Strategi Komunikasi Community Development PT Tik Jalur Nugraha Ekakurir Melalui Sponsorship Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama Dalam Meningkatkan Citra Perusahaannya

(1)

viii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTARTABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DOKUMENTASI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 5

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Maksud Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 13

2.1.3 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi ... 28

2.1.4 Tinjauan Tentang Sponsorship ... 37

2.1.5 Tinjauan Tentang Citra ... 40


(2)

ix

3.2.1.1 Informan Penelitian ... 56

3.2.1.2. Informan Pendukung Penelitian... 57

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 58

3.3.1 Studi Pustaka ... 59

3.3.2 Studi Lapangan ... 60

3.4 Uji Keabsahan Data ... 66

3.5 Teknik Analisis Data ...67

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 71

3.6.1 Lokasi Penelitian... 71

3.6.2Waktu Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN& PEMBAHASAN ... 73

4.1 Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Objek Penelitian ... 73

4.1.1.1 PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ... 73

4.1.1.2 JNE Bandung Utama ... 83

4.1.1.3 Kegiatan Sponsorship PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 91

4.1.1.4 Deskripsi Informan Penelitian ... 92

4.1.2 Analisa Hasil Penelitian ... 97

4.1.2. Sasaran Kahalayak Dari Kegiatan Sponsorship Divisi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 99

4.1.2.2 Pesan Dari Kegiatan Sponsorship Divisi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 105


(3)

x

Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub

Bola Basket JNE Bandung Utama ... 115

4.1.2.5 Evaluasi Dalam Kegiatan Sponsorship Divisi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 126

4.2 Pembahasan ... 131

BAB VKESIMPULAN & SARAN ... 140

5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Saran ... 142

5.2.1 Saran Bagi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ... 142

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 144

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 146


(4)

(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Melalui Sponsorship Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama

Dalam Meningkatkan Citra Perusahaannya Di Kalangan Anak Muda)

SKRIPSI

Oleh :

Mochammad Fauzul Haq NIM. 41811135

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(5)

54 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Peneliti melakukan suatu penelitian dengan pendekatan secara Kualitatifdimana untuk mengetahui dan mengamati segala hal yang menjadi ciri sesuatu hal. Menurut David Williams(1995) dalam buku Lexy Moleong menyatakan “Bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah” (Moleong, 2007:5)

Adapun menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln (1987) dalam buku Lexy Moleong, menyatakan “Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” (Moleong, 2007:5)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Moh.Nazir adalah :

“Metode deskriptif bertujuan untuk mendapatkan fakta secara cermat dan faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta berhubungan antar fenomena yang diselidiki serta mengembanngkan atau memaparkan masalah dan mengadakan analisa yang didasarkan atas hasil pengamatan dari berbagai kejadian” (Nazir,1983:63).

Metode deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat adalah :

“Metode deskriptif yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situaso tertentu dengan


(6)

tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidanng tertentu secara faktual dan cermat.”(Rakhmat,1997:22)

Dengan kata lain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, Dikatakan deskriptif karena bertujuan memperoleh pemaparan yang objektif khususnya mengenai strategi komunikasi community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti menggunakan metode deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan interaksi.


(7)

3.2. Teknik Penentuan Informan

3.2.1. Subjek Peneltian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya (atribut-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

3.2.1.1. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut.

Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010:300).

Kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Terlibat dalam perencanaan kegiatan strategi komunikasi, yaitu

sponsorship, antara PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dengan klub bola basket JNE Bandung Utama.

2. Terlibat secara langsung dalam kegiatan strategi komunikasi, yaitu sponsorship, antara PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dengan klub bola basket JNE Bandung Utama.


(8)

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Jenis

kelamin Jabatan

Lama Bekerja

1 Iskandar, S,Si. Laki-laki

Head Of Community Development

3 Tahun

2 Shindu Prabowo,

S.Ap. Laki-laki

Marketing Communication

Manager JNE Bandung

Utama

3 Tahun

Sumber : Peneliti

Alasan peneliti memilih informan karena mereka adalah pihak yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam kegiatan strategi komunikasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, dimana mereka terlibat dari proses perencanaan hingga evaluasi dalam strategi komunikasi berbentuk sponsorship ini.

3.2.2.2 Informan Pendukung Penelitian

Informan pendukung yaitu orang-orang yang hadir dalam kegiatansponsorship PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan pihak yang bekerja sama dalam kegiatan sponsorship antara PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan klub bola basket JNE Bandung Utama. Sehingga dapat memberikan informasi yang akurat mengenai


(9)

informan, dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang di anggap kurang dan sekiranya dibutuhkan.

Tabel 3.2

Informan Pendukung Penelitian

No Nama Jenis kelamin Pekerjaan Usia

1 Virgina Dinar

Lestari Perempuan Mahasiswa 24 Tahun

2 Alfi Arafah Firdausi Laki-laki Mahasiswa 22 Tahun

3 Surliyadin Laki-laki Pemain JNE

Bandung Utama 24 Tahun

Sumber : Peneliti

Alasan peneliti memilih infroman pendukunng adalah karena mereka merupakan pihak yang terlibat dalam kegiatan sponsorship

ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Virgin merupakan ketua salah satu fanbase klub bola basket profesional, Alfi merupakan pecinta basket yang aktif, dan Surliyadin sendiri merupakan pemain basket dari klub JNE Bandung Utama.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid tidak hanya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan informasi-informasi dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan bahan-bahan penelitian untuk di analisis pada akhirnya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan, sebagai berikut:


(10)

3.3.1. Studi Pustaka

Memahami apa yang di teliti, maka upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari pustaka-pustaka lainnya.

