KONSTRUKSI PEMBERITAAN TENTANG KELOMPOK RADIKAL ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS) DI MEDIA TEMPO.CO DAN REPUBLIKA.CO.ID.
Konstruksi P
Islamic State Of Ira
Diajukan Kepad Untuk Mem
Ge
M
PROGRAM STU FAKUL UNIVERSITAS IS
si Pemberitaan Tentang Kelompok
raq and Syria (ISIS) di Media Tem
Republika.co.id
SKRIPSI
pada Universitas Islam Negeri Sunan Ampe emenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mem Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Mirza Azkia Muhammad Adiba NIM.B01212040
TUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN IS JURUSAN KOMUNIKASI
ULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI S ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURAB
2016
pok Radikal
empo.co dan
pel Surabaya emperoleh .I)
ISLAM
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Mirza Azkia Muhammad Adiba B01212040, 2016. Konstruksi Pemberitaan
Tentang Kelommpok Radikal Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS) di Media Tempo.co dan Republika.co.id. Skripsi Program Studi Komunikasi dan penyiaran Islam Jurusan Komunikasi dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Konstruksi, Pemberitaan, ISIS, Media
Kasus kelompok radikal ISIS menjadi bahan pemberitaan beberapa media diluar atau dalam negeri, perbincangannya mengenai tindakan ISIS yang berupa kekerasan serta terorisnya. Bagi media ini merupakan bahan berita yang bagus untuk dikonsumsi oleh pembaca. Dalam penelitian ini akan mengupas bagaimana sebuah media mengkonstruksi isu tersebut kedalam sebuah berita dan pesan apa yang ingin disampaikan oleh media tersebut kepada pembaca. Serta menjawab apakah pesan yang ingin disampaikan dan bagaimana konstruksi berita yang digunakan Tempo.co dan Republika.co.id
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif interpretative dengan pendekatan analisis framing, Analisis framing yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan model framing yang digunakan oleh Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikannya dan menyampaikannya kepada khalayak. Teknik pengumpulan data ini diambil dari berita-berita mengenai kelompok radikal ISIS dari dua media online yakni, Tempo.co dan Republika.co.id pada bulan Mei 2015 dan sudah dipilih dengan secara baik..
Penelitian ini menghasilkan bahwasannya Tempo.co dan Republika.co.id sepakat bahwasannya kelompok radikal ISIS adalah kelompok yang berbahaya yang menggunakan segala cara untuk melakukan jihad, konstruksi berita yang dipakai dua media ini membangun sebuah pemikiran di masyarakat bahwa kelompok ISIS harus diwaspadai keberadaannya, pesan yang terselip juga demikian, kedua media tersebut memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dalam gerakan yang dilakukan oleh ISIS. Perbedaan diantara kedua media ini adalah kecenderungan Tempo.co lebih menyalahakan pemerintah Irak yang dinilai lambat dalam menangani penyerangan yang dilakukan ISIS, sedangkan Republika.co.id lebih bersikap netral dalam penyampaian beritanya.
Pada penelitian ini membahas bagaimana konstruksi berita yang dibuat serta pesan apa yang ingin disampaikan, untuk peneliti selanjutnya agar lebih diperkaya lagi jumlah media serta berita yang diambil untuk memperkaya bahan penelitianan.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakan ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Konseptual... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 11
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Konstruksi Sosial Media Massa ... 14
1. Tahap Sebaran Konstruksi ... 14
2. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas... 15
a. Tahap pembentukan Konstruksi Realitas... 15
b. Pembentukan Konstruksi Citra ... 15
c. Tahap Konfirmasi... 16
3. Konstruksi Media Terhadap Realitas ... 16
B. Islam Radikal ... 17
1. Pengertian Islam Radikal ... 17
2. Faktor-Faktor lahirnya Islam Radikal ... 18
(8)
4. Radikal ISIS ...21
a. Sejarah ISIS ...21
b. Ciri-Ciri ISIS ...22
C. Media Massa dan Berita... 22
1. Media Massa ... 23
a. Pengertian Media Massa ... 23
b. Fungsi Media Massa ... 24
c. Macam-macam Media Massa ... 35
2. Berita ... 29
a. Pengertian Berita... 29
b. Perkembangan Berita ... 30
c. Jenis Beria... 30
d. Nilai Berita... 31
e. Sumber Berita ... 32
f. Penulisan Berita di Web ... 33
D. Dakwah Rahmatan Lil Alamin ... 33
1. Pengertian Dakwah ... 33
2. Dakwah Rahmatan Lil Alamain ... 34
E. Tipologi Islam di Media... 34
1. Tipologi Media Islam ... 34
2. Agama di Media Massa... 35
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 37
BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 38
1. Framing... 40
2. Framing ZhondangPan dan Gerald M. Kosicki... 42
B. Unit Analisis... 51
C. Tahapan Penelitian ... 52
D. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV : PENYAJIAN DATA ANALIS DATA A. Deskriptif Obyek Penelitian...56
1. Republika.co.id ... 56
a. Sejarah Republika.co.id ... 56
b. Manajemen Redaksi ... 56
c. Profil Pembaca ... 58
d. Kontak Republika.co.id... 69
2. Tempo.co... 60
(9)
b. Visi dan Misi ... 63
c. Struktur Organisasi... 64
B. Penyajian Data ... 69
1. Berita Tempo.co ... 69
2. Berita Republika.co.id... 77
C. Analisa data... 82
1. Analisa Berita Tempo.co ... 82
2. Analisa Berita Republika.co.id ... 92
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 118
B. Saran... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 120
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 126
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel I Kerangka Framing ... 44
Tabel II Judul-judul berita dari media Tempo.co... 60
Tabel III Judul-judul berita dari media Republika.co.id ... 60
Tabel IV Berita Tempo.co... 77
Tabel V Berita Republika.co.id... 83
Tabel VI Tabel Analisis Tempo.co ... 100
Tabel VII Tabel Analisis Republika.co.id... 109
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat islam sangat bergantuh dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Oleh karena itu Al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan Absanu Qaula.
Dengan kata lain bisa kita simpulkan bahwa menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan agama islam. Kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan.1
Dakwah juga dapat diartikan dengan suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah, yakni Al-Islam.2 Pengertian lain tentang dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.3
Dakwah merupakan aktualisasi atau realisasi salah satu fungsi kodrati seorang muslim, yaitu fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian agar
1
Didin Hafiduddin,Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress,1998), h. 79 2
Masdar Helmy,Da’wah dalam Alam Pembangunan ,(Semarang: Toha Putra, 1973), h. 31. 3
Onong Uchyana Efendi,Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi(Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), h. 93.
(12)
2
seseorang atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan islam sebagai ajaran dan pandangan hidup (way of life).4
Umat Islam tentu meyakini misi rahmatan lil- ‘alamin sebab istilah itu
telah dinyatakan oleh AlQuran. Istilah rahmatan lil-‘alamin dipetik dari salah
satu ayat Al-Quran,
107. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.5
Dalam ayat itu, “rahmatan lil-‘alamin” secara tegas dikaitkan dengan
kerasulan Nabi Muhammad SAW. Artinya, Allah SWT tidaklah menjadikan Nabi SAW sebagai rasul, kecuali karena kerasulan beliau menjadi rahmat bagi semesta alam. Karena rahmat yang diberikan Allah SWT kepada semesta alam ini dikaitkan dengan kerasulan Nabi SAW, maka umat manusia dalam menerima bagian dari rahmat tersebut berbeda beda. Ada yang menerima rahmat tersebut dengan sempurna dan ada pula yang menerima rahmat tersebut tidak sempurna.
Radikalisme adalah kualitas atau pernyataan atau prinsip atau doktrin politik atau perubahan sosial yang mengakar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan pergantian terhadap suatu pemerintahan di masyarakat yang dalam setiap aksinya menggunakan kekerasan, dan suka memaksakan kehendak.
4
Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode M. Natsir & Azhar Basyir
(Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 205. 5
(13)
3
Radikalisme memiliki sejarah yang dimunculkan dengan sikap fanatik, intoleransi, dan ekslusif dalam Islam pertama yang ditampakkan oleh kaum Khawarij sejak abad pertama hijriyah. Radikalisme memiliki ciri yang melekat yaitu sebagai berikut:
Pertama, Memperjuangkan Islam secara Kaffah, dimana syariat Islam sebagai hukuman negara. Kedua, Mendasarkan praktek keagamaannya pada orientasi masa lalu (safety). Ketiga, Cenderung memusuhi Barat, terutama sekularisasi dan modernisasi. Keempat, Perlawanan terhadap liberalisme islam yang tengah berkembang di Indonesia.6
Tahun 2011 sebagian pejuang asal Suriah dari Irak kembali ke Suriah untuk melakukan tindakan kejam dari presiden Bashar Assad dengan membentuk Jabhat Al Nusrah yang merupakan kelompok pejuang Suriah. Ketika Suriah sudah mulai melepas beberapa kota,secara tiba-tiba Abu Bakar Al Baghdady pada tahun 2013 bahwasannnya Jabhat Al Nusrah dihapus dan dijadikan daulah Islam Irak dan syam (ISIS). Ketika Ayman Al Zawahiri pemimpin Al qaida meminta ISIS untuk kembali ke Irak dan hanya mengakui Jabhat Al Nusrah sebagai cabang resmi Al qaeda di Suriah maka ISIS menolak, dan balik menuduh Al Qaedah dan ulama-ulama’ dengan tuduhan negatif.
