Kelangsingan kolom Tulangan Longitudinal

n u P P 7 ,  ............................................ 2-88 dengan : P n = kuat tekan rencana P u = kuat tekan ultimit A g = luas tampang brutto A st = luas total tulangan lentur Ø = faktor reduksi kekuatan

2.5.1 Kelangsingan kolom

Kolom langsing didefinisikan sebagai kolom yang mengalami pengurangan kapasitas tekan aksial yang cukup besar akibat pengaruh PΔ. Kolom pendek adalah kolom yang keruntuhannya disebabkan karena kelelehan tulangan pada zona tarik dan tekan aksial. 1 Cek batasan angka kelangsingan untuk kolom langsing dengan ketentuan berikut : a. Untuk kolom tidak bergoyang atau kolom dengan tumpuan sendi kolom menggunakan bresing: ..................................................... 2-89 b. Untuk kolom bergoyang kolom tidak diberi bresing 22 .  r l k u ................................................................2-90 dengan : k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan, r = radius girasi suatu penampang komponen struktur tekan, boleh diambil 0,3 kali dimensi total dalam arah stabilitas yang ditinjau, untuk komponen struktur persegi, sama dengan 0,25 kali diameter untuk komponen struktur tekan bulat. Untuk bentuk penampang lain r boleh dihitung dari penampang bruto. ℓ u = panjang bersih komponen struktur tekan, diambil sama dengan jarak bersih antara plat lantai dan balok         2 1 12 34 . M M r k u  M 1 , M 2 = momen-momen ujung terfaktor pada kolom yang posisinya berlawanan Bila syarat diatas terpenuhi maka kolom dapat dikategorikan sebagai kolom pendek. Jika tidak terpenuhi kolom dikategorikan sebagai kolom langsingpanjang.

2.5.2 Tulangan Longitudinal

Dalam perencanaan kolom pada struktur ini digunakan dengan desain kapasitas yang momen rencana kolom dicari menggunakan rumus; .................................2-91 Dimana: Selain itu kolom yang direncanakan merupakan kolom biaksial. Untuk penyederhanaan perhitungan momen-momen yang bekerja dengan dua arah dijumlahkan dengan penjumlahan vektor, sehingga analisisnya dapat menjadi lebih sederhana yaitu secara uniaksial. Langkah-langkah perencanaan kolom adalah sebagai berikut : 1. Menghitung gaya aksial dan momen dua arah yang diperoleh dari hasil analisis struktur.   Pu Pn 2-92 Mg Me    . 5 6 join di bertemu yang kolom dua Jumlah Mn Me   lantai pelat efektif selebar di pelat \ tulangan sumbangan termasuk join di bertemu yang balok dua Mn Jumlah  Mg   Mux Mnx 2-93   Muy Mny 2-94 2. Menghitung perkiraan kuat momen uniaksial yang bekerja pada struktur yaitu seperti berikut ini: a. Untuk h b M M nx ny  digunakan rumus:   ny nx noy M h b M M     1 . . : 2-95 b. Untuk h b M M nx ny  digunakan rumus:   nx ny nox M h b M M     1 . . : 2-96 3. Berdasarkan nilai M dan P yang telah diperoleh dari perhitungan di atas, kolom dirancang secara uniaksial dengan menggunakan persamaan berikut ini: 2 . . h b f M M c nox od  2-97 h b f P N c n od . .  2-98 4. Berdasarkan nilai M od dan N od yang telah dihitung, dengan menggunakan diagram interaksi yang ada dapat diperoleh rasio tulangan ρ s . 5. Menghitung kuat beban uniaksial maksimum tanpa adanya momen yang bekerja lentur murni, ρ u = 0 dengan rumus : P o =   y st st g c f A A A f . . . . 85 ,    ............2-99 6. Menentukan kekuatan penampang dengan menggunakan “Bresler Resiprocal Load Methode ”, yaitu dengan menjumlahkan kapasitas suatu penampang kolom yang berada dibawah aksial tekan dan lentur dua arah, yaitu: 2-100 dengan : P ox = kuat beban kolom uniaksial maksimum dengan M nx = P n . e y , P o = kuat beban kolom uniaksial maksimum tanpa adanya momen yang bekerja lentur murni, P u = 0 P oy = kuat beban kolom uniaksial maksimum dengan M ny = P n . e x .

2.5.3 Tulangan Transversal