Menurut J.Supranto dalam buku Rosadi Ruslan, mengemukakan: “Studi pustaka adalah “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Ruslan, 2003:31)

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data melalui buku buku literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan pembanding dalam pembahasan masalah. Seluruh data yang telah diperoleh melalui cara ini merupakan data yang disajikan dengan cara mengutip dan mengungkapkan kembali teori-teori yang ada yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan demi menunjang kesempurnaan dari hasil penelitian.

b. Penelusuran Data Online

Melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas

online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun informasi teori,


(11)

secepat atau semudah mungkin, sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dan peneliti menggunakan data online seperti dari:

www.google.co.id, www.facebook.com, www.kaskus.coid. Karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini.

3.3.2. Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan berkenaan dengan penelitian yang dilakukan mencakup beberapa cara diantaranya yakni:

1. In-Depth Interview (Wawancara Mendalam)

Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara-mendalam (In-depth Interview).

Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D , mengemukakan bahwa ”Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation". (Sugiyono, 2009:72)

Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.


(12)

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. (Sugiyono, 2009:73-74)

Wawancara Mendalam Dalam buku Metode Penelitian Kualitatif menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A menyebutkan bahwa wawancara mendalam adalah:

“Percakapan dengan maksud dan tujuan tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong:135)

Dari beberapa definisi diatas dapat dilihat bahwa wawancara mendalam merupakan sebuah proses wawancara yang terfokus pada pusat penelitian menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh pewawancara serta dilakukan dengan waktu yang relatif lama antara pewawancara dan informan.


(13)

Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.

Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).

2. Dokumentasi

Istilah Dokumentasi dari kata document (Belanda), document

(Inggris), documentum (Latin). Sebagai kata kerja document

berarti: menyediakan dokumen, membuktikan dengan menunjukkan adanya dokumen; sebagai kata benda berarti: wahana (wahana = kebenaran, alat pengangkut, angkutan, alat untuk mencapai tujuan) informasi, data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi, dan sebaginya.


(14)

Poerwadarminta, W.J.S. menyatakan bahwa “Dokumentasi adalah Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti kutipan-kutipan dari surat kabar dan gambar-gambar)”. (Kamus umum Bahasa Indonesia, 2007) Badudu masih dalam Kamus umum Bahasa Indonesia (1976) megatakan bahwa:

“Dokumentasi adalah Semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila diperlukan, juga gambar dan foto. Mendokumentasikan: mengatur dan menyimpan tulisan atau gambar atau foto sebagai dokumen”.

Memuat data-data pada penelitian sebagai upaya untuk menafsirkan segala hal yang ditemukan dilapangan, perlu adanya dokumentasi-dokumentasi dalam berbagai versi. Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.


(15)

Pada penelitian ini, peneliti akan turut mendokumentasikan segala kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fokus penelitian yang dikaji, dalam hal ini adalah strategi komunkasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui

sponsorship yang dilakukan kepada salah satu klub basket profesional yang berkompetisi di NBL Indonesia yaitu JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaan.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Observasi menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, menyatakan bahwa

“Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut”. Sugiyono (2009:64)

Sugiyono (2009:64) mengklasifikasikan observasi menjadi 3 bentuk yaitu observasi partisipasi (participant observer) yaitu pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan tanpa menggunakan


(16)

pengamat harus mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek, dan observasi kelompok tidak berstruktur ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Menurut Ronny Hanitijo Soemitro dalam buku P. Joko Subagyo yang berjudul Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek: ”Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan” (P. Joko Subagyo, 2006: 63).

Dalam suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis.

Seorang pengamat atau observer harus memiliki pengetahuan yang cukup atas objek observasi, memahami tujuan-tujuan dilaksanakannya suatu penelitian, melakukan pengamatan secara kritis dan cermat, mencatat setiap gejala yang terjadi selama proses observasi, serta harus memiliki pengetahuan terhadap alat-alat ilmiah yang digunakan selama observasi.


(17)

3.4. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang telah dilakukan dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2010:270) cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi data, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan membercheck.

Tetapi penulis memilih beberapa saja sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian yang dilakukan.

1. Meningkatkan Ketekunan (Persistent observation)

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak. (Sugiyono, 2010:272). Contoh persistent observation yang dilakukan oleh peneliti adalah membaca artikel-artikel tentang JNE Bandung Utama di


(18)

official media partner NBL Indonesia, juga membaca penelitian-penelitian terdahulu untuk menambah pengetahuan peneliti.

2. Triangulasi

Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara megecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2010:273)..

Peneliti sendiri melakukan beberapa teknik pengecekan data, data yang peneliti peroleh melalui wawancara mendalam dicek melalui observasi dengan cara terjun langsung mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh JNE dan Bandung Utama.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka diperlukan teknik langkah-langkah untuk menganalisa data-data yang telah diperoleh. Teknik analisa data adalah suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematis mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan antara bagian dan keseluruhan.


(19)

Analisis dalam penelitian jenis apapun adalah merupakan cara berfikir. Analisis adalah untuk mencari pola, karena berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan

“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain”. (Moleong, 2007:248).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dibawah ini merupakan siklus komponen-komponen analisis kualitatif menurut Miles and Huberman (1984) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif


(20)

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data, adalah langkah untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam penelitian langkah ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan. Teknik yang dilakukan adalah wawancara, pengamatan, studi kepustakaan dan penelusuran online. Kesemua teknik itu peneliti lakukan untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Reduksi Data atau Klasifikasi data, adalah proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar dari catatan tertulis lapangan penelitian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban dan kualifasi jawaban informan penelitian kembali catatan yang telah diperoleh setelah mengumpulkan data. Peneliti mereduksi data setelah melakukan pengumpulan data, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti selama dilapangan. Sehingga hal ini memudahkan peneliti untuk melanjutkan analisa data pada tahap berikutnya.

