commit to user 3
B. Perumusan Masalah
Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan tanpa diimbangi penambahan bahan organik dapat menurunkan produksi tanaman pertanian
baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya meningkatkan produksi tanaman pertanian adalah dengan pemupukan berimbang. Salah satunya dengan
aplikasi vermikompos dan pupuk anorganik. Penelitian mengenai pengaruh imbangan pupuk organik dan anorganik terhadap kualitas hasil tanaman sudah
cukup banyak dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pada tanaman padi masih sangat jarang dilakukan. Hal ini bertolak belakang dengan kebutuhan
informasi masyarakat terhadap mutu makanan yang dikonsumsi mengingat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber
makanan yang sehat dan aman. Kemudian bagaimanakah kualitas hasil tanaman padi
Oryza sativa
dari aplikasi vermikompos dan pupuk anorganik di lahan sawah Palur Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui kualitas hasil tanaman padi
Oryza sativa
dari aplikasi vermikompos dan pupuk anorganik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberi kontribusi informasi mengenai kualitas hasil padi
Oryza sativa
pada penggunaan vermikompos dan pupuk anorganik serta diharapkan dapat dijadikan suatu rekomendasi bagi petani
dalam upaya meningkatkan kualitas hasil padi
Oryza sativa
.
commit to user 4
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Hasil Tanaman Padi
Amilum atau biasa dikenal dengan sebutan pati, polisakharida yang ditemukan sangat banyak dalam butiran padi-padian dan akar-akaran serta umbi-
umbian adalah salah satu sumber energi yang sangat penting dalam makanan manusia. Dilihat dari susunannya, pati tersebut merupakan suatu campuran amilose
polisakharida yang berantai lurus dan amilopektin yang berantai cabang Harper
et al.
, 1985. Menurut Hutagalung 2004, peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serelia. Contohnya beras, semakin kecil kandungan
amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Amilum atau biasa disebut dengan pati merupakan rantai panjang karbohidrat yang tersusun dari ikatan sejumlah monosakharida yang sejenis atau
dari beberapa jenis monosakharida disertai pelepasan molekul-molekul air, ikatan ini biasa dikenal sebagai polisakharida. Amilum terdiri dari monomer
α- D-glukosa membentuk polisakharida yang menggulung, secara relatif larut
dalam air dan mudah terurai menjadi fragmen yang lebih kecil oleh aktifitas enzim Prawiranata
et al.
, 1981. Masih menurut Prawiranata
et al.,
1981, proses pembentukan pati diawali dengan proses fotosintesis, pada waktu fotosintesis, CO
2
diasimilasikan dan diubah menjadi troisa fosfat, sebagian dari triosa fosfat digunakan bagi regenerasi ribulisa-1.5-difosfat yang merupakan aseptor dalam
fotosintesis, sedangkan sisanya diubah menjadi pati, selulosa dan karbohidrat lainnya.
Unsur hara nitrogen secara tidak langsung berperan penting dalam proses fotosintesis. Pembentukan pati dari sintesa karbohidrat memerlukan
nukleotida seperti ATP Adenosin Trifosfat. Nukleotida tersusun atas basa- basa nitrogen, gula dan asam fosfat. Nitrogen juga merupakan unsur penting
4
commit to user 5
dalam pembentukan protein dimana semua enzim dalam proses metabolisme tumbuhan merupakan protein Prawiranata
et al.
, 1981. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam
amino yang akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Oleh
karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif seperti
pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun Novizan, 2003. Unsur hara fosfor berperan langsung dalam proses pembentukan pati,
nukleotida ialah ikatan yang mengandung fosfor. Disamping itu fosfor penting dalam pemindahan energi ATP dan ADP dalam bentuk gula fosfat.
Beberapa monosakharida seperti glukosa terdapat dalam jaringan tanaman sebagai gula bebas. Untuk dapat memasuki reaksi metabolik, gula tersebut
harus mengalami fosoforilasi membentuk gula fosfat. Salah satu gula fosfat yang penting dalam pembentukan pati adalah glukosa-6-fosfat dan fruktosa-
1,6-fosfat Prawiranata
et al.
