Latar Belakang TINJAUAN HUKUM PERBUATAN WANPRESTASI TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DAN INSTAGRAM | SYAMSIR | Legal Opinion 5869 19490 1 PB

Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015 1 TINJAUAN HUKUM PERBUATAN WANPRESTASI TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI BBM BLACKBERRY MESSENGER DAN INSTAGRAM KIKI RIZKY SYAMSIR D 101 10 166 ABSTRAK Jual beli merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradaban. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang pun senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Salah-satu Bentuk transaksi jual-beli terbaru yang kian memudahkan penggunanya kini ialah transaksi e-commerce. Transaksi E-Commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. Keuntungannya, Konsumen cukup memesan melalui media online dan menunggu barang yang dipesan datang dalam waktu kurang lebih 24 jam. Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini memang sangat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual.Perkembangan transaksi e-commerce yang semakin marak didunia bisnis online ini menimbulkan sikap was- was kepada setiap konsumen. Karena banyak transaksi e-commerce yang beredar berkedok penipuan. Barang yang dipesan kadang tidak sampai. Padahal transaksi pembayarannya sudah dilakukan di awal pemesanan. ini membuat konsumen tidak banyak menaruh kepercayaan lagi dengan transaksi e-commerce. Perundang-undangan bagi konsumen dalam transaksi e- commerce juga tidak menjelaskan secara rinci mengenai perlindungan konsumen tersebut. Peraturan perundang-undangan Inilah yang harus dikaji, ditegaskan dan diterapkan dalam melakukan transaksi e-commerce agar konsumen juga tidak merasa was-was dalam melakukan transaksi e-commerce. Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Wanprestasi, E-commerce. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

E-commerce adalah sebuah metodologi bisnis modern yang berupa memenuhi kebutuhan organisasi-organisasi, para pedagang dan konsumen untuk mengurangi biaya, meningkatkan kualitas barang dan jasa serta meningkatkan kecepatan jasa pelayanan pengantar barang. 1 E-commerce mulai berkembang secara signifikan ketika internet mulai diperkenalkan. Perkembangan internet ini mendorong transaksi-transaksi perdagangan internasional semakin cepat. Transaksi e-commerce ini memiliki beberapa ciri berikut : 2 1 Abdul Halim Barkatullah, Syahrida, Sengketa Transaksi E-commerce Internasional, Nusa Media, Bandung, 2010, Hlm.25 2 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hlm.162 1. Transaksi secara e-commerce memungkinkan para pihak memasuki pasar global secara cepat tanpa dirintangi oleh batas-batas negara. 2. Transaksi secara e-commerce memungkinkan para pihak berhubungan tanpa mengenal satu sama lainnya. 3. Transaksi melalui e-commerce sangat bergantung pada sarana teknologi yang keandalannya urang dijamin. Pasal 1 angka 2 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE yang dimaksud dengan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya. 3 Tersedianya berbagai macam sarana untuk berjualan, baik melalui media online seperti 2 Undang-undang No.8 Th.2008 3 Undang-undang No.8 Th.2008 Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015 2 facebook, instagram, twitter, path, ataupun melalui instan messaging yaitu melalui Blackberry Messenger BBM, Whatsapp, Kakao Talk, We chat, Line dan sebagainya, memang sangat memudahkan konsumen dalam memilih barang yang diinginkannya. Akan tetapi, tidak ada instrumen hukum yang mampu melindungi penjualan tersebut dengan pasti. Undang-undang Perlindungan Konsumen juga tidak menjelaskan secara rinci mengenai perlindungan hukum terhadap barang, jasa serta konsumennya. Minimnya instrumen hukum tersebut, membuat kedudukan konsumen menjadilemah, tidak aman dan seringkali menjadi korban penipuan. Hak konsumen sebagaimana tertuang dalam pasal 4 Undang-undang No. 8 tahun 1999 adalah sebagai berikut : 4 a. Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang danatau jasa; b. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan; e. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g. Hak untuk diperlakukan danatau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; h. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. 4 Undang-undang No.8 Tahun 1999 Perlindungan konsumen harus mendapat perhatian yang lebih, satu dan lain hal karena investasi asing telah menjadi bagian pembangunan ekonomi Indonesia, dimana ekonomi Indonesia juga telah berkait dengan ekonomi dunia dan persaingan perdagangan internasonal dapat membawa implikasi negatif bagi perlindungan konsumen. 5

B. Rumusan Masalah