganalisa bagaimana pendapatan premi di PT Asuransi Ramayana Tbk dilakukan.


(7)

Sedangkan metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek adalah metode deskriptif naratif yaitu suatu metode yang menggambarkan suatu keadaan atau masalah yang terjadi berdasarkan data atau fakta yang diperoleh selama melaksanakan kerja praktek.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan kerja praktek ini adalah dengan cara:

1. Studi Lapangan

 Obervasi Langsung

yaitu dengan cara melihat langsung ke lapangan dan membandingkanya dengan apa yang sudah dipelajari oleh penulis.  Wawancara

Yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya – jawab dengan pihak pihak yang memiliki kompetensi langsung dengan bahasan yang ditulis penulis.

2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literature yang ada, baik berasal dari peraturan mengenai kegiatan asuransi, karangan maupun tulisan, dan bahan lainnya yang mempunyai hubunangan dengan objek penelitian penulis


(8)

1.5 Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis bertempat di PT Asuransi Ramayana Tbk Jakarta yang beralamat di Jalan Kebun Sirih No. 49 Jakarta Pusat 10340.

Waktu yang ditempuh dalam melaksanakan kerja praktek ini selama 1 bulan atau 25 hari kerja yang dimulai dari tanggal 12 Juli 2010 dan berakhir pada tanggal 13 Agustus 2010. Adapun waktu / jam kerja praktek yang ditempuh penulis dimulai dari jam 08.00 WIB Hingga pukul 17.00 WIB, atau sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tempat penulis melakukan kerja praktek. Adapun Aktivitas Kantor adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Aktivitas Kantor dan Kerja Praktek

Hari Waktu Keterangan

Senin – Kamis 08.00 – 17.00 12.00 – 13.00

Jam Kerja Istirahat

Jumat 08.00 – 17.00

11.30 – 13.00

Jam Kerja Istirahat + Sholat Jumat


(9)

10 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Asuransi Ramayana Tbk yang terletak di jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat yang pada awalnya diberi nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana yang dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 ini didirikan dengan akta notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A. 5/67/16. Perusahaan ini sejak awal didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan proteksi atas barang – barang impor dan ekspor NV Agung.

Pada tanggal 4 November 1956 perusahaan memperoleh ijin sebagai perusahaan Asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia cq Direktorat Jenderal Keuangan bersamaan dengan keluarnya surat No. Kep-311/DDK/V/11/71, tetapi perusahan baru beroperasi secara komersil sejak tahun 1956.

Nama PT Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan akta notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No . C.2.5040.HT01.04.TH 68 tanggal 19 juli 1986.

Diusianya yang sudah mencapai 54 tahun ini PT Asuransi Ramayana Tbk telah memiliki kepercayaan yang luar biasa dari para masyarakat dengan banyaknya pihak lain yang mau mempercayakan untuk bekerja sama melakukan


(10)

manajemen risiko yang mereka punya. Dengan kantor yang berpusat di Jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat ini pihak perusahaan sudah memiliki 28 kantor cabang yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan berbagai kota lainnya. Bahkan guna mendekatkan perusahaan dengan pengguna jasa Asuransi di Jakarta, perusahaan sampai membuka beberapa cabang pembantu di Jakarta seperti Cabang Jakarta Senen, Cabang Jakarta Harmoni, Cabang Jakarta Kebayoran, dan Cabang Jakarta Sudirman. Perusahaan saat ini juga telah memiliki 2 unit jasa yaitu unit jasa khusus dan unit jasa ritel. Seiring berkembangnya sistem perekonomian dari konvensional ke syariah, PT Asuransi Ramayana Tbk juga me-respond permintaan pasar dengan membuka cabang Syariah yang terletak di Kantor Pusat Jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat.

Dengan kepercayaan yang sudah dimiliki PT Asuransi Ramayana Tbk. berusaha untuk tidak mengecewakan para nasabahnya yang telah mempercayakan untuk memilih PT Asuransi Ramayana Tbk sebagai partner untuk melakukan manajemen risiko yang mereka miliki.

Pemilik dan pemegang saham pada PT Asuransi Ramayana Tbk mayoritas dimiliki perorangan dan swasta dengan persentasi sebagai berikut:


(11)

Tabel 2.1 Prosentase Pemilik Saham Perusahaan Nama Pemegang Saham Persentase

Kepemilikan 1. Syahril S.E.

2. DR. A. Winoto Doeriat 3. PT. Ragam Veturindo 4. Wirastuti Purtaksma S.H. 5. Korean Reinsurance Comp. 6. Pendiri Lainnya, dengan

kepemilikian Kurang Dari 5 %

7. Masyarakat Lainya, dengan kepemilikan kurang dari 5%

21.69 % 21.30 % 13.88 % 11.39 % 10.00 % 12.85 % 8.90 %

Jumlah 100.00 %

Tapi untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, PT Asuransi Ramayana Tbk. pada tahun 1990 perusahaan memproleh surat ijin emisi saham yang diterbitkan oleh Ketua Bapepam No. SI-078/SHM/MK.01/1990 tanggal 30 Januari 1990 untuk melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 2 (dua) juta lembar saham dan bersamaan dengan itu perusahaan juga mendapat persetujuan dari Ketua Bapepam No. 1638/PM/1990 pada tanggal 19 September 1990 yang berarti perusahaan berhak untuk mencatatkan sahamnya secara parsial pada BEJ (sekarang BEI) sebanyak 1 (satu) juta lembar saham dengan nilai nominal masing – masing Rp. 1.000 per saham. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya memiliki visi & misi perusahaan, adapun visi dan misi PT. Asuransi Ramayana Tbk adalah :

a. Visi PT. Asuransi Ramayana Tbk.

Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlidungi b. Misi PT Asuransi Ramayana Tbk.

Membangun perusahaan yang kokoh dan terpecaya dengan : o Memberikan layanan yang berkualitas kepada tertanggung


(12)

o Memastikan hasil yang optimal bagi pemegang saham

o Memenuhi ketentuan dan peraturan yang terkait dengan bisnis perusahaan

o Membangun hubungan yang saling menuntungkan dengan mitra bisnis

o Menciptakan interaksi kerja yang saling mendukung dan lingkungan kerja yang kondusif

o Memastikan kesejahteraan karyawan.

2.2 Struktur dan Tata Kelola Organisasi Perusahaan

Sesuai dengan Annual Report PT Asuransi Ramayana Tbk tahun 2009 struktur organsisasi dari perusahaan merupakan struktur organisasi yang dibagi per direktorat dan divisi. Jenjang pimpinan perusahaan meliputi jajaran Komisaris dan Direktur perusahaan. Ada pun biro - biro yang membantu guna memberikan masukan – masukan terhadap keputusan yang dilakukan oleh manajemen yaitu Komite Audit, Biro Hukum, dan Biro Pemeriksaan Internal yang langsung bertanggung jawab kepada jajaran Komisaris dan Direktur Perusahaan. Secara umum susunan organisasi pada PT Asuransi Ramayana Tbk adalah:

1. Dewan Komisaris,

2. Unsur Direktorat Perusahaan :

a. Direktur Sumber Daya Manusia / Umum, b. Direktur Tekhnik,


(13)

d. Direktur Keuangan 3. Komite Audit,

4. Biro Pemeriksaan Internal, 5. Sekretaris Perseroan, 6. Biro Hukum

7. Unsur Pembantu Perusahaan / Divisi : a. Divisi Umum,

b. Divisi Sumber Daya Manusia, c. Biro TI,

d. Divisi Underwriting, e. Divisi Claim,

f. Divisi Pemasaran dan Korporasi, g. Divisi Pemasaran Ritel,

h. Divisi Pemasaran Pemasaran Jasa Khusus,

i. Divisi Divisi Pemasaran Kendaraan Bermotor, dan j. Divisi Keuangan,

k. Divisi Akuntansi.

Dari susunan organisasi diatas kita dapat melihat komitmen perusahaan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, ada 4 prinsip yang selalu dipegang teguh oleh perusahaan guna memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, keempat prinsip itu adalah :


(14)

a. Prinsip Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai perseroan,

b. Prinsip Akuntanbilitas, yaitu kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggungjawab pemegang saham dan direksi,

c. Prinsip Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian dalam pengelolaan perseroan terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat,

d. Prinsip kesetaraan, yaitu senantiasa memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan.

4 prinsip tata kelola perusahaan yang di lakukan perusahaan jelas mencerminkan komitmen perusahaan guna mencapai tata kelola perusaahan yang baik.

