Tinjauan Atas Prosedur Penerimaan Premi Askes Pada PT Askes (persero) Regional V Jawa Barat

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Perkembangan jasa asuransi di Indonesia, terutama di era globalisasi saat ini mangalami petumbuhan yang sangat pesat, hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan jasa asuransi baru yang tersebar di berbagai daerah dengan menawarkan produk-produk asuransi yang sangat beragam guna memberikan kemudahan pada konsumen dalam memilih jasa asuransi. Asuransi merupakan suatu sarana untuk mendapatkan kepastian dengan cara mengurangi resiko sebanyak mungkin ketidakpastian yang ada terutama pada resiko-resiko dengan cara membagikan atau mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain.

Pada saat ini kegiatan asuransi telah berkembang seiring kemajuan zaman. Malah di banyak negara, telah menjadi industri tersendiri. Jenis asuransi juga makin bervariasi, mula-mula lebih terarah pada barang, kemudian pada jasa, untuk selanjutnya ketika hidup dan kehidupan mulai dapat dinilai dalam bentuk rupiah (concept of human life value), berkembanglah asuransi jiwa (life insurance) serta asuransi kesehatan (health insurance).

PT. Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Dalam melaksanakan serta menunjang program dan kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional,


(2)

BAB I PENDAHULUAN 2 terutama dalam Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), PT Askes (Persero) senantiasa memegang teguh komitmennya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi seluruh kalangan masyarakat . PT Askes (Persero) mempunyai beberapa program jaminan kesehatan yaitu Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial), Askes JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), Askes PJKMU (Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum) dan Askes JAMKESMEN (Jaminan Kesehatan Menteri).

Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991. Dimana kepesertaan Askes Sosial ini adalah Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/POLRI, Penerima Pensiun Pejabat Negara,Veteran dan Perintis Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, serta Pegawai Negeri Tidak Tetap ( Dokter/Dokter Gigi/Bidan-PTT). Anggota yang dapat diikutsertakan adalah istri atau suami dan hanya dua anak sesuai Keppres No. 16 tahun 1994.

Dalam rangka penyelengaraan program jaminan kesehatan tersebut, PT Askes (Persero) menerima iuran peserta berupa pembayaran premi asuransi dan besarnya premi tersebut ditetapkan dengan Keputusan Presiden, yang mana premi asuransi tersebut merupakan imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung, semakin banyak polis asuransi yang terjual pada nasabah, maka premi asuransi yang didapat perusahaan akan meningkat pula. Premi Asuransi Kesehatan Sosial akan langsung dipotong dari gaji pokok dan tunjangan peserta, karena program Askes Sosial diperuntukan bagi Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/POLRI, Penerima


(3)

BAB I PENDAHULUAN 3 Pensiun Pejabat Negara,Veteran dan Perintis Kemerdekaan serta Pegawai Negeri Tidak Tetap ( Dokter/Dokter Gigi/Bidan-PTT ) dan keluarganya maka sistem pembayaran premi asuransinya pun berhubungan langsung dengan pemerintah.

Pengakuan Penerimaan Premi dilakukan pada saat diterimanya lembar SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) sebagai bukti setoran Pemda dan pencatatannya dilakukan hanya untuk SSBP yang sudah dilegalisir oleh KPPN. Didalam konsep Asuransi Kesehatan Sosial, peran dan fungsi Pemerintah adalah membuat regulasi / kebijakan agar teknis operasional bisa berjalan secara baik dan hubungan 3 pihak, yaitu Peserta, Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi peserta.

Berdasarkan uraian dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat laporan akhir kerja praktek di PT Askes (Persero) dengan judul :

Tinjauan Atas Prosedur Penerimaan Premi Askes Sosial Pada PT Askes

(Persero) REGIONAL V Jawa Barat “

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero). 2. Untuk mengetahui bidang-bidang yang terlibat dalam penerimaan premi Askes Sosial

pada PT Askes (Persero).

3. Untuk mengetahui hambatan atau kendala pada penerimaan premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero).


(4)

BAB I PENDAHULUAN 4 4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PT Askes (Persero) dalam mengatasi

hambatan atau kendala dalam proses penerimaan premi Askes Sosial.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan Kerja Praktek yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang memadai tentang proses penerimaan premi asuransi kesehatan Sosial pada PT Askes (Persero).

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi manajemen perusahaan yang berhubungan dengan proses penerimaan premi asuransi kesehatan Sosial pada PT Askes (Persero) sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan datang.

3. Bagi pihak lainnya

Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi proses penerimaan premi asuransi kesehatan Sosial, serta menambah pengetahuan rekan mahasiswa lain yang kelak akan membutuhkannya.


(5)

BAB I PENDAHULUAN 5

1.4 Metodologi Kerja Praktek

Dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan metode Block

Release yaitu metode yang menyelenggarakan kerja praktek dalam suatu periode tertentu,

sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka (Library Research)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis yaitu dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah, dan literatur yang lain yang berkaitan dengan pembahasan laporan kerja praktek ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Merupakan suatu teknik pengumpulan dengan mengadakan pengamatan langsung. Dalam hal ini, penulis menggunakan cara diantaranya :

a. Observasi

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung, yaitu pada PT Askes (Persero)

b. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan bagian-bagian tertentu yang dianggap berkaitan dengan materi yang dibahas dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.


(6)

BAB I PENDAHULUAN 6 1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek di PT Askes (Persero) REGIONAL V Jawa Barat yang beralamat di Jl. Dr. Djunjunan No.144 PO BOX 1617 Bandung.

Adapun waktu kerja praktek tersebut dilaksanakan dari 1-31 Juli 2010. Hari kerja praktek yang berlaku dari hari Senin sampai dengan Jum’at dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 07.30-17.00.


(7)

BAB I PENDAHULUAN 7 Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan

Tahap Kegiatan Juni

2010 Juli 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I Tahap Persiapan

Persiapan Judul Menentukan Tempat Kerja Praktek

Pengajuan Proposal Penerimaan Kerja Praktek

II Tahap Pelaksanaan Perkenalan Perusahaan Perkenalan Departemen Accounting dan Aspek Kegiatannya

Pemantauan Prosedur

Pemotongan dan

Penerimaan Premi Askes Sosial

Review Materi dan Pembahasan Laporan III Tahap Pelaporan

Pengumpulan Data Penyusunan Laporan Bimbingan Laporan Kerja Praktek

Revisi Laporan Penyempurnaan Laporan Kerja Praktek


(8)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 8 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Askes (Persero)

PT. Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.

