Kajian metode tanam pada budidaya tanaman hotong buru

KAJIAN METODE TANAM
PADA BUDIDAYA TANAMAN HOTONG BURU

Oleh :
Wahyu Gendam Prakoso
F14101001

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

KAJIAN METODE TANAM
PADA BUDIDAYA T ANAMAN HOTONG BURU

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor


Oleh :
WAHYU GENDAM PRAKOSO
F14101001

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
KAJIAN METODE TANAM
PADA BUDIDAYA TANAMAN HOTONG BURU

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
WAHYU GENDAM PRAKOSO
F14101001

Dilahirkan pada tanggal 5 April 1984
di Boyolali, Jawa Tengah
Tanggal lulus : 18 Januari 2006

Menyetujui
Bogor,

Februari 2006

Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si.
Pembimbing Akademik
Mengetahui


Dr. Ir. Wawan Hermawan, M .S.
Ketua Departemen Teknik Pertanian

Wahyu Gendam Prakoso. F14101001. Kajian Metode Tanam pada Budidaya
Tanaman Hotong Buru. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si.
2006.

RINGKASAN
Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji metode tanam untuk menghasilkan
teknik budidaya Hotong Buru optimum sehingga diperoleh keuntungan budidaya
maksimum.
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan data lapang
dari hasil pengamatan di plot percobaan budidaya tanaman Hotong Buru
Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Tertanian Fateta -IPB di Leuwikopo
Darmaga, Bogor meliputi parameter kesesuaian lahan, biaya budidaya dan hasil
budidaya sebagai input yang diolah, dianalisis, dan dikompilasikan menggunakan
software MS Visual Basic Versi 6.0. menjadi software analisis SIHOTONG Versi
1.0, kemudian dilakukan optimasi dengan menggunakan QM Versi 2.1
Berdasarkan hasil analisis SIHOTONG Versi 1.0 total biaya budidaya pada
metode tanam larik dan tugal masing-masing sebesar Rp. 12 585 717,-/ha dan Rp.

11 598 583,-/ha. Keuntungan budidaya pada metode tanam larik dan tugal
masing-masing sebesar Rp. 18 859 793,-/ha dan Rp. 7 127 066,-/ha. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa budidaya Hotong Buru dengan sistem tanam
larik lebih menguntungkan dibanding sistem tanam tugal. Hasil optimasi luasan
lahan budidaya hotong buru menggunakan QM Versi 2.1 menghasilkan kombinasi
luasan lahan budidaya 100% menggunakan metode tanam larik untuk medapatkan
keuntungan budidaya maksimum. Lahan plot percobaan Darmaga termasuk dalam
kelas kesesuaian lahan S2 (tingkat kesesuaian lahan sedang).
Sistem optimasi yang dibangun dapat membantu pengguna (user) dalam
merencanakan metode tanam dan sistem budidaya Hotong Buru secara efektif dan
efisien. Hal tersebut tercapai dengan melakukan simulasi dari beberapa skenario
teknik budidaya Hotong Buru.

Key word : Hotong Buru, metode tanam, larik, tugal, optimasi.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 5
April 1984 sebagai anak kedua dari pasangan Tarminto D.S
dan Martuti. Pendidikan formal didapatkan dari SD Negeri
Pakel 1, Andong, Boyolali lulus tahun 1995, SLTPN 2 Simo,