, 1981. Menurut Poerwowidodo 1992, fosfor berperan dalam menyimpan dan memindahkan energi untuk sintesa
karbohidrat, protein dan proses fotosintesis. Unsur hara kalium didalam proses pembentukan pati, salah satunya berperan
sebagai katalisator enzim. Beberapa diantaranya adalah sebagai katalisator enzim dalam proses fosforilasi pada proses pembentukan gula fosfat.
Reaksi: gula + ATP
enzim
gula fosfat + ADP Prawiranata
et al.
, 1981. Kalium juga berperan dalam proses membuka dan menutupnya
stomata. Pengaturan stomata yang optimal akan meningkatkan reduksi CO
2
yang akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis. Sehingga kalium sangat berperan penting dalam kelancaran proses
fotosintesis Poerwowidodo, 1992. Komponen kedua penyusun beras setelah pati adalah protein. Walaupun
jumlah protein dalam beras tergolong kecil atau relatif rendah yaitu kurang lebih 8 pada beras pecah kulit dan 7 pada beras giling, protein dapat
menghasilkan kalori sebesar 40-80 persen kalori Kusmiadi, 2008.
commit to user 6
Protein mengandung karbon, hidrogen dan oksigen, akan tetapi selain itu juga berisi nitrogen. Protein merupakan molekul yang sangat besar, terbentuk dari
asam amino yang terikat bersama. Susunan kimia berbagai asam amino sedikit banyak berbeda, tetapi susunan kimianya dalam dua hal sama yaitu setiap asam
mempunyai sedikitnya satu kelompok amino NH
2
dan satu kelompok karboksil COOH Harper
et al.
, 1985. Menurut Prawiranata
et al.
, 1981, protein terbentuk dari monomer- monomer asam amino dengan melepaskan satu molekul air H
2
O dari dua molekul asam amino yang berdampingan, ikatannya dikenal sebagai ikatan
peptida. Reaksi dasar pembentukan asam amino adalah reaksi asam α-keto
dengan ammonia yang disebut dengan reaksi aminasi reduktif. Reaksinya adalah sebagai berikut :
R-CO-COOH+NH
3
à R-CNH-COOH+H
2
O R-CNH-COOH+NADPH
2
NADH
2
àR-CHNH
2
-COOH+NADPNAD. Pada tanaman nitrogen diserap dalam bentuk nitrat NO
3 -
dan amonium NH
4 +
. Nitrat pada tanaman akan segera diubah menjadi nitrit NO
2 -
dengan bantuan enzim nitrat reduktase, nitrit ini kemudian diubah menjadi amonia NH
3
dengan bantuan enzim nitrit reduktase. Sedangkan ammonium NH
4 +
diubah amonia NH
3
melalui proses oksidasi ammonium NH
4 +
. Amonia NH
3
inilah yang nantinya akan diasimilasi oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang
akan diubah menjadi protein Prawiranata
et al.
, 1981. Unsur hara fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H
2
PO
4 -
dan HPO
4 2
. Dalam pembentukan protein, fosfor berperan membentuk ATP sebagai sumber
energi. Selain itu, unsur hara kalium juga berperan penting sebagai pengaktif enzim dalam proses pembentukan protein Salisbury dan Ross, 1995.
Berdasarkan analisis protein yang terkandung pada bahan pangan, umumnya perhatian lebih ditujukan pada kadar total protein daripada terhadap adanya
protein spesifik dalam bahan pangan tersebut. Jumlah gram protein dalam bahan pangan biasanya dihitung sebagai hasil perkalian jumlah gram nitrogen dengan
faktor konversi dan kadar protein yang dihitung dilaporkan sebagai kadar protein kasar
crude protein
Anonim, 2008.
commit to user 7
Berat 1000 biji merupakan salah satu indikator kualitas hasil tanaman. Perhitungan berat 1000 biji diperlukan karena merupakan salah satu ciri yang
tercantum dalam deskripsi suatu varietas tanaman. Menurut Mugnisjah dan Setiawan 1990, rata-rata berat 1000 biji cenderung menjadi ciri yang tetap
dari setiap varietas tanaman. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran biji yang konstan
dalam beberapa varietas karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan.