Pada tahun 1968, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio Asuransi Kesehatan Nasional.

Pada tahun 1984, untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti.


(9)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 9 Pada tahun 1991, Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.

Pada tahun 1992 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri.

Pada tahun 2005, Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/Menkes/XI/2004 PT Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

Pada tahun 2008 Pemerintah mengubah nama Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana kepesertaan, tatalaksana pelayanan dan tatalaksana organisasi dan manajemen.

Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya Undang-undang Nomor 40/2004 tentang SJSN PT Askes (Persero) pada 6 Oktober 2008 PT Askes (Persero) mendirikan


(10)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 10 anak perusahan yang akan mengelola Kepesertaan Askes Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri anak perusahaan PT Askes (Persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII

Pada tahun 2009, pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selaku anak perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin operasionalnya. Dengan dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dapat mulai menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi masyarakat.

PT Askes (Persero) yang berkedudukan di Jakarta didirikan dengan Akte Notaris Muhani Salim, SH Nomor 104 tanggal 20 Agustus 1992 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akte Notaris NM Dipo Nusantara Pua Upa, SH Nomor 37, tanggal 19 Agustus 2008 yang mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan sebagai berikut :

Maksud dan tujuan perseroan ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang asuransi sosial melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya, dan masyarakat lainnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.


(11)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 11 Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekanaan beserta Keluarganya.

2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi Pegawai dan Penerima Pensiun Badan Usaha dan Badan lainnya.

3. Menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah sesuai dengan prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional.

4. Melakukan kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perkembangan Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1


(12)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 12 Logo PT. Askes ( Persero )

Gambar 2.2

2.2 Struktur Organisasi PT Askes (Persero) Regional V Bandung

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi perusahaan yang berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung kepada perusahaan tersebut yang disesuaikan dengan kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demikian pula halnya dengan PT Askes (Persero) yang terdiri dari :

1. Seorang Kepala Regional (General Manajer) yang membawahi membawahi Bidang Operasional, Bidang Teknologi Informasi dan Perencanaan, Bidang Akuntansi dan Keuangan dan Bidang SDM dan Umum.

2. Bidang Akuntansi dan Keuangan yang terdiri dari : a. Bidang Akuntansi

b. Bidang Keuangan

c. Bidang PKBL (Program Kerja Bina Lingkungan) 3. Bidang Operasional yang terdiri dari :


(13)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 13 b. Bidang Pelayanan Kesehatan

4. Bidang Teknologi Informasi dan Perencanaanyang terdiri dari : a. Bidang Informasi

c. Bidang Perencanaan dan Evaluasi 5. Bidang SDM dan Umum

a. Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia b. Bidang Hukum dan Administrasi Perkantoran

Bagan Struktur Organisasi

Gambar 2.3

Struktur Organisasi Kantor Regional

2.3Deskripsi Jabatan PT. Askes ( Persero )

1. Kepala Regional

Kepala Regional PT Askes (Persero) bertanggung jawab pada Direksi dan bertugas untuk mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh aktivitas


(14)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 14 yang ada di Kantor Regional serta berkoordinasi dengan Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

2. Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi

Bidang keuangan dan akuntansi mempunyai tugas menyusun cash flow, membuat alokasi anggaran Kantor Cabang, penglolaan keuangan dan sistem akuntansi, administrasi perpajakan dan pembinaan sistem akuntansi PT.Askes (Persero) Cabang. 3. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum

Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana operasional, melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia serta menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan perkantoran.

4. Kepala Bidang Operasional

Bidang Askes Sosial mempunyai tugas menyusun kebijakan teknis pelayanan kesehatan, mengendalikan pelaksanaan program, pembinaan kepada peserta dan provider serta melakukan negosiasi tarif pelayanan dan penanganan keluhan peserta.

5. Bidang Teknologi Informasi & Perencanaan

Bidang Informasi dan Perencanaan mempunyai tugas penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kantor Regional dan Kantor Cabang, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-2000, pemeliharaan sistem informasi manajemen dan penyusunan lapaoran manajemen PT. Askes (Persero) Regional.


(15)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 15 2.4 Aspek Kegiatan PT. Askes ( Persero )

Sebagai sebuah entitas usaha, tujuan dan lingkup usaha utama PT Askes (Persero) dapat diuraikan sebagaimana berikut :

a. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang menyeluruh (komprehensif) terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), penerima pensiun, veteran, serta perintis kemerdekaan dan keluarganya.

b. Menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi pegawai dan penerima pensiun badan usaha dan badan lainnya.

c. Menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat yang telah membayar iuran atau iuran dibayar pemerintah sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional.

d. Melakukan kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain kegiatan tersebut, PT Askes (Persero) juga melakukan kegiatan usaha lain dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan guna menghasilkan nilai tambah terhadap manfaat jasa yang diberikan kepada peserta asuransi dan meningkatkan daya saing PT Askes (Persero).

Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dilakukan PT Askes (Persero) melalui beberapa program, yaitu:

2.4.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)

Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT. Askes ( Persero ) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1991. Kepersetaan


(16)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 16 Askes Sosial ini adalah Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/Polri, Penerima Pensiun Jabatan Negara, Veteran dan Perintis Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, serta Pegawai Negeri Tidak Tetap ( Dokter/Dokter Gigi/Bidan – PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002, tentang Pemenpatan Tenaga Medis melalui Masa Bakti dan Cara Lain ) dan keluarganya. Anggota keluarga yang diikutsertakan adalah istri atau suami dan hanya dua anak sesuai Keppres No. 16 Tahun 1994.

2.4.2 Askes Komersil (Asuransi Kesehatan Komersil) Askes Komersil menawarkan manfaat umum meliputi : 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP). 2. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL). 3. Pelayanan Rawat Inap (RI).