Indonesia Negara dengan mayoritas penduduknya sebagian besar muslim ternyata menjadi target ISIS. ISIS dikabarkan telah masuk di negara Indonesia sejak bulan Juli 2014 lalu dengan kemunculan beberapa kelompok di Bundaran HI yang melakukan aksi baiat pertama kali. Akan tetapi kemunculannya baru
6
(14)
4
diketahui di Indonesia, pada saat video dukungan sekelompok warga negara Indonesia yaitu Abu Muuhammad Al Indonesi tampil berapi-api pada tanggal 8
Agustus 2014 berjudul ‘Join The Ranks’ atau Ayo Bergabung di unggah di
youtube . Kemunculannya yang tidak pernah diduga memberikan kabar buruk di Indonesia sebagai negara kesatuan yang menjunjung tinggi akan persatuan dan kesatuan ini.
Deklarasi pendukung ISIS yang pertama di Indonesia diketahui berawal dari penjara Nusa Kambangan 18 Juli 2014, ketika 23 narapidana kasus terorisme melakukan aksi baiat dan memasang bendera ISIS. Dua pekan kemudian 4 Agustus 2014, di kota Malang muncul gerakan Ansharul Khilafah, tapi sempat dibubarkan warga setempat.
Tokoh Gerakan Reformis Islam (Garis) dari Cianjur, Chep Hermawan, yang mendeklarasikan ISIS di forum terbuka (Bunderan Hotel Indonesia, 16 Maret 2014). Chep bersama kawan-kawannya itulah yang menemui Ba’asyir di
LP Nusakambangan dan mengklaim telah mendapat restu. Tapi, klaim itu
dibantah oleh Ba’asyir. Lebih tegas lagi, Ali Fauzi selaku adik terpidana bom
Bali (Amrozi) menolak eksistensi ISIS di Indonesia.7
Chep menyatakan ISIS di Indonesia bukan gerakan radikal, tapi justru ingin menangkal radikalisasi. Chep mengaku membiayai dan mengirim pemuda warga Indonesia ke Suriah untuk bergabung dengan pasukan bersenjata ISIS, tapi tak ingin perang terjadi di Indonesia. Dengan fakta kontradiksi itu, 7
(15)
5
pendukung ISIS di Indonesia bersifat individual dan sporadik, belum menjadi kekuatan solid. Mungkin saja terjadi aksi kekerasan, seperti di daerah Poso, Sulawesi Tengah. Namun, hal itu lebih disebabkan dampak konflik di masa lalu, yang sayangnya belum dituntas ditangani aparat keamanan Pada era globalisasi seperti sekarang ini,arus informasi yang aktual,akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan itu akan terpenuhi jika media massa menyajikan berita dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Dalam kamus besar bahasa Indonseia diuraikan bahwa media masa sebagai sarana dalam penyebaran informasi kepada khalayak ramai, adapun menurut Jalaludin Rahmat memaparkan bahwa media massa adalah media yang digunakan untuk menyalurkan komunikasi seperti, televisi, radio, pers, ilmu, dan sebagainnya. Dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi berjarak kepada khalayak dalam waktu singkat.8
Media massa memiliki fungsi atau peran yang sangat penting di tengah masyarakat, dalam perjalanannya media menjadi salah satu factor yang merubah pola kehidupan. Pengertian media massa adalah media yang khusus yang digunakan untuk melakukan komunikasi masa. Media massa sebagai sarana komunikasi antara manusia untuk penyebaran informasi dan gagasan. Adapun maksud dan tujuan adanya media massa yang dibutuhkan oleh manusia, adapun maksud secara universal seperti, Pertama, Peran media massa sebagai sarana
8
McQuail Dennis,McQuail’s,Mass Communication Theory,4thEdition, diterjemahkan oleh Agus Dharma dan Aminuddin Ram. ( Jakarta: Salemba Humainika) 2002, h 17
(16)
6
penyebaran informasi. Kedua, Peran media massa untuk kebutuhan hiburan. Ketiga,Peran media massa untuk mendukung kegiatan pendidikan.
Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu mempengaruhi banyak khalayak yang mengkonsumsinnya dan mencerminkan kebudayaan masyarakat, dan mampu menyediakan informasi secara simultan ke khalayak luas, anonim dan hetrogen, membuat media bagian dari kekuatan institusional dalam masyarakat.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat membuat surat kabar cetak, televisi, radio hingga yang berbasis cyber menjadi ladang bisnis yang potensial untuk dikelola, dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi membuat pengaruh yang besar dalam pola komunikasi di masyarakat,dan kebutuhan informasi juga mudah untuk didapatkan.
Penyampaian berita dalam sebuah berita menyimpan subjektivitas penulis, bagi orang awam sebuah berita akan dianggap biasa saja, Dan sebuah pesan yang ingin disampaikanpun juga dinilai ala kadarnya. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul gerak pers. Maka akan menilai lebih pemberitaan disebuah media, Maksud dari ini ialah setiap penulis memilki atau menyimpan ideologis penulis. Setiap penulis bias saja memasukan ide-ide meeka dalam analisis data-data yang diperoeh di lapangan. Gramsci menggap bahwa media sebagai ruang dimana berbagai ideologi diprsentasikan9.
Alasan memilih media online Tempo.co karena media ini merupakan media yang memiliki latar belakang yang netral, bukan media religius akan
9
Sobur,Alex Analiza Teks Media:Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana Semiotik dan Framing, (Remaja Rosdakarya) Bandung, 2001 h 73
(17)
7
tetapi tetap meceritakan berita-berita tentang keagamaan. Dan Republika co.id berdiri dengan latar belakang cendikiawan muslim Indonesia.
Dalam versi cybernya tempo.co dan republika. co. id memiliki banyak kolom, pada media tempo. co memiliki kolom-kolom seperti kolom nasional, bisnis, metro, bola, sport, selep ,hingga berita tentang perkembangan dunia. Sedangkan republika.co.id juga memiliki kelebihan pada kolom-kolom religi seperti khazanah, meskipun ada kolom-kolom lain, seperti oto tek,news, leisure. Ini menjadi daya tarik sendiri bagi peneliti, maka dari itu itu peneliti mencoba mengambil pemberitaan tentang ISIS yang ada di Tempo.co. dan Republika.co.id.
Dalam latar belakang berdiri berbeda itu peneliti ingin melihat perbedaan sekalkigus persamaan yang nantinya akan dikonstruktasikan, Sehingga peneliti menegrti kontruksi seperti apa yang dilakukan oleh dua media berlatar belakang tersebut.
Pemberitaan yang palig popular beberapa waktu ini banyak berita tentang kelompok radikal ISIS, Seperti banyak diketahui orang-orang ISIS merupakan aliran kelompok yang ajarannya banyak bertentngan dengan ajaran islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, ISIS sendiri berfiliasi kepada ide-ide Ibnu Taimiyah dan ekstrimis Wahabi, Latar belakang inilah yang
mendorong ISIS berani untuk menghancurkan Ka’bah dan membongkar makan
(18)
8
B. Rumusan Masalah
Uraian sebelumnya adalah upaya untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan diteliti. Maka perlu kiranya difokuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu:
Bagaimana konstruksi pemberitaan tentang kelompok radikal ISIS di media Tempo.co dan Republika.co.id serta pesan apa yang ingin disampaikan? C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan materi dan rumusan yang telah terpaparkan diatas maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :
Mengetahui konstruksi pemberitaan tentang kelompok radikal ISIS di media Tempo.com dan Republika.co.id serta pesan apa yang disampaikan. D. Manfaat Penelitian
Sebagai sebuah kreatifitas akademis, maka penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain:
1. Manfaat Secara Teoritis
a.
Bagi pembaca, diharapkan melalui penelitian ini secara teori maupun lapangan dapat memberikan wawasan dan dapat mengembangkan diri serta meningkatkan profesinalitas pembaca di bidang ilmu komunikasi penyiaran islam.b. Bagi peneliti, dari penelitian ini dapat memberikan tambahan keilmuan tentang konstruksi berita serta pesan yang ingin disampaikan media tersebut.
(19)
9
c. Dengan penelitian ini diharapkan Bentuk kontribusi dari penulis dalam bidang keilmuan dan kepustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta bagi masyarakat pada umumnya.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini nantinya bisa dijadikan pengalaman pribadi penulis sendiri juga para pembaca.
b. Bagi Fakultas Dakwah Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya Khususnya Prodi komunikasi Penyiaran Islam, penelitian ini bisa dijadikan tambahan literature untuk pebinaan dan pengembangan Prodi.