3. Display Data atau Penyajian Data, yakni penyusunan penyajian kategori jawaban informan dalam tabel/ tabulasi serta gambar/ kecenderungan dari informan disertai analisis awal terhadap berbagai temuan data di lapangan sebagai proses awal dalam pengolahan data.


(21)

Dengan men-display data, maka akan memudahkan untuk memahami.

4. Proses akhir penarikan kesimpulan, yaitu dilakukannya pembahasan yang berdasarkan pada rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian/ketidaksesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan dimana peneliti juga membuat suatu analisis serta membuat tafsiran atas tampilan data sesuai dengan permasalahan penelitian serta memberikan verifikasi teoritis temuan penelitian mengenai strategi komunikasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui


(22)

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.6.2. Lokasi Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian di dua tempat yang berbeda karena dalam penelitian ini objek penelitian merupakan kegiatan

sponsorship yang melibatkan dua perusahaan.

Peneliti melakukan penelitian di Kantor Pusat PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir:

Alamat : Jl. Tomang Raya No.45 Jakarta Barat. Telepon : (021) 2927 8888

Website : www.jne.co.id

Peneliti jugamelakukan penelitian di kantor JNE Bandung Utama. Alamat : Jl. Kacapiring No. 10 Bandung, Jawa Barat. Telepon : (022) 2000067

Website :http://www.bandungutama.com


(23)

3.6.2. Waktu Penelitian

Peneliti akan melakukan pennelitian dengan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara mendalam dan observasi pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2015.

Berikut tabel waktu penelitian yang akan dilaksanakan: Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Penulisan BAB I

Bimbingan

3 Penulisan BAB II

Bimbingan

4 Pengumpulan Data Lapangan

5 Penulisan BAB III

Bimbingan

6 Seminar UP

7 Revisi UP

8 Wawancara

Penelitian Lapangan

9 Penulisan BAB IV

Bimbingan

10 Penulisan BAB V

Bimbingan

11 Penyusunan Keseluruhan Draft

12 Sidang Skripsi dan Revisi


(24)

10 2.1.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Untuk landasan pemikiran dan sebagai acuan peneiliti dalam melakukan penelitian ini, maka peneliti menjadikan beberapa penelitian terdahulu sebagai tinjauan pustaka bagi peneliti

Nama Raissa Grimonia Ilona Annisa Ristiani Yudi Satria Purana

Tahun 2012 2012 2011

Judul Penelitian

Strategi Komunikasi PT Indofood

CustomerBranded ProductSukses Makmur

TBK, Divisi Packaging Dalam Program CSR

Strategi Komunikasi Bagian CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Indofood

CBP Sukses Makmur, Tbk. Melalui "SUN Mobil Unit

Layanan Gizi Ibu Dan Balita" Dalam Memberikan

Wawasan Mengenai Gizi Seimbang Kepada Ibu Hamil

Dan Menyusi Di Kecamatan Cililin

Strategi Humas PT. Diorgantara Indonesia (Persero) Melalui Plant Tour Dalam Membentuk


(25)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, Divisi Packaging dalam memprioritaskan program CSR „Bina

Tunas Packaging’ kepada peserta, mengetahui proses komunikasi pribadi yang dilakukan, dan media yang digunakan

oleh perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi

Komunikasi Bagian CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Dalam

Memberikan Wawasan Menganai Gizi Seimbang

Kepada Ibu Hamil dan Menyusui di Kecamatan

Cililin.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan, menceritakan, dan merumuskan persoalan

yang peneliti teliti tentang Strategi Humas PT. Dirgantara Indonesia Persero melalui Plant Tour

Dalam Membentuk Citra Perusahaan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan pengumpulan dokumen.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, sedangkan metode penelitian adalah deskriptif

dengan data kualitatif. Sebagian besar data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi serta didukung oleh studi

pustaka dan internet

searching.

Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sedangkan teknik

pengumpalan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam,

observasi partisipan, dokumentasi, studi pustaka dan penelusuran data online.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan kurang memahami latar belakang peserta yang

menimbulkan konflik kepentingan. Analisis membuktikan bahwa perusahaan melakukan tindakan untuk meningkatkan ekonomi perusahaan tanpa diikuti dengan kegiatan untuk

meningkatan kualitas hidup peserta.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti adanya tujuan yakni implementasi Undang-undang tanggung jawab sosial perusahaan, menyadarkan pentingnya gizi seimbang dan peranan posyandu, serta mengurangi

kematian pada ibu melahirkan, rencana yang

dilakukan Bagian CSR adalah melakukan observasi,

kerjasama dengan Kader Posyandu dan Desa, dan persiapan produk/bingkisan,

kegiatan yang dilakukan

Hasil dari penelitian ini adalah Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah melakukan

langkah-langkah yang sebelumnya telah direncanakan dalam melaksanakan kegiatan

Plant Tour guna mencapai tujuan tertentu yakni

membentuk citra perusahaan. Upaya pengembangan juga dilakukan PT. Dirgantara Indonesia dengan menjalin hubungan yang baik dengan


(26)

SUN Mobil dimulai dari tahap persiapan hingga

pemutaran video, penyuluhan, pemerikasaan, pembagian produk/bingkisan

dan donasi, pesan yang disampaikan pada Ibu Hamil

dan Menyusui adalah pentingnya asupan gisi seimbang, menyadarkan akan pentingnya Posyandu

dan pemberian ASI Eksklusif, dan media yang

digunakan terdiri dari alat bantu LCD TV, Papan Piramida Gizi Seimbang dan

Leaflet.

seluruh komponen masyarakat. Telah terpenuhinya kriteria-kriteria dalam identifikasi masalah penelitian ini yakni

yakni rencana, kegiatan, pesan, media, dan citra sebagaimana mestinya maka

dapat dikatakan Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah berhasil menjalankan strateginya

untuk membentuk citra perusahaan melalui plant

tour sesuai dengan perencanaan yang ada.

