PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN BMC.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangPenelitian ... 1

1.2RumusanMasalah ... 9

1.3TujuanPenelitian ... 9

1.4KegunaanPenelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka ... 11

2.1.1 KonsepPariwisatadanFood and Beverage ... 11

2.1.1.1 KonsepPariwisata ... 11

2.1.1.2 KonsepFood and Beverage ... 13

2.2 Word Of MouthBagiandariHospitality and Tourism Marketing ... 17


(2)

2.1.2.2BauranPemasaran ... 20

2.1.1.4 BauranPromosi (Promotion Mix) ... 25

2.1.1.5 Word Of Mouth ... 27

2.1.1.5 DimensiWord Of Mouth ... 29

2.3KeputusanPembelian ... 30

2.4OrisinalitasPenelitian ... 40

2.5KerangkaPemikiran ... 42

2.6Hipotesis ... 48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian ... 50

3.2 MetodePenelitian... 50

3.2.1 JenisPenelitiandanMetode yang Digunakan ... 50

3.2.2 OperasionalVariabel ... 50

3.2.3 JenisdanSumber Data ... 55

3.2.4 PopulasidanSampel ... 56

3.2.4.1 Populasi ... 56

3.2.4.2 Sampel ... 57

3.2.5 Teknik Sampling ... 58

3.2.6 TeknikPengumpulan Data ... 59

3.2.7 HasilPengujianValiditasdanReliabilitas ... 60

3.2.7.1 PengujianValiditas ... 61

3.2.7.2 PengujianReliabilitas ... 64

3.2.8 RancanganTeknikAnalisi Data ... 66

3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif ... 66

3.2.8.2 Analisis Data Verikatif ... 67

3.2.8.3 RancanganUjiAsumsiRegresiBerganda ... 70

3.2.8.4 PengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Profil Perusahaan danResponden ... 74


(3)

4.1.1 Profil Perusahaan ... 74

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 74

4.1.1.2 SejarahSingkat Perusahaan ... 75

4.1.1.3Produk yang Ditawarkan ... 76

4.1.2 ProfilRespondenRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 79

4.1.2.1 JenisRespondenberdasarkanJenisKelamindanUsia ... 779

4.1.2.2 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPendidikandan Pekerjaan ... 80

4.1.2.3 JenisRespondenberdasarkanberdasarkan Daerah Asaldan Pendapatan ... 81 .

4.1.2.4 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPengalaman ... 82

4.2 PelaksanaanWord of Mouth di Restoran BMC (BandoengscheMelks- Centrale) ... 84

4.2.1 DimensiCognitive Content ... 85

4.2.2 DimensiRichness of Content ... 86

4.2.3 DimensiStrenght of Delivery ... 88

4.2.4 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapWord of Mouth diRestoranBMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 89

4.3 TanggapanKeputusanPembelian di Restoran BMC (Bandoengsche- MelksCentrale) ... 91

4.3.1 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProdukatauJasa ... 92

4.3.2 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanBrand ... 93

4.3.3 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94

4.3.4 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95

4.3.5 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanJumlahPembelian ... 96

4.3.6 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanMetodePembayaran ... 97

4.3.7 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapKeputusan PembeliandiRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 99 4.4 Pengaruhword of mouthTerhadapKeputusanPembelian di Restoran BMC


(4)

(BandoengscheMelksCentrale) ... 101

4.4.1 HasilUjiAsumsiRegresi ... 101

4.4.1.1 HasilUjiNormalitas ... 101

4.4.1.2 HasilUjiMultikolinearitas ... 103

4.4.1.3 HasilUjiHeteroskedastisitas ... 104

4.4.1.4 HasilPengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 105

4.4.1.5 Pengujian ANOVA (Uji F) ... 106

4.4.1.6 UjiSignifikansiSecaraParsial (Uji T) ... 107

4.4.1.7 Model PersamaanRegresiBergandaPengaruhWord of Mouth TerhadapKeputusanPembelian ... 109

4.5 ImplikasiHasilTemuanPenelitian ... 110

4.51 TemuanBersifatTeoritik ... 110

4.5.2 Temuan Bersifat Empirik ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Rekomendasi ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel JudulTabel Hal

1.1 Data KunjunganWisatawanKe Kota Bandung Tahun 2010-2014 ... 2

1.2 Data Restoran, RumahMakandan Bar di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... 3

1.3 JumlahPembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013 ... 5

1.4 JumlahPendapatanRestoran BMC Tahun2010-2013 ... 5

1.5 HasilPra-Survey KonsumenRestoran BMC ... 8

2.1 DefinisPemasaranMenurut Para Ahli ... 18

2.2 DefinisiBauranPemasaranMenurut Para Ahli ... 20

2.3 Expended Marketing Mix For Services ... 21

2.4 DefinisiWord Of MouthMenurut Para Ahli ... 27

2.5 OrisinalitasPenelitian ... 41

3.1 OperasionalVariabelPenelitian ... 52

3.2 JenisdanSumber Data ... 56

3.3 HasilUjiValiditasInstrumenPenelitian ... 62

3.4 HasilPengujianReliabilitasPenelitian ... 66

3.5 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 71

4.1 Daftar Menu Restoran BMC ... 77

4.2 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkanJenis KelamindanUsia ... 79

4.3 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkan PendidikanTerakhirdanPekerjaan ... 80


(6)

4.4 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkan

4.5 DaerahAsaldanPendapatan ... 81

4.5 TanggapanRespondenTerhadapCognitive Content ... 85

4.6 TanggapanRespondenTerhadapRichness of Content ... 86

4.7 TanggapanRespondenTerhadapStrenght of Delivery ... 88

4.8 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapWord Of Mouth di RestoranBMC ... 89

4.9 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProduk/Jasa ... 92

4.10 TanggapanRespondenTerhadapPemilianBrand ... 93

4.11 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94

4.12 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95

4.13 TanggapanRespondenTerhadapJumlahPembelian ... 97

4.14 TanggapanRespondenTerhadapMetodePembayaran ... 98

4.15 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapKeputusanPembelian ... 99

4.16 HasilUjiMultikolinearitas ... 104

4.17 Output PengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusanPembelian ... 106

4.18 HasilOutput Anova ... 107


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar JudulGambar Hal

2.1 KonsepPemasaran ... 19

2.2 Proses KeputusanPembelian ... 31

2.3 Langkah-langkahAntaraEvaluasiAlternatifdanKeputusan Pembelian ... 33

2.4 Proses PengambilanKeputusanKonsumen... 35

2.5 KerangkaPemikiranPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 47

2.6 ParadigmaPenelitianPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 48

3.1 RegresiBerganda ... 69

4.1 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 82

4.2 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 83

4.3 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 84

4.4 GarisKontinumWord Of MouthRestoran BMC ... 91

4.5 GarisKontiniumKeputusanPembelianRestoran BMC ... 101

4.6 Histogram Dependent VariabelKeputusanPembelian ... 102

4.7 Normal Probability Plot ... 103


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sektor pariwisata telah menjadi industri yang sangat prospektif dan kompetitif di abad 21 ini.Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa kemajuan teknologi serta semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan mobilitas wisatawan internasional dari tahun ke tahun menjadi sangat pesat. Saat ini pariwisata merupakan salah satu trend yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, karena bisa dinikmati oleh semua kalangan meski dalam apresiasi dan budget yang berbeda. Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah berbagai

persepsi manusia dalam memandang kegiatan pariwisata. “Globalisasi menyebabkan

terjadinya keterkaitan antara negara dan saling pengaruh dan mempengaruhi serta terjadinya saling tukar menukar dan berbagi (sharing) berbagai sisi kehidupan manusia terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi, termasuk

dalam hal industri pariwisata” (www.cetak.kompas.com, diakses tanggal 5 Februari 2014).