4. Pelayanan Obat.

5. Kedokteran Nuklir sederhana dan sedang serta CT Scan. 2.4.3 Askes JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan, Pemerintah melalui Departemen Kesehatan sejak tahun 2005 membuat Program Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu atau yang disebut Askeskin. Pada tahun 2008 Departemen Kesehatan merubah terminology Askeskin berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor 112/MENKES/II/2008 menjadi Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat ( JAMKESMAS ) dengan menugaskan PT. Askes ( Persero ) untuk mengelola Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana


(17)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 17 kepeseraan, tatalaksana pelayanan dan tatalaksana organisasi manajemen. Sasaran program JAMKESMAS adalah setiap orang miskin dan tidak mampu.

2.4.4 Askes PJKMU ( Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum )

PJKMU adalah program yang mendukung upaya memperluas cakupan kepesertaan masyarakat yang akan menjadi bagian Jaminan Kesehatan Nasional dengan pola pelaksanaan fee based dan premium based.

Pembangunan Nasional di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya karena kesehatan merupakan salah satu hak azasi manusia yang fundamental dan unsure penting dari kesejahteraan. Pada tahun 2004, pemerintahan telah menetapkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Nasional ( SJSN ). Dalam undang-undang ini ditegaskan pula bahwa jaminan kesehatan merupakan program jaminan social yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan. Penetapan undang-undang ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen penyelenggara Negara untuk menjalankan amanat konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan uraian tersebut maka PT. Askes ( Persero ) sebagai badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan secara nasional merasa terpanggil untuk mengimplementasikan untuk menjadi mitra Pemerintah ( Pusat dan Daerah ) dalam menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat umum ( PJKMU ) untuk mencapai Universal Coverage yang mana menaungi masyarakat secara umum yang tidak termasuk pada program-program PT. Askes ( Persero ) yang sudah ada.


(18)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 18 2.4.5 Askes JAMKESMEN (Jaminan Kesehatan Menteri)

Program Jaminan Kesehatan Menteri PT. Askes ( Persero ) diperuntukan bagi Menteri atau pejabat beserta keluarganya selama yang bersangkutan menduduki jabatan dan melaksanakan tugasnya. Menteri adalah menteri yang memimpin kemeterian dan pejabat yang diberi kedudukan atau hak keuangan dan fasilitas setingkat menteri. Pejabat Tertentu adalah pejabat dilingkungan Pemerintah Pusat yang memimpin lembaga pemerintah non departemen, pejabat eselon I, dan pejabat diberikan keduduakan atau hak keuangan dan fasilitas setingkat eselon I. Keluarga adalah istri/suami dan anak yang masih dalam tanggungan sesuai peraturan perundang-undangan dibidang pegawai negeri sipil.


(19)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 19 BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat. Penulis ditempatkan pada bagian Akuntansi dan Keuangan, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.

3.1.2 Pengertian Asuransi

Kehadiran usaha perasuransian yang berkembang selaras dengan perkembangan dunia merupakan hal yang tidak terelakan pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko keuangan. Usaha perasuransian mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau pemegang polis atau pihak tertanggung harus membayar premi asuransi.

Asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

Republik Indonesia dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis

oleh Dahlan Siamat, yaitu:

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana

seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang

mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.

(2004;419) Pengertian asuransi menurut Undang-Undang no. 2 Tahun 1992 tentang usaha

perasuransian dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis oleh


(20)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 20

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau

lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul di suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.”

(2004:419)

Sedangkan definisi asuransi menurut Mehr dan Cammack :

“Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan,

dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang

tergabung”.

(2003:96) Dari definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal berikut:

1. Badan usaha asuransi sebagai penanggung berhak menerima premi dan berkewajiban memberikan ganti rugi apabila suatu peristiwa yang merugikan terjadi. 2. Pihak tertanggung (individu, perusahaan atau lembaga) berkewajiban membayar premi dan berhak menerima ganti rugi apabila suatu peristiwa yang merugikan terjadi.

3. Usaha asuransi merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat (berupa premi) dan menginvestasikan dana tersebut pada berbagai perusahaan atau lembaga keuangan lain untuk memperoleh pendapatan.

4. Usaha asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugiaan keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.

Sekalipun pengertian yang berlaku di Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam KUH Dagang, jadi hanya merupakan suatu perjanjian antara si penanggung


(21)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 21 dengan si tertanggung, namun pada akhir-akhir ini mulai timbul banyak pendapat seyogyanya pengertian asuransi lebih diperluas. Pengertian asuransi tidak terbatas hanya pada memberikan perlindungan pada tertanggung saja, tetapi juga kepada seluruh anggota masyarakat. Penggertian asuransi yang seperti ini dikenal dengan nama asuransi sosial (social insurance) yang kesehatan termasuk ke dalamnya.

3.1.2Fungsi Asuransi

1. Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

2. Kumpulan Dana

Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar resiko yang terjadi.

3.1.3 Bentuk Pokok Asuransi

Bentuk klasik asuransi kesehatan terdiri dari tiga pihak (third party) yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Ketiga pihak yang dimaksud ialah:

1. Tertanggung peserta

Yang dimaksud dengan tertanggung (client) atau peserta ialah mereka yang terdaftar sebagai anggota, membayar iuran (premi) sejumlah dan dengan mekanisme tertentu dan karena itu ditanggung biaya kesehatannya.


(22)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 22 Yang dimaksud dengan penanggung atau badan asuransi (health insurance institution) ialah yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola iuran serta membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan peserta.

3. Penyedia pelayanan

Yang dimaksud dengan penyedia pelayanan (health provider) ialah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbal jasa dari badan asuransi.

3.1.4 Pengertian Premi Asuransi

Subagyo, dkk. (1998 : 84) mendefinisikan premi asuransi adalah sebagai uang yang dibayarkan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi yang dapat ditentukan dengan cara tertentu.

Menurut Juli Irmayanto, dkk. (1997 : 144) premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.

Sedangkan menurut SoeisnoDjojosoedarso (2003 : 127) mengemukakan premi asuransi sebagai pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko para penanggung.

Dengan demikian premi asuransi akan merupakan :

1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (pada asuransi kerugian).


(23)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23 2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa).

