Hegemoni Ideologi Dalam Pemberitaan Kebijakan Barack Obama Tentang Islamic State Of Iraq And Syria (Studi Wacana Kritis Pemberitaan Antaranews.Com)

HEGEMONI IDEOLOGI DALAM PEMBERITAAN KEBIJAKAN
BARACK OBAMA TENTANG ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA
(STUDI WACANA KRITIS PEMBERITAAN ANTARANEWS.COM)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:
Nina Nurlina
NIM: 1112051000121

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M

ABSTRAK

Nina Nurlina
NIM: 1112051000121
Hegemoni Ideologi dalam Pemberitaan Kebijakan Barack Obama tentang
Islamic State of Iraq and Syria (Studi Wacana Kritis Pemberitaan
Antaranews.com)
Pernyataan Barack Obama menjadi informasi penting bagi seluruh negara,
statusnya sebagai Presiden Amerika Serikat. Kebijakan yang dilakukan Barack
Obama terhadap ISIS menjadi perhatian publik. Ini didasarkan pada penembakan
di San Bernardino, California. Dominasi wacana yang telah diproduksi pemerintah
dan Kantor Berita Amerika Serikat kemudian menjadi informasi yang tersebar ke
berbagai negara, salah satunya Indonesia. Media Antaranews.com memproduksi
berita mengenai ISIS cukup banyak pada bulan Desember. Berita ISIS masuk
kedalam hastag terpopuler di web Antaranews.com. Banyaknya peminat yang
membaca mungkin saja bisa menjadi suatu keberhasilan media dalam membangun
wacana.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul pertanyaan bagaimana
Antaranews.com mewacanakan pemberitaan kebijakan Barack Obama tentang
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada level teks, level discourse practice dan
level sosiocultural practice?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis

wacana kritis model Norman Fairclough. Fairclough membagi wacana dalam tiga
bagian yaitu, teks, discourse practice dan sosiocultural practice. Kerangka analisis
teks wacana yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis framing
Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model ini berasumsi bahwa setiap berita
memiliki frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Analisis discourse
practice merupakan proses produksi dan konsumsi teks. Sedangkan analisis
sosiocultural practice merupakan konteks sosial yang berada di luar media yang
mempengaruhi wacana yang muncul dalam teks.
Data penelitian telah diperoleh dari hasil wawancara dengan Aditia Maruli
(manajer konten berita), Monalisa (reporter), Ida Nurcahyani (reporter) dari
Antaranews.com dan Herlambang Priambodo sebagai pembaca Antaranews.com.
Berdasarkan temuan, teks berita kebijakan Obama tentang ISIS yang
dibangun memperlihatkan keberpihakan pada Obama. Ini didasarkan pada
dominanya wacana Obama dan ISIS dimarginalkan. Antaranews.com
memproduksi pada pemberitaan ini hanya sebagai penerjemah. Amerika
menyebarkan ideologinya sampai pada Media Antaranews.com, kemudian di baca
oleh pembaca, secara tidak sadar mulai diterima secara wajar. Hegemoni berhasil
diterima namun pembaca masih ragu akan keseriusan Obama, ini yang disebut
keberhasilan pada tingkat hegemoni merosot. Antaranews.com menjadi corong AS
untuk mendapat legitimasi.

Kata Kunci: Wacana, Antaranews.com, Obama, Dominasi, ISIS.

i

ii

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hegemoni Ideologi dalam Pemberitaan
Kebijakan Barack Obama tentang Islamic State of Iraq and Syria (Studi Wacana
Kritis Pemberitaan Antaranews.com)”.
Dalam penyusunan skripsi memang tidak selalu mudah dan membutuhkan
proses yang cukup lama. Selayaknya proses pengerjaan skripsi, ada masa dimana
penulis mengalami pasang surut. Ini merupakan ujian terberat dimana terkadang
fisik lelah, mental dan pikiran bertarung untuk dapat melawan rasa malas. Ditambah
adanya kerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan ini membuat
penyusunan skripsi sempat tertunda. Rasa kesal, galau, kecewa, bosan bahkan titian
air mata kadang terlintas dan memasung pikiran. Namun, semangat yang tak pernah

padam untuk bisa mendapatkan gelar strata satu disertai kerja keras akhirnya bisa
melawan semua rasa itu.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,
dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis, terutama kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Suparto, M. Ed,
Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag

iii

selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si
selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketuan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Rachmat Baihaky, MA selaku pembimbing penulis yang telah memberikan
bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan
keramahannya selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh
kesabaran dan dedikasi yang tinggi. Semoga Allah SWT memberikan
keberkahan di setiap aktivitas.
4. Prof. Andi Faisal Bakti, MA, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan
harap ilmu yang didapat menjadi bermanfaat kepada penulis selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan
administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur
sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Pihak media Antaranews.com, Aditia Maruli sebagai Manajer Konten
Berita, Monalisa sebagai Reporter dan Ida Nurcahyani sebagai Reporter.

iv

Dan juga salah satu pembaca Antaranews.com yaitu Herlambang

Priambodo bekerja sebagai Sales Force Development Manager di
perusahan swasta yang telah membantu penulis untuk dijadikan narasumber
dan telah meluangkan waktu serta banyak memberikan informasi yang
bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
9. Orang tua tercinta yaitu bapak saya bernama Maman Abdul Rohman dan
Ibu saya bernama Teti Supiati yang selalu ada untuk penulis dalam susah
dan senang. Orang yang senantiasa selalu menjadi panutan bagi penulis atas
ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis pahitnya kehidupan.
Adik saya bernama Muhammad Sidik Al-Amin, dan keluarga besar yang
selalu mendukung atas pengerjaan skripsi ini
10. Sahabat seperjuangan skripsi, Melly Ismi Ardikusuma, Dewi Mufarrikhah,
Shifa Maharani, Indah Noviyanti, Nicky Franida, Agun Akbar, Nur Triana,
dan Iryanti Rachmaniar
11. Teman-temanku yang selalu memberikan dukungan dan nasehatnya yaitu
Melqi, Sari, Miqdad, Wiji, Akbar, Tika, Riyadin, Nenden, Nurul Witri,
Zoupi, Kak Nita, Kak Wulan, Kak Asa, Bang Lebe, Bang Bejo dan Bang
Yusli yang telah memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada
penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama
ini terukir.
12. Teman-teman dari KKN Celebration, Dita Kirana, Siti Rizka Amalia,