2.3 Deskripsi Jabatan dan Uraian Tugas Jabatan

Sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang memerlukan susunan tugas dan pembagian tugas yang jelas, maka pembagian tugas dan tanggung jawab jabatan pada PT Asuransi Ramayana Tbk adalah:

a. Dewan Komisaris

Dewan komisaris seperti terlihat di bagan diatas berranggotakan 1 orang komisaris utama dan 2 orang anggota komisaris.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan Dewan Komisaris mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi


(15)

dalam menjalankan Perseroan agar Direksi selalu mematuhi Anggara Dasar Perseroan dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dewan Komisaris juga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membentuk Komite Audit dan komite lainnya yang dipandang perlu dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku, menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta usulan besaran tantiem bagi anggota Dewan Komisaris dan direksi untuk diputuskan di RUPS.

Dewan Komisaris mempunyai akses yang luas atas informasi yang terkait dengan perusahaan baik yang disampaikan oleh Direksi dalam bentuk laporan keuangan berkala maupun informasi lainnya yang dianggap perlu. b. Direksi

Direksi perusahaan terdiri dari 5 orang Direktur termasuk 1 orang Direktur Utama. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Sesuai dengan AD Perseroan tugas pokok Direksi antara lain adalah memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan, menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan.

Direksi diangkat oleh RUPS masing – masing untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya RUPS tahunan yang ke 5 setelah pengangkatan anggota direksi yang dimaksud, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota direksi tersebut sewaktu – waktu, setelah


(16)

anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam RUPS. PT Asuransi Ramayana Tbk memiliki 5 direktur yaitu, Direktur Utama, Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Teknik, Direktur Pemasaran, dan Direktur Keuangan.

c. Komite Audit

Komite audit memiliki fungsi membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen Perusahaan. Komite Audit memberikan laporan kepada Dewan Komisaris dan bertanggungjawab untuk memberikan opini profesional dan informasi penting lainnya untuk menjadi perhatian Dewan Komisaris.

Komite Audit terdiri dari 1 orang ketua merangkap anggota yang merupakan Komisaris Independen perusahaan dan 2 orang anggota profesional yang mempunyai kualifikasi akademis yang memadai untuk menjalankan fungsi sebagai Komite Audit, dan tidak mempunyai hubungan afiliasi baik dengan Dewan Komisaris, Direksi maupun pihak yang berkepentingan di Perusahaan.

Komite Audit mempunyai wewenang untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan Perusahaan, karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dan dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit wajib bekerja sama dengan Biro Pemeriksaan Internal.

Komite Audit bertugas memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal – hal yang


(17)

disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal – hal yang memerlukan perhatian Komisaris., antara lain meliputi :

o Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

o Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang – undangan lainya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan

o Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa internal

o Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.

o Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan

o Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan o Membuat pedoman kerja Komite Audit.

d. Biro Pemeriksa Internal

Biro Pemeriksaan Internal dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang mempunyai kualifikasi akademis yang memadai untuk menjalankan tugas sebagai pemeriksa internal.

Biro pemeriksaan internal memiliki fungsi untuk membantu Direktur Utama dalam melakukan analisa risiko dan pengawasan operasional. Biro


(18)

Pemeriksaan internal memiliki indepedensi dalam melakukan tugasnya dan setiap saat dapat melakukan inspeksi dengan akses informasi yang luas terhadap seluruh kegiatan Perusahaan.

e. Sektretaris Perseroan

Sekretaris Perusahaan terdiri dari 1 orang koordinator merangkap anggota dan 4 orang anggota yang memiliki kualifikasi akademis yang memadai untuk menjalankan tugas sebagai Sektretaris Perusahaan.

Sekretaris Perusahaan mempunyai akses terhadap informasi material dan relevan yang berkaitan dengan perusahaan dan selalu meningkatkan kemampuan terhadap pengurusan peraturan perundang – undangan, khususnya di bidang Pasar Modal.

Sektretaris Perusahaan berfungsi untuk melakukan sosialisasi informasi – informasi material kepada seluruh stakeholder.

f. Biro Hukum

Biro hukum pada perusahaan bertugas untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan tugas Perusahaan.

g. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM)

Direktur SDM adalah direktur yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDM, penerimaan pegawai dan sumber daya manusia, kesekretariatan, dan sistem penggajian di Perusahaan. Direktur SDM membawahi 2 divisi dan 1 biro, yaitu Divisi Umum, dan Divisi SDM serta


(19)

Biro TI. Berikut penjelasan tugas dari setiap Divisi dan biro yang dibawahi oleh Direktur SDM :

a) Divisi Umum

Divisi umum Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk. merupakan divisi yang memiliki tugas mengatur segala kebutuhan perusahaan yang berkaitan dengan infrastruktur, kebutuhan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan operasional perusahaan.

 Fungsi Jabatan

Merencanakan, mengawasi dan memelihara perlengkapan dan infrastruktur yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.

 Tugas

 Melakukan pembelian infrastruktur, perlengkapan dan peralatan perusahaan,

 Mengawasi penggunaan perlengkapan, infrastruktur. dan peralatan perusahaan,

 Melakukan perawatan secara berkala perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan perusahaan,

 Sasaran Kerja dan target

Memastikan pengadaan semua perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan yang menunjang kegiatan operasional perusahaan serta melakukan perawatan agar fungsi – fungsi dari semua peralatan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.


(20)

 Wewenang

 Memberi Label Hak milik di setiap perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan perusahaan,

 Melakukan pembelian perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,  Melakukan servis dan perawatan secara berkala dari

semua perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan,  Hubungan Kerja

 Bagian Keuangan : Menerima Dana sebagai hak divisi dalam melakukan pembelian semua perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan.

 Bagian Akuntansi : Menyerahkan bukti – bukti pembelian perlengkapan, infrastruktur, dan peralatan untuk dicatatkan dalam laporan keuangan.

b) Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi SDM mempunyai tugas untuk melakukan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengembangan sistem manajemen sumber daya manusia, perencanaan dan pelaksanaan pengembangan potensi dan kapasitas pegawai, serta administrasi kepegawaian.


(21)

 Fungsi Jabatan

Merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan mengevaluasi sumber daya manusia dalam perusahaan baik dalam hal Recruitement, sistem penggajian, dan lain – lain

 Tugas

 Melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia pada perusahaan

 Mengatur sistem penggajian dan kesejahteraan SDM  Mengawasi kinerja dari SDM

 Mengatur Job Description atau pembagian tugas dari setiap SDM yang ada di perusahaan.

 Melakukan penempatan Pegawai / staff sesuai dengan kompetensinya.

 Sasaran Kerja

Membentuk dan mengorganisir Sumber Daya Manusia yang ada di dalam perusahaan agar dapat menjalankan tugas – tugasnya sesuai dengan pembagian tugasnya dan kompetensinya serta mengatur sistem penggajian agar tepat sasaran.

 Wewenang

 Mengatur sistem penggajian SDM,

 Memiliki hak untuk melakukan Recruitment pegawai / staff baru,


(22)

 Mencatat absen pegawai,

 Menempatkan pegawai dan staff sesuai dengan kompetensinya,

 Mengeluarkan peraturan – peraturan tentang kepegawaian termasuk jam kerja, absen dan sebagainya,

 Menegur SDM yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

 Hubungan Kerja

 Bagian Keuangan : Menerima uang sebagai kewajiban divisi untuk membayarkan gaji dan upah guna kesejahteraan pegawai,

 Bagian Akuntansi : Memberikan laporan pembayaran gaji dan upah untuk dicatatkan ke dalam laporan keuangan perusahaan.

c) Biro TI

Tugas utama dari Biro TI adalah guna mengolah informasi – informasi umum yang terkait dengan perusahaan, dan juga untuk mengorganisir penggunaan hardware dan software pada perusahaan, sementara software yang dimaksud disini adalah software dalam bentuk mesin atau program komputer dan juga software dalam bentuk pengguna atau end-user.


(23)

 Fungsi

Melakukan support kegiatan operasional perusahaan dalam bentuk hardware dan software komputer dan juga melakukan internal control terhadap penggunaan hardware dan software.

 Tugas

 Memastikan bahwa para user memahami penggunaan perangkat hardware dan software yang ada,

 Mengembangkan sistem yang digunakan perusahaan (Hardware dan Software),

 Menciptakan Internal Control penggunaan Software dan Hardware.

 Sasaran Kerja

Memastikan penggunaan perangkat sistem perusahaan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dan melakukan supporting dalam hal penggunaan, perawatan dan pengembangan sistem.  Wewenang

 Menciptakan mesin dan sistem, serta memfasilitasi penggunaannya,

 Mengatur Otorisasi Level dan juga Security Level sistem.


(24)

 Hubungan Kerja

Semua divisi dan bagian yang ada di dalam perusahaan yang ada kaitanya dengan penggunaan mesin dan sistem informasi. h. Direktur Tekhnik

Direktur tekhnik adalah direktorat yang bertanggung jawab untuk aktivitas underwriting, insurance, dan claim. Bagian ini memegang peranan penting untuk pengelolaan risiko Asuransi dan Reasuransi serta menjaga hubungan antara tertanggung dengan perusahaan Asuransi dalam rangka pembayaran klaim. Direktorat ini membawahi 2 divisi, yaitu Divisi underwriting dan Divisi claim. Berikut adalah penjelasan mengenai tugas – tugas pokok dari setiap divisi yang dibawahi oleh Direktorat Tekhnik :

a) Divisi Underwriting

Divisi ini memiliki tugas pokok untuk menerima akseptasi terhadap adanya permintaan pertanggungan risiko dari masyarakat atau tertanggung dan melakukan survey terhadap kelayakan dari obyek yang diasuransikan dan melakukan koasuransi dan reasuransi pertanggungan.