Boyolali lulus tahun 1998, dan SMUN 5 Surakarta lulus
tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai
mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menempuh perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi antara
lain sebagai Ketua Komisi B/Sospol, Dewan Perwakilan Mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersama (TPB-IPB) periode 2001-2002, Kepala Biro V/Teritorial Satuan
Resimen Mahasiswa IPB periode 2002-2003, Wakil Komandan Satuan Resimen
Mahasiswa IPB periode 2003-2004. Penulis juga berkesempatan untuk mendapatkan
pengalaman sebagai Asisten beberapa matakuliah antara lain pada program diploma
pengelola perkebunan: matakuliah kewiraan tahun 2002, alat dan mesin budidaya
pertanian tahun 2005. Pada Program Sarjana Departemen Teknik Pertanian:
matakuliah Motor Bakar dan Tenaga Pertanian tahun 2004-2005 serta Traktor
Pertanian tahun 2005. Pada tahun 2004 penulis melaksanakan praktek lapang di PG.
Semboro, PTPN XI, Jember, Jawa Timur dengan topik Pengolahan Tanah Mekanis
Untuk Tanaman Tebu. Penulis dua kali terpilih sebagai penerima dana Program
Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi masing-masing dengan judul Komposit Bambu dan Jerami Sebagai Alternatif
Dinding Ruang Penyimpanan Dingin pada tahun 2004 dan Budidaya Bekicot
(Achatina variegata) Untuk Mengatasi Permasalahan Sampah Pasar Tradisonal pada

tahun 2005. Hasil analisis pendahuluan yang digunakan dalam penelitian ini pernah
penulis presentasikan dalam Seminar Nasional dan Konggres Perhimpunan Teknik
Pertanian (PERTETA) di LIPI, Bandung pada tanggal 15-16 November 2005.
Sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2003 penulis bekerja di CV. Estiga
Media Komputer, Cibinong sebagai staff purchasing komputer. Pada tahun 2003
mengundurkan diri, kemudian mendirikan BIMA komputindo dan CV. Perdjuangan
Usaha Mandiri, Bogor yang eksis sampai dengan sekarang.

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat ALLOH SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul Kajian
Metode Tanam Pada Budidaya Tanaman Hotong Buru.
Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini berkat
kerja sama , arahan dan bimbingan orang-orang yang sabar dan ikhlas membantu
penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

saran, bimbingan dan nasehat yang sangat berharga bagi penulis.
2. Ir. Imam Hidayat, M.Eng dan Dr. Ir. Emmy Darmawati, M.Si. selaku Dosen
Penguji atas saran dan masukan yang diberikan untuk memperbaiki skripsi ini.
3. Ayahanda Tarminto D.S dan Ibunda Martuti serta saudara-saudaraku tercinta
Mas Tomo dan Dik Asih yang telah memberikan dukungan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Dik Lisa Susiana, atas bantuan, dukungan, motivasi dan kesabarannya.
5. Bapak Trisnadi, Bapak Abas, Bapak Tohir dan Bapak Rosid yang telah
membantu penulis dalam budidaya buru hotong di plot percontohan maupun
proses pengujian di laboratorium.
6. Karyawan CV. Perdjuangan Usaha Mandiri (Bogor), BIMA Komputido
(Bogor) dan Terang Abadi Elektronik (Solo) atas dedikasinya dalam
membantu penulis menjalankan usaha.
7. Teman-temanku seperjuangan mahasiswa Teknik Pertanian IPB Angkatan 38,
dan Keluarga Besar Satuan Resimen Mahasiswa Institut Pertanian Bogor,
terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga
bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor,


Februari 2006
Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. v
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
Manfaat Hasil Penelitian.................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................
Botani Hotong Buru.........................................................................................
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Produksi Hotong.......
Program Linier (Linear Programming) ...........................................................


4
4
5
8

BAHAN DAN METODE .........................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................
Bahan, Peralatan, Mesin, dan Instrumen Penelitian ........................................
Metode Penelitian ............................................................................................
Penyiapan Basis Data ......................................................................................
Asumsi .............................................................................................................
Model Optimasi...............................................................................................
Program Antar Muka ( User Interface) ............................................................

12
12
12
13
16

19
19
20

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................
Kondisi Umum Wilayah Penelitian .................................................................
Kajian Teknik Budidaya Hotong Buru ............................................................
Analisis Kesesuaian Lahan..............................................................................
Model Optimasi...............................................................................................
Program Antar Muka ( User Interface) ............................................................

21
21
22
33
33
35

KESIMPULAN .........................................................................................................
SARAN .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................

