Penerapan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PENERAPAN PSAP (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN)PERNYATAAN NO. 1 TENTANG PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA.

SKRIPSI MINOR Diajukan oleh :

Nama : Desi Susanti N I M : 052102140 Jurusan : D III Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Lembar Persembahan

-( QS, Ali – Imran Ayat 18 )

-( H. R. Bukharri dan Muslim )


(3)

-KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan satu karya kecil ini. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi minor ini merupakan salah satu syarat dalam akhir perkuliahan dalam bidang keuangan yang selama ini kami terima di perkuliahan. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini, karena tidak ada gading yang tak retak .

Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan


(4)

masukan-masukan yang bermanfaat dalam menghadapi masa depan yang kami hadapi nantinya.

4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. Selaku Kasubag Pendidikan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai Pemerintahan Kabupaten Langkat bagian keuangan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta Ayahanda M. Rusdi dan Ibunda Sunarsih dalam mencurahkan rasa dan cinta kepada Ananda, serta dukungan baik material dan spiritual. Tak lupa juga untuk Kakakku Sri Mulyani tersayang dan Nenekku tercinta yang begitu banyak berkorban baik material dan spiritual dan adikku tersayang Fauzan Akbar yang telah memberi perhatian dan do’a nya.

7. Rekan sekaligus teman seperjuangan Ade, Ira, Melva, Rina, Sirma, Suci, Novi, Yuni, dan Yuli yang telah banyak memberi semangat, motivasi, dan perhatian dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini. Terima kasih telah menjadi temanku, terima kasih telah menemani dan mengisi hari-hariku selama masa perkuliahan.

8. Anak- anak Mushalla Ika, Ida, Paryani, Yuni dan anak-anak Berdikari 59 special kak Vevy teman seperjuangan riset.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 group A, B, dan C. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(5)

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi minor ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.

Medan, 16 Mei 2008

Penulis

Desi Susanti


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR GAMBAR……….vi

DAFTAR LAMPIRAN………vii

DAFTAR TABEL……… viii

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Alasan Pemilihan Judul………1

B. Perumusan Masalah……….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………4

D. Metodelogi Penelitian………..5

E. Sistimatika Pembahasan………...6

BAB II PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA………..8

A. Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat……….8

B. Struktur Organisasi (bagian Keuangan)……….10

C. Visi dan Misi ……….17

D. Penyajian Laporan Keuangan………17

1. Komponen-komponen Laporan Keuangan Kabupaten Langkat……….17


(7)

2. Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Langkat………..22

3. Penyajian Laporan Keuangan Kabupaten Langkat…………..24

BAB III ANALISA DAN EVALUASI………...50

A. Pengertian Laporan Keuangan………..50

B. Penjelasan PSAP Pernyataan No. 1………...51

C. Tujuan Laporan Keuangan……….58

\BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………... 60

A. Kesimpulan………60

B. Saran………...60

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul

1.1 Struktur Organisasi Pemerintahan

Hal


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Laporan Arus Kas

2 Laporan Perhitungan APBD


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel judul hal

1 klasifikasi Pendapatan Daerah... 19

2 klasifikasi Pembiayaan Daerah... 20


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Dizaman reformasi yang semakin transparan seperti saat sekarang ini, dibutuhkan adanya pembuktian dan pertanggungjawaban pemerintah mengenai Laporan Keuangannya, baik itu pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten, seperti yang dinyatakan pada PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Memang, laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami merupakan syarat utama dalam melaporkan Laporan Keuangan seperti yang tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2004 No. 32 pasal 66 poin 1 bahwa “keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efesien, ekonomis, efektif, transparandan bertanggung jawab dengan memperhatikan kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat” dan tentunya hal ini merupakan yang terpenting dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional atas Pengelolaan Laporan Keuangan suatu kepemerintahan.

Bidang Akuntansi Pemerintah pada saat ini semakin mendapat tantangan. Besarnya anggaran yang dikelola dalam pemerintahan yang hampir 80% anggaran tersebut diperoleh dari dana pajak, yang merupakan uang rakyat yang dimengapa


(12)

bidang ini dipertanggujawabkan oleh pemerintah merupakan alasan pertama mengapa bidang ini penting.

Berdasarkan peraturan tersebut, Manajemen keuangan Daerah diera reformasi memiliki karakteristik yang berbeda dari pengelolaan keuangan daerah diera pra reformasi, salah satu karakteristik tersebut adalah bentuk laporan pertanggung jawaban akhir tahun anggaran terdiri dari Laporan Perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas, dan Neraca Daerah.

Peraturan-paraturan tersebut mengakibatkan adanya perubahan mendasar dalam pengelolaan Anggaran Daerah seperti dalam UU pasal 33 Tahun 2004 pasal 81 bahwa ”Pemda menyampaikan Rancangan Pemerintahan Daerah tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan paling lambat 6 bulan berakhirnya tahun anggaran”.

Hal ini merupakan suatu rujukan bahwa Pemerintah Daerah dituntut melaksanakan “akuntansi” dalam pengelolaan Keuangan Daerah oleh Pemerintah daerah baik Provinsi, maupun kabupataten/ kota, bukannya “pembukuan” seperti yang dilaksanakan selama ini, disamping itu juga selama ini perbendaharaan jauh lebih dipentingkan daripada pembukuan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kursus yang diadakan untuk para bendaharawan dari pada yang diadakan untuk para tenaga pembukuan, padahal pembukuan inilah yang menangani proses akuntansi untuk menghasilkan output, ketidakmampuan tata buku dalam


(13)

menghasilkan informasi sebagaimana yang telah dituntut itulah maka sistem Keuangan Daerah berpindah menuju Akuntansi.

Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Langkat sendiri pengelolaan Laporan Keuangan Daerah ini diusahakan sudah mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan. Namun, sulit bagi pegawai Pemerintahan tersebut dalam menyelesiakan hal tersebut dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia dibidang keuangan. Mereka mengusahakan ahli dari luar dibidang ini, yang pastinya tidak terlepas dari pengawasan pihak intern Pemerintah.

Dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan didasarkan pada Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan oleh komite Standar Akuntansi Pemerintahan seperti yang dikatakan pasal 33 UUD N0. 81 tahun 2004 “bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban APBD seperti yang dimaksud ayat (1) dan ayat (2) disusun dan disajiakn sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah”. Mengingat hal ini maka penulis perlu membahas secara nyata bagaimana penerapannya dilapangan agar lebih yakin dan tahu akan Peraturan Pemerintahan ini benar-benar dijalankan untuk itu penulis memilih judul “Penerapan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan)

Pernyataan No. 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada


(14)

B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat diambil dari pembahasan yang akan dibahas dalam penulisan paper ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana Pemerintah Kabupaten Langkat menyajikan Laporan Keuangan Daerah yang transparansi.

2. Mengetahui sejauh mana kepatuhan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat tehadap Peraturan Pemerintah No.24 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pernyataan No. 01 (Penyajian Laporan Keuangan).

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah telah menerapkan PP No. 24 Tahun 2005 khususnya masalah penyajian Laporan keuangan Daerah.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang dipelajari dikampus

dengan prakteknya dilapangan mengenai Akuntansi Pemerintahan.

2. menambah wawasan tentang penyajian Laporan Keuangan Daerah

Kabupaten Langkat.


(15)

D. METODELOGI PENELITIAN

1. Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Sumber Data Primer, yaitu sumber data pook dalam penulisan yang diperoleh secara langsung dari responden yang ada di Pemda Langkat Sumatera Utara.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data pokok dalam penulisan yang diambil dari buku-buku bacaan sebagai penunjang dalam penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sedangkan teknik pengumpilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Library Research (Penelitian Keperpustakaan), yaitu suatu cara mendapatkan

data-data atau keterangan untuk mendapatkan suatu landasan teoritis dengan mempelajari dan mencatat literatur-literatur , serta sumber-sumber lainnya yang bersifat teoritis.

b. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu suatu cara untuk memperoleh keterangan atau data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis dalam paper ini dengan cara mengadakan penelitian dan pengamatan langsung terhadap objek yang sebenarnya melalui


(16)

wawancara dengan beberapa orang yang dianggap mengetahui masalah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan Penerapan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No. 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk penyajian yang lebih sistematis dan mudah dimengerti, penulis menyajiakan paper ini dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA

UTARA

Pada bab ini penulis menerangkan tentang hasil penelitian pada instansi pemerintahan yang meliputi: Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat, struktur Pemerintahan Kabupaten Langkat, Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Langkat, penjelasan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, undang-Undang tentang Laporan Keuangan Daerah, Penyajian Laporan Keuangan, dan penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan.


