Pengaruh Word of Mouth (WOM) Terhadap Niat Berzakat Profesi di Baznas (Studi Pada Karyawan Swasta di ESQ Group)

PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP NIAT
BERZAKAT PROFESI DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS)
(Studi Pada Karyawan Swasta di ESQ Group Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

FIKRY KAUTSAR AFDLOLI
NIM. 1112015000002

KONSENTRASI EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016


ABSTRAK
Fikry Kautsar Afdloli. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Niat
Berzakat Profesi Pada Karyawan Swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Studi
di ESQ Group Jakarta Selatan). Konsentrasi Ekonomi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Objek penelitian ini adalah zakat profesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Word Of Mouth (WOM) terhadap niat menunaikan zakat profesi pada
karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Penelitian ini dilakukan di
ESQ Group, Jakarta Selatan. Metode penelitian yang dilakukan adalah field
experiment atau eksperimen lapangan. Penelitian ini melibatkan 50 orang responden.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, dan
penelusuran. Berdasarkan pengujian sampel menggunakan uji-t didapatkan hasil
bahwa thitung < ttabel dengan nilai 1,103 < 1,960 pada taraf signifikansi 0,05 dengan uji
dua arah. Hal ini menunjukkan bahwa WOM tidak berpengaruh terhadap niat
berzakat profesi pada karyawan swasta di Baznas secara signifikan. Niat berzakat
profesi sendiri dipengaruhi oleh motivasi ibadah, motivasi pengetahuan individu
tentang zakat, motivasi pendapatan, dan motivasi kredibilitas lembaga amil zakat.

Kata kunci : Word Of Mouth (WOM), Niat Berzakat, Zakat Profesi, Karyawan

Swasta, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Lembaga Zakat

i

ABSTRACT
Fikry Kautsar Afdloli. The Influence of Word Of Mouth (WOM) Towards The
Paying Zakat Intention Through Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) In Group
of Staff of Private Company (Study at ESQ Group, Jakarta Selatan). Social Studies
Department with Economics Focus. Faculty Tarbiyah and Teaching Science. State
Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta.
The object of the research is zakat of profession. The purpose of the research is to
know the influence of word of mouth (WOM) towards the intention of paying zakat of
profession through Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) in group of staff of private
company. The research took place in ESQ Group, South Jakarta. The research
methods is field experiment. This research involved 50 staff as the respondents. The
collecting data methods are distributing questionnaire, taking interviews, and
searching related references. Based on test using ttest two tailed found result that
tcounting < ttable with scores 1,103 < 1,960 on degrees of error 5% (0,05). The result
shows that WOM doesn’t affect the intention of paying zakat of profession in group of
staff through Baznas significantly. The intention is affected by motivation of faith to

Allah SWT, knowledge of zakat, income, and the credibility of zakat institution.
Keywords : Word of Mouth (WOM), Intention of Paying Zakat, Zakat of
Profession, Staff of Private Company, Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas), Zakat Institution

ii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
karena atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Sholawat serta salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membuka zaman penuh terang benderang ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari dalam perjalanan masa perkuliahan hingga penyelesaian tugas
akhir ini telah banyak pihak yang membantu dan mendukung melalui berbagai cara.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :
1) Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (PIPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3) Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (PIPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4) Drs. Banadjid selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah
memberikan bimbingan dan menerima konsultasi penulis selama perjalanan
perkuliahan
5) Ibu Tri Harjawati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam mendesain penelitian dan menulis
skripsi

serta

selalu

memberikan


semangat

menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini

iii

kepada

penulis

dalam

6) Bapak Sodikin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah
membimbing dan memberikan koreksi redaksional terhadap penulisan skripsi
penulis
7) Dosen-dosen jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) : Bapak
Mochamad Noviadi Nugroho, M.Pd; Ibu Anissa Windarti, M.Sc; Prof. Dr.
Rusmin Tumanggor, MA; Bapak Dr. Nurochim, MM; Ibu Dr. Ulfah Fajarini;
Bapak Andri Noor Andriansyah, M.Pd; Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd; Ibu Cut
Dhien Nourwahida, MA; Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd; Bapak Dr. Muhamad Arif;

dan Ibu Zaharah, M.Ed yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
masa perkuliahan.
8) Seluruh staf tata usaha dan karyawan FITK UIN Jakarta.
9) Ibu Gita selaku Kepala Divisi Sumber Daya Manusia, para dosen, dan seluruh
karyawan di ESQ Group yang telah berpartisipasi penelitian penulis ini.
10) Bapak Mohan selaku Kepala Divisi Penghimpunan Zakat, Bapak Deni
Hidayat selaku Divisi Pendayagunaan Zakat, serta seluruh staf Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat yang telah membantu dan memberikan
informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini
11) Ayahanda Drs. Nuryani, MM dan Ibunda Nurjamilah yang telah mencurahkan
dukungan berupa doa, moral, dan material sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini. Bapak dan Ummi selalu sumber kekuatan Fikry!
12) Paripurna Ridlo Ganjar, Bellia Maula Kamil (Tebe), dan Aisyah Hanum
Azzahra selaku adik-adik penulis yang senantiasa mendoakan, mendukung,
menyemangati perkuliahan, dan menjadi inspirasi penulis. Sukses untuk
pendidikan Tebe dan Ido di Gontor, aamiin!
13) Keluarga Besar Bani Abdullah yang selalu mendoakan kesuksesan penulis
dalam karir pendidikan dan masukan kepada penulis. Terimakasih kepada
terutama Ua Enung, Ci Sari, Neng Wilda, Ua Khotmah, Aa Edi, Teh Ai, Ceu
Lubnah, Salsabila, dan Tante Yani Siregar.