Jayanti, Radianti, Adam, Fadil, Bimo, Ratna, Nadya, Febrina, Abdul
Mughuni, Dedat, Rizky dan Bang Laily. Terima kasih untuk kebersamaan
yang singkat namun berkesan. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga

v

silaturahmi. Juga seluruh teman-teman Komunitas Air film, Jurnalis TV
yang banyak memberikan ilmu bagi penulis.
13. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan
adalah hal yang terbaik dan hanya Allah SWT yang dapat membalas segala
kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis
sendiri.
Jakarta, 30 Agustus 2016

Nina Nurlina

NIM.1112051000121

vi

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................................. 10
F. Pedoman Penulisan Skripsi ..................................................................... 13
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
BAB II KAJIAN TEORITIK ........................................................................... 17
A. Analisis Wacana Kritis ............................................................................ 17

1. Pengertian Analisis Wacana .............................................................. 17
2. Pengertian Analisis Wacana Kritis ................................................... 19
3. Analisis Wacana Model Norman Fairclough .................................... 22
B. Teori Hegemoni Antonio Gramsci .......................................................... 27
C. Analisis Framing ..................................................................................... 30
1. Pengertian Analisis Framing ............................................................. 30

vii

2. Analisis Framing Model Zhondang Pan dan Geral M. Kosicki ........ 30
D. Media Online........................................................................................... 35
1. Pengertian Media Online................................................................... 35
2. Karakteristik Media Online ............................................................... 37
BAB III GAMBARAN UMUM........................................................................ 39
A. Sistem dan Iklim Media Massa di Indonesia .......................................... 39
B. Profil Antaranews.com ............................................................................ 43
C. Gerakan Islam Internasional ................................................................... 49
D. Islamic State of Iraq and Syria ................................................................ 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 60
A. Analisis Teks ........................................................................................... 60

1. Analisis Teks Berita I ........................................................................ 60
2. Analisis Teks Berita II ...................................................................... 74
3. Analisis Teks Berita III ..................................................................... 90
B. Analisis Discourse Practice .................................................................... 99
C. Analisis Sosiocultural Practice ............................................................. 112
D. Analisis Teori Hegemoni ...................................................................... 120
E. Interpretasi............................................................................................. 124
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 133
A. Kesimpulan ........................................................................................... 133
B. Saran ...................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 135

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Model Analisis Wacana Norman Fairclough ..................................... 23
Tabel 2.2 Analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki .................. 33
Tabel 3.3 Susunan Redaksi Antaranews.com .................................................... 46
Tabel 4.3 Rubrik Antaranews.com ..................................................................... 48
Tabel 5.4 Daftar Artikel Berita .......................................................................... 60

Tabel 6.4 Sintaksis Analisis Berita I .................................................................. 61
Tabel 7.4 Skrip Analisis Berita I ........................................................................ 66
Tabel 8.4 Tematik Analisis Berita I ................................................................... 68
Tabel 9.4 Retoris Analisis Berita I ..................................................................... 72
Tabel 10.4 Sintaksis Analisis Berita II ............................................................... 74
Tabel 11.4 Skrip Analisis Berita II .................................................................... 80
Tabel 12.4 Tematik Analisis Berita II ................................................................ 81
Tabel 13.4 Retoris Analisis Berita II ................................................................. 86
Tabel 14.4 Sintaksis Analisis Berita III ............................................................. 90
Tabel 15.4 Skrip Analisis Beria III .................................................................... 95
Tabel 16.4 Tematik Analisi Berita III ................................................................ 97
Tabel 17.4 Retoris Analisis Berita III ................................................................ 99

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menyebarkan informasi, setiap media memiliki ideologi masingmasing. Media – media di Indonesia dalam membuat suatu berita atau
informasi sadar atau tidaknya dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya ada
kepentingan dari suatu kelompok dibalik informasi yang disampaikan oleh
media. Kepentingan kelompok tertentu yang mampu mendominasi dalam
menyebarkan gagasan atau informasi. Dalam hal ini media sebagai saluran
yang dikontrol oleh kepentingan kelompok dominan.
Indonesia memiliki banyak kantor berita. Mulai dari kantor berita yang
milik pemerintah atau swasta. Salah satu Kantor Berita Resmi milik Republik
Indonesia adalah Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. Kantor
Berita Antara memiliki portal berita online yaitu Antaranews.com.
Pemberitaan mengenai Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS) menjadi salah
satu topik pilihan di media online Antaranews.com, karena ISIS menjadi isu
penting untuk dibahas. Berbagai aksi yang dilakukan mengundang kecaman
dan keprihatinan publik terhadap sikap kriminalitas ISIS yang kejam.
Pemberitaan mengenai kebijakan Barack Obama tentang Islamic State
Of Iraq and Syria (ISIS) juga menjadi topik yang hangat dibicarakan. Berbagai
peristiwa yang telah dilakukan kelompok yang menamakan dirinya ISIS telah
membuat resah masyarakat dunia.
Pada akhir November 2015 telah terjadi serangan pengeboman di Paris,
Perancis. Rangkaian peristiwa yang terjadi di Paris, yaitu: penembakan