 Fungsi

Menerima pengajuan Asuransi dari kantor cabang atas permintaan pertanggungan dari tertanggung dan melakukan suvey terhadap kelayakan obyek Asuransi dan menilai kelayakan akseptasi tersebut.


(25)

 Tugas

 Menerima permintaan pertanggungan dari Kantor Cabang atas permintaan tertanggung,

 Melakukan survey terhadap obyek Asuransi dan menguji kelayakannya sesuai dengan term and condition,

 Membuat dokumen – dokumen yang berkaitan dengan akseptasi Asuransi seperti, Form SPPA, Quotation Slip Broker, Surat Permohonan Tertanggung, Surat Penawaran Ko-Asuransi masuk dari perusahaan Asuransi lain, dan surat konfirmasi.  Membantu broker Asuransi dalam hal penetapan rate

Asuransi, dan menjelaskan bagaimana perhitungan premi perusahaan.

 Membuat perjanjian ko-asuransi dan Reasuransi terhadap pertanggungan yang ada.

 Sasaran Kerja & Target

 Menyelesaikan secepatnya permintaan akseptasi Asuransi dan melakukan survey kelayakan obyek,  Memproses pembuatan polis sesuai dengan term and


(26)

 Memilih dan memutuskan secara cepat dan tepat perusahaan ko–asuransi dan mereasuransikan obyek Asuransi untuk menjaga apabila terjadi claim,

 Memberikan informasi kepada bagian pertanggungan di cabang tentang premi rate, perhitungan premi dan sebagainya untuk diteruskan ke tertanggung.

 Wewenang

 Melakukan survey atas obyek Asuransi atau Insured Object Assesments,

 Memutuskan untuk menerima atau tidak permintaan pertanggungan dari tertanggung (Acceptation),

 Menghitung berapa besaran premi yang dikenakan kepada tertanggung sesuai dengan premi rate dari jenis Asuransi yang diminta,

 Melakukan ko-asuransi dan Reasuransi terhadap pertanggungan,

 Menerbitkan polis sesuai dengan T/C.  Hubungan kerja

 Bagian Pemasaran Branch Office : Menerima permintaan pertanggungan Asuransi dari tertanggung dan menyeleksinya sesuai dengan Term and condition dan memberikan konfirmasi tentang akseptasi Asuransi.


(27)

 Tertanggung : Menjelaskan bagaimana sistem pembayaran, berapa premi yang harus dibayarkan dan cara pembayaranya.

 Perusahaan Koasuransi dan Reasuransi : menawarkan kerjasama koasuransi dan Reasuransi atas obyek yang diasuransikan sesuai dengan own retention perusahaan,

 Bagian Inkaso : menyerahkan dokumen – dokumen (Laporan sepuluh harian, copy polis, debit / kredit note, beserta kwitansi) untuk dilakukan verifikasi,  Bagian Akuntansi : Menyerahkan dokumen –

dokumen (Laporan sepuluh harian, copy polis, debit / kredit note, beserta kwitansi) untuk dilakukan pencatatan pengakuan pendapatan premi Asuransi. b) Divisi Claim

Divisi ini memiliki tugas untuk melakukan penutupan dan pembayaran claim apabila terjadi claim dari pihak tertanggung akibat terjadinya risiko yang dipertanggungkan.

 Fungsi Jabatan

Memberikan pelayanan kepada tertanggung dalam hal pengajuan claim Asuransi sesuai dengan term and condition.


(28)

 Tugas

 Menerima permintaaan pengaduan dari tertanggung apabila terjadi claim,

 Melakukan survey ke lapangan untuk melihat kondisi objek yang ditanggungkan apakah sesuai dengan term and conditionclaim atau tidak,

 Membuat laporan biaya asuransi dan laporan claim,  Melakukan pembayaran claim apabila terjadi claim

dari tertanggung.  Sasaran Kerja dan target

Memastikan pembayaran claim tepat waktu dan sesuai dengan T/C.

Wewenang

 Melakukan survey terhadap permintaan claim dari objek yang di asuransikan,

 Mengeluarkan keputusan apakah claim layak ditutup atau tidak.

 Memproses pembayaran dan permintaan claim. Hubungan Kerja

 Divisi Keuangan :Melakukan pembayaran claim kepada tertanggung,


(29)

 Divisi Akuntansi :Menyerahkan bukti pembayaran claim untuk dilakukan pencatatan beban claim pada laporan keuangan.

i. Direktur Pemasaran

Direktorat pemasaran adalah direktorat yang bertanggung jawab untuk aktivitas pemasaran dan pengeloloaan kantor cabang dalam rangka mendapatkan bisnis Asuransi (getting business) dan mempertahankan pangsa pasar yang ada (maintaining business) baik untuk pemasaran Asuransi langsung maupun koasuransi. Pada umumnya Direktorat pemasaran juga membawahi aktivitas cabang dalam rangka meningkatkan pangsa pasar (market share) dari perusahaan. Direktorat pemasaran PT Asuransi Ramayana Tbk membawahi 3 divisi, yaitu divisi pemasaran ritel, divisi pemasaran jasa khusus, divisi pemasaran kendaraan bermotor. Pada umumnya tugas dari setiap divisi dari direktorat pemasaran ini sama. Yaitu untuk memasarkan produk asuransi perusahaan agar diketahui masyarakat dan menarik masyarakat untuk berpartisipasi ikut mengasuransikan harta bendanya dan menjaga hubungan tetap baik dengan tertanggung. Secara rinci job description dari direktorat pemasaran adalah:

 Fungsi

Untuk memasarkan produk – produk asuransi perusahaan, baik melalui cabang ataupun langsung kepada tertanggung dan memelihara hubungan baik dengan tertanggung serta


(30)

melakukan control terhadap kantor cabang dalam kegiatan pemasarannya.

 Tugas

 Melakukan perjanjian dengan masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam asuransi,

 Menjalin hubungan yang baik dengan tertanggung,  Mengadakan perjanjian kerjasama antara perusahaan

dan tertanggung,

 Mengatur strategi pemasaran perusahaan,

 Melakukan benchmarking/perbandingan terhadap usaha sejenis dalam rangka peningkatan kinerja usaha,

 Melakukan analisis dan evaluasi program pemasaran perusahaan.

 Sasaran kerja & target

Tercapainya produksi secara maksimal dan menjalin hubungan yang baik dengan para tertanggung serta menjaga kepercayaan dari para investor.

 Wewenang

 Mengadakan perjanjian dengan tertanggung, seperti dalam hal penetapan rate,discount, dan sebagainya,  Mengusulkan kepada direksi untuk melakukan


(31)

 Menentukan dan menganalisa sistem jaringan pemasaran, seperti pembukaan kantor cabang, dan hubungan dengan para broker asuransi,

 Menentukan target penjualan perusahaan.  Hubungan kerja

 Tertanggung : mengadakan komunikasi, dan perjanjian asuransi,

 Divisi Underwriting : menyerahkan dokumen – dokumen tahap awal perjanjian dari tertanggung untuk di lakukan survey dan proses akseptasi.

j. Direktur Keuangan

Direktorat keuangan adalah direktorat yang bertanggung jawab untuk aktivitas pengelolaan dana, investasi, sistem informasi termasuk pencatatan akuntansi untuk pelaporan kinerja perusahaan Asuransi kepada pihak internal maupun eksternal. Pada PT Asuransi Ramayana Tbk, Direktur keuangan membawahi 2 divisi, yaitu divisi keuangan, dan divisi akuntansi.

a. Divisi Keuangan

Divisi ini memiliki tugas umum untuk mengatur, mengelola, dan mencatat segala pemasukan dan penggunaan dana perusahaan, agar sesuai dengan peruntukannya, termasuk dalam hal penyusunan anggaran dalam kegiatan operasional perusahaan.


(32)

Mengatur penerimaan dan pemasukan dana dalam perusahaan dan juga melakukan perencanaan keuangan dalam hal penyusunan anggaran pengeluaran dan belanja perusahaan.

 Tugas

 Melakukan pengendalian terhadap penggunaan anggaran perusahaan,

 Melakukan monitoring terhadap penggunaan dana,  Melakukan analisa terhadap ratio keuangan

perusahaan,

 Menentukan budget kegiatan operasional perusahaan, baik bulanan, triwulan dam tahunan,  Mengatur penggunaan petty cash perusahaan,

 Mengevaluasi kewajiban hutang perpajakan sesuai dengan undang – undang perpajakan yang berlaku di Indonesia.