14) Sheila Muria Prihatini, Muhamad Fadilah, Mega Dhaniswara Arifa, Aida Sri
Rahayu, Nita Chairunnisa, Ardhana Erviani, Ikhsan Tila Mahendra, Hanni

iv

Khairunnisa, dan Nurits Nadia Khafiyah yang saling bersilaturahmi, selalu
menyemangati, mendukung, dan mendengarkan cerita penulis. KAL1AN is my
best college friends ever, see you again and again in our glorious future!
15) Seluruh teman kelas 1 A jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Jakarta angkatan
2012
16) Seluruh teman konsentrasi Ekonomi jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta
angkatan 2012 terutama Muhammad Sugih Mukti. Hatur nuhun nya, gih.
Urang patepang deui dina waktos kabagjaan di handap!
17) Senior perkuliahan yang membantu : Anne Soraya Widianingsih (PIPS 2009)
dan Mutia Ulfah (Biologi 2011).
18) Seluruh teman seangkatan 2012 jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. “KITA SAHABAT, KITA SUKSES BERSAMA!”
19) Seluruh rekan kerja di Bimbingan Belajar Education Training (ET) tempat
penulis menerapkan ilmu pendidikan selama perkuliahan : Mr. Suwaman,
Mrs. Meitia Rahmah, Mr. Alfian Gumanti, Mrs. Melly Amelia, Mrs. Ika

Nurmala Evita, Miss Febri Choiriana, Miss Adibah Syatiri, Miss Afriyani
Utomo, Miss Sri Utami, Miss Riska Chairianti, Miss Nurhasanah, Nenek
Enok Susilah, Bude Sari, Mr. Gatra, Miss Yulianingsih, dan Miss Desiana
serta seluruh karyawan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang telah mendukung karir penulis dan membantu proses uji validitas dan
reliabilitas pada skripsi penulis.
20) Triputra Tampubolon, S.E yang telah membantu memberi gambaran
penelitian skripsi, memberi referensi, melayani konsultasi terkait penelitian,
dan mengenalkan penulis pada konsep Word Of Mouth (WOM) dan Niat Beli
(Purchase Intention). Mauliate lae, sai sukses ma Master Hukum Ekonomi UI
kau!
21) Seluruh kru Z Radio 101,2 FM Sawangan, Kota Depok : Babeh Muslich
Akbar selaku Pimpinan, Bang Saiful Rizal, Bang Ufo, Bang Vickri, Pak
Eman, Bang Imam, Bang Doni, Dede Sugiat, Bang Madun Andaresta, Rima
Desinta, Wiwi, dan Suci, serta seluruh kru dan penyiar lainnya.

v

22) Seluruh pengurus Keluarga Besar Padjadjaran Cimande (KBPC) cabang
Bogor Barat : Kang Yusuf Sarwo Edi, Giesky Triantoro, Naya Andini, Anggit

Oktavian, Farid Maulana, Febby Febriansyah, S Dessi Madaniyah, dan Agie
Primalogi serta seluruh anggota yang mendukung perkuliahan penulis.
23) Teman-teman dekat penulis selama SMA yang saling mendoakan, membagi
masukan, dan menyemangati : Tanti Tifany Aulia, Sjafiera Rachmadinta
Hanafiah, Agnesya Cahya Rizkita, Ruliana Fajrin, Hastria Afrina, Intan
Febiantari, Indria Pratiwi, dan Siti Syahmanda Rizki Komalasari.
24) Teman-teman dekat penulis selama SD dan SMP yang selalu saling
mendoakan dan menyemangati : Nurfadhilah Rismadini, Antusia Bara Agni,
Kiki Khairunnisa, dan Elga Septian. Sukses selalu untuk kita semua!
25) Teman-teman dekat penulis di rumah (Bomberman) yang mendukung,
mendengarkan cerita, dan menyemangati penulis : Hadi, Ghany, Bejo, Dede,
Ari, Agung, dan Reza.
26) Teman-teman SMP penulis (Cabe Gurih) yang mendukung dan mendoakan
penulis : Dechniar, Silvy, Kokom, Dana, Dado, Diki, Agis, Tiara, dan Nunu.
27) Teman-teman Program Praktik Keguruan Terpadu (PPKT) MA AlMukhlishin tahun 2016 : Lusy Alfiah dan Didin Rohidin. Sukses selalu untuk
kita, Barakallahu lakum!
28) Seluruh guru dan staf Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin, Ciseeng, Kabupaten
Bogor : Ustadz H. Taufik Hidayat, Lc, S.Pd.I selaku kepala sekolah; Ibu Lilis
Ratnadiana, S.E; Bapak Mad Yusuf, S.Ag; Bapak Eko Nafsuroh; Abi Ir.
Cahya Purnama; Abi Drs. Suparman; Ikro Mullah, Ibu Khoirunnisah, S.Pd.I;

Bapak Muhammad Yuliar, S.Pd.I; yang bukan hanya membantu penulis
melaksanakan magang keguruan namun juga mendukung, mendoakan, dan
menyemangati penulis.
29) Dosen-dosen dan rekan-rekan penulis dalam Program Duta Dewantara FITK
2015 : Miss Yeni, Miss Nurul, Mr. Dadan, Ibu Tita, Mr. Fuad, Dede, Sholeh,
Rendy, Mutiara, Mbak Alya, Widya, Nina, Laila, Mia, Tary, Qiqi, Alpril,
Akma, dan Ami.

vi

30) Seluruh staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Jakarta; Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Jakarta; Perpustakaan
Universitas Katholik Indonesia Atmajaya, Semanggi Jakarta Selatan;
Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat; Perpustakaan Universitas
Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur; Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), Gatot
Subroto, Jakarta Selatan; Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta, Kuningan ,
Jakarta Selatan; Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Perpumda) Gandaria,
Jakarta Selatan; Perpustakaan Iman Jama, Lebak Bulus, Jakarta Selatan;
Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Perpustakaan Universitas

Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, dan Perpustakaan Badan Pusat
Statistik (BPS) Pasar Baru, Jakarta Pusat yang telah membantu penulis
mendapatkan referensi untuk skripsi.
31) Teman-teman seperjuangan jurusan Perencanaan Wilayah Kota dan
Lingkungan Universitas Terbuka (PWKL UT) angkatan 2015.2 yang selalu
mendoakan, membantu, dan menyemangati penulis : Mas Tendi Nurdiansyah,
Muhammad Farhan Kirizy, Setyo Widodo, dan Wike Sinta Oktaria. Matur
suwon. Tahun 2020 kita sarjana planologi ya, Aamiin!
32) Agung Maulana Yusup (FH UPNVJ 2010) dan Mohammad Reza Arief (FE
Telkom University 2010) yang telah menyarankan zakat sebagai objek
penelitian, membantu, dan menyemangati penulis dalam menyusun skripsi.
33) CKC : Angga, Vikri, Dini, Ami, Yuni, Ulanarfin, Wulandary, dan Agam.
34) Serta seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu namun telah
membantu proses penulisan skripsi hingga selesai.
Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya bagi seluruh pihak
yang membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu.
Bogor, 1 Agustus 2016
Fikry Kautsar Afdloli

vii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah……………………………………………… 1
B. Identifikasi masalah…………………………………………………. 8
C. Pembatasan masalah…………………………………………………. 8
D. Perumusan masalah…………………………………………………. 8
E. Tujuan penelitian……………………………………………………. 9
F. Manfaat penelitian…………………………………………………… 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat zakat……………………………………………………….. 10
1. Pengertian zakat………………………………………………… 10
2. Jenis-jenis zakat………………………………………………… 11
3. Prinsip-prinsip zakat…………………………………………… 11
4. Tujuan zakat…………………………………………………… 12
5. Syarat-syarat berzakat………………………………………….. 13
6. Motivasi berzakat………………………………………………. 14
7. Norma penghitungan zakat…………………………………….. 16
B. Hakikat zakat profesi……………………………………………….. 17
1. Pengertian zakat profesi………………………………………… 17
2. Landasan hukum kewajiban zakat profesi……………………… 17
3. Landasan filosofis zakat profesi………………………………... 18

viii

4. Ketentuan nisab zakat profesi………………………………….. 18
5. Waktu membayar zakat profesi………………………………... 18
6. Zakat profesi pada masa Rasulullah SAW…………………….. 19
C. Hakikat Word of Mouth (WOM)…………………………………... 19
1. Pengertian Word of Mouth (WOM)……………………………. 19
2. Jenis-jenis WOM………………………………………………. 20
3. Sumber WOM…………………………………………………. 20
4. WOM dan Social Marketing…………………………………... 22
D. Teori niat berzakat…………………………………………………. 23
1. Definisi niat……………………………………………………. 23
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat………………………... 24
3. Proses pembentukan niat………………………………………..25
4. Pengukuran niat ………………………………………………...25
5. Niat berzakat profesi ……………………………………………25
6. Konsep-konsep prapengambilan keputusan selain niat ……….. 27
E. Hakikat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)…………………….. 28
1. Pengertian Baznas……………………………………………… 28
2. Latar belakang Baznas…………………………………………. 28
3. Hubungan pemerintah dengan zakat…………………………… 29
4. Urgensi membayar zakat ke Baznas…………………………… 29
5. Sosialisasi pengumpulan zakat profesi………………………… 30
6. Bentuk-bentuk distribusi dana zakat di Baznas………………... 31
F. Penelitian yang relevan…………………………………………….. 32
G. Kerangka berpikir………………………………………………….. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian………………………………………. 38
1. Tempat penelitian………………………………………………. 38
2. Agenda penelitian……………………………………………… 38
B. Metode penelitian………………………………………………….. 38
C. Desain penelitian…………………………………………………… 39
D. Populasi dan sampel penelitian…………………………………….. 40

ix

E. Teknik pengumpulan data………………………………………….. 41
F. Instrumen penelitian…………………………………………………42
G. Analisis data………………………………………………………... 44
1. Analisis statistik deskriptif……………………………………... 45
2. Analisis distribusi frekuensi relatif……………………………... 45
3. Analisis korelasi Spearman………………………………………45
4. Uji hipotesis……………………………………………………...46
H. Uji validitas dan reliabilitas data…………………………………..... 47
1. Uji validitas………………………………………………………47
2. Uji reliabilitas…………………………………………………….48
I. Hipotesis statistik…………………………………………………..... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi tempat dan sejarah tempat penelitian……………………... 50
B. Uji validitas dan reliabilitas data…….……………………………… 51
C. Karakteristik responden……………………………………………. ...55
D. Hasil angket penelitian………………………………………………. 58
E. Analisis statistik……………………………………………………… 75
F. Pembahasan hasil penelitian…………………………………………. 77
G. Hambatan penelitian…………………………………………………. 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 81
B. Saran………………………………………………………………… 81
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 83
LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Sumber WOM dan informasi yang diberikan……………………………… 21