1

2

dan penyanderaan di gedung pertunjukan Bataclan, Penembakan di
restauran La Petit Cambodge di jalan Albert, penembakan di sebuah bar
di jalan antara De Charonne dan Faidherbe dan serangan bom di Stadion
bole Stade de France. Serangan paris menewaskan sejumlah 128 orang.1
Akibat dari serangan itu, korban paling banyak terjadi di gedung pertunjukan
Bataclan. Dalam peristiwa serangan di Paris, ISIS menyatakan bertanggung
jawab. Hal ini dipublikasikan dalam Bahasa Arab dan Prancis secara online.
Peristiwa kekerasan juga terjadi di Negara Amerika Serikat awal
Desember 2015. Peristiwa penembakan terjadi di Inland Regional
Center, San Bernardino, California. Peristiwa ini paling mengerikan
sejak pembantaian sekolah Sandy Hook pada tahun 2012. Ini adalah
penembakan massal ke 342 di AS sepanjang tahun 2015 menurut data
situs Shootingtracker.com.2 Ada 14 orang tewas dalam serangan ini dan
14 lainnya cedera.3
Media menginformasikan bahwa pelaku penembakan di San Bernardino
adalah sepasang suami istri, yaitu Syed Rizwan Farook, seorang lekaki
kelahiran Amerika dan Tasfheen Malik, seorang perempuan kelahiran
Pakistan. Kedua pelaku tewas dalam peristiwa tembak-menembak dengan
polisi. Dalam penyelidikan, sebuah laporan menyatakan Malik telah
bersumpah beraliansi dengan kelompok ISIS. Dan Farooq telah mengunggah
pesan di Facebook yang berisi dukungan terhadap pemimpin ISIS yaitu Abu
Bakar al-Baghdadi dengan menggunakan nama lain, namun kini pesan itu telah
dihapus.

1

Heru Margianto, Empat Serangan di Paris, Ini Cerita Ringkasnya, diakses pada 24 Februari
2016,http://internasional.kompas.com/read/2015/11/14/09485871/4.Serangan.di.Paris.Ini.Cerita.Ri
ngkasnya.
2
Drama Penembakan San Bernardino, 2 Tersangka Tewas, diakses pada 24 Februari 2016,
https://dunia.tempo.co/read/news/2015/12/03/116724585/drama-penembakan-san-bernardino-2tersangka-tewas.
3
Kunto Wibisono, Polisi: sedikitnya 14 orang tewas dalam penembakan di California,
diakses pada 24 Februari 2016, http://www.antaranews.com/berita/532943/polisi-sedikitnya-14orang-tewas-dalam-penembakan-di-california.

3

Dalam pemberitaan mengenai penembakan di San Bernardino,
California terdapat kontroversi mengenai akan keterlibatan si pelaku dengan
kelompok ISIS. Wacana yang dibangun media, menurut versi Inggris yang
dikutip Berita Reuters dalam siaran Radio Al Bayan bahwa pelaku merupakan
prajurit ISIS. Sedangkan dalam siaran radio dari Al Bayan versi Arab, pelaku
merupakan pengikut ISIS. Hal ini diliihat dari akun Facebook milik Malik yang
memuji ISIS. Dalam hal ini belum jelas apakah komentar itu benar dibuat oleh
pelaku atau bahkan diakses oleh orang lain. Berdasarkan hal itu, wacana yang
dibangun oleh media seolah-olah berindikasi memang ada keterkaitan dengan
ISIS, terlepas dengan benar atau tidaknya pelaku sebagai prajurit atau pengikut
ISIS.
Berdasarkan peristiwa yang terjadi, ISIS menjadi buruan di berbagai
negara. Ini dilatarbelakangi aksi kekerasaan yang telah dilakukannya, terutama
pada peristiwa belakangan ini di Paris dan San Bernardino, California. Aksi itu
menimbulkan keresahan masyarakat dan mengganggu keamanan dunia.
Peristiwa ini sangat fatal karena banyak korban yang tewas. Dalam hal ini,
Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama bertekad kuat untuk
menghancurkan kelompok ISIS.
Hal ini juga didasari karena adanya media yang mampu menyebarkan
berita serangan Paris dan penembakan di San Bernardino, California sehingga
masyarakat melihat ini semua sebagai peristiwa kekerasan yang telah
mengancam keamanan dunia. Selain itu posisi media disini sebagai subjek
yang mampu membentuk suatu teks pemberitaan berupa informasi yang
realitas sesuai ideologi media. Ideologi media memegang kuasa terhadap

4

kelompok lain dan secara sadar terbentuk kesepakatan yang diterima secara
wajar.
Barack Obama sebagai orang yang berkuasa di Amerika bersumpah akan
menghancurkan ISIS dengan merebut kembali wilayah Timur Tengah yang
telah dikuasai ISIS dan membunuh para pemimpin kelompok itu. Untuk
mengalahkan kelompok bersenjata ISIS, Obama mengajukan strategi
bercabang dengan menggunakan serangan di udara, operasi pasukan khusus,
sanksi finansial dan diplomasi.

Ini menjadi keseriusan Obama dalam

menghadapi serangan teror. Upaya ini dilakukan untuk menghancurkan
kelompok radikal yang telah mengancam keamanan dunia, terutama Amerika
Serikat. Obama sebagai Presiden Amerika Serikat mengecam keras aksi teror
yang dilakukan ISIS, terutama di negaranya. Dengan adanya peristiwa itu,
memunculkan ketidakamanan dan ketakutan masyarakat Amerika Serikat.
Dari pengamatan di atas, Barack Obama sebagai Presiden Amerika
Serikat bisa dicitrakan positif dan sebaliknya ISIS menjadi kelompok yang
didominasi sehingga citra yang terbentuk jauh dari kata positif. Masyarakat
bisa jadi tidak mengetahui secara mendalam apa-apa tentang peristiwa itu
kecuali citra yang telah dibentuk oleh media berkenaan dengan berbagai
pernyataaan bahwa ISIS harus dihancurkan karena aksi teror yang dibuatnya.
Seolah-olah terjadi praktik dominasi yang dilakukan oleh media. Wacana yang
dibangun dan dibentuk oleh media secara sadar atau tidak sadar diterima
masyarakat sebagai suatu hal yang wajar.
Wacana positif yang dominan terhadap berita yang bercerita tentang
Obama sebagai subjek dan ISIS sebagai target operasinya, ini dapat dilihat