Universitas Universitas Padjajaran Universitas Komputer Indonesia

Universitas Komputer Indonesia

Kesimpulan

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa komunikasi pribadi merupakan salah satu

cara efektif yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, Divisi Packaging, dalam program CSR „Bina Tunas Packaging’ untuk

membuat peserta melanjutkan CSR. Saran dari penelitian ini adalah

perlu adanya peran Humas secara Internal agar karyawan dan para

peserta yang mengikuti program merasa puas dan kebutuhan mereka

terpenuhi.

Kesimpulan Penelitian adalah Strategi Komunikasi

Bagian CSR PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

dalam Memberikan Wawasan Menganai Gizi Seimbang telah dilakukan

dimulai dari tujuan, perencanaan, proses pelaksanaan kegiatan, penyampaian pesan dan

penggunaan media.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Humas

yang dilakukan melalui Plant Tour dimulai dari proses perencanaan peserta,

proses pelaksanaan kegiatan, penyampaian pesan, penggunaan media,

dan proses evaluasi telah menunjang keberhasilan

perusahaan untuk membentuk citra perusahaan


(27)

2.1.2. Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena komunikasi merupakan jalur penting yang menghubungkan kita di dunia, sarana kita menampilkan kesan, mengekspresikan diri, mempengaruhi orang lain dan lain-lain, maka melalui komunikasi lah kita membangun hubungan dengan beragam jenisnya, dengan begitulah komunikasi sangatlah mendasar bagi kehidupan kita.

Definisi kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana 2005 : 4).

Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta komunikasi dilakukan dengan berbagai media agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Lasswell “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa”.

Komunikasi dapat dilihat dari pernyataan Deddy Mulyana “Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih”. (Mulyana 2005:3).


(28)

Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi tersebut untuk berhubungan satu sama lain dengan lingkungan. Komunikasi juga merupakan proses bertukar pesan antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyamakan makna.

Komunikasi pada hakekatnya merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dan sering sekali dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, kebutuhan manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain. Setiap orang yang hidup dalam komunikasi, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya suatu komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang berhubungan, menimbulkan interaksi sosial yang disebabkan oleh interkomunikasi.

Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia mungkin dapat mengembangkan komunikasi.


(29)

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa komunikasi itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, individu, kelompok maupun masyarakat. Karena berkomunikasi yang baik akan memberi daya tarik langsung kepada seseorang dalam bermasyarakat.

2.1.2.2. Proses Komunikasi

Komunikasi pada hakekatnya merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dan sering sekali dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, kebutuhan manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain. Setiap orang yang hidup dalam komunikasi, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya suatu komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang berhubungan, menimbulkan interaksi sosial yang disebabkan oleh interkomunikasi.

Komunikasi dan masyarakat adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia mungkin tidak dapat mengembangkan komunikasi.

Definisi di atas dapat diuraikan bahwa komunikasi itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, individu, kelompok maupun masyarakat. Karena berkomunikasi yang baik akan memberi daya tarik langsung kepada seseorang dalam bermasyarakat.


(30)

Secara umum banyak ilmuwan sepakat bahwa komunikasi itu merupakan sebuah proses penymapaian pesan dalam bentuk ide, gagasan, pikiran, emosi, perilaku, dan sebagainya. dalam proses komunikasi terdapat empat kemungkinan jenis pesan (1) Verbal disengaja; (2) Verbal tidak disengaja; (3) Non Verbal disengaja; (4) Non Verbal tidak disengaja. Pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal tidak disengaja adalah sesuatu yang dikatakan tanpa bermaksud mengatakannya. perbedaan antara pesan non verbal disengaja dan tidak disengaja adalah dalam aspek keinginan.

Onong Uchjana Efendi (2001:11) membagi proses komunikasi dalam dua sisi, yaitu:

“Proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Sementara itu, proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain menggunakan alat dan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi terdiri dari penyebar pesan, pesan, dan penerima pesan.”

2.1.2.3. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat berinteraksi ke manapun dan dengan siapapun.

Penegasan dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah sebagai berikut:


(31)

a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding (penyandian): proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding (pengawasandian): proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response (tanggapan): seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan.

h. Feedback (umpan balik): tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menjelaskan bahwa faktor-faktor kunci dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Komunikator harus mengetahui khalayak yang dapat dijadikan sebagai sasaran


(32)

dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus mampu mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.

Paradigma Harold D. Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With

What Effect?” yaitu :

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang menyampaikan atau mengirm pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa di sebut pengirim, sumber, source, atau encoder. (Cangara,2005:81) 2. Pesan

Pesan (message) dalam komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang di kirim oleh komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.(Cangara,2005:93)

3. Media

Media adalah alat atau sarana yang di gunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. (Cangara,2005:119)


(33)

4. Komunikan

Komunikan biasa di sebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, decoder, atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. (Cangara,2005:135)

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan di lakukan sebelum dan sesudah menerima pesan. (Cangara,2005:147)

2.1.2.4. Bentuk Komunikasi

Adapun bentuk-bentuk komunikasi, yang menurut Onong Uchjana Effendy (1991:36) disebut sebagai Tatanan Komunikasi, terbagi menjadi tiga bagian di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Komunikasi Persona (Persona Communication), yakni pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal. 2. Komunikasi Kelompok (Group Communication), yakni

pernyataan manusia didasarkan pada kelompok manusia tertentu atau komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang.

