Tabel 2.1 Batas Ambang IMT Untuk Orang Dewasa Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4 Normal
18,5 – 25,0 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0
Depkes RI, 1994 Jika seseorang termasuk kategori :
1. IMT 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis KEK berat.
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
Penting untuk diingat bahwa meskipun IMT berkorelasi dengan jumlah lemak tubuh, IMT tidak secara langsung mengukur lemak tubuh. Pada beberapa orang,
seperti atlet, mungkin memiliki IMT yang tergolong sebagai kelebihan berat badan meskipun mereka tidak memiliki tubuh yang kelebihan lemak.
2.2 Olahraga
2.2.1 Definisi Olahraga
Menurut Gale Encyclopedia of Medicine 2008, olahraga adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan dikerjakan secara berulang dan bertujuan
memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani. Sedangkan menurut Mosby’s Medical
Universitas Sumatera Utara
Dictionary 2009, olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, atau memelihara kesegaran jasmani fitness atau sebagai terapi untuk
memperbaiki kelainan atau mengembalikan fungsi organ dan fungsi fisiologis tubuh.
2.2.2 Jenis-jenis olahraga
A. Olahraga aerobik
Olahraga aerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang melibatkan otot-otot besar dan dilakukan dalam intensitas yang cukup rendah serta dalam waktu yang
cukup lama Sherwood, 2001. Menurut Dorland’s Medical Dictionary 2007, olahraga aerobik adalah aktivitas fisik yang dirancang utnuk meningkatkan konsumsi
oksigen dan meningkatkan fungsi sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Latihan aerobik dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan
kardiovaskular dan untuk menurunkan berat badan. Olahraga jenis ini sangat dianjurkan pada orang yang mengalami obesitas atau overweight Sherwood, 2001;
CDC, 2011; Cleveland Clinic, 2011. Olahraga aerobik atau yang biasa disebut latihan kardiovaskular meningkatkan fungsi kerja paru, jantung dan melancarkan
sirkulasi darah, sehingga tubuh mendapatkan dan menggunakan oksigen lebih baik untuk metabolisme sel. Oksigen berfungsi dalam pembentukan sumber energi tubuh
yaitu adenosin trifosfat ATP dengan menggunakan siklus asam sitrat sebagai jalur metabolisme utama Sherwood, 2001.
Aktivitas fisik yang termasuk olahraga aerobik adalah jalan cepat, jogging atau lari-lari kecil, renang, dansa, atau bersepeda. Intensitas dalam setiap olahraga
aerobik berbeda-beda. Intenitas adalah usaha yang diberikan setiap orang dalam mengerjakan aktivitas fisik. AHA menganjurkan, setidaknya dilakukan aktivitas fisik
dengan intensitas sedang, yaitu di mana Target Heart Rate THR atau detak jantung yang diinginkan adalah 60-80 dari perkiraan detak jantung maksimal, Cleveland
Clinic, 2011. Perkiraan detak jantung maksimal adalah 220 dikurang dengan umur saat ini. AHA juga menganjurkan olahraga aerobik dilakukan dalam 20-30 menit
perharinya untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner. Frekuensi atau
Universitas Sumatera Utara
jumlah hari untuk olahraga dalam seminggu yang dianjurkan adalah 3-7 hari perminggu AHA, 2001.
Menurut salah satu institusi kesehatan jantung dan toraks terbesar di Amerika Serikat, Cleveland Clinic 2011, olahraga aerobik memiliki tiga bagian yang utama,
yaitu: a. Warm-up
Pada bagian warm-up atau biasa disebut pemanasan, dilakukan latihan gerakan- gerakan dengan intensitas rendah selama 3-5 menit.
b. Conditioning Pada bagian ini dilakukan latihan aerobik dalam durasi 30-45 menit sampai
mencapai THR yang diinginkan. c. Cool-down
Bagian ini memerlukan waktu selama 3-5 menit dengan latihan intensitas rendah untuk menurunkan detak jantung secara perlahan dan mengurangi risiko
kecelakaan.
B. Olahraga anaerobik
Olahraga anaerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang tidak memerlukan oksigen dalam pelaksanaannya. Olahraga ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot CDC, 2011. Latihan-latihan yang dimaksud di sini adalah angkat beban.
Cleveland Clinic 2011 menganjurkan frekuensi olahraga anaerobik dalam seminggu memiliki satu atau dua hari tanpa olahraga di antara hari-hari latihan. Satu
set adalah sejumlah repetisi atau perulangan kembali gerakan. Cleveland Clinic 2011 juga menganjurkan satu set mengandung 12-20 kali repetisi dengan angkat
beban ringan dan 8-12 repetisi angkat beban berat untuk membentuk massa otot. Disarankan terdapat masa recovery yaitu 0-180 detik di antara dua set. Hal ini untuk
mencegah kelelahan otot yang lebih cepat.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Manfaat Olahraga
Menurut Centre for Diseases Control and Prevention CDC pada tahun 2011, terdapat enam manfaat olahraga, yaitu:
1. Mengontrol berat badan. 2. Menurunkan tekanan darah.
3. Menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, serangan jantung, strok, dan beberapa bentuk kanker.
4. Menurunkan nyeri arthritis dan cacat akibat arthritis 5. Menurunkan risiko terkena osteoporosis
6. Menurunkan gejala depresi dan kecemasan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, olahraga yang baik untuk
menurunkan berat badan pada orang yang mengalami obesitas atau overweight adalah olahraga aerobik, intensitas sedang dengan frekuensi
≥ 3 kali perminggu. Lebih banyak aktivitas fisik yang dilakukan, lebih banyak kalori yang dibakar untuk
digunakan sebagai energi dalam menurunkan berat badan CDC, 2011. Jika asupan kalori juga dibatasi, maka gabungan antara aktivitas fisik dan penurunan jumlah
kalori yang dimakan menimbulkan suatu “calorie deficit” yang akhirnya akan menyebabkan penurunan berat badan CDC, 2011.