5

melalui perspektif kritis. Melalui persepktif kritis, ini bisa menjadi bagian dari
efek dominasi kultural Amerika Serikat di panggung dunia. Amerika Serikat
diakui sebagai Negara Adidaya pasca perang dunia kedua dan perang dingin
serta setelah runtuhnya Uni Soviet. Amerika Serikat memiliki kekuasaan
terhadap negara-negara di dunia. Pernyataan Barack Obama menjadi informasi
penting bagi seluruh negara, statusnya sebagai Presiden Amerika Serikat. Hal
ini juga diperkuat dengan beberapa peristiwa yang menjadi perhatian publik
dunia, tak terkecuali Indonesia. Dan Amerika Serikat secara otomatis menjadi
sumber informasi utama dari pelaksanaan kebijakan memberantas ISIS.
Dominasi wacana yang telah diproduksi pemerintah dan Kantor Berita
Amerika Serikat kemudian menjadi informasi yang tersebar ke berbagai
negara, salah satunya Indonesia. Hal ini sependapat dengan Antonio Gramsci,4
yang menekankan bagaimana penerimaan kelompok yang didominasi terhadap
kehadiran kelompok dominan berlangsung dalam suatu proses yang damai,
tanpa tindakan kekerasan disebut hegemoni. Ini bisa jadi sebuah upaya yang
dilakukan oleh kelas berkuasa kepada kelas yang didominasi untuk
memperkuat dan mempertahankan kekuasaannya.

Bahasa disini menjadi

sarana penting untuk melayani fungsi hegemoni tertentu. Media bisa menjadi
alat bagaimana wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap
dalam benak khalayak. Dalam konteks ini, tidak ada peluang dan ruang publik
bagi masyarakat untuk berbuat lain di luar kerangka ideologi kelompok
hegemoni.

4

Dikutip dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:
LKiS, 2009), h. 103.

6

Pasca serangan Paris dan Penembakan di San Bernardino, media
Antaranews.com memproduksi berita mengenai ISIS cukup banyak pada bulan
Desember. Hal ini dilatarbelakangi oleh peristiwa yang terjadi pada akhir
November lalu yaitu serangan Paris dan awal Desember terjadi penembakan di
San Bernardino, California. Pada bulan Desember media Antaranews.com
memproduksi 19 berita tentang ISIS. Kemudian ada 12 berita mengenai
penembakan di San Bernardino dan kebijakan Amerika Serikat terhadap aksi
teror.
Berita mengenai kebijakan Barack Obama tentang ISIS menjadi kajian
yang menarik. Aksi yang dilakukan ISIS menjadi perhatian besar di berbagai
negara. Hal ini terjadi setelah peristiwa WTC 9/11. Dengan adanya kejadian
pada akhir tahun 2015, Barack Obama memberikan perhatian lebih akan demi
terciptanya keamanan dunia. Ini juga menjadi tekad kuat Obama, karena ISIS
kembali mengancam keamanan negara di bawah kekuasaannya. Dan media
pun mengangkat topik ini, kemudian menjadi perhatian publik.
Media Antaranews.com memberitakan tentang kebijakan Obama dalam
memberantas ISIS menjadi perhatian publik. Hal ini ditunjukkan dari jumlah
pembaca pada beberapa judul yang isi nya sesuai dengan topik tersebut.
Pada judul berita “Obama Bersumpah Kalahkan ISIS” dibaca oleh 8.135
orang, “Obama Peringatkan Pemimpin ISIS” dibaca oleh 7.174 orang,
“UEA-AS luncurkan kampanye media sosial lawan ISIS” dibaca oleh
6.599 orang. Dan pada berita penembakan di California dengan judul
“ISIS Klaim Pelaku Penembakan California Pengikut Mereka” dibaca
oleh 10.197 orang.5

5

Portal Antara, Berita Antara, diakses pada 24 Februari 2016, http/www.Antaranews.com.

7

Jumlah pembaca mengenai berita ISIS ini dilihat pada akhir bulan Desember,
kemungkinan jumlah ini masih akan bertambah. Banyaknya peminat yang
membaca mungkin saja bisa menjadi suatu keberhasilan media dalam
membangun wacana. Publik mulai menerima secara wajar dan mulai tergiring
kedalam keberhasilan hegemoni yang kemungkinan telah terbentuk.
Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah media
Antaranews.com adalah Berita Resmi Republik Indonesia. Antara adalah salah
satu kantor berita terbesar di Asia bersaing dengan kantor berita lainnya yang
memiliki berbagai portal jaringan di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
meneliti dengan judul “Hegemoni Ideologi dalam Pemberitaan Kebijakan
Barack Obama tentang Islamic State of Iraq and Syria (Studi Wacana
Kritis Pemberitaan Antaranews.com)”, untuk mengetahui wacana apa yang
ada dibalik pemberitaan terkait dengan pemberitaan kebijakan Obama tentang
ISIS.
B. Fokus Penelitian
Penulis membatasi masalah penelitian berita mengenai kebijakan Barack
Obama tentang ISIS yang berkaitan setelah terjadi peristiwa penembakan di San
Bernardino, California hanya berita pada Desember 2015 di Media
Antaranews.com. Penulis memilih tiga judul berita untuk dianalisis yaitu
“Obama bersumpah kalahkan ISIS”, “Obama peringatkan pemimpin ISIS”,
“UEA – AS luncurkan kampanye media sosial lawan ISIS”.
Alasan penulis memilih judul-judul berita diatas karena penulis
memandang bahwa judul-judul dan isi dari berita-berita di atas memiliki