 Sasaran Kerja & Target

Mengatur keuangan perusahaan, baik dalam hal Budgeting, mengatur penerimaan dan penggunaan dana perusahaan, melakukan monitoring dana, dan juga menganilisis ratio keuangan perusahaan agar tercipta kondisi keuangan perusahaan yang stabil dan kondusif.


(33)

 Wewenang

 Mengusulkan perubahan / penggeseran anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum.

 Mengusulkan mata anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum.

 Mengajukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perusahaan (dividen dan pajak) kepada pihak – pihak yang berwenang,

 Menentukan anggaran penerimaan dan pengeluaran perusahaan.

 Hubungan Kerja

 Bagian akuntansi : menyerahkan bukti – bukti transaksi baik dalam hal penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan untuk dicatatkan dan disajikan kedalam Laporan Keuangan,

 Bagian Inkaso Kantor cabang : menerima uang penerimaan premi dan membuatkan bukti penerimaan premi baik nota debt maupun nota kredit.

b. Divisi Akuntansi.

Divisi akuntansi yang berada di dalam direktorat keuangan PT Asuransi Ramayana, secara umum bertugas untuk melakukan pencatatan laporan keuangan, sesuai dengan kaidah – kaidah


(34)

akuntansi dan menyajikannya ke dalam laporan keuangan baik secara bulanan, triwulan dan tahunan.

 Fungsi

Mencatat segala transaksi keuangan perusahaan ke dalam laporan keuangan, untuk disajikan ke dalam laporan keuangan yang sesuai dengan kaidah – kaidah penyusunan laporan keuangan, dan melakukan proyeksi terhadap kondisi keuangan di masa depan dengan melakukan compabilitas laporan keuangan, dan juga menyediakan informasi – informasi keuangan yang dapat digunakan oleh pihak yang membutuhkannya.

 Tugas

 Melakukan pencatatan transaksi yang terjadi di perusahaan ke dalam buku harian, buku besar dan laporan keuangan,

 Menyajikan laporan keuangan perusahaan setiap bulanan, triwulan, dan tahunan.

 Menyediakan informasi – informasi keuangan kepada pihak – pihak yang membutuhkannya,  Membuat Standar Operasional Prosedur sesuai

dengan kegiatan operasional perusahaan khususnya yang berhubungan dengan Divisi Akuntansi ini.  Melakukan analisa laporan keuangan perusahaan,


(35)

 Melakukan analisa investasi perusahaan,  Sasaran dan Target Kerja

Menyajikan laporan keuangan secara tepat, akurat, dan sesuai dengan kaidah – kaidah penyusunan laporan keuangan agar tersaji laporan keuangan yang akurat agar dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkannya serta tercapainya Standar Operasional Prosedur perusahaan yang sesuai.

 Wewenang

 Melakukan perubahan nomor rekening,

 Sebagai koordinator dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi perusahaan,

 Menandatangani laporan analisis investasi perusahaan,

 Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen Perusahaan,

 Meneliti dan menandatangani rekening koran.  Hubungan Kerja

 Bagian Inkaso : menerima bukti pembayaran premi dari tertanggung berupa Laporan Penerimaan Premi (AKT-01), dan laporan Outstanding premi perusahaan.


(36)

 Divisi Keuangan : menerima bukti – bukti transaksi operasional perusahaan berupa Debt Note dan Credit Note untuk dicatatkan ke dalam laporan keuangan.

2.4 Aspek Kegiatan Bisnis PT Asuransi Ramayana Tbk. Jakarta

Sampai saat ini perusahaan sudah memasarkan 2 cabang produk Asuransi yaitu konvensional dan syariah. Cabang Asuransi syariah mulai dipasarkan mulai tahun 2006 setelah memperoleh rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 29 November 2005 dan ijin operasional pada tanggal 18 Januari 2006. Berikut dibawah ini akan dijelaskan produk – produk Asuransi yang ditawarkan perusahaan baik secara konvensional ataupun syariah :

a. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

Asuransi kebakaran adalah pertanggungan yang memberikan jaminan dan penutupan kerugian dan kerusakan terhadap barang – barang yang dipertangunggkan dari akibat kebakaran maupun hal – hal lainnya yang dijamin oleh polis yang dapat disamakan dengan kebakaran seperti petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang serta asap.

b. Home StopRisk

Home Stoprisk adalah Asuransi kebakaran rumah tinggal dan isinya dengan luas jaminan yang meliputi kebakaran, sambaran petir, peledakan, tertimpa pesawat, asap, huru hara, banjir, gempa bumi dan kebongkaran.


(37)

Selain itu perusahaan juga memberikan tambahan jaminan dan benefit berupa:

o Jaminan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang mengalami cacat tetap atau meninggal dunia

o Jaminan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang harta bendanya mengalami kerugian / kerusakan

o Jaminan kecelakaan diri pembantu rumah tangga yang menyebabkan cacat tetap dan meninggal dunia

o Bantuan uang sewa o Bantuan biaya pengacara

o Penggantian biaya pembersihan puing puing bangunan o Tidak berlaku ketentuan under insurance

o Jaminan atas barang barang khusus o Tidak dikenakan depresiasi pada saat klaim c. Asuransi Property / industrial all risk

Asuransi property / industrial all risk adalah pertanggungan yang menjamin kerugian karena kehilangan atau rusaknya perabotan / mesin – mesin industri akibat terjadinya risiko kebakaran, pencurian, gempa bumi, dan sebab lainnya sepanjang tidak dikecualikan dalam polis. Polis ini juga dapat diperluas untuk menjamin kerugian lain misalnya sub-limit Machinery breakdown, kerusuhan, permogokan, dan huru-hara.


(38)

d. Asuransi pengangkutan / Marine Cargo

Asuransi pengangkutan adalah pertanggungan atau penutupan terhadap kerugian atau kerusakan pada barang / muatan sejak barang / muatan meninggalkan gudang atau tempat penyimpanan menuju gudang / tempat tujuan dalam skala domestik maupun internasional serta kerugian yang diakibatkan dari pengeluaran biaya – biaya yang timbul akibat alat angkut mengalami kecelakaan atau sebab lain yang ditegaskan di dalam polis. Dalam hal ini alat angkut / transportasi yang digunakan meliputi truk atau kereta api, kapal laut, tongkang atau ferry, dan pesawat penumpang atau cargo.

Faktor – faktor yang menentukan tingkat premi untuk Asuransi pengangkutan adalah:

o Jenis barang yang diangkut o Alat pengangkutnya

o Keadaan jalur pelayaran yang dilaluinya o Jarak jalur pelayaranya

o Dan lain - lain

e. Asuransi Kendaraan Bermotor Dan Alat Berat

Asuransi ini adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan dan jaminan kepada pemilik kendaraan bermotor / alat berat atau pihak – pihak yang berkepentingan atas kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kerugian dan kerusakan fisik kendaraan bermotor / alat berat yang dipertanggungkan serta kerugian akibat tanggung gugat yang harus


(39)

ditanggung oleh pemilik / pihak – pihak yang berkepentingan atau sebab – sebab lain yang ditegaskan dalam polis.

f. Oto Stoprisk

Oto stoprisk adalah Asuransi kendaraan bermotor yang menjamin risiko tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, kebakaran, tersambar petir, perbuatan jahat, pencurian, kerusuhan / huru hara dan bencana alam. Selain itu diberikan juga jaminan dan benefit tambahan :

o Jaminan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

o Jaminan kecelakaan diri pengemudi dan penumpang yang mengalami cacat tetap atau meninggal dunia

o Kompensasi biaya pengurusan klaim untuk kendaraan yang hilang total karena dicuri

o Derek gratis ke bengkel terdekat akibat kecelakaan o Kompensasi biaya transportasi

o Garansi bengkel 1 tahun khusus untuk kualitas pengecatan o Penggantian suku cadang asli

o Ganti rugi tanpa pro-rata

o Jaminan all-risk bisa diberikan untuk usia kendaraan sampai dengan 10 tahun.