Sektor pariwisata di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan karena Indonesia menjadi salah satu destinasi yang menarik bagi wisatawan, hal itu disebabkan Indonesia merupakan sebuah Negara yang sangat kaya dengan beragam tradisi, budaya dan produk kuliner. Dengan memiliki lebih dari 13000 pulau, 33 provinsi, lebih dari 700 bahasa dan beragam budaya maka akan memperkaya pula aneka kuliner yang ada di Indonesia. Kekayaan Indonesia dalam bidang makanan (kuliner) ditandai dengan beragamnya jenis masakan dengan citarasa dan sajian khas yang berbeda di setiap daerah. Menurut Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), “Kuliner Nusantara layak menjadi raja kuliner dunia karena sumber daya alam Indonesia yang berupa aneka hasil tanaman pangan telah membuat seni dapur Indonesia menjadi kaya, unik, dan menakjubkan. Bumi Nusantara sebagai


(10)

asal dari hampir semua bumbu telah memiliki kuliner yang sangat kaya.Letak geografi dan jalur perdagangan rempah dunia dari waktu ke waktu juga ikut membentuk kuliner Nusantara. Sehingga penggunaan bumbu dan cara memasak di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh budaya dari China, India, Timur Tengah, dan

Eropa” (www.antaranews.com, diakses tanggal 5 Februari 2014 jam 21.00). Seiring dengan perkembangan yang ada makanan beralih fungsi sebagai salah satu kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan manusia, tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja.Menurut survey dari The Nielsen Company menyatakan bahwa “44% dari orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di restoran. Kegiatan ini semata-mata dilakukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, melainkan lebih kepada sosialisasi. Frekuensi makan di luar rumah mencerminkan budaya lokal”.

Sejalan dengan berkembangnya tren wisata kuliner maka munculah pusat-pusat wisata kuliner diberbagai kawasan Indonesia, salah satunya adalah di kota Bandung. Kota Bandung sebagaitempat berhawa sejuk merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang banyak menarik wisatawan. Kota yang dikenal sebagai “Paris van

Java” ini menawarkan beragam keelokan wisata, wisata fashion dan wisata kuliner. Pesatnya perkembangan bidang usaha kuliner dikota Bandung menjadikan salah satu alasan para wisatawan semakin banyak yang datang ke kota Bandung untuk menghabiskan waktu liburannya. Berikut adalah Tabel 1.1 akan memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kota Bandung tahun 2010-2014 :

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG MELALUI PINTU MASUK BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA

TAHUN 2010-2014

Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

2010 90.278 -

2011 115.285 27,6 %

2012 146.736 27,2 %

2013 176.318 20,1 %

2014* 65.770 -

*Jumlah sampai bulan April 2014


(11)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke kota bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan wisatawan. Pada tahun 2011 total wisatawan yang datang mengalami peningkatan yang cukup besar, dari total wisatawan tahun 2010 sebanyak 90.278 naik menjadi 115.285 pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan wisatawan yang cukup besar juga yaitu menjadi 146.736 wisatawan. Di tahun 2013 terjadi kenaikan wisatawan lagi menjadi 176.318 wisatawan. Dan pada tahun 2014, dari bulan Januari-April kunjungan wisatawan sebesar 65.770 kunjungan.

Kota Bandung terus meningkatkan bisnis di dunia pariwisata. Dengan banyaknya sejumlah usaha pariwisata di Kota Bandung diharapkan dapat menjadi pemicu pergerakan kepariwisataan di Kota Bandung. Tanpa bermaksud mengesampingkan industri lain, diantara berbagai industri pariwisata lainnya, peranan yang dimiliki oleh industri restoran terhadap industri pariwisata cukup besar. Peranan tersebut berupa jasa atau penyediaan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang kedaerah wisata. Setiap orang yang sedang melakukan wisata (wisatawan) pasti membutuhkan makanan dan minuman selama ia berada di daerah tujuan wisata tersebut. Mereka akan mencari restoran yang baik untuk dikunjungi. Menurut Suarthana (2006:23) restoran adalah “tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan

dan minuman untuk umum di tempat usahanya”. Bandung merupakan tempat yang

banyak menyajikan berbagai macam makanan dan minuman di mulai dari makanan dan minuman tradisional hingga modern. Bandung juga merupakan salah satu daerah yang berpotensi besar dalam pengembangan industri restoran. Berikut ini adalah data restoran yang ada di Kota Bandung :

TABEL 1.2

DATA RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009-2013

No. Jenis Restoran Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Restoran Talam

Kencana - - - - 1


(12)

3. Restoran Talam

Gangsa 108 116 121 141 166

4. Restoran Waralaba 39 40 40 42 46

5. Bar 5 9 9 12 12

6. Rumah Makan A 16 17 17 30 35

7. Rumah Makan B 68 93 93 123 145

8. Rumah Makan C 62 135 135 150 157

Jumlah 309 422 422 524 629

Sumber : Disbudpar Kota Bandung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan bahwa industri restoran di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Dari sisi ekonomi, wisata ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi berupa PAD untukKota Bandung.Banyaknya jumlah variasi tempat makan yang ada di kota Bandung itu berarti memiliki ciri khas dan cita rasa makanan yang beraneka ragam disetiap tempatnya. Hal ini menjadi salah satu daya tarik berwisata ke Kota Bandung. Banyaknya kategori restoran di kota Bandung membuat persaingan semakin tinggi. Banyak para pengusaha atau orang yang berjiwa wirausaha membuka usaha kuliner dari mulai pedagang kaki lima sampai kelas menengah semua berkreasi dengan berbagai variasi dan inovasi. Hal ini membuat persaingan dikalangan usaha dibidang kuliner menjadi tinggi.

Salah satu jenis usaha kuliner yang ada di kota Bandung adalah restoran

Bandoengsche Melks Centrale(BMC), restoran ini pada awalnya merupakan tempat

pengolahan susu pertama di kota Bandung yang didirikan pada tahun 1928 untuk memenuhi kebutuhan susu orang Belanda. Pada saat ini BMC merupakan bagian dari divisi PT.Agronesia perusahaan milik daerah, yang dibangun menjadi restoran sejak 20 Oktober 1999. Dengan seiring berjalannya waktu BMC tidak hanya menjual produk susu tetapi mengembangkan produknya dengan menjual beraneka macam makanan, minuman serta pastry & bakery. Restoran ini terletak di Jalan Aceh No.30 Bandung dan masih mempertahankan bangunan restorannya yang bergaya Belanda. Dengan banyaknya restoran-restoran baru yang ada di kota Bandung,tidak membuat restoran BMC menjadi sepi dari konsumen yang datang untuk membeli produknya.