8

kedekatan terhadap hegemoni ideologi kebijakan Obama tentang ISIS terhadap
serangan penembakan yang telah terjadi. Hal ini dilihat dengan dominannya
perkataan Obama yang dijadikan kutipan oleh media Antaranews.com. Penulis
memilih media Antaranews.com karena ingin mengungkapkan bagaimana
wacana yang dibangun dan tersembunyi oleh media Antaranews.com.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Antaranews.com mewacanakan pemberitaan kebijakan Barack
Obama tentang ISIS pada level teks?
2. Bagaimana Antaranews.com mewacanakan pemberitaan kebijakan Barack
Obama tentang ISIS pada level discourse practice?
3. Bagaimana Antaranews.com mewacanakan pemberitaan kebijakan Barack
Obama tentang ISIS level sociocultural practice?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, secara khusus penelitian ini
bertujuan:
a. Untuk

mengetahui

bagaimana

Antaranews.com

mewacanakan

pemberitaan kebijakan Barack Obama tentang ISIS pada level teks.
b. Untuk

mengetahui

bagaimana

Antaranews.com

mewacanakan

pemberitaan kebijakan Barack Obama tentang ISIS pada level discourse
practice.
c. Untuk

mengetahui

bagaimana

Antaranews.com

mewacanakan

pemberitaan kebijakan Barack Obama tentang ISIS pada level
sociocultural practice.

9

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi
perkembangan ilmu komunikasi, khususnya penelitian tentang analisis
wacana kritis pada berita. Di samping itu, penelitian analisis wacana
pada hegemoni ideologi dalam pemberitaan kebijakan Obama tentang
ISIS ini juga memberi pemahaman informasi kepada mahasiswa tentang
analisis wacana model Norman Fairclough yang dilihat pada dimensi
teks, discourse practice dan sociocultural practice.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi data sebagai bahan
informasi bagi Mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/mahasiswi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dalam meningkatkan pengetahuan
terkait dengan analisis teks media online menggunakan analisis wacana
kritis.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
pengetahuan

bagi

para

praktisi

media

khususnya

media

Antaranews.com yang penulis akan teliti, mahasiswa komunikasi dan
umumnya kepada seluruh lapisan masyarakat peminat kajian bidang
analisis teks media online menggunakan analisis wacana kritis. Serta
diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang kontekstual bahasa yang digunakan dalam
mengemas pemberitaan.

10

E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deksriptif dengan metode
analisis wacana model Norman Fairclough. Penulis menganalisis teks
pemberitaan

kebijakan

Barack

Obama

tentang

ISIS

di

Media

Antaranews.com dan melihat keterkaitan hegemoni ideologi.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini adalah paradigma kritis, yaitu mencari makna
yang tersembunyi dibalik pembuatan wacana. Peneliti mencari makna yang
tersembunyi berkaitan dengan hegemoni ideologi dalam teks pemberitaan
Kebijakan Baracak Obama tentang ISIS.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a.

Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah reporter Antaranews.com yang
menulis pemberitaan mengenai Kebijakan Barack Obama tentang ISIS
yang menjadi permasalahan dalam penelitian, manajer konten berita dan
pembaca Antaranews.com

b.

Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah teks pemberitaan kebijakan
Barack Obama tentang ISIS pada media Antaranews.com.

11

4. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Kantor Redaksi Antaranews.com di
Wisma Antara lantai 19 Jalan Merdeka Selatan No. 17 Jakarta Pusat. Waktu
penelitian ini terhitung dari bulan Februari 2016 – Agustus 2016.
5. Sumber Data
a.

Data Primer
Sumber data primer adalah berita-berita terkait hegemoni ideologi
dalam pemberitaan Kebijakan Barack Obama tentang ISIS di Media
Antaranews.com dan data yang diperoleh dari hasil observasi teks dan
wawancara secara langsung dengan manajer konten berita, reporter dan
pembaca Antaranews.com.

b.

Data Sekunder
Peneliti akan melakukan studi literatur melalui buku, jurnal,
majalah, artikel atau referensi lain yang berkenaan dengan masalah
penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data
a.

Observasi Teks
Metode observasi adalah metode yang menggunakan data berupa
teks, lalu teks-teks itu dikumpulkan guna untuk diamati melalui alat
indra sebagai bentuk penelitian.
Dalam hal ini penulis melakukan observasi teks berita tentang
Kebijakan Barack Obama tentang ISIS pada media Antaranews.com
pada tanggal 7, 15 dan 24 Desember 2015.

12

b. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan metode wawancara
yakni metode bertemu dengan narasumber secara langsung, dan
menanyakan perihal tentang topik yang akan diteliti guna mendapatkan
informasi yang mendalam untuk menemukan hal-hal yang diduga kuat
sebagai data dari hasil penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada
narasumber yaitu reporter yang menulis berita mengenai kebijakan
Barack Obama tentang ISIS, manajer konten berita dan pembaca
Antaranews.com.
c. Dokumentasi
Penulis juga menggunakan metode pengumpulan data dengan
dokumentasi. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dari beberapa
sumber, seperti buku-buku, artikel, website dan literatur-literatur
lainnya yang relevan dengan materi atau objek penelitian. Sehingga
data-data yang diperoleh dapat menguatkan penelitian serta mendukung
kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
7. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis wacana Norman
Fairclough. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa
sebagai praktik kekuasaan.6 Bahasa secara sosial dan historis adalah bentuk
tindakan, dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial. Analisis harus

6

285.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2009), h.

13

dipusatkan pada bagaimana bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi
sosial dan konteks sosial tertentu.
Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi: teks,
discourse practice, dan sociocultural practice. Teks di sini dianalisis secara
lingustik, dengan melihat kosakata, semantic, dan tata kalimat. Ia juga
memasukan koherensi dan kohesivitas, bagaimana antarkata atau kalimat
tersebut digabung sehingga membentuk pengertian.
Discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan
proses produksi dan konsumsi teks. Sebuah teks berita pada dasarnya
dihasilkan lewat proses produksi teks yang berbeda, seperti bagaimana pola
kerja, bagan kerja, dan rutinitas dalam menghasilkan berita.
Sedangkan sociocultural practice adalah dimensi yang berhubungan
dengan konteks di luar teks. Konteks di sini memasukkan banyak hal,
seperti Misalnya politik media, ekonomi media, atau budaya media tertentu
yang berpengaruh terhadap berita yang dihasilkannya.
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Format penyajian skripsi ini disusun sesuai dengan standar dan kaidah
yang tertera di buku pedoman penilaian skripsi yang diterbitkan oleh CEQDA
UIN Jakarta tahun 2007.
G. Tinjauan Pustaka
1. “Propaganda politik Anas Urbaningrum di Media Cetak (Analisis Wacana
Kritis Artikel Kasus Tersangka Korupsi Anas Urbaningrum pada Harian
The Jakarta Post)” oleh Regita Raffina, mahasiswi Konsesntrasi Jurnalistik
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