Potongan iuran wajib atau premi untuk dana pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negeri sipil (PNS), dan penerima pensiun beserta anggota keluarganya, diatur melalui Keputusan Presiden. Keputusan Presiden yang masih berlaku sampai sekarang adalah Keputusan Presiden No. 8 tahun 1977, menyatakan bahwa 2 persen dari penghasilan pegawai digunakan untuk pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun. Kemudian dengan UU No. 43 tahun 1999, pasal 32, dinyatakan bahwa untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan pemerintah menanggung subsidi dan iuran yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

3.1.5 Pengertian Penerimaan

Menurut Ahmed Riahi dan Belkaoui (2006:242) penerimaan adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau komvinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi bagian dari operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang berjalan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek adalah:

1. Perkenalan dengan para staf dan karyawan PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat


(24)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 24 2. Mendapatkan penjelasan umum tentang kepegawaian dan struktur organisasi PT

Askes (Persero) Regional V Jawa Barat 3. Mengarsip Surat Masuk dan Keluar

4. Menginput data penutupan kas menggunakan aplikasi keuangan PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat

5. Rekap slip gaji pegawai

6. Memeriksa kelengkapan dokumen Laporan Keuangan bulanan Kantor Cabang 7. Membantu staff PKBL untuk memfotocopy proposal PKBL (Program Kerja Bina

Lingkungan)

8. Menginput data buku Memorial menggunakan aplikasi akuntansi PT Askes (Persero) Regional V

9. Menginput data PDP (Pos Dalam Perjalanan)

10.Menginput data uang lembur dan tunjangan pakaian dinas 11.Menyusun dokumen Laporan Keuangan

12.Menginput data penerimaann SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) 13.Menginput data penerimaan dan pengeluaran kas

14.Menginput data penerimaan dan pengeluaran bank 15.Menginput data Laporan Triwulan II

16.Menginput data pencatatan kasir

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)

PT. Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan


(25)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 25 bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991. Dimana kepesertaan Askes Sosial ini adalah Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/POLRI, Penerima Pensiun Pejabat Negara,Veteran dan Perintis Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, serta Pegawai Negeri Tidak Tetap ( Dokter/Dokter Gigi/Bidan-PTT). Anggota yang dapat diikutsertakan adalah istri atau suami dan hanya dua anak sesuai Keppres No. 16 tahun 1994.

3.3.2 Syarat menjadi Peserta Askes Sosial

Mengisi Daftar isian Peserta dengan melampirkan :

Fotocopy SK terakhir/Petikan Gelar Kehormatan Veteran/SK Perintis Kemerdekaan, Surat Nikah, Akte KelahiranAnak atau Keterangan Lahir

Surat Keterangan dari Sekolah/Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dan 21 tahun dan dibawah 25 tahun)

Daftar Gaji (bagi PNS aktif), Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Pensiunan dan melampirkan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Perorangan (SPMT) bagi Pegawai TidakTetap (PTT)

Pasfoto masing-masing dua lembar ukuran 2x3

Kartu diterbitkan oleh Kantor PT. Askes (Persero) Cabang atau PT. Askes (Persero) Kabupaten/Kota setempat


(26)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 26 3.3.3 Hak Peserta Askes Sosial

Memiliki Kartu Askes, untuk dapat dilayani pada fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Memperoleh penjelasan tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan

Menyampaikan keluhan baik secara lisan (telepon atau datang langsung) atau tertulis, ke Kantor PT Askes (Persero) setempat

Gambar kartu peserta askes sosial:

Gambar 3.1 Kartu Peserta 3.3.4 Kewajiban Peserta Askes Sosial

Membayar iuran

Memberikan data identitas diri untuk penerbitan Kartu Askes.

Mentaati semua ketentuan dan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku. Menjaga Kartu Askes agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak.

3.3.5 Premi Askes Sosial

Dalam rangka penyelengaraan program jaminan kesehatan tersebut, PT Askes (Persero) menerima iuran peserta berupa pembayaran premi asuransi dan besarnya


(27)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 27 premi tersebut ditetapkan dengan Keputusan Presiden, yang mana premi asuransi tersebut merupakan imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung.

Iuran yang diberikan Pemerintah dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun besarnya sama dengan iuran yang dibayar oleh Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun. Yang dimaksud penghasilan adalah gaji pokok dan tunjangan keluarga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian pelaksanaan kewajiban Pemerintah untuk memberikan iuran sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun tersebut dilakukan secara bertahap seseuai dengan kemampuan Negara. Pemerintah selalu meningkatkan besarnya iuran dari waktu ke waktu sampai dengan mencapai besranya iuran yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Iuran untuk Veteran dan Perintis Kemerdekaan, ditanggung Pemerintah atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pelaksana pembayaran iuran dilakukan oleh Menteri Keuangan.

Pengelompokan Premi Peserta Askes Sosial

 Premi yang dibayar peserta, dipotong dari penghasilan pegawai setiap bulan oleh Dinas/Instansi yang bersangkutan

2% dari Gaji Pokok + Tunj.Keluarga -- Iw Pns.  Premi Iuran Pemerintah Pusat / Daerah

2% dari Gaji Pokok + Tunj.Keluarga - Iw Pemda Landasan Hukum : Pp No. 28 Th.2003


(28)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 28 Th.2003 Premi Subsidi -dibayarkan oleh Pemerintah Pusat Rp. 250 M - Keputusan Menteri Keuangan No. 378/Kmk.02/2003

 Premi Peserta Pensiunan ;Pns,Abri - 2% Gaji Pokok + Tunj, diterima langsung di Tingkat Pusat

 Premi Peserta Tuvet,Pk - Diterima Langsung Di Tingkat Pusat. Landasan Hukum

 Kepres no 8 tahun 1977, pada kepres ini ditetapkan besaran potongan iuran pemeliharaan kesehatan :

– PNS : sebesar 2 % x (GP + TK).