(17)

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN

Pada bab ini berisikan tentang : Analisa dan Evaluasi Struktur Pemerintahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, Analisa dan Evaluasi Teori Penyajian Laporan Keuangan, Analisa dan Evaluasi tentang undang-undang Laporan Keuangan Daerah, Analisa dan Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dari hasil-hasil yang diperoleh dan memberikan saran-saran yang dirasa perlu untuk instansi tersebut.


(18)

A. SEJARAH LANGKAT

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang-orang-orang asli (pribumi) berada ditangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh:

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892 2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik

Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja kecil Karo) yang berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin secara Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja didaerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat


(19)

Awal 1942, Kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenadengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah,yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganyasendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.


(20)

B. STRUKTUR PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT

SUMATERA UTARA ( Bagian Keuangan)

Gambar 1.1

Sumber: Pemerintah kabupaten Langkat

BUPATI WAKIL BUPATI

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANGKAT

ASISTEN ADMINISTRASI MUM

BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PERBENDAHARAAN

SUB BAGIAN ANGGARAN

SUB BAGIAN PEMBUKUAN DAN


(21)

Suatu struktur organisasi merinci pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain sampai tingkat tertentu. Ini juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur wewenang serta memperlihatkan hubungan Pelapornya. Struktur tersebut memberikan stabilitas dan aktivitas yang memungkinkan organisasai tetap hidup serta mengkoordinasikan hubungan lingkungan.

Menurut Keputusan Bupati Langkat Nomor. 4 Tahun 2005 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat (2005:1) :

”Untuk melaksanakan ketentuan pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi, kedudukan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat perlu menetapkan Penjabaran Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat”.

Adapun penjabaran tugas dan fungsi Sekretaris Daerah Kabupaten dan Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat lebih lanjut adalah:

BUPATI DAN WAKIL BUPATI

Menurut Keputusan Bupati Langkat No.4 tahun 2005 (2005:5) bahwa:

“Kepala Daerah adalah Bupati Langkat”.

”Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati langkat”.

”Kepala Daerah selaku pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalamkepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan”.


(22)

Kepala Daerah mempunyai wewenang:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD,

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah,

c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang,

d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran,

e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah,

f. Menatapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah,

g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah,

h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

Sekretaris Daerah kabupaten mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintah, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh Perangkat Daerah Kabupaten.


(23)

ASISTEN ADMINISTRASI UMUM

Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggara umum dan perlengkapan, keuangan, kearsipan dan perpustakaan serta pengolahan data elektronik dan sandi telekomunikasi.

BAGIAN KEUANGAN

Bagian keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan peyusunan anggaran, perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mengolah dan membina administrasi keuangan serta melaksanakan pembayaran gaji PNS dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Langkat.

Bagian Keuangan mempunyai tugas:

a. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan peritungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

b. Melakukan administrasi dan pembukuan keuangan daerah Pemerintahan Kabupaten Langkat.

c. Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyusunan APBD pemerintah Langkat serta pengesahan APBD Pemerintahan Kabupaten Langkat.

d. Melakukan pengkajian kebenaran penagihan penerbitan Surat Perintah Membayar Uang (SPMU).


(24)

e. Menyiapkan bahan pelaksanaan APBD pemerintah Kabupaten Langkat.

f. Menyiapkan bahan keputusan Bendaharawan.

g. Menyiapkan rencana, program, evaluasi, dan Laporan Kegiatan bagian Keuangan.

h. Menyiapkan Restra (Rencana Strategik), Renja (Rencana Kerja), dan Lakip (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) bagian keuangan.

Bagian Keuangan terdiri dari:

a. Sub bagian Perbendaharaan dan Gaji,

b. Sub bagian Anggaran,

c. Sub bagian Pembukuan.

Sub bagian Perbendaharaa dan Gaji

Tugas:

a. Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis administrasi keuangan, ketentuan dibidang keuangan dan penertiban Surat Perintah Penagihan, penerimaan, membayar uang serta menguji memverifikasi (meneliti kebenaran) nya,

b. Menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk teknis administrasi dan pelaksanaan gaji pegawai,


(25)

Fungsi:

a. Menertibkan dan memeriksa Surat Perintah Penagihan/penerimaan dan surat Perintah membayar uang dan mengumpulkan bahan penyusunan Laporan APBD,

b. Menertibkan dan memeriksa SPMU dan mengumpulkan bahan penyusunan Laporan anggaran Belanja Pegawai,

c. Megumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan dan pembinaan petunjuk teknis perbendaharaan dan tata usaha pelaksanaan pembayaran gaji,

d. Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan kenaikan gaji berkala pegawai secara otomatis kedalam daftar gaji untuk dapat dibayar kepada pegawai setiap bulannya dan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah,

e. Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan serta pelaksanaan pembayaran yang berkenaan dengan kenaikan gaji, tunjangan lain-lain,

f. Meminta pertanggung jawaban uang kepada pengguna anggaran serta memverifikasi (meneliti kebenaran) nya.


(26)

Sub bagian Anggaran

Sub bagian ini mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan Rencana APBD dan perubahan APBD, serta Nota Keuangan yang akan disampaikan kepada DPRD Kabupaten Langkat dan petunjuk pelaksanaan APBD.

Fungsi:

a. Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan APBD,

b. Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan perencanaan dan perubahan APBD,

c. Menyiapkan bahan dan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan APBD,

d. Menertibkan Surat Keterangan Otorisasi (SKO).

Sub bagian Pembukuan

Sub bagian ini mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan untuk melakukakan pembukuan.

Fungsi

a. Melakukan tata usaha pembukuan dan penyusunan perhitungan APBD,

b. Melakukan verifikasi dan meneliti keabsahan SPJ dari unit kerja pamakai anggaran.


(27)

C. VISI DAN MISI PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT

Visi

“Terwujudnya Langkat yang maju dan sejahtera”

Misi

1. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Govermance),

2. Mewujudkan kehidupan sosial, Budaya politik yang sehat, stabil, dan demokratis,

3. Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan,

4. Meningkatkan pemanfaatan seluruh Sumber Daya Daerah menuju ekonomi kerakyatan.

D. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1.Komponen-komponen Laporan Keuangan Kabupaten Langkat

Menurut Peraturan Bupati Langkat No.3 Tahun 2007 (2007:103) komponen-komponen Laporan Keuangan Daerah kabupaten Langkat adalah:

a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca

c. Laporan Arus Kas


(28)

Laporan Realisasi Anggaran

Pemerintah Kabupaten Langkat sendiri telah menyesuaikan pernyataan diatas yakni mengenai unsur-unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Adapun formatnya juga disesuaikan dengan PSAP, yang menyajikan ikhtisar daerah, alokasi da pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambar perbandingan antara realisasi dan anggaran dalam satu periode pelaporan.

a. Pendapatan Daerah

struktur APBD Kabupaten Langkat sendiri diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pendapatan daerah dikelompokkan atas:

a. Pendapatan asli daerah,

b. Dana perimbangan,


(29)

a. Pendapatan Daerah

Tabel 1

Klasifikasi Pendapatan Daerah

No. Klasifikasi pendapatan daerah

Pendapatan asli Daerah Dana perimbangan Lain-lain pendapatan daerah yang sah

1. Pajak Dana bagi hasil seperti bagi hasil pajakdan bukan pajak

Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,

2. Retribusi daerah Dana alokasi umum seperti objek pendapatan dana alokasi umum,

Jasa giro

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah

Pendapatan bunga

4. Lain-lain pendapatan asli yang sah.

Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah,

Penerimaan kas, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan dan/atau jasa oleh daerah,

Penerimaaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,

Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,

Pendapatan denda pajak Pendapatan denda retribusi

Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,

Pendapatan dari pengembalian Fasilitas sosial dan fasilitas umum

.

Pendapatan dari penyelenggaraanpendidikan dan

pelatihan,

Pendapatan dari angsuran/cicilan jualan.