14

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Kesimpulan dari
skripsi ini adalah tidak ditemukan bukti bahwa media The Jakarta Post telah
membantu atau kerjasama dengan Anas Urbaningrum dalam melakukan
praktik propaganda politik. Perbedaan penelitiannya, Kalau penulis meneliti
di media online yaitu Antaranews.com. Penulis menemukan aroma
hegemoni

ideologi

yang

dilakukan

Obama

pada

isi

berita

di

Antaranews.com. Persamaan penelitian Regita dengan penelitian penulis
terletak pada kesamaan penggunaan konsep analisis wacana model Norman
Fairclough.
2. “Konsep Penyajian Jurnalisme Online di Antaranews.com” oleh Rahmadita
Aryani, mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Kesimpulan dari skripsi ini adalah
penyajian

jurnalisme

online

Antaranews.com

memiliki

konsep

menggabungkan hukum-hukum jurnalisme dengan hukum-hukum online.
Mengacu pada 10 halamannya online merupakan perilaku online.
Perbedaan penelitiannya, Kalau penulis meneliti lebih spesifik mengenai
teks pemberitaan kebijakan Obama tentang ISIS di Antaranews.com.
Persamaan penelitian Rahmadita dengan penelitian yang ditulis penulis
terletak pada media online yang sama yaitu Antaranews.com.
3. “Wacana perang ideologi pada Konflik Suriah di Media Umat” oleh Nely
Rahmawati, mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2014. Kesimpulan dari skripsi ini adalah Tabloid Media Umat sebagai

15

media komunikasi yang berideologi Islam mengkonstruksi wacana perang
ideologi dengan menampilkan dan menonjolkan kebengisan rezim
pemerintah, masuknya Negara asing yang ingin membajak revolusi Rusia
dan para pejuang Islam (Mujahidin) di Suriah yang tak bergeming dengan
keberutalan rezim Asad serta ide-ide revolusi negara asing. Perbedaannya
terletak pada subjek dan objek yang diteliti. Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Tabloid Umat sedangkan subjek yang diteliti penulis
adalah Antaranews.com dan objek dalam penelitian ini yaitu wacana perang
ideologi, sedangakan objek yang diteliti penulis adalah Hegemoni Ideologi
Kebijakan Obama tentang ISIS.
4. “Hegemoni Ideologi Demokrasi Liberal Amerika Serikat dan Wacana
Global War On Terror Dalam Media Massa (Analisis Wacana Kritis
Pemberitaan Aksi Pembunuhan Usamah Bin Laden oleh Militer Amerika
Serikat dalam Pemberitaan Harian Kompas) oleh Mohammad Rinaldi,
Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia tahun 2011. Kesimpulan dari skripsi ini adalah
adanya keterkaitan antara hegemoni ideologi demokrasi-liberal Amerika
Serikat yang dibangun oleh proses sejarah dengan wacana “War On Terror”
yang tersaji kepada publik dalam ruang-ruang media massa. Peneliti Rinaldi
melihat hegemoni ideologi yang dibentuk Amerika Serikat dalam
pemberitaan Aksi Pembunuhan Osama Bin Laden di Harian Kompas.
Sedangkan penulis melihat hegemoni ideologi kebijakan Barack Obama
tentang ISIS pada media Antaranews.com.

16

H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN:
Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang masalah,
fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, pedoman penulisan skripsi, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIK:
Pada bab ini penulis akan menguraikan konsep analisis wacana kritis.
Kemudian akan dibahas mengenai analisis wacana model Norman Fairclough.
Selanjutnya juga membahas teori hegemoni Antonio Gramsci, pengertian
analisis framing dan juga akan membahas analisis framing model Zhondang
Pan dan Gerald M. Kosicki, dan pengertian media online
BAB III GAMBARAN UMUM:
Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai sitem iklim dan media
massa di Indonesia, profil Antaranews.com, gerakan Islam internasional, dan
Islamic State of Iraq and Syria.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA:
Dalam bab ini, penulis membahas tentang temuan dan analisis wacana
Antaranews.com mengenai hegemoni ideologi dalam pemberitaan Kebijakan
Obama tentang ISIS dari dimensi teks, discourse practice, sociocultural
practice dan analisis Teori Hegemoni serta interpretasi.
BAB V PENUTUP:
Bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang
telah diangkat dan diteliti oleh penulis.

BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Analisis Wacana Kritis
1.

Pengertian Analisis Wacana
Istilah “wacana” banyak dipakai oleh berbagai bidang ilmu mulai dari

komunikasi, psikologi, sosiologi, linguistik, dan sebagainya. Setiap bidang
ilmu memiliki konsep dan pendekatan yang berbeda-beda. Dalam bidang ilmu
sosiologi, wacana itu merujuk pada hubungan antara konteks sosial dan
pemakaian bahasa. Bidang ilmu psikologi sosial, wacana diartikan sebagai
pembicaraan. Wacana ini bisa dikatakan sebagai bentuk praktik dalam
wawancara. Dalam bidang politik, wacana adalah praktik pemakaian bahasa.
Secara lingustik, wacana merupakan unit bahasa yang lebih besar dari kalimat.
Dari berbagai bidang ilmu yang ada, secara garis besar bahwa wacana
berarti bahasa. Bahasa disini sebagai aspek sentral dari interpretasi suatu
subjek, dan bahasa bisa menyebarkan ideologi dari si pemakainya.
Menurut Roger Fowler, wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang
dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di
dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah
organisasi atau representasi dari pengalaman.1
Komunikasi dipahami sebagai wacana yang berarti suatu percakapan yang
berisi makna dengan tujuan untuk dapat dipahami satu sama lain. Bahasa juga
dipahami dari berbagai paradigma.Pertama, wacana dalam pendangan
positivisme yaitu pengalaman-pengalaman yang dialami manusia dapat

1

Dikutip dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Analisis Media, (Yogyakarta: PT
LkiS Pelangi Aksara, 2008), h.2.