– PP : sebelum 1/1/77 sebesar 5 % x (GP+TK ) sesudah 1/1/77 sebesar 2 % (GP+TK)

 PP 28 tahun 2003 mewajibkan pemberi kerja mengiur sebesar 2 % x (GP + TK)

– PNS Pusat dan Pensiun beban APBN

– PNS Daerah beban APBD

Penghentian pembayaran iuran akan mengakibatkan berhentinya kepesertaan anggota pemeliharaan kesehatan. Penghentian tersebut dapat terjadi karena beberapa hal yaitu:

a. Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, apabila yang bersangkutan sudah tidak lagi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan tidak lagi menerima pensiun.

b. Bagi Veteran dan Perintis Kemerdekaan atau janda/duda dan atau anak sah yang masih menjadi tanggungan sejak iuran wajibnya tidak ditanggung lagi oleh Pemerintah.


(29)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 29 c. Bagi Pegawai Badan Usaha dan Badan lainnya atau penerima pensiunnya, apabila yang bersangkutan tidak membayar iuran atau iurannya tidak dibayarkan lagi oleh badan yang bersangkutan.

Transaksi pendapatan dan pembebanan biaya atas transaksi keuangan dicatat oleh fungsi keuangan dan treasury (pembendaharaan) berdasarkan cash basis, sedangkan pencatatan oleh fungsi akuntansi berdasarkan accrual basis. Transaksi keuangan meliputi transaksi atas pendapatan dan pembebanan dari operasional rutin perusahaan. Pengakuan pendapatan atau beban biaya operasional / rutin dilakukan pada saat timbulnya hak dan kewajiban. Penetapan klasifikasi transaksi adalah dengan memperhatikan catatan akuntansi terdahulu, dimana setiap transaksi mempunyai keterkaitan dan keterikatan satu dengan lainnya dimasa periode akuntansi yang lalu maupun yang akan datang.

Transaksi keuangan / investasi secara umum dikelompokkan berdasarkan sifat dan jenis, pengakuan pendapatan maupun beban biaya dilakukan pada saat dilakukan verifikasi administrasi keuangan. Khusus transaksi biaya pelayanan kesehatan, pengakuan atas beban biaya, hutang ataupun piutang pada saat klaim pelayanan kesehatan disetujui dan disyahkan oleh kepala unit kerja. Sedangkan transaksi kepesertaan, pengakuan atas hutang piutang premi pada saat jatuh tempo pembayaran premi Pendapatan Premi Askes Sosial.

Transaksi penerimaan yang diakui menjadi pendapatan operasional meliputi pendapatan Askes Sosial, bersumber dari :

1) Premi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Pusat.

2) Premi Pegawai Negeri Sipil Daerah ( PNS ) Otonom.

3) Premi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan di BUMN/D 4) Subsidi dari Pemerintah Pusat / Daerah


(30)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 30 5) Premi Peserta Penerima Pensiun.

6) Subsidi dari Veteran Non Tuvet ( Tunjangan Veteran) dan Perintis Kemerdekaan. Posedur akuntansi dan Keuangan atas Penerimaan Pendapatan Premi Sosial :

1) Iuran Wajib PNS Daerah

2) Iuran Wajib PNS Pusat di Daerah (SPM – LS) 3) Iuran Wajib Gaji Terusan

3.3.6 Prosedur Penerimaan Premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero) 1) Ketentuan Umum :

1.PEMDA adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah Lainnya sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah

2.PNS Daerah adalah CPNS dan PNS yang gajinya dibebankan pada APBD 3.Iuran Wajib PNS Daerah adalah iuran yang dipotong 10% dari Gaji Pokok &

Tunjangan Keluarga PNS Daerah untuk Iuran Pensiun, Iuran Tabungan Hari Tua dan Iuran Pemeliharaan Kesehatan

4.Iuran PEMDA adalah Kontribusi Dana sebesar 2% dari Gaji Pokok & Tunjangan Keluarga PNS yang diberikan oleh PEMDA Setiap Bulan untuk Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi PNS Daerah.

5. PIHAK KETIGA adalah pihak-pihak yang menerima pembayaran pengembalian penerimaan Iuran Wajib PNS Daerah, Tabungan Perumahan dan Iuran Pemda yaitu PT. Taspen (Persero), PT. Askes (Persero), dan Sekretariat Tetap Bendahara Bapertarum-PNS

6.KAS NEGARA adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan Negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.


(31)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 31 7.BENDAHARA UMUM DAERAH (BUD) adalah pejabat yang diberi tugas

untuk melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah

8.Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah instansi vertikal Dirjen Perbendaharaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan

9.Bank Persepsi adalah Bank Umum yang ditunjuk oleh MenKeu untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan negara bukan pajak

10.SSBP adalah surat setoran yang digunakan oleh PEMDA untuk menyetorkan Iuran Wajib PNS Daerah, Tabungan Perumahan dan Iuran Pemda ke Bank/Pos Persepsi

11.Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara (MPN).

12.Nomor Transaksi Bank (NTB) adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Bank.

13.Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada Pemda selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang.

14.Iuran Subsidi Pemda dalam penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi PNS Daerah dibebankan kepada APBD dengan besaran yang dibayarkan secara bertahap sbb:


(32)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 32  Tahun 2005 : 50% dari Iuran Wajib PNS

 Tahun 2006 : 75% dari Iuran Wajib PNS

 Tahun 2007 dst…: 100% dari Iuran Wajib PNS

2) Tata Cara Pemotongan dan Penyetoran

1. SKPD mencantumkan besaran Iuran Wajib PNS Daerah dalam kolom potongan daftar gaji dan SPM

2. BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana untuk pembayaran gaji stelah memungut Iuran Wajib PNS Daerah

3. BUD memotong Iuran Wajib PNS Daerah atas pembayaran gaji induk, haji susulan, gaji terusan, dan kekurangan gaji PNS Daerah.

4. PEMDA bertanggung jawab dan berkewajiban membayar Iuran Pemda dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi PNS Daerah atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

5. BUD menyetorkan Iuran Wajib PNS Daerah dan Iuran Pemda ke KAS NEGARA melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan SSBP selambat-lambatnya tanggal 5 (lima) setiap bulan atau hari kerja berikutnya apabila tanggal 5(lima) adalah hari libur.