3. Komunikasi Massa (Mass Communication), yakni bentuk komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah


(34)

banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.

Uraian di atas menjelaskan dan membagi atas tiga bagian atas bentuk komunikasi di antaranya yaitu komunikasi persona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Dapat disimpulkan juga bahwa ketiga bentuk di atas maka pernyataan-pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal, kelompok tertentu dan pernyataan tertentu dan harus dikomunikasikan.

Berdasarkan sudut pandang beberapa pakar komunikasi, dapat diklasifikasikan ada tujuh tipe atau bentuk komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri) Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi disini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. (Cangara, 2005:30)

2. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antarpribadi) Komunikasi antapribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap


(35)

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. (Mulyana, 2003:73)

3. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil diartikan sebagai proses pertukaran pesan verbal dan nonverbal anatara tiga orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling mempengaruhi. (Tubbs dkk, 2008:17)

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering disebut juga pidato, ceramah atau kuliah umum. (Mulyana, 2003:74)

5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasional terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. (Mulyana, 2003:75) komunikasi organisasional juga didefinisikan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung (Goldbaher dalam Tubbs dkk, 2008:18)


(36)

6. Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya atau antarbudaya yaitu komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda secara ras, etnik atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). (Tubbs dkk, 2008:19)

7. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau eletronik (televisi, radio), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, ananonim dan heterogen. (Mulyana, 2003:75)

2.1.2.5. Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan. Fungsi Komunikasi menurut William I Gorden yaitu :


(37)

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep diri, Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan


(38)

dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi. 2.1.2.6. Tujuan Komunikasi

Didalam kehidupan sehari-hari komunikasi memiliki tujuan. Komunikasi memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku komunikasi. Menurut Schramm dalam Sendjaja menjelaskan,

“tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan, yaitu : kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan”. (Sendjaja, 2004:2.19)

Tujuan komunikasi menurut Sendjaja dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator antara lain:

1. Memberikan informasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang didalamnya sarat akan informasi. Melalui komunikasi, pesan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.

2. Mendidik

Dari sekedar memberikan informasi, akhirnya banyak input yang disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas pengetahuannya.

3. Menghibur

Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata memberikan informasi dan pengetahuan melainkan juga


(39)

menghibur perasaan komunikan. Hal ini sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.

4. Menganjurkan suatu tindakan

Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi komunikan melalui komunikasi. (Sendjaja, 2004:2.19)

Sedangkan tujuan komunikasi menurut Sendjaja dilihat dari sudut kepentingan penerima atau komunikan antara lain:

1. Memahami informasi

Minimnya informasi menjadikan seseorang menjadi kurang paham mengenai suatu hal. Melalui informasi yang disampaikan komunikator, komunikan menjadi lebih paham mengenai informasi yang dibutuhkannya.

2. Mempelajari

Pesan yang disampaikan komunikator sarat akan pengetahuan dan informasi. Dengan berkomunikasi dengan komunikator, komunikan dapat mempelajari hal-hal yang tidak diketahuinya. 3. Menikmati

Tanpa disadari seorang komunikator adalah entertainer sejati. Komunikan dimanjakan oleh banyaknya informasi, pengetahuan, dan sekaligus hiburan dari komunikator.


(40)

4. Menerima atau menolak anjuran

Sebagai komunikan, mereka kerap kali menjadi sasaran dari komunikator. Komunikasi memungkinkan seorang dapat menerima atau menolak sesuatu akibat pengaruh komunikator. (Sendjaja, 2004:2.19)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

1. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

3. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.


(41)

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Hafied, 2002: 22)

Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.

2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.

3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu.


(42)

Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat. (Effendy, 2000)

2.1.3. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi pengertian strategi adalah sebagai berikut:

“Strategi pada hakikatnya adalah perencanan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi” (Effendy,2011:32)


(43)

Arifin Anwar memberikan penjelasan bahwa

“Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat” (Arifin Anwar,1994:10).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi adalah rangkaian proses dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebuah kegiatan komunikasi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi -dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“....strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan.


(44)

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (Effendi, 1981 : 84).

Selanjutnya menurut Onong Uchjana Effendi bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

 Secara makro (Planned multi-media strategy)

 Secara mikro (Single communication medium strategy)

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

2. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang

berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya. (Effendi, 1981:67) Definis Strategi menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi

Komunikasi” menyatakan bahwa:

“Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat”. (Arifin,1984 :10)


(45)

Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi komunikasi harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu pernyataan (statement) atau suatu konklusi dari beberapa pernyataan yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya.

Dari sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak

komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel

To Whom With What Effect? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”.

Definisi strategi menurut Jalaludin Rahmat, yaitu “Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai tujuan yangdirencanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk didalamnyakegiatan, pesan, dan media yang digunakan”. (Rahmat, 2001:201)

Strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi

Komunikasi”, mengemukakan bahwa :

“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan


(46)

tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran”. (Arifin 1984:56).

Menurut definisi dari Jalaludin Rahmat dan Anwar Arifin maka dapat ditarik garis besar bahwa strategi komunikasi merupakan sebuah langkah yang kondisional karena diperlukan perumusan tujuan yang jelas untuk melakukan aktifitas demi tercapainya tujuan.

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, setelah khlayak dan situasinya jelas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan. 3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode


(47)

a. Menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

b. Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi darisegi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk:

1. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalaya kdengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

2. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

3. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta-fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara


(48)

teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.