Tabel 2.2

Penelitian yang relevan…………………………………………………….. 30

Tabel 3.1

Agenda penelitian………………………………………………………….. 37

Tabel 3.2

Indikator-indikator pernyataan dalam kuesioner…………........................... 42

Tabel 3.3

Indikator-indikator pertanyaan dalam wawancara………………………… 43

Tabel 3.3

Patokan angka korelasi Spearman…………………………………………. 45

Tabel 4.1

Hasil uji validitas…………………………………………………………... 50

Tabel 4.2

Hasil uji reliabilitas………………………………………………………… 53

Tabel 4.3

Umur responden…………………………………………………………… 54

Tabel 4.4

Pekerjaan responden………………………………………………………. 55

Tabel 4.5

Kota kediaman responden…………………………………………………. 56

Tabel 4.6

Tingkat penghasilan responden……………………………………………. 56

Tabel 4.7

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan pertama………. 58

Tabel 4.8

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan kedua………… 59

Tabel 4.9

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan pertama……… 59

Tabel 4.10

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan kedua………... 60

Tabel 4.11

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ketiga………... 61

Tabel 4.12

Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan keempat……... 61

Tabel 4.13

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan pertama………… 62

Tabel 4.14

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kedua…………... 63

Tabel 4.15

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketiga…………… 64

Tabel 4.16

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keempat………… 64

Tabel 4.17

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kelima…………... 65
xi

Tabel 4.18

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keenam…………. 66

Tabel 4.19

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketujuh………….. 67

Tabel 4.20

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kedelapan……….. 68

Tabel 4.21

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesembilan……… 68

Tabel 4.22

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesepuluh……….. 69

Tabel 4.23

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesebelas…………70

Tabel 4.24

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keduabelas……….71

Tabel 4.25

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketigabelas……….71

Tabel 4.26

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keempatbelas…….72

Tabel 4.27

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kelimabelas………73

Tabel 4.28

Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keenambelas……..74

Tabel 4.29

Hasil uji regresi linear sederhana…………………………………………. 75

xii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Kerangka berpikir………………………………………………….. 36

Gambar 3.1

Skema Desain Eksperimen Lapangan……………………………... 39

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di dunia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk
Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa. Empat tahun setelahnya, BPS
mempublikasikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 berdasarkan
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 mencapai 252,16 juta jiwa1.
Sebanyak 207.176.162 jiwa dari jumlah tersebut beragama Islam. dengan
jumlah pemeluk di perkotaan yang diasumsikan oleh penulis berusia
produktif sebanyak 104.528.568 jiwa2. Angka demografi muslimin di
Indonesia tersebut merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara
dengan populasi muslim terbesar di dunia dan jumlah penganut muslim
tersebut merupakan pendukung terwujudnya tujuan perekonomian
nasional yaitu menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia karena
Islam memiliki instrumen relijius dalam menyejahterakan masyarakat
yaitu zakat.
Zakat sendiri merupakan ibadah yang termaktub dalam rukun islam
yang ketiga. Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan sosial dan
ekonomi. Selain memberikan dampak positif bagi spiritual muzaki
(pembayar zakat) yaitu perasaan bahagia dapat berbagi dengan sesama
umat yang belum mampu menolong dirinya sendiri, pengelolaan zakat
yang optimal akan berdampak pada kemakmuran hidup masyarakat.
Individu-individu prasejahtera yang menerima dana zakat secara otomatis
mengalami pertambahan pendapatan yang berdampak pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan indikator pendapatan per
kapita.

1

Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, (Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2014), h.
4
2
Badan Pusat Statistik, http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321 diakses oleh penulis
pada Selasa, 19 Januari 2016 pukul 21:52 WIB

1

Jenis zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.
Zakat fitrah dikeluarkan oleh kaum muslim saat bulan Ramadlan.
Sedangkan zakat mal dibayarkan di segala waktu jika harta seorang
muslim telah mencapai nisab (nilai kecukupan harta untuk dizakatkan).
Sehingga penerimaan zakat mal yang optimal mampu mendukung tujuan
perekonomian nasional yaitu menyejahterakan seluruh masyarakat
Indonesia melalui program pengentasan kemiskinan dan masalah ekonomi
rakyat lainnya di waktu kapan pun. Dana zakat mal yang terkumpul di
lembaga zakat nasional kemudian didistribusikan untuk membiayai
kesejahteraan orang-orang yang tergolong sebagai ashnaf yaitu kategori
orang-orang yang berhak menyandang dana zakat

dalam suatu

pemerintahan. Orang-orang yang tergolong ashnaf adalah fakir, miskin,
orang yang tidak mampu membayar utang, budak, orang yang berjuang di
jalan Allah, musafir, muallaf, dan amil. Para ashnaf yang dijelaskan
Alquran dan orang-orang yang menjadi tanggungan negara secara garis
besar memiliki kesamaan yaitu kaum dhuafa atau lemah secara ekonomi
seperti fakir, miskin, orang yang berutang untuk menghidupi keluarganya,
dan relawan dalam kegiatan kebajikan. Melalui wahana penyaluran zakat
dari lembaga zakat nasional, para ashnaf yang disebutkan di atas akan
mengalami peningkatan pendapatan yang sejalan dengan peningkatan
kesejahteraan mereka. Jika para mustahik (penerima zakat) tersebut
terbiayai beban hidup mereka, maka tujuan perekonomian nasional
tercapai.
Kuantitas muslimin Indonesia yang dituliskan di alinea pertama
berpotensi mengumpulkan zakat mal tidak kurang dari Rp 217 triliun atau
3,40% dari Produk Domestik Bruto (PDB)3 pertahun berdasarkan
kolaborasi riset antara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan
Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) pada
awal tahun 2011 dengan menggunakan data yang diolah dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) dan institusi
lain yang relevan seperti Bank Indonesia.
“Potensi Zakat Nasional”, Majalah Zakat, Maret-April 2013, h.6

3

2

Penelitian-penelitian tentang potensi zakat tahun-tahun sebelumnya
juga mengungkapkan angka-angka yang fantastis. Riset dari Monzer Kahf
pada tahun 1989 menyatakan bahwa potensi zakat di Indonesia mencapai
2% dari PDB atau sekitar Rp100 triliun. Riset berikutnya berasal dari
Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2005, potensi zakat nasional mencapai angka
Rp19,3 triliun. Riset-riset tersebut menunjukkan potensi zakat di negara
populasi muslim terbesar ini memang luar biasa yang dapat dimanfaatkan
untuk menguatkan umat Islam terutama di bidang ekonomi seperti
pengentasan kemiskinan dan kefakiran masyarakat khususnya di kalangan
umat Islam, serta kemaslahatan umat lainnya yang memerlukan dana yang
cukup besar.
Dalam potensi zakat nasional di atas, menurut Mustikorini
Indrijatiningrum, bahwa salah satu potensi zakat (mal) di Indonesia adalah
zakat

penghasilan

atau

profesi.