6. BUD menerima lembar ke-1 dan ke-3 Bukti Penerimaan Negara / SSBP yang telah mendapat NTB/NTP/NTPN dari Bank / Pos Persepsi

7. BUD mengirimkan copy lembar ke-3 SSBP, Daftar Rekapitulasi Hasil Pemungutan Iuran Wajib PNS dan Iuran Pemda serta Daftar Rincian Jumlah Pegawai dan Realisasi Pembayaran Gaji PNS Daerah kepada Kantor Cabang PT. Askes (Persero) setempat paling lambat setiap akhir bulan.


(33)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 33 Gambar 3.2

Alur Dokumen Penerimaan Premi Iuran PNS dari Pemda 3) Prosedur penerimaan yang dilakukan PT Askes (Persero) yaitu:

1. Seksi Keuangan dan Seksi Umum di Kantor Cabang akan meminta SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak pada Pemda (Pemerintah Daerah) ,dimana SSBP tersebut ada yang terlampir per satuan kerja atuu per Pemda setempat.

2. SSBP yang berasal sari premi Iuran Wajib peserta Kabupaten/Kota dan telah disetor melalui Bank Persepsi, harus dilegalisir oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) setempat per Kabupaten/Kota sebagai dasar perhitungan pengakuan pendapatan premi askes wajib setiap bulannya dengan kode akun Pendapatan Premi (60101001).

3. Pengakuan Pendapatan premi dari Iuran Pemerintah Daerah per Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2003 dan telah disetor melalui Bank Persepsi. SSBP tersebut harus dilegalisir oleh KPPN, dicatat sebagai pendapatan premi dengan kode akun Pendapatan Premi Iuran Pemerintah Daerah (60104001) di Kantor Cabang.


(34)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 34 4. Data SSBP tersebut akan di input di Aplikasi Iuran Wajib yang terdapat di tiap

Kantor Cabang, data yang telah di input harus sesuai dengan SSBP.

5. Perlakuan akuntansi pendapatan premi iuran wajib dan pendapatan premi dari iuran daerah adalah :

1)Kantor Cabang

Pada saat SSBP diterima oleh Kantor Cabang dari Pemerintah Daerah, dibukukan pada Buku Memorial:

20301001 Pos Pembebanan Pendapatan Kantor Pusat xxx

60101001 Pendapatan Premi Iuran Wajib Peserta xxx 60104001 Pendapatan Premi Iuran Pemerintah Daerah xxx Rekapitulasi daftar piutang Premi Iuran Wajib Peserta dan Iuran Pemerintah Daerah dari masing-masing Kabupaten/Kota per Kantor Regional dikirimkan ke Kantor Pusat di Divisi Keuangan dan Bidang Akuntansi Pusat bersama laporan keuangan bulanan. Jika Kantor Cabang membutuhkan data kembali harus mendownload data terlebih dahulu dari database Kantor Pusat.

2)Kantor Pusat

Pada saat melakukan jurnal balik dari pembebanan pendapatan premi Iuran Wajib dan Iuran Pemerintah Daerah dari Kantor Cabang ke Kantor Regional :

10301001 Piutang Premi xxx

20301001 Pos Pembebanan Pendapatan Kantor Pusat xxx 6. Setiap akhir bulan Aplikasi Iuran Wajib di setiap Kantor Cabang akan dikunci

oleh Kantor Regional, hal ini dilakukan agar data tidak diubah baik itu nmenambah maupun mengurang. Apabila ada kelebihan akan dialokasikan pada


(35)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 35 bulan berikutnya, namun apabila ada kekurangan akan menjadi piutang bulan berikutnya.

7. Kantor Pusat melalui Divisi Keuangan kemudian akan melakukan penagihan iuran Iuran Wajib Peserta dan Iuran Pemerintah Daerah pada Departemen Keuangan.


(36)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 36 Pemda Seksi Keuangan

Kantor Cabang

Bidang Keuangan Kantor Regional

Divisi Keuangan Kantor Pusat

Gambar 3.3

Prosedur Penerimaan Premi Askes Sosial

Tidak


(37)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 37 4). Penatausahaan Dana Pihak Ketiga

1. Kantor Cabang PT. ASKES (Persero) melakukan Verifikasi atas copy lembar ke-3 SSBP dan dokumen lainnya dari BUD.

2. Apabila menurut verifikasi ternyata terdapat kekurangan setor dari Pemda, maka Kantor Cabang PT. Askes (Persero) mengirimkan surat tagihan kepada Pemda yang bersangkutan

5). Rekonsiliasi

1. Pemda, Pihak Ketiga dan KPPN melakukan rekonsiliasi data penerimaan Iuran Wajib PNS Daerah dan Iuran Pemda sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam setahun.

2. Hasil Rekonsiliasi Dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi yang ditandatangani oleh masing-masing Pihak.

3. Apabila menurut hasil rekonsiliasi ternyata terdapat kekurangan penyetoran dari Pemda, maka Kantor Cabang PT. Askes (Persero) mengirimkan surat tagihan kepada Pemda

4. BUD wajib menyetor kekurangan penyetoran ke Kas Negara paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal surat tagihan.

5. PT. Askes (Persero) dan KPPN mengirimkan Laporan Hasil Rekonsiliasi, Berita Acara Rekonsiliasi, dan rincian data hasil rekonsiliasi dalam bentuk Soft Copy ke Kantor Pusat masing-masing sebagai bahan Rekonsiliasi ditingkat Pusat.


(38)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 38 3.3.7 Bidang-Bidang yang Terlibat dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial

1. Seksi Keuangan dan Umum di Kantor Cabang

Dibawah pengawasan Kepala Seksi Keuangan, bertanggung jawab atas pelaporan dan pengiriman data ke Kantor Pusat.

2. Bidang Keuangan di Kantor Regional

Dibawah pengawasan Kepala Bidang Keuangan,bertanggung jawab atas pemeriksaan data SSBP yang dikirimkan Kantor Cabang dan penguncian data SSBP dalam Aplikasi Iuaran Wajib.

Bertanggung jawab atas rekonsiliasi data dari Kantor Cabang 3. Divisi Keuangan di Kantor Pusat

Dibawah pengawasan Kepala Divisi Keuangan, bertanggung jawab atas penerimaan data dari Kantor Cabang dan penagihan iuran kepada Deparetemen Keuangan.