(13)

Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan mengenai jumlah pembelian yang ada di retoran BMC jalan Aceh no.30 Bandung :

TABEL 1.3

JUMLAH PEMBELIAN DI RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30

TAHUN 2010-2013

No. Tahun Jumlah Pembelian %

1. 2010 98.286 -

2. 2011 114.437 16%

3. 2012 120.932 5,6%

4. 2013 110.482 -8.6%

Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014

Pada Tabel 1.3 menunjukkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah pembelian di setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah pembelian menjadi 110.482 orang yaitu turun sebesar -8.6%/ dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 120.932 orang dan mengalami kenaikan sebesar 5,6% dari tahun sebelumnya. Dengan menurunnya angka jumlah pembelian, ternyata memberikan dampak terhadap turunnya jumlah pendapatan yang diperoleh restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale), data tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini :

TABEL 1.4

JUMLAH PENDAPATAN RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30

TAHUN 2010-2013

No. Bulan Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Januari 471.243.218 465.437.267 540.284.870 476.777.505 2. Februari 461.965.723 397.327.706 467.762.365 414.648.717 3. Maret 458.390.614 428.206.821 555.710.333 514.932.301 4. April 445.702.807 468.302.407 468.402.042 469.413.827

5. Mei 437.056.516 502.649.202 494.838.851 485.662.502


(14)

7. Juli 504.499.455 541.495.595 488.649.725 610.721.247 8. Agustus 434.971.578 470.781.176 590.670.011 565.846.897 9. September 495.470.813 550.336.823 520.947.653 497.215.484 10. Oktber 448.239.347 424.562.662 449.942.174 481.428.947 11. November 391.698.119 387.831.776 483.597.129 453.215.540 12. Desember 487.883.552 497.778.753 542.367.577 548.904.461 Total 5.475.578.346 5.606.508.617 6.086.561.762 6.027.213.343

Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014

Pada Tabel 1.4 menunjukan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 terjadi peningkatan penghasilan yang diperoleh restoran BMC, tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan jumlah pendapatan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013 pun terjadi penurunan jumlah pembelian ke restoran BMC. Dengan menurunnya angka jumlah pembelian dan jumlah pendapatan restoran BMC hal ini menjadi ancaman yang besar bagi restoran BMC.Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang maksimalnya program pemasaran yang dilakukan oleh restoran BMC. Ditambah pada saat ini persaingan bisnis restoran menjadi semakin ketat sehingga mengharuskan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan bersaing dalam memasarkan produknya agar dapat diketahui, dikenal dan dijangkau oleh konsumennya.

Salah satu program pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah promosi dengan menggunakan media yaitu membuat iklan di media cetak, televisi, radio atau dengan membuat brosur. Iklan dengan menggunakan media sangat efektif tetapi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Namun pada saat ini iklan membuat konsumen merasa bosan dan tidak terlalu percaya, karna kebanyakan iklan pada saat ini tidak sesuai dengan kenyataannya.Maka dari itu restoran BMC menerapkan strategi lain dalam hal promosinya. Menurut supervisor di restoran BMC Bapak

Wilman mengatakan bahwa “Restoran BMC tidak menyediakan dana khusus untuk promosi dan lebih mengandalkan word of mouth, karena dengan WOM tidak perlu mengeluarkan biaya untuk promosi dan hal itu bisa menghemat pengeluaran restoran


(15)

BMC”.Restoran BMC selalu menjaga persepsi baik dari pelanggan dalam berbagai aspek. Hal itu dilakukan agar bisa menjalin hubungan yang baik dengan konsumen.agar pengunjung yang datang merasa puas karena apabila pelanggan merasa puas maka pelanggan tersebut kemungkinan besar dapat menyebarluaskan pengalamannya kepada orang-orang yang ada disekitarnya.

Word of mouth (WOM) memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan

iklan dan bentuk promosi lain. MenurutAli Hasan (2010:230) “Word of Mouth marketing merupakan bagian dari strategi promosi dalam kegiatan pemasaran yang

menggunakan “orang ke orang“yang puas untuk meningkatkan kesadaran produk dan menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar melalui jaringan bisnis, sosial dan masyarakat yang dianggap sangat

berpengaruh”.Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa khususnya restoran, pelanggan merupakan faktor penting bagi perusahaan dan mempertahankan pelanggan merupakan hal yang wajib dilakukan.Saat ini perusahaan-perusahaan harus mampu untuk memainkan strategi pemasaran yang andal dan mampu menarik minat konsumen sehingga bisa memenangkan pasar.Serta harus juga memperhatikan dampak dari konsumen yang pernah memakai suatu produk. Karena konsumen yang telah menggunakan suatu produk dapat menimbulkan suatu rekasi apakah konsumen tersebut puas atau tidak dengan produk yang dipilihnya dan secara otomastis konsumen akan menceritakan pengalamannya dalam menggunakan produk tersebut kepada orang-orang yang ada disekitarnya yaitu keluarga dan teman. Menurut Hartono (2013:3) Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting

Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada 2000

konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89% konsumen di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat ingin membeli suatu produk.

Begitu kuatnya WOM dimasyarakat Indonesia restoran BMC pun mengandalkan WOM dalam mempromosikan produknya.Untuk mendukung pernyataan tersebut, peneliti melakukan pra-survey dengan memberikan kuesioner


(16)

pada 30 responden yang datang ke restoran BMC, berikut adalah hasil pra-survey yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.5 dibawah ini:

TABEL 1.5

HASIL PRA-SURVEY KONSUMEN RESTORAN BMC DI JALAN ACEH NO.30

No Media Promosi Banyaknya Presentase

1. Keluarga/Teman 16 53,3%

2. Brosur 7 23,3%

3. Koran 5 16,7%

4. Media Elektronik (Radio dan televisi) 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Sumber : Hasil Pra-Survey 2014

Hasil pra-survey dari 30 responden menunjukkan bahwa lebih banyak konsumen yang datang ke restoran BMC atas rekomendasi dari keluarga atau temannya yang sudah , hasil yang diperoleh sebesar 16 orang atau 53.3% . sedangkan hasil terendah berasal dari rekomendasi media elektronik (Radio dan televisi) yaitu sebesar 2 orang atau 6.6%. Hasil kuesioner tersebut juga menunjukan bahwa semakin banyak konsumen dalam memilih produk yang akan digunakannya tidak asal memilih atau tidak percaya langsung terhadap promosi yang dilakukan oleh perusahaan tetapi lebih mempercayai rekomendasi dan pengalaman dari orang terdekatnya yang sudah merasakan produk perusahaan tersebut.

Keputusan konsumen terhadap penggunaan suatu produk merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena keputusan konsumen untuk melakukan pembelian terjadi karena adanya penilaian secara objektif ataupun subjektif terhadap beberapa produk yang akan dipilihnya. Penilaian itu dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian.Menurut Kotler dan Amstrong (2012:160), keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Maka konsumen merupakan faktor kunci penentu keberhasilan suatu perusahaan,


(17)

perusahaan harus mampu mengenali apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain dan dari konsumen pula perusahaan bisa mengembangkan usahanya serta bisa mendapatkan masukan bagi perencanaan strategi pemasaran. Menurut Henry Assael yang dikutip oleh Sutisna (2001:6) ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

“pertama faktor individual yang menyangkut kebutuhan, persepsi terhadap

karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup, selera, dan karakteristik kepribadian individu.Faktor kedua adalah lingkungan yang mempengaruhi konsumen seperti WOM (Word of Mouth).Dan yang ketiga adalah faktor stimuly pemasaran yang terdiri dari elemen bauran pemasaran”.