(30)

b. Pembiayaan Daerah

Tabel 2

Klasifikasi Pembiayaan Daerah

No. Pembiayaan Daerah

Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan

1. SILPA (Sisa Lebih perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya)

Penanaman modal

2. Perencanaan dana cadangan Pembentukan dana cadangan

4. Penerimaan kembali pemberian pinjaman

Pemberian pinjaman daerah

5. Hasil penjualan kekayaan daerah

c. Belanja daerah

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan, urusan pilihan dan urusan yang menanganinya dalam bagian atau bidang tertentu. Biaya penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Adapun klasifikasi belanja daerah antara lain:


(31)

Tabel 3 Klasifikasi Belanja

No Klasifikasi Belanja

Menurut urusan wajib Menurut urusan pilihan Menurut fungsi Menurut kelompok Belanja tidak langsung Belanja langsung

1. pendidikan Pertanian Pelayanan umum Belanja

pegawai

Belanja pegawai

2. Kesehatan kehutanan Ketertiban dan

ketentraman

Bunga Belanja barang

dan jasa

3. Pekerjaan umum Energi dan

sumber daya mineral

Ekonomi Subsidi Belanja modal

4. Perumahan rakyat Pariwisata Perumahan dan

fasilitas umum

Hibah

5. Penataan ruang Kelautan dan

perikanan

Kesehatan Bantuan sosial

6. Perencanaan pembangunan

Perdagangan Pariwisata dan

budaya

Belanja bagi hasil

7. Perhubungan Perindustrian Pendidikan Bantuan

keuangan

8. Lingkungan hidup Transmigrasi Perlindungan Belanja tidak terduga

9. Pertanahan Perlindungan sosial

10. Kependudukan dan

catatan sipil 11. Pemberdayaan

perempuan

12. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera 13. Sosial

14. Tenaga kerja

15. Koperasi dan usaha kecil menengah 16. Penanaman modal

17. Kebudayaan

18. Pemuda dan olah raga

19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negri 20. Pemerintah umum

21. Kepegawaian

22. Pemberdayaan masyarakat dan desa

23. Statistik

24. Arsip

25. Komunikasi dan informatika


(32)

Neraca

Neraca Pemerintahan Kabupaten Langkat menggambarkan posisi keuangan pemerintahan daerah megenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan informasi megenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satu periode akuntansi kerja serta kas pada tanggal pelaporan. Adapun penerimaan kas itu sendiri yakni semua aliran kas yang masuk ke kas daerah, dan pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari kas daerah.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan Catatan Atas Laporan keuangan diantaranya penjelasan naratif seperti informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, neraca dan Laporan Arus Kas seperti penyajian ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan.

2. Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan Pemerintah Daerah Langkat disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh


(33)

transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah Daerah Langkat terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengna anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, melalui efektifitas dan efesiensi Pemerintah Daerah Langkat dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan khususnya masalah Standar Akuntansi Pemerintahan yakni Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.

Laporan keuangan Pemerintan Daerah Langkat disusun setelah melewati beberapa proses yakni pengumpulan, pengikhtisaran, serta pelaporan keuangan, yang disebut dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Proses tersebut didokumentasikan dalam bentuk buku jurnal, dan buku besar, apabila diperlukan ditambah dengan buku besar pembantu.

Sistem Akuntansi Pemerintahan ini terdiri dari beberapa prosedur:

a. prosedur Akuntansi penerimaan Kas, yang dilaksanakan oleh PPK-

SKPD,

b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas, yang dilaksanakan oleh PPK-

SKPD, berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas,

c. Prosedur aset tetap/barang milik negara, yamg dilaksanakan oleh PPK-

SKPD sepertii pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD,


(34)

bukti –bukti kas.

3. Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat diidentifikasikan secara jelas dan setiap halamannya menyajikan informasi diantaranya:

a). Nama entitas pelaporan, misalnya Pemerintahan Kabupaten Langkat, b). Cakupan laporan keuangan, misalnya Laporan Arus Kas,

c). Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan,

misalnya per 31 Desember 2006 pada Neraca, hal ini juga harus disesuaikan dengan komponen-komponen laporan keuangan,

d) Mata uang pelaporan disudut kanan atas, namun dalam hal ini Laporan

yang disajikan Pemerintah Kabupaten langkat tidak mencantumkannya,

e). Tingkat ketepatan angka-angka dalam laporan keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

1. Latar Belakang Penyusunan Neraca

Sebagai perwujudan atas pelaksanaan Peraturan Pemerintahan No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan/Tata cara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah Kabupaten Langkat menyajikan Laporan Keuangan Daerah tahun yang berakhir


(35)

per 31 Desember 2006 sebagai unsur dari Laporan Pertanggung jawaban Bupati Langkat.

Mengingat sistem yang diterapkan selama ini belum dapat menjembatani penyusunan Laporan Keuangan, maka dilakukan pendekatan yaitu mengumpulkan, menganalisa, mencatat anggaran dan realisasi serta data lainya kedalam pos-pos neraca.

Tujuan penyusunan Laporan Keuangan Daerah adalah untuk memberikan gambaran keuangan yang lebih kepada masyarakat, serta dimaksudkan juga dapat digunakan untuk:

a. Akuntabilitas.

Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta untuk pelaksanan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Kabupaten Langkat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan Pemerintah secara periodik.

b. Manajerial.

Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang, dan ekuitas dana.


(36)

c. Transparansi

Menyediakan informasi yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

2. Kebijakan Akuntansi

1. Laporan Keuangan pemerintah Langkat disusun dengan mengacu pada format yang disajikan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

2. Masa pembukuan adalah satu tahun anggaran yang dimulai 1 Januari dan berakhir 31 Desember.

3. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah, valuta asing dikonversikan berdasarkan nilai kurs tengah, dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca.

4. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang dipergunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat adalah:

a. Basis Kas untuk pengakuan Pendapatan, Belanja, dan pembiayaan.

b. Basis Akrual untuk pengakuan Aset, Kewajiban dan Ekuitas.

5. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Daerah Kabupaten Langkat yang menambah ekuitas dana dalam periode Laporan Keuangan


(37)

yang menjadi hak Pemerintahan Kabupaten Langkat, yang tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintahan Kabupaten Langkat,

a. Pendapatan diakui pada saat diterima Kas Umum Daerah kab. Langkat

b. Pembukuan pendapatan dilaksanakan dengan, menggunakan Azas

Bruto, yakni dengan membukukan penerimaan bruto atas pendapatan,

c. Pengembalian/koreksi sebagai pengurangan pendapatan, sedangkan

pengurangan pendapatan sebelumnya dibukukan sebagai pengurang

ekuitas dana lancar.

6. Belanja

a. Belanja adalah semua pengeluaran Kas Umum Daerah Kabupaten Langkat yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode Laporan Keuangan yangn tidak akan diperoleh pembayarannya kembali (menjadi beban) Pemerintah Kabupeten Langkat,

b. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Umum Daerah Kabupaten Langkat. Khusus pengeluaran kepada pemegang Kas diakui pada saat dipertanggung jawabkan,

c. Belanja dalam Laporan Keuangan diklasifikasikan kedalam Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dam Pemeliharaan, Belanja Modal, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan,


(38)

d. Koreksi atas pengeluaran (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam ekuitas dana lancar.

7. Surplus adalah selisih antara pendapatan dan belanja sedangkan

Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja. Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuanan pemerintah Kabupaten Langkat, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar kembali atau akan diterima kembali yang dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

8 . Sisa lebih/kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi

surplus/defisit dengan pembiayaan neto.

9.Aset dalam Neraca pada saat diterima atau diserahkan hak

kepemilikannya dan /atau pada saat penguasaannya berpindah.

10. Persediaan

a. Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintahan Kabupaten Langkat dan barang-barang yang dimaksudkan untuk digunakan/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat,


(39)

b. Pesediaan dicatat pada akhir tahun buku berdasarkan atas inventaris fisik,

c. Persediaan, dinilai dalam neraca dengan cara:

o Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian

o Harga standar bila memperoleh dengan memproduksi sendiri

o Harga wajar atrau harga estimasi apabila diperoleh dengan cara lainnya, seperti donasi/rampasan.

11. Investasi Permanen

a. Investasi Permanen dinilai berdasarkan harga perolehan (Historical Cost) termasuk didalamnya biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh investasi Permanen.

b. Harga perolehan dalam Valuta Asing dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) yang berlaku pada saat tanggal transaksi.

12. Aset Tetap

a. Aset Tetap yang diperoleh hingga 22 September 2003 dinilai berdasarkan harga pasar yang penilaiannya telah dilakukan oleh Konsultan PT. Surveyor Indonesia Medan, Aset tetap perolehannya setelah tanggal 22 September 2003 berdasarkan harga perolehan


(40)

(Historical Cost) termasuk didalamnya biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk perolehan memperoleh Aset Tetap.

b. Harga Perolehan aset tetap yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya yang berhubungan hungga aset tersebut siap digunakan.

c. Aset Tetap dalam pengerjaan dinilai dalam neraca sebesar realisasi biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut.

d. Nilai Aset Tetap bertambah apabila terjadi penambahan dan berkurang nilainya apabila terjadi penghapusan yang telah ditetapkan oleh Bupati Langkat.

e. Nilai Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Langkat dalam neraca tidak disusutkan.

f. Nilai Aset Tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Langkat tidak termasuk Aset Tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Langkat tidak termasuk Aset Tetap yang dipisahkan (Aset Tetap BUMN/BUMD dan Perusahaan lainnya).