3.3.8 Hambatan atau Kendala dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh PT Askes (Persero) Regional V dalam penerimaan premi Askes Sosial yaitu sebelum diterapkannya Aplikasi Iuran Wajib, data yang dikirimkan Kantor Cabang masih sering diubah dengan menambah ataupun mengurang.

3.3.9 Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi hambatan atau kendala yang terjadi pada proses penerimaan premi Askes Sosial yaitu dengan cara menerapkan Aplikasi Iuran Wajib pada setiap Kantor Cabang dab melakukan penguncian data pada setiap akhir bulan sehingga data tidak dapat diubah.


(39)

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 39 Kebijakan proses penerimaan premi Askes Sosial yang dilakukan perusahaan selama ini memang mengalami hambatan dalam penerimaan data yang dikirim dari Kantor Cabang,sehingga mempengaruhi proses pencatatan di Kantor Regional.Namun dalam mengalami hambatan itu perusahaan melakukan berbagi upaya yang baik degan menerapkan sistem online Aplikasi Iuran Wajib sehingga proses penerimaan data tidak mengalami hambatan lagi.

Dari evaluasi di atas, dapat disimpulkan bahwa prosedur penerimaan premi Askes Sosial harus benar-benar diawasi dengan baik sehingga tidak ada kecurangan dalam pengiriman maupun penerimaan data SSBP,dengan demikian upaya yang telah diterpakan kan berguna dengan baik.


(40)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 40 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kerja praktek yang penulis laksanakan pada PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat yang ditempatkan pada Bidang Keuangan dan Akuntansi, serta didukung oleh teori kepustakaan dan data yang telah penulis pelajari dari pembahasan hasil kerja praktek pada bab-bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari uraian bab-bab sebelumnya mengenai prosedur penerimaan premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Pada proses penerimaan Premi askes Sosial pada PT Askes (Persero) sudah baik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu menggunakan Aplikasi Iuran Wajib sehingga tidak perlu lagi menggunakan cara manual.

2. Bidang yang terlibat dalam proses proses penerimaan Premi askes Sosial pada PT Askes (Persero) adalah Seksi Keuangan dan Umum Kantor Cabang,Bidang Keuangan Kantor Regional dan Divisi Keuangan Kantor Pusat.

3. Adapun hambatan dalam penyajian proses penerimaan Premi askes Sosial pada PT Askes (Persero) , yaitu sebelum diterapkannya Aplikasi Iuran Wajib,


(41)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 41 data yang dikirimkan Kantor Cabang masih sering diubah dengan menambah ataupun mengurang.

4. Upaya yang oleh perusahaan untuk mengatasi hambatan atau kendala yang terjadi pada proses penerimaan premi Askes Sosial yaitu dengan cara menerapkan Aplikasi Iuran Wajib pada setiap Kantor Cabang dan melakukan penguncian data pada setiap akhir bulan sehingga data tidak dapat diubah. 4.2 Saran

1. Dalam proses penerimaan Premi askes Sosial pada PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat sebaiknya memanfaatkan teknologi computer dalam bentuk aplikasi system selain menggunakan aplikasi Microsoft Excel yaitu seperti MYOB ataupun program komputer lainnya sehingga dapat mengoptimalkan kinerja komputerisasi di bidang keuangan dan accounting untuk meringankan pelaksanaan pekerjaan.

2. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerimaan Premi Askes Sosial dan mendata bukti fisik penerimaan sesuai tanggal dan nomor transaksi, apabila terdapat selisih data sehingga mudah untuk mendapatkan solusinya..

3. Dalam proses penerimaan Premi Askes Sosial harus lebih teliti agar tidak terjadi selisih data.

4. Terus berupaya untuk meningkatkan pencegahan kecurangan yang mungkin dapat terjadi.


(42)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENERIMAAN PREMI ASKES

SOSIAL PADA PT ASKES (PERSERO) REGIONAL V

JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Studi S-1 Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : HERA SEPTHIAN DEWITRI NIM : 21107070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(43)

iv DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ...1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ...3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ...4

1.4 Metodologi Kerja Praktek ...5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek...6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Askes (Persero) ...8

2.2 Struktur Organisasi PT Askes (Persero) Regional V ...12

2.3 Deskripsi Jabatan PT Askes (Persero) Regional V ...13

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ...15

2.4.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)……… ...15

2.4.2 Askes Komersil (Asuransi Kesehatan Komersil)……… .16

2.4.3 Askes JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)… ....16

2.4.4 Askes PJKMU (Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum)……… 17


(44)

v

2.4.5 Askes JAMKESMEN (Jaminan Kesehatan Menteri)………18

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ...19

3.1.1 Pengertian Asuransi... ...19

3.1.2 FungsiAsuransi……… ...21

3.1.3 Bentuk Pokok Asuransi……….. ..21

3.1.4 Pengertian Premi Asuransi... ...22

3.1.5 Pengertian Penerimaan……….. ...23

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek……… 23

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……… ..24

3.3.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)………. ..24

3.3.2 Syarat menjadi Peserta Askes Sosial……… ...25

3.3.3 Hak Peserta Askes Sosial………. ....26

3.3.4 Kewajiban Peserta Askes Sosial……….. ....26

3.3.5 Premi Askes Sosial……….. ...26

3.3.6 Prosedur Penerimaan Premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero)………...30

3.3.7 Bidang-Bidang yang Terlibat dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38

3.3.8 Hambatan atau Kendala dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38

3.3.9 Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38


(45)

vi BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………. ...39

4.2 Saran……… ..40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 42


(46)

42

DAFTAR PUSTAKA

Riahi – Belakoui, Ahmed, 2006 : Teori Akuntansi ,Edisi 5: Salemba 4 Jakarta Dahlan, Siamat,2004: Manajemen Lembaga Keuangan,Refika Aditama Bandung

Undang-Undang no. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian , Departemen Keuangan : Jakarta

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia:1992 , Departemen Keuangan : Jakarta

Surat Edaran No.73/Ed/0906,Departemen Keuangan: Jakarta

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-03/PB/2008,Departemen Keuangan: Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1991, Presiden Republik Indonesia: Jakarta

Keputusan Direksi PT Askes (Persero) Nomor.70/Kep/0110, PT Askes (Persero) : Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2003: Presiden Republik Indonesia Jakarta