4. Metode koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara teknik dan metode yang diterapkan. Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan diolah melalui perencanaan yang matang. Masih menurut Onong Uchyana Effendy, beliau mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi ganda, yaitu: Pertama menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan


(49)

budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Demikian beberapa uraian tentang urgensinya strategi komunikasi khususnya dalam proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakan dalam mengelola proses interaksi yang terjadi dalam suatu organisasi agar efektif dan efesien dalam mencapai tujuan didirikannya. Dengan perencanaan strategi komunikasi yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling pengertian sehingga hubungan baik antara perusahaan dan karyawannya dapat terjaga dengan baik. Rasa saling pengertian itu akan menimbulkan rasa saling mempercayai sehingga motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan akan menjadi lebih baik. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

Apabila strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap


(50)

komunikannya. Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa saling menghargai antara perusahaan dan karyawan atau sebaliknya sebagai pendorong kinerja perusahaan untuk bekerja dengan keadaan yang kondusif. Seorang humas yang baik harus selalu berhubungan baik dengan masyarakatnya. Komunikasi yang baik adalah dasar dari hubungan baik tersebut. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya maka hubungan baik pun pasti akan tercipta. Seorang humas harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi dengan baik, rapi, dan terencana. Berbagai cara diciptakan untuk menjaga setiap hubungan tersebut itulah yang juga bisa dinamakan strategi.

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari


(51)

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju. Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet, dll. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan Masing-masing-Masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.

2.1.4. Tinjauan Tentang Sponsorship

Banyak perusahaan yang tertarik untuk melakukan sponsorship

karena program Integrated Marketing Communication yang efektif dapat dibangun disekitar perusahaan dan promosi-promosi dapat dibuat untuk


(52)

pasar lokal, regional, nasional dan bahkan internasional Belch and belch (2004 : 588). Pengertian sponsorship menurut Gilbert (2003) adalah :

The material or financial support of a specific activity, normally but not exclusively sport or the arts, which does not form pasrt of

the sponsor company’s normal business”.

Hal di atas dapat diartikan :

“Banyak pengecer sekarang mengadopsi strategi sponsorship, mereka merencanakan, menyeleksi, mengevaluasi prosedur untuk progam sponsor mereka. Hal ini semata-mata mereka lakukan untuk mempromosikan dan meningkatkan image perusahaan atau toko mereka”.

Pengertian Sponsorship menurut Duncan (2005 : 14) yaitu“Financial support of an organization, person, or activity in exchange for brand publicity and association“.

Hal di atas dapat diartikan “Dukungan keuangan dari sebuah organisasi, orang, atau kegiatan dalam pertukaran untuk Publisitas merek dan asosiasi”.

Bila dilihat dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan

sponsorship adalah suatu bentuk dari promosi merek dengan cara memberikan bantuan keuangan dari sebuah organisasi, perorangan, atau kegiatan yang menghubungkan suatu merek dengan kegiatan olah raga, hiburan, budaya, sosial (public activity) yang menimbulkan ketertarikan daya tinggi, dengan memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan.


(53)

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, maka harus dilakukan suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship. Menurut Rossiter dan Percy (1998:346) Perencanaan Sponsorship

mencakup :

1. Target Audience Reach

Dalam memilih jenis sponsorship yang akan digunakan perlu diperhatikan segmen mana yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh Musik Dasyat sebagai stasiun TV yang disukai oleh anak muda.

2. Compebility With The Company’s Or Brand Positioning

Beberapa jenis Sponsorship secara langsung berkaitan atau menggunakan produk dari perusahaan, seperti yonex mensponsori Badminton. Tetapi beberapa jenis sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara tidak langsung dengan produk tersebut, misalnya aqua mensponsori turnamen bulu tangkis.

3. Message Capacity

Perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan biasanya mendapatkan fasilitas untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut, misalnya pada event olah raga, perusahaan mendapatkan fasilitas untuk mendapatkan brand name produk atau perusahaan mereka disekitar lokasi kegiatan olah raga tersebut, dan juga liputan oleh televisi apabila diliput oleh stasiun TV.


(54)

2.1.5. Tinjauan Tentang Citra

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations Technique, mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.(Ardianto,2011:62).

“Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996).

“Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas” (Ruslan, 1998: 62).

Dari beberapa defini diatas, peneliti menyimpulkan bahwa citra adalah gambaran tentang sesuatu baik individu, organisasi/kelompk, hingga barang/produk yang didapatkan oleh seseorang dari pengetahuan dan pengalaman/stimulus yang pernah dialaminya, citra juga merupakan sesuatu yang coba dicapai oleh semua orang.

Frank Jefkins (dalam Nova Firsan. 2011: 299) menyebutkan beberapa jenis citra (image), yakni:

1. The Mirror Image (Citra Bayangan)

Citra ini melekat pada individu dalam atau anggota-anggota organisasi mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kata lain, citra bayangan adalah citra atau pandangan individu dalam mengenai


(55)

pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi.

2. The Current Image (Citra yang Berlaku)

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.

3. The Wish Image (Citra Yang Diharapkan)

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu perusahaan. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. 4. Corporate Image (Citra Perusahaan)

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Jadi, bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

5. The Multiple Image (Citra Majemuk)

Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.

6. Good and Bad Image (citra yang baik dan buruk)

Citra perusahaan yang ideal adalah kesan yang benar yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Suatu citra yang baik sebenarnya


(1)

JNE. Mereka lebih memilih untuk melakukan kegiatan sosial, melalui kegiatan sosial inilah JNE Bandung Utama coba menyampaikan pesan pada khalayaknya dengan cara yang halus yaitu dengan menyertakan logo JNE di spanduk Bandung Utama dalam setiap kegiatan charity yang dilakukan oleh klub bola basket ini.

