Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Indeks Harga yang Diterima Petani 128,79 Nilai Tukar Petani Hortikultura

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 0416Th.XVIII, 1 April 2016 4 persen bulan Februari 2016 menjadi 114,85 persen pada bulan Maret 2016. Sedangkan Indeks yang dibayar petani Ib secara umum juga mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen. Hal ini merupakan penyebab turunnya NTP Tanpa Sektor Perikanan sebesar 0,50 persen. Ib pada kelompok pengeluaran rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen, sedangkan pada kelompok BPPBM naik sebesar 0,08 persen. Pada kelompok konsumsi rumahtangga kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kesehatan.. Sedangkan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal BPPBM kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk, obat – obatan dan pangan.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya. Tabel 3 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan Februari 2016-Maret 2016 serta Persentase Perubahannya 2012=100 Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016 Maret’16 thd Februari’16 1 2 3 4

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 128,79

127,17 -1,26 1.1. Padi 129,68 128,26 -1,10 1.2. Palawija 122,44 119,35 -2,52

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122,63

123,54 0,74

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,91

126,06 0,92 2.1.1. Bahan Makanan 134,55 137,21 1,97 2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,54 121,95 0,34 2.1.3. Perumahan 115,43 115,47 0,04 2.1.4. Sandang 121,20 121,19 -0,01 2.1.5. Kesehatan 112,76 113,26 0,44 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,95 113,05 0,09 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,70 117,10 -0,51

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116,34

116,58 0,20 2.2.1. Bibit 113,85 114,16 0,27 2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 115,50 116,09 0,51 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 110,40 110,20 -0,18 2.2.4. Transportasi 145,86 145,94 0,06 2.2.5. Penambahan Barang Modal 117,37 117,20 -0,15 2.2.6. Upah Buruh 113,59 113,79 0,17 Nilai Tukar Petani NTP 105,02 102,94 -1,99 Nilai Tukar Usaha Pertanian NTUP 110,70 109,09 -1,46 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 0416Th.XVIII, 1 April 2016 5 Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan Maret 2016 NTP tanamana pangan mengalami kenaikan dibanding tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan dengan besaran nilai tukar petani tanaman pangan di atas 100. Bila dibandingkan bulan Februari 2016 Nilai tukar petani padi dan palawija bulan Maret 2016 mengalami penurunan 1,99 persen yaitu dari 105,02 persen menjadi 102,94 persen. Sedangkan untuk Nilai tukar usaha pertanian NTUP sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2016 juga mengalami penurunan sebesar 1,46 yaitu dari 110,70 persen bulan Februari 2016 menjadi 109,09 persen pada bulan Maret 2016. Kenaikan NTP sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2016 disebabkan oleh It secara umum mengalami penurunan, sedangkan Ib secara umum mengalami kenaikan. It secara umum mengalami penurunan sebesar 1,26 atau dari 128,79 persen menjadi 127,17 persen, lebih rendah bila dibanding Ib secara umum yang mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,74 persen. Penurunan indeks yang diterima petani tertinggi terjadi pada kelompok komoditi palawija yaitu jagung, sedangkan kenaikan Ib terjadi baik pada kelompok pengeluaran konsumsi maupun kelompok Ib BPPBM.

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan Maret 2016 sebesar 111,29 persen, lebih rendah dibanding bulan Februari 2016 yaitu 112,60 persen atau mengalami penurunan 1,17 persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Maret 2016 juga mengalami penurunan sebesar 0,90 persen atau dari 121,87 persen menjadi 120,78 persen. Penurunan NTP dan NTUP sektor hortikultura disebabkan It lebih rendah daripada Ib baik secara umum maupun Ib BPPBM. Pada bulan Maret 2016 It sektor hortikultura turun sebesar 0,57 persen, penurunan It terjadi pada kelompok obat – obatan dan buah - buahan. Beberapa komodisti obat – obatan dan buah – buahan yang ada di Sumatera Selatan mengalami penurunan, penurunan harga tertinggi terjadi pada tanaman obat – obatan kencur dan buah-buahan jeruk. Sedangkan untuk jenis sayur-sayuran kenaikan harga tertinggi terjadi pada wortel. Indeks yang dibayar petani Ib secara umum pada bulan Maret 2016 naik 0,61 persen dari 121,47 persen bulan Februari 2016 menjadi 122,21 persen pada bulan Maret 2016. Kenaikan Ib terjadi pada kedua pengeluaran konsumsi rumahtangga yang naik sebesar 0,70 persen, sedangkan Ib BPPBM naik sebesar 0,33 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 0416Th.XVIII, 1 April 2016 6 Tabel 4 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura Februari 2016 - Maret 2016 serta Persentase Perubahannya 2012=100 Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016 Maret’16 thd Februari’16 1 2 3 4

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 136,78