Setiap perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan dapat diterima dan dikenali oleh seluruh masyarakat. Bahkan jika ada pesaing, produk dari suatu perusahaan ingin lebih unggul dari pada produk yang dihasilkan perusahaan lain. Dan suatu perusahaan perlu mengetahui respon konsumen terhadap suatu strategi yang dilakukannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu adanya suatu penelitian mengenai “Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen di Restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalampenelitian ini adalah :

1. Bagaimana tanggapan tamu mengenai Word of Mouth (WOM) di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale).

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale).

3. Seberapa pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitan ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:


(18)

1. Word of Mouth (WOM) direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

2. Tanggapan keputusan pembelian konsumen di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale).

3. Besaran pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

1.4Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis :

1. Kegunaan Teoritis

Memberikan suatu masukan penting bagi peneliti serta memperluas kajian ilmu pemasaran pariwisata khususnya ilmu food and beverage, dan khususnya kualitas produk terhadap kepuasan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks

Centrale).

2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi bagi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)serta kebijakan yang sangat berkaitan dengan Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian konsumen.


(19)

Rizsma Rahmawati, 2015

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:38) pengertian objek penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai varias tertentu yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai word of

mouth, terhadap keputusan pembelian. Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau timbulnya variabel dependent (terikat), variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah word of mouth(X) yang terdiri dari Cognitive

content (X1), Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).. Sedangkan

variabel terikat (dependent variable) adalahkeputusan pembelian (Y). Yang menjadi objek responden penelitian ini adalah konsumen di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale) yang berada di jalan Aceh No.30 Bandung.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu selama kurang dari setahun, maka pendekatan yang digunakan adalah cross sectional method, menurut Husein Umar (2010:131) cross sectional method adalah “metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode merupakan cara kerja untuk mencapai suatu tujuan atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai suatu hal.Menurut Sugiyono (2012:2), “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada


(20)

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verikatif. Penelitian iniakan di uji apakah word of

mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale). Sugiyono (2012:53-54) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain). Sedangkan metode penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatifyang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.. Menurut Keplinger yang dikutip dalam buku Sugiyono (2010:75) menyatakan bahwa “metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributive, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam konsep teori dari variabel yang diteliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan dan mengukur variabel.Menurut Ulber Silalahi (2009:201) “operasionalisasi variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang merujuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”. Menurut Sugiyono (2011:38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetaokan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang diteliti adalah pengaruhWord of Mouth(X) yang terdiri dari


(21)

terhadapkeputusan pembelian (Y). Variabel-variabel tersebut digambarkan lebih jelas dalam Tabel 3.1 berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala

No. Item Word of

Mouth(X)

Informal communication between private parties concerning evaluations of goods and services”. Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim Mazzarol (2009:237) Cognitive

content (X1)

Mencerminkan sifat dari konten

WOM, seperti sejauh mana

pesan yang handal, jelas dan

informatif. (Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim

Mazzarol : 2009:2) Kepercayaan terhadap isi pesan yang diterima Tingkat kepercayaan terhadap isi pesan yang

disampaikan oleh seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.1 Kejelasan isi pesan yang disampaikan

Tingkat kejelasan isi pesan yang disampaikan oleh seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.2 Manfaat isi pesan yang diterima

Tingkat manfaat isi pesan yang diterima dari seseorang mengenai produk dan jasa restoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.3 Richness of content (X2) Mencerminkan sejauh mana pesan yang nyata,

terperinci, dan kuat. (Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim

Mazzarol : 2009:2)

Kemampuan membayangka n isi pesan yang diterima

Tingkat kemampuan membayangkan berdasarkan informasi

yang diterima dari seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.4 Pesan yang diterima menggunakan bahasa yang menarik

Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang

menggunakan bahasa yang menarik mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.5


(22)

Pesan yang diterima dijelaskan secara rinci

Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang

dijelaskan secara rinci mengenai restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.6 Strenght of Delivery (X3) Mencerminkan cara dimana pesan disampaikan (misalnya dengan kata-kata yang kuat dan bersemangat). (Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim

Mazzarol : 2009:2) Pesan yang diterima disampaikan dengan antusias Tingkat antusiasme seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.7 Pesan yang diterima disampaikan dengan bahasa tubuh yang menarik Tingkat kemenarikan bahasa tubuh yang digunakan seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.8 Pesan yang diterima menggunakan kata-kata yang kuat

Tingkat kekuatan kata-kata yang digunakan

seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.9 Variabel/

Sub Variabel Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala

No. Item Keputusan

pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif

pilihan. Kotler dan Amstrong (2012:160) Pemilihan produk/ jasa Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Keunggulan produk/jasa Tingkat keunggulan produk/jasa yang ditawarkan di restoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.A.1 Variasi menu makanan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan variasi menu makanan di

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.A.2


(23)

Pemilihan Brand

Konsumen harus memutuskan merek mana yang

akan dibeli Kemenarikan nama restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan nama restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.1 Kepopuleran restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kepopuleran restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.2 Pemilihan distribusi Keputusan konsumen untuk menentukan penyalur akan selalu berbeda-beda karena berbagai faktor, misalnya lokasi yang dekat, harga

yang murah, kenyamanan, keleluasaan tempat dan lain-lain. Kemudahan transportasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemudahan transportasi dalam menjangkau lokasi

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.1 Kestrategisan lokasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kestrategisan lokasi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.2 Pemilihan waktu pembelian Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian Membeli berdasarkan weekdays Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

weekdays di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.1 Membeli berdasarkan weekend Tingkat keputusan pembelian berdasarkan weekend di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.2 Membeli berdasarkan jam makan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

jam makan di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale)

Ordinal Scale


(24)

Membeli diluar jam

makan

Tingkat keputusan pembelian diluar jam makan di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.4 Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak tempat yang akan

didatanginya. Rasa keinginan untuk datang kembali Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

rasa keinginan untuk datang kembali di

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.1 Frekuensi membeli Tingkat keputusan berdasarkan frekuensimembeli BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.2 Metode Pembayaran Konsumen dapat memilih metode mana yang akan digunkan saat melakukan pembayaran. Kemudahan dalam pembayaran tunai Tingkat kemudahan dalam pembayaran tunai

direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.1 Keragaman metode pembayaran

Tingkat keragaman dalam metode pembayaran direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.2

Sumber: Hasil dari pengolahan data, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Turban (2010:41) “data adalah deskripsi dasar dari benda,peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu”.Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder adapun yang dimaksud dengan kedua data tersebut adalah:

a. Data Primer

Data Primer yaitu data atau segala informasi yang diperoleh dan didapat oleh penulis langsung dari sumber pertama, baik individu atau sekelompok bagian dari objek penelitian. Seperti hasil wawancara atau observasi langsung pada


(25)

objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:193), data primer merupakan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

b. Data Sekunder

Data sekunderyaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram atau segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-teori mengenai topik penelitian. Menurut Sugiyono (2012:193) merupakan sumber yang tidak langsung memberikan kepada pengumpul data misalnya melaui orang lain atau lewat dokumen.Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkannya dalam Tabel 3.2 dibawah ini :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA YANG DIGUNAKAN

No. Data Sumber Data Jenis Data

1. Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Pada Tahun

2010-2014

Dinas Pariwisata Kota

Bandung 2014 Sekunder 2. Data Restoran, Rumah Makan

dan Bar di Kota Bandung Tahun 2009-2013

Disbudpar Kota Bandung

2013 Sekunder

3. Jumlah Pembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013

Manajemen Restoran

BMC 2013 Sekunder

4. Jumlah Pendapatan Restoran BMC Tahun 2010-2013

Manajemen Restoran

BMC 2013 Sekunder

5. Hasil Pra-survey konsumen Restoran BMC

Konsumen Restoran

BMC 2014 Primer

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Didalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi. Populasi diartikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya objek penelitian.Menurut Sugiyono (2013:49) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yangmempuntai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(26)

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan uraian diatas, maka populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang menjadi konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)pada tahun 2013 yaitu berjumlah 110.482konsumen.