Pertimbangannya,

karena

zakat

penghasilan atau profesi yang dipungut dari lebih dari 42 juta penduduk
Indonesia bermata pencaharian sebagai pegawai, buruh, dan karyawan
(berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional/Sakernas bulan Agustus
2014)4 dapat menjadi sumber pendanaan yang cukup besar, bersifat tetap,
dan rutin. Oleh karena itu, jika zakat digali dari sumber penghasilan dan
profesi tersebut, maka dimungkinkan dapat meningkatkan perekonomian
bangsa.5
Adapun keutamaan zakat dinyatakan oleh Allah SWT dalam
firman-Nya :

َ‫ّ م ْخ ِصِ ينَ لهَ ال ّدين‬
ََ ‫ما أمِر ا إِا لِيعْ بد ا‬

4

Badan Pusat Statistik, http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/971 diakses oleh penulis pada hari
Minggu, 3 April 2016 pukul 15:38 WIB
5
Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi dan Solusinya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2010), h.53-54

3

6

َ ‫حنفاءَ ي ِيم ا الصَاةَ ي ْؤت ا‬
َ‫الزكاةَ ذلِ َ دِينَ ْال يّم ِة‬

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
SWT dengan memurnikan ketaatannya dalam menjalankan agama yang
lurus dan supaya mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang
demikian itulah agama yang lurus”. (QS Al-Bayyinah : 5)
Berzakat sebagai kewajiban sosial bagi masyarakat muslim untuk
menjadi keluarga besar dalam meredam kesukaran hidup7 kaum dhuafa
merupakan salah satu cara individu muslim memurnikan dan meluruskan
keimanannya.
Macam-macam zakat mal yang dapat berkontribusi dalam
mereduksi kesulitan hidup kaum dhuafa meliputi zakat hasil perniagaan,
zakat hasil perkebunan, zakat hasil pertanian, zakat hasil kehutanan, zakat
uang, zakat emas, zakat perak, zakat benda berharga, zakat uang, zakat
barang temuan yang bernilai (rikaz), dan zakat penghasilan atau zakat
profesi.
Potensi zakat profesi sendiri di Indonesia di atas melukiskan kesan
luar biasa mengingat banyak masyarakat di negara ini yang bermata
pencaharian sebagai karyawan. Namun permasalahan ekonomi makro
ditinjau dari indikator kesejahteraan rakyat seperti kemiskinan dan
pengangguran mengalami tren penurunan secara kuantitatif namun jumlah
penduduk miskin dan penganggur masih tergolong tinggi. BPS merilis
jumlah penduduk miskin tahun 2014 berjumlah 28,28 juta jiwa atau
11,25% dari jumlah penduduk.8 Jumlah penganggur di Indonesia pada
Februari 2014 sebanyak 260 ribu orang. Jumlah tersebut diklaim secara
kuantitatif oleh BPS sebagai penurunan karena berkurang 50 ribu orang
dibandingkan Februari tahun sebelumnya.9

6

https://islamagamauniversal.wordpress.com/db_cover/e_qs_098/ diakses oleh penulis pada hari
Senin, 7 Maret 2016 pukul 22:01 WIB
7
Rukun-islam.com diakses oleh penulis pada hari Minggu, 28 Februari 2016 pukul 09:46 WIB
8
Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, h. 104
9
Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, h. 68

4

Masalah-masalah ekonomi makro di atas dan masalah masyarakat
yang berkaitan dengan ekonomi mampu diatasi dengan potensi dana zakat
mal terutama zakat profesi yang terhimpun di satu lembaga zakat resmi
pemerintah yaitu Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Badan yang
dibentuk oleh pemerintah pusat tersebut yang mengurusi sistem zakat mal
di

Indonesia

agar

tercipta

pemungutan,

pendayagunaan,

dan

pendistribusian zakat mal yang tepat sasaran melalui program-program
pembiayaan yang produktif kepada mustahik seluruh Indonesia.
Namun, dana zakat yang dihimpun oleh Baznas dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ) yang melaporkan penerimaan zakatnya ke Baznas baru
meraih Rp2,6 triliun pertahun, padahal jika dilihat dari potensi zakat
nasional harusnya diperoleh sebesar Rp 217 triliun. Maka, angka
penerimaan zakat di atas baru sekitar 1% dari potensi zakat nasional.
Angka penerimaan tersebut masih jauh dari potensinya. Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada
2010 pada populasi masyarakat Jabodetabek yang diasumsikan sebagai
daerah urbanisasi tertinggi di Indonesia, kesenjangan antara potensi dan
penerimaan zakat mal terjadi karena banyak masyarakat di Jabodetabek
belum mengetahui tentang jenis-jenis zakat mal terlebih lagi zakat profesi.
Kalau

pun

sudah

mengetahui,

namun

mereka

mengaku

tidak

menunaikannya, dengan alasan belum percaya pada pengelolaan zakat
yang sudah ada.10 Jika potensi zakat mal belum terkumpul secara
komprehensif di satu instansi zakat yang ditunjuk oleh pemerintah karena
kesadaran masyarakat untuk berzakat mal masih kurang, wajar bila
masalah-masalah kesejahteraan rakyat sebagai target pengentasan yang
dilakukan oleh Baznas masih tinggi. Memecahkan masalah-masalah
ekonomi umat memang membutuhkan dana yang amat besar dan dana
tersebut dapat diperoleh melalui zakat mal dari seluruh umat yang
memenuhi syarat.