E. Definisi Konseptual
Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan).10 Untuk mendapatkan pemahaman khusus dan menghindari kesalah pahaman dalam menarik suatu makna dan persepsi setelah membaca judul yang telah disajikan, maka disini penulis akan menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul yang diangkat
10
(20)
10
1. Konstruksi Pemberitaan
Konstruksi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai susunan (Moel, tata letak) suatu bangunan atau susunan dan hubungan kata dalam kelompok kata.11
Tahap paling awal dari penyampaian berita adalah bagaimana wartawan mepresepsikan/ fakta yang akan diliput. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks menvortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa tema-tema. Gagasan teori realitas social pertama kali diperkenalkan oleh Peter Berger bersama Thomas Luckman dalam bukunya yang berjudulsocial construction of rality12..
2. Radikal ISIS
ISIS merupakan singkatan Islamic State of Irak and Syiria adalah gerakan keagamaan yang berupaya untuk menegakkan pemerintahan atau negara yang berlandaskan sistem islam (Khilafah Islamiyah) yaitu kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi garis keras Al-Qaidah dan berpedoman kepada prinsip-prinsip jihad global (Ramdhany:2014). Kelompok ISIS memiliki ciri Bendera bewarna hitam, hati yang keras (arogan dan sadis). ISIS yang merupakan kelompok radikal baik itu Al-Qaeda, Taliban, Nusra, Boko Haram, dan Asyabab merupakan gerakan yang selalu menghasilkan
11
Dapartemen Penidikan Nasional,kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,2005) hal 590
12
Assegaf Djafar,Jurnalistik Masa Kini:Pengantar ke Praktek Kewartaweanan(Jakarta:Ghalia Indonesia) 1983, h 5
(21)
11
karya sadisme dan brutalisme. ISIS yang dikenal sebagai kelompok radikal selalu menggunakan karya sadisme dan brutalisme.
3. Media Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemamfaatannya mengunakan perangkat internet. Media online tergolong media massa yang populer dan bersifat khas. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media online adalah media komunikasi yang memiliki jaringan teknologi informasi. Sebagai media baru, internet dan produk turunannya memiliki karakteristik khas dibanding dengan media konvensional yang telah ada.
F. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan. Ada enam hal pokok yang perlu dikemukakan dalam bab ini yaitu (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian (e) definisi konseptual, dan (f) sistematika pembahasan. Hal-hal tersebut pada dasarnya sama dengan isi bagian pendahuluan skripsi hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif.13
Bab II Kajian Kepustakaan. Bab ini terdiri atas sub bab kajian teoritis subtansial,pembahasannya diantaranya adalah (1) Konstruksi Sosial Realitas (2) Islam Radikal (3) Media Massa dan Berita (4) Berita Islam di Media, kajian teori analisis tekstual, dan kajian penelitian yang relevan.14 (1)“Konstruksi Pemberitaan Tentang Negara Islam Indonesia (Analisis Framing Republika Dan
13
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Buku “Panduan Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam”, (Surabaya: Fakultas Dakwah, 2011), h. 37.
14
(22)
12
Kompas.” Oleh Mubarok dan Dwi Adjani, Fakultas Ilmu Komunikasi Unnisula,
Juli 2012. (2) Fenomena Radikalisme Gerakan Isis Di Indonesia ( Analisis Isi Terhadap Berita Media Online mengenai Gerakan Isis di Indonesia). Oleh Devi Aryani, Mahasiswa Fakultas Universitas Muhamaddiyah Surakarta, Februari 2015. (3) Konstruksi Realitas di Media Massa ( Analisis raming Terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P Di harian Kompas dan Republika). Oleh Donie Kadewanda, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2008.
Bab III Metode Penelitian. Bab III berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, metode penelitian yang dipakai oleh peneliti. Dan pada bab III ini akan membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, tahapan penelitian, dan teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian.15 dalam hal ini peneliti menggunakan analisis framing yang dikemukakan oleh Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki
Bab IV Penyajian dan Analisis Data. Pada bab penyajian ini disajikan berita-berita yang berasal dari media Tempo.co dan Republika.co.id yang tealah dipilih. dan analisis data menggunakan metode analisis Framing menjelaskan tentang Kontruksi pemberitaan tentang kelompok Radikal ISIS pada media Tempo.co dan Republika.co.id pada periode Mei 2015.
Bab V Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan. Yang perlu diingat bahwa kesimpulan harus
15
(23)
13
sinkron dengan rumusan masalah, baik dalam hal urutan atau jumlahnya. Bagian rekomendasi mengemukakan beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian lanjutan berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan.
(24)
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Konstruksi Sosial Media Massa
Menurut Burhan Bungin, proses kelahiran konstruksi sosial media massa berlangsung dengan melalui dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut.1 1. Tahap Menyiapkan Konstruksi
Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial2, yaitu: (1) keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk dijadikan sebagai mesin penciptaan uang/pelipatgandaan modal. (2) keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya, bersikap seolah-olah simpati, empati, dan berbagaipartisipasi kepada masyarakat. (3) keberpihakan kepada kepentingan umum.Artinya sebenarnya adalah visi setiap media massa.
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.3
1
Bungin, Burhan, 2006,Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat(Kencana: Jakarta) h 191
2
Ibid,.hh 205-206 3
(25)
✂ ✄
3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas a. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Tahap berikut sebaran konstruksi, di mana pemberitaan (penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya (penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung generic. Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan konsumtif.4
b. Pembentukan Konstruksi Citra
Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model; (1) model good news (story)dan (2) modelbad news(story).5
c. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa (penonton) memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihanya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan
4
Ibid,.h 208 5
(26)
☎6
pembaca (penonton), tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.6
4. Konstruksi Media Terhadap Realitas
Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah sekedar saluran bebas, ia menjadi subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendeinisikan realitas. pandangan semacam ini menolak argument yang menyatakan seolah-olah sebagai saluran bebas. Berita yang dibaca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan pandangan sumber berita, melainkan dari konstruksi media itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinnya, media ikut membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.7
Bagi kaum konstruksionis, realitas bersiat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Di sini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu bisa dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan berbeda.8
6
Ibid,.h 212 7
Eriyanto,Analisis framing,(Yogyakarta,September) 2009, h 26 8
(27)
17
Pandangan konstruksionis mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam media. Dalam pandangan positivis, media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khalayak). Media di sini dilihat murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksasi pesan dari semua pihak yang terlibat dalam berita. Pandangan semacam ini, tentu saja melihat media bukan sebagai agen, melainkan hanya saluran.9
B. Islam Radikal
1. Pengertian Islam Radikal
Radikalisme dapat dimaknakan juga sebagai suatu sikap atau keadaan yang mendambakan perubahan terhadap status quo dengan jalan menghancurkannya secara totalitas, dan menggantinya dengan seseuatu yang baru, yang sama sekali berbeda. Biasanya cara yang digunakan bersifat revolusioner, artinya menjungkir-balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem.10
Secara sosiologis bisa diterangkan bahwa radikalisme kerap kali muncul bila terjadi banyak kontradiksi dalam orde sosial yang ada. Bila masyarakat yang mengalami anatomi atau kesenjangan antara nilai-nilai dengan pengalaman, dan para masyarakat tidak mempunyai daya lagi untuk mengatasi daya itu, maka radikalisme dapat muncul ke permukaan. Dengan
9
Ibid,.h 25 10
(28)
18
kata lain akan timbul proses radikalisme dalam lapisan-lapisan masyarakat11, terutama di kalangan anak muda.
Kerangka Pemikiran Islam radikal12 tersebut pada dasarnya adalah sebagai berikut, Islam harus menjadi dasar Negara, syariat harus diterima sebagai konstitusi Negara, kedaulatan politik ada ditangan Tuhan, gagasan tentang Negara-bangsa (nation-state) bertentangan dengan konsep umat yang tidak mengenal bata-batas politik atau kedaerahan, dan prinsip syura musyawarah berbeda dengan konsep demokrasi.
2. Faktor-Faktor Lahirnya Islam Radikal
Ada beberapa penyebab terjadinya radikal, pertama, lemahnya, pengetahuan tentang hakikat agama dan kurangnya bekal untuk memahami secara mendalam, mengetahui rahasia-rahasianya, memahami maksud-maksudnya, dan mengenali ruhya.13 Kedua, penafsiran ayat-ayat kitab suci yang terlepasdari konteks turunnya ayat tersebut14, jika ada dihubungkan dengan fakta sejarah memang dapat dijumpai adanya kelompok-kelompok dalam islam yang berpandangan Fundamentalis (radikalisme), walaupun tidak sepenuhnya muncul sebagai reaksi terhadap modern, melainkan juga karena latar belakang politik, teologi dan lain sebagainya.
