Persatuan Aktuaris Indonesia 1.5
1.2 Ruang Lingkup
Standar ini harus diterapkan oleh Aktuaris dalam melakukan perhitungan aktuaria, atau analisis keuangan PJS, atau melakukan review, memberikan saran, atau pendapat
terhadap PJS.
1.3 Kepatuhan
Terdapat keadaan di mana seorang Aktuaris dapat menyimpang dari petunjuk dalam Standar ini tetapi tetap mematuhi Standar ini:
1.3.1 Adanya ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang mengikat
kewajiban seorang Aktuaris. Kepatuhan terhadap ketentuan perundang- undangan yang berlaku yang bertentangan dengan Standar ini dianggap tidak
menyimpang dari Standar ini.
1.3.2 Kode etik dan perilaku profesional aktuaria yang berlaku dapat saja
bertentangan dengan Standar ini. Kepatuhan terhadap ketentuan kode etik dan perilaku profesional yang bertentangan dengan Standar ini dianggap tidak
menyimpang dari Standar ini.
1.3.3 Seorang Aktuaris dapat menyimpang dari petunjuk yang diberikan oleh
Standar ini tetapi tetap mematuhi Standar ini jika dalam laporannya yang bersangkutan mengungkapkan secara memadai jenis penyimpangan, alasan
dan rasional serta dampak dari penyimpangan dimaksud.
1.4 Tanggal Berlaku
Standar ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016.
2. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi Praktik
2.1 Kesesuaian dengan Ketentuan PJS dan Perundang-undangan
Aktuaris harus memperhatikan semua ketentuan PJS yang relevan, kebijakan, dan ketentuan perundang-undangan, dan intensi yang diutarakan oleh Pemberi Tugas
bilamana informasi dimaksud ada dan tersedia bagi Aktuaris yang bersangkutan. Aktuaris juga harus mempertimbangkan praktik yang berlaku apabila relevan dalam
hal tidak tersedia ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan ketentuan pemberian manfaat tertentu atau pengukuran keuangan misalnya, dasar indeksasi
manfaat pensiun di masa mendatang. Untuk PJS yang baru diberlakukan atau PJS yang mengalami perubahan secara substansial, Aktuaris harus mempertimbangkan
informasi lain yang relevan, termasuk pengalaman yang relevan dari PJS lain yang setara.
Persatuan Aktuaris Indonesia 1.6
2.2 Data
Aktuaris harus mempertimbangkan data apa yang diperlukan untuk melakukan perhitungan aktuaria, atau analisis keuangan, atau melakukan review, memberikan
saran, atau pendapat terhadap PJS. Data-data dimaksud dapat termasuk: a.
Statistik demografi nasional atau regional yang meliputi tingkat fertilitas, mortalitas harapan hidup, morbiditas, dan migrasi dalam hal data dimaksud
tidak tersedia secara nasional atau regional, Aktuaris dapat mempertimbangkan informasi dari wilayah geografi yang lebih luas yang mungkin dapat digunakan,
atau mengandalkan data statistik dari organisasi internasional yang dapat dipercaya;
b. Status demografi dan pengalaman dari PJS, bila ada;
c. Pengalaman ekonomi, kondisi pasar ketenagakerjaan, dan inflasi;
d. Atribut keuangan dari PJS, seperti iuran, hasil investasi, dan likuiditas aset;
e. Manfaat atau klaim dari PJS;
f. Jumlah dan pengalaman dari kelompok peserta yang membayar iuran dan ahli
warisnya dalam PJS; g.
Gaji yang menjadi dasar manfaat atau iuran dan kredit terhadap masa kerja lalu; dan
h. Sensus dan survei penduduk yang mencakup, antara lain, statistik keluarga.
2.3 Asumsi-asumsi