Tinjauan Penggunaan Bambu Pada Fasilitas Hunian Kampung Sampireun Resort Dan Spa

(1)

TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA

FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN

RESORT DAN SPA

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI.38309 Skripsi Semester II tahun akademik 2010/2011

Oleh:

Ardi Nugraha 52005866

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ABSTRAK

Keberadaan sebuah bangunan hunian telah mengalami perubahan di berbagai aspek akibat arus modernisasi yang melanda seluruh pelosok Indonesia. Adanya pengklasifkasian bentuk dan tipe hunian dari hunian tradisional, hunian semi modern, dan hunian modern merupakan salah satu contoh bukti perkembangan eksistensi hunian berdasarkan kurun waktu perkembangan peradaban manusia serta teknologi yang menyertainya.

Penelitian ini disusun untuk menguraikan dan mengkaji aspek fisik dari penggunaan bambu yang digunakan di dalam fasilitas hunian di Kampung Sampireun Resort dan Spa,elemen-elemen apa saja yang memakai bahan material bambu yang ada pada fasilitas hunian kamar dilihat dari jenis dan pemanfaatan,serta perawatan bambu itu sendiri.

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu pemanfaatan material bambu pada fasilitas hunian kamar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelitian dengan pengetahuan teoritis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai kesimpulan akhirnya yaitu bisa didapatkan diantaranya penelusuran,mendapatkan deskripsi tentang penggunaan dari jenis-jenis bambu serta pengolahannya pada Kampung Sampireun Resort dan Spa sebagai unsur material.Dan hasil akhir diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inspirasi bagi para pelaku desain dan arsitektur serta instansi terkait.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA PADA

FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA”

Skripsi ini dibuat guna melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana dari Fakultas Desain jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, yang mana dari kekurangan ini, penulis mengharapkan dapat mengambil suatu bahan masukan yang bermanfaat untuk memperoleh yang lebih baik lagi.

Disamping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna, walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi Penulis, rekan-rekan mahasiswa, maupun masyarakat umum lainnya.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan rasa tulus dan ikhlas penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah bersedia menyisihkan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis, yaitu kepada :

1. Harry Lubis selaku Dekan Fakultas Desain UNIKOM dan dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.

2. Cherry Dharmawan selaku Ketua Program Studi DI UNIKOM dan dosen wali yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menempuh perkuliahan.


(4)

3. Tiara Isfiaty selaku dosen koordinator tugas akhir dan dosen penguji yang senantiasa menyediakan waktu untuk bertukar pikiran serta memberikan saran-sarannya.

4. Dina Fatimah selaku dosen penguji yang senantiasa menyediakan waktu untuk bertukar pikiran,dan memberikan saran.

5. Manajeman kampung Sampireun Resort dan Spa.

6. Indra NZ,selaku front office sebagai Mediator ke kampung Sampireun Resort dan Spa.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan-kesalahan, penulis dalam proses pembuatan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkat-Nya serta membalas kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Bandung,16 Agustus 2011


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia yang dikaruniai sumber daya alam berlimpah,memanfaatkan sumber daya alam menjadi produk baru yang bernilai baik bagi kehidupan manusia. Rumpun pohon bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak jenis, telah lama digunakan untuk berbagai alat pendukung kegiatan sampai sekarang, dari yang fungsional sampai yang mampu memberi kebanggaan pada penggunanya, seperti di Kampung Sampireun ini bahan bambu selain digunakan sebagai bahan benda kerajinan,bahan bangunan, dan alat musik tradisional, telah terbukti menjadi salah satu.Komponen arsitektur yang handal serta memiliki karakter keindahan yang mengagumkan seperti pada bangunan tradisional rumah Toraja,rumah Minang,rumah Bali,dan rumah Jawa Barat yang sangat harmonis dengan alam dan tahan terhadap gempa Menurut Tulus Widiarso (2008, hal 16).

Bambu sebagai bahan material alam yang relatif murah karena mudah didapat merupakan bahan bangunan yang kurang diperhatikan dan kurang dioptimalkan pemakaiannya di bidang konstruksi. Peranannya sebagai tumbuhan serba guna, bambu dapat digunakan sebagai alternatif bahan konstruksi, sehingga peranan kayu sebagai bahan konstruksi menjadi berkurang.Bambu merupakan sumber daya hutan bukan kayu. Bambu termasuk kedalam family Gramineae, suku

Bambuseae dan sub family Bambusoideae,memiliki karakteristik seperti kayu. Bambu terdiri dari batang, akar Rhizoma yang kompleks dan mempunyai sistem percabangan dan tangkai daun yang menyelubungi batang Menurut Dransfield dan Widjaya (1999, hal 56).

Bambu seringkali menjadi pilihan utama untuk berbagai keperluan (Morisco, 2005:24). Hal ini dikarenakan bambu sangat serba guna, pertumbuhannya cepat dan pengerjaanya mudah Bahkan dibanding kayu, bambu mempunyai beberapa keuntungan, yaitu ratio energi per unit tegang yang rendah dan kekuatan lentur


(6)

yang lebih baik, sehingga bangunan yang terbuat dari bambu lebih aman terhadap gempa bumi Menurut Dransfield dan Widjaya (1999, hal 76).

Konstruksi bambu yang digunakan masyarakat pasundan di masa yang lalu sangatlah sederhana, cukup sekedar untuk menjamin kekuatan rumah tersebut dari bahaya serangan yang megancam dan menghadapi kondisi cuaca. Itulah sebabnya dikenal juga bangunan yang lantainya menumpang di atas tanah dan rumah panggung. Tradisi dalam menetukan dan memilih penggunaan bahan maupun sistem konstruksinya sebagai kearifan lokal budaya turun temurun itu masih sangat dihargai, bahkan menjadi pedoman dalam pembuatan rumah bambu di masa sekarang.

Dewasa ini bambu mulai terpakai kembali di kalangan tertentu,akan tetapi hanya sebagai hiasan atau elemen pemisah ruang atau sebagai secondary skin. Dalam pemakaian ini pun tetap dipilih batang bambu yang lurus supaya tampak rapi ketika dipasang.akan tetapi bambu dalam fungsi secondary skin tersebut harus dipelihara dengan teliti diberi treatment tambahan untuk menambahkan daya tahanya,dilindungi dari cuaca luar, dan dijaga dari perlakuan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab Menurut Budi A.Sukada (2008,hal 13)

Begitu juga halnya pada fasilitas hunian di kampung Sampireun,struktur yang digunakan adalah bambu, karena mengingat persediaan bambu di Indonesia sangat melimpah, namun masih belum optimal dalam memanfaatkannya. Struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.dan kampung Sampireun sendiri mengadopsi bentuk bangunan tradisional Sunda

Pada era sekarang, bambu mulai dibicarakan kembali sebagai salah satu bahan bangunan alternatif para pakar dan pemerhati bambu mulai menekuni kembali pengetahuan mengenai bahan alami tersebut dan mempraktekkan pemakaianya menjadi konstruksi bangunan gedung.

Bambu merupakan komponen desain arsitektur lanskap yang menjadikan lingkungan menjadi teduh, pemecah angin, penghambat polusi udara dan penambah estetika. Pada saat ini bambu banyak dimanfaatkan oleh arsitek modern


(7)

dengan tujuan yang beragam. Oleh beberapa kalangan para arsitek dan desainer, bambu mulai dikagumi dan dieksplorasi karena kualitas estetika alamiahnya.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang muncul, adalah sebagai berikut:

Optimalisasi penggunaan bambu pada bangunan di kampung Sampireun Resort dan Spa.

Ketahanan bambu sebagai unsur material yang masih di ragukan pada bangunan terutama untuk fasilitas hunian di kampung Sampireun Resort dan Spa.