Braden dkk. 1998 dalam Adiwinanto 2008 mengatakan bahwa, latihan fisik yang berhubungan dengan posisi berat badan 30 menit, tiga kali seminggu
selama 32 minggu meningkatkan densitas mineral tulang belakang, kaki dan densitas mineral total tubuh. Hal ini berkaitan dengan manfaat olahraga yang diungkapkan
oleh CDC 2011 tentang olahraga mencegah terjadinya osteoporosis.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Fisiologi Olahraga
Olahraga membutuhkan kontraksi otot yang terbentuk dari adenosin trifosfat ATP. Pembentukan ATP merupakan derivat dari metabolisme glukosa secara
aerobik dan anaerobik, namun jarang didapatkan dari protein. Metabolisme aerobik yang mengkonsumsi oksigen lebih baik karena ATP diproduksi lebih efisien dalam
keadaan aerobik Adiwinanto, 2008.
2.2.4.1 Perubahan Curah Jantung
Selama latihan olahraga yang saat pelaksanaannya dilakukan dengan berdiri ada kenaikan volume sekuncup 20 - 30 karena penambahan pada volume akhir
diastolik penurunan dalam volume akhir diastolik. Pada latihan pengerahan tenaga saat terlentang, perubahan pada volume akhir diastolik lemah atau tidak ada. Hal ini
menimbulkan sedikit atau tidak ada perubahan pada volume sekuncup. Pada mulanya mekanisme akselerasi jantung yang menonjol adalah penghentian vagus, dengan
aktifitas simpatis dominan selama pengerahan tenaga yang lebih kuat Adiwinanto, 2008.
2.2.4.2 Perubahan Neurohormonal
Pada saat olahraga berlangsung, terjadi vasodilatasi pada beberapa bantalan vaskuler regional karena mekanisme lokal harus diimbangi dengan vasokontriksi
bantalan vaskular lain secara sentral untuk mempertahankan tekanan perfusi yang cukup.
Didapatkan respon neurohormonal yang kuat dengan meningkatnya norepinefrin dan epinefrin sepuluh kali lipat lebih besar dalam plasma juga kenaikan
aktivitas kadar renin yang lebih kecil. Diduga bahwa faktor-faktor neurohormonal ini membantu pembesaran kontraktilitas miokardium dan memperbaiki penyampaian
darah ke dalam otot dan jantung yang sedang bekerja walaupun ini belum terbukti Adiwinanto, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.3 Konsumsi Oksigen Miokardium
Respon jantung terhadap olahraga meliputi perubahan dalam beban awal, beban akhir, kontraktilitas dan frekuensi denyut jantung. Dengan bertambahnya
frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas, kecepatan kontraksi lebih cepat dan waktu ejeksi sistolik menjadi lebih pendek. Mekanisme kompensasi yang berperan
mempertahankan perfusi miokardium meliputi vasodilatasi koroner cadangan koroner dan penambahan tekanan pendorong. Segi kebutuhan dari persamaan
penyediaan kebutuhan ini digambarkan oleh konsumsi oksigen miokardium, yang tergantung pada frekuensi denyut jantung, tipe kontraksi tekanan sistolik dinding
total, dan kontraktilitas miokardium. Selanjutnya tekanan dinding tegantung pada dimensi intra kavitum, ketebalan dinding dan tekanan. Karena bertambahnya volume
diastolik dan tekanan darah arteri selama latihan pengerahan tenaga, stress dinding naik secara dramatis. Dengan demikian, semua determinan konsumsi oksigen
miokardium tekanan dinding, frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas sangat naik saat pengerahan tenaga Adiwinanto, 2008.
Konsumsi O
2
VO
2
sesuai dengan pengangkutan oksigen DO
2
. DO
2
diproduksi oleh curah jantung dan arteri atau campuran perbedaan oksigen content vena. Pada saat istirahat, konsumsi oksigen di sekitar 3-5 mllgmenit, dapat
meningkatkan sampai 30 mlkgmenit pada anak sehat setelah melakukan olahraga berat Adiwinanto, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2
Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat sebagai batasan dalam penelitian yang bertujuan agar tidak terdapat makna ganda pada penelitian Sastroasmoro et al., 2008.
3.2.1 Aktivitas Olahraga
1. Jenis olahraga adalah tipe olahraga yang dilakukan. 2. Frekuensi olahraga adalah jumlah hari olahraga dalam satu minggu.
3. Durasi olahraga adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu kali berolahraga.
Aktivitas olahraga diukur dengan: a. Alat ukur: Kuesioner
b. Cara ukur: Wawancara c. Hasil ukur:
1. Untuk jenis olahraga memiliki hasil ukur aerobik atau anaerobik
Aktivitas Olahraga: - Jenis olahraga
- Frekuensi olahraga - Durasi olahraga
Obesitas
Universitas Sumatera Utara