13. Aset lainnya


(41)

b. Bangunan berdasarkan kemitraan dengan pihak ketiga dinilai berdasarkan nilai perolehan pada saat bangunan tersebut telah selesai dibangun.

c. Dana cadangan dinilai sebesar akumulasi dana yang berasal dari pembentukan dana cadangan yang tercantum dalam APBD (nominal) ditambah dengan hasil yang diperoleh.

14. Kewajiban

a. Hutang adalah kewajiban pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu,

b. Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang,

c. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul,

d. Kewajiban dalam valuta asing dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal transaksi.


(42)

PENJELASAN POS-POS NERACA

ASET

1. ASET LANCAR

a. Kas di Kas Daerah Rp. 74.390.829.053,55

Jumlah kas di kas Daerah adalah selisi antara SiLPA Tahun Berjalan sebesar Rp 76.033.811.726,55 dengan tangihan lain-lain (Kwitansi panjar) sebesar Rp 1.642.982.673,00, yang terdiri dari:

- a/n CV.Citra prasetia Rp. 100.000.000,00

- a/n Muliadi Hasibuan Rp. 12.123.287,00

- a/n Rahmad P Hasibuan Rp. 100.000.000,00

- a/n Upah pungut PBB 2006 Rp. 1.430.859.386,00

Jumlah kas di kas Daerah merupakan saldo giro bank dan saldo kas tunai milik Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 yang dikelola oleh pemengang Kas daerah, dengan rincian sebagai berikut:

- BRI AC.238-01.000078-30-7 Cab.Binjai Rp. 8.789.440,00 - BRI KCP. Stabat AC.638-01-000057-30-3 Rp. 9.053.994.968,00 - Bank Syariah Mandiri AC.028.000001.2 Rp. 6.552.705.582,93 - PT Bank Sumut Cabang Stabat Rp. 160.389.564.518,77 - PT Bank Sumut Cabang Binjai Rp. 3.606.662.132,96 - Uang Tunai Rp. 1.262.700,00


(43)

Jumlah Perbedaan antara Saldo Kas di Kas Daerah dengan Saldo Giro Bank dan Uang tunai sebesar Rp105.222.150.289,11 terdiri dari:

- SPM yang diterbitkan per tanggal 29Desember Rp 105.222.150.189,81

2006 yang masih belum dicairkan s.d. 31

Desember 2006

- Saldo lebih uang kas karena ketiadaan uang Rp. 99,30

Kecil

1.2 Kas di Pemegang Saham Rp. 0,00

Tidak ada saldo kas di pemegang kas yang belum disetor hingga 31 Desember 2006.

1.3 Piutang Dana Bagi Hasil Dari Provinsi Rp. 4.485.092.229,05

Piutang Dana Bagi Hasil Dari Provinsi Pemerintahan Kabupaten

langkat per 31 Desamber 2006 terdiri dari :

1. PKB Triwulan IV 2006 Rp. 1.381.541.880,00 2. BBN-KB Triwulan IV 2006 Rp. 969.270.940,00

3. PBB-KB Triwulan IV 2006 Rp. 1.926.601.344,99

4. ABT/APU Triwulan IV 2006

Jumlah Rp. 4.485.092.229,05


(44)

1.4 Piutang PAD

Piutang Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 sebesar Rp.2.008.497.703,00 berupa tunggakan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) namun belum diterima pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2006 terdiri dari:

Pajak Daerah:

1. Pajak Hotel Rp. 13.588.000,00

2. Pajak Restoran Rp. 146.906.700,00

3. Pajak Reklame Rp. 190.274.076,00

4. Pajak Penerangan Jalan Non PLN Rp. 514.499.027,00

5. Pajak Bahan Galian Gol.C Rp. 333.410.875,00

6. Pajak Parkir Rp. 4.168.025,00

7. Pajak Hiburan

Jumlah I

Rp. 2.155.080,00


(45)

Retribusi Daerah

1. Retribusi Izin Gangguan (DIPENDA) Rp. 571.255.000,00

2. Retribusi Izin Usaha Industri dan TDI Rp. 5.850.000,001

3. Retribusi Tanda Pendaftaran Gudang Rp. 6.100.000,00

4. Retribusi Izin Pengelolaan ABT/APU Rp. 13.000.000,00

5. Retribusi Surat Izin Tempat Usaha Rp. 92.380.000,00

6. Retribusi Tanda Daftar Perusahaan Rp. 9.880.000,00

7. Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair Rp. 12.375.000,00

8. Retribusi Izin Gangguan Pertambangan Rp. 9.600.000,00

9. Retribusi Penggunaan Jalan Kabupaten Rp. 9.263.420,00

10. Retribusi Izin Usaha Rp. 7.500.000,00

11. Retribusi Izin Listrik non PLN Rp. 1.162.500,00

12. Retribusi Izin Jasa Konstruksi Rp. 5.550.000,00

13. Retribusi Izin Usaha Perdagangan Rp. 57.450.000,00

14. Retribusi Izin Kilang Padi

Jumlah II

Rp. 2.130.000,00

Rp. 803.409.925,00


(46)

1.5 Piutang Pajak Penerangan Jalan PT.PLN Rp. 1.162.504.805,00

Piutang Pajak Penerangan PT. PLN Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 1.162.504.805,00 merupakan tunggakan pendapatan PPJ yang telah dipungut PLN namun belum diterima pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2006 terdiri dari:

1. Kekurangan tagihan PPJ bulan Oktober 2006 Rp. 336.871.060,00

2. Tagihan PPJ bulan November 2006 Rp 812.557.365,00

3. Kelebihan Setoran 2005

Jumlah

Rp. 13.076.380,00

Persediaan Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 3.464.367.156,00 berupa barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Kabupaten Langkat dan barang-barang yang dimaksudkan

Rp. 1.162.504.806,00

1.6 Biaya Dibayar Dimuka Rp. 1.430.859.386,00

Jumlah Biaya dibayar dimuka per 31 Desember 2006 sebesar Rp.1.430.856.386,00 merupakan pembayaran upah pungut yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat atas penerimaan PBB Tahun 2006.


(47)

1. Alat Tulis Kantor dan Bahan Cetakan Rp. 5.787.095,00

2. Barang Kuasi Rp. 16.094.100,00

3. Alat Kesehatan dan Obat-obatan

Jumlah

Rp. 3.442.486.961,00

1. RSU Tanjung Pura Rp. 856.900,00

Rp. 3.464.367.156,00

Persediaan alat tulis kantor, barang cetakan, barang kuasai dan alat kesehatan sebesar Rp. 3.464.367.156,00 merupakan sisa persediaan per 31 Desember 2006, untuk mendukung kegiatan operasioanl Pemerintahan Kabupaten Langkat yang berada di:

2. Dinas Tenaga Kerja Rp. 450.000,00 3. Dinas Kesehatan Rp.3.447.418.461,00 4. Dinas Pendapatan Daerah

Jumlah Rp.3.464.367.156,00

1.8 Bagian Lancar Penjualan Angsuran Rp. 56.672.000,00

Bagian lancar penjualan angsuran adalah tagihan atas penjualan aktiva yaitu Alat angkutan roda 4 dan roda 2 sebanyak 74 unit, yang dilelang sesuai SK Bupati No.028-39/SK/2004 Tentang penghapusan barang-barang Investasi Milik pemerintah Kabupaten Langkat Tanggal 20 Oktober 2004 dan SK Bupati No.028-40/SK/2004 Tentang Penghunjukan Membeli Kendaraan Bermotor yang Dihapuskan 13 Oktober 2004 dengan uraian berikut:


(48)

Jumlah nilai penghapusan barang-barang Rp. 626.572.400,00

Jumlah yang telah dibayar pada tahaun anggaran:

- 2004 Rp. 451.074.000,00 - 2005 Rp. 83.310.000,00 - 2006 Rp. 35.516.400,00

Saldo yang belum dibayar Per 31 Desember 2006

Rp. 569.900.400,0

2. INVESTASI PERMANEN

Rp. 56.672.000,00

1.9 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Rp. 4.800.000,00

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), merupakan penerimaan tagihan ganti rugi atas temuan pemeriksaan yang pelunasanya jatuh tempo dalam satu tahun. Atas nama Sumarno,SE pada Bagian Keuangan.