Perawatan terhadap material bambu yang kurang terolah dengan baik

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan bambu sebagai unsur material,baik itu sebagai unsur material yang utama atau sebagai pelengkap?

Apakah kekuatan bambu dapat dibandingkan dengan bahan lainya. Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa?

Bagaimana agar mempertahankan bambu supaya keawetannya mengingat bambu ini mudah rapuh mudah terjaga, karena bambu ini dipergunakan untuk fasilitas hunian pada kampung Sampireun.


(8)

1.4 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah yang dilakukan dalam studi ini dimaksudkan agar proses pembahasan maupun analisis yang dilakukan tidak melebar terlalu jauh dari tujuan studi yang hendak dilakukan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

Penelitian dilakukan hanya di kamar hunian beserta fasilitas kamar mandinya saja yang ada di kampung Sampireun Resort dan Spa Garut. Studi mengenai fisik bangunan dalam konteks penggunaan serta pemanfaatan bambu serta pengolahan-pengolahannya yang nantinya di terapkan pada sebagian besar bahan material yang digunakan dalam fasilitas hunian di kampung Sampireun.

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari menganalisis penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut melalui deskripsi dan analisis terhadap faktor fisik adalah:

Maksud

Menganalisa penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort dan spa ini serta hal-hal yang terkait dengan unsur-unsur bambu

Tujuan

Mengetahui komponen-komponen bambu yang digunakan pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort dan spa.

1.6 KEGUNAAN PENELITIAN

Kontribusi penelitian yang diharapkan akan memperoleh hasil yang dimaksudkan, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi kepentingan keilmuan, implikasi dari studi ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang bambu serta pemanfaatannya terutama yang berhubungan dengan material bangunan.


(9)

2. Bagi kalangan akademik, diharapkan dapat menjadi studi penunjang mengenai penggunaan bambu pada fasilitas hunian, sehingga bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Kepentingan praktis diarahkan bagi para praktisi. Hasil-hasil bahasan diharapkan dapat dipakai sebagai petunjuk atau arahan dalam menentukan keputusan untuk kepentingan membangun hunian

4. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga dapat menjadi acuan dalam menentukan perencanaan dan analisa terhadap arsitektur maupun interior yang mencerminkan unsur kearifan lokal.

1.7 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan penelitian ini,penulis menggunakan jenis metode Deskriptif yaitu Membuat deskipsi, gambaran atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

1. Metode Observsi Lapangan

Yaitu metode Pengumplan data dengan cara mengamati secara langsung tentang kegiatan,keadaan umum dan kejadian kejadian yang ada dalam obyek penelitian dengan pencatatan secara sistematis.

2. Metode Wawancara/Interview

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan masalah yang diteliti bersama narasumber yang dapat dipercaya.

3. Metode Kajian Pustaka/Literatul

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui perpustakaan,atau sumber sumber buku lain untuk memperoleh data tambahan yang berhubungan dengan masalah


(10)

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dengan penulisan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran umum yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan, serta Kerangka Berpikir.

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu memberikan suatu gambaran fenomena yang terjadi di daerah kawasan penelitian yang selanjutnya akan diidentifikasi fenomena apa saja yang terjadi dan masalah apa saja yang muncul pada objek studi di daerah penelitian.Pembatasan masalah perlu dilakukan yang bertujuan agar cakupan masalah tidak meluas karena keterbatasan peneliti, sehingga dapat diketahui pokok–pokok mana saja yang akan dibahas pada penelitian ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU

Bab ini berisi tinjauan teoritis yang memiliki keterkaitan dengan topik dan uraian data/kasus-kasus yang terjadi pada permasalahan yang diteliti Bab ini berisi tentang kepustakaan yang mendukung penulisan laporan penelitian ini, berupa : Tinjauan bambu secara umum, bahan bangunan dari bambu, sampai tinjaun umum tentang fasilitas inap.

BAB III FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA

Bab ini berisi Pembahasan berdasarkan tinjauan teoritis dan kompilasi data penelitian. Bab ini membahas tentang tinjauan daerah penelitian berupa tinjauan terhadap penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort dan spa.


(11)

BAB IV ANALISA PENGGUNAAN BAMBU PADA KAMAR DI KAMPUNG SAMPIREUN

Bab ini membahas hasil dari penelitian dari analisa-analisa yang telah dilakukan, berdasarkan pada tinjauan umum yang memiliki keterkaitan dengan topik dan uraian data.

BAB IV KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dan merupakan jawaban atas tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya ditulis berupa point-point kesimpulan.

1.9 KERANGKA PEMIKIRAN

Berikut di bawah ini adalah diagram alur penelitian yang mengambarkan kerangka pemikiran awal dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian mengenai penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort dan spa.


(12)

Tahap tahap kerangka berpikir penulis:

Gambar 01 : Bagan metode pembahasan

Uraian Bagan:

Berangkat dari pemanfaatan sumber daya alam yakni bambu yang masih melimpah yang dijadikan khusunya di Indonesia yang dijadikan sebagai bahan material bahan material utama dengan langkah awal mengenal karakteristik bambu itu sendiri mulai dari asal usul bambu,jenis-jenis bambu, keawetan bambu,serta manfaat bambu serta bagaimana pengolahannya agar bisa di

Pemanfaatan sumber daya alam

Bambu

(Tanaman Bambu, Asal Usul Bambu, Keawetan Bambu, Manfaat

Bambu, Jenis Jenis Bambu)

Pengamatan terhadap semua hunian di Kampung Sampireun Pengolahan bambus sebagai bahan

bangunan

Tinjau kondisi fisik bangunan terhadap pemakaian bambu

TUJUAN

Mempunyai gambaran tentang hunian yang ada di kampung Sampireun resort dan spa terhadap penggunaan Bambu


(13)

manfaatkan dengan baik yang mana tujuan nya ingin mengoptimalisasikan bambu itu sendiri,yakni menggunakan komponen-kompenen bambu pada fasilitas hunian yang berada di kampung Sampireun Resort dan Spa.

1. Pemanfaatan sumber daya alam,yakni bambu sebagai komoditi utama

2. Mengenal karakteristik bambu mulai dari jenis bambu, asal usul

bambu,keawetan bambu,manfaat bambu,sehingga memberikan nilai lebih bagi penggunanya.

3. Pengolahan bambu yang digunakan sebgai material yang digunakan di kampung Sampireun Resort dan Spa.

4. Kemudian mengamati semua lokasi kampung sampireun sebagai tinjauan penelitian kemudian pengamatan difokuskan hanya pada fasilitas

huniannya saja.

5. Sesudah di amati kemudian di tinjau lebih dalam lagi dan mencari permasalahan yang terjadi di dalamnya.

6. Kemudian menyimpulkan hasil akhir dari tinjauan yang telah dilakukan terkait tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun Resort dan Spa.


(14)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU 2.1.1 Tanaman Bambu

Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan sudah menyebar di kawasan Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan & Perkebunan (1999,hal 78).

Menurut Lopez dan Shanley (2004,hal 58) menyebutkan bahwa bambu termasuk keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia. Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat yang tidak terbatas.

Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan, mulai dari lahir hingga mati. Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat sehari-hari Menurut Lopez & Shanley (2004,hal 58).

2.1.2 Asal Usul Bambu

Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi Menurut Berlian & Rahayu (1995, hal 79).

Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar, misalnya jenis


(15)

Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan. Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh Menurut Elsppat dalam Berlian (1999,hal 90).

2.1.3 Jenis Jenis Bambu Di Indonesia

Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10 genus atau 125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan sistem percabangan rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, genus yang berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial, termasuk didalamnya genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang dan tumbuh secara monopodial (horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya genus Arundinaria Menurut Duryatmo (2000,hal 27).