3.2.4.2 Sampel

Sugiyono(2012:120) mengemukakan pengertian sampel sebagai berikut “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Menurut Uber Silalahi (2009:256) mengatakan “memilih sampel secara tepat merupakan tahap sangat penting dalammengadakan suatu penelitian sebab kualitas sampel menentukan tingkat generalisasi tentang populasi”.

Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Menurut Sugiyono (2012:120) “bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dan populasi harus benar-benar mewakili”. Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan, bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti, sehingga yang mejadi sampel dari penelitian ini adalah sebagian konsumen dari restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

Adapun rumusan yang digunakan untuk mengukur sampel digunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2010:146) yaitu “ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan”. Berikut ini adalah rumus Slovin :


(27)

n =

1+��² Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = presentase kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masihdapat ditolerir (e=0,1)

Dalam menentukan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

n =

110.482

1+110.482X0,1²

n =

110.482

1105 ,82

n =

99.90

Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, maka julah sampel minimal yang dieliti adalah berjumlah 99.90 = 99, dibulatkan menjadi 100 responden.

3.2.5Teknik Sampling

Menurut sugiyono (2010:96) teknik sampel merupakan “teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang digumakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan(estimate value)”.Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling.Menurut Sugiyono (2008:73), “Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”.Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut Al Rasyid (1994:66)cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan meskipun tidak ada kerangka sampling. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(28)

1) Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah konsumen restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

2) Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) jalan Aceh No.30 Bandung.

3) Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00 – 17.00 WIB.

4) Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menetukan interval pemilihan pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui jumlah pembelian dalam waktu 1 tahun (2013) yaitu sebesar 110.482orang. Namun rata-rata konsumen yang akan diteliti adalah sebanyak 306 orang per harinya.

5) Untuk menentukan interval, digunakan rumus

maka, i = 306/100 = 3.06 atau 4 (hasil pembulatan)

Setelah diketahui interval, maka penyebaran kuesioner dilakukan secara randomisasi (acak). Pada hari yang telah ditentukan checkpoint, konsumen ke 4 (karena random dimulai dari konsumen ke 4) diberi kuesioner. Selanjutnya adalah konsumen yang memiliki nomor urut genap ditanya dan diberi kuesioner untuk diisi hingga ukuran sampel terpenuhi yaitu 100 orang.

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Sugiyono (2010:137) mengutarakan bahwa “Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya. Berikut adalah penjelasannya:

1. Wawancara, sebagai teknik langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai langsung konsumen dan pekerja yang


(29)

ada di restoran BMC untuk mendapatkan ide-ide, pendapat, informasi, data, wawasan dalam menghadapi masalah yang dibutuhkan dan mendapat gambaran yang jelas secara menyeluruh tentang pembelian di restoran BMC.

2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu konsumen restoran BMC untuk dijawab. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik konsumen, pengalaman konsumen mengenai word of

mouth dan keputusan pembelian di restoran BMC.Kemudian responden dapat

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:

a. Menyusun daftar pernyataan

b. Merumuskan item-item pernyataan serta alternatif jawaban, sehingga responden dapat langsung memilih jawaban yang ada

c. Menetapkan skor yang diberikan untuk setiap item pernyataan.

3. Observasi, yaitu peninjauan dan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu restoran BMC khususnya mengenai word of mouth dan keputusan pembelian.

4. Studi pustaka, dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah. Baik melalui internet, buku, ataupun media yang lainnya. Studi pustaka penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu, internet, skripsi, jurnal dan buku.

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel word of mouth (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap keputusan pembelian (Y). Sebelum melakukan analisis data, dan juga untuk menguji layak atau tidaknyakuesioner yang disebarkan kepada responden,terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas data.


(30)

3.2.7.1 Pengujian Validitas

Di dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan gambaran variabel ynag diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian.Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan pentng yaitu valid dan reliable.Menurut Sugiyono (2012:176) “validitas merupakan suatu derajat ketepatan antara data sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item.Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas (Umar, 2008:110) adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur 2. Melakukan uji cobapengukur tersebut pada sejumlah responden 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total memkai rumus teknik korelasi product momment.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi

Product Moment menurut Sugiyono (2013:255)adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas item yang dicari


(31)

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbadingan antara rhitung denganrtabelKeputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf

signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih

besar dari rtabel (rhitung>rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung

lebih kecil dari rtabel (rhitung<rtabel).

3. Pengujian kuesioner yang diuji pada sample kecil dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka akan didapat nilai r tabel sebesar 0,361.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciencies) 18.0 for windows.Menurut Sugiyono (2009:172) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Untuk lebih rincinya dapat dilihatpada Tabelberikut:

TABEL 3.3

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No. Item R Hitung R Tabel Keterangan

Word of Mouth

Cognitive content 1 Kepercayaan terhadap isi pesan

yang diterima 0,694 0,361 Valid


(32)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3 Manfaat isi pesan yang diterima 0,580 0,361 Valid Richness of content

1 Kemampuan membayangkan isi

pesan yang diterima 0,787 0,361 Valid

2 Pesan yang diterima menggunakan

bahasa yang menarik 0,717 0,361 Valid

3 Pesan yang diterima dijelaskan

secara rinci 0,846 0,361 Valid

Strenght of Delivery 1 Pesan yang diterima disampaikan

dengan antusias 0,628 0,361 Valid

2 Pesan yang diterima disampaikan

dengan bahasa tubuh yang menarik 0,666 0,361 Valid 3 Pesan yang diterima menggunakan

kata-kata yang kuat 0,863 0,361 Valid

No. Item R Hitung R Tabel Keterangan

Keputusan Pembelian Pilihan produk/jasa

1 Keunggulan produk/jasa 0,558 0,361 Valid

2 Variasi menu makanan 0,664 0,361 Valid

Pilihan Brand

3 Kemenarikannama restoran 0,584 0,361 Valid

4 Kepopuleran restoran 0,721 0,361 Valid

Pilihan distribusi

5 kemudahan transportasi 0,552 0,361 Valid

6 kestrategisan lokasi 0,543 0,361 Valid

Pilihan waktu pembelian

7 Membeli berdasarkan weekdays 0,568 0,361 Valid 8 Membeli berdasarkan weekend 0,512 0,361 Valid 9 Membeli berdasarkan jam makan 0,599 0,361 Valid 10 Membeli diluar jam makan 0,760 0,361 Valid

Jumlah Pembelian

11 Rasa keinginan untuk datang

kembali 0,823 0,361 Valid

12 Frekuensi membeli 0,509 0,361 Valid

Metode Pembayaran

13 Kemudahan dalam pembayaran

tunai 0,763 0,361 Valid


(33)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 3.3 pengukuran validitas pada 24 item pertanyaan untuk variabel (X) word of mouth dan variabel (Y) keputusan pembelian dinyatakan valid karena skor rHitung lebih besar dari rTabel yaitu 0,361.