2.1Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp.24.102.914.538,00

Jumlah tersebut merupakan realisasi Penyertaan Modal Pmerintahan Kabupaten Langkat 31 Desember 2006 kepada:

1. PDAM Tirta Wampu sebesar Rp.14.959.534.538,00

2. PT. Bank Sumut sebesar

Jumlah

Rp. 9.134.380.000,00


(49)

2.2 Penyertaan Modal pada PDAM Tirta Wamp Rp.14.959.534.538,00

Penyertaan kepada PDAM Tirta Wampu sebesar Rp. 3.319.440.611,00 tersebut merupakan penyertaan 100% (kepemilikan tunggal) dari modal yang disetor kepada PDAM Tirta Wampu, dengan rincian sebagai berikut:

- Setoran Modal dari APBD Kabupaten Rp. 2.560.611.011,00 Langkat

- Eks Penyertaan Pemerintahan Pusat melalui DIP Rp. 4.824.988.600,00 Proyek PPSAB Sumatera Utara dan jaringan

Transmisi/distribusi

- Eks Penyertaan Pemerintah Pusat melalui DIP Rp. 6.815.105.327,00 Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih Sumatera Utara

- Pembayaran Utang PDAM Tirta Wampu kepada Rp. 768.829.600,00 Pihak ketiga yang dibayarkan dari APBD Kabupaten

Langkat Tahun 2006 ___________________

Jumlah Rp.14.959.534.538,00

3.ASET TETAP

3.1 Tanah Rp 106.150.911.877,81

Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap Tanah per 31 Desember 2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap dipakai, meliputi antara lain harga pembelian dan biaya untuk memperoleh hak,


(50)

biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan, serta biaya pembelian yang berkaitandengan pemilikan tanah tersebut:

3.2 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp. 495.952.140.219,19

Jumlah saldo tersebut merupakan saldo Aset Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai, meliputi harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan UMB, notaris dan pajak, biaya konstruksi yang dicakup oleh kontrak konstruksi meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dikeluarkan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak lain selain kontraktor, serta mencakup pula biaya dari pemangunan yang dilaksanakan secara swakelola.

3.3 Peralatan dan Mesin Rp.78.791.648.452,75

Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai yang meliputi harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk mempersiapkannya agar dapat digunakan.

Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya.


(51)

3.4 Aset Tetap Lainnya

Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset lainnya.

4.ASET LAINNYA

4.1 Tuntutan Ganti Rugi Rp. 311.927.089,00

Jumlah tersebut merupakan bukti tagihan kepada CV. Citra Prasetya, Saudara Rahmat P.Hasibuan yang permasalahannya telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negri Stabat sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya dan Sdr Muliadi Hasibuan telah dilimpahkan ke Kejati Sumatera Utara, sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 permasalahan tersebut belum ada keputusan hukum yang final. Runcian tagihan kepada yang bersangkutan di Kas Daerah dianggap berupa surat-surat berharga, sehingga dalam penyusunan Neraca per 31 Desember 2006 ini dikelompokkan menjadi tagihan lain-lain.

5. KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek Rp. 5.001.738.863,00

5.1 Hutang Bunga Bank Rp. 0,00

Tidak adanya pembayaran untuk Hutang Bunga sampai per 31


(52)

5.2 Hutang kepada PT. PLN Rp. 1.834.544.387,00

Hutang kepada PT.PLN sebesar Rp. 1.834.544.387,00 merupakan Hutang Pemkab Langkat atas Pembayaran Rekening Listrik Bulan November dan Desember 2006 dan upah bulan Oktober dan November 2006.

5.3 Hutang kepada PT.ASKES

Rp.3.617.194.476,00

Hutang kepada PT.ASKES per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 361.194.476,00 merupakan tunggakan iuran ASKES Tahun 2004/2006 yang belum dibayar Pmerintah Kabupaten Langkat sampai dengan 31 Desember 2006.

5.4 Hutang kepada PT.Bakn Sumut Rp. 0,00

Tidak adanya kewajban jangka panjang hingga 31 Desember 2006.

6. EKUITAS DANA

6.1Ekuitas Dana Lancar Rp. 82.001.884.469,00

Jumlah tersebut merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar sebagai berikut:


(53)

- SiLPA Dana Lancar Rp.74.390.829.053,35 - Cadangan piutang Dana Bagi Hasil dari ProvinsiRp. 4.485.092.229,05

- Cadangan untuk Piutang PAD Rp. 2.008.497/703,00

- Cadangan Piutang Pajak Penerangan jalan PT.PLRp. 1.162.504.805,00

- Cadangan Biaya Dibayar Dimuka Rp. 1.430.859.386,00

- Cadangan untuk Persediaan Rp. 3.464.367.156,00

- Bagian Lancar Penjualan Angsuran Rp. 56.672.000,00

- Bagian Lancar TRG Rp. 4.800.000,00

Dikurangi dana yang harus disediakan Rp.(5.001.738.863,00)

Untuk pembayaran hutang jangka pendek

Jumlah sampai dengan 31 Desember 2006

- Diinvestasikan dalam investasi permanen Rp. 24.102.914.538,00

Rp.82.001.883.469,00

6.2 Ekuitas Dana Investasi Rp1.000.388.393.787,00

Jumlah tersebut merupakan jumlah nilai investasi permanen, aset tetap, dan aset lainnya setelah kewajibana jangka panjang kepada BUMN/D, dengan rincian sebagai berikut:

- Diinvestasikan dalam aset tetap Rp.975.770.428.873,00

- Diinvestasikan dalam asset lain-lain

Jumlah sampai dengan 31 Desember 2006

Rp. 524.050.376,00


(54)

B. Catatan Atas Laporan Kas TahunAnggaran 2006

Laporan Aliran Kas menyediakan informasi kas sehubungan dengan kegiatan/aktivitas Operasional, Investasi, Pembiayaan dan Non Anggaran. Laporan Aliran Kas Pemerintah Kabupaten Langkat menggambarkan saldo awal penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir selama periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 2006.

Tujuan Pelaporan Aliran Kas adalah menyajikan informasi mengenai kemampuan Pemerintah Kabupaten Langkat dalam menghasilkan kas dan menialai kebutuhan Pemerintah Kabupaten Langkat mengalami peningkatan kas sebesar Rp. 46.005 165.598,34.

Peningkatan tersebut berasal:

- Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi: Rp. 170.407.805.828,34

- Arus kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp.(99.643.810.630,00)

- Arus kas bersih dari Aktivitas Pembayaran Rp.(24.758.829.600,00)

- Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran

Jumlah Kenaikan Kas Rp. 170.407.805.828,34

Rp. 0,00

1. Arus Kas Bersih dari Aktiviats Operasi Rp.170.407.805.823,34

Arus Kas ini merupakan saldo dari aktivitas operasi Pemerintah Kabupaten Langkat selama Tahun Anggaran 2006, yang merupakan realisasi


(55)

Pendapatan Daerah setelah dikurangi Belanja Operasi Kegiatan pemerintah, dengan rincian sebagai berikut:

1) Arus Kas Masuk

- Pendapatan Asli Daerah Rp.18.640.503.288,44

- Pendapatan Dana Perimbangan dari Pem. PusatRp.645.263.024.866,00

- Pendapatan Bagi Hasil dari Perimbangan ProvinsiRp. 0,00

- Pendapatan Lain-lain yang sah

Jumlah

Rp. 0,00

2) Arus Kas Keluar

Rp663.903.528154,44

- Belanja Pegawai Rp.299.412.148.549,10

- Belanja Barang dan Jas Rp 75.922.587.126,00

- Belanja Pemeliharaan Rp.12.311.869.683,00

- Belanja Perjalanan Dinas Rp.75.873.672.467,00

- Belanja Bagi Hasil Rp.1.962.000.000,00

- Belanja Bantuan Keuangan Rp.28.013.444.500,00

- Belanja Tak Tersangka

Jumlah Arus Kas Keluar

Rp. 0,00

Rp.493.495.722.326,10 Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (1-2) Rp.170.407.805.828,34


(56)

2. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp.(99.643.810.630,00) Arus Kas ini merupakan saldo dari aktivitas Investasi Pemerintaha Kabupaten Langkat selama Tahun Anggaran 2006, yang merupakan realisasi Pendapatan Daerah dari penjualan aset daerah, setelah dikurangi Belanja Pemerintah Kabupaten Langkat untuk Belanja Modal berupa pengadaan Barang Inventaris Milik Daerah dalam rangka kegiatan pemaerintahan termasuk pelayanan aparatur dan pelayanan publik.