43
43
44
47

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tingkatan kualitas lahan pertanian untuk padi gogo ................................... 6
Tabel 2 Hama penting untuk tanaman padi dan jagung............................................ 8
Tabel 3 Bahan, peralatan, mesin, dan instrumen untuk penelitian........................... 13
Tabel 4 Variabel-variabel penelitian......................................................................... 15
Tabel 5 Aturan pemberian skor untuk penilaian kesesuaian lahan........................... 18
Tabel 6 Skor penentuan kelas kesesuaian lahan ....................................................... 19
Tabel 7 Sifat fisik-mekanik tanah Latosol, Darmaga, Bogor ................................... 21
Tabel 8 Perbandingan kondisi umum lahan.............................................................. 22
Tabel 9 Sifat fisik-mekanik-kimia tanah sebelum pengolahan tanah....................... 23
Tabel 10 Hasil unjuk kerja pengolahan tanah mekanis ............................................ 24
Tabel 11 Biaya tenaga kerja operator dan tenaga penyiapan lahan.......................... 25
Tabel 12 Sifat fisik-mekanik tanah setelah kegiatan pengolahan tanah................... 25
Tabel 13 Hasil unjuk kerja penanaman benih Hotong Buru..................................... 26
Tabel 14 Kebutuhan dan biaya pembelian pupuk ..................................................... 27
Tabel 15 Gulma yang tumbuh di areal percobaan budidaya Hotong Buru............... 28
Tabel 16 Biaya pencabutan gulma ............................................................................ 28
Tabel 17 Pertumbuhan tanaman Hotong Buru dan gulma di lahan percobaan......... 30
Tabel 18 Biaya tenaga kerja pemanenan rata -rata plot percobaan............................ 31
Tabel 19 Rekapitulasi nilai rata -rata parameter biaya dan hasil budidaya .............. 31
Tabel 20 Penilaian kelas kesuaian lahan................................................................... 33
Tabel 21 Skenario optimasi dengan menggunakan QM ........................................... 35
Tabel 22 Hasil optimasi skenario -skenario budidaya hotong dengan QM .............. 41

iv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Anatomi tanaman Hotong Buru . ............................................................. 4
Gambar 2 Prosedur penerapa n linear programming ................................................ 11
Gambar 3 Peta lokasi penelitian................................................................................ 12
Gambar 4 Bagan rancangan penelitian untuk memperoleh data teknik budidaya .... 14
Gambar 5 Tata letak plot percobaan budidaya Hotong Buru................................... 16
Gambar 6 Kerangka sistem penunjang keputusan untuk perenc anaan budidaya ..... 17
Gambar 7 Kegiatan pengolahan tanah pertama ........................................................ 23
Gambar 8 Penggaruan menggunakan implemen garu piring ................................... 24
Gambar 9 Penanaman dengan metode larik .............................................................. 26
Gambar 10 Pemberian pupuk daun........................................................................... 29
Gambar 11 Pencabutan gulma .................................................................................. 29
Gambar 12 Pemanenan hotong ................................................................................. 30
Gambar 13 Struktur menu SIHOTONG V1.0 .......................................................... 35
Gambar 14 Tampilan halaman muka SIHOTONG V1.0.......................................... 36
Gambar 15 Tampilan input SIHOTONGV1.0.......................................................... 37
Gambar 16 Tampilan output SIHOTONG V1.0....................................................... 38
Gambar 17 Tampilan input skenario 1...................................................................... 39
Gambar 18 Tampilan solusi skenario 1 .................................................................... 39
Gambar 19 Tampilan grafik solusi skenario 1.......................................................... 40

v

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Prosedur pengukuran Variabel-variabel penelitian . ............................. 47
Lampiran 2 Prosedur pengukuran variabel-variabel penelitian ................................ 48
Lampiran 3 Hasil kaliberasi penetrometer................................................................ 49
Lampiran 4 Hasil uji homogenitas metode Bartlett untuk kadar air tanah (KAT) ... 50
Lampiran 5 Hasil uji homogenitas metode Bartlett untuk densitas tanah (DST) ..... 51
Lampiran 6 Hasil uji homogenitas metode Bartlett untuk tahanan penetrasi (DST)
Metode tugal........................................................................................... 52
Lampiran 7 Hasil uji homogenitas metode Bartlett untuk tahanan penetrasi (DST)
Metode larik............................................................................................ 53