3.2.7.2Pengujian Reliabilitas

Instrumen penelitian di samping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliable). Penelitian dapat dikatakan reliable apabila adanya suatu persamaandata dalam waktu yang berbeda. Suatu penelitian dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila mengalami perubahan, perubahan tersebut tidak terlalu signifikan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran.

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebgai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Ulber Silalahi (2010:237) menjelaskan bahwa “reliabilitas adalah ketepatan atau akurasi instrumen pengukur”. Menurut Sugiyono (2010:183) menyatakan bahwa “relliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positif, suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasulkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Jika instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji alpha atau Conbrach”s alpha menurut Suharsimi Arikunto (2010:196) yaitu:


(34)

r11 =

−1

1

� 2

� 2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan σ t 2

= Varians total ∑ σ b2

= Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir kemudian jumlahkan (Suharsimi Arikunto (2010:184), seperti berikut ini:

σ =

2 �2

n

Keterangan:

σ 12 = varians total ∑X = jumlah skor N = jumlah responden

Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 18.0 for windows. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach alpha. Apabila angka cronbach alpha mendekati 1, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian tersaji pada Tabel 3.7 berikut :


(35)

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN RELIABILITASPENELITIAN

No Variabel Alpha

Cronbach rTabel Keterangan

1 Word of Mouth 0,890 0,700 Reliabel

2 Keputusan Pembelian 0,883 0,700 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Berdasarkan pada Tabel 3.4 yang menunjukan hasil pengujian reliabilitas maka dapat diketahui bahwa variabel X yaitu word of mouthyang terdiri dari Cognitive

content, Richness of content dan Strenght of Delivery serta variabel Y yaitu keputusan

pembelianmemiliki nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,700 sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini reliabel dan dapat dipercaya.

3.2.8 Rancangan Teknik Analisi Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta ntuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh koresponden terkumpul.Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Menurut Alma dalam Riduwan (2012:87) skala likert digunakan untuk mengukur dimensi sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud


(36)

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono (2008:207) “analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata dalam sampel atau populasi tanpa diuji signifikasinya”.

Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-variabel penelitian anatara lain:

1. Analisis deskriptif tanggapan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks

Centrale) mengenai word of mouth.

2. Analisis deskriptif tanggapan konsumen yang berkunjung ke restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) mengenai keputusan pembelian konsumen di

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

3.2.8.2 Analisis Data Verikatif

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis Regresi Berganda (Multiple).Regesi berganda digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kasual antara word of mouth (X) terhadap keputusan pembelian (Y) di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale). Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif, yaitu sebagai berikut:

1. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakanMethod of

Successive Interval(Suliyanto, 2005:25).Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.


(37)

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai bata Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut:

ScaleValue = �� � � ����� � − (�� � � ���� � )

�� � �� ���� � − ( �� � �� ����� � )

f. Hitungan skor (nilai hasil trasnformasi) untuk setiap pilihan jawaban persamaan berikut:

Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum1=1

Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variable independent dengan variable dependent serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

2. Teknik Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah regresi bergand.Analisis berganda menurut Sugiyono (2009:21) adalah suatu metode yang menganalisisa pengaruh antara dua atau lebih variabel, khususnya variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara variabel dependen dengan variabel independen. Menurut Irianto (2010:156) “analisis regresi digunakan bila penelitian bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar keadaan sekarang atau ingin melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan dimana sifat ini merupakan prediksi atau perkiraan”.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu Word of Mouthyang terdiri dari Cognitive content (X1),

Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).Sedangkan variable dependen

adalah keputusan pembelian. Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Persamaan regresi berganda dua variabel bebas dirumuskan sebagai berikut:


(38)

Keterangan : a = konstanta

b = koefisien regresi

Y = variabel dependen (variabel terikat) X = variabel independen (variabel bebas)

Menurut RiduwanSunarto (2007:109) rumus hitung a dan b pada persamaan regresi berganda dapat dientukan sebagai berikut :

                  

n X b n X b n Y

a 2 2

1 1

 





2

2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1

   x x x x y x x x y x x b

 





2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2

   x x x x y x x x y x x b

Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua atau lebih. Menejermahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependent, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 Berikut :

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA

Keterangan :

1. X1 = Cognitive content 2. X2 = Richness of content

Y= a + b1x1 + b2x2

X1

X2

Y


(39)

3. X3 = Strenght of Delivery 4. Y = Keputusan pembelian

3.2.8.3Rancangan Uji Asumsi Regresi Berganda

Teknik analisis regresi linier berganda dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas. Data yang mengandung data ekstrim biasanya memenuhi asumsi normalitas. Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak disekitar garis diagonal pada normal probability plot yaitu dari kiri bawah ke kanan atas. b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011:139).Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi Heteroskedastisitas apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu. Pada penelitian ini digunakan dengan melihat gambar setiap variabel pada gambar partial regression plots.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara vaiabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai VIF (variance inflation factor). Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi (Imam Ghozali, 2011:105).


(40)

3.2.8.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Uji koefisien korelasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel word of mouth (X) dengan variabel keputusan pembelian (Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : jumlah periode

X : nilai word of mouth Y : nilai keputusan pembelian

Untuk mengetahui besarnya interpretasi hubungan antara word of mouth dan keputusan pembelian (Y), digunakan interpretasi koefisien korelasi. Menurut Sugiyono (2012:250) pada Tabel 3.5 dibawah ini :

TABEL 3.5

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012:250)

Uji koefisien determinasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur seberapa besar nilai word of mouth (X)dapat menjelaskan nilai keputusan pembelian (Y) atau seberapa besar nilai word of mouth (X) dapat mempengaruhi nilai keputusan pembelian (Y) (kontribusi Xterhadap Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

K

d

= r

2


(41)

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner.Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian.Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah word of

mouthyang terdiri dari Cognitive content, Richness of contentdan Strenght of Delivery.Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah keputusan

pembelian sehingga penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh word of mouth(X) terhadap keputusan pembelian (Y).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yaitu meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2012:272).Bentuk persamaan regresi berganda untuk dua predictor sebagai berikut :

a. Pengujian secara simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F dihitung dengan rumus :

F =

2(�− −1)

(1−�2) (Sugiyono, 2012:286) Keterangan :

R : Koefisien korelasi berganda m : Jumlah prediktor

n : Jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah: Jika Fhitung> Ftabelmaka H0 ditolak dan H1 diterima (Signifikan)

Jika Fhitung< Ftabelmaka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak signifikan)

Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

a) H0 : Fhitung< Ftabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth terhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).