Sedangkan menurut Berlian dan Rahayu (1995:90) di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi seperti: bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kunig, bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian, bambu jepang, bambu gendang, bambu bali, dan bambu pagar


(16)

Jenis-Jenis Bambu di Indonesia beserta Penerapan

No Nama Botanis Nama Lokal

dan Penyebaran

Gambar

1 Bambusa atra Lindley Loleba

(Maluku, Nena (Shanghai)

2 Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel ex J.A. & J.H. Schultes

Bambu krisik hijau, Krisik putih, Bambu pagar, Bambu cina

(Indonesia), Aor selat (Kalimantan Barat)

3 Bambusa vulgaris Schrad ex Wendl

Ampel hijau tua, Ampel hijau muda, Pring gading, Pring tutul (Indonesia)


(17)

4 Dendrocalamus asper (Roem. & Schultf.) Backer ex Heyne.

Bambu petung (Indonesia), Petung coklat (Bengkulu), Petung hijau (Lampung), Petung hitam (Banyuwangi)

5 Dinochloa scadens Cangkoreh (Sunda)

6 Gigantochloa apus Kurz

Bambu tali (Indonesia)

7 Gigantochloa

atroviolaceae Widjaja

Bambu hitam (Indonesia), Pring wulung (Jawa), Awi hideung (Sunda)


(18)

8 Gigantochloa atter (Hassk) Kurz ex Munro

Bambu ater (Indonesia), Pring benel, Pring jawa (Jawa), Awi temen (Sunda)

9 Gigantochloa pruriens Widjaja

Buluh belangke, buluh regen (Karo), Buluh yakyak (Gayo)

10 Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja

Awi andong besar, Andong leutik, Andong kapas, Andong batu (Sunda), Pring

gombong, Pring surat (Jawa)


(19)

11 Schizostachyum blumei Ness

Awi tamiyang (Sunda)

12 Schizostachyum brachycladun Kurz

Bambu lemang kuning,

Lemang hijau (Indonesia), Buluh tolang, Buluh sero (Maluku), Pring lampar (Banyuwangi)

Tabel 01 : Jenis-jenis bambu Sumber : Duryatmo,2000

2.1.4 Manfaat Bambu

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Menurut Berlian & Rahayu (1995,hal 47)

Menurut Duryatmo (2000,Hal 34), mengatakan bahwa manfaat tanaman serbaguna ini sangat beragam. Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan manusia berbahan baku bambu. Dalam kehidupan sehari-hari, perabot berbahan


(20)

baku bambu mudah dijumpai, diantaranya, meja, kursi, tusuk gigi, tatakan gelas, tudung saji, tempat buah, tas, tirai, tikar hingga sandal.

Jenis Bambu

Kesesuaian penggunaan Mebel Kertas Sumpit Papan

Serat

Konstruksi Papan Partikel

Sayur

Ampel -  -  - 

-Apus   -   

-Ater       

Betung - -  -  - 

Duri -  -   

-Hitam  -    - 

Tabel 02 : Kesesuaian penggunaan bambu Sumber : Duryatmo,2000,Wirausaha Kerajinan Bambu

2.1.5 Keawetan Bambu

Keawetan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor perusak bambu, misalnya ketahanan bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan jamur perusak bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu. Ketahanan bambu tergantung kepada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi dengan tanah dan udara, jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu tahun jika diawetkan usianya dapat mencapai empat sampai tujuh tahun, dan dalam kondisi tertentu dapat mencapai 10 sampai 15 tahun Menurut Elsppat(1999,hal 87).

Lebih lanjut Menurut Elsppat mengatakan bahwa, ketahanan bambu bergantung pada:

1. Kondisi fisiknya, bambu yang sobek lebih sering rusak dibanding yang tidak sobek;

2. Bagian bawah bambu lebih kuat daripada bagian atas;


(21)

4. Spesies Dendrocalamus strictus lebih rendah resistensinya dibandingkan Dendrocalamus longisphatus;

5. Kandungan pati, bambu yang kandungan patinya lebih tinggi lebih rentan terhadap serangan kumbang bubuk dibanding bambu yang kandungan patinya lebih rendah; 6. Waktu penebangan,bambu yang ditebang pada musim hujan lebih rentan terhadap serangan kumbang bubuk dibandingkan yang ditebang pada musim panas;

7. Kandungan air, kadar air yang tinggi menyebabkan kekuatan bambu menurun dan mudah lapuk.

2.2 Bahan Bangunan dari Bambu

2.2.1 Batang,Palupuh,dan Bilah bambu

Pada sebuah bangunan hampir semua bagianya dapat dibuat dari bambu kecuali-alat-alat penyambungan (tali dan sebagainya).Bagian-bagian bangunan tidak terbatas pada tiang,lantai,dan dinding beserta kontruksi atap,tetapi juga dapat berupa perabotan seperti kursi ,meja, rak dan sebagainya

Pengolahan Bambu Menjadi Pelupuh

Bahan dasar adalah batang dibelah sepanjang batang pada satu sisi dan selanjutnya selah direntangkan Sekat rongga pada masing-masing ruas hingga dihilangkan sampai dinding batang bambu dapat dipukul-pukul menjadi palupuh (papan bambu)


(22)

Gambar 02: Pengolahan bambu menjadi palupuh Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bambu

Pengolahan Bambu Menjadi Bilah

Batang bambu yang diolah menjadi bilah dapat digolongkan menurut tengahnya yang besar dan membutuhkan peralatan khusus serta batang garis-tengahnya kecil dan yang dapat dibelah dengan parang khusus.

Gambar 03: Pengolahan bambu menjadi bilah Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bamboo


(23)

2.2.2 Anyaman

Cara paling dasar dan serba guna untuk menyusun bilah atau tutu bambu adalah anyaman. Mengayam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Tegangan bahan bambu pada titik silangan mengakibatkan gaya gesekan tinggi menjamin bentuk anyaman tidak berubah waktunya walaupun ditekan.

Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan di anyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang terletak tegak lurus,atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain. Kemudian pada anyaman yang terdiri dari lusi (bilah bambu yang berdiri) dan pakan (bilah bambu yang berbaring) dibuat susunan yang kaku dan stabil.

Gambar 04: Jenis Anyaman


(24)

Gambar 05 : Sayatan Bambu Bahan Anyaman

Sumber : Gunawan.2008 Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu Tali

Gambar 06 Pola Anyaman Bambu Kajang dan Kepang


(25)

2.2.3 Bambu Lapis

Bambu Lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu sejajar dan melintang (laminated board) atau anyaman bilah bambu (bamboo mat plywood) dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisan yang harus ganjil.Bahan perekat bambu lapis yang tahan air dan cuaca terbuat dari

fenolformaldehid atau poliuretan. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan kayu maka dapat lebih mudah dilem.Walaupun demikian, kulit luar bambu tidak dapat di lem dan bambu lapis anyaman membutuhkan banyak perekat.

2.2.4 Interior Bambu

Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai bagian mebel.Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur, bambu yang dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan tali. Sampai dengan umur 18 bulan batang bambu dapat dikupas karena kulit dan permukaan dinding ruas dalamnya masih lunak. Strip kulit yang dikupas dapat digunakan langsung sebagai pengikat.Untuk membuat tali bambu,strip kulit di jalin dan dililit menjadi tali.setiap utas tali dirangkaikan dengan strip dinding ruas dalam

Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup anyaman.Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan seperti cat) biasanya untuk bagian kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu transparan

Ciri khas Rotan adalah kemampuanya dibuat lengkung dengan teknik sederhana.Sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku.Sambungan tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan terlihat rapih.Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan sekrup.


