Simbol Sumber tenaga listrik Jumlah tingkat gedung

3.3.2 Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan komponen pada instalasi penerangan tegangan 3 fasa 4.3.1 Dengan mempelajari cara yang ada, peserta didik dapat melaksanakan koordinasi pemasangan Instalasi penerangan tegangan 3 fasa 4.3.2 Dengan disediakan peralatan teknis, peserta didik dapat memasang komponen Instalasi penerangan tegangan 3 fasa

E. Materi Ajar 1. Dasar perencanaan

Perencanaan instalasi gedung bertingkat, akan didasarkan kepada:  Peraturan Umum Instalasi Listrik PUIL 2000;  Standar Nasional Indonesia SNI;  Standar Perusahaan Umum Listrik Negara PT. PLN Persero;  International Electrotechnical Commision IEC, dan lain-lain 2. Macam instalasi pada gedung bertingkat. Pada gedung bertingkat sederhana, pada umumnya tidak menggunakan:  Instalasi Building Automation System BAS,  Sistem antena parabola,  Instalasi sistem panggilaninformasi, tata suara panggilan kendaraan,

4. Simbol

Simbol yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sehingga jika antara yang merencakanan dan melaksanakan berbeda tidak menjadi masalah tersendiri, demikian juga pada saat melaksanakan perawatan dan atau perbaikan.

5. Sumber tenaga listrik

Sumber tenaga listrik berkaitan dengan daya yang tersedia dan besar tegangan serta system sumber 1 phasa atau 3 phasa dan besar frekuensi sumber tenaga. Hal tersebut berkaitan dengan daya beban, besar tegangan beban, sistem pada beban 1 phasa atau 3 phasa dan besar frekuensi beban yang akan dipasang atau sudah terpasang.

6. Jumlah tingkat gedung

Gedung bertingkat yang ada jumlah tingkatnya bermacam-macam, ada yang bertingkat 2 dan seterusnya. Instalasi gedung bertingkat di bahas pada contoh. Pada instalasi gedung bertingkat, distribusi tenaga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Distribusi tenaga dimaksudkan agar beban masing-masing kelompok mendekati sama atau seimbang, demikian juga jika instalasinya menggunakan sumber 3 phasa maka beban pada ke tiga phasa harus seimbang atau mendekati sama. Hal lain yang harus diperhatikan adalah jika memungkinkan pada suatu ruangan menggunakan sumber dengan phasa yang berbeda dengan tujuan jika terjadi gangguan pada salah satu phasa maka pemadaman tidak menjadi satu sehingga gelap. Pada instalasi sebaiknya juga disiapkan kelompok atau group cadangan untuk memenuhi pengembangan kebutuhan instalanya atau listrik pada gedung atau rumah, khususnya pada gedung atau rumah bertingkat Untuk menentukan penampang kabel, caranya sama dengan cara instalasi pada pembahasan sebelumnya. Untuk penampang kabel pengaman dapat dibuat dengan dari jenis bahan dan ukuran yang sama dengan kabel phasa dengan tetap memperhatikan Kemampuan Hantar Arus KHA. Bangunan rumah seperti tampak pada Gambar diatas rencanakan intalasi listrik penerangan dari rumah tersebut. Penyelesaian: a Pertama, perlu ditentukan jumlah dan letak lampu pada masing-masing ruang, jumlah dan letak sakelar yang diperlukan, jumlah dan letak kotak-kotak. b Jumlah kelompok yang diperlukan Instalasi dari rumah ini dijadikan tiga kelompok, masing-masing kelompok dengan beban sebagai berikut: Kelompokgroup 1 = 7 titik cahaya 2 = 7 titik cahaya 3 = 7 titik cahaya 4 = 7 titik cahaya 5 = Cadangan 6 = Cadangan Hubungan sakelar, lampu dan kotak-kotak seperti ditunjukkan pada Gambar a Gambar rekapitulasi Gambar rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ditunjukkan pada Gambar 10.3. b Jumlah beban daya pada masing-masing kelompok : KelompokGroup 1: Jumlah daya lampu = 1 25 W = 25 watt 2 40 W = 80 watt TL 2 60 W = 120 watt Jumlah kotak-kotak = 2 200 W = 400 watt Jumlah daya P = 625 watt KelompokGroup 2. Jumlah daya lampu = 3 40 W = 120 watt 1 40 W = 40 watt 1 60 W = 60 watt Jumlah kotak-kotak= 2 200 W = 400 watt Jumlah daya P = 620 watt KelompokGroup 3 : Jumlah daya lampu = 1 25 W = 25 watt 2 40 W = 80 watt TL 2 60 W = 120 watt Jumlah kotak-kotak = 2 200 W= 400 watt Jumlah daya P = 625 watt KelompokGroup 4 : Jumlah daya lampu = 1 25 W = 25 watt 1 40 W = 40 watt P 1 40 W = 40 watt TL 2 60 W = 120 watt Jumlah kotak-kotak = 2 200 W= 400 watt Jumlah daya P = 625 watt Daya total = 2.495 watt e Penampang kabel yang diperlukan pada masing-masing kelompok Instalasi ini bekerja pada tegangan 220V, Sesuai dengan tabel 710-1 PUIL,1987:263 dapat digunakan penampang kabel q = 1 mm 2 , tetapi karena pada kelompok ini terdapat KKB, maka digunakan penampang kabel q = 2,5 mm 2 . Untuk lampu-lampu dapat digunakan q = 1,5 mm 2 KelompokGroup 3 : Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh penampang kabel q = 2,5 mm 2 dan 1,5 mm 2 . KelompokGroup 4 : Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh penampang kabel q = 2,5 mm 2 dan 1,5 mm 2 . f Besarnya pengaman yang diperlukan pada masing-masing kelompok Sesuai dengan Tabel 710-1 PUIL.1987 : 263. Besarnya pengaman yang diperlukan untuk penampang q = 1,5 mm 2 , adalah 16 A. Dalam operasionalnya pengaman tersebut sebaiknya 6 A saja, kecuali jika putus boleh diganti maksimal 16 A. g Besarnya sakelar utama pada PHB Jumlah beban nominal P = 2.860 watt Tegangan kerja E adalah 220 V Besarnya arus minimal = PE = 2.495220 = 11.34 Ampere Cadangan diperhitungkan 30, maka besarnya arus nominal adalah = 11,34 + 0.3 x 11.34 = 14,74 Ampere. Digunakan sakelar utama sebesar 15 Ampere. Akan lebih baik jika digunakan sakelar 25 Ampere h Besarnya penampang hantaran hubung Besarnya arus beban nominal adalah sebesar 14,74 Ampere. Sesuai Tabel 710-1 PUIL,1987:263 dapat digunakan penampang kabel 1,5 mm 2 . Tetapi penampang minimum hantaran hubung adalah 4 mm 2 , sehingga digunakan kabel NYM 3 x 4 mm 2 . i Besarnya penampang hantaran pentanahan: Besarnya arus beban nominal adalah 14,74 Ampere. Dengan demikian untuk hantaran pentanahan dapat digunakan BC 6 mm 2 penampang minimum hantaran pentanahan.

F. ModelMetode Pembelajaran