10

Komunitas Amam https://komunitasamam.wordpress.com/2010/11/30/zakat-mall-vs-zakatmaal/ diakses oleh penulis pada hari Senin, 24 Agustus 2015 pukul 22:33 WIB

5

Rendahnya kesadaran masyarakat di atas adalah kurangnya
sosialiasi tentang cara berzakat mal yang benar. Menunaikan zakat mal
yang benar sesuai dengan tuntunan Alquran adalah melalui amil sesuai
dengan firman-Nya berikut ini:

َۖ َْ ِ ‫ل ع ْي‬
َّ ‫خ َْذ مِنَْ أمْ الِ ِ َْ صدقةَ تط ّره َْ تز ّكي ِ َْ ِب ا ص‬
َۖ َ ‫ّ سمِيعَ ع ِي‬
ََ َۖ ‫ن‬
َ ‫إِنََ صات َ همَْ سك‬
“Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS At-Taubah : 103)
Allah SWT secara tersirat memerintahkan ulil amri (pemerintah)
sebagai wakil-Nya menegakkan keadilan di muka bumi untuk mengambil
zakat dari kaum muslimin. Di Indonesia, Amil yang ditunjuk oleh ulil
amri (pemerintah) adalah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Berzakat
mal salah satunya berzakat profesi melalui Baznas menjadi penting karena
lembaga ini menghimpun dana zakat untuk kemaslahatan umat Islam
terutama pada keperluan umat yang membutuhkan sokongan dana besar.
Selain kurangnya kesadaran masyarakat untuk berzakat dengan
cara yang benar, niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan
karyawan swasta. Hal ini ditunjukkan oleh penerimaan zakat yang
diperoleh Baznas masih rendah padahal banyak perusahaan swasta berdiri
di Indonesia dan memperkerjakan banyak karyawan. Jika karyawan swasta
turut membayar zakat profesi maka penerimaan zakat yang diterima oleh
Baznas tidak lagi rendah.
Sosialisasi tentang kesadaran berzakat profesi melalui LAZ
nasional yaitu Baznas pada kalangan karyawan swasta merupakan solusi
untuk mengatasi masalah di atas. Salah satu bentuk sosialisasi yang
berindikasi persuasif adalah word of mouth (WOM). Menurut Sumardy,
WOM merupakan “the act of consumers providing information to other
consumers” yang berarti bahwa WOM adalah perilaku konsumen untuk

6

menyampaikan informasi kepada konsumen lain.11 Sedangkan menurut
Putra, WOM adalah bagaimana komunikasi yang disampaikan seseorang
tanpa bermaksud memberi rekomendasi atau promosi, tentang faktorfaktor positif dan negatif suatu produk yang mempengaruhi niat beli
konsumen yang mendengarnya.12 Jadi, WOM merupakan hasrat seseorang
untuk menyatakan pengalaman menggunakan produk (barang atau jasa)
kepada orang lain. Dalam hal ini produk yang dibahas adalah zakat
profesi. Berdasarkan asumsi penulis yang merujuk pada definisi-definisi di
atas, informasi terkait berzakat profesi dari muzaki yang pernah
menunaikannya di Baznas dapat mempengaruhi niat muslimin untuk
berzakat di institusi tersebut. Namun, masyarakat belum mengetahui
WOM terkait zakat profesi di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat
berzakat penghasilan.
Beberapa peneliti yang mengkaji tentang zakat, WOM, dan Baznas
adalah oleh Satyarini13, Putra, Amini14, Kumala15, Suherman16 dan Hadi17.
Berdasarkan temuan para peneliti di atas, penulis menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh WOM terhadap niat menggunakan suatu produk.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Word of Mouth (WOM)
terhadap Niat Berzakat Profesi pada Karyawan Swasta di Badan
Amil Zakat Nasional (Studi di ESQ Group Jakarta Selatan)”
11

Sumardy, Marlin Silviana, Melina Melone, Rest In Peace Advertising : Killed by the Power of
Word of Mouth Marketing. (Jakarta : Gramedia, 2011), h.67
12
Tri Putra, Analisis Perbedaan Niat Beli Konsumen Pria dan Konsumen Wanita Akan Produk
Crocs, Sebelum dan Setelah Discount 70% dan Negative WOM (Studi Pada Mahasiswa/I S1
Unpar). Skripsi pada Universitas Katolik Parahyangan 2012. Tidak dipublikasikan, h.11
13
Nurseha Satyarini, Efektivitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Melalui Payroll System Pada
BAZIS DKI Jakarta , Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah. 2015. Tidak dipublikasikan.
14
Farah Amini, Hubungan Kepribadian, Persepsi, Dan Terpaan Kampanye Komunikasi Dengan
Perilaku Word of Mouth (Survey terhadap perilaku word of mouth tentang kondom di
kalangan remaja di Jakarta) , Tesis pada Universitas Indonesia. 2004. Tidak dipublikasikan.
15
Octaviantika Benazir Kumala, Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada
Tune Hotels Kuta-Bali, Skripsi pada Universitas Indonesia. 2012. Tidak Dipublikasikan.
16
Pratama Suherman, Analisis Pengaruh Efektifitas Iklan Internet dan Kelompok Referensi
Terhadap Persepsi Kualitas dan Dampaknya Terhadap Niat Beli Produk Blackberry, Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan.
17
Muhammad Hadi, “Implementasi Zakat Profesi Di Tulung Agung”, penelitian kualitatif di dalam
buku Problematika Zakat Profesi dan Solusinya, 2010.

