24
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah
PT. Astra merupakan perusahaan yang bergerak di asuransi. Selama ini PT. Astra mengalami kesulitan untuk melakukan analisa kelayakan pemberian
kredit motor berdasarkan data-data yang diajukan pemohon. Untuk mengetahui kelayakan dari sebuah permohonan kredit motor
maka bagian pemberi kredit terlebih dahulu menyebarkan kuesioner kepada beberapa penilai dan kemudian diolah sehingga didapat kelayakan pemberian
kredit motor versi penilai. Keluaran dari sistem ini berupa nilai kelayakan loading dari permohonan kredit motor yang diajukan oleh pemohon, untuk
selanjutnya digunakan untuk memberikan kepastian pemberian kredit motor kepada pemohon. Sebab dari sistem ini bagian pemberi kredit dapat mengetahui
kelayakan suatu permohonan kredit di mata penilai, manakah diantara faktor- faktor KTP KSK, Kepemilikan Rumah, Penghasilan, Rekening Bank, Survey
Tetangga, dan Surat Kelakuan Baik Dari Pihak Kepolisian yang lebih berperan dalam mempengaruhi penilai untuk memberikan kelayakan pemberian pinjaman
kredit motor kepada pemohon.
3.2 Analisa Permasalahan dan Pemecahan
Sebelum membuat aplikasi kelayakan kredit, perlu dibuat soal kuesioner terlebih dahulu. Dalam pembuatan soal kuesioner harus ditentukan teori yang
sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang tertera pada identifikasi masalah.
Setelah melakukan studi pustaka terhadap beberapa teori dan metode, maka metode yang sesuai adalah metode scoring system. Karena mengingat hasil dari
kuesioner ini harus akurat, maka diperlukan suatu aplikasi yang digunakan sebagai media untuk melakukan penilaian dan analisa terhadap jawaban penilai
sebagai responden tes. Dimana soal yang digunakan sebagai inputan pada aplikasi merupakan data hasil kuesioner. Sedangkan perhitungan kriteria tes dan kategori
tes menggunakan metode scoring system, kriteria tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisa jawaban hasil kuesioner dari penilai.
Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Pemilikan Motor Dengan Metode Scoring System diharapkan dapat membantu bagian pemberi
kredit menghasilkan nilai kelayakan guna mendukung keputusan yang akan diambil oleh pihak pemberi kredit dalam pemberian kredit motor kepada
pemohon. Dimana hasil analisa ini berupa nilai kelayakan loading dari pemohon yang dikeluarkan oleh penilai, untuk selanjutnya digunakan pihak pemberi kredit
dalam keputusan akhir untuk memberikan pinjaman kredit motor kepada pemohon.
Adapun langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pengolahan data dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Memasukkan data pertanyaan dan data responden 2. Tabulasi jawaban responden hasil kuesioner.
3. Melakukan perhitungan dengan metode scoring system untuk menilai kelayakan kredit berdasarkan jawaban penilai.
Untuk memperjelas adapun contoh permasalahannya dijabarkan sebagai berikut :
Misalnya ada 10 item pertanyaan yang dipakai dalam skala pengukuran, dan 9 responden yang menjawab. Diberikan angket kuesioner kepada responden untuk
menyatakan kelayakan suatu Kredit berdasarkan pada kriteria-kreiteria yang telah ditentukan.
Penyelesaian: 1. Jumlah pertanyaan = 10, Jumlah responden = 9.
2. Tabulasi jawaban responden. Tabel 3.1 Tabulasi Jawaban Responden
Nomor Pertanyaan Variabel
Produk Harga
Responden 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 X
A 4
3 3
4 4
3 2
4 3
4 34
B 2
1 1
1 2
4 3
2 2
1 19
C 5
5 4
4 3
3 5
4 4
2 39
D 1
2 1
1 2
2 1
3 2
1 16
E 2
3 2
3 3
2 3
1 2
2 23
F 4
4 5
5 4
4 3
3 4
5 41
G 1
2 1
2 2
1 3
2 2
1 17
H 3
3 2
2 3
2 3
2 2
3 25
I 5
5 4
4 5
5 4
4 3
5 44
∑X 258
3. Perhitungan dengan scoring system untuk menentukan kelayakan kredit. Dari Tabel 3.1 Tabulasi Jawaban Responden maka diperoleh data- data sebagai
berikut: kelayakan untuk semua kriteria.
n
responden
= 9 n
pertanyaan
= 10
n
kategori
= 2 n
data
= 90 X = 258
Xmin = ndata score minimum = 90 1 = 90
Xmax = ndata score maximum = 90 5 = 450
Luas jarak sebaran = Xmax – Xmin = 450 – 90 = 360
σ = luas jarak sebaran 6 = 360 6 = 60
µ = ndata nkategori = 90 2 = 180
Menghitung p: Zmin = Xmin - µ σ
= 90 - 180 60 = -15 Zmax = Xmax - µ σ
= 450 - 180 60 = 4,5 Dari hasil yang diperoleh maka selanjutnya memilih p
nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu:
1. X – p σ kategorinya jelek atau tidak layak.
258 180 – 4,5 60 258 -90
2. – p σ ≤ X + p σ kategorinya sedang atau layak.
180 – 4,5 60 ≤ 258 180 + 4,5 60 -90 ≤ 258 450
3. + p σ ≤ X kategorinya bagus atau sangat layak
180 + 4,5 60 ≤ 258 450 ≤ 258
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai X yaitu 258 terletak pada kriteria ke-2, maka nilai kelayakan pemberian pinjaman kredit motor kepada pemohon
adalah sedang atau layak untuk menerima pinjaman kredit motor.
3.3 Perancangan Sistem