11
Ibid,., h. 5 12
Zada, Khamami,Islam Radikal : Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di Indonesi, (Jakarta Teraju) 2002 h 11
13
ibd ha 11
14
14 Ancok, Djamaludin, “Ketidakadilan sebagai sumber radikalisme dalam agama: Suatu analisis
berbasis teori keadilan dalam pendekatan psikologi”Jurnal Psikologi IndonesiaNo. 1 / Vol.0 / January
(29)
19
Ada empat faktor yang menyebabkan lahirnya kaum fundamentalis atau radikalis: pertama, karena faktor modernisasi yang dapat dirasakan dapat menggeser nilai-nilai agama dan pelaksanaannya dalam agama. Kedua, karena pandangan dan sikap politik yang tidak sejalan dengan sikap dan politik penguasa. Ketiga, karena tidak kepuasan mereka terhadap sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya yang berlaku di Indonesia. Keempat, karena sifat dan karakter dari ajaran islam yang dianutnya cenderung bersifat rigid (kaku) dan literlis.15
3. Ciri-Ciri Islam Radikal
Ciri-ciri radikalisme adalah fanatisme terhadap satu pendapat tanpa mengakui adanya pendapat lain, fanati terhadap pemahamannya sendiri tanpa memberikan tempat bagi pendapat lain yang jelas memberikan kemaslahatan kepada manusia sesuai dengan tujuan-tujuan syariatt (maqasahid syar’i) dan
situasi zaman, dan tidak membuka dialog untuk orang lain membandingkan pendapatnya dengan pendapat mereka untuk mengikuti yang lebih kuat argumentasinya.16 Kedua, selalu menggunakan cara kekerasan, kendati ada faktor-faktor yang menuntut kemudahan,dan mengharuskan orang lain untuk melaksanakan apa yang tidak diwajibkan oleh Allah.17 Ketiga, sikap kasar
15
ibid h 23 16
ibid h 25
17
(30)
20
dalam bergaul, keras dalam metode berdakwah, pedas dalam berdakwah, menyelisihi petunjuk Allah Swt, dan Rasulullah Saw18
Berpijak pada tataran sosiologis tersebut diatas radikalisme dapat dicirikan dan ditandai oleh tiga kecenderungan umum.
Pertama, radikalisme merupakan respon terhadap kondisi yang sedang berlangsung, biasanya respon tersebut muncul dalam bentuk evaluasi penolakan atau bahkan perlawanan. Masalah-masalah yang ditolak dapat berupa asumsi, ide, lembaga, atau nilai-nilai yang dapat dipandang bertanggung jawab terhadap kondisi yang ditolak. Kedua, radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupaya mengganti tatanan-tatanan tersebut dengan suatu bentuk tatanan lain. Ciri ini menunjukkan bahwa di dalam radikalisme terkadang suatu program atau pandangan dunia (world view) tersendiri. Kaum radikal berupaya kuat untuk menjadikan tatanan tersebut menjadi ganti dari tatanan yang sudah ada. Ketiga, kuatnya keyakinan kaum radikalis terhadap kebenaran yang mereka bawa. Sikap ini pada saat yang sama dibarengi dengan penafian kebenaran dengan sistem lain yang akan diganti. Dalam gerakan sosial keyakinan tentang kebenaran program atau filosofi sering dikombinasikan dengan cara-cara pencapaian yang mengatasnamakan nilai-nilai ideal seperti kerakyatan atau kemanusiaan, akan tetapi kuatnya keyakinan
18
(31)
21
ini dapat mengakibatkan munculnya sikap emosional yang menjurus pada kekerasan19
4. Radikal ISIS a. Sejarah ISIS
ISIS adalah sebuah kelompok dengan cita-cita membuat sebuah negara yang berlandaskan syariat islam. Kelompok ini awalnya adalah binaan atau ciptaan Al-Qaedah untuk wilayah Irak, akan tetapi dengan terjadinya konflik di suriah, ISIS pun terlibat.20
Pada tanggal 9 April 2013 Abu Bakar Baghdadi mengumumkan melalui sebuah rekaman bahwa pasukan Jabbah Nusroh adalah bagian dari Negara Iraq. Dan mengganti penyebutan Jabbah Nusroh dengan nama Islam Iraq and Syam (ISIS). Selang beberapa hari Abu Muhammad Al jaulaany sebagai pemimpin jabbah Nusroh menjawab Pertanyaan Abu Bakar Baghdadi dalam rekaman, dalam rekaman tersebut Ia menjelaskan tentang hubungan antara Islam Iraq dengan Jabhah Nusroh21
Kemudian menyatakan penolakan Abu Bakar Baghdadi untuk menggabungkan jabhah Nusroh kedalam Negara Islam Iraq yang dipimpin
Baghdadi. Setelah itu menyatakan pembai’atannya terhadap pasukan Al Qoidah di Afganistan. Selang beberapahari setelah pimpinan Al Qoidah yang lainnya
19
Khamani Zada, Islam Radikal Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di Indonesia, (Bandung, Teraju) 2002
20
Samantho, Ahmad Yanuana, ISIS dan Illluminati, (Jakarta,Phoenix Publishers),2014 h 29
21
Putra,Ali Musri Semjan, ISIS dalam Tinjauan Ahlussunnah, http://dzikra.com/isis-dalam-tinjauanahlussunnah,(
(32)
22
mendukung pernyataan penolakan terhadap pernyataan Abu Bakar Bagdadi. Secara tegas Aiman Zawahiri sekitar bulan Noveber 2013 menyatakan ISIS buakn bagian dari Al Qoedah dan Al Qoidah berlepas diridari ISIS yang kejam dan bengis terhadap Sesama muslim. Bahkan para tokoh Al Qoedah di berbagai Negara menyebut ISIS adalah kaum khawarij kontemporer karena sangat ekstrim terhadap muslim diluar kelompok mereka, dengan sebutan murtad.
Adapun kesesatan ISIS yang paling fatal dan persis dengan sifat-sifat khawarij, pertama, mengklaim pimpinan mereka adalah sebagai khalifah yang
wajib dibai’at dan di bai’ati oleh setiap muslim. Kedua, mengkafirkan setiap
muslim yang tidak mau membai’at khalifaj mereka. Ketiga, menghalalkan orang
yang tidak mau membai’at khilafah mereka. Keempat, mewajibkan setiap
muslim untuk mmembatalkan bai’at mereka kepada pimpinan Negara
masing-masing. Kelima, kebodohan mereka tentang ajaran agama terutamaperkara yang berkaitan jihad dan khilafah.22
b. Ciri-Ciri ISIS
Gerakan ISIS memiliki cirri-ciri yang melekat pada kelompok ini yakni, pertama, bendera berwarna hitam, kedua, kelompok yang lemah, ketiga, hati yang keras (arogan dan sadis). Keempat, mengaku mendirikan daulah Islamiyah yang bertujuan mendirikan Negara islam. Kelima, mengajak kepada Al-Qur’an.
Keenam,nama-nama mereka semuanya julukan atau alias, ketujuh, nama
22
(33)
23
keluarga mereka adalah nama daerah, kedelapan, memelihara janggut hingga panjang.23
Menurut Abu MuhammadMaqdisi. Deklarasi Khilafah Abu bakar al-Baghdadi ini memecah belah umat. Karena: (1) menghabisi setiap mujahidin senior yang dianggap akan menjadi penghalang mereka untuk jihad di suriah, (2) menjatuhkan kredibilats para ulama yang tak sepakat dengan meraka.(3) mengarahkan peluru umat Islam; (4) menceraikan umat islam dari proyek islam; (5) mendistrosi kemuliaan khilafah dengan perilaku mereka yang menyimpang dan penuh kekerasan. Berdasarkan video yang dibuat sendiri, dalam dua versi: (1) vodeo yang mendukung mereka bergabung dengan ISIS; (2) video mereka yang menentang ISIS, dimana orang-orang yang menentangnya dieksekusi mati secara kejam,sambil mendengarkan lagu-lagu nasyid. ISIS membunuh saudara mereka sasama muslim yang tidak sependapat dengan mereka, baik ulama maupun orang awam. 24
C. Media Massa dan Berita 1. Media Massa
a. Pengertian Media Massa
Media massa yang dalam bahasa inggris berpandan dengan kata
‘mass media’ yang bermakna alat penghubung. Media massa yang bermakna alat penghubung. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa mengarah
23
Ibid,
24
Ilyas,Yunahar, disampaikan ketika seminar nasional sehari tentang islam radikal, 9 agustus 2015 di Jogjakarta
(34)
24
kepada alat yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi.25 Ada pula pengertian lain Media massa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Menurut Innis, teori dampak sosial komunikasi massa terdiri dari dua bagian yakni lisan dan tertulis.26 b. Fungsi Media Massa
Dalam menyampaikan informasi media massa memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:27
a. Fungsi menyiarkan Informasi(to inform)
Merupakan fungsi pers yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai beberapa hal, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan oleh orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya. b. Fungsi mendidik(to educate)
Sebagai sarana pendidikan massa, surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel yang berbobot. c. Fungsi menghibur (to entertain)
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel yang berbobot.
25
Junus, Husain &B anasuru Aripin,Jurnalistik Program pendidikan dasar bagi calon wartawan, (Solo: CV.Aneka) ,1996, h 47
26
Dan Nimmo,Kominikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) 1989, h 52
27
(35)
25
d. Fungsi Mempengaruhi (to influence)
Peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi mempengaruhi media massa secara implist terdapat pada tajuk rencana dan artikel.
c. Macam-Macam Media Massa
Media massa dibagi dalam tiga bagian utama, diantarannya: 1. Jurnalistik Media Cetak
Media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan untuk menata, menempatkan, mendenjuk pada kemampuan untuk menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Media cetak meliputi surat kabar harian, surat kabar mingguan, majalah.
