Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
1
TINJAUAN HUKUM PERBUATAN WANPRESTASI TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI BBM BLACKBERRY
MESSENGER DAN INSTAGRAM KIKI RIZKY SYAMSIR D 101 10 166
ABSTRAK
Jual beli merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradaban. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang pun senantiasa
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Salah-satu Bentuk transaksi jual-beli terbaru yang kian memudahkan penggunanya kini ialah transaksi e-commerce. Transaksi E-Commerce
merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. Keuntungannya, Konsumen cukup memesan melalui
media online dan menunggu barang yang dipesan datang dalam waktu kurang lebih 24 jam. Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini memang sangat menguntungkan
banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual.Perkembangan transaksi e-commerce yang semakin marak didunia bisnis online ini menimbulkan sikap was-
was kepada setiap konsumen. Karena banyak transaksi e-commerce yang beredar berkedok penipuan. Barang yang dipesan kadang tidak sampai. Padahal transaksi pembayarannya sudah
dilakukan di awal pemesanan. ini membuat konsumen tidak banyak menaruh kepercayaan lagi dengan transaksi e-commerce. Perundang-undangan bagi konsumen dalam transaksi e-
commerce juga tidak menjelaskan secara rinci mengenai perlindungan konsumen tersebut. Peraturan perundang-undangan Inilah yang harus dikaji, ditegaskan dan diterapkan dalam
melakukan transaksi e-commerce agar konsumen juga tidak merasa was-was dalam melakukan transaksi e-commerce.
Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Wanprestasi, E-commerce.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E-commerce adalah sebuah metodologi bisnis modern yang berupa memenuhi
kebutuhan organisasi-organisasi,
para pedagang dan konsumen untuk mengurangi
biaya, meningkatkan kualitas barang dan jasa serta meningkatkan kecepatan jasa pelayanan
pengantar barang.
1
E-commerce mulai berkembang secara signifikan ketika internet mulai diperkenalkan.
Perkembangan internet
ini mendorong
transaksi-transaksi perdagangan internasional semakin cepat. Transaksi e-commerce ini
memiliki beberapa ciri berikut :
2
1
Abdul Halim Barkatullah, Syahrida, Sengketa Transaksi E-commerce Internasional, Nusa Media,
Bandung, 2010, Hlm.25
2
Huala Adolf,
Hukum Perdagangan
Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hlm.162
1. Transaksi
secara e-commerce
memungkinkan para pihak memasuki pasar global secara cepat tanpa dirintangi oleh
batas-batas negara.
2. Transaksi
secara e-commerce
memungkinkan para pihak berhubungan tanpa mengenal satu sama lainnya.
3. Transaksi melalui e-commerce sangat
bergantung pada sarana teknologi yang keandalannya urang dijamin.
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE
yang dimaksud dengan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya.
3
Tersedianya berbagai macam sarana untuk berjualan, baik melalui media online seperti
2
Undang-undang No.8 Th.2008
3
Undang-undang No.8 Th.2008
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
2 facebook, instagram, twitter, path, ataupun
melalui instan messaging yaitu melalui Blackberry Messenger BBM, Whatsapp,
Kakao Talk, We chat, Line dan sebagainya, memang sangat memudahkan konsumen
dalam memilih barang yang diinginkannya. Akan tetapi, tidak ada instrumen hukum yang
mampu melindungi penjualan tersebut dengan pasti.
Undang-undang Perlindungan
Konsumen juga tidak menjelaskan secara rinci mengenai perlindungan hukum terhadap
barang, jasa serta konsumennya. Minimnya instrumen
hukum tersebut,
membuat kedudukan konsumen menjadilemah, tidak
aman dan seringkali menjadi korban penipuan. Hak konsumen sebagaimana tertuang
dalam pasal 4 Undang-undang No. 8 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
4
a. Hak atas kenyamanan dan keselamatan
dalam mengonsumsi barang danatau jasa; b.
Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan;
e. Hak
untuk mendapatkan
advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan
pendidikan konsumen; g.
Hak untuk diperlakukan danatau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif; h.
Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi danatau penggantian, apabila barang
danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya.
4
Undang-undang No.8 Tahun 1999
Perlindungan konsumen harus mendapat perhatian yang lebih, satu dan lain hal karena
investasi asing
telah menjadi
bagian pembangunan ekonomi Indonesia, dimana
ekonomi Indonesia juga telah berkait dengan ekonomi dunia dan persaingan perdagangan
internasonal dapat membawa implikasi negatif bagi perlindungan konsumen.
5
B. Rumusan Masalah