Salah satu aplikasi penggunaan berat 1000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam suatu petak lahan, dengan mengetahui
biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak karena biji yang baik untuk
ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Selain itu, orang sering memilih biji besar sebagai benih dengan alasan: biasanya
tanaman dari ras yang baik, mempunyai biji yang lebih besar dan berat karena besar dan berat biji adalah sifat yang diwariskan, biji besar dan berat
biasanya sudah cukup masak, biji besar dan berat mempunyai cadangan makanan yang banyak Anonim, 2010.
Berat 1000 biji salah satunya dipengaruhi oleh ukuran dari biji tersebut. Nitrogen berperan sebagai penyusun protein dimana protein merupakan
penyusun utama protoplasma yang berfungsi sebagai pusat proses metabolisme dalam tanaman yang selanjutnya akan memacu pembelahan dan
pemanjangan sel sehingga pemberian unsur hara nitrogen pada tanaman dapat meningkatkan ukuran biji pada tanaman padi Poerwowidodo, 1992.
Menurut Rao 1994 dan Poerwowidodo 1992, fosfat pada tanaman berperan dalam menyimpan dan memindahkan energi pada sintesa
karbohidrat, protein dan proses fotosintesis. Senyawa-senyawa hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk senyawa organik yang kemudian
dibebaskan dalam bentuk ATP untuk pertumbuhan tanaman salah satunya untuk pembentukan biji pada tanaman padi.
commit to user 8
Salah satu unsur yang berpengaruh pada berat 1000 biji tanaman padi adalah kalium. Kalium pada tanaman selain berperan penting untuk
pembentukan klorofil dalam proses fotosintesis, juga penting untuk padi- padian dalam pembentukan butir Soegiman, 1982. Kalium penting dalam
proses translokasi asimilat sehingga gabah yang terbentuk lebih lebar, merangsang pengisian biji sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman
Sarief, 1986. Kalium selain berperan sebagai katalisator dalam proses sintesa protein
dan pembentukan klorofil, kalium juga berperan mengatur kegiatan membuka dan menutupnya stomata. Pengaturan stomata yang optimal akan
mengendalikan transpirasi tanaman dan meningkatkan reduksi karbondioksida yang akan diubah menjadi karbohidrat sebagai cadangan makanan pada proses
fotosintesis. Sehingga semakin meningkat proses fotosintesis maka semakin banyak fotosintat yang dihasilkan, fotosintat inilah yang nantinya disimpan
dalam biji padi, sehingga semakin meningkat fotosintat yang dihasilkan pada proses fotosintesis maka cadangan makanan yang disimpan pada biji padi juga
semakin meningkat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi berat 1000 biji tanaman padi tersebut Poerwowidodo, 1992.
2. Vermikompos
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan buatansintetis. Pada umumnya pupuk organik
mengandung hara makro N, P dan K rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman
Setyorini
et al.
, 2000. Pupuk organik menurut Sutejo 1995, mempunyai fungsi penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan
top soil
, meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah pula.
Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Vermikompos
merupakan campuran kotoran cacing tanah kascing dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu vermikompos merupakan
commit to user 9
pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kompos lain yang kita kenal selama ini Anonim, 2009.
Vermikompos mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, AI, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo
tergantung pada bahan yang digunakan. Vermikompos merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba
pengurai bahan organik akan terus berkembang dan menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena itu dapat meningkatkan kesuburan
tanah Mashur, 2001. Menurut Mulat 2003, vermikompos mengandung banyak mikroorganisme tanah, jumlah mikroorganisme yang banyak dan
aktifitasnya yang tinggi bisa mempercepat mineralisasi atau pelepasan unsur- unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk tersedia bagi tanaman.
3. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk hasil industri atau hasil pabrik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan
kadar yang tinggi. Kelebihan pemakaian pupuk ini antara lain dapat meringankan ongkos angkut, mudah didapat, dapat disimpan lama dan
konsentrasi yang tinggi menyebabkan pupuk ini cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk ini biasanya mengandung sedikit unsur hara mikro atau bahkan tidak
ada Sutejo, 1995. Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N+P, P+K, N+K, N+P+K dan sebagainya Hardjowigeno, 2005.