Terdapat 2 jenis perlindungan yang ditawarkan perusahaan dalam Asuransi Oto Stoprisk ini, yaitu:

o All Risk (Gabungan), yaitu perlindungan menyeluruh terhadap kerusakan dan atau kerugian pada kendaraan baik sebagian


(40)

maupun total sebagai akibat dari keelakaan yang datang secara tiba

– tiba dan tak terduga, termasuk juga hilangnya kendaraan atau bagian daripada kendaraan karena pencurian, musnah atau rusak terbakar.

o Total loss only (TLO), yaitu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan total pada kendaraan sebagai akibat dari suatu kecelakaan yang datang secara tiba – tiba dan tak terduga, termasuk juga hilangnya kendaraan secara menyeluruh karena pencurian maupun musnah atau rusak terbakar, dimana biaya perbaikannya mencapai 75% atau lebih dari harga kendaraan. g. Asuransi Rangka Kapal / Marine Hull

Asuransi ini adalah pertanggungan atau penutupan yang memberikan jaminan terhadap rangka kapal, mesin dan peralatannya dari risiko kerugian yang disebabkan oleh bahaya – bahaya laut (perils of the sea). h. Asuransi Risiko Pembangunan

Asuransi risiko pembangunan adalah pertanggungan yang memberikan jaminan kerugian dan perlindungan terhadap proyek yang sedang dalam pembangunan maupun masa pemeliharaan dari berbagai akibat termasuk tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga.

i. Asuransi Risiko Pemasangan

Asuransi risiko pemasangan adalah pertanggungan yang memberi perlindungan dan jaminan kerugian terhadap suatu pekerjaan pemasangan (instalasi) mesin – mesin dan atau semua peralatan sejenis mesin lainnya


(41)

yang dipasang, termasuk pembuatan pondasi serta tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. Polis ini bersifat all-risks yaitu menjamin semua kerusakan dan kerugian yang bersifat tidak terduga atau yang tiba – tiba terjadi.

j. Asuransi Kerusakan Mesin / Machineary

Asuransi kerusakan mesin adalah pertanggungan yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas biaya – biaya tidak terduga yang dikeluarkan untuk perbaikan atau penggantian mesin yang mengalami kerusakan. Asuransi kerusakan mesin berlaku selama pengoperasian mesin – mesin atau peralatan tersebut, dengan syarat bahwa mesin – mesin atau peralatan tersebut masih dalam umur tekhnisnya.

k. Asuransi Peralatan Elektronik

Asuransi peralatan elektronik adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan yang luas terhadap peralatan elektronik dari kondisi – kondisi berbahaya dalam pengoperasiannya sehari – hari maupun dari kerugian akibat bencana.

l. Asuransi Pesawat Terbang / Aviation Hull

Asuransi pesawat terbang adalah pertanggungan yang memberikan jaminan dan perlindungan atas kerugian dan kerusakan terhadap rangka dan mesin pesawat terbang baik kerusakan sebagian (partial lost) ataupun kerusakan keseluruhan (total lost) yang diakibatkan oleh bahaya – bahaya selama pesawat tersebut dalam keadaan terbang(in flight), dalam keadaan bergerak (taxing) dan selama berhenti di darat (on the ground). Bagi


(42)

pesawat amphibi termasuk risiko tertambat di permukaan air (mooring). Pertanggungan ini juga meliputi perlindungan terhadap tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.

m. Asuransi Uang / Money Insurance

Asuransi uang adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan terhadap kerugian dan kehilangan uang oleh sebab apa pun, baik selama uang disimpan dalam tempat penyimpanan uang (cash is safe), uang dalam kotak kasir (cash in cashier box), atau ketika uang hendak diambil atau disetor ke bank (cash in transit). Termasuk dalam perlindungan ini adalah cek dan surat – surat berharga lainnya.

n. Asuransi Kecelakaan Diri / Personal Incident

Asuransi kecelakaan diri adalah pertanggungan yang memberikan jaminan ganti rugi terhadap risiko yang disebabkan oleh kecelakaan yang dapat menyebabkan tertanggung mengalami : meninggal dunia, cacat tetap atau cacat sementara, dan / atau memerlukan biaya pengobatan atau perawatan. o. Asuransi Kebongkaran / Burglary

Asuransi kebongkaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugian barang – barang / harta benda yang diasuransikan akibat pembongkaran yang disertai tindakan pemaksaan, kekerasan dan pengrusakan. Polis ini tidak menjamin kerugian, kerusakan yang dilakukan oleh tertanggung sendiri, atau oleh orang lain yang bekerja bagi tertanggung.


(43)

p. Asuransi Tanggung Gugat

Asuransi tanggung gugat adalah pertanggungan yang menjamin atas kerugian akibat tanggung jawabb hukum yang diajukan oleh pihak ketiga atas kerusakan harta benda ataupun luka badan yang diderita oleh pihak tersebut.

q. Surety Bond

Surety Bond adalah pertanggungan yang memberikan jaminan kepada pemilik proyek (obligee) atas kemungkinan timbulnya risiko kerugian akbiat kegagalan penerima pekerjaan dalam menyelesaikan kewajibannya sesuai kontrak.

r. Custom Bond

Custom bond adalah suatu jaminan untuk menjamin kepentingan pemerintah / menteri keuangan dalam hal ini Dirjen Bea dan Cukai bahwa principal akan membayar pembebasan atas pajak bea masuk apabila principal tidak mengekspor barang – barang yang dibuat dengan bahan baku yang sebelumnya diimpor dengan pembebasan pajak bea masuk tersebut. Jumlah jaminan atas custom bond adalah sebesar nilai pungutan pajak bea masuk yang harus dibayar atau terutang kepada negara atas barang – barang modal atau bahan baku yang mendapatkan kemudahan atau fasilitas tersebut.

Untuk dapat menjalankan perusahaan dengan baik dan sesuai tujuan, PT Asuransi Ramayana Tbk perlu menerapkan strategi – strategi khusus yang


(44)

diperlukan untuk bersaing di dalam dunia manajemen risiko di indonesia, adapun strategi – strategi tersebut dirumuskan dalam 7 point dibawah ini, yaitu:

a. Mengamati perubahan strategi, sikap dan perilaku usaha pelanggan secara berkelanjutan dan seksama sehingga dapat mengambil keuntungan dari perubahan tersebut

b. Menciptakan citra baik Perusahaan dengan tetap memberikan keyakinan dan keterbukaan dalam setiap kesempatan hubungan dengan pelanggan c. Menanggapi secara lebih responsif dan meningkatkan standar kepuasan

atas keluhan dari setiap pelanggan.

d. Mengoptimalkan segmen pasar Perusahaan

e. Mengoptimalisasikan pemasaran produk ritel di seluruh cabang Perusahaan

f. Mengembangkan kemampuan dan teknik pemasaran kepada segenap jajaran pemasaran agar dapat meningkatkan kualitas diri dan kinerja mereka

g. Mengembangkan unit syariah.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki risiko

– risiko yang bisa saja dialami, dibawah ini ada beberapa risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan operasional PT Asuransi Ramayana Tbk, yaitu:

a. Risiko dalam bidang Ekonomi, Sosial dan Hukum

Kondisi sosial politik dan penegakan hukum merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada pasar Asuransi


(45)

b. Risiko Hukum

Risiko hukum menjadi salah satu risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Risiko dimana perusahaan dituntut secara hukum dan kalah di pengadilan akan membawa dampak yang signifikan terhadap kondisi keuangan perusahaan. Fakta menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan pengadilan berpihak kepada tertanggung dalam sengketa tertanggung melawan penanggung. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah rendahnya pemahaman hakim terhadap terms & condition polis Asuransi saat ini, yang sudah sangat jauh berkembang dibandingkan dengan kondisi sebagaimana terdapat dalam Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD).

c. Risiko Kebijakan Pemerintah

Kebijakan fiskal dan moneter Pemerintah dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi perekonomian, yang pada akhirnya berpengaruh juga pada pasar Asuransi.

d. Dukungan Reasuransi

Berkurangnya dukungan back-up Reasuransi antara lain disebabkan oleh semakin sempitnya terms and condition yang bisa diberikan oleh reasuradur untuk okupasi tertentu termasuk risiko bencana alam, dan akibat rendahnya harga premi Asuransi khususnya risiko industrial.

Kondisi ini tentu saja berakibat pada kurangnya daya saing Perusahaan di tengah tuntutan pasar yang semakin kompetitif. Untuk itu diperlukan


(46)

strategi khusus agar penempatan back up Reasuransi yang semakin sulit ini dapat diatasi.


(47)

48

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada kegiatan kerja praktek di PT Asuransi Ramayana Tbk. penulis ditempatkan di Divisi Akuntansi. Sesuai dengan judul dari laporan, lingkup bidang dari penulis terfokus kepada bagaimana perusahaan menerima premi, dan bagaimana pengakuanya. Selama kegiatan kerja praktek penulis terus dibimbing oleh pembimbing lapangan tentang bagaimana penerimaan premi di perusahaan, permasalahan – permasalahan yang ada dan bagaimana apabila terjadi outstanding premi dengan membaca literatur – literatur, peraturan KMK, teksbook dan Standar Operasional Prosedur (S.O.P) yang diberikan oleh perusahaan. Secara umum peraturan tentang Perusahaan Asuransi di indonesa diatur dalam Undang – Undangn No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Sedangkan peraturan khusus tentang penetapan premi rate dan sebagainya lebih jelas dibahas dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 422/ 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang dalam ayat 1 berbunyi

penghitungan tingkat premi harus didasarkan pada asumsi yang wajar dan praktik Asuransi yang berlaku umum.”