17

18

diekspresikan melalui bahasa tanpa adanya hambatan. Pernyataan yang masuk
akal, sesuai dengan sintaksis dan pengalaman yang nyata. Dalam hal ini,
manusia tidak perlu mengartikan lebih jauh maksud dari bahasa. Bahasa yang
disampaikan jelas, tidak ada makna yang rumit untuk diterjemahkan. Wacana
menurut pandangan positivisme yaitu ketika bahasa telah sesuai dengan kaidah
sintaksis dan semantik, maka pernyataan itu benar. Ini menjadi bagian utama
dalam aliran positivisme karena kuncinya adalah tata bahasa dan kebenaran
sintaksis.
Kedua, pandangan konstruktivisme. Wacana merupakan makna yang
tersirat yang diungkapkan oleh subjek dalam menyampaikan maksud dan
tujuannya. Ketika positivisme jelas mengungkapkan maksud dan tujuannya,
namun pandangan konstruktivisme sebaliknya. Setiap kata yang diungkapkan
mengandung makna yang sengaja diciptakan oleh subjek. Subjek disini
menjadi aktor utama dalam kegiatan wacana.
Hal ini seperti dikatakan A.S.Hikam,2 subjek memiliki kemampuan
melakukan kontrol terhadapa maksud-maksud tertentu dalam setiap
wacana. Bahasa itu diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan
yang bertujuan. Setiap pernyataan adalah penciptaan makna, yakni
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara.
Ketiga, pandangan kritis. Kekuatan sebuah wacana atau bahasa terletak
pada proses produksi dan reproduksi makna. Ini diartikan bahwa makna bahasa
telah terbentuk dengan suatu rencana. Bahasa disini bukan sesuatu yang netral.
Ada makna yang sengaja ingin disampaikan, namun makna tersebut tidak
diungkapkan secara jelas melainkan dalam bentuk yang tersirat. Wacana dalam

2

Dikutip dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT
LkiS Pelangi Aksara, 2008), h. 4.

19

pandangan ini tidak bisa ditafsirkan secara bebas, namun sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang ada di dalam masyarakat. Dalam hal ini bisa
dikatakan bahwa suatu hal disampaikan dengan berbagai kata yang tidak
langsung pada intinya yang secara sengaja ingin dibentuk oleh subjek tertentu,
baik menggunakan tema tertentu yang didukung oleh strategi di dalamnya.
Analisis wacana digunakan dalam membongkar kuasa yang ada di dalam
setiap proses bahasa. Mulai dari apa yang menjadi topik dalam pembahasan,
pandangan seperti apa yang digunakan dalam menyampaikan pernyataan,
sejauhmana batasan-batasan yang boleh digunakan. Dengan pandangan seperti
ini bahasa sangat dipengaruhi oleh unsur kekuasaan, terutama dalam
pembentukan subjek dan berbagai tanggapan berupa perlakuan di masyarakat.
Inilah yang disebut juga sebagai analisis wacana kritis (Critical Discourse
Analysis/CDA). Wacana menurut pandangan positivisme dan konstruktivisme
disebut juga analisis wacana (Discourse Analysis).
2.

Pengertian Analisis Wacana Kritis
Teks digunakan untuk menganalisis suatu wacana. Wacana disini bukan

sekedar bahasa. Bahasa dianalisis tidak semata-mata hanya melihat dari sudut
aspek kebahasaan saja, melainkan bahasa dalam perspektif kritis digunakan
sebagai praktik kekuasaan. Tujuan dari ini, untuk penyampaian makna yang
disebarkan oleh sang pembicara melalui saluran-saluran komunikasi. Ada
maksud dibalik suatu teks yang telah disebarluaskan. Bahasa disini menjadi
alat dalam menyebarkan ideologi individu atau kelompok. Hal ini sependapat

20

dengan Norman Fairclough dan Wodak,3 analisis wacana kritis melihat wacana
sebagai bentuk praktik sosial.
Praktik wacana dapat menampilkan efek ideologi. Dengan ini bisa
menyebabkan hubungan yang tidak seimbang antar kelas sosial, laki-laki dan
wanita, kelompok mayoritas dan minoritas pada saat perbedaan itu
digambarkan dan dijelaskan sesuai dengan posisi sosial yang ditunjukan.
Ketika terjadi ketimpangan dari kehidupan sosial telah dianggap wajar dan
seperti itu adanya, ini menjadi contoh wacana sebagai praktik sosial. Bahasa
disini menjadi unsur penting sebagai perwujudan dalam melihat ketimpangan
kekuasaan dalam masyarakat. Analisis wacana kritis mampu melihat
sejauhmana

individu

atau

kelompok

menggunakan

bahasa

untuk

kepentingannya.
Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan dalam bentuk interaksi.
Individu atau kelompok menggunakan bahasa baik secara tertulis atau lisan
semata-mata bukan untuk dirinya sendiri. Ada hal yang memang ingin
disampaikan kepada individu atau kelompok lain. Bahasa digunakan untuk
berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana ini digunakan bisa
dengan tujuan untuk membujuk, mempengaruhi, menyangga dan sebagainya.
Hal ini dilakukan secara sadar dan terkontrol bukan secara tidak sengaja atau
di luar kendali.
Analisis wacana kritis juga melihat konteks dari komunikasi yang
disampaikan. Konteks berupa latar, peristiwa, kondisi. Guys Cook menyebut
ada 3 hal yang sentral dalam pengertian wacana yaitu teks, konteks, dan
3

Dikutip dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT
LkiS Pelangi Aksara, 2008), h. 7.

