commit to user
18
BAB III PERANCANGAN ALAT
3.1. Prisip Kerja AC Mobil
Prinsip kerja dari system pengkondisian udara adalah sebagai berikut : 1.
Di dalam kompresor, refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah dikompresikan sehingga mempunyai temperatur dan tekanan tinggi. Kemudian dari
kompresor, refrigerant yang telah berbentuk uap ini masuk ke dalam kondensor melalui pompa tekan discharge line.
2. Di dalam kondensor, uap refrigerant yang bertemperatur dan tekanan tinggi
didinginkan oleh udara sehingga berkondensasi menjadi cairan refrigerant. Di dalam kondensor ini, energi kalor yang dibawa oleh uap refrigerant dilepaskan dan diterima
oleh medium pendinginnya. 3.
Selanjutnya, refrigerant cair dari kondensor akan diterima oleh receiver tank untuk kemudian dialirkan pada pipa kapiler yang berfungsi sebagai alat ekspansi.
Pada pipa kapiler, tekanan refrigerant yang akan masuk evaporator diturunkan. Penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan sehingga
refrigerant dapat menyerap cukup banyak kalor di dalam evaporator.
4. Refrigerant
yang bertekanan rendah akan menguap di dalam pipa-pipa evaporator
. Penguapan ini membutuhkan energi kalor yang diserap dari sekelilingnya, sehingga ruangan menjadi dingin karena temperaturnya turun. Uap
refrigerant dari evaporator, seterusnya akan masuk ke pipa hisap suction line
menuju kompresor lagi.
commit to user
19
T
in
= 31
o
C
Instalasi dari sistem pengkodisian udara pada mobil berbahan bakar etanol yaitu berupa kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator
V
ud low
= 2,5 ms, T
low
= 17.6
o
C, RH
low
= 90.9 V
ud med
= 2,8 ms, T
med
= 17.4
o
C, RH
med
= 93 V
ud hi
= 3 ms, T
hi
= 17.6
o
C, RH hi = 94
Gambar 3.1 Skema Instalasi Peralatan Pengujian
3.2. Spesifikasi Peralatan 3.2.1 Peralatan AC
Peralatan pengkondisan udara pada mobil berbahan etanol dengan kapasitas mesin penggerak 1100 cc dan menghasilkan daya 65hp, maka dibutuhkan kompresor
berdaya kurang dari 3hp, agar tidak membebani daya poros yang dihasilkan oleh mesin penggerak.
RH
in
= 67,5 , T
o
=31
o
C P
suction
= 0,18 MPa
Sign Glass
P
discharge
= 1,4 MPa T
out
= 37,6
Kompresor tipe Through Vane
commit to user
20
a. Kompresor tipe Through Vane tipe TV
Dua buah sudut through vane diletakkan saling membentuk sudut diantara rotor dan dinding silinder. Gerakan tersebut akan menghisap dan
menekan refrigerant. Gambar kontruksi kompresor ini diperlihatkan pada gambar 3.2 dan mekanisme kerjanya diperlihatkan pada gambar 3.3 .
Gambar 3.2 Kompresor Tipe TV Saat sistem MAC beroperasi, sebagian pelumas yang tercampur dengan
refrigerant akan terbawa keluar kompresor, sehingga sejumlah pelumas akan
ditemukan di kondensor, evaporator, receiverdrier dan komponen lainnya. Namun, sejumlah tertentu pelumas harus bersirkulasi bersama-sama refrigerant untuk
melumasi bagian yang memerlukan. Jumlah pelumas didalam kompresor tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Jika pelumas terlalu banyak, maka pelumas akan menempel pada dinding pipa kondensor dan evaporator dan menghalangi perpindahan panas. Akibatnya
kapasitas pendinginan akan menurun. Kandungan pelumas dalam refrigerant yang mencapai 10 dapat menurunkan kapasitas pendinginan 8. Jika pelumas dalam
kompresor terlalu sedikit maka akan menyebabkan temperatur kompresor meningkat, komponen cepat aus dan rusak akibat temperatur tinggi.
Dalam menangani pelumas untuk R 134a perlu diperhatikan agar pelumas ini
commit to user
21
tidak terkena udara terlalu lama karena sifatnya yang sangat higroskopik dan iritasi. Dengan beberapa plastik dan cat pelumas ini bereaksi.
Gambar 3.3 Mekanisme kerja kompresor TV b.
Kondensor Kondensor digunakan untuk mendinginkan refrigerant bertekanan dan
bertemperatur tinggi dan mengubahnya menjadi cairan. Proses pendinginan ini disebut dengan proses kondensasi dimana sejumlah besar panas dilepaskan
dari kondensor ke udara pendingin. Untuk memperoleh aliran udara pendinginan yang cukup, kondensor ditempatkan didepan radiator.
Pada kendaraan dengan mesin didepan seperti sedan, kondensor akan memperoleh pendinginan yang lebih baik karena udara dapat mengalir dengan
baik. Aliran udara akan bertambah besar pada saat kendaraan bergerak. Lain halnya dengan kendaraan jenis minibus dimana mesin ditempatkan dibawah
tempat duduk depan. Kondensor pada minibus dimana mesin ditempatkan dibawah tempat duduk depan. Kondensor pada minibus tidak memperoleh
aliran udara sebaik pada pada kendaraan dengan mesin didepan karena aliran udara terhalang oleh bagian depan kendaraan. Agar kondensor memperoleh
commit to user
22
aliran udara yang cukup, perlu diperhatikan kemampuan kipas fan kondensor udara yang cocok sehingga panas yang harus dibuang keudara
dapat dialirkan seluruhnya. Untuk memperbaiki kapasitas pendinginan dan mengurangi berat dan
ukuran kondensor, beberapa tipe baru kondensor telah dikembangkan, diantaranya :
Tipe Laluan Tunggal single pass Jenis kondensor ini diilustrasikan pada gambar 3.4, refrigerant
mengalir melewati satu laluan. Kelemahan tipe ini adalah penurunan tekanan yang besar karena kecepatan refrigerant didalam pipa kondensor tinggi.
