6
Buku Guru Kelas I SD
utama, yaitu: tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian. Interelasi antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek
tersebut dengan kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
B. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Merupakan suatu gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan afektif, kognitif, dan psikomotorik yang harus dipelajari siswa
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft
skills. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organizing
element kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan horizontal kompetensi
dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas atau jenjang di
atasnya, sehingga memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama, sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan kompetensi inti 1, sikap sosial kompetensi inti 2, pengetahuan kompetensi inti 3, dan penerapan pengetahuan kompetensi
inti 4. Keempat kelompok itu menjadi acuan bagi kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung indirect teaching, yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan
7
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
kompetensi inti kelompok 3 dan penerapan pengetahuan kompetensi inti kelompok 4.
Sejak tahun 2011 Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Litbang Kemdikbud telah mulai mengadakan penataan ulang kurikulum seluruh
mata pelajaran berdasarkan masukan dari masyarakat, pakar pendidikan dan kurikulum serta guru-guru. Ketika penataan sedang berlangsung, arah penataan
berubah menjadi “pembaruan” total terhadap seluruh kurikulum mata pelajaran yang dimulai pada pertengahan tahun 2012. Pemerintah menginginkan supaya
ada keterpaduan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk wawasan dan sikap ilmuwan
dalam diri siswa. Melalui proses tersebut, siswa tidak memahami ilmu secara fragmentaris dan terpilah-pilah namun dalam satu kesatuan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam struktur kurikulum baru tidak ada rumusan standar kelulusan kelas dan standar kompetensi tetapi diganti
dengan kompetensi inti, yaitu rumusan kompetensi yang menjadi rujukan dan acuan bagi seluruh mata pelajaran pada tiap jenjang dan tiap kelas. Jadi,
penyusunan kompetensi dasar mengacu pada rumusan kompetensi inti yang ada pada tiap jenjang dan kelas. Kompetensi inti merupakan pengikat seluruh
mata pelajaran sebagai satu kesatuan ilmu termasuk mata pelajaran pendidikan agama. Namun, mata pelajaran pendidikan agama tidak termasuk dalam model
integratif tematis karena dipandang memiliki kekhususan tersendiri. Oleh karena itu, mata pelajaran pendidikan agama termasuk pendidikan agama Kristen tetap
berdiri sendiri sebagai mata pelajaran seperti sebelumnya.
C. Kompetensi Dasar