21

wacana. 4 Teks bukan sekedar kata-kata tetapi bahasa yang dibalik sebuah kata
yang bisa menjelaskan berbagai tujuan. Bahasa mengandung berbagai ekspresi
komunikasi. Konteks disini merupakan unsur luar dari suatu teks yang bisa
mempengaruhi arti maksud dari teks yang diproduksi. Mulai dari siapa
partisipan dalam bahasa, kondisi dan situasi dimana teks diproduksi, dan
sejauhmana maksud dari fungsi dan tujuan teks diproduksi.
Dalam menganalisis wacana tidak hanya melihat teks dan konteks saja,
melainkan melihat proses historis dari sebuah teks itu menjadi faktor
penunjang dalam menganalisis suatu teks. Selain itu kekuasaan juga menjadi
pertimbangan dalam analisis wacana kritis. Kekuasaan menjadi kekuatan
individu atau kelompok yang dominan mampu memdominasi kelompok lain
demi tercipta tujuan yang diinginkan. Hal ini bisa terjadi dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya. Kekuasaan atasan kepada bawahan menjadi salah satu
contoh wacana digunakan sebagai kontrol kekuatan dalam kekuasaan. Kontrol
disini bisa berupa posisi yang diduduki individu. Posisi jabatan tertinggi
mempunyai wewenang dalam menerapkan berbagai kebijakan, dan individu
lain yang lebih rendah posisi kedudukannya akan tunduk mengikuti aturan dari
atasan. Individu diatas berbicara sesuai keinginanya dan yang dibawah hanya
dapat mendengar.
Praktik ideologi melalui bahasa juga mampu mempengaruhi orang lain.
Ideologi disebarkan melalui berbagai saluran komunikasi. Tujuan dari praktik
ideologi untuk mendapat legitimasi. Individu atau kelompok diakui
kemenangannya oleh masyarakat secara wajar. Cara yang digunakan dengan
4

Dikutip dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Analisis Media, (Yogyakarta: PT
LkiS Pelangi Aksara, 2008), h.9.

22

mendominasi kelompok lain dengan berbagai fakta yang membuat khalayak
percaya bahwa itu benar adanya. Wacana dalam hal ini menjadi medium
melalui mana kelompok dominan mempersuasi dan mengkomunikasikan
ideologinya kepada khalayak dengan merendahkan kelompok lain.
3.

Analisis Wacana Model Norman Fairclough
Dalam menganalisis suatu bahasa dapat digunakan dengan analisis wacana

dari berbagai model yaitu model Teun A. Van Djik, Roger Fowler, Theo Van
Luewn, Sara Mills, dan Norman Fairclough. Dari semua model yang ada
masing-masing memiliki perbedaan, namun disisi lain juga memiliki
persamaan. Pertama, ideologi menjadi hal penting dalam menganalisis suatu
wacana dari semua model. Kedua, wacana menjadi bagian yang dapat
mempengaruhi kekuasaan yang nantinya lebih banyak berperan dalam
menentukan kebijakan. Ketiga, dominasi juga menjadi bagian yang penting.
Kelompok yang dominan mampu menjatuhkan atau merendahkan kelompok
lain melalui sebuah wacana baik teks atau lisan.

Tujuan nya untuk

mempertahankan kekuasaan dengan cara menyingkirkan kelompok lain
dibenak khalayak.
Dari semua model yang ada, disini akan lebih membahas mengenai model
wacana Norman Fairclough. Titik utama analisis model Fairclough adalah
melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Tindakan seseorang yang
menggunakan bahasa sebagai bentuk representasi ketika melihat kenyataan.
Adanya hubungan timbal balik antara wacana dan struktur sosial, kelas dan
relasi sosial. Wacana bisa mempengaruhi tatanan sosial.

23

Analisis wacana model Fairclough terbagi menjadi 3 dimensi: Teks,
Discouse Practice, dan Sociocultural practice. Teks disini dianalisis secara
lingusitik. Dengan cara melihat kosakata, semantik, dan tata kalimat serta
koherensi dan kohesivitas. Semantik mengkaji tentang arti makna sebuah kata.
Kohesi mengacu pada unsur-unsur wacana yang digunakan untuk menyusun
suatu wacana yang memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Sedangkan
koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang lain
sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.5
Tabel 1.2 Model Analisis Wacana Norman Fairclough

TINGKATAN

METODE

Teks

Critical linguistic

Discourse Practice

Wawancara mendalam

Sociocultural Practice

Studi pustaka, penelusuran

Teks

menganalisis

pada

masalah-masalah

yang

merujuk

pada

penggambaran yang ingin ditampilkan oleh suatu teks. Tidak dipungkiri bisa
bermuatan ideologi tertentu. Disini juga bisa dilihat konstruksi hubungan
wartawan dalam menulis berita dengan pembaca. Berita yang disajikan benar
apa adanya sesuai dengan kenyataan atau bahkan telah dilebihkan atau
dikurangi. Identitas wartawan juga bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam
menganalisis wacana. Hal ini mungkin saja bisa mempengaruhi wartawan
dalam memproduksi suatu berita.

5

Mulyana, Kajian Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.30.

24

Discourse practice merupakan bagian yang berhubungan dengan proses
produksi dan konsumsi teks. Teks diproduksi mengikuti sistem pola kerja,
bagan kerja dan rutinitas dalam menghasilkan berita. Untuk dapat mengetahui
makna dari suatu wacana dilihat dari bagaimana teks diproduksi dan
dikonsumsi. Arah produksi teks ditentukan oleh faktor jaringan yang kompleks
dalam suatu instansi atau organisasi. Pertama, dari sudut pandang individu
wartawan itu sendiri. Mulai dari latar belakang pendidikan, budaya, orientasi
agama, orientasi ekonomi politik wartawan yang menjadi faktor yang bisa
mempengaruhi dalam produksi teks berita. Dari sisi orientasi ekon