Belanja Modal yang telah dikeluarkan oleh Pemerintahan Kabupaten Langkat selama tahun anggaran, menjadi penambahan Aktiva Tetap dalam Neraca tahun anggaran yang bersangkutan. Rincian atas Aktivitas Investasi tahun 2006, sebagai berikut:

1) Arus Kas Masuk

- Penerimaaan dari penjualan Aktiva Tetap Rp. 0,00 - Penerimaan dari Bagian Penjualan Angsuran

2) Arus Kas Keluar

Rp. 0,00

Jumlah Rp. 0,00

- Belanja Peralatan dan Mesin Rp. 3.528.125.466,81

- Belanja Gedung dan Bangunan Rp.18.533.508.480,00

- Belanja Jalan, Irigasidan Jaringan Rp.58.223.153.889,00

- Belanja Aset Tetap Lainnya Rp. 363.671.500,00


(57)

Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (1-2) Rp.(99.643.810.630,00)

Arus kas bersih dari aktivitas investasi tahun anggaran 2006 minus Rp.99.643.810.630,00 menunjukkan bahwa dalam tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Langkat melakukan pelepasan asetnya, namun penambahan aset lebih besar dari pada nilai pelepasan aset tetap sebesar Rp.99,643.810.630,00 merupakan Barang Inventaris kekayaan Daerah kabupaten Langkat mutasi tambah dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Langkat 31 Desember 2006. Yang merupakan saldo dari aktivitas Pembiayaan Pemerintah Kabuoaten Langkat selama tahun anggaran 2006, yang merupakan realisasi Penerimaan Daerah dikurangi dengan Pengeluaran Daerah, dengan rincian sebagai berikut:

1) Arus Kas Masuk

- Penerimaan Pinjaman Obligasi

Jumlah Rp. 0,00

Rp. 0,00

2) Arus Kas Keluar

- Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp. 4.000.000.000,00 - Pembayaran Hutang kepada Bank Sumut

Jumlah Rp.24.758.829.600,00

Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembayaran Rp.(24.758.829.600,00) Arus Kas dari aktivitas Pembiayaan Pemerintahan Kabupaten Langkat selama tahun Anggaran 2006, adalah Rp. 24.758.829.600,00 yaitu untuk penambahan Modal Pemerintah Daerah dan Pembayaran Hutang kepada Bank Sumut.


(58)

C. Catatan Atas Laporan Perhitungan Anggaran Tahun 2006

1. Pendapatan

Realisasi Pendapatan tahun anggaran 2006 sebesar Rp.663.903.528.154,44 jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2006 sebesar Rp. 646.501.016.019,00 terdapat selisih diatas anggaran sebesar Rp. 17.402.512.135,44 atau 2,69 %

Kenaikan Realisasi anggaran tahun 2006 terjadi pada Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat berupa Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.Sedangkan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mencapai anggaran terutama pada Objek Pendapatan Pajak dan Retribusi.

2.Belanja

Realisasi Belanja tahun anggaran 2006 sebesar Rp. 593.139.532.956,10 jikadengan Target Anggaran tahun 2006 sebesar Rp. 651.117.168.546,00 terdapat realisasi dibawah anggaransebesar Rp. 57.977.635.589,90 atau 8,90%.

Tidak terealisasinya anggaran belanja tahun 2006 untuk seluruh jenis Belanja yaitu Belanja Operasi, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tak Tersangka.

3. Pembiayaan

Anggaran dan Realisasi dari Penerimaan Pembiayaan dalam tahun 2006 sebagai berikut:


(59)

Terjadi Realisasi Rekening Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu diatas Anggaran sebesar 49,93% karena menyesuaikan dengan Sisa Lebih Perhitungan Tahun 2005 yang menurut Laporan Perhitungan APBD sebesar Rp.

30.028.646.128,21. Sedangkan dalam Tahun Anggaran 2006 Sisa Lebih

Perhitungan Tahun Anggaran 2005 dirinci kedalam Rekening:

- Sisa Lebih Perhitungan tahun lalu Rp.20.028.646.127,00

- Penerimaan Pinkaman dan Obligasi Rp.10.000.000.000,00

Dengan pencatatan Realisasi SiLPA Tahun Anggaran sebesar

Rp.30.028.646.128,21 berarti didalamnya sudah termasuk Realisasi Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Rp.10.000.000.000,00.

4. Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan (SiLPA)

SiLPA Tahun Anggaran 2005 sebesar Rp.30.028.646.128,21

Merupakan perhitungan dari:

- Realisasi Pendapatan Rp.663.903.528.154,4 4 - Realisasi belanja Rp. 593.139.532.956,10

Surplus Rp. 70.763.995.198,34

- Realisasi Pembiayaan Rp . 30.028. 646.128,21 -Penerimaan Rp. 24.758.829.600,00 -Pengeluaran Rp. 24.758.829.600,00

Jumlah neto pembiayaan Rp. 5.269.816.528,21


(60)

BAB. III

ANALISA DAN EVALUASI

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Beberapa pengertian tentang Laporan Keuangan antara lain:

Menurut Dedi Nordiawan, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati (2006:151)

“laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban atas kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu entitas.”

Menurut Indra Bastian (2006:97)

“laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan”.

Sedangkan menurut PSAP Pernyataan No. 1(2007:71)

“laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan”.


(61)

52

B. PENJELASAN PSAP PERNYATAAN NO.1

Tujuan

Pertanyaan standar ini bertujuan untuk mengatur penyajian Laporan Keuangan untuk tujuan yang umum (General Purpose Financial statements). Tujuan umum tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan dengan cara menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian Laporan Keuangan, pedoman struktur Laporan Keuangan dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Adapun tujuan umum tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas.

Menurut uraian pada Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 Tahun 2007, Bab I bagian Pendahuluan bahwa:

“untuk mencapai pengelolaan keuangan daerah yang transparan, akuntabilitas, dan partisipatif diperlukan adanya suatu peraturan pelaksanaan didaerah yang komperhensif dan terpadu dari berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan agar memudahkan dalam pelaksanaannya dan tidak menimbulkan multi tafsir dan penerapannya”. Peraturan pelaksanaan dimaksud adalah peraturan Bupati tentang sistem dan prosedur pengolahan keuangan daerah seperti yang dikehendaki Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 maka dituanglah pemikiran yang mencakup muatan Peraturan Bupati sebagai berikut:

1. Menyusun Rancangan APBD


(62)

3. Pelaksanaan dan penatausahaan penerimaan

4. Akuntansi dan pelaporan penanggungjawab keuangan daerah

Ruang lingkup

Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:62) bahwa :

“laporan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penggun, yang dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, pihak yang memberi atau laporan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman serta pinjaman serta pemerintahan”.

Ruang lingkup laporan keuangan daerah kabupaten Langkat meliput i: a. Hak daerah untuk menyelenggarakan pajak daerah dan retribusi daerah

serta melakukan pinjaman,

b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintah daerah dan membayar tagihan pihak ketiga,

c. Penerimaan daerah

d. Pengeluaran daerah

e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah,


(63)

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelengaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Pemerintahan Daerah kabupaten Langkat telah menetapkan struktur APBD mereka yang merupakan satu kesatuan terdiri dari:

a. Pendapatan daerah

b. Belanja daerah

c. Pembiayaan daerah

Struktur dan isi

Dalam pernyataan ini dijelaskan bahwa dalam setiap lembaran muka laporan keuangan maupun catatan atas Laporan Keuangan menggunakan adanya pengungkapan tertentu, pengungkapan pos-pos lainnya, merekomendasikan format sebagai lampiran standar dan juga menggunakan istilah pengungkapan dalam arti yang seluas-luasnya.

Seperti yang termuat dalam lembaran Peraturan Bupati Langkat No.03 tahun 2007 tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, pada Bab IX bahwa:

“laporan keuangan SKPD dilampiri dengan Surat Pernyataan kepada SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern, Laporan Keuangan daerah dilampiri dengan Laporan Ikhtisar Realisasi kinerja dan Laporan Keuangan BUMN/perusahaan daerah. Laporan tersebut disusun dari ringkasan laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah dan Laporan Kinerja Intern dilingkungan Pemda”.


(64)

Periode Laporan

Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:76-77) bahwa:

”laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya dalam sekali setahun. Namun dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun.

Tahun ditetapkan dalam peraturan Bupati Langkat No.03 Tahun 2007 bahwa laporan keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun berakhir.

Laporan Realisasi Anggaran

Dalam pernyataan ini dijelaskan bahwa Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat /daerah yang menunjukkan ketaatan tehadap APBN/APBD.

Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:78) bahwa:

“laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pendapatan b. Belanja c. transfer d. surplus/defisit e. pembiayaan


(65)

Pemerintah Kabupaten Langkat sendiri telah menyesuaikan pernyataan tersebut diatas yakni mengenai unsur-unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Adapun formatnya juga disesuaikan dengan PSAP, yang menyajikan ikhtisar daerah, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambar perbandingan antara realisasi dan anggaran dalam satu periode pelaporan.

Neraca

Hal yang perlu ditekankan dalam standar ini adalah entitas dari pelaporan neraca yang mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan panjang dalam neraca.