Selain 2 peraturan tentang Perusahaan Asuransi di Indonesia juga dituangkan ke dalam beberapa peraturan – peraturan hukum yang jelas tentang pelaksanaan Asuransi di Indonesia, yaitu:


(48)

 Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian,

 Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan, Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian,

 KMK No. 421/KMK/2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian,

 KMK No. 422/KMK/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi,

 KMK No. 423/KMK/2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Peransuransian

 KMK No. 424/KMK/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi,

 KMK No. 425/KMK/2003 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi,

 KMK No. 426/KMK/2003 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

Dengan banyaknya peraturan tentang perusahaan Asuransi diatas, maka dapat digambarkan ke dalam diagram seperti dibawah ini:


(49)

Gambar 3.1 Struktur Peraturan Perusahaan Asuransi Kerugian Di Indonesia 3.1.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan memiliki banyak definisi dalam pengertiannya, berikut akan dijabarkan beberapa pengertian pendapatan menurut beberapa versi:

Menurut Ilmu akuntansi

Definisi pendapatan menurut ilmu akuntansi dikemukakan oleh beberapa ahli dan literatur, yaitu:

o Definisi Pendapatan Menurut FASB SFAC No.6 (Par. 15)

“Pendapatan pada arus masuk penambahan lain atas aktiva suatu

entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan

operasi inti.”

o Definisi Pendapatan Menurut PSAK No.23 (2009, Par 30)

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal.”

Dalam akuntansi ada 2 metode pengakuan pendapatan, yaitu Cash Basis dan Accrual Basis. Setiap metode memiliki pengertian dan metode pengakuan yang berbeda. Dalam cash basis pendapatan diakui ketika

UU No. 2 Tahun 1992

PP No.73 PP No. 63

KMK No. 421

Kep. 4499/LK/2000

KMK No. 422

Kep. S-4212/LK/2000

SE-03/PJ.42/2000

KMK No. 423

Kep. 6096/LK/2001

KMK No. 80/KMK.04/19

95

KMK No. 424

Kep. 6097/LK/2001

SE- 09/PJ.42/1997

KMK No. 425

Kep. 6098/LK/2001

KMK No. 426

Kep. 2833/LK/2003


(50)

perusahaan menerima pembayaran / uang cash dari pihak pembeli / pengguna jasa. Sedangkan accrual basis mengakui pendapatan ketika produk terkirim atau jasa telah dilakukan.

3.1.2 Pengertian Asuransi

Pengertian Asuransi menurut Kitab Undang – Undang Hukum Dagang pasal 246 adalah:

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan

mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa

tertentu.”

Pengertian Asuransi menurut Undang - Undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian yang dijelaskan pada Bab I Pasal I adalah:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi Asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan..”

Menurut Ludovicus Sensi W (2006,25) dalam bukunya yang

berjudul “Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian” yang ditulis oleh ia

sendiri adalah:

“Asuransi merupakan suatu kontrak hukum yang diatur dalam undang –

undang – KUHD ataupun pertimbangan – pertimbangan tertentu berjanji (to promise) untuk membayar atau memberikan jasa – jasa tertentu, apabila tertanggung menderita kerugian sebagaimana diatur dalam polis


(51)

Dari pengertian – pengertian diatas terdapat pula beberapa istilah yang sangat erat kaitanya dengan dunia asuransi, antara lain:

Tertanggung (Insured)

Pengertian tertanggung (insured) menurut Ludovicus Sensi W, (2006,12) dalam bukunya yang berjudul “Memahami Akuntansi

Asuransi Kerugian” adalah:

“Tertanggung adalah pihak yang mengalihkan risiko keuanganya kepada perusahaan Asuransi”

Penanggung (Insurer)

Penanggung menurut Ludovicus Sensi W (2006,12) dalam

bukunya yang berjudul “Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian”

adalah:

“Penanggung adalah pihak yang memberikan jaminan atas risiko

yang diasuransikan oleh pihak tertanggung.”

Perusahaan Reasuransi (Reinsurer)

Secara umum Reasuransi dapat diartikan sebagai:

“Adalah mekanisme pertanggungan yang dilakukan secara

bertingkat atas suatu obyek Asuransi.”

Maka jika diambil dari pengertian diatas menurut Ludovicus Sensi (2006,45) dalam bukunya yang berjudul “Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian Perusahaan Reasuransi adalah:

“Pihak yang menerima bisnis dari perusahaan Asuransi sebagai


(52)

3.1.3 Pengertian Premi

Pengertian premi Asuransi menurut Ardiyos dalam “Kamus Besar

Akuntansi”, yaitu:

“Sejumlah uang yang dibayar dimuka oleh pihak tertanggung yang

diasuransikan kepada pihak perusahaan Asuransi dengan pembayaran yang

dilakukan pertahun, setengah tahun, kuatal atau perbulan.”

3.1.4 Pengertian Prosedur.

Menurut Inggrian liem (2008) dalam catatanya yang berjudul “ catatan

kuliah alogaritma dan informasi” , Prosedur adalah :

“Prosedur adalah sederetan intruksi yang diberi nama, dan akan menghasilkan efek netto yang terdefinisi”

Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008 : 264) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”, mendefinisikan :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknik pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan oleh penulis adalah mengamati bagaimana penerimaan premi secara umum mulai dari penerimaan akseptasi dari tertanggung, ketika perusahaan mengakui pendapatan premi tersebut, hingga ketika perusahaan menerima pembayaran premi dari tertanggung


(53)

pada PT Asuransi Ramayana Tbk Jakarta Head Office. Adapun tugas – tugas yang diberikan kepada penulis adalah:

 Membaca Buku – buku dan literatur tentang Asuransi dan Metode Pengakuan Pendapatan,

 Membaca Annual Report Perusahaan tahun 2008 dan 2009,

 Membaca dan menganalisa Standar Operasional Prosedur (S.O.P) dan melihat Flow Chart dari alur pengakuan pendapatan premi, penerimaan premi baik melalui transfer via Bank atau kas diterima.

 Mempelajari, memperhatikan, menghitung, dan menginput data pendapatan premi dari tertanggung di Unit Bisnis Ritel perusahaan.

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek.

Salah satu tujuan kuliah kerja praktek adalah membahas hasil – hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data – data yang didapat selama pelaksanaan kuliah kerja praktek di PT Asuransi Ramayana, maka penulis memberikan penjelasan tentang judul yang penulis ajukan.

3.3.1 Pengakuan Pendapatan Dan Penerimaan Premi PT Asuransi Ramayana Tbk.

Dalam tahap awal perjanjian antara tertanggung dan penanggung akan diajukan beberapa terms yang menjadi dasar untuk membuat perjanjian pertanggungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui premi rate, terms and


(54)

condition, dan dari sisi perusahaan, hal ini dapat dilakukan untuk memutuskan tentang Reasuransi dari risk tertanggung tersebut.

Polis Asuransi sendiri merupakan suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan Asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung (contoh dilampirkan). Di dalam polis perusahaan terdapat data – data sebagai berikut :

 Nomor Polis (contoh : 63012110000002),  Nama tertanggung,

 Alamat tertanggung,

 Lokasi obyek pertanggungan,  Jangka waktu pertanggungan,  Kode pos tertanggung,

 Okupasi dari polis,  Suku bunga / Rate premi,

 Jumlah premi yang harus dibayarkan,  Syarat – syarat tambahan,

 Risiko sendiri / Own Retention,dan  Objek – objek yang dipertanggungkan.

Dengan pembuatan dan penetapan premi rate yang dikenakan terhadap tertanggung, maka pihak penanggung dapat menghitung berapa premi yang akan


(55)

diterima. PT Asuransi Ramayana Tbk. yang mengakui pendapatan premi secara accrual basic.

Tetapi pada nyatanya sebuah perusahaan Asuransi tidak bisa / tidak mampu menanggung semua kerugian yang mungkin akan timbul dari tertanggung. Oleh karena itu perusahaan penanggung melakukan Risk Sharing dengan cara mengasuransikan risiko yang diterima perusahaan penanggung terima dari tertanggung. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Reasuransi dapat diartikan sebagai penyebaran risiko atas suatu obyek. Ada beberapa keuntungan yang didapat pihak penanggung dari me-Reasuransikan suatu risiko kepada perusahaan Reasuransi, keuntunganya yaitu:

 Perusahaan penanggung tidak sendiri dalam menanggung risiko yang di berikan kepada tertanggung bila terjadi claim.

 Adanya kemampuan perusahaan untuk memperbesar kapasitas usaha mereka.

Pada prakteknya ada 2 jenis perjanjian yang biasa digunakan dalam Reasuransi. Yaitu:

A. Reasuransi secara Treaty

Perjanjian Reasuransi ini merupakan Reasuransi wajib, dimana perusahaan Asuransi wajib memberikan excessnya sesuai saham yang telah disetujui bersama dan perusahaan Reasuransi wajib menerima pemberian excess tersebut sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah dibuat terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu yang pada umumnya adalah 1 tahun.