(26)

BAB 3

FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA

3.1 Fasilitas Hunian Hotel

Perencanaan bangunan yang baik setidaknya meliputi tiga aspek besar,yaitu fungsi,teknik,dan estetika Menurut Vitruvius dalam Endi Marlina (2008, Hal 35) dan akan menjadi lengkap dan sesuai untuk rancangan sebuah hotel dengan penambahan dua aspek berikutnya, yaitu kenyamanan dan keamanan.

Perancangan bangunan yang tepat perlu diawali dengan pemahaman aktiivitas penggunanya secara tepat pula karena setiap aktivitas akan menuntut ruang yang sesuai untuk mewadahinya.Secara umum, kegiatan utama yang akan terjadi pada sebuah hotel adalah kegiatan bermukim dengan tuntutan ruang-ruang seperti pada tempat tinggal begitu juga yang terjadi pada kampung Sampireun resort dan spa. Namun, sebuah hotel tidak dapat dirancang begitu saja menyerupai tempat tinggal atau rumah tetapi yang perlu di tekankan disini adalah kegiatan bermukim untuk sementara waktu.

Meninjau sebuah rancangan bangunan yang baik harus selalu memperhatikan tuntutan penggunaan bangunan. Dengan demikian, sebelum memulai tahap perancangan bangunan, terlebih dahulu wajib dikenali keseluruhan aktivitas dan tuntutan bangunan yang perlu diwadahi. Fungsi utama sebuah hotel adalah bermukim sehingga jabaran aktivitasnya adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam pemukiman sehari-hari. Identifikasi aktivitas tersebut akan memberikan gambaran kebutuhan ruang pada bangunan komersial yang di desain. Selain itu,karakter aktivitas perlu pula diketahui yang selanjutnya akan mewarnai rancangan ruangnya Endi Marlina(2008:Hal 35).


(27)

Penjabaran aktivitas penggunaan pada bangunan hotel.

Fungsi Aktivitas Ruang/Wadah Karakter Aktivitas

Fungsi Utama

bermukim - Istirahat - Makan -Berkumpul -Membersihkan diri

- Kamar tidur

- Ruang makan

-Ruang Keluarga -Kamar mandi -Nonformal santai -Nonformal-formal -Nonformal- formal -Privat,non formal Fungsi Pendukung Standar

Interaksi sosial Admininistrasi

Tambahan (sesuai jenis hotel yang dibangun)

-Interaksi sosial

-Registrasi Pembayaran

*) sesuai jenis hotel yang dibangun

-Ruang tamu,ruang santai

-Lobby, resepsionis

*)Sesuai jenis hotel yang di bangun

Nonformal-formal,santai,rek reatif Formal-nonformal,Infor matif Menyesuaikan dengan aktivitas

Fungsi pelengkap pengelolaan bangunan -Manajemen -Administrasi -Service -Pemeliharaan bangunan -Ruang-ruang kantor -Ruang-ruang kantor -Gudang,parkir,ruang karyawan,dapur Formal,disisplin Formal,disiplin Disisplin,nonfor mal, Aktif Disisplin,nonfor mal, Aktif


(28)

-Gudang,ruang karyawan

Tabel 03 : Aktivitas penggunaan pada bangunan hotel. Sumber : Rutes,W.& Penner,RR,1992 Ket

: Tinjauan peneliti

Penjabaran aktivitas pengguna bangunan scara detail akan membantu proses penentuan kebutuhan ruang.Semakin detail rincian aktivitas yang dijabarkan,semakin spesifik ruang yang diteliti.

3.2 Pengertian Hotel Resot dan Spa

Definisi dari kata hotel perlu dipahami secara detail, karena ada banyak macam dan ragamnya,tergantung dari pemikiran serta kondisi, baik secara territorial,kultur,maupun pemahaman masyarakat dan bagaimana masyarakat menerjemahkanya.Menurut kamus Oxford,The advance Learner’s Dictionary of

Current English hotel didefinisikan sebagai

Building where meals and room are provided for travelers.(Hornby,1984,p.414) Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu.

Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini Menurut Nyoman S Pendit (1999:Hal 76)

Kata dan konsep Spa berasal dari masa kekaisaran Romawi.Pada masa itu terjadi pertempuran hebat. Kemudian, dicari suatu cara untuk memulihkan pasukan militernya dari luka-luka dan penyakit. Dari usaha tersebut dirancang tempat mandi atau tempat berendam di sekitar sumur-sumur air panas untuk


(29)

menyembuhkan badan mereka yang sakit”Sanus Saban Aquam”yang artinya kesehatan oleh melalui air”Squas per Aqua”(SPA).Spa merupakan suatu fasilitas pusat pemulihan kesehatan fisik maupun spiritual (Rejuvenation Center) dengan aktivitas relaksasi dan penyegaran seperti screening,wellness center dan SPA and beauty yang dikemas dengan pendekatan-penekatan alamiah yang mengkombinasikan pamanfaatan teknologi tinggi dan teknik-teknik tradisional Menurut Endy Marlina (2008:Hal 183)

3.3 Tinjauan Kampung Sampireun

3.3.1 Sejarah Kampung Sampireun

Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang di desain khusus dengan bernuansakan kampung Sunda Parahyangan. Resort ini memakai meyerupai perkampungan Sunda Parahyangan dikarenakan Kampung Sampireun terletak di kota Garut yaitu berada dibagian Bandung timur, yang memiliki kebudayaan Sunda Parahyangan.

Kampung Sampireun di rancang dengan suasana dan keadaan alam perkampungan seperti itu, dikarenakan bagi para wisatawan yang mengiginkan akan suasana pedesaan atau suasana kampung halamannya.

Gambar 07: Kampung Sampireun Resort Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)


(30)

Kampung Sampireun ini menawarkan suasana alam pedesaan dengan serta memberikan kenyamanan fasilitas dan servis yang dapat di gunakan. Kampung Sampireun tidak hanya memberikan keindahan di dalam resort itu sendiri, tetapi di sekeliling Kampung Sampireun terdapat pemandangan alam yang sangat indah, memiliki udara yang segar serta jauh dari hiruk-pikuk dan keramaian di dunia kota. Kampung Sampireun ini benar-benar di desain dengan suasana pedesaan yang memberikan kesan kesederhanaan, dan didalam resort itu sendiri tidak ada peralatan-peralatan yang mewah, mulai dari tempat tidur, lemari, meja, kursi, lantai semuanya terbuat dari bambu, hingga atapnya pun memakai kiray semacam anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Peralatan yang mewah dan modern hanya akan terlihat di cottage

Kampung Sampireun hanyalah sebuah pesawat telepon dan fasilitas di dalam kamar mandinya saja.

Resort ini berdiri sejak tahun 1997 dan mulai beroprasi pada tahun 1999. Kampung Sampireun berdiri di atas tanah seluas kurang lebih sekitar 5 hektar dan berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Serta berada di daerah Garut, yang lebih tepatnya di Jl. Raya Samarang–Kamojang, desa Sukakarya Garut, Jawa Barat. Untuk menuju ke tempat lokasi Kampung Sampireun bila menggunakan jalur darat, waktu yang akan di tempuh kurang lebih sekitar 2 jam dari kota Bandung dan kurang lebih 4 jam dari kota Jakarta.