Pupuk Urea CONH
2 2
adalah pupuk yang mengandung 46 N, paling tinggi diantara semua pupuk nitrogen. Oleh karena itu pemberian pupuk urea
sangatlah diperlukan untuk mencukupi kebutuhan nitrogen bagi tanaman. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah diubah menjadi
ion ammonium yang dapat diserap oleh tanaman Novizan, 2003.
commit to user 10
Pupuk Urea tidak mengandung NH
4 +
akan tetapi setelah diaplikasikan ke dalam tanah akan secara cepat dihidrolisis oleh adanya enzim urease,
menghasilkan NH
4 +
ammonium dan HCO
3 -
bikarbonat. Persamaan reaksinya disajikan sebagai berikut :
CONH
2 2
+ 2H
2
O + H
+ urease
2NH
4 +
+ HCO
3 -
HCO
3 -
+ H
+
CO
2
+ H
2
O Winarso, 2005. Pupuk majemuk didefinisikan sebagai pupuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara utama. Pemakaian pupuk majemuk di lahan sawah belum terlalu banyak. Namun dalam beberapa tahun terakhir, pemakaian pupuk
majemuk samakin meningkat sebagai akibat seringnya terjadi kelangkaan pupuk tunggal seperti Urea pada saat tanam Setyorini
et al.,
2000. Unsur hara N, P dan K didalam tanah tidak cukup tersedia dan terus
berkurang karena diambil untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen tercuci, menguap, dan erosi. Untuk mencukupi kekurangan
unsur hara N, P dan K perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hara-hara tersebut sekaligus adalah pupuk
Phonska. Setiap butir pupuk Phonska mengandung tiga macam unsur hara utama yaitu nitrogen N, fosfor P, kalium K yang diperkaya dengan
unsur hara belerang S dalam bentuk larut air, sehingga mudah diserap akar tanaman Anonim, 2009.
Pupuk Phonska menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang penting bagi proses fotosintesis,
mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat pencapaian tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum, memacu pertumbuhan akar,
perakaran lebih lebat sehingga tanaman menjadi sehat dan kuat, menjadikan
batang lebih tegak, kuat dan mengurangi resiko rebah Anonim, 2009.
4. Tanaman Padi
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia
setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia Anonim, 2009.
commit to user 11
Padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak dihasilkan dan menempati lahan yang paling luas di daerah tropika. Menurut data statistika
FAO selama tahun 1970, dihasilkan lebih dari 170 juta ton tanaman padi di 94 juta ha lahan di daerah tropika. Lebih dari 90 hasil ini berasal dari Asia
tropika Sanchez, 1976. Tanaman padi merupakan tanaman semusim dan pada umumnya hanya
satu kali berproduksi. Tanaman ini termasuk famili Graminae dengan jumlah spesies ± 25 spesies, salah satunya adalah spesies
Oryza sativa
L. Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman padi menghendaki lahan sawah basah. Penanaman
padi di lahan kering biasanya dilakukan petani pada areal-areal tadah hujan dimana tidak terdapat air irigasi sehingga waktu penanamannya menyesuaikan
dengan turunnya hujan awal musim hujan. Sedangkan padi sawah tidak tergantung musim, karena pada umumnya air akan tersedia sepanjang musim
melalui saluran irigasi Raharja, 2009. Tanaman padi merupakan tumbuhan yang tergolong tanaman air
waterplant
. Sebagai tanaman air bukan berarti bahwa tanaman padi itu hanya bisa tumbuh diatas tanah yang terus menerus digenangi air, baik
penggenangan ini terjadi secara alami seperti terjadi pada tanah rawa maupun penggenangan disengaja seperti terjadi pada tanah sawah. Tanaman padi juga
dapat tumbuh dengan mudahnya ditanah daratan atau tanah kering asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan tanaman akan air Siregar, 1978.