(56)

Gambar 3.2 Struktur Jenis – Jenis Reasuransi Keterangan:

a. Reasuransi Proporsional adalah bentuk Reasuransi yang apabila terjadi suatu kerugian, jumlah yang dibayar oleh penanggung ulang adalah sebanding, sesuai dengan saham masing – masing sebelum terjadi kerugian. Metode ini dibagi menjadi 2 Tehnik, yaitu:

o Quota Share adalah prosentase penyertaan yang telah disetujui bersama antara perusahaan Asuransi dan atau Reasuransi. Ini berarti bahwa perusahaan Asuransi harus memberikan sesi sebesar prosentasi tertentu dari tiap – tiap risiko tertentu sebagaimana telah disetujui sebelumnya kepada reasuradur, dan reasuradur terikat untuk menerima sesi tesebut. Sebagai contoh kasus:

Reasuransi

Treaty

Proporsional

Quota Share Surplus

Non Proporsional Excess Of Lose Excess Of Loss Ratio Facultative

Polis Asuransi kebakaran dengan jumlah pertanggungan Rp. 2 Juta, Dengan Quota Share 40% - 60%, hal ini mengartikan bahwa own retention (O/R) adalah sebesar RP. 800.000,- (40% x Rp. 2 jt) dan bagian reasuradur adalah sebesar Rp. 1.200.000,- (60% x Rp. 2 jt).

Bila terjadi kebakaran dan kerugian ditaksir sebesar Rp. 800.000 dengan kondisi partial loss, maka kewajiban asuradur adalah : (40% x Rp. 800.000 = Rp. 320.000.,-), dan kewajiban dari reasuradur adalah: (60% x Rp. 800.000= Rp. 480.000.,-)

Dan apabila terjadi kebakaran dengan kondisi total lost maka kewajiban asuradur adalah : (40% x Rp. 2.000.000 = Rp. 800.000,-) dan kewajiban reasuradur adalah (60% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.200.000,-)


(57)

o Surplus adalah perjanjian dimana perusahaan Asuransi hanya terikat untuk memberikan sesi kepada reasuradur, terhadap jumlah – jumlah Asuransi yang melebihi underly retention (jumlah dimana Asuransi bersedia menanggungnya), hal ini berbeda dengan quota share dimana tiap – tiap penutupan Asuransi otomatis diReasuransikan. Sebagai contoh surplus adalah:

b. Reasuransi non-proporsional, pada jenis perjanjian ini tidak ada pembagian risiko original secara proporsional antar asuradur dan reasuradur. Jenis Asuransi seperti ini sebenarnya lebih kepada suatu pelimpahan risiko yang telah terjadi dan perjanjiannya disebut dengan Excess of Loss Treaty. Reasuransi jenis ini dibagi menjadi 2 teknik, yaitu Excess of Loss dan Excess Of Loss Ratio.

o Excess Of Loss hanya akan meliputi jumlah jumlah kerugian tertentu yang melampaui jumlah – jumlah kerugian dimana asuradur bersedia (mampu) menanggungnya sendiri.

o Excess of Loss Ratio hampir sama dengan EOL, tetapi underlying retention tidak ditetapkan dalam suatu jumlah

Polis Asuransi kebakaran dengan jumlah pertanggungan Rp. 1.000.000 dengan O/R Rp. 200.000, Reinsurer Shar Rp. 600.000. dan apabila terjadi kebakaran dan kerugian ditaksir sebesar Rp. 600.000 dengan kondisi partial lost maka kewajiban asuradur menjadi (2/10 x Rp. 600.000 = Rp. 120.000) dan kewajiban reasuradur menjadi (8/10 x Rp. 600.000 = Rp. 480.000)


(58)

untuk setiap kerugian, melainkan dinyatakan dalam suatu

loss ratio” untuk atau selama jangka waktu tertentu. Jumlah kerugian yang melampaui loss ratio itulah yang direasuransikan dan batas maksimum atau automatic cover reasuradur dinyatakan pula dalam loss ratio. Sedangkan loss ratio itu sendiri adalah perbandingan antara jumlah kerugian dan jumlah premi, dimana pengertian mengenai jumlah kerugian dan premi ini perlu ditegaskan dalam kontrak untuk menghindari interpretasi yang berbeda. B. Reasuransi secara facultative

Kegiatan Reasuransi yang dilakukan dengan tidak wajib, dimana pihak Asuransi tidak wajib memberikan kepada perusahaan Asuransi lain dan perusahaan Asuransi tidak wajib menerima penawaran dari perusahaan Asuransi, jadi penawaran dan penerimaan dilakukan kasus per kasus dan tergantung pada perjanjian atau perundingan antara perusahaan Asuransi dengan perusahaan Reasuransi.

3.3.2 Prosedur Penerimaan Premi PT Asuransi Ramayana Tbk.

Secara Struktur, proses penerimaan premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk adalah sebagai berikut:


(59)

1. Proses Akseptasi

Proses ini adalah proses dimana pihak tertanggung menawarkan perjanjian risiko kepada pihak penanggung dengan tahapan sebagai berikut:

 Calon tertanggung mengisi dokumen – dokumen yang diperlukan seperti, Formulir Surat Permintaan Permohonan Akseptasi (SPPA) / Quotation Slip Broker (Dipersamakan dengan SPPA) / Surat Permohonan Tertanggung, yang diterima dari bagian Pemasaran Kantor Cabang. Setelah mengisi dokumen - dokumen yang diperlukan, tertanggung menyerahkan kembali ke Pemasaran Kantor Cabang untuk diketahui lalu diteruskan ke Bagian beserta Surat Penawaran Ko-Asuransi, dan Surat Konfirmasi persetujuan.

 Semua SPPA yang masuk baik melalui Fax maupun email harus diregister terlebih dahulu ke dalam Buku Register SPPA oleh bagian . Dan selanjutnya diteruskan kepada kasie dan dicatat dalam buku register SPPA masuk. Tetapi sebelumnya bagian melalui kasie terkait memeriksa kelengkapan dokumen SPPA dengan kriteria, telah diisi lengkap, telah ditandatangani oleh calon tertanggung, dan dokumen – dokumen lain pendukung SPPA telah lengkap. Bila setelah di cek dokumen SPPA kurang lengkap, maka


(60)

dokumen SPPA tersebut dikonfirmasi terhadap pemasaran kantor cabang terkait untuk ditindaklanjutin penyebab kekurangan tersebut kepada calon tertanggung.

 Apabila dokumen telah lengkap, berdasarkan informasi dalam SPPA dan dokumen pendukung akseptasi, bagian melakukan Assesment Risk (Penilaian Risiko) untuk menilai apakah obyek layak diasuransikan atau tidak. Kemudian hasil penilaian tersebut dituangkan ke dalam Lembar Akseptasi (Assesment Sheet) yang wajib diisi dan dilengkapi dalam setiap proses akseptasi risiko. Dengan kondisi, apabila risiko layak diakseptasi maka dilanjutkan, dan apabila risiko tidak layak diakseptasi segera konfirmasi ke kantor cabang untuk meminta pertimbangan apakah risiko mau dilanjutkan atau tidak.

 Jika diputuskan bahwa akseptasi diterima, segera cek kesesuaian Term and Condition (T/C) pertanggungan yang diminta tertanggung dengan T/C Treaty (tahun berjalan).  Apabila setelah dilakukan pengecekan dan penyesuaian T/C

dan didapat hasil sesuai dengan kondisi T/C, maka bagian telah bisa mengeluarkan Polis sebagai bukti bahwa risiko telah di akseptasi secara penuh sesuai dengan T/C.


(61)

2. Proses Pengakuan Pendapatan Premi.

Setelah melakukan proses akseptasi terhadap permintaan tertanggung dan polis diterbitkan, maka premi tersebut diakui sebagai pendapatan premi Perusahaan. Hal ini dilakukan dikarenakan PT Asuransi Ramayana Tbk menganut pengakuan pendapatan secara accrual basic. Accrual basic sendiri adalah metode pengakuan pendapatan dimana pendapatan diakui ketika transaksi tersebut terjadi, walaupun perusahaan belum menerima pendapatan baik berupa kas dan setara kas, tetapi pendapatan telah diakui oleh perusahaan. Adapun proses pengakuan pendapatan pada PT Asuransi Ramayana Tbk adalah sebagai berikut:

 Bagian cabang setelah melakukan akseptasi terhadap pertanggungan yang diajukan tertanggung lalu menyerahkan laporan produksi berupa Copy polis, Debet / Credit Note, dan copy kwitansi. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa perusahaan telah melakukan perjanjian dengan pihak tertanggung.