Adapun yang menjadi daya tarik serta keunikan yang di miliki oleh Kampung Sampireun ini yaitu keindahan sebuah danau yang luasnya sekitar 1,4 hektar, dengan kamar-kamar yang berdindingkan bambu yang berada diatas pinggir-pinggir danau dengan dominasi bambu dan kayu menjadi unsur yang paling utama di dalam dan di luar cottage Kampung Sampireun tersebut.Di setiap ruang di pinggir-pinggir danau tersebut, di isi dengan beberapa jenis pepohonan dan bermacam-macam dedaunan yang tumbuh di sekeliling danau tersebut. Tumbuhan yang paling dominan di kawasan Kampung Sampiren ini


(31)

yaitu deretan rumpun bambu yang sangat lebat di sekeliling kawasan Sampireun, hingga tercipta suasana kampung yang segar akan udaranya.Sesuai dengan yang telah di jelaskan di atas, bahwa kamar penginapan di resort tersebut terdapat di atas sebuah danau, maka alat transportasi yang di gunakan di danau tersebut yaitu mengunakan perahu dayung atau rakit yang terbuat dari bambu, untuk mengantarkan para pengunjung ke kamar-kamar penginapan, serta rakit tersebut tidak hanya di gunakan oleh para pengunjung, tetapi juga di pergunakan oleh para karyawan Kampung Sampireun untuk melayani para pengunjung yang menginap. Di sinilah keunikan dan kelebihan yang di miliki oleh Kampung Sampireun jika di bandingkan dengan penginapan-penginapan atau resort yang lainnya.

Gambar 08: Kampung Sampireun Resort Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Di resort ini tidak hanya dapat menikmati keindahan di kawasan Kampung Sampireun, dapat menikmati pemandangan yang indah di sekeliling Kampung Sampireun, seperti keindahan gunung Cikuray yang letaknya berada tepat di belakang tempat kamar penginapan, dan para pengunjung dapat melihat kebun


(32)

dan pesawahan para penduduk di sekitar kawasan Kampung Sampireun, serta dapat pula melihat aktivitas para petani di pagi hari. Di sebelah kiri Kampung Sampireun terdapat hutan yang lebat dengan tumbuh-tumbuhan, dan dapat di pergunakan untuk berjalan-jalan dan bersepeda.

Gambar 09: Layout kampung Sampireun Resort Sumber:Dok kampung Sampireun (2011)

3.3.2 Fasilitas Kampung Sampireun

Seperti pada umumnya di hotel-hotel yang lainnya, di Kampung Sampireun ini juga terdapat beberapa fasilitas dan servis yang dapat di pergunakan para pengunjung, di antaranya seperti:

Taman Sari Royal Heritage Spa Bale Putri Amanti

Kiara Payung Meeting Room Pasir Angin Amphitheater

Kid Fun Games Program Seruling Bambu Restaurant


(33)

Outdoor Family photography Swimming pool

Pick Up Service

Wisata Kampung, dan yang lainnya

Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang menghadirkan keadaan kampung tatar Sunda Parahyangan dengan ciri khas Kampung tradisional dengan pelayanan hotel yang modern dan profesional.

3.3.3 Tipe Kamar di Kampung Sampireun

Kamar Kurjati

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kurjati ini antara lain: Teras

Ruang Keluarga Kamar Tidur Kamar Mandi

Gambar 10a:Ruang Tidur tipe kurjati Gambar 10b :Ruang Tidur tipe kurjati

Gambar 10c:Kamar Mandi tipe kurjati Gambar 10d:Ruang tamu tipe kurjati


(34)

Penggunana bambu yang paling dominan di kamar type kurjati ini adalah ruang tidur dan ruang keluarga sedangkan untuk kamar mandi unsur bambu hanya terdapat pada bagian langit langitnya saja lebih dominan unsur material batu alamnya.

Kamar Kalapalua

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kalapalua ini antara lain: Teras

Ruang Keluarga Kamar Tidur Kamar Mandi

Gambar 11a:teras Gambar 11b:Ruang tamu tipe kalapalua

Gambar 11c:Ruang Tidur tipe kalapalua Gambar 11d:Kamar mandi tipe kalapalua


(35)

Untuk Penggunaan Elemen bambu lebih mendominasi bagian Atap,dinding serta Furniture,sedangkan untuk lantai lantai di dominasi batu alam untuk kamar mandi dan Palupuh untuk ruangan lainya

Kamar Manglayang

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Manglayang ini antara lain: Teras

Ruang Keluarga Kamar Tidur Kamar Mandi

Gambar 12a:Teras Gambar 12b:Ruang Kel tipe Manglayang

Gambar 12c:ruang tamu Gambar 12d:Ruang Tidur tipe Manglayang Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Kamar Papandayan

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Papandayan ini antara lain: Teras


(36)

Ruang Keluarga Kamar Tidur Kamar Mandi

Gambar 13a:Fasade bertingkat tipe Papandayan Gambar 13b:Teras tipe Papandayan

Gambar 13c:Ruang Kel tipe Papandayan Gambar 13d:Ruang Tidur tipe Papandayan

Gambar 13d:Kamar mandi tipe Papandayan Gambar 13f:Kamar mandi tipe Papandayan Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Pada bagian ruang Papandayan ini mempunyai dua lantai yaitu lantai bawah untuk teras,ruang keluarga dan kamar mandi sedangkan untuk lantai atas terdapat kamar tidur,unsur bambu hampir terasa di ruangan ini terkecuali bagian kamar mandi yang tetap di kombinasikan dengan unsur batu alam.


(37)

3.4 Pemakaian Material

Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal yang di tonjolkan dan menggambarkan nuansa ruang kamar mandi di kampung Sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel dan aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.

Udara Segar dan cahaya alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak di naungi atap,selain untuk mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya yang masuk melalui rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh tanaman-tanaman di bawahnya dan yang menempel pada dinding kamar mandi.Letak ruang kamar mandi dibagi dua, yaitu area kering dan area basah.Pembagianya untuk dinding dan atap menggunakan bambu sedangkan lantai menggunakan batu alam.


(38)

Gambar 14a:Kamar Mandi

Gambar 14b:Batu Palimanan

Gambar 14c:Gentong air

Gambar 14 :Pemakaian Material Kamar Mandi Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Aspek pengkombinasian material antara bambu,kayu dan batu alam yang berada pada area kamar mandi di kampung Sampireun Resort dan Spa.


(39)

BAB 4

TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU TERHADAP FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN

4.1 Tinjauan Ruang

Bambu merupakan salah satu bahan bangunan yang dominan digunakan di Kampung Sampireun Resort dan Spa ini,secara komposisi bahan bambu cukup mendominasi pada setiap ruangan kamarnya selain pemakaian kayu dan batu alam, setiap tipe kamar sebagai fasilitas hunian yang berada di kampung Sampireun Resort dan Spa ini mengandalkan unsur bambu, Adapun penggunaan bambu sebagai bentuk pengoptimalisasian atau pemanfaatan bambu pada bagian-bagian hunian kamarnya dan kamar mandi yang ada di kampung Sampireun resort dan spa ini adalah sebagai berikut:

4.1.1 Lantai Palupuh Bambu

Penutup lantai yang paling sederhana adalah Palupuh yang diletakan terlepas secara sejajar.Palupuh hendaknya tidak di paku,tetapi diikat dengan bilah lantai pada kaki dinding.Sebagai Penutup lantai pelupuh bambu yang di gunakan di kamar serta bagian terasnya di kampung Sampireun ini yang mirip tripleks

Lapisan nya terdiri dari 3 Lapisan - Lapisan atas vinir bambu

- Lapisan isi (tengah) dan bawah dari vinir kayu

Sedangkan jenis bambu yang digunakan untuk palupuh adalah jenis bambu Ampel dan Apus


(40)

Gambar 15:Lapisan Lantai Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Penutup lantai merupakan pelengkap bangunan dengan penggunaan secara mekanis yang menyebabkan pengausan bahan tersebut. Oleh karena itu,bahan penutup lantai harus dipilih yang tahan lama atau yang dapat diganti dengan mudah dalam waktu singkat

Vinir

Bambu

Vinir

Kayu


(41)

4.1.2 Penggunaan Bilah bambu

Penutup lantai dari bambu sering dilengkapi dengan lantai bilah bambu sehingga lebih rata namun kontruksi tetap menerima beban berat. Jika bilah bambu dipaku, lubang hendaknya dibor dahulu pada balok lantai dari bambu yang dikenai bilah tersebut. Jika bilah lantai diikat dengan tali bambu,rotan,atau ragum, jarak antara bilah-bilah dengan sendirinya diperlebar.