(42)

b) H1 : Fhitung> Ftabel, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth

terhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

b. Pengujian secara parsial

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan membandingkan thitung dan tabel yaitu dengan menggunakan rumus uji t menurut Sugiyono, 2010:250) adalah :

=

2

1

− �

2

Keterangan :

t = Distribusi Student; r = Koefisien Korelasi; n = Banyaknya Data

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah: Jika thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. H0 : thitung< ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh antara Cognitive contentterhadap

keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)

Ha : thitung> ttabel, artinya terdapat pengaruh antara Cognitive contentterhadap

keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)

2. H0 : thitung< ttabel, artinya tidak terdapat pengaruhantara Richness of contentterhadap

keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)

Ha : thitung> ttabel, artinya terdapat pengaruh antaraRichness of contentterhadap

keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)

3. H0 : thitung< ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh antara Strenght of Deliveryterhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)


(43)

Ha : thitung> ttabel, artinya terdapat pengaruh antara Strenght of Deliveryterhadap


(44)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi berganda antara pengaruh Word of mouthterhadap keputusan pembelian di restoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tanggapan responden mengenai pelaksanaan word of mouthdi restoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale) yang terdiri dari sub variabel Cognitive

Content, Richness of Content danStrenght of Delivery. Sub-variabelRichness of Contentmerupakan sub variabel yang mendapatkan penilaian paling tinggi dari

responden. Penilaian tertinggi ini mengenaibanyakpihak yang membicarakanmengenaiprodukataujasarestoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale)secarapositifdansecaratidaklangsungmempromosikanprodukdanjasaters

ebutkepada orang yang diajakbicaranyasehinggainformasi yang diberikanmenjaditerperincidanjelas yang menimbulkandampak rasa percayadantertarik.Sedangkan sub variabel Strenght of Deliverymendapatkan penilaian terendah, hal ini dikarenakankonsumen yang datanglebihbanyakmendengarinformasimengenairestoran BMC

berasaldariseseorang (word of mouth)

sehinggakurangmaksimalkarenahanyamenggunakan media seadanya.

2. Tanggapan responden mengenai keputusan pembelianyang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pemilihanbrand, pemilihan distribusi, pemilihan waktu pembelian, jumlah pembelian, metode pembayaran. Sub variabel yang mendapatkan nilai tertinggi adalahpemilihan distribusi. Hal ini dikarenakanrestoran


(1)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi berganda antara pengaruh Word of mouthterhadap keputusan pembelian di restoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tanggapan responden mengenai pelaksanaan word of mouthdi restoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale) yang terdiri dari sub variabel Cognitive Content, Richness of Content danStrenght of Delivery. Sub-variabelRichness of Contentmerupakan sub variabel yang mendapatkan penilaian paling tinggi dari responden. Penilaian tertinggi ini mengenaibanyakpihak yang membicarakanmengenaiprodukataujasarestoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale)secarapositifdansecaratidaklangsungmempromosikanprodukdanjasaters ebutkepada orang yang diajakbicaranyasehinggainformasi yang diberikanmenjaditerperincidanjelas yang menimbulkandampak rasa percayadantertarik.Sedangkan sub variabel Strenght of Deliverymendapatkan penilaian terendah, hal ini dikarenakankonsumen yang datanglebihbanyakmendengarinformasimengenairestoran BMC

berasaldariseseorang (word of mouth)

sehinggakurangmaksimalkarenahanyamenggunakan media seadanya.

2. Tanggapan responden mengenai keputusan pembelianyang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pemilihanbrand, pemilihan distribusi, pemilihan waktu pembelian, jumlah pembelian, metode pembayaran. Sub variabel yang mendapatkan nilai tertinggi adalahpemilihan distribusi. Hal ini dikarenakanrestoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale)terletak di


(2)

pusatkotasehinggalokasinyastrategisdanmemudahkankonsumenuntukmenjangkau

lokasirestoranBMC(Bandoengsche Melks

Centrale)danapabiladenganmenggunakantransportasiumum pun sangatmudahkarenabanyakangkutanumum yang melewatirestoranBMC(Bandoengsche Melks Centrale). Sedangkan sub variabel pemilihan brandmendapatkan penilaian terendah, hal ini dikarenakankepopuleranrestoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale) masihkurangdimatakonsumenkarenakurangmaksimalnyakegiatanpromosi yang dilakukanolehrestoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale).

3. Penelitianinimenunjukanbahwadari ketiga sub variabelword of mouthyang terdiridariCognitive Content, Richness of Content danStrenght of Delivery.secaraparsialketigavariabeltersebutberpengaruh signifikan terhadap keputusanpembeliankarenamemilikihubungan yang kuatterhadapkeputusanpembeliandenganperolehannilaisebesar 0,643.

Besarnyanilaiword of mouth

dalammempengaruhikeputusanpembelianyaitusebesar 41,4% sedangkansisanyasebesar 58,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Padapenelitianinidapatdisimpulkanbahwaword of mouth berpengaruhterhadapkeputusanpembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian di restoran BMC(Bandoengsche Melks Centrale):

1. DimensiCognitive

Contentmendapatkannilaitertinggikeduadarihasiltanggapankonsumen,

akantetapipihakrestoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)harustetapmenjagadanmeningkatkannya agar tidakkehilangankonsumensalahsatunyabisadengancarameningkatkanlagikualitasd


(3)

arisegiprodukdanpelayanannyayaitudenganmenciptakansuatuprodukataupelayana ndenganinovasibaruyang menarikdanberbedadariparapesaing agar membuatsuatutopikinformasi yang membuat orang-orang membicarakanrestoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale)

secarapositifdandenganadanyapembicaraanpositif yang menyebarmakamembuat

orang-orang yang

memperolehinformasi,menjadipercayadanlebihjelassehinggamemilikiinformasi yang bermanfaat yang berdampakingindatangdanmelakukanpembelian di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

2. DimensiRichness of Contentmendapatkannilaitertinggipertama, tetapipihakrestoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)tetapharusmeningkatkannyasalahsatunyabisadengancarainteraktiflangsu ngdengankonsumensehinggakonsumenbisamendapatkaninformasi yang terperincidenganmemanfaatkan media sosialsehinggabisa Tanya-jawablangsungdengankonsumendanbisamemberigambaranlangsungkepadakonsu mendalambetukpenjelasanataufoto.

3. DimensiStrenght of Deliverymendapatkannilaiterendah, makapihakrestoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)harusmembuatsuatustrategi agar caraseseoranguntukmenyampaikaninformasikepada orang lain bisadenganmaksimalyaitudenganmembantumembuatsuatu media agar orang lain

tertarikuntukdatangkerestoran BMC

bisadalambentukmemberikanrewardberupadiskonkepadakonsumen yang datangdenganmembawateman/keluargaempat orang, denganbegitukonsumenakanmengajakteman/kerabatnyauntukdatangkerestoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)ataudenganmemberikanvoucher

gratis/diskonuntukseseorang yang

membawakeluarga/temannyadanbisajugadenganmembuatflyer yang menarik agar seseorangbisamenunjukanflyertersebutkepadakeluarga/temannya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A.J. Muljadi. 2009. KepariwisataandanPerjalanan. Jakarta : Raja GrafindoPersada. Ali.Hasan. 2009. Marketing edisibaru. Yogyakarta :MediaPressindo.

_________. 2010. Marketing dariMulutkeMulut. Yogyakarta : Media Pressindo. Al-Rasyid.Harun.1994. TeknikPenarikanSampeldanpenyusunanSkala. Bandung:

UniversitasPadjajaran

Andy. Sernovitz. 2006. Word of mouth marketing: How smart companies get people talking. Kaplan Publishing, a division of Kaplan. Chicago.

Arikunto.Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktik. RinekaCipta

Duan, W., Gu, B. &Whinston, A. (2008). Do online reviews matter? - An empirical investigation of panel data. Decision Support Systems. Texas

Daryanto. 2011. ManajemenPemasaran. Jakarta : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Davis. Bernard, Andrew Lockwood, IoannisPantelidis, Peter Alcott. 2012. food and beverage management. New York by Routledge

Dharmmesta.BasuSwastha., Handoko, T. Hani. 2013. ManajemenPemasaran AnalisisPerilakuKonsumen.EdisiPertama. BPFE, Yogyakarta.