 Setelah menerima laporan produksi dari bagian , bagian inkaso melakukan verifikasi terhadap dokumen – dokumen tersebut, apakah telah sesuai dan lengkap atau belum, apabila terjadi kesalahan terhadap dokumen maka bagian inkaso cabang akan mengembalikan ke bagian cabang untuk dilakukan koreksi. Tetapi apabila dokumen –


(62)

dokumen tersebut tidak mengalami masalah, maka bagian inkaso cabang akan mengirimkannya ke Divisi Akuntansi kantor pusat sekaligus menginformasikan ke bagian underwriting cabang bahwa dokumen telah sesuai dan memerintahkan bagian underwriting cabang untuk mengirimkan tebusanya ke divisi teknik kantor pusat.

 Lalu bagian inkaso kantor cabang menyerahkan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan setelah sebelumnya dilakukan konversi terhadap mata uang asing ke mata uang rupiah. Lalu hasil pengolah data tersebut digabungkan dengan laporan outstanding piutang premi sebagai dasar pengakuan piutang.

 Lalu bagian akuntansi menjurnal dengan program akuntansi guna mencatat pengakuan pendapatan Jadi, dalam mengakui pendapatan premi, perusahaan melakukan koordinasi antara pihak kantor cabang dengan kantor pusat tentang hal ini. 3. Proses Penerimaan Premi Langsung.

Setelah mengakui pendapatan yang akan mereka terima, perusahaan tinggal menunggu kapan pihak tertanggung membayarkan premi yang menjadi kewajibanya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan tertanggung dalam membayarkan premi kepada perusahaan, yaitu :


(63)

 Transfer via rekening bank.

Setiap cara dalam melakukan pembayaran yang dilakukan oleh tertanggung akan diperlakukan berbeda oleh perusahaan dalam mekanismenya. Dalam penerimaan premi yang diterima oleh perusahaan ada rumus yang digunakan untuk menghitung premi bruto, yaitu :

Setelah menghitung secara manual berapa premi yang mereka terima, barulah perusahaan melakukan penagihan ke tertanggung. Adapun mekanisme penerimaan premi oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Pembayaran melalui uang cash

Pembayaran premi melalui uang cash adalah metode pembayaran premi dengan cara menyerahkan sejumlah uang tunai atau bilyet giro dengan jumlah yang sesuai dengan kewajiban dari tertanggung. Dalam hal ini, pihak tertanggung akan memberikanya kepada bagian inkaso kantor cabang, yaitu berupa uang cash atau bilyet giro atau bisa juga melalui bagian marketing cabang dengan rincian pelunasan atas realisasi penagihan piutang premi oleh penanggung. Berikut adalah tahapan – tahapan yang

Keterangan:

TSI : Nilai Pertanggungan Rate : Rate Premi Asuransi


(64)

dilakukan perusahaan ketika menerima pembayaran premi melalui uang cash hingga pencatatan ke dalam laporan keuangan :

 Pihak tertanggung datang langsung ke bagian Inkaso cabang dengan membawa sejumlah uang cash atau bilyet giro sesuai dengan jumlah premi yang dibayarkan bersama rincian pelunasan atas realisasi penagihan piutang premi.

 Setelah rincian jelas, bagian inkaso melengkapi dokumen yang telah ada dengan copy kwitansi dan nota debet / credit (bila ada)

 Setelah melakukan pengecekan terhadap dokumen – dokumen yang diperlukan, bagian inkaso menghitung premi netto sesuai dengan dokumen yang ada kemudian dibandingkan dengan pelunasan yang diterima, apabila terjadi selisih dalam perhitungan, teliti penyebab adanya selisih tersebut, mungkin saja belum dikurangkan dengan discount/reduksi atau hutang koAsuransi.

 Setelah itu, bagian inkaso membuatkan bukti penerimaan premi dan diserahkan kepada bagian Kasir Cabang.


(65)

 Bagian Kasir Cabang lalu menghitung ulang uang atau bilyet giro yang diterima dan membuatkan slip setoran bank dan internal deposit slip kemudian meyerahkannya ke Bank Central Account.

 Kemudian dokumen tersebut diserahkan ke Bagian Akuntansi oleh Bagian Kasir Cabang untuk dilakukan penjurnalan.

 Bagian inkaso memberikan daftar hutang komisi dan koasuransi yang belum dibayarkan atau dipotong dari premi bruto beserta dokumen pendukungnya ke Bagian Akuntansi – Keuangan.

 Bagian Akuntansi Cabang lalu mengajukan Surat Permohonan Pembayaran kepada Divisi Keuangan Kantor Pusat (Home Office) untuk membayar hutang komisi dan hutang koAsuransi apabila pelunasan masih sebesar premi bruto.

 Dan terakhir Bagian Akutansi Cabang membuatkan Rincian penerimaan premi ke dalam laporan penerimaan premi (AKT-01) dan selanjutnya diserahkan ke Bagian inkaso cabang untuk dilakukan posting pada Laporan Oustanding Premi.


(1)

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat sang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, ALLAH SWT. Bahwa atas rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan akhir kerja praktek ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENERIMAAN PREMI PADA PT ASURANSI RAMAYANA Tbk JAKARTA

Shalawat serta salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta kita sebagai pengikutnya.

Laporan akhir kerja praktek ini merupakan laporan hasil kerja praktek Saya selama melakukan kerja praktek di PT ASURANSI RAMAYANA Tbk. Jalan Kebon Sirih no 49 Jakarta Pusat. Dengan melaksanakan kerja praktek ini, banyak manfaat yang telah Saya peroleh terutama merasakan terjun langsung dalam dunia kerja dengan menerapkan ilmu- ilmu yang telah saya peroleh dalam perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku rektor dari Universitas Komputer Indonesia,

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, Selaku Dekan Fakultas


(2)

ii

3. Sri Dewi Angadini, SE.M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus pembimbing penulis,

4. Ely Suhayati S.E. M.Si. Ak., selaku dosen wali penulis di kelas Ak-1 angkatan 2007,

5. Jajaran Direksi PT Asuransi Ramayana Tbk, terutama Bapak Pardomuan

Harahap S.E., selaku Direktur Keuangan PT Asuransi Ramayana Tbk,

6. Bapak Ir. Yoshendri, AAAIK, selaku Kepala Divisi Sumber Daya Manusia

PT Asuransi Ramayana Tbk beserta jajaranya,

7. Bapak R. Yoyok Setio S., Ak., M.M, selaku Kepala Divisi Akuntansi yang

telah bersedia menyediakan waktunya guna membimbing penulis dalam

mengumpulkan data – data yang diperlukan dalam penulisan Laporan ini,

8. Bapak Adang Wahyudi S.E., selaku pembimbing langsung penulis di

lapangan yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP),

9. Bapak Widodo, Mas Reri, Mas Ferry, dan Mba Dian dan semua staff

Divisi Akuntansi atas bantuan secara tidak langsungnya kepada penulis,

10.Papa dan Mama, yang telah mensupport penulis baik dalam bentuk

Materiil, Doa, dan Nasehatnya dengan penuh kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan KKP dan Laporan KKP tepat pada waktunya,


(3)

iii

11.Ramadhani Jusuf Olii, selaku adik penulis yang tercinta, yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk bangun pagi – pagi guna

mengantarkan penulis ke stasiun kereta api,

12.Om Rudi, Tante Tiko, Om Tam, Tante Wati dan Mami yang telah

mensupport penulis dan membantunya lewat doa walaupun penulis sering membuat mereka marah,

13.Kak Raf, Kak Nyoe – nyoe, Ka Iin, Ka Revi, Kak Nadra, Kak Eza, dan Kak Yudi yang telah mensupport penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan KKP ini beserta Laporanya,

14.Seluruh Staff Administrasi dan Sekretariat Jurusan Akuntansi Universitas

Komputer Indonesia,

15.Dina Mardiana “My Lovely” dan Keluarga, yang telah mendukung penulis

baik dalam doa dan support selama kegiatan KKP ini dan terima kasih juga atas candaan dan waktunya,

16.Wiwi, Yeni, Iis, Juki, dan Deby, selaku sahabat – sahabat penulis yang telah membantu penulis baik dalam support, dan hiburanya,

17.Seluruh teman – teman Kelas Ak-1 angkatan 2007 yang selalu mensupport

penulis dan kebersamaanya,

18.Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap


(4)

iv

semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, 28 November 2010

Penulis

Fachrozi Jusuf Olii N.I.M : 21107037


(5)

100

Riwayat Hidup

Nama :Fachrozi Jusuf Olii

Nama Panggilan : Ozi

Nim : 21107037

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 10 Mei 1989

Alamat :Jalan Cempaka No. 239 Komplek Barata Kel. Harapan Jaya Kec.

Bekasi Utara

Kota : Bekasi

Kode Pos : 17124

Pendidikan (Formal) : - SDN Sei Petani Medan 1994 - 1995

- SDN Barata IV Bekasi 1995 - 2001

- SMPN 5 Bekasi 2001 - 2004

- SMAN 4 Bekasi 2004 - 2007

- Unikom Bandung 2007- Sekarang


(6)