Surat Edaran No. SE-02/PB 2010 ,Departemen Keuangan : Jakarta http://www.google.co.id/ penerimaanpremi,Oktober 2010

http://www.kabarbisnis.com/keuangan/asuransi/286970-Askes_ premi_.html, Oktober 2010

http://lkpk.org/info/kemampuan-dan-kemauan-membayar-premi-asuransi-kesehatan-di-kab.html, Oktober 2010

http://bataviase.co.id/node/265849, Oktober 2010

http://ekonomi.tvone.co.id/berita/view/28269/2009/11/24/premi_askes_capai_rp6_triliun/ , Oktober 2010

http://www.prudent.web.id/asuransi-prudential/artikel/kamus-asuransi-pengertian-istilah-istilah-dalam-asuransi.html, Oktober 2010

http://radenbeletz.com/new-pengertian-premi-asuransi, Oktober 2010

http://radenbeletz.com/arti-asuransi-definisi-fungsi-asuransi.html, Oktober 2010 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063124-pengertian-premi-asuransi/, Oktober 2010


(1)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 41 data yang dikirimkan Kantor Cabang masih sering diubah dengan menambah ataupun mengurang.

4. Upaya yang oleh perusahaan untuk mengatasi hambatan atau kendala yang terjadi pada proses penerimaan premi Askes Sosial yaitu dengan cara menerapkan Aplikasi Iuran Wajib pada setiap Kantor Cabang dan melakukan penguncian data pada setiap akhir bulan sehingga data tidak dapat diubah. 4.2 Saran

1. Dalam proses penerimaan Premi askes Sosial pada PT Askes (Persero) Regional V Jawa Barat sebaiknya memanfaatkan teknologi computer dalam bentuk aplikasi system selain menggunakan aplikasi Microsoft Excel yaitu seperti MYOB ataupun program komputer lainnya sehingga dapat mengoptimalkan kinerja komputerisasi di bidang keuangan dan accounting untuk meringankan pelaksanaan pekerjaan.

2. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerimaan Premi Askes Sosial dan mendata bukti fisik penerimaan sesuai tanggal dan nomor transaksi, apabila terdapat selisih data sehingga mudah untuk mendapatkan solusinya..

3. Dalam proses penerimaan Premi Askes Sosial harus lebih teliti agar tidak terjadi selisih data.

4. Terus berupaya untuk meningkatkan pencegahan kecurangan yang mungkin dapat terjadi.


(2)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENERIMAAN PREMI ASKES

SOSIAL PADA PT ASKES (PERSERO) REGIONAL V

JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Studi S-1 Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : HERA SEPTHIAN DEWITRI NIM : 21107070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

iv DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ...1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ...3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ...4

1.4 Metodologi Kerja Praktek ...5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek...6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Askes (Persero) ...8

2.2 Struktur Organisasi PT Askes (Persero) Regional V ...12

2.3 Deskripsi Jabatan PT Askes (Persero) Regional V ...13

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ...15

2.4.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)……… ...15

2.4.2 Askes Komersil (Asuransi Kesehatan Komersil)……… .16

2.4.3 Askes JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)… ....16

2.4.4 Askes PJKMU (Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum)……… 17


(4)

v

2.4.5 Askes JAMKESMEN (Jaminan Kesehatan Menteri)………18

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ...19

3.1.1 Pengertian Asuransi... ...19

3.1.2 FungsiAsuransi……… ...21

3.1.3 Bentuk Pokok Asuransi……….. ..21

3.1.4 Pengertian Premi Asuransi... ...22

3.1.5 Pengertian Penerimaan……….. ...23

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek……… 23

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……… ..24

3.3.1 Askes Sosial (Asuransi Kesehatan Sosial)………. ..24

3.3.2 Syarat menjadi Peserta Askes Sosial……… ...25

3.3.3 Hak Peserta Askes Sosial………. ....26

3.3.4 Kewajiban Peserta Askes Sosial……….. ....26

3.3.5 Premi Askes Sosial……….. ...26

3.3.6 Prosedur Penerimaan Premi Askes Sosial pada PT Askes (Persero)………...30

3.3.7 Bidang-Bidang yang Terlibat dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38

3.3.8 Hambatan atau Kendala dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38

3.3.9 Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Penerimaan Premi Askes Sosial...38


(5)

vi BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………. ...39

4.2 Saran……… ..40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 42


(6)

42

DAFTAR PUSTAKA

Riahi – Belakoui, Ahmed, 2006 : Teori Akuntansi ,Edisi 5: Salemba 4 Jakarta Dahlan, Siamat,2004: Manajemen Lembaga Keuangan,Refika Aditama Bandung

Undang-Undang no. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian , Departemen Keuangan : Jakarta

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia:1992 , Departemen Keuangan : Jakarta

Surat Edaran No.73/Ed/0906,Departemen Keuangan: Jakarta

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-03/PB/2008,Departemen Keuangan: Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1991, Presiden Republik Indonesia: Jakarta

Keputusan Direksi PT Askes (Persero) Nomor.70/Kep/0110, PT Askes (Persero) : Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2003: Presiden Republik Indonesia Jakarta

Surat Edaran No. SE-02/PB 2010 ,Departemen Keuangan : Jakarta http://www.google.co.id/ penerimaanpremi,Oktober 2010

http://www.kabarbisnis.com/keuangan/asuransi/286970-Askes_ premi_.html, Oktober 2010

http://lkpk.org/info/kemampuan-dan-kemauan-membayar-premi-asuransi-kesehatan-di-kab.html, Oktober 2010

http://bataviase.co.id/node/265849, Oktober 2010

http://ekonomi.tvone.co.id/berita/view/28269/2009/11/24/premi_askes_capai_rp6_triliun/ , Oktober 2010

http://www.prudent.web.id/asuransi-prudential/artikel/kamus-asuransi-pengertian-istilah-istilah-dalam-asuransi.html, Oktober 2010

http://radenbeletz.com/new-pengertian-premi-asuransi, Oktober 2010

http://radenbeletz.com/arti-asuransi-definisi-fungsi-asuransi.html, Oktober 2010 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063124-pengertian-premi-asuransi/, Oktober 2010