7

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tergolong tinggi.
2. Dana zakat yang dihimpun oleh Baznas dan Lembaga Amil Zakat
(LAZ) baru sekitar Rp 2,6 triliun pertahun, padahal jika dilihat dari
potensi zakat nasional harusnya diperoleh sebesar Rp 217 triliun.
3. Kesenjangan antara potensi dan penerimaan zakat mal terjadi karena
banyak masyarakat di Jabodetabek belum mengetahui tentang jenisjenis zakat mal terlebih lagi zakat profesi. Kalau pun sudah
mengetahui, mereka mengaku tidak menunaikannya, dengan alasan
belum percaya pada pengelolaan zakat yang sudah ada.
4. Kurangnya sosialisasi tentang cara berzakat mal yang benar.
5. Niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan karyawan
swasta.
6. Masyarakat belum mengetahui WOM terkait zakat profesi /
penghasilan di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat berzakat
penghasilan.

C. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
membatasi masalah yaitu
1. Kurangnya sosialisasi tentang cara berzakat mal yang benar.
2. Niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan karyawan
swasta.
3. Masyarakat belum mengetahui WOM terkait zakat profesi /
penghasilan

di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat berzakat

penghasilan.

D. Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, penulis
merumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh word of mouth (WOM)

8

terhadap niat orang untuk berzakat profesi di Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas)?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh WOM
terhadap niat berzakat profesi di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

F. Manfaat penelitian
Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis yang diharapkan adalah menambah khazanah
pengetahuan mengenai pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi
di Baznas.

Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
a. Bagi Baznas dan lembaga zakat
Penelitian ini dapat menjadi literatur dan acuan evaluasi dalam
mensosialisasikan zakat profesi di kalangan masyarakat.
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai penyaluran zakat profesi yang dilaksanakan oleh Baznas
dan masyarakat dapat menyalurkan zakatnya pada institusi
penghimpun dana umat muslim Indonesia ini.
c. Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah pusat
dalam mengevaluasi kebijakan tentang zakat khususnya zakat
penghasilan/profesi.
d. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam
penyediaan fasilitas berzakat profesi bagi karyawan swasta yang
beragama Islam.

9

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat zakat
1. Pengertian zakat
Kata zakat berasal dari kata zaka dalam Bahasa Arab yang artinya
tumbuh dengan subur. Jika arti tersebut dihubungkan dengan harta,
maka menurut ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh
berkembang, bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan
bagi hidup dan kehidupan yang punya). Berdasarkan makna tersebut,
zakat merupakan bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap
muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan
syarat-syarat tertentu pula.1
Menurut KBBI, zakat menurut KBBI berarti jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan
kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak;
salah satu rukun Islam yang mengatur harta yang wajib dikeluarkan
kepada mustahik.2
Menurut UU no. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan
usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan syariat Islam.
Beberapa ilmuwan mengemukakan bahwa zakat adalah landasan
ekonomi islam, zakat adalah salah satu dari rukun Islam, kewajiban
dalam beragama Islam. Zakat dianggap sebagai sistem pokok
kesejahteraan masyarakat, bentuk kepedulian kepada orang-orang
yang membutuhkan dalam masyarakat melalui pendistribusian

1
2

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI Press, 1998), h. 42
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
1988), h. 1017

10

pendapatan orang-orang yang memiliki harta yang mencukupi. Zakat
juga bisa disebut sebagai pajak agama.3
Berdasarkan definisi-definisi di atas, zakat adalah ibadah yang
termasuk dalam rukun Islam berupa kewajiban individu muslim
memberikan harta untuk menyejahterakan golongan orang yang telah
ditetapkan oleh syariah untuk menerimanya.

2. Jenis-jenis zakat
Zakat memiliki dua varian yaitu :
a. Zakat fitrah
Zakat fitrah adalah pengeluaran wajib yang dilakukan oleh setiap
muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang
wajar pada malam dan hari raya Idul fitri.
b. Zakat mal
Zakat mal atau zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan
seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk
golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka
waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.4 Menurut UU no.
23 tahun 2011 pasal 4 ayat 2 dan 3, zakat mal meliputi emas,
perak, dan logam mulia lainnya; uang dan surat berharga lainnya;
perniagaan; pertanian, perkebunan, dan kehutanan; peternakan dan
perikanan; pertambangan; perindustrian; pendapatan (penghasilan)
dan jasa; dan rikaz merupakan harta yang dimiliki oleh muzaki
perseorangan atau badan usaha.
3. Prinsip-prinsip zakat
Menurut M.A Mannan dalam bukunya Islamic Economics : Theory
and Practice, zakat mempunyai enam prinsip, yaitu :
a. Prinsip keyakinan (faith)
Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang
membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan
3

Ibrahim Warde, Islamic Finance in the Global Economy, (Edinburgh : Edinburgh University
Press, 2010), h. 186-187
4
Mohammad Daud Ali, h. 42

11

salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau orang
yang bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa
sempurna ibadahnya.
b. Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan (justice)
Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan
tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah
diberikan Allah SWT kepada umat manusia.
c. Prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan
Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat
memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah
menghasilkan produk tertentu. Hasil produksi tersebut hanya dapat
dipungut setelah lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan
ukuran normal memperoleh hasil tertentu.
d. Prinsip nalar (reason)
Prinsip nalar adalah alasan pribadi untuk menunaikan zakat.
e. Prinsip kebebasan (freedom)
Prinsip ini menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang
yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa
mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk
kepentingan bersama.
f. Prinsip etik (ethic) dan kewajaran
Prinsip ini menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta secara
semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkannya.5
4. Tujuan zakat
Tujuan-tujuan zakat, antara lain :
a. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya ke luar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya.
c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat
Islam dan manusia pada umumnya.
5