Penutup lantai bilah bambu yang rapat merupakan konstruksi lantai ringan yang agak elastis. Penutup lantai ini sangat sehat bila penghuni ingin tidur di lantai saja. Kemudian dinding bilah bambu merupakan konstruksi pelapis dinding luar yang sangat sederhana walaupun tidak kedap percikan air hujan yang masuk ke ruangan. dinding bambu bilah merupakan kontrusksi pelapis dinding luar yang memperbaiki kelemahan dinding bilah bambu karena lebih rapat.

4.1.3 Dinding Anyaman bambu

Suatu kontruksi dinding harus memenuhi beberapa tuntutan yang berbeda, misalnya menerima dan meyalurkan gaya kontruksi, menutup dan memisahkan ruang dalam dan ruang luar, memberikan perlindungan terhadap cuasa (radiasi panas matahari,hujan,dan angin) menaggulanggi suara/kebisingan,serta memberi keamanan terhadap kebakaran. Tuntutan atas kontruksi dinding tersebut terutama pada kontruksi bambu,sering dibagi dengan memilih penyelesaian berlapis-lapis.

- Lapisan struktur menerima dan meyalurkan beban yang terjadi dalam konstruksi gedung

- Lapisan dinding luar pada konstruksi bambu menerima beberapa tugas sekaligus, seperti menstabilkan kerangka bangunan (lapisan struktur),melindungi bangunan terhadap cuaca, serta menanggulangi suara/kebisingan.

- Lapisan dinding dalam merupakan penyelesaian (finishing) di sebelah dalam bangunan yang menutup lapisan struktur dan lapisan dinding kamar yang berada di kampung Sampireun ini berbentuk anyaman bambu.


(42)

Keuntungan dan kelemahan konstruksi dinding bambu berlapis terutama pada hasil anyaman yang terjadi pada rongga dapat di manfaatkan sebagai pengudaraan konstruksi (penahanan panas), tetapi kelemahanya dapat memberi sarang bagi rayap dan tikus

Cara menaggulangi suara/kebisingan pada lapisan dinding berhubungan erat dengan udara (angin). Hal ini dapat dibuktikan dengan melapisi satu ruang dengan kertas sambung-menyambung yang di lem rapat,dapat terlihat pertentangan diantara tuntutan menanggulanggi kebisingan dan tuntutan menjamin pengudaraan alam. Adapun jenis anyaman yang di pakai pada fasilitas hunian kamar yang berada di kampung Sampireun Resort dan Spa ini menggunakan jenis anyaman kepang

Anyaman kepang yang agak kasar tetapi rapat merupakan pelapis dinding luar yang juga menjamin kestabilan rangka bangunan kamar bambu,anyaman kepang yang halus dan agak kurang rapat merupakan pelapis dinding luar, kemudian anyaman bilik uang halus merupakan pelapis dinding luar yang dipasang diantara rangka bangunan bambu atau kayu dengan teknik jepitan (amplokan) atau yang dipaku dengan bilah bambu dari luar.


(43)

Gambar 16:Anyaman kepang pada dinding kamar Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Pola anyaman Bambu kepang adalah yang diterapkan pada dinding pada kamar hunian di kampung Sampireun Resort dan Spa ini, sistem finishing yang diaplikasikan adalah sistem vernis,untuk menampilkan keindahan serat bambu secara alami.

4.1.4 Anyaman Bambu Sebagai Langit-langit

Pada Konstruksi langit-langit di bawah kasau atau konstruksi pelat lantai konstruksi bambu,langit-langit yang paling sederhana ialah anyaman bambu.


(44)

Anyaman bambu sebagai langit-langit yang dipasang di sebelah atas balok lantai batang bambu.

Konstruksi dasar langit-langit dapat berfungsi juga sebaagai lapisan atap kedua air terhadap kebocoran penutup atap,dan dapat direncanakan sesuai jarak kasau batang bambu dan ukuran pelat serat semen atau tripleks.

Anyaman bambu merupakan penutupan langit-langit yang paling sederhana dan cocok untuk konstruksi hunian kamar di kampung Sampireun,dan tidak ada standarisasi untuk ukuran anyaman bambu.

Gambar 17:Anyaman bambu pada Langit-langit Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)


(45)

Gambar 18: Langit-langit Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

4.2 Tinjauan Interior Bambu

4.2.1 Tinjauan Kamar Tidur

Fungsi

Menurut Jan Krebs Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia.Kualitas lingkungan di sekitar seseorang akan mempengaruhi tidurnya. Lingkungan khusus ini memiliki persyaratan yang berbeda dan di tandai oleh pendekatan konsep yang bermacam- macam. Area kamar tidur ditunjukan khusus untuk fase istirahat dan pemulihan penghuninya, dan dapat ditetapkan hanya berdasarkan pertimbangan kriteria ini. Hal ini berarti, area kamar tidur berfungsi tunggal dan secara jelas dipisahkan dari area lain.

Namun demikian, selain kegunaan utama kamar tidur, dapat pula dimasukan kegunaan sampingan lainya. Dengan begitu, tercipta sebuah tempat yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi ataupun kegiatan umum yang bersifat pribadi, tergantung pada waktu penggunaanya.


(46)

Berbagai macam akses penghubung diciptakan jika diperlukan koneksi dengan area-area lainya jika ada ruang berhias,maka akan lebih baik bila dihubungkan langsung ke kamar tidur, karena tidak akan ada privasi jika akses ke area tersebut harus melewati koridor atau area lain terlebih dahulu, tempat penyimpanan pakaian berupa ruangan (walk in wardrobe) dapt menghemat ruang dan menjadi suatu alternatif yang sangat baik.Ruangan tersebut juga sebaiknya berada di dekat kamar mandi agar tidak harus melewati area yang digunakan untuk umum. Idealnya,akses langsung harus direncanakan terlebih dahulu, tanpa jalan memutar melewati koridor.

Area tidur dengan kegunaan yang dipadukan

Kamar tidur dapat juga dibuat lebih terbuka untuk menampung fungsi dan kegunaan lainya, sesuai dengan akses dan kebutuhan sebagai contoh,area tersendiri yang digunakan untuk bekerja atau bersantai dapat digabungkan dengan area tidur karena aktivitas-aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda

Dalam bentuk yang paling ekstrovert (terbuka), area tidur dapat diletakan pada denah terbuka dan hanya sedikit berbeda dibandingkan area fungsi dan gubahan lainya.

Peletakan Furnitur

Seperti halnya setiap area dengan kegunaan tertentu pada dasarnya kamar tidur memerlukan ruang yang cukup untuk furnitur,perkakas,dan sirkulasi.Semakin kecil ukuran suatu ruang,maka alternatif desain nya akan semakin terbatas. Pengoptimalan area merupakan fitur rancangan yang paling dicari,tapi hal ini hanya boleh mempengaruhi fleksibilitas sampai batas tertentu,dan harus memungkinkan variasi pendekatan desain lainya dalam penggunaan jangka panjang sebagai contoh, ada beberapa ukuran tempat tidur standar yang bisa membantu menentukan luas ruangan yang dibutuhkan. Namun demikian,ukuran tempat tidur dengan empat tiang, dan tempat tidur yang ditinggikan, semua adalah tempat tidur yang tidak selalu dibuat dalam ukuran standard dan bisa digunakan sebagai bagian dari area tidur seseorang.