Pertumbuhan tanaman padi dibedakan menjadi 3 fase, yaitu fase vegetatif, fase generatif reproduksi dan fase pemasakan. Fase vegetatif
dimulai dari saat berkecambah sampai dengan inisiasi primordia malai yang ditandai dengan pembentukan anakan aktif yaitu anakan maksimal,
bertambahnya tinggi tanaman dan daun tumbuh secara teratur. Fase reproduktif dimulai dari inisiasi primordia malai yang ditandai dengan
memanjangnya ruas batang, berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting dan pembungaan. Fase pemasakan dimulai dari berbunga
sampai panen, yang ditandai dengan masak susu, masak tepung, masak kuning dan masak fisiologis Yoshida, 1981.
commit to user 12
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo 1994, adalah
sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Spesies :
Oryza sativa
5. Tanah Sawah
Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman
palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah
pertanian dan sebagainya. Segala jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Kecuali itu, padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam
iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai
dengan sifat tanah asalnya Hardjowigeno
et al.
, 2009. Menurut Watanabe dan Roger 1985 dalam Prasetyo
et al
., 2009, sawah adalah suatu ekosistem buatan dan suatu jenis habitat khusus yang
mengalami kondisi kering dan basah tergantung pada ketersediaan air. Karakteristik ekosistem sawah dipengaruhi oleh penggenangan, tanaman padi,
dan budi dayanya. Sawah tergenang biasanya merupakan lingkungan air sementara yang dipengaruhi oleh keragaman sinar matahari, suhu, pH,
konsentrasi O
2
, dan status hara. Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian
disawahkan, atau dari tanah rawa-rawa yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase. Sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut
sawah irigasi, sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah
commit to user 13
tadah hujan. Di daerah pasang surut ditemukan sawah pasang surut, sedangkan yang dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak disebut sawah
lebak Hardjowigeno
et al.
, 2009. Sanchez 1993, membagi profil tanah sawah atas 4 bagian seperti tertera
pada Gambar 2.1 yaitu: 1 Lapisan air; 2 Lapisan oksidasi; 3 Lapisan olah yang mengalami reduksi; 4 Subsoil yang bersifat oksidatif dan kadang-
kadang reduktif. Di bawah lapisan air masih dijumpai adanya lapisan yang bersifat oksidatif, walaupun hanya beberapa millimeter saja ketebalannya.
Sedangkan lapisan reduktif yang berada di bawah lapisan oksidatif relatif lebih tebal dibandingkan lapisan lainnya.
Gambar 2.1 Penampang profil tanah sawah menurut Sanchez 1993 Pada tanah-tanah sawah yang tergenang anaerob proses dekomposisi
bahan organik lebih lambat dibandingkan dengan tanah pada kondisi tidak tergenang aerob. Bakteri anaerob yang terlibat kurang efisien, dibandingkan
dengan bakteri aerob yang lebih beraneka jenisnya. Proses dekomposisi pada tanah tidak tergenang memiliki hasil akhir CO
2
, NO
3 -
, SO
4 -2
dan bahan humus
commit to user 14
yang mantap. Pada tanah tergenang hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik adalah CO
2
, NH
4 +
, metan, amina, H
2
S dan sisa-sisa yang baru sebagian terhumuskan Sanchez, 1976.
Pada tanah tergenang nitrogen merupakan hara yang tidak stabil karena adanya proses mineralisasi bahan organik amonifikasi, nitrifikasi dan
denitrifikasi oleh mikroba tanah tertentu. Pada lapisan atas dimana oksigen masih cukup, proses mineralisasi akan menghasilkan NO
3 -
. Sedangkan pada lapisan dibawahnya yang sifatnya reduktif tanpa oksigen maka asimilasi
akan berhenti sampai amonifikasi yaitu terbentuknya NH
4 +
. Nitrat NO
3 -
yang terbentuk di lapisan atas lapisan oksidasi sebagian akan berdifusi ke lapisan
reduksi dan selanjutnya akan terjadi proses denitrifikasi, yaitu terbentuknya gas N
2
O atau N
2
yang hilang ke udara. Oleh karena itu, pemberian pupuk anorganik seperti urea pada tanah sawah sebaiknya diberikan ke dalam lapisan
reduksi dengan beberapa kali pemberian untuk mengurangi kehilangan nitrogen sehingga efisiensinya meningkat Prasetyo
et al.
, 2009.
commit to user 15
B. Kerangka Berfikir