2.3 Metode Kegiatan Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda

Konsep awal metode sponsorship yang akan dijalankan oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ini merupakan mix marketing, kegiatan ini dimanfaatkan sebagai marketing tool sekaligus social tool oleh pihak JNE. Faktor lainnya mengapa JNE tidak pernah melakukan penjualan secara langsung dalam kegiatan sponsorship ini karena memang itu akan menjadi hal yang tidak efektif, jasa kurir yang merupakan produk JNE tidak akan mendapatkan profit yang besar kalau seandainya dilakukan berdampingan dengan kompetisi basket yang diikuti oleh Bandung Utama.JNE mencoba untuk mendapatkan awareness dari sasaran khalayaknya dengan cara membentuk citra baik melalui sponsorship berbau corporate

social responsibility. Meskipun kedua kegiatan itu tidak bisa disatukan bila kita merujuk pada teori yang ada.

Pengertian Sponsorship menurut Duncan (2005 : 14) yaitu “Financial support of an organization, person, or activity in exchange for brand publicity and association“.

Hal di atas dapat diartikan “Dukungan keuangan dari sebuah organisasi, orang, atau kegiatan dalam pertukaran untuk Publisitas merek dan asosiasi”.

Dari definisi diatas bisa dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh JNE pada Bandung Utama memang memenuhi semua aspek untuk bisa disebut sebuah spomsorship. Dukungan dana besar dari PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir kepada Bandung Utama “ditukar” dengan publisitas merk JNE, bahkan menjadi nama depan klub bola basket profesional tersebut. Dan kegiatan sponsorship sendiri merupakan salah satu bauran promosi dari komunikasi pemasaran. Namun sekali lagi, sponsorship unik ala PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ini memang menarik untuk diteliti dan diperdebatkan. Di satu sisi memang ini sponsorship yang mempromosikan habis-habisan JNE sebagai sponsor utama dari Bandung Utama, namun di sisi lain JNE tak pernah melakukan promosi produk mereka dalam


(2)

setiap kegiatan yang dilakukan oleh JNE Bandung Utama. Bahkan JNE selalu terlibat dalam kegiatan bakti sosial ke panti asuhan maupun coaching clinic ke sekolah-sekolah. Hal tersebut tak bisa diukur oleh angka-angka yang berpengaruh kepada keuntungan yang didapat oleh JNE dalam kegiatan sponsorship ini.

Metode sponsorship yang diterapkan oleh JNE diawali dengan kesamaan tujuan antara PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan klub bola basket Bandung Utama yang sama-sama ingin memajukan bola basket khususnya di Jawa Barat. Di sisi lain peluang untuk mendapatkan awareness masyarakat juga menjadi daya tarik kegiatan sponsorship ini, mengingat Bandung Utama membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menjalani musim perdananya di NBL Indonesia serta melakukan seluruh kegiatannya dan JNE membutuhkan sebuah media untuk lebih bisa masuk ke pasar anak muda. Metode kegiatan yang bisa dibilang multi-tasking karena selain bisa dijadikan sarana promosi yang mendatangkan keuntungan untuk perusahaan juga dapat menjadi alat pencitraan yang sangat ampuh bila dilihat dari sasaran khalayak yang ingin dikejar oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Walaupun mungkin metode seperti ini belum biasa diterapkan di Indonesia

namun bisa menjadi referensi untuk perusahaan lain bila ingin menggunakan metode serupa atau bahkan menyempurnakan metode ini agar bisa lebih baik untuk kemajuan perusahaannya. 2.4 Media Kegiatan Community

Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda

Media yang digunakan oleh JNE dan Bandung Utama sendiri ada dua jenis yaitu media sosial dan konvensional. Penggunaan media sosial dan konvensional berjalan beriringan walaupun ada beberapa yang peneliti lihat belum maksimal dimanfaatkan. Contohnya pesan non-verbal yang disampaikan adalah kegiatan charity yang dilakukan JNE Bandung Utama ke beberapa panti asuhan, setelah kegiatan tersebut selesai maka selalu ada sesi dokumentasi, hasil dokumentasi inilah yang disebar melalu media sosial demi mendapatkan feedback dari khalayak. Foto beberapa anak panti asuhan dan beberapa pemain JNE Bandung Utama yang sedang memegang spanduk betuliskan Together We Care lengkap dengan logo klub basket Bandung Utama dan tentunya JNE sebagai sponsornya. Media sosial sangat membantu Bandung Utama melaksanakan


(3)

tugasnya sebagai partner dari JNE untuk meningkatkan citra PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir.

Media konvensional sendiri menurut peneliti memiliki peran tak kalah penting, karena tidak semua anak muda setiap saat bersentuhan dengan media sosial. Media konvensional menjadi sarana yang lebih umum dan bisa dilihat semua orang, bukan hanya sasaran khalayak kegiatan sponsorship yang dilakukan JNE. Contohnya adalah billboard yang terpasang di daerah Gunung Batu, Pasteur, Bandung yang jelas terlihat ketika kita akan keluar dari pintu tol Pasteur Kota Bandung. Pintu tol Pasteur ini sendiri memang menjadi favorit wisatawan yang berasal dari luar kota sekitaran Kota Bandung setiap weekend, karena akses yang sangat dekat dengan pusat Kota Bandung. Dengan pemilihan billboard sebagai media konvensional dan pemilihan lokasi pemasangan billboard yang strategis membuat orang-orang memberikan perhatiannya kepada JNE Bandung Utama. Pesan non-verbal yang disampaikan oleh JNE dan Bandung Utama kepada sasaran khalayaknya berbentuk simbol-simbol contohnya logo JNE yang dimuat dalam media baik itu sosial maupun konvensional.