(47)

Peletakan Tempat Tidur

Peletakan tempat tidur mempengaruhi persepsi alam sadar dan alam bawah sadar manusia. Jika tempat tidur Berada di sudut ruangan dan pintu akan berada pada garis pandang,memberi kesan jelas dan aman.Jika tempat tidur berada di tengah ruangan dan menjadi fokus dari pintu masuk dan perabotan lainya,maka tempat tidur tersebut akan menjadi titik sentral yang khusus Menurut Jan Krebs dalam Agus Tiono(2010,24)

Area Untuk Berhias

Kamar tidur sering juga digunakan sebagai tempat untuk berganti baju sehingga akan diperlukan ruang untuk hal tersebut, berhias dan untuk tempat penyimpanan pakaian.Jika tidak ada rencana untuk membuat sebuah ruang berhias yang terpisah,maka harus ada ruang untuk lemari baju.Penyediaan ruang gerak yang cukup di sekeliling lemari pakaian harus diperhatikan, juga posisi lemari pakaian agar tidak menghalangi gerak pintu masuk yang meyulitkan akses ke dalam ruangan. Lemari yang tertanam di ruang tidur dari lantai sampai langit-langit adalah alternatif yang cukup,karena akan menghemat tempat.Bagaimanan pun, lemari ini akan menjadi bagian dari tembok.

Bambu merupakan bahan bangunan yang dapat digunakan sebagai struktur

finishing arsitektur,interior,mebel dan perabot untuk kamar hunian yang berada di Kampung Sampireun.Sebagai bahan bangunan bambu mampu memberikan rasa nyaman karena dapat menjaga dan menetralisasi suhu dalam ruangan yang pada siang hari menjadi sejuk karena pori pori/rongga bambu melepaskan udara panas yang di serap pada siang hari.

Selain memberi rasa nyaman, bahan ini mudah di dapat dan harganya relatif murah. Bangunan berkontruksi bambu memiliki ketahanan terhadap guncangan gempa sehingga sangat cocok untuk kontruksi pada bangunan.

Begitu juga perangkat mebel yang ada pada fasilitas hunian di kampung Sampireun Resot dan Spa, seperti balai balai, tempat tidur, lemari dan furnitur sering dibuat menyatu dengan struktur bangunannya,sehingga satu sama lain


(48)

saling memperkuat dengan kokoh. Dengan demikian mengakibatkan pemakaian bahannya pun menjadi lebih efisien.

Penataan interior pada hunian kamar kampung Sampireun sangat fleksibel.Warna dan corak bambu yang natural tidak memerlukan banyak finishing/cat karena bambu merupakan elemen dekorasi yang sangat serasi jika dikombinasikan dengan berbagi material alami lainya seperti kayu, batu dan lain lain bahkan cukup serasi dengan material yang kontras seperti Keramik,kaca,tekstil,dan sebagainya.

Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai bagian mebel. Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur,bambu yang dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan tali.Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup anyaman. Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan sperti cat) biasanya untuk bagian kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu transparan

Ciri khas bambu rotan adalah kemampuannya dibuat lengkung dengan teknik sederhana.sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku. Sambungan tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan terlihat rapih. Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan sekrup.


(49)

Furnitur dalam kamar hunian di Kampung sampireun resort dan spa.

Gambar 19: Furnitur tempat tidur Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)


(50)

Gambar 20: Furnitur Kursi Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)


(51)

4.2.2 Tinjauan Kamar Mandi

Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal yang di tonjolkan menggambarkan nuansa ruang kamar madi di kampung sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel dan aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.Udara segar dan cahaya alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak di naungi atap,selain untuk mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya yang masuk melalui rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh tanaman-tanaman di bawahnya dan yang menempel pada dinding kamar mandi.letak ruang kamar mandi dibagi dua, yaitu area kering dan area basah.Pembagianya untuk dinding dan atap menggunakan bambu sedangkan lantai menggunakan batu alam.


(52)

4.3 Tinjauan untuk Pengawetan Material Bambu

Teknik yang dilakukan oleh kampung Sampireun resort dan Spa ini dalam hal pengawetan atau perawatan terhadap material bambu, yaitu bambu segar dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air tertentu sebelum digunakan pada pembuatan bangunan kamarnya sendiri serta mebelnya, jika digunakan bambu segar, suatu saat pada musim kemarau, kandungan air pada bambu tersebut akan berkurang (menguap). Sehingga bambunya itu akan menyusut, sambungan rumah dan mebel tersebut tidak pas lagi dan akhirnya rusak. Tetapi pengeringan yang terlalu parah (kadar air terlalu sedikit) dapat menyebabkan bambu menjadi retak atau pecah. Ini biasanya terjadi pada musim kemarau yang berkepanjangan. Sedangkan faktor perusak biologis bambu diantaranya adalah jamur

Adapun langkah –langkah yang dilakukan untuk proses pengawetan sebagai bentuk perawatan pada struktur bangunan fasilitas hunian (kamar) di kampung Sampireun resort dan Spa proses nya dilakukan dengan cara yang tradisional, antara lain:

Peleburan Pencelupan Penyemprotan

Pengawetan pohon hidup

Itulah beberapa langkah atau metode yang di lakukan, yaitu dengan menggunakan metode yang lebih sederhana atau alamiah selain adanya metode pengawetan dengan metode modern.


(53)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian kampung Sampireun resort dan spa dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur material yang berada pada fasilitas hunian di Kampung sampireun adalah pengkombinasian antara bambu,kayu,dan batu alam yang mana karakteristik dominan adalah penggunaan bambu

2. Unsur kekuatan bambu tidak diragukan lagi sebagai unsur material utama bangunan di kampung Sampireun karena sudah ditemui teknik mempertemukan batang-batang bambu yang sama seperti kayu serta mudah di pasang ulang,lentur dan fleksibel.

3. Elemen-elemen yang ada pada ruang tidur didominasi unsur bambu,terutama pada elemen interior kamarnya

4. Pemakaian bahan material pada kamar mandi lebih dominan batu alam nya dibandingkan dengan bambu karena mengingat kamar mandi terbagi menjadi area basah dan area kering

5. Teknik pengolahan serta perawatan material bambu pada area ruang tidur dan kamar mandi lebih terolah dengan maksimal dan sesuai dengan fungsinya.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Andyono,Yuli.(2009).Furnishing Guide.Jakarta:Kompas Gramedia

Berlian,N. danE Rahayu.(1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.Jakarta:Penebar Swadaya.

Frick,Heinz.(2004).Ilmu Kontruksi Bangunan Bambu.Yogyakarta: Kanisius

Gunawan.(2004). Kajian Sifat-Sifat Finishing Finishing Anyaman Bambu Tali Skripsi- Jurusan Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Bandung.

Jamaludin.(2007).Pengantar Desain Mebel.Bandung: Kiblat

Krebs,Jan.(2010).Desain Dan Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Lopez, C. dan P,Shanley.(2004). Kekayaan Hutan Asia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Marlian,Endy.(2008).Panduan Perancangan Bangunan Komersial.Yogyakarta: Andi Offset.

Mustofa,Bisri.(2009).Proposal penelitian Skripsi dan Tesis.Yogyakarta:Panji Pustaka

Puji,Hastuti.P (2009).Kamar Tidur dan Kamar Mandi Serial Rumah,(2),23-36.

Sutrisno,Bambang(2008).Rumah Bambu Arsitektur khas Jawa Barat.Jakarta:Pustaka rumah Kebun.