Mohammad Daud Ali, h.39-40

12

d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta.
e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
orang-orang miskin.
f. Menjembatani jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin
dalam suatu masyarakat.
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,
terutama pada mereka yang mempunyai harta.
h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
i. Sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mencapai keadilan
sosial.6
5. Syarat-syarat berzakat
Berdasarkan prinsip etik bahwa zakat tidak dipungut sembarangan,
seorang muslim dapat berzakat jika memenuhi beberapa syarat berikut:
a. Pemilikan yang pasti
Syarat ini berarti bahwa harta yang dimiliki mutlak berada dalam
kekuasaan pemegang harta tersebut.
b. Berkembang
Harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunnatullah
maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia.
c. Melebihi kebutuhan pokok
Harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok
yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar
sebagai manusia.
d. Mencapai nisab
Nisab adalah jumlah minimal harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya. Jika jumlah harta yang dipunyai mencapai nisab sesuai
yang disyariatkan, maka pemilik harta wajib menunaikan zakatnya
sesuai dengan norma penghitungan berdasarkan syariat.
e. Mencapai haul

6

Mohammad Daud Ali, h.40

13

Harta yang mencapai haul adalah harta yang telah mencapai waktu
tertentu pengeluaran zakat, biasanya dua belas (12) bulan atau
setiap kali setelah menuai atau panen.7
6. Motivasi berzakat
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan
dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan
atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya.8
Begitu juga dengan niat atau motivasi berzakat. Berdasarkan tesis
karya Lusiana Kanji, H. Abd. Hamid Habbe dan Mediaty yang
berjudul “Faktor-Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat”,
terdapat lima faktor motivasi yang mempengaruhi keputusan berzakat
secara positif dan signifikan yaitu ibadah, pengetahuan berzakat, harta
kekayaan atau pendapatan, peran ulama, dan kredibilitas lembaga amil
zakat.
a. Motivasi ibadah
Ibadah merupakan tuntutan atas akidah yang dimiliki oleh
setiap muslim yang secara syariat memenuhi kriteria sebagai wajib
zakat, terdorong dengan ikhlas untuk mengeluarkan zakat, karena
ingin membantu saudara yang membutuhkan dan mendapatkan
kebahagiaan melalui ridho Allah SWT. Uraian di atas sejalan
dengan pernyataan Hasanuri dalam tesisnya yang berjudul
“Pemberdayaan Zakat bagi Pengembangan Ekonomi Ummat”
bahwa seseorang termotivasi untuk membayar zakat karena :
1) Membayar zakat merupakan simbol dari keimanan
seseorang
2) Membayar zakat adalah merupakan simbol ketaqwaan

7
8

Mohammad Daud Ali, h.41
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2008), h.1

14

3) Membayar zakat adalah merupakan simbol kebersihan dan
kesucian jiwa
b. Motivasi pengetahuan berzakat
Variabel pengetahuan berzakat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi membayar zakat. Pernyataan di atas
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mohd Ali dalam
jurnal berjudul “Kesadaran Membayar Zakat Pendapatan
dikalangan Kakitangan Universitas Kebangsaan Malaysia”
bahwa semakin tinggi tingkat keimanan dan pengetahuan zakat
individu muslim akan lebih cenderung untuk membayar zakat.
c. Motivasi harta kekayaan atau pendapatan
Harta kekayaan atau pendapatan muzaki berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi membayar zakat dan
besarnya nilai zakat. Jika ada kenaikan harta atau pendapatan dapat
mempengaruhi peningkatan jumlah zakat yang akan dikeluarkan
berikutnya. Pernyataan di atas sesuai dengan teori konsumsi yang
menerangkan
mempengaruhi

bahwa

kenaikan

pengeluaran

jumlah

seseorang,

pendapatan

baik

dalam

akan
bentuk

konsumsi maupun tabungan, termasuk dalam bentuk zakat.
d. Motivasi peran ulama
Peran ulama dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
motivasi masyarakat dalam membayar zakat. Peran ulama dalam
mensosialisasikan zakat di tengah-tengah masyarakat masih
diperlukan karena suara ulama masih didengar oleh masyarakat,
petuahnya

masih

dijadikan

sandaran

dan

pegangan

oleh

masyarakat, disamping itu ulama memiliki jamaah tersendiri. Para
ulama dapat menjelaskan kepada masyarakat bahwa ajaran
muamalah maliyah harus dihidupkan kembali sesuai dengan
syariah Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
e. Motivasi kredibilitas lembaga amil zakat
Rasa aman akan memantapkan hati muzaki membayar
zakat ke lembaga amil zakat. Hal ini sejalan dengan teori

15

kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow bahwa rasa aman
merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap
manusia.

Tingginya

tingkat

kepercayaan

muzaki

terhadap

kredibilitas lembaga amil zakat akan mempengaruhi motivasi
membayar zakat. Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Zoel Dirga tentang “Analisis Faktor-Faktor
Motivasi

yang

Berpengaruh

Terhadap

Keputusan

Muzaki

Membayar Zakat”. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa responden mengaku lebih senang dan aman menyalurkan
zakatnya di lembaga amil zakat karena bisa lebih tepat guna.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, motivasi kredibilitas
lembaga amil zakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi membayar zakat.9
7. Norma penghitungan zakat
a. Zakat fitrah
Zakat fitrah ini adalah makanan pokok seperti gandum,
beras, atau lainnya yang