2 Jurnalistik Media Elektronik Auditif
Media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, tekhnologial, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan kounikatif. Teknologikal,berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat
(36)
26
kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setiap pesan kata atau kalimat yang disampaikan.
3 Jurnalistik Media Elektronik Visual
Jurnalistik media elektronik audio visual, atau jurnalistik televise siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, tekhnologikal, dan dimensi dramatikal. Vervbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada nahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah.Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatic yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.28
4 Media Online/ Media Digital
Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara.29
Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan
28
Ibid,hal 4-6. 29
M.Romli, Asep Syamsul.Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online( Bandung, Nuansa Cendekia, 2012) h 34.
(37)
27
komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. Diantaranya, Pertama, Unlimited Space. Jurnalistik Online memungkinkan halaman tak terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin, tanpa batas. Kedua, Audience Control. Jurnalistik Online memungkinkan audiens (reader, user, visitor) lebih leluasa memilih berita/informasi. Ketiga, Nonlienarity.
Dalam Jurnalistik Online tiap berita berdiri sendiri sehingga audiens tidak harus membaca secara berurutan. Keempat, Storage and retrieval. Jurnalistik Online memungkinkan berita “abadi”, tersimpan
(terarsipkan) dan bisa diakses kembali dengan mudah kapan dan di mana saja. Kelima, Immediacy. Jurnalistik Online menjadikan informasi bisa disampaikan secara sangat cepat dan langsung. Keenam, Multimedia Capability. Jurnalistik Online memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya sekaligus. Ketujuh, Interactivity. Jurnalistik Online memungkinkan interaksi langsung antara redaksi (wartawan) dengan audiens, seperti melalui kolom komentar dan sosial media sharing30.
MediaOnlinemerupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media Online merupakan media elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media Online menggunakan gabungan proses
30
(38)
28
media cetak dengan menulis informasi yang di salurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personel yang terkesan perseorangan.31
Ada lima prinsip dasar jurnalistik online yakni, pertama, Keringkasan (brevity). Berita online dituntut untuk berifat ringkas, untuk menyeseuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang semakin tinggi. Pembaca memiliki sedikit waktu untuk membaca dan ingin segera tahu informasi. Maka, jurnalisme online sebaiknya berisi tulisan ringkas saja. Kedua, Kemampuan beradaptasi (adaptability). Wartawan online dituntut agar mampu menyesuaikan diri ditengah kebutuhan dan preferensi publik. Dengan adanya kemajuan teknologi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti dengan menyediakan format suara (audio), video, gambar dan lain-lain dalam suatu berita. Ketiga, dapat dipindai(scannability).32
Untuk memudahkan para audien, Situs-situs terkait dengan jurnalistik online hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, Agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita. Keempat, Interaktivitas (interactivity). Komuniksi dari publik kepada jurnalis dalam jurmmalisme online sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Pembaca atau viewer dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini semakin penting
31
Yunus,Syarifudin, Jurnalistik Terapan, ( Jakarta:Ghalia Indonesia) 2004, h 32. 32
(39)
29
karena audien merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.Kelima,komunitas dan percakapan(community and coversion). Mediaonline memiliki peran yang lebih besar daripada media cetak atau konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas. Jurnalisme online juga harus memberikan jawaban atau timbale balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan public tadi.33
2. Berita
a. Pengertian Berita
Ada beberapa pengertian berita yang dikemukakan para pakar, Berita merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup yang mendasar. Ia merupakan sebuah naluri untuk mengetahui apa yang terjadi di luar pengalaman langsung diri mereka sendiri. Mengetahui peristiwa-peristiwa yang tidak bisa kita lakukan sendiri, ternyata menghadirkan rasa aman,control percaya diri.34 Adapun pakar lain seperti Dr. Willart C. Bleyer menjelaskan “Berita adalah sesuatu yang
termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut.35
33
M. romli, jurnalistik Online: Jurnalistik masa depan 34
Kovach, Bill&Rosentiel, Tom.Sembilan Elemen Jurnalistik ,(Pantau, Jakarta) 2003 h 121 35
Assegaf, Dja’far H.Jurnalistik Masa Kini Pengantar Kepraktek Kewartawanan,Ghalia Indonesia,
(40)
30
b. Jenis Berita
1. Straigh news report adalah laporan langsung menegenai suatu peristiwa. Berita memmiliki nilai penyajian yang objektif tentang fakta-fakta yang didapat dibuktikan.
2. Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.
3. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung (straight news).
4. Interpretative news report lebih dari sekedar straight news dan depth news. Berita interpretative biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa kontroversial. Namun demikian, fokus beritanya masih berbicara menegnai fakta yang terbukti bukan opini.
5. Investigation reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan interpretative. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi.
(41)
31
6. Feature story.Dalam feature, penulis mencari fakta untuk menarik pembacannya, penulis feature menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
7. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu beberapa hari atau minngu, dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar.
8. Editorial writingadalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.36
c. Nilai Berita
Nilai sebuah berita ditentukan seberapa jauh syarat-syarat yang harus dipenuhinya, untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, setidaknya harus mengandung nilai berikut:
1. Penting (significane) mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas terhadapkehidupan khalayk pembaca.
36
Sumadira, haris,Jurnalistik Indonsia,menulis berita dan feature;panduan praktis jurnalistik professional(simbiosa rekatama media), 2005, h 45
(42)
32
2. Besaran (magnitude) sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak. 3. Kebaruan (timelines) memuat peristiwa yang baru saja terjadi.
Karena kejadiannya belum lama, hal ini menjadi actual atau masih hangat dibicarakan umum.
4. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.
5. Kedekatan (proximity) memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan profesi,minat,bakat,hobi, dan perhatian pembaca.
6. Ketermukaan (prominence) hal-hal yamg mencuat dari diri seseorang atau seseorang atau sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal oleh masyarakat menjadi berita penting untuk diketahui oleh pembaca.
7. Sentuhan manusiawi(human interest)sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan menggugah hati, dan minat.37
d. Sumber Berita
Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau
37
(43)
33
kejadian,gagasan,serta data atau informasi yang bernilai berita.38 Sumber berita dapat diperoleh dimana-mana. Lebih tegasnya berita dapat diperoleh dari dua sumber, yakni berita yang bersumber dari alam dan berita yang bersumber dari manusia. Berita yang bersumber dari alam adalah berita yang berhubungan dengan kejadian alam, misalnya gunung meletus, hujan lebat, kemarau yang panjang, halilintar menyambar pohon.39
e. Penulisan Berita di Web
Online Journalism yang merupakan penerapan jurnalistik dalam system online adalah kegiatan pendokumentyasian narasi yang melaporkan atau menganalisa fakta-fakta dan kejadian yang benar terjadi, dipilih dan disusun oleh reporter, penulis, dan editor untuk menceritakan sebuah kejadian/ peristiwa berdasarkan sudut pandang utamanya. Jurnalistik secara tradisional dipublikasikan dalam format cetak, disajikan lewat film dan broadcast pada televisi dan radio. Dalam system Online masuk banyak venues, yang terkenal adalah world Wide Web.40
D. Dakwah Rahmatan lil Alamin 1. Pengertian Dakwah
Dakwah merupakan fenomena keagamaan yang bersifat ideal normatif sekaligus juga merupakan fenomena sosial yang rasional, actual dan
38
Ibid,h 54 39
Ibid,.,Junus Husain,Banasuru Aripin h 37 40
Hadi, Ido :Priyana, Konsep Penulisan Jurnalistik Masa Depan dan desainStoryboard online news, Jurnal Ilmiah Universitas Kristen Petra, Nirmana Vol 5,No 1, Januari 2003:110-122
(44)
34
empiriss sunnatullah.41 Secara istilah secara umum dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik.42 Adapun pengertian dakwah lainnya, diantaranya menurut Syekh Ali bin Shalil al-Mursyid, dakwah adalah sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk (agama); sekaligus menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya melalui teknik, metode, dan media yang lain.43 Abu Bakar Atjeh, dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.44
2. Dakwah Rahmatan lil Alamin
Dakwah Rahmatan Lil Alamin adalah Dakwah yang tidak berorientasi pada docrinal atau dakwah ideologis yang mendorong pengelompokan masyarakat islam yang terkotak-kotak.45 Proses dakwah berbasis rahmatan lil alamin merujuk pada surat al-kafirun sebagai dasar pijakan dalam berdakwah dan sebagai inspirasi toleransi antar umat beragama.46
Dalam konsep Rahmatan lil alamin sosok kepribadian Nabi Muhamad SAW menjadi contoh, karena kepribadian rasul terdapat hal-hal yang membawa kemajuan, seperti, unsur rasionalitas, unsur kecerdasan, unsur keseimbangan, unsur komprehensif.47
41
Anwar Arifin,Dakwah Kontemporer,hal 16 42
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010) hal 17 43
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal 17 44
Ibid.