Geoffrey N. Soutar, Jiliian C. Sweeney dan Tim Mazzarol. 2009. Different Word of Mouth Styles : A cluster analysis of positive senders. University of Western Australia Business School.

________________________________________________. 2009. “Word of mouth : measuring the power of individual messages". European Journal of Marketing, Vol. 46 Iss 1/2 pp. 237 - 257

Ghozali.Imam. 2011. AplikasiAnalisisMultivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang :BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.

Hartono.Jogiyanto. 2013. MetodologiPenelitianBisnis: Salah Kaprahdan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta. BPFE

Hsu.Chaty H.C and Powers, Tom. 2002. Marketing Hospitality. New York, USA : John Wileys& Sons, Inc.

Huriyati.Ratih.2010. BauranPemasarandanLoyalitasKonsumen.Bandung : Alfabeta. Irianto.Agus.(2010). StatistikaKonsep, Dasar, Aplikasi, danPengembangannya.

Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Ismaun.2007. FilsafatAdministrasiPendidikan. Bandung : UPI.

Lovelock. Christopher and LauranWirtz. 2011. Service Marketing 7thed. New Jersey. Pearson Hall.

Koko Irawan. 2010. PotensiObjekwisata air terjunSerdangsebagaidayatarik wisata di KabupatenLabuhanBatu Utara.KertasKarya. Program pendidikan non gelarpariwisataUniversitas Sumatra Utara.

Kotler. Philip. 2005. ManajemenPemasaran. JilidsatuEdisiSebelas.Jakarta :Penerbit PT.Indeks,.


(5)

___________. 2007. ManajemenPemasaran, AnalisisPerencanaan, Pengendalian, Prentice Hall, EdisiBahasa Indonesia. Jakarta: SalembaEmpat

___________, Bowen J.T, Makens J.C, 2010.Marketing for Hospitality and Tourism. Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Pearson Education, Inc

___________danAmstrongGary. 2012. Principle of Marketing 14th ed. Pearson Education, Inc. New Jersey.

___________dan Keller. 2012.Marketing Management Edisi 14th.Global Edition.Pearson Prentice Hall.

______________. 2009, Manajemenpemasaran, Edisi 13thJilid1. Jakarta. Leutario, Florida C, 2007. Introduction to Tourism. Manila: Red Book Store.

Long-Yi Lin, Hsing-Yu Shih; Shen-Wei Lin. 2012.Dimension of Costumer Purchasing International Journal of Advanced Scientific Researchand Technology.

Lovelock.Christopher, and JochenWirtz. 2011. Service Marketing, People, Technology, Strategy. New Jersey: Prentice Hall Upper Sadle River.

Morrison. Alastair M.. 2010. Hospitality & Travel Marketing. USA : Delmar Cengage Learning

Oentoro.Deliyanti, SE., MM. 2012. ManajemenPemasaran Modern.Yogyakarta : LaksBangPRESSindo

Prasetijo, RistiyantidanIhalauw, John. 2005. PerilakuKonsumen. Yogyakarta: ANDI.

Rangkuti, Freddy.2009. StrategiPromosi yang KreatifdanAnalisisKasus Integrated Marketing Communication.Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama

Riduwandan Sunarto.2007.PengantarStatistikuntukPenelitianSosialEkonomi, KomunikasidanBisnis.Bandung :Alfabeta.

_________. 2012. BelajarMudahPenelitianUntuk Guru, Karyawan, danPeneliti Pemula. Bandung, Alfabeta

Saptaningsih.Sumarni.2008. Fenomena word of mouth marketing dalam mempengaruhikeputusankonsumen. Jakarta.

Silalahi.Ulber.2009. MetodePenelitianSosial. Bandung; PT. RefikaAditama ____________. 2010. MetodePenelitianSosial.Bandung: PT. RefikaAditama. Suarthana. 2006. ManajemenPerhotelan. KutaUtara :Mapindo.

Sugiyono.2008. MetodePenelitianKunatitatifKualitatifdan R&D. Bandung Alfabeta. _______.2009. StatistikuntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

_______. 2010. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta. _______. 2011. MetodePenelitianKombinasi. Bandung :Alfabeta _______.2012. MetodePenelitianbisnis. Bandung: Alfabeta.

_______. 2013. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto.2005. Analisis Data DalamAplikasiPemasaran.Bogor :Ghalia Indonesia Sumardy, Marlin Silviana, dan Melina Melone. 2011. The Power of Word of Mouth


(6)

Sukardi. 2012. MetodologiPenelitianPendidikan: KompetensidanPraktiknya. Jakarta :BumiAksara

Sunyoto.Danang, 2013.PerilakuKonsumen, CAPS (Center of Academy Publishing Service), Yogyakarta.

Sutisna.2001.PerilakuKonsumendanKomunikasiPemasaran, Penerbit PT. RemajaRosdakarya, Bandung, Cetakan I.

Sweeney.Jillian C, Geoffrey N. Soutar, Tim Mazzarol. 2009.Word of mouth: measuring the power of individual messages, Iss: 1.

Tjiptono.Fandy. 2011. PemasaranJasa. Malang :Bayumedia,.

Turban, Efrain, Linda Volonino (2010), Information Technology for Management, 7thEdition John.Willey & Sons, Asia.

Umar.Husein.2008. MetodePenelitianuntukSkripsidanTesisBisnisEdisiKedua. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada

Umar, Husein. 2010. RisetPemasarandanPerilakuKonsumen.Jakarta :Rajawali Pers.

Usmara, Usi. 2008. PemikiranKreatifPemasaran. Yogyakarta : Amara Books

Utama, I GustibagusRaidan Ni Made EkaMahadewi.2012. MetodologiPenelitian Pariwisata&Perhotelan. Yogyakarta: Andi

Walker, John R. 2009. Introduction To Hospitality. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Yulista.Yera.2012, Model Word-of-MouthKomunikasiPemasaranPerguruan Tinggi.Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1.Februari – Juli 2012. ISSN : 2087 – 8850

Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bither and Dwayne D. Gremler. 2013. Services Marketing : IntegratingCustomer Focus Across the Firm, 6th Edition. The McGraw–Hill Companies.

SumberLainnya :

ManagementRestoran BMC (BandoengscheMelks Centre) UU No. 10 Tahun 2009

SK Menteripariwisatadankomunikasi No.KM73/PW 105/MPPT-85 http://www.bps.go.id/

www.cetak.kompas.com www.antaranews.com disparbud.jabarprov.go.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris

11 157 56

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan

26 311 107

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

1 52 112

Analisis pengaruh promotional mix dan pengaruh word of mouth terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk asuransi jiwa

1 15 135

The Analysis of Influence Product Differentiation, Image Differentiation and Word of Mouth to Purchase Decision "Maichi" (Study Case: Consumer of Maichi Around UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 4 131

Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Suranta Gym & Fitnes Sebagai Tempat Melatih Kebugaran Tubuh

5 25 121

Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word Of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)

0 17 203

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Restoran Sushi Tei Kelapa Gading)

0 0 7

PENGARUH KOMUNIKASI WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL CROSS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH KOMUNIKASI WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL CROSS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14