Gambar 3.4 Kondensor laluan tunggal
a. Evaporator
Proses yang terjadi dalam evaporator adalah proses evaporasi, yaitu penguapan refrigerant fasa cair menjadi fasa uap. Kegunaan evaporator
berlawanan dengan kondensor, yaitu untuk menyerap panas dari ruangan yang diinginkan. Panas yang diserap ini digunakan untuk menguapkan refrigerant.
commit to user
23
Penyerapan panas terjadi ketika udara dilewatkan melalui bagian luar evaporator
yang dilengkapi dengan sirip-sirip dari alumunium. Evaporator
terdiri dari tiga tipe, yaitu: 1.
Tipe Plate Fin 2.
Tipe Serpentine Fin 3.
Tipe Drawn Cup Kontuksi berbagai tipe evaporator dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah
ini.
Gambar 3.5 Berbagai tipe evaporator b.
Katup Ekspansi Setelah melewati receiver, cairan refrigerant dialirkan ke katup
ekspansi yang mengakibatkan penurunan tekanan yang juga diikuti oleh penurunan temperatur. Refrigerant pada tekanan dan temperatur rendah ini
berada dalam keadaan dua fasa, cair dan uap. Terdapat dua jenis katup ekspansi, yaitu tipe tekanan tetap constant pressure dan tipe sensor panas
commit to user
24
thermal= thermostatic. Katup ekspansi tipe thermal yang banyak digunakan pada sistem AC mobil.
Perlu dijelaskan bahwa hampir seluruh AC mobil menggunakan katup ekspansi sebagai alat untuk menurunkan tekanan. Belum ada AC mobil yang
menggunakan pipa kapiler. Pertimbangan penggunaan katup ekspansi adalah kondisi operasi kendaraan yang berubah-ubah. Salah satu perubahan kondisi
operasi kendaraan adalah kecepatan putar mesin yang bervariasi. Pada sistem AC mobil dengan kompresor yang digerakkan langsung oleh mesin melalui
kopling magnetik, perubahan pitaran mesin akan mengakibatkan putaran kompresor.
Jika digunakan pipa kapiler, perubahan laju aliran refrigerant akibat perubahan putaran kompresor tersebut tidak dapat dikontrol sehingga kondisi
refrigerant keluar evaporator tidak dapat dikontrol. Lain halnya jika
digunakan katup ekspansi yang dilengkapi dengan sensing bulb dimana laju aliran refrigerant dapat dikontrol sehingga kondisi refrigerant selalu dalam
keadaan super panas. Dengan demikian penggunaan katup ekspansi dapat mencegah terjadinya kerusakan kompresor akibat masuknya refrigerant cair.
Katup ekspansi akan mengatur jumlah refrigerant yang mengalir didalam sistem. Jumlah aliran refrigerant disesuaikan dengan beban panas
evaporator . Pengaturan aliran ini dilakukan dengan cara mengatur bukaan
celah katup sesuai dengan temperatur refrigerant keluat evaporator. Pada beban pendinginan tinggi temperatur pada ruangan tinggi,
tekanan uap pada keluaran evaporator tinggi. Akibatnya temperatur dan tekanan pada sensing bulb juga tinggi. Selanjutnya uap bertekanan tinggi
didalam sensing bulb akan menekan katup kebawah sehingga katup terbuka lebar, memungkinkan refrigerant mengalir lebih banyak. Sebaliknya ketika
beban pendinginan rendah, katup akan membuka sedikit sehingga aliran refrigerant
kecil.
commit to user
25
Gambar 3.6 Katup ekspansi
3.2.2 Peralatan yang digunakan
a. Termometer
Termometer yang digunakan dalam perancangan ini adalah termometer digital, yang berfungsi untuk mengukur temperatur.
Gambar 3.7 Termometer b.
Manifold gauge , berfungsi untuk mengetahui tekanan dan mengatur aliran
refrigerant serta memvakum dan mengisi refrigerant.
Gambar 3.8 Manifold gauge
commit to user
26
c. Flaring and seaging
, untuk memperbesar diameter ujung pipa.
Gambar 3.9 Flaring and seaging d.
Leak detector , untuk mengetahui kebocoran pipa.
Gambar 3.10 Leak Detector e.
Pembengkok pipa, untuk membengkokkan pipa.
Gambar 3.11 Pembengkok Pipa f.
Kunci inggris, untuk mengunci atau membuka baut atau nut pipa
Gambar 3.12 Kunci Inggris g.
Tube cutter , untuk memotong pipa
Gambar 3.13 Tube cutter
commit to user
27
h. Kunci pentil, untuk memutar pentil agar lebih erat tidak bocor serta
membuka pentil. i.
Pompa vakum, digunakan untuk mengosongkan refrigerant dari sistem sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara
dan uap air.
Gambar 3.14 Pompa vakum
3.3 Pengosongan dan Pengisian Refrigerant 3.3.1 Garis Besar Kerja