Saptadji,Aji.(2007) Sales and Promotion Kampung Sampireun Resort dan Spa


(55)

RIWAYAT HIDUP

ARDI NUGRAHA

Jl Pajajaran Gg Terasana No 139/29 B Bandung

E-mail :

ardinugraha24@yahoo.com

Telp: 082129407388

DATA PERSONAL

Nama : Ardi Nugraha

Lahir : Garut,03 Desember 1986 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Lajang

Alamat Asli : Jl Rancabatu No 114 rt 02/02 kec Wanaraja Kab Garut

KUALIFIKASI PERSONAL

Pribadi yang menarik, cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, kreatif & inovatif, percaya diri, jujur, ramah & sopan, familiar dengan windows dan internet, keterampilan berkomunikasi

dengan baik.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2006-Sekarang Kuliah di UNIKOM Jurusan Desain Interior sampai Sekarang

2005-2006 Kuliah di UNIKOM Bandung Jurusan Akuntansi(Tidak Selesai/Pindah)

2005 Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammmadiyah 1 Garut Jawa Barat

PENGALAMAN KERJA

Tahun 08/2010 - 11/2010 Magang di CV Multi Design Art Posisi:Drafter

KURSUS DAN TRAINING

Tahun 2011 Training Perhotelan Kagum School

2010 Kursus Komputer Program Autocad(Sertifikasi) 2010 Training Kewirausahaan UPI (Sertifikasi) 2010 Training Pappa Ronz Pizza(Sertifikasi) 2008 Kursus Bahasa Inggris

2007 Kursus Vokal YAMAHA Course

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2009 Anggota KSR(Korps Sukarela)UNIKOM

2008 Anggota Saung Budaya(Kesenian Tradisional Angklung)UNIKOM 2005-2006 LDK(Lembaga Dakwah Kampus) UMMI UNIKOM

MENGUASAI

Komputer office(Word,Excell,Power Point),Auto Cad,Corel Photo paint,Bahasa Inggris HOBI

Membaca, Menyanyi, Musik, Olahraga Memasak dan Travelling

PRESTASI


(1)

Gambar 20: Furnitur Kursi Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)


(2)

47 4.2.2 Tinjauan Kamar Mandi

Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal yang di tonjolkan menggambarkan nuansa ruang kamar madi di kampung sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel dan aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.Udara segar dan cahaya alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak di naungi atap,selain untuk mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya yang masuk melalui rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh tanaman-tanaman di bawahnya dan yang menempel pada dinding kamar mandi.letak ruang kamar mandi dibagi dua, yaitu area kering dan area basah.Pembagianya untuk dinding dan atap menggunakan bambu sedangkan lantai menggunakan batu alam.


(3)

4.3 Tinjauan untuk Pengawetan Material Bambu

Teknik yang dilakukan oleh kampung Sampireun resort dan Spa ini dalam hal pengawetan atau perawatan terhadap material bambu, yaitu bambu segar dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air tertentu sebelum digunakan pada pembuatan bangunan kamarnya sendiri serta mebelnya, jika digunakan bambu segar, suatu saat pada musim kemarau, kandungan air pada bambu tersebut akan berkurang (menguap). Sehingga bambunya itu akan menyusut, sambungan rumah dan mebel tersebut tidak pas lagi dan akhirnya rusak. Tetapi pengeringan yang terlalu parah (kadar air terlalu sedikit) dapat menyebabkan bambu menjadi retak atau pecah. Ini biasanya terjadi pada musim kemarau yang berkepanjangan. Sedangkan faktor perusak biologis bambu diantaranya adalah jamur

Adapun langkah –langkah yang dilakukan untuk proses pengawetan sebagai bentuk perawatan pada struktur bangunan fasilitas hunian (kamar) di kampung Sampireun resort dan Spa proses nya dilakukan dengan cara yang tradisional, antara lain:

Peleburan Pencelupan Penyemprotan

Pengawetan pohon hidup

Itulah beberapa langkah atau metode yang di lakukan, yaitu dengan menggunakan metode yang lebih sederhana atau alamiah selain adanya metode pengawetan dengan metode modern.


(4)

49

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian kampung Sampireun resort dan spa dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur material yang berada pada fasilitas hunian di Kampung sampireun adalah pengkombinasian antara bambu,kayu,dan batu alam yang mana karakteristik dominan adalah penggunaan bambu

2. Unsur kekuatan bambu tidak diragukan lagi sebagai unsur material utama bangunan di kampung Sampireun karena sudah ditemui teknik mempertemukan batang-batang bambu yang sama seperti kayu serta mudah di pasang ulang,lentur dan fleksibel.

3. Elemen-elemen yang ada pada ruang tidur didominasi unsur bambu,terutama pada elemen interior kamarnya

4. Pemakaian bahan material pada kamar mandi lebih dominan batu alam nya dibandingkan dengan bambu karena mengingat kamar mandi terbagi menjadi area basah dan area kering

5. Teknik pengolahan serta perawatan material bambu pada area ruang tidur dan kamar mandi lebih terolah dengan maksimal dan sesuai dengan fungsinya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andyono,Yuli.(2009).Furnishing Guide.Jakarta:Kompas Gramedia

Berlian,N. danE Rahayu.(1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.Jakarta:Penebar Swadaya.

Frick,Heinz.(2004).Ilmu Kontruksi Bangunan Bambu.Yogyakarta: Kanisius

Gunawan.(2004). Kajian Sifat-Sifat Finishing Finishing Anyaman Bambu Tali Skripsi- Jurusan Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Bandung.

Jamaludin.(2007).Pengantar Desain Mebel.Bandung: Kiblat

Krebs,Jan.(2010).Desain Dan Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Lopez, C. dan P,Shanley.(2004). Kekayaan Hutan Asia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Marlian,Endy.(2008).Panduan Perancangan Bangunan Komersial.Yogyakarta: Andi Offset.

Mustofa,Bisri.(2009).Proposal penelitian Skripsi dan Tesis.Yogyakarta:Panji Pustaka

Puji,Hastuti.P (2009).Kamar Tidur dan Kamar Mandi Serial Rumah,(2),23-36.

Sutrisno,Bambang(2008).Rumah Bambu Arsitektur khas Jawa Barat.Jakarta:Pustaka rumah Kebun.


(6)

RIWAYAT HIDUP

ARDI NUGRAHA

Jl Pajajaran Gg Terasana No 139/29 B Bandung

E-mail :

ardinugraha24@yahoo.com

Telp: 082129407388

DATA PERSONAL Nama : Ardi Nugraha

Lahir : Garut,03 Desember 1986 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Lajang

Alamat Asli : Jl Rancabatu No 114 rt 02/02 kec Wanaraja Kab Garut

KUALIFIKASI PERSONAL

Pribadi yang menarik, cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, kreatif & inovatif, percaya diri, jujur, ramah & sopan, familiar dengan windows dan internet, keterampilan berkomunikasi

dengan baik.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2006-Sekarang Kuliah di UNIKOM Jurusan Desain Interior sampai Sekarang

2005-2006 Kuliah di UNIKOM Bandung Jurusan Akuntansi(Tidak Selesai/Pindah)

2005 Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammmadiyah 1 Garut Jawa Barat

PENGALAMAN KERJA

Tahun 08/2010 - 11/2010 Magang di CV Multi Design Art Posisi:Drafter

KURSUS DAN TRAINING Tahun 2011 Training Perhotelan Kagum School

2010 Kursus Komputer Program Autocad(Sertifikasi) 2010 Training Kewirausahaan UPI (Sertifikasi) 2010 Training Pappa Ronz Pizza(Sertifikasi) 2008 Kursus Bahasa Inggris

2007 Kursus Vokal YAMAHA Course

PENGALAMAN ORGANISASI Tahun 2009 Anggota KSR(Korps Sukarela)UNIKOM

2008 Anggota Saung Budaya(Kesenian Tradisional Angklung)UNIKOM 2005-2006 LDK(Lembaga Dakwah Kampus) UMMI UNIKOM

MENGUASAI

Komputer office(Word,Excell,Power Point),Auto Cad,Corel Photo paint,Bahasa Inggris

HOBI

Membaca, Menyanyi, Musik, Olahraga Memasak dan Travelling

PRESTASI