45
Zainudin,Dakwah Rahmatan Lil Alamin: Kajian Tentang Toleransi Beragama dalam Surat al-Kafirun,Jurnal Dakwah, Vol. X No 1, Januari-Juni, 2009, 27
46
Ibid, hal 20 47
(45)
35
E. Berita Islam di Media 1. Tipologi Media Islam
Secara umum, tipologi media massa di Indonesia dikategorikan dalam dua macam, pertama, jurnalisme profetik, kedua, jurnalisme provokatif. Tipe yang pertama mengarah pada idealisme bahwa jurnalisme profetik mengupayakan penyebaran informasi dan berita dengan penggunaan bahasa yang lebih ramah, santun, damai, menyejukkan dan dialogis. Dalam konteks ini, isis kualitas berita lebih ditonjilkan ketimbang soal isu ideologi islamisme semata.
Tipe yang kedua, jurnalisme provokatif. Tipe kedua ini dapat dipahami dari pengguanaan bahasa dan penyajian berita yang dilakukan oleh pimpinan dan redaksi media islam yang lebih cenderung kearah normative, provokatif, intimidatif hingga anti dialogis.48
Agama dalam pengertian luas dipahami sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan yang memberi bimbingan terhadap seseorang dalam melakukan tindakan tertentu. Melalui pengertian ini, agama dimilki oleh hampir semua manusia bahkan mereka yang dianggap atheis.49
2. Agama di Media Massa
Agama bagi media massa adalah isu strategis yang menjadi instrument untuk memobilisasi pembaca. Cara yang dilakukan adalah melalui produksi
48
Choirul Mafhud Ideologi Media Islam Indonesia Dalam Agenda Dakwah:Antara Jurnalisme Profetik dan Jurnalisme ProvokatifJurnal Dakwah Vol. XV, No.1 Tahun 2004 h 5-6.
49
(46)
36
dan reproduksi nilai-nilai ideologis yang bersumber pada pemahaman agama. Dalam konteks Indonesia, pemahaman agama terbangun dalam beberapa paham atau aliran yang secara umum terbagi dalam tiga spectrum utama yaitu fundamentalis, modernis, dan liberal.50
Polarisasi pemahaman agama tersebut secara tidak langsung berdampk pada pemisahan masyarakat agama dalam sekat-sekat ideologis yang berbeda. Media massa dalam era industrialisasi saat ini lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi, kolaborasi dengan kelompok ideologis tidak berarti bahwa proses produksi dan reproduksi media massa juga bersifat ideologis. Produksi dan reproduksi wacana agama lebih dijadikan sebagai simbol identifikasi atau bentuk komitmen kolaboratif antara media massa dan kelompok ideologis. Proses simbolisasin ini secara ekonomis akan memberikan keuntungan kapital bagi media massa dengan keterjaminan pasar (pembaca) dari kelompok dan masyarakat yang memiliki keterkaitan ideologi tertentu.51
Perkembangan isu ke-islaman yang direkam media massa cukuplah banyak. Berbagai rekaman media ini memiliki variasi berita yang cukup banyak, mulai dari kaitan antara Islam dengan kekerasan, islam dengan politik, islam dengan hukum, islam dengan pendidikan, ekonomi, keluarga, dan berbagai sektor lainnya. Selain berbagai kasus berkaitan dengan Islam dengan pelaku Ormas Islam maupun individu, berita-berita tak kalah penting
50
Bahtiar Effendy,Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia,(Jakarta:Paramadin),1998,h 194
51
Ahmad Muttaqin,Agama Dalam Representasi ideology Media Massa, Jurnal Dakwah & Komunikasi, vol 6, tahun 2012, h 5-6
(47)
37
adalah yang berkaitan dengan institusi pemerintahan maupun institusi politik yang kemudian menyeret Islam sebagai latar belakang pemberitaan.52
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Konstruksi Pembeeritaan Media Tentang Negara Islam Indonesia (Analisis
Framing Republika Dan Kompas.” Oleh Mubarokdan Dwi Adjani, Fakultas
Ilmu Komunikasi Unnisula, Juli 2012)
Pada penelitian ini peneliti menjelaskan tentang berita tentang Negara islam Indonesia, dan penelitian ini membahas tentang konstruksi realita pemberitaan pada media republika dan kompas, yang mana media tersebut memilih, menekankan, menggabungkan berita tertentu sehingga peristiwa itu mudah dipahami oleh masayarakat, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Kompas dan Republika sepakat bahwa tindakan NII adalah perbuatan maker sehingga harus ditumpas, konstruksi Kompas dan Republika tentang NII dibedakan dari cara kedua menyusun fakta dan mengambil dari narasumber. Kompas melengkapi pemberitaan dengan analisa dan penelitian. Kompas melengkapi dengan narasumber resmi dari berbagai kelompok dan pehabat Negara. sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah peneliti mendekatkan pada apa yang tersaji pada tulisan yang dimunculkan pada media tempo.co dan republika.co.id. sedangkan persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan penelitiaan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis framing. Pada penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwasannya berita yang ada pada media
52
Khoirul NiamOrmas Islam dan Isu Keislaman di Media Massa, Jurnal Komunikasi Islam, Vol 04, Nomor 2, tahun 2014 h 248
(48)
38
bukanlah saluran bebas nilai, justru media bertindak sebagai value ladent. Berita media selalu dipenuhi selalu dipenuhi oleh kepentingan dari pihak internal dan eksternal media.
2. Fenomena Radikalisme Gerakan Isis Di Indonesia. Oleh Devi Aryani, Mahasiswa Fakutas Muhamadiyah Surakarta, Februari 2015 (Analisis Isi Terhadap Berita pada MediaOnlinemengenai Gerakan ISIS di Indonesia)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semenjak kemunculan isis di Indonesia gerakan isis lebih dikenal sebagai kelompok radikal berkedok agama. Gerakan isis juga mengancam pada UUD 1945 sebagai hukum tertinggi di Indonesia. Persamaan pada penelitian kali ini adalah sama-sama membahas tentang kelompok radikal isis yang ada di media online, akan tetapi yang menjadi pembeda pada penelitian kali ini adalah jenis penelitannya,pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis isi. Dalam hasil penelitian ini, peneliti dapat menemukan banyak fakta yang menunjukan bahwasannya ISIS sudah banyak berkembang di Indonesia dan mulai menyebar ancaman bagi Indonesia.
3. Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P Di Harian Kompas dan Republika). Oleh Donie Kadewandana, Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Desember 2008.
(49)
39
Hasil dari penelitian ini menghasilkan bahwa Kompas memandang kehadiran Baitul Muslim Indonesia sebagai organisasi sayap, dapat mendukung kemenangan PDI-P di Pemilu. Sejalan dengan Kompas, Republika memandang hadirnya Baitul Muslimin Indonesia dapat memperbaiki citra PDI-P dan dapat mendongkrak suara PDI-P di dalam pemilu. Penelitian ini menggunakan penelitian paradigm kontruksionis, dengan pendekatan kualitatif,sifat penelitiannya eksplantif,dengan analisis data menggunakan model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Disini sudah terlihat tentang perbedaan tentang penelelitian yang diambil oleh peneliti pada skripsi kali ini yakni pada analisis yang dipakai, peneliti menggunakan analisis framing punya Eriyanto, sedangkan persamaanyayakni media yang diangkat yaitu republika yang lebih menonjolkan latar belakang keislamannya. Hasil dari penelitian ini adalah adanya upaya dari PDI-P untuk menggunakan media guna menagkat nama parpol, dalam hal ini strategi dan wacana Republika cukup berhasil.
(50)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media. Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau prespektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi. Analisis framing digunakan untuk membedah cara-cara ideoogi media saat mengkonstruksikan fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan tautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi kahalayak sesuai perpektifnya.1Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif interpretatif.
1. Framing
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa,aktor, kelompok atau apa saja) yang dibingkai oleh media.2 Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa,
cara becerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita, hal ini merujuk pada bagaimana suatu media
1
Sobur Alex.Analisis Teks Media:Suatu Pengantar untuk analisis wacana,analisis Simiotik, dan Analisis Framing.(Bandung:Remaja Rosdakarya,) 2006 hal 162
2
(51)
✞ ✟
membawakan berita yang dapat menarik pembaca, dalam penelitian ini ISIS yang dijadikan objek berita. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkosntruksi realitas. Ada dua esensi utama dari framing tersebut. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagaimana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata,kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan.
