Dimana x
ij
merupakan rating kinerja alternatif ke – i terhadap atribut ke –
j. Nilai bobot yang menujukan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai W: W = {w
j
, w
j
, …., w
n
} rating kinerja x dan nilai bobot w
merupakan nilai utamam yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk
mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan yang diberikan. Menurut Kusumadewi, Hartati, Harjoko, Wardoyo 2006, salah satu
metode untuk menyelesaikan masalah MADM adalah dengan Simple Additive Weighting.
2.7 Simple Additive Weighting
Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting
menurut Kusumadewi, Hartati, Harjoko, Wardoyo 2006, adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua atribut. Metode
Simple Additive Weighting membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang
ada. Diberikan persamaan sebagai berikut :
……..................................2
Dimana r
ij
adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A
i
pada atribut C
j
: i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif V
i
diberikan sebagai berikut:
…………………………………………………...3
Nilai V
i
lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A
i
lebih terpilih. Langkah-langkah dari metode Simple Additive Weighting adalah :
1. Menentukan kriteria-kriteria C yang akan dijadikan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan. 2.
Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3.
Membuat matriks keputusan X berdasarkan kriteria C, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan
dengan jenis atribut atribut keuntunganbenefit ataupun atribut biayacost sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matriks ternormalisasi R dengan bobot variabel kepentingan W sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik A
sebagai solusi.
2.7.1 Kelebihan Metode Simple Additive Weighting
Menurut Eniyati 2011, Kelebihan dari model Simple Additive Weighting dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak
pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain
itu metode Simple Additive Weighting juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah
menentukan nilai bobot untuk setiap atribut. Sedangkan menurut Wibowo 2010, menyatakan bahwa total perubahan nilai yang dihasilkan oleh metode Simple
Additive Weighting lebih banyak sehingga metode Simple Additive Weighting sangat relevan untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan.
106
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Kebutuhan Sistem