Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas IX
30
3. Penggunaan Kalimat yang Efektif
Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara
tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.
a. Memerhatikan Bentuk Gramatikal
Contoh: Kami semua menghadiri rapat di balai desa.
Kata kami telah menunjukkan jamak berarti jamak, sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat yang efektif adalah:
- Kami menghadiri rapat di balai desa.
b. Tidak Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih
Contoh: -
Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu
berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misal:
- Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan
Contoh: -
Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena dengan penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak jelas. Jadi penulisannya menjadi:
- Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam
SD serta paket buku dan alat tulis.
4. Penyusunan Paragraf
a. Kepaduan Paragraf
Suatu paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu kohesif dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga
padu koheren. Berikut ini contoh paragraf yang kohesif dan kata-kata yang bercetak tebal merupakan penanda kohesinya.
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak
membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu
sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras, kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kegiatan Kemanusiaan
31 Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak
mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka
pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan: Penanda kohesi: sementara itu..
b. Kesatuan Paragraf
Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek
dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama
lain, sehingga merupakan kesatuan untuk me- nyampaikan suatu maksud, untuk mengulas
sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam
paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf.
Contoh:
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak
membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu
sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras, kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas merupakan ide pokok dari paragraf tersebut.
Jeda Info
Kohesif artinya keterpaduan
antarkalimat dalam satu paragraf,
sedangkan koheren artinya keterpaduan
antarparagraf dalam satu wacana.
Tugas
Baca dan cermatilah kembali teks laporan peristiwa Korban Banjir Gembira Dapat Dandang, kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut
1. Carilah paragraf-paragraf yang belum padu belum ada penanda