Analisis framing mempunyai karateristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif. Dalam analisis isi kuantitatif, yang ditekankan adalah isi (concent) dari suatu pesan/teks komunikasi. Sementara dalam analisa framing yang menjadi pusat adalah pembentukan pesan dari teks. Framing, terutama, melihat bagaimana pesan/peristiwa dikonstruksi oleh media.3
Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikannya dan menyampaikannya kepada khalayak. Ada empat model analisis framing menyajikan beragam cara pendekatan. Mengutip Jisuk woo, paling tidak ada tiga kategori besar analisis framing, Yaitu: (1) Level makro struktural, level framing ini dapat kita lihat sebagai pembingkaian dalam tingkat wacana. (2) Level mikrostruktural, Elemen ini memusatkan perhatian pada bagian atau sisi mana dari peristiwa tersebut yang ditonjolkan dan bagian
3
(52)
✠ ✡
atau sisi mana yang dilupakan/dikecilkan. (3) Elemen retoris, elemen ini memusatkan perhatian pada bagaimana fakta ditekankan.4
2. Framing Zhondangpan Pan dan Gerald M. Kosicki
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis framing dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Zhongpan Pan dan Gerald M. Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi framing yang saling berkaitan.pertama, dalam kosnsepsi psikologi. Framing dalam konsep ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada dirinya sendiri. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunujukkan dalam skema tertentu. Framing disini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi dari suatu isu/peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Pada konsep ini bagaimana seseorang mampu mencari informasi pada dirinya sendiri mengenai berita atau informasi tentang ISIS yang melekat pada diri seseorang. Kedua, konsep sosiologis. Jika pandangan psikologis lebih melihat pada proses internal seseorang, bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi soisial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai proses seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan
4
(53)
☛ ☞
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. Frame disini berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu. Dalam konsep ini bagaimana individu mampu mengerti realitas terhadap berita-berita tentang ISIS yang berkembang di masyarakat dengan prespektif yang ada di ranah sosial.
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat frame dari sisis lingkungan social yang dikonstruksi seseorang. Menurut Etman, framing berita dapat dilakukan dengan empat teknik, yakni pertama, problem identifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negative,problem identification yaitu identifikasi penyebeb masalah siapa yang dianggap penyebab masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian penyebab masalah.5
5
(54)
✌ ✌
Kerangka Framing
Model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki
S
S
Sintakisis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana bertita, headline, lead, latar informasi, sumber, penutup-dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk sintaksis yang paling popular adalah struktur piramida terbalik yang dimulai dengan judul headline, lead, episode, latar, dan penutup. Dalam bagian ini bagian atas ditampilkan lebih penting dibandingkan dibawahnya. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna tentang
STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI
SINTAKIS Cara wartawan menyusun Fakta
1. Skema berita Headline, Lead, latar Informasi, Kutipan sumber, pernyataan, penutup SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta
1. Kelengkapan berita 5 W + 1 H
TEAMATIK Cara wartawan menekankan fakta
1. Detai
2. Maksud kalimat, hubungan 3. Nominalisasi antarkalimat 4. Koherensi
5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti
Paragraf, Proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat RETORIS Cara wartawan menekankan fakta 1. Leksikon 2. Grafis 3. Metaphor 4. Pengandaian Kata, idiom, gambar/foto, grafik
(55)
✍ ✎
bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa. Sintaskis dalam hal ini bagaimana wartawan menyusun peristiwa, kutipan, dan peristiwa tentang ISIS dalam bentuk
berita, salah satu contohnya adalah “Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
merebut markas besar pemerintah Irak di Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar, barat Irak pada Jumat sore. Mereka menancapkan bendera hitam
sebelum membakar kawasan itu.” Kutipan berita tersebut pembuka dari
berita yang diambil dari media Tempo.co, sehingga pesan berita itu dapat sampai kepada pembaca.
Headline, mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Headline digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu.6 Berkaitan dengan headline/judul berita, biasannya judul dibuat semenarik mungkin. Dari sisi hurufnya berbeda font,ada yang tebal, tipis. Posisi judul menjadi sangat penting karena jika pembaca membuka atau melihat media massa, maka yang akan terbaca pertama kali adalah judulnya.7 Semisal pada judul “Wanita AS Ini Pilih Jadi Prajurit Kurdi Demi Perangi ISIS”. Pada judul tersebut dapat menarik
minat pembaca yang membuka media tersebut.
Leadatau teras berita yang berbeda setelah judul yang terdiri dari satu alinea pendek dan merupakan inti sari berita. Lead yang baik terdiri
6
Eriyanto, Analisis wacana, (LKiS: Jogkajarta,2011) h 297 7
Ishak, Aswad,dkk,mix methodology: Dalam Penelitian Komunikasi.(Yogyakarta: Mata Padi Pressindo,2011) h 128
(56)
✏6
maksimal 35 kata dan menempatkan unsur when sebagai elemen berita yang penting untuk ditempatkan diteras berita.8 Contohya pada lead pada
berita “Sejak Maret 2015 dipastikan 30 warga Indonesia yang bergabung
dengan ISIS tewas dalam pertempuran perang di Suriah dan Irak.” Lead
berita tersebut terdapat unsur when dan terdiri kurang dari 35 kata.
Latar Informasi, latar inormasi merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan ketika menulis berita biasannya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa.9 Semisalnya pada berita “Jay Gray
dari Aljazeera mengatakan ada banyak spekulasi terkait hal ini, tapi polisi sedang melakukan penyelidikan panjang dan intensif. Mereka terus menyaring bukti-bukti di tempat kejadian.” Pada kutipan berita tersebut penulis berita ingin membawa pembaca kearah pencurigaan AS dibalik penembakan di Texas.
Sumber Berita, yakni bagian berita yang tidak kalah penting terkait dengan pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan dimaksudkan untuk membangun objektifitas. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis wartawan bukan pendapat wartwan semata, melainkan pendapat orang lain yang mempunyai otoritas tertentu.10 Semisalnya pada pernyataan Hikmat Suleiman, Juru bicara
Gubernur Anbar, “Selama berbulan-bulan, kami menyampaikan keluhan
8
ibid,Ishak, hal 128 9
Eriyanto,analisis Wacana, h 298 10
(57)
✑ ✒
kepada Menteri Keamanan bahwa di sana tidak ada koordinasi," ucapnya, seraya menyatakan militer mengabaikan permintaan kebutuhan senjata di sana.
Skrip, Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca. Bentu umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W+1 H-who,what,when,where,why,dan how. Skrip ini bagaimana wartawan mengisahkan suatu peristiwa sehingga membentuk suatu berita yang mampu dicerna dengan baik oleh pembaca.
What berarti peristiwa apa yang dilaporkan kepada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa dalam berita itu. When berarti kapan berita itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam menit. Where berarti dimana peristiwa itu terjadi. Why adalah alasan mengapa peristiwa yang diberitatakan itu terjadi. Sedangkan How berarti bagaimana jalan peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut.11
11
(58)
✓8
What (Apa) Seorang wanita asal Amerika Serikat memilih meninggalkan kehidupan mapanya untuk menjadi relawan dalam memerangi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
Who (Siapa) Samantha Jhonston, nama wanita ini
When (Kapan) Setelah ISIS menyerbu Provinsi Sinjar di Irak
Where (Dimana) Irak
Why (Kenapa) Karena ISIS menyerbu Provinsi Sinjar diserbu oleh ISIS
How (bagaimana) Wanita asal amerika memilih meninggalkan negaranya dan bergabung untuk melawan ISIS,setelah ISIS menyerbu provinsi Sinjar di Irak.
Tematik, Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan-semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Tematik berkaitan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan peristiwa yang berkaitan dengan ISIS ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat sehingga membuat teks secara keseluruhan kalimat Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Adapun perangkat dari struktur tematik adalah:
(59)
✔ ✕
Detail,adalah elemen yang berelasi dengan control informasi yang ditampilkan seseorang (komunikator). Komunikator akan menampilkan secara berlebihan inforrmasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik12. Koherensi, dipahami sebagai penataan secara rapi realitas dan gagasan, fakta, dan ide kedalam satu untaian yang logis sehingga memudahkan untuk m emahami pesan yang dikandungnya.koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat. Bentuk kalimat, adalah sisi pemakian kalimat yang berelasi dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat tidak hanya menjadi persoalan teknik kebenaran atau bahasa, tetapi menentukan bagian kecil dari uraian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Kata ganti, adalah elemen yang digunakan untuk melakukan manipulasi bahasa dengan membuat suatu komunitas imajinati. Agar bisa menarik, jurnalis menggunakan kata-kata yang berbeda dalam sebuah berita.13
Retoris, Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita.14 Salah satunya yang terdapat pada pemilihan kata-kata yang terdapat pada kutipan berita berikut,
12
IbidIshak, h 130 13
Ibid h131-132
14
(60)
✖ ✗
“Dokumen pengadilan yang diperoleh kantor berita Reuters
mengatakan Simpson, yang juga seorang mualaf, telah berada di bawah pengawasan sejak tahun 2006. Ia dihukum karena berbohong kepada agen FBI pada tahun 2011 terkait niatnya bergabung dengan pejuang Islam di Somalia. Teman sekamarnya, Nadir Soofi, menurut Aljazeera juga
dilaporkan berada di bawah pengawasan.”
Leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk fakta. Grafis diwujudkan dalam bentuk variasi huruf (ukuran, warna, dan efek), caption, grafik, gambar tabel, foto, dan data lainnya. Termasuk juga penempatan dan ukuran judul. Elemen grafis meberikan efek kognitif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus difokuskan. Metafora, merupakan kiasan yang mempunyai persamaan sifat atau benda atau hal yang bisa dinyatakan dengan kata atau frase untuk mendukung dan menekankan pesan utama yang akan disampaikan. Semisalkan kata-kata yang menggambarkan tentang suatu peristiwa dalam berita “Militan
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tak menyerah setelah dipaksa mundur oleh militer Irak dari seluruh Provinsi Anbar, Maret 2014 lalu. Usaha keduanya untuk merebut salah satu provinsi terbesar di Irak itu, termasuk ibu kota Ramadi, membuahkan hasil, Minggu 17 Mei 2015 lalu. Kelompok militan itu berhasil memaksa pasukan Irak, termasuk unit terbaiknya, Golden Division, keluar dari kota itu. Perkembangan ini membuat ancaman ISIS kian dekat ke jantung ibukota karena
(61)
✘ ✙
Baghdad hanya sekitar 110 km atau sekitar 90 menit dengan perjalanan
darat.” Dalam berita tersebut menggambarkan suatu peristiwa tentang
ISIS.
Peneliti menggunakan keempat struktur diatas diatas, karena keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat struktur tersebut. Dengan kata lain, dapat diamati dari bagaimana wartawan menyusun peristiwa kedalam umum berita, cara wartawan mengisahkan peristiwa, wartawan akan memakai semua strategi wacana itu untuk meyakinkan khalayak pembaca bahwa berita yang dia tulis adalah benar.15
B. Unit Analisis
Obyek yang dikaji dalam penelitian ini diambil dari media massa berbasis internet yakniwww.tempo.codanwww.Republika.co.id. Fokus pembahasannya mengenai fenomena-fenomena tentang kelompok islam radikal ISIS. Berita yang diambil oleh peneliti adalah postingan di bulan mei 2015 yang membahas tentang kelompok ISIS.
Judul-judul berita yang diambil dari media Tempo.co diantarannya:
15
IbidEriyanto,h255-256
No Judul Tanggal Posting Waktu
1 Al-Bagdadi Ajak Muslim Dunia Bertempur Bareng ISIS
(62)
✚ ✛
Kemudian berita yang diambil dari media Republika.co.id diantarannya.
No Judul Tanggal Posting Waktu
1 Dua Bulan Terakhir, 30 WNI Anggota ISIS Tewas
Rabu, 06 Mei 2015 13.05 WIB
2 ISIS Kuasai Ramadi dan Palmyra, AmerikaTegang
Sabtu, 26 Mei 2015 09.19 WIB
3 AS Curigai ISIS di Balik Penembakan Texas
Selasa,05 Mei 2015 09.13 WIB
4 Dalam Sebulan, 812 Warga Irak Tewas Selama Pendudukan ISIS
Senin, 04 Mei 2015 07.36 WIB
5 Ini Sosok yang Disebut Pemimpin Baru ISIS Pengganti Al-Baghdadi
Minggu, 03 Mei 2015 10:10 WIB
C. Tahapan Penelitian
Data diperoleh dari cara dokumnentasi dari teks yang terdapat dari media internet yakni Tempo.co dan Republika.co.id. edisi bulan Mei 2015.
Dilakukan penyusunan data, yakni penyususnan data hasil dari penelusuran serta pemilihan berita-berita yang dimuat di media Tempo.co dan Republika.co.id dan dokumen-dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian. Dari data yang sudah diperoleh maka
2 Petama Kali, ISIS Kuasai Ibu Kota Provinsi di Irak
Jum’at,15 Mei 2015 22:00 WIB
3 ISIS Kibarkan Bendera Kemenangan di Ramadi
Sabtu, 16 Mei 2015 14:42 WIB
4 Wanita AS Ini Pilih Jadi Prajurit Kurdi Demi Perangi ISIS
Minggu, 17 Mei 2015 11:59 WIB
5 Jatuhnya Kota Ramadi ke Tangan ISIS
(1)
★ ★✩
B. Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya agar penelitian ini ini mampu menjadi acuan dan mampu mengembangkan penelitian ini, sehingga dapat diketahui ideologi-ideologi pada media lainnya.
2. Untuk mahasiswa KPI agar mampu mendalami lagi kaian tentang teks media untuk memperdalam ideologi berbagai media yang ada di Indonesia maupun media luar negeri dalam mengkonstruk sebuah berita.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arikunto, Suharsimi, prosedur penelitian; suatu pendekatan praktek, Jakarta; Rineka Cipta, 2002
Assegaf, Dja’far, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Kepraktek Kewartawanan,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991
Aziz, Moh. Ali,Ilmu Dakwah,Jakarta: Kencana, 2004
Berger L. Peter,sosiologi Agama,Bandung:Rosda, 2000
Berger, L. Peter dan Thomas Luckman, The Social Construction o Reality, Jakarta:LP3ES, 2012
Bungin, Burhan, 2006, sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat,Kencana:Jakarta
Bungin, Burhan,Penelitian Kualitatif, Jakarta:Kencana, 2007
Efendi, Onong Uchyana, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993
Effendy, Bahtiar, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Jakarta:Paramadin,1998
Eriyanto,Analisis framing,LKiS: Jogkajarta, 2012
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Buku “Panduan Skripsi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam”, Surabaya: Fakultas Dakwah, 2011 Hafiduddin, Didin,Dakwah Aktual.Jakarta: Gema Insani Press, 1998
Helmy, Masdar, Da’wah dalam Alam Pembangunan , Semarang: Toha Putra, 1973
Ilaihi , Wahyu,Komunikasi Dakwah,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2010
Ishak, Aswad,dkk, mix methodology: Dalam Penelitian Komunikasi, Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2011
(3)
✫ ✫✬
Junus, Husain &B anasuru Aripin,Jurnalistik Program pendidikan dasar bagi calon wartawan, Solo: CV.Aneka,1996
Khamami, Zada,Islam Radikal : Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di Indonesi, Jakarta:Teraju, 2002
Kovach, Bill&Rosentiel, Tom. Sembilan Elemen Jurnalistik, Pantau, Jakarta, 2003
McQuail, Dennis, Mass Communication Theory,4th Edition, Jakarta: Salemba Humainika, 2002
Moleong, Lexy J, Metode Penlitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003)
Mulkhan, Abdul Munir, Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode M. Natsir & Azhar Basyir, Yogyakarta: Sipress, 1996
Nimmo, Dan, Kominikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1989
Rais, Amien,Cakrawala Islam,Bandung:Mizan,1996
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993
Samantho, Ahmad Yanuana,ISIS dan Illluminati, Jakarta:Phoenix Publishers, 2014
Sobur, Alex, Analisis Teks Media:Suatu Pengantar untuk analisis wacana,analisis Simiotik, dan Analisis Framing. Bandung:Remaja Rosdakarya, 2006
Sobur, Alex,Analiza Teks Media:Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana Semiotik dan Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung 2001
(4)
✭ ✭✮
Soeharto, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002
Sumadira, haris, Jurnalistik Indonsia,menulis berita dan feature;panduan praktis jurnalistik professionalsimbiosa rekatama media, 2005
Syarifudin, Yunus, Jurnalistik Terapan, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2004
Uchjana, Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung:PT Remaja Rosdakaryah, 2008
Williring, Barus, Sedia, Jurnalistik petunjuk teknis menulis berita, Surabaya erlangga, 2008
Yusuf, Qardawi, Islam Radikal analisis teradap Radikalisme dalam berislam dan upaya pencegaannya,Jakarta:Era Intermedia,2009
(5)
✯ ✯✰
Jurnal
Djamaludin, Ancok, Ketidakadilan sebagai sumber radikalisme dalam agama: Suatu analisis berbasis teori keadilan dalam pendekatan psikologi Jurnal Psikologi IndonesiaNo. 1 / Vol.0 / January, 2008
Mafhud, Choirul, Ideologi Media Islam Indonesia Dalam Agenda Dakwah:Antara Jurnalisme Profetik dan Jurnalisme Provokatif,Jurnal Dakwah Vol. XV, No.1, 2004
Muljono, system Berita Elektronika di Internet Universitas Pelita Harapan Menggunakan Lotus Notes dan domino, Jurnal Ilmiah Universitas Harapan, LPPM-UPH Menara UPH-Lippo Karawaci- Tanggerang, Vol 4/No.7,2001
Muttaqin, Ahmad,Agama Dalam Representasi ideology Media Massa, Jurnal Dakwah & Komunikasi, vol 6, 2012
Niam, Khoirul, Ormas Islam dan Isu Keislaman di Media Massa, Jurnal Komunikasi Islam, Vol 04, Nomor 2, 2014
Priyana, Hadi, Ido, Konsep Penulisan Jurnalistik Masa Depan dan desain Storyboard online news, Jurnal Ilmiah Universitas Kristen Petra, Nirmana Vol 5,No 1, 2003
(6)
✱ ✱✲
Internet
http://.www.Puspenda.go.iddiakses pada 15 September 2015
http://dzikra.com/isis-dalam-tinjauan-ahlussunnah diakses pada 2 September
2015
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0103/24/0801. diakses pada 1 September
2015
http://www.republika.co.id/page/about/diakses pada 26 Mei 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Tempo_(majalah) diakses pada 17 September
2015