HASIL DAN PEMBAHASAN KONTRIBUSI NEED ASSESSMENT SCHOOL BASED BUDGETING DAN Kontribusi Need Assessment School Based Budgeting and Outcome Based Education terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Dabin I and II di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

tabel model summaryb dalam output regression SPSS for windows. Sumbangan relatif dan efektif digunakan untuk mengetahui berapa kontribusi masing-masing variabel bebas. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relative untuk semua varibel bebasnya sama dengan 1 atau 100.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja guru diukur dengan aspek administrasi, pelaksanaan pembelajaran dan Evaluasi. Hasil pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa kinerja guru yang kategori sangat kurang ada 1 atau 1, kategori kurang 32 atau 32, kategori sedang 28 atau 28, kategori baik 33 atau 33 dan kategori sangat baik ada 6 atau 6. Dengan ini secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja guru SD Dabin I dan II di Kecamatan Godong adalah Sedang. Didukung oleh Rina 2013 pada penelitiannya menyatakan bahwa need assessment, school based budgeting dan outcome based education berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru dan prestasi akademik di sekolah. Need Assessment diukur dengan menggunakan aspek analisis pekerjaan profesionalisme guru dan analisis pada orangpribadi guru. Hasil pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa Need Assessment yang kategori sangat kurang ada 12 atau 12, kategori kurang ada 27 atau 27, kategori sedang 36 atau 36, kategori baik 23 atau 23 dan kategori sangat baik ada 2 atau 2. Dengan ini secara umum dapat dikatakan bahwa need assessment SD Dabin I dan II di Kecamatan Godong adalah sedang. Didukung oleh Pervin Oya Taneri dan Cennet Engin-Demir 2011 membuktikan bahwa pentingnya implementasi Need Assessment dalam pendidikan memberikan informasi yang berharga bagi para pembuat kebijakan pada kebutuhan sekolah-sekolah untuk meningkatkan mutu kinerja guru di sekolah. School Based Budgeting diukur dengan menggunakan aspek commitment, collaboration, concern, consideration, dan change. Hasil pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa School Based Budgeting yang kategori sangat kurang ada 4 atau 4, kategori kurang 25 atau 25, kategori sedang 30 atau 30, kategori baik 33 atau 33 dan kategori sangat baik ada 8 atau 8. Dengan ini secara umum dapat dikatakan bahwa School Based Budgeting di Dabin I dan II Kecamatan Godong adalah sedang. Didukung 5 Schwartz Stiefel L 2003 menyatakan bahwa pedoman anggaran kinerja adalah inisiatif School Based Budgeting yang dilembagakan dalam kelompok sekolah di kota New York. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa School Based Budgeting memiliki dampak positif pada pengembangan kualitas dan menyebabkan perubahan pada kinerja guru sekolah. Outcome Based Education diukur dengan menggunakan aspek kejelasan fokus, design down, dan peluang diperluas. Hasil pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa outcome based education kategori sangat kurang ada 13 atau 13, kategori kurang 26 atau 26, kategori sedang 41 atau 41, kategori baik 18 atau 18 dan kategori sangat baik ada 2 atau 2. Dengan ini secara umum dapat dikatakan bahwa outcome based education guru SD di Dabin I dan II Kecamatan Godong adalah sedang. Di dukung oleh Liezel D. Barsoto, dkk 2014 menunjukkan bahwa Outcame Based Education perlu dilaksanakan dalam hal praktik dan lingkungan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan untuk menyediakan solusi yang mungkin dapat meningkatkan pelaksanaan sistem pembelajaran baru. Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Masing-Masing Variabel Uji Normalitas Sig. Keputusan Kesimpulan Kinerja Guru 0.225 H diterima Normal Need Assessment 0.191 H diterima Normal School Based Budgeting 0.293 H diterima Normal Outcome Based Education 0.201 H diterima Normal Berdasarkan tabel 1 untuk masing-masing sampel harga dari sig 0.05, ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 6 Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Linearitas Antara Variabel Bebas Dengan Terikat Uji lineartitas F hitung F tabel Sig. Keputusan Kesimpulan Kinerja GuruNeed Assessment 1,790 2,699 0,053 H diterima Linear Kinerja GuruSchool Based Budgeting 1,621 2,699 0,086 H diterima Linear Kinerja GuruOutcome Based Education 1,667 2,699 0,070 H diterima Linear Berdasarkan tabel 2 untuk masing-masing sampel harga dari F hitung F 0,05;df1;df2 atau sig 0.05, ini berarti bahwa hubungan antara X j dan Y linear. Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Masing-Masing Variabel Uji Multikolinearitas Toleransi VIF Keputusan Need Assessment 0,179 5,596 H ditolak School Based Budgeting 0,293 3,414 H ditolak Outcome based Education 0,154 6,494 H ditolak Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari Toleransi 0,1 atau VIF 10,00, ini berarti bahwa variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Otokorelasi Variabel Terikat Amatan Pada Variabel Bebas Uji Otokorelasi D dU Keputusan Kesimpulan X j 2,168 1,736 H diterima Tidak terjadi autokorelasi Berdasarkan tabel di atas, harga dari d dU, ini berarti bahwa variabel bebas tidak terjadi otokorelasi. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedestisitas Uji Heteroskodestisitas t hitung t tabel Sig Keputusan Need Assessment 1,119 1,984 0,266 H diterima School Based Budgeting -1,629 1,984 0,107 H diterima 7 Outcome Based Education -1,497 1,984 0,138 H diterima Berdasarkan tabel di atas, harga dari r r tabel atau sig 0,025, ini berarti bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas Analisis regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas yaitu need assessment, school based budgeting dan outcome based education terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru. Perhitungan menggunakan program SPSS 16, didapat persamaan regresinya sebagai berikut : Tabel 6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.881 2.031 1.911 .059 Needassessmet .390 .111 .397 3.501 .001 schoolbasedbudgeting .250 .088 .252 2.843 .005 outcomebasededucation .279 .122 .281 2.297 .024 a. Dependent Variable: kinerjaguru Ŷ = 3,881 + 0,390 X 1 + 0,250 X 2 + 0,279 X 3 Dari hassil perhitungan, makadapat ditarik kesimpulan bahwa apabila nilai need assessment, school based budgeting, dan outcome based education masing-masing naik satu tingkat maka pengaruh masing-masing variabel berturut-turut naik sebesar 0,390; 0,250 dan 0,279. Berdasarkan uji yang telah dilakukan diperoleh harga statistik uji untuk taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut : Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F Uji Signifikansi Simultan F hitug F tabel Keputusan Regresi 112,915 2,699 H ditolak Berdasarkan tabel 7, harga dari F hitung F tabel , artinya ada pengaruh secara signifikan antara need assessment, school based budgeting dan outcome based education secara bersama-sama terhadap kinerja guru. 8 Berdasarkan uji yang telah dilakukan diperoleh harga statistik uji untuk taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut : Tabel 8 Ringkasan hasil uji signifikansi parameter individual Uji t Uji Signifikansi Parameter t obs t tabel Keputusan Need Assessment 3,501 1,985 H ditolak School Based Budgeting 2,843 1,985 H ditolak Outcome Based Education 2,297 1,985 H ditolak Berdasarkan tabel di atas, harga dari t t tabel , ini berarti bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara need assessment dengan kinerja guru, school based budgeting dengan kinerja guru dan outcome based education dengan kinerja guru. Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan variabel independen Need Assessment, School Based Budgeting dan Outcome Based Education terhadap variabel dependen Kinerja Guru. Diperoleh data sebagai berikut : Tabel 9 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .883 a .779 .772 1.887 Tabel 9 menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,779, dimana senilai dengan 77,9. Sehingga variabel independent memberikan sumbangan sebesar 77,9 dari kinerja guru SD Dabin I dan II di Kecamatan Godong. Sedangkan 22,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan ini penggunaan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat sudah tepat. Tabel 10 Ringkasan Hasil Data Sumbangan Efektif Variabel Koefisien β r yx Sumbangan Efektif Need Assessment 0,390 0,852 32,228 School Based Budgeting 0,250 0,804 20,1 Outcome Based Education 0,279 0,848 23,66 9 Sumbangan efektif Need Assessment X 1 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 32,228, School Based Budgeting X 2 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 20,1 dan Outcome Based Education X 3 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 23,66. Hal ini menunjukkan variabel Need Assessment mempunyai sumbangan efektif paling besar terhadap Kinerja Guru. Tabel 11 Ringkasan Hasil Data Sumbangan Relatif Variabel Sumbangan Efektif R 2 Sumbangan Relatif Need Assessment 32,228 0,779 42,65 School Based Budgeting 20,1 0,779 25,80 Outcome Based Education 23,66 0,779 30,37 Sumbangan relatif Need Assessment X 1 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 42,65, School Based Budgeting X 2 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 25,80 dan Outcome Based Education X 3 terhadap Kinerja Guru Y sebesar 30,37. Hal ini menunjukkan variabel Need Assessment mempunyai sumbangan relatif paling besar terhadap Kinerja Guru. Kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi interpersonal dengan siswanya. Faktor utama mengapa manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial yang menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Menurut McCawley 2009: 11, Need Assessment adalah suatu pendekatan sistematis untuk mempelajari keadaan pengetahuan, kemampuan, minat, atau sikap dalam elemen- elemen pendidikan. Sedangkan Alison Roselt 2009 mengatakan bahwa training need assessment adalah suatu studi sistematis terhadap suatu perubahan atau inovasi dengan cara mengumpulkan data, opini dari berbagai sumber guna mengambil keputusan yang efektif. 