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang mendasar bagi setiap
manusia. Dewasa ini daya dukung lingkungan semakin menurun sehingga
ketersediaan bahan pangan juga turut berkurang. Hal tersebut dapat terlihat dari
kasus-kasus kelaparan dan gizi buruk yang terjadi di berbagai belahan dunia,
khususnya di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Pada tahun 2002,
terdapat 27.3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk (DEPKES
2005). Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48.1%
balita , beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan balita
dilatarbelakangi faktor gizi (DEPKES 2005).
Pada tahun 1984 Indonesia pernah dinyatakan sebagai negara yang
berswasembada beras oleh FAO (Food and Agricultural Organization). Namun
saat ini Indonesia justru menjadi salah satu importir beras yang terbesar di dunia.
Rata-rata impor beras yang dilakukan oleh Indonesia adalah 1.4 juta ton per tahun
(Yudohusodho 2003). Berkurangnya kemampuan produksi pangan dalam negeri
tersebut disebabkan karena terjadinya konversi penggunaan lahan pada daerahdaerah pertanian potensial yang memiliki tanah yang subur dan beririgasi teknis
menjadi daerah hunian dan industri, sebagai contoh adalah di Kawasan Pantai
Utara Pulau Jawa (Hamzah 2003).
Upaya peningkatan pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri dewasa ini
dilakukan

dengan

intensifikasi

pertanian,

ekstensifikasi

pertanian,

dan

diversifikasi bahan pangan. Ekstensifikasi diarahkan menuju pemanfaatan lahan
kering yang merupakan bagian terbesar dari potensi lahan (Abdurrachman 1997).
Diversifikasi bahan pangan dilakukan dengan mengembangkan tanaman dan
bahan pangan alternatif pengganti beras, khususnya yang dapat tumbuh pada
lahan-lahan kering.
Tanaman Hotong Buru (Setaria italica (L) Beauv.) merupakan tanaman
pangan alternatif pengganti beras yang dapat tumbuh dengan baik di lahan-lahan
kering yang tidak beririgasi teknis. Hingga kini tanaman tersebut ditanam dan
dibudidayakan secara terbatas di Kawasan Indonesia Timur, yaitu di Pulau Buru,

2

Propinsi Maluku. Andarwulan (2003) melaporkan bahwa berdasarkan hasil
analisis kandungan gizi menunjukkan bahwa hotong memiliki

kandungan

karbohidrat 73.36% dan protein 11.18%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kandungan karbohidrat hotong sama atau lebih tinggi dibanding berbagai jenis
beras yang ada di Indonesia, sedangkan kandungan proteinnya lebih tinggi
dibanding berbagai jenis beras, kentang, dan sumber pangan penghasil karbohidrat
lainnya.
Tanaman Hotong Buru belum dikenal secara luas oleh masyarakat
Indonesia, sehingga diperlukan kajian atau analisis teknik dan ekonomi budidaya
Hotong Buru. Ruang lingkup kegiatan budidaya Hotong Buru meliputi kegiatan
pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. Metode
tanam berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman,
sehingga perlu dilakukan optimasi agar dapat diperoleh keuntungan budidaya
tanaman maksimum. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan kompilasi
data lapang budidaya, baik data lapang aktual dari hasil pengamatan proses
budidaya tanaman hotong, maupun data lapang sekunder, ke dalam suatu paket
penunjang keputusan untuk membantu analisis perencanaan budidaya, sehingga
diperoleh perencanaan budidaya Hotong Buru secara optimum.
Hal tersebut penting dilakukan mengingat perencanaan budidaya Hotong
Buru merupakan proses awal yang turut menentukan keberhasilan budida ya
tanaman, sehingga untuk menghasilkan keuntungan maksimum diperlukan
perencanaan budidaya tanaman secara komprehensif. Paket penunjang keputusan
berbasis personal computer (PC) dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
perencanaan budidaya tanaman untuk memperoleh budidaya Hotong Buru
optimum (efektif dan efisien).