Menurut PSAP pernyataan No. 01 ( 2005:80) ”adapun neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:

a. kas dan setara kas b. investasi jangka pendek c. piutang pajak dan bukan pajak d. persediaan

e. investasi jangka panjang f. aset tetap

g. kewajiban jangka pendek h. kewajiban jangka pamjang i. ekuitas dana


(66)

Format neraca Pemerintahan Kabupaten Langkat menggambarkan posisi keuangan pemerintahan daerah megenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Laporan Arus Kas

Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:90) bahwa:

”Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran”.

Laporan arus kas pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan informasi megenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satru periode akuntansi kerja serta kas pada tanggal pelaporan. Adapun penerimaan kas itu sendiri yakni semua aliran kas yang masuk ke kas daerah, dan pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari kas daerah.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pernyataan ini menguraikan bagaimana isi dari catatan atas laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan Laporan Keuangan entitas lainnya. Adapun catatan-catatan yang disajikan sebagai berikut:

a. informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target undang-undang APBN/perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target,


(67)

b. ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan,

c. informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadiann penting lainnya,

d. pengungkapan informasi yang diharuskan oleh pernyataan SAP yang belum disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan,

e. pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan, belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,

f. informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan,

g. daftar dan skedul.

Pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan Catatan Atas Laporan keuangan diantaranya penjelasan naratif seperti informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, neraca dan Laporan Arus Kas seperti penyajian ihtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan.


(68)

C. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan sebuah transaksi yang dilakukan oleh setiap entitas pelaporan laporan keuangan terutama digunakan untuk:

- membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,

- Menilai kondisi keuangan

- Mengevaluasi efektivitas dan efesiensi suatu entitas pelaporan

- Serta membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Seperti yang telah diuraikan dalam SAP sebagai berikut:

Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:71)

“Tujuan umum Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi mengenai Posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumbaer daya”.

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan pemerintah Daerah sebaimana yang ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemda yang diikuti dengan perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan Pemda sebagaimana diatur dalam UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemda, Timbul hak dan kewajiban daerah dalam pengelolaan keuangan


(69)

Peraturan Bupati Langkat No. 03 Tahun 2007 mengenai prosedur pengelolaan keuangan daerah yang telah disesuaikan dari PP No. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Daerah, PP No.24 tahun 2005 tentang SAP, dan Permendagri Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pada dasarnya buah pikiran yang melatarbelakangi terbitnya Peraturan Perundang-undangan diatas adalah keinginan untuk mengelola keuangan daerah secara afekti dan efesien. Ide dasar tersebut tentunya ingin dilaksanakan melalui tata kelola pemerintah kabupaten Langkat yang baik, yang memiliki tiga pilar utama, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.

Menurut Peraturan Pemerintah Langkat tersebut untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu peraturan pelaksanaan didaerah yang komprehensif dan terpadu dari berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan agar memudahkan dalam pelaksanaannya dan tidak menimbulkan multi taksir dalam penerapannya.


(70)

BAB. IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Melalui penjelasan dan perbandingan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa penyajian laporan keuangan daerah kabupaten Langkat Sumatera Utara sudah mengacu pada PSAP Pernyataan No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan baik itu tujuan laporan keuangan, komponen-komponen Laporan Keuangan, ruang lingkup dan periode serta kebijakan-kebijakan yang digunakan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Langkat.

B.SARAN

Sumber daya manusia adalah suatu unsur yang penting dalam penyajian laporan keuangan ini, untuk itu Pemerintah Daerah kabupaten Langkat sebaiknya memberi perhatian dalam hal ini, diantaranya menambah pegawai dibidang Akuntansi atau memberikan pelatihan dalam hal ini, karena banyak undang-undang yang direvisi.

Dalam format laporan keuangannya terdapat kekurangan dalam penulisan mata uang pada setiap format laporan keuangan yang seharusnya diletakkan disudut kanan atas tabel.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bahtiar, Muchlis, Iskandar. 2002. Akuntansi Pemerintahan.Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. PP No. 24 Tahun 2005. Jakarta: Pustaka Pergaulan.

Lembaran Negara Republik Indonesia, 2005. Undang-Undang Otonomi Daerah dan Juklak. Jakarta: Absolut.

Nordiawan, Dedi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Ketujuh. Bandung : CV. Alfabeta.

___________, Peraturan Pemerintah Republik Inbonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

__________, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


(72)

__________, Peraturan Bupati Langkat No. 03 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengolahan Keuangan Daerah.

__________, Keputusan Bupati Langkat No. 04 Tahun 2005 tentang Penjabaran dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.


(73)

Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT NERACA

PER 31 DESEMBER 2006

NO URAIAN Tahun 2006 Tahun 2005

A Aset

I ASET LANCAR

1. Kas dikas Daerah

2. Kas diPemegang Kas

3. Piutang Dana Bagi Hasil dari provinsi

4. Piutang PAD

5. Piutang pajak Penerangan jalan PT.PLN

6. Biaya dibayar dimuka

7. Persediaan

8. Bagian Lancar penjualan angsuran

9. Bagian Lancar Tuntunan Ganti Rugi

Jumlah aset lancar

II INVESTASI PERMANEN

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Jumlah Investasi permanen III ASET TETAP

1. Tanah

2. Jalan Irigasi dan Jaringan

3. Gedung dan Bangunan

4. Peralatan dan Mesin

5. Aset Tetap Lainnya

Jumlah aset tetap

74.390.829.053,55 - 4.485.092.229,05 2.008.497.703,00 1.162.504.805,00 1.430.859.386,00 3.464.367.156,00 56.672.000,00 4.800.000,00 29.816.522.841,21 - - 1.440.958.583,00 - - 4.010.497.127,00 85.134.000,00 4.800.000,00

87.003.622.332,60 35.357.912.551,21

24.102.914.538,00 19.344.004.938,00

24.102.914.538,00 19.344.004.938,00

106.150.911.887,81 496.952.140.219,19 282.633.863.788,25 78.791.648.452,75 11.241.864.525,00 102.622.786.421,00 438.728.788.925,00 263.638.709.899,00 60.258.139.972,75 10.878.193.618.243,00

975.770.428.873,00 876.126.618.243,00


(74)

B

IV ASET LAINNYA

1. Tuntutan Ganti-Rugi

2. Tagihan Lain-lain

Jumlah ASET LAINNYA

JUMLAH ASET

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA V KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

1. Hutang Bunga Bank

2. Hutang Kepada PT.PLN

3. Hutang kepada PT.ASKES

4. Hutang kepada Bank SUMUT

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK

VI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Hutang kepada BUMD/N

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG JUMLAH KEWAJIBAN

VII EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

1. Selisih lebih Pembayaran Anggaran

(SILPA) Dana Lancar

2. Cadangan Piutang Dana Bagi Hasil dari

Provinsi

3. Cadangan Piutang PAD

4. Cadangan Piutang Pajak Penerangan

Jalan PLN

5. Cadangan Biaya dibayar Dimuka

6. CadanganPersediaan

212.123.287,00 112.123.287,00

524.050.376,00 528.850.376,00

1.087.401.016.119,60 931.357.386.108,21

-

1.834.554.387,00

3.167.194.476,00

- 22.255.572.500,00

5.001.738.863,00 22.255.572.500,00

1.317.235.882,00

- 1.317.235.882,00

5.001.738.863,00 23.572.808.382,00

74.390.829.053,00 4.485.092.229,00 2.008.497.703,00 1.162.504.805,00 1.430.859.386,00 3.464.367.156,00 56.672.000,00 4.800.000,00 29.816.522.841,21 - 1.440.958.583,00 - 4.010.497.127,00 85.134.000,00 4.800.000,00


(75)

7. Bagian Lancar Penjualan Angsuran

8. Bagian Lancar (TGR)

Dikurangi:

Dana yang tersedia untuk membayar Hutang

Jangka pendek

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

VIII EKUITAS DANA INVESTASI

1.Diinvestasikan dalam Investasi Permanen

1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap

2. Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI JUMLAH EKUITAS DANA

JUMLAH KEWAJIBAN DAN DANA

82.001.883.469,60 13.102.340.051,00

24.102.914.538,00

975.770.428.873,00

524. 050.376,00

18.026.769.056,00

876.126.618.243,00

528.850.376,00

1.000.397.393.787,00 894.682.237.675,00


(76)

Lampiran 2

PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT LAPORAN ARUS KAS

SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006 AUDITED

URAIAN TAHUN ANGGARAN 2006

ANGGARAN REALISASI

1 2 3

ARU KAS MASUK 1.Arus Kas Masuk

A. Pendapatan Pajak daerah

1. Pendapatan Pajak Daerah 2. Pendapatan retribusi

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Sub Jumlah

B. Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah

Pusat

1. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 2. Dana Alokasi Umum

3. Dana Alokasi Khusus 4. Bantuan Keuangan Sub jumlah

C. Lain-lain Pendapatan yang Sah

1. Bantuan Dana Adhoc dari Pemerintah Pusat 2. Dana Darurat

Sub jumlah

Jumlah Arus Kas Masuk

II Arus Kas Masuk

1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Perjalanan Dinas 4. Belanja Pemeliharaan 5. Biaya Bagi Hasil 6. Belanja Bantuan Keuangan 7. Belanja Tan Tersangka

