Pilihan Kata Diksi Carilah paragraf-paragraf yang belum padu belum ada penanda Suntinglah teks laporan peristiwa kegiatan kemanusiaan tersebut Jika teks laporan telah selesai kalian sunting, tulislah kembali teks Kumpulkan teks laporan hasil suntingan kal

Kegiatan Kemanusiaan 29 Berikut ini contoh penggunaan tanda baca dalam sebuah paragraf. Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga, ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun grup Jawa Pos. Bantuan susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita. Keterangan: - Tanda titik . dipakai pada akhir kalimat. - Tanda koma , pada tulisan Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Tanda koma tersebut dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Selain itu tanda koma juga berfungsi untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Alhamdulillah, Kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga, ungkap Sumiran. - Tanda petik ... pada tulisan Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga, ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro. Tanda petik tersebut berguna mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan. - Tanda pisah - pada penulisan ibu-ibu berguna menyambung unsur- unsur kata ulang. - Tanda kurung ... pada tulisan Radar Madiun grup Jawa Pos berguna mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

2. Pilihan Kata Diksi

Pilihan kata misalnya pemilihan kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku ragam dialek dan percakapan sehari-hari. Ragam bahasa nonbaku artinya penggunaan kata-kata tidak baku dalam kalimat. Kata yang bergaris bawah berikut ini merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah paragraf. Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama Ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-temennya datang menyumbang Rp150 juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. Ini hasil yang dikumpulkan dari temen- temen karyawan Tjiwi Kimia, tutur Toto Supriyanto kepada M. Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos. Keterangan: Kata temen-temen dalam paragraf di atas adalah contoh kata yang tidak baku. Kata baku dari temen-temen adalah teman-teman. Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas IX 30

3. Penggunaan Kalimat yang Efektif

Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.

a. Memerhatikan Bentuk Gramatikal

Contoh: Kami semua menghadiri rapat di balai desa. Kata kami telah menunjukkan jamak berarti jamak, sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat yang efektif adalah: - Kami menghadiri rapat di balai desa.

b. Tidak Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih

Contoh: - Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misal: - Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.

c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan

Contoh: - Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena dengan penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak jelas. Jadi penulisannya menjadi: - Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.

4. Penyusunan Paragraf

a. Kepaduan Paragraf

Suatu paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu kohesif dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu koheren. Berikut ini contoh paragraf yang kohesif dan kata-kata yang bercetak tebal merupakan penanda kohesinya. Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras, kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Di unduh dari : Bukupaket.com Kegiatan Kemanusiaan 31 Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku. Keterangan: Penanda kohesi: sementara itu..

b. Kesatuan Paragraf

Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan untuk me- nyampaikan suatu maksud, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Contoh: Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras, kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas merupakan ide pokok dari paragraf tersebut. Jeda Info Kohesif artinya keterpaduan antarkalimat dalam satu paragraf, sedangkan koheren artinya keterpaduan antarparagraf dalam satu wacana. Tugas Baca dan cermatilah kembali teks laporan peristiwa Korban Banjir Gembira Dapat Dandang, kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut

1. Carilah paragraf-paragraf yang belum padu belum ada penanda

kohesinya dalam teks laporan tersebut. Selanjutnya berilah penanda kohesi dalam paragraf tersebut, supaya menjadi paragraf yang mempunyai penanda kohesi dan padu

2. Suntinglah teks laporan peristiwa kegiatan kemanusiaan tersebut

dengan memerhatikan aspek ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragrafnya

3. Jika teks laporan telah selesai kalian sunting, tulislah kembali teks

laporan tersebut berdasarkan hasil suntingan kalian tersebut

4. Kumpulkan teks laporan hasil suntingan kalian tersebut kepada guru kalian

Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas IX 32

E. Menggunakan Partikel pun dan Kata Seru

Pada teks berita Korban Banjir Gembira Dapat Dandang pada Materi D di depan, terdapat kata berpartikel pun yaitu satu pun dan kata seru yaitu kata wah.

1. Partikel pun

a. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, yang berarti juga atau jua. Misalnya: 1 Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur. 2 Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan umum. 3 Jangankan dua kali, satu kali pun aku belum pernah datang ke tempat itu. 4 Begitu melihat harimau datang, kijang-kijang itu pun berlarian. b. Selain bentuk pun sebagai partikel, ada juga bentuk pun yang bukan partikel, cirinya adalah bentuk itu sebenarnya tidak memiliki arti. Selain itu penulisannya dipadukan dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: 1 Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu. 2 Walaupun mahal, bunga anggrek itu tetap dibelinya. 3 Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

2. Kata Seru

Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Untuk memperkuat rasa hati sedih, heran, dan jijik seseorang memakai kata tertentu di samping kata yang mengandung makna pokok yang dimaksud. Selain interjeksi asli bahasa Indonesia, ada pula interjeksi yang berasal dari bahasa asing. Keduanya biasanya dipakai di permulaan kalimat dan diikuti tanda koma. Interjeksi yang mengacu ke sikap negatif adalah cih, cis, bah, ih, idih, brengsek, sialan. Interjeksi yang bernada positif adalah aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah, insya allah, syukur. Interjeksi yang bernada keheranan adalah ai, lho, astagfirullah, dan masya allah. Interjeksi bernada netral atau campuran adalah ayo, hai, halo, he, wahai, astaga, wah, nah, ah, eh, oh, ya, aduh, dan hem. Contoh penggunaan interjeksi sebagai berikut. 1. Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga, ungkap Sumiran, Kepala Dusun Ngompro. 2. Cis, muak aku melihatmu 3. Lho, kamu kan Tigor, teman saya SMP dulu Di unduh dari : Bukupaket.com