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode tanam untuk menghasilkan
teknik budidaya Hotong Buru optimum sehingga diperoleh keuntungan budidaya
maksimum.

3

Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh kelompok tani, petani
dan penyuluh pertanian sebagai alat bantu dalam melakukan perencanaan
budidaya Hotong Buru secara optimum sehingga diperoleh keuntungan
maksimum.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Hotong Buru
Tanaman Hotong Buru (Setaria italica (L.) Beauv.) termasuk dalam kelas
monocotyledonae , family poaceae (gramineae). Hirarki taksonomi selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta
Divis ion

: Magnoliophyta (Angiospermae)

Class

: Liliopsida

Subclass

: Commelinidae

Order

: Cyperales

Family

: Poaceae (Gramineae )

Genus

: Setaria Beauv.

Species

: Setaria italica (L.) Beauv.

Tanaman Hotong Buru merupakan tanaman semusim. Tanaman tersebut
biasanya tumbuh dalam bentuk rumpun dengan tinggi tanaman 60-150 cm
(Dassanayake 1994). Umur panen Hotong Buru adalah 75-90 hari setelah tanam,
tergantung jenis tanah dan lingkungan tempat pembudidayaannya. Waktu
penanaman Hotong Buru terbaik adalah pada bulan Juli hingga pertengahan bulan
Agustus pada daerah-daerah beriklim tropis, misalnya di wilayah India bagian
selatan (Krishiworld 2005).

Gambar 1. Anatomi tanaman Hotong Buru

5

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Produks i Hotong
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
Hotong Buru, diantaranya adalah: (1) tanah, (2) varietas tanaman, (3) iklim, dan
(4) tindakan budidaya.
Setiap tanaman menghendaki kondisi tanah yang berbeda-beda sebagai
tempat hidup yang optimal. Pada budidaya tanaman gramineae maka pengolahan
tanah intensif dengan pencacahan tanah akan sangat menguntungkan dari segi
kemampuan perkembangan akar dan penghambatan pertumbuhan gulma.
Pengangkatan dan pembalikan lapisan tanah akan menye babkan terjadinya
perubahan tatanan ekosistem dalam tanah, sehingga tanaman memiliki waktu
pertumbuhan awal yang cukup tanpa tersaingi oleh gulma (Suharso 1985).
Tanaman Hotong Buru tidak memerlukan tanah khusus untuk tumbuh, namun
perlu dilakukan perlakua n-perlakuan terhadap jenis tanah tertentu (Baker 2003).
Di India, tanaman ini dilaporkan dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, bahkan
pada tanah liat (Krishiworld 2005). Tanah dengan liat tinggi harus mendapatkan
pengolahan tanah yang baik agar dapat me ndukung perakaran dan meningkatkan
perkolasi air tanah, karena tanaman Hotong Buru memerlukan drainase yang baik.
Pengolahan tanah secara intensif dapat dilakukan dengan memotong, membalik
dan mencacah tanah dengan menggunakan implemen pengolah tanah (Hunt
1995). Implemen yang digunakan dapat berupa bajak singkal (moldboard plow),
bajak piring (disk plow), garu piring (disk harrow) dan rotavator (Hunt 1995).
Pengolahan tanah secara intensif juga bertujuan untuk mempersiapkan tempat
pertumbuhan

benih,

khususnya

pada

proses

perkecambahan

benih.

Perkecambahan benih membutuhkan kondisi tanah yang lembab, temperatur yang
tepat dan udara yang cukup untuk respirasi. Oleh sebab itu perlu diupayakan
kondisi tanah cukup remah untuk aerasi yang baik, namun juga cukup padat agar
benih dapat kontak langsung dengan tanah (Plaster 1992).
Kesesuