193
B. Persiapan Perawatan Wajah Berdasarkan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Persiapan kerja perawatan wajah yaitu : 1. Area kerja disiapkan sesuai dengan kegiatan perawatan wajah yang
akan dilakukan, termasuk facial bed yang akan digunakan dan tempat sampah.
2. Alat-alat yang diperlukan untuk perawatan wajah disiapkan kemudian ditata dengan memenuhi prinsip efisiensi dan kepraktisan kerja. Alat
perawatan yang disiapkan mencakup perawatan secara manual dan menggunakan teknologi. Alat perawatan wajah pastikan dalam
keadaan steril.
3. Siapkan lenna yang diperlukan untuk perawatan wajah seperti baju kerja, baju klien kamisol, seprei, selimut, handuk, waslap dan
penutup kepala. Pastikan lenna ini dalam keadaan bersih kemudian ditata dengan memperhatikan kepraktisan kerja.
4. Tata facial bed yang akan digunakan mulai dari pemasangan seprei, alas kepala dan selimut serta distel ketinggiannya sesuai tinggi orang
yang melakukan perawatan. 5. Diri pribadi disiapkan sesuai dengan peraturan kesehatan,
keselamatan kerja serta dengan mengacu pada etika professional, seperti mengenakan baju kerja, tangan dalam keadaan bersih, tidak
memakai perhiasan dan gunakan alas kaki yang tidak terlalu tinggi maksimal 3 cm.
6. Siapkan bahan dan kosmetik yang diperlukan untuk perawatan wajah, mulai dari air hangat, kapas, tissue, alkohol 70 , kosmetika
pembersih wajah, adonan masker, cream massage, serbuk peeling dan kosmetika penyegar termasuk es batu kalau diperlukan,
kemudian ditata dengan memenuhi prinsip efisiensi dan kepraktisan kerja. Pastikan bahan dan kosmetik perawatan wajah tersebut sesuai
kebutuhan sesuai hasil diagnosis, dan dalam keadaan baik, bersih, aman digunakan serta belum kedaluwarsa.
7. Klien disiapkan untuk dilakukan perawatan : 1 Sepatu, tas dan perhiasan klien dilepas serta disimpan dengan baik dan aman. 2
Pakaian bagian atas klien dibuka, siapkan klien di facial bed dan bagian badan atas klien ditutup dengan kain penutup badan selimut.
3 Rambut klien ditutup dengan pengikat rambut atau handuk. 4 Selimut dan penutup badan dirapihkan.
C. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat
Penanganan keadaan darurat dimaksudkan sebagai pemberian bantuan secara sementara sebelum memperoleh perawatan medis dari seorang
ahli yang berwenang. Pertolongan ini juga dimaksudkan untuk memberi
Di unduh dari : Bukupaket.com
194
kan ketenangan pada korban, mengurangi rasa takut dan kegelisahan, dan mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya yang lebih serius.
Ketepatan tindakan pertolongan pertama sangat mempengaruhi penyembuhan, cepatnya penyembuhan bahkan dapat menyelamatkan
jiwa korban.
Pertolongan pada perawatan kecantikan ini berhubungan dengan kasus renjatan shock, luka dan perdarahan, asfiksia, dan keracunan.
1. Renjatan shock
Renjatan shock adalah keadaan payah peredaran darah yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat, pernapasan yang cepat
dan dangkal, perasaan takut dan gelisah, rasa haus dan lemah, kulit yang dingin dan pucat, serta kesadaran yang menurun sehingga
penderita mengacuhkan keadaan sekelilingnya.
Untuk mengatasi renjatan, segera lakukan tindakan berikut : a
Korban diletakkan terlentang, kepala lebih rendah dari pada kaki. b
Seluruh tubuh diselimuti untuk melawan kehilangan panas tubuh. c
Jika korban masih sadar dan dapat dapat menelan, segera beri minuman hangat yang tidak beralkohol, missal the hangat manis.
d Jika korban pingsan, usahakan agar segera siuman dengan
menyurungkan uap amoniak di bawah hidungnya.
2. Luka dan Perdarahan
Umumnya tiap luka menimbulkan perdarahan. Perdarahan itu dapat terjadi ke luar atau ke dalam rongga-rongga badan.
Perdarahan ke luar, diatasi dengan : a
Pembalut tekanan. Luka ditekan erat-erat dengan kain kasa steril atau dengan sapu tanagan yang baru diseterika; perdarahan dari
vena dan perdarahan ringan dapat segera dihentikan. Perdarahan pada anggota badan lengan dan tungkai dapat
berhenti lebih cepat lagi dengan meletakkan anggota abadan yang bersangkutan ke atas.
b Jika dengan pembalut tekanan setelah 5 menit, perdarahan
belum berhenti, usahakan mengatasi perdarahan dengan menekan arteri di tempat pembuluh itu melintasi tulang pada
tempat terdekat dari luka ke arah jantung. Selekas perdarahan berhenti. Diberi pembalut tekanan, lalu tekanan pada arteri
berangsur-angsur dihentikan.
c Memakai tuniket jerat yang diputar, jika perdarahan pada
lengan atau kaki tidak dapat dihentikan dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
195
Perdarahan ke dalam, dapat terjadi karena cedera atau karena penyakit pada alat-alat tubuh, seperti paru-paru, lambung, hati, limpa,
atau usus. Darah dapat mengisi rongga-rongga badan atau masuk ke dalam rongga alat-alat dalam. Pada hal terakhir, darah dapat keluar
sewaktu penderita batuk, muntah, atau sewaktu buang air besar. Hal demikian dapat menimbilkan terjadinya renjatan shock. Upaya
penanganannya, secepat mungkin minta pertolongan dokter.
3. Asfiksia
Asfiksia dapat terjadi karena hambatan penyeluran udara pernapasan dari luar cekikan, jerat pada gantung diri, dan tenggelam, atau
karena penyumbatan saluran pernapasan oleh benda asing di dalam tenggorok, batang tenggorok, atau cabang tenggorok.
Pada asfiksia karena sebab-sebab dari luar, penyebabnya segera dijauhkan dari penderita. Jika pernapasan telah berhenti,
segera lakukan pernapasan buatan. Pada korban asfiksia karena tenggelam, segera beri bantuan pernapasan buatan, jangan
membuang waktu dengan usaha-usaha untuk mengeluarkan air dari badannya. Jika asfiksia disebabkan kemasukan benda asing ke
dalam saluran pernapasan, maka jorban dianjurkan membungkuk atau diletakkan telungkup dengan kepala dan bahu ke luar dari
tempat tidur, kemudian pukul-pukul pada bagian punggungnya, diantara kedua tulang belikat. Jika benda asing tidak juga keluar,
segera minta bantuan medis dan bila perlu selama dalam perjalanan dikerjakan pernapasan buatan.
4. Keracunan
Pada keracunan melalui mulut diperlukan tindakan segera, karena makin lama racun terdapat di lambung, maka racun akan menyebar
ke dalam darah yang dapat menimbulkan pusing, muntah-muntah, sakit perut, kejang-kejang, terkadang mencret bahkan pingsan.
Sambil menunggu pertolongan dokter, upayakan untuk melarutkan racun dan mengeluarkan nya dari lambung dengan menyebabkan
muntah, kecuali jika racun yang tertelah itu adalah asam atau alkali keras.
Beberapa cara untuk menyebabkan korban muntah, yaitu : 1 korban diberi minum larutan air garam panas 1 sdt garam dapur
dalam 1 gelas air panas, 2 korban diberi air sabun sepotong sabun yang dilarutkan dalam segelas air panas, 3 korban dikilik
kerongkongannya dengan jari telunjuk untuk membangkitkan refleks muntah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
196
Korban harus tetap dijaga supaya suhu badannya tidak menurun ditutupi selimut tebal. Jika pernapasannya terhenti, segera
lakukan pernapasan buatan. Jika racun dapat dikeluarkan, korban diberi air minum segelas susu atau putih telur mentah dari 2-5 butir
telur dicampur dengan sedikit air.
D. Tindakan-tindakan khusus dalam perawatan kecantikan 1. Luka Bakar