Namun sekali lagi, JNE tidak pernah secara terang-terangan melakukan

hard-selling dalam pesan-pesan yang dibuat dan disampaikan ke khalayak melalui medianya. Isi pesan yang disampaikan adalah pesan yang bersifat kognitif dan persuasif, tidak pernah bersifat koersif. Meskipun bersifat kognitif dan persuasif, namun muatan pesan yang disampaikan tidak pernah berisi tentang produk JNE melainkan memberitahu khalayak akan keberadaan JNE Bandung Utama sebagai sebuah klub bola basket dan mengajak khayalak untuk terlibat dalam setiap kegiatan JNE Bandung Utama.

2. Evaluasi Kegiatan Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda

Evaluasi yang dilakukan oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dilakukan dalam beberapa jenis, yaitu secara ektsernal dan internal. Secara eksternal kegiatan sponsorship ini diharapkan dapat menjadi alat untuk mengikat JNE dengan sasaran khalayaknya secara emosional yang hasil akhirnya tentu peningkatan citra JNE itu sendiri. Sementara secara internal kegiatan sponsorship ini diharapkan dapat menjadi alat pengikat emosional antar karyawan dan seluruh jajaran PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, JNE Bandung Utama diharapkan mampu mempersatukan seluruh keluarga


(4)

besar JNE se-Indonesia karena tumbuhnya rasa memiliki akan klub bola basket ini.

JNE Bandung Utama sebagai mitra dalam kegiatan sponsorship ini pun melakukan beberapa evaluasi, evaluasi proses dilakukan setiap selesai satu seri dan evaluasi hasil dilakukan saat musim NBL Indonesia sudah habis.Evaluasi proses dilakukan dengan cara meeting internal klub JNE Bandung Utama setiap selesai satu seri NBL Indonesia dan hasil dari evaluasi proses tersebut akan dilaporkan ke pihak PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, sementara evaluasi hasil dilakukan saat musim NBL Indonesia selesai dengan cara meeting seluruh official klub JNE Bandung Utama bersama pihak PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. 3. Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

1. Sasaran khalayak community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahannya di kalangan anak muda ini ada dua yaitu potential customer dan existing customerdengan cara masuk melalui komunitas pecinta bola basket. Karena bola basket sangat erat berkaitan dengan dunia anak muda dan e-commerce yang merupakan

segmentasi bisnis PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir.

2. Pesan community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahannya di kalangan anak muda yang disampaikan berbentuk verbal dan nonverbal seperti pernyataan-pernyataan pemain saat sesi wawancara selalu menyebutkan nama JNE dan simbol berupa logo JNE yang selalu ada di setiap pesan yang disampaikan JNE Bandung Utama. Isi pesan dibuat bersifat kognitif dan persuasif namun menghindari promosi produk secara langsung dan koersif. 3. Metode community development PT

Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahannya di kalangan anak muda diawali dengan kesamaan niat perusahaan dengan klub basket Bandung Utama yang ingin memajukan bola basket. Pelaksanaan kegiatan sponsorship tidak seperti kegiatan sponsorship lainnya. Keunikan dari kegiatan ini adalah terjadinya dua fungsi kegiatan, yaitu sebagai alat marketing sekaligus alat sosial bagi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir.


(5)

4. Media community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahannya di kalangan anak muda menggunakan media sosial (online) dan media konvensional (cetak). Penggunaan media sosial adalah untuk memperkuat interaksi langsung dengan publik dan sementara media konvensional digunakan untuk meningkatkan brand awareness publik terhadap JNE dan Bandung Utama.

5. Evaluasi community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahannya di kalangan anak muda ada dua jenis, yaitu evaluasi proses yang dilakukan setiap selesai satu seri di NBL Indonesia. Dan evaluasi hasil yang dilakukan di akhir musim setelah selesainya semua rangkaian seri yang ada di NBL Indonesia.

3.2 Saran

1. Kegiatan sponsorship ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai marketing tool yang fungsinya belum

maksimal saat ini. Memasuki tahun

ketiga kerjasama dengan JNE Bandung Utama, sudah saatnya PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir memaksimalkan JNE Bandung Utama sebagai alat promosi untuk bisa mendapatkan profit yang lebih besar dalam kegiatan sponsorship ini.

2. Citra yang ingin dicapai oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekaurir peneliti rasa akan tercapai apabila kegiatan sponsorship ini diteruskan karena PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir sudah mendapat awareness di kalangan anak muda, bila terus dijalankan maka akan dapat meningkatkan citra perusahaan di kalangan anak muda.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan JNE Bandung Utama membutuhkan media yang lebih bervariasi dan akan lebih baik jika menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas forum di Internet. Selain untuk menambah peluang mendapatkan profit yang lebih besar, trend-trend masyarakat


(6)

saat ini banyak lahir melalui komunitas-komunitas forum di dunia maya.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Oemi. 1961. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra Aditya Bakti

Ambadar, Jackie, Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik di Indonesia, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008.

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Armindo.

Budyatna, Muhammad, Leila Mona Ganiem. 2011; Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta; Kencana Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu

Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan &

Strategi Komunikasi : Rajawali Press

Duncan, Tom. 2005. Principle of Advertising and IMC. International Edition, Edisi Kedua, McGraw Hill, New York.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga

Little Jhon, Stephen W. Karen A. Foss. 2009. Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika

Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. USA: Allyn & Bacon.

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar; Bandung; PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rahmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi : Bandung; PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Suriasumantri, Jujun S. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan Sumber Lain :

http://www.jne.co.id/