Sub jumlah

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS

11.718.300.000,00 5.132.290.000,00 3.814.000.000,00 9.640.258.663,60 4.344.634.675,00 4.655.609.949,84

20.664.590.000,00 18.640.503.288,44

108.587.287.319,00 484.070.000,00 29.699.138.700,00 3.480.000.000,00 128.013.886.166,00 484.070.000.000,00 3.480.000.000,00

625.836.426.019,00 645.263.024.866,00

-

-

-

-

- -


(1)

Lampiran 2

PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT

LAPORAN ARUS KAS

SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006

AUDITED

URAIAN TAHUN ANGGARAN 2006

ANGGARAN REALISASI

1 2 3

ARU KAS MASUK

1.Arus Kas Masuk

A. Pendapatan Pajak daerah 1. Pendapatan Pajak Daerah 2. Pendapatan retribusi

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Sub Jumlah

B. Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat

1. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 2. Dana Alokasi Umum

3. Dana Alokasi Khusus 4. Bantuan Keuangan Sub jumlah

C. Lain-lain Pendapatan yang Sah

1. Bantuan Dana Adhoc dari Pemerintah Pusat 2. Dana Darurat

Sub jumlah

Jumlah Arus Kas Masuk

II Arus Kas Masuk

1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Perjalanan Dinas 4. Belanja Pemeliharaan 5. Biaya Bagi Hasil 6. Belanja Bantuan Keuangan 7. Belanja Tan Tersangka Sub jumlah

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS

11.718.300.000,00

5.132.290.000,00

3.814.000.000,00

9.640.258.663,60

4.344.634.675,00

4.655.609.949,84

20.664.590.000,00 18.640.503.288,44

108.587.287.319,00

484.070.000,00

29.699.138.700,00

3.480.000.000,00

128.013.886.166,00

484.070.000.000,00

3.480.000.000,00

625.836.426.019,00 645.263.024.866,00

-

-

-

-

- -


(2)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

I Arus Kas Masuk

Penerimaan dari penjualan Aset Tetap

Penerimaan dari bagian Lancar Penjualan Angsuran

Sub jumlah

IIArus Keluar Kas

1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 2. Pembelian Aset Tetap-Publik 3. Pembelian Aset Tetap-Aparat Sub jumlah

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

I Arus Masuk Kas

Penerimaan Pinjaman Obligasi

Sub jumlah

II Arus Keluar Kas

1. Penyertaan Modal 3. Pembiayaan Hutang

Sub jumlah

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

KENAIKAN/PENURUNAN KAS

SALDO AWAL KAS

SALDO AKHIR KAS

341.635.930.857,00

79.022.521.329,00

13.145.785.000,00

79.189.984.435,00

1.962.00.000,00

30.634.411.00,00

200.00.000,00

299.412.148.549,00

75.922.587.126,00

12.311.869.684,00

75.873.672.467,00

1.962.000.000,00

28.013.444.500,00

-

545.790.633.121,00 493.495.722.326,10

100.710.382.898,00 170.407.805.828,34

-

-

-

-

- -

92.812.009.565,00

12.505.525.860,00

105.326.535.425,00

87.569.971.200,00

12.073.839.430,00

99.643.810.630,00

(105.326.535.425,00) (99.643.810.630,00)

10.000.000.000,00 -

10.000.000.000,00 -

4.653.664.000,00

20.758.829.600,00

4.000.000.000,00

20.758.829.600,00


(3)

(15.412.493.600,00) (24.758.829.600,00)

(20.028.646.127,00) 46.005.165.598,34

20.028.646.127,00) 30.028.646.128,21

- 76.033.811.726,55


(4)

PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT

LAPORAN PERHITUNGAN APBD

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006

AUDITED

URAIAN TAHUN ANGGARAN 2006

ANGGARAN REALISASI

1

A. PENDAPATAN

I.Pendapatan Pajak daerah

1.Pendapatan Pajak Daerah

2. Pendapatan retribusi

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Sub Jumlah

II. .Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah

pusat

1.Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

2.Dana Alokasi Umum

3.Dana Alokasi Khusus

4.Bantuan Keuangan

Sub jumlah

III. Lain-lain Pendapatan yang Sah

1. Bantuan Dana Adhoc dari Pemerintah Pusat

2. Dana Darurat

Sub jumlah

TOTAL PENDAPATAN

B. BELANJA

I. Belanja Operasi

1.Belanja Pegawai

2 3

11.718.300.000,00

5.132.290.000,00

3.814.000.000,00

9.640.258.663,60

4.344.634.675,00

4.655.609.949,84

20.664.590.000,00 18.640.503.288,44

108.587.287.319,00

484.070.000,00

29.699.138.700,00

3.480.000.000,00

128.013.886.166,00

484.070.000.000,00

29.699.138.700,00

3.480.000.000,00

625.836.426.019,00 645.263.024.866,00

-

-

-

-

-

-

646.501.016.019,00 663. 903. 528.154,44

341.635.930.857,00

79.022.521.329,00

299.412.148.549,00


(5)

2.Belanja Barang

3.Belanja Perjalanan Dinas

4.Belanja Pemeliharaan

5.Belanja Subsidi

s6.Belanja Operasional Lainnya

Total belanja operasi

II. Belanja Modal

1. Belanja Aset Tetap-Publik

2. Belanja Aset Tetap-Aparat

Total belanja Modal

III Belanja Bagi Hasil

Belanja bagi hasil Pajak kepada Pemerintah Desa

IV BELANJA BANTUAN KEUANGAN

Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa

Belanja Bantuan Keuangan Organisasi masyarakat

Belanja Bantuan Keuangan Organisasi Profesi

Belanja Bantuan Keuangan Kecamatan

Total belanja bantuan keuangan

V Belanja tak tersangka

Belanja tak tersangka

TOTAL BELANJA

C. SURPLUS/DEFISIT

D. PEMBIAYAAN

I. Penerimaan

1. sisa lebih perhitungan tahun lalu

2. penerimaan pinjaman obligasi

13.145.785.000,00

79.189.984.435,00

-

-

12.311.869.684,00

75.873.672.467,00

-

-

512.994.221.621,00 463.520.277.826,10

92.821.009.565,00

12.505.525.860,00

87.569.971.200,00

12.073.839.430,00

105.326.535.425,00 99.643.810.630,00

1.962.000.000,00

3.100.000.000,00

22.331.700.000,00

5.702.711.500,00

130.000.000,00

1.962.000.000,00

3.100.000.000,00

20.135.135.000,00

4.648.309.500,00

130.000.000,00

30.634.411.500,00 28.013.444.500,00

200.000.000,00 -

651.177.168.546,00 593.139.532.956,10

(4.616.152.527)

20.028.646.127,00

10.000.000.000,00

70.763.995.198,34

30.028.646.128,21

-


(6)

II. Pengeluaran

1.penyertaan Modal

2. pembayaran hutang

3. sisa lebih perhitungan tahun berjalan

Total pengeluaran

TOTAL PEMBIAYAAN

E.SISA LEBIH PERHITUNGAN TAHUN BERJALAN

20.758.829.600,00

-

20.758.829.600,00

-

25.412.493.600,00 24.758.829.600,00

4.616.152.572,00 5.22269.816.528,21

30.028.646.127,00 76.033.811.726,55


Dokumen yang terkait

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

1 52 89

Penerapan Laporan Keuangan Koperasi Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 27 pada Koperasi Karyawan Tenera Unit Kantor Direksi PTPN IV Bah Jambi Pematang Siantar

0 29 88

Pengaruh Perbedaaan Akuntansi Penyusutan Menurut Standar Akuntasni Keuangan dan Peraturan Perpajakan Terhadap Laporan Keuangan (Studi Kasus PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Cabang Medan

0 34 106

Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.23 Pada Rumah Sakit Umum Monginsidi

1 61 58

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Penyajian Laporan Keuangan pada PT.PLN (persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan

0 32 90

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Karyawan PT. Tirta Sibayakindo Berastagi

0 29 85

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NOMOR 02 TENTANG LAPORAN REALISASI Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan).

0 2 15

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NOMOR 02 T.ENTANG LAPORAN REALISASI Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan).

2 9 20

PSAP 01 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1 1 26

PSAP 13 PLK BLU Ver PMK 217

0 0 42