10 11 Snell 2010: 19 melakukan penelitian dengan judul: ”School Based Budgeting Task Force”. Dalam penelitiannya School Based Budgeting biasanya cocok dalam persyaratan yang digariskan oleh Negara misalnya, Peraturan Pemerintah Daerah tentang Anggaran dan mendukung pengembangan kebijakan sekolah”. Outcome Based Education adalah proses yang melibatkan restrukturisasi kurikulum, penilaian dan pelaporan praktik dalam pendidikan untuk mencerminkan prestasi belajar urutan tinggi dan penguasaan daripada akumulasi kredit saja Butler, 2004: 7. Dengan demikian tujuan utama dari Outcome Based Education adalah untuk memfasilitasi perubahan yang diinginkan dalam peserta didik, dengan meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan danatau positif mempengaruhi sikap, nilai-nilai dan penilaian. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, uji normalitas untuk masing-masing variabel harga dari sig 0.05, ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji linieritas menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai sig 0.05, ini berarti bahwa hubungan antara Xj dan Y linear. Uji multikolinieritas dari masing-masing variabel harga dari Toleransi 0,1 atau VIF 10,00, ini berarti bahwa variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas. Uji Otokorelasi harga dari d dU, ini berarti bahwa variabel bebas tidak terjadi otokorelasi. Uji heteroskodestisitas harga dari rhitung rtabel atau sig 0,025, ini berarti bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas. Hasil penelitian menunjukkan semua variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependent. Dari nilai konstanta persamaan regresi nilai koefisien regresi need assessment, school based budgeting dan outcome based education. Interpretasi berikutnya adalah koefisien regresi masing-masing variabel. Sehingga persamaan regresinya adalah: Ŷ = 3,881 + 0,390 X 1 + 0,250 X 2 + 0,279 X 3 Apabila need assessmet meningkat 1 skor, maka kinerja guru meningkat sebesar 0,390, school based budgeting meningkat 1 skor, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,250 dan bila outcome based education meningkat 1 skor, maka kinerja guru meningkat 0,279. Nilai konstanta sebesar 3,881 bernilai positif dapat diartikan bahwa rata- 12 rata kontribusi variabel lain diluar model memberikan dampak positif terhadap kinerja guru SD Dabin I dan II di Kecamatan Godong . Need Assessment memberikan sumbangan efektif sebesar 32,228. Dengan taraf signifikansi 5 diperkuat nilai sig 0,000 0,05. Yang artinya makin kuat Need Assessment maka semakin meningkat pula kinerja guru Sekolah Dasar. Didukung oleh Hastuti 2013 didalam penelitiannya menyatakan bahwa need assessment akan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah. Teneri dan Demir 2011 juga membuktikan pada penelitiannya bahwa pentingnya implementasi need assessment dalam pendidikan memberikan informasi yang berharga bagi para pembuat kebijakan pada kebutuhan sekolah-sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah. School Based Budgeting memberikan sumbangan efektif sebesar 20,1. Dengan taraf signifikansi 5 diperkuat nilai sig 0,0000,05. Yang artinya semakin kuat School Based Budgeting maka semakin meningkat pula kinerja guru Sekolah Dasar. Didukung oleh Stiefel 2000 dalam penelitiannya tentang pengaruh dan hubungan School Based Budgeting dengan kinerja guru. Penelitian Stiefel membuktikan bahwa rencana dan alokasi anggaran mampu meningkatkan kinerja guru. Schwartz 2003 juga menyatakan bahwa School Based Budgeting memiliki efek positif pada pengembangan kualitas dan menyebabkan perubahan pada kinerja guru di sekolah. Outcome Based Education memberikan sumbangan efektif sebesar 23,66. Dengan taraf signifikansi 5 diperkuat nilai sig 0,000 0,05. Yang artinya semakin kuat Outcome Based Education maka semakin meningkat pula kinerja guru Sekolah Dasar. Sesuai dengan penelitian Nyuswa 2003 yang menunjukkan bahwa dalam pengembangan Outcame Based Education dalam pengembangan kinerja guru dapat dilakukan dengan pentingnya pendidikan dan pelatihan Outcame Based Education secara intensif, peningkatan kualitas variablesumber Outcame Based Education, pentingnya imporovisasi Outcame Based Education, perlu pengendalian kualitas sumber Outcame Based Education, dan perlu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dalam pembelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Davis 2003 yang membuktikan bahwa Program Outcame Based Education dihadapkan dengan kebutuhan untuk mengembangkan pengajaran non-tradisional dan teknik penilaian, yang menunjukkan bahwa pembelajaran 13 dan kinerja kemampuan memiliki pengembangan yang luas, dimana metodologi penilaian telah berfokus pada penilaian kinerja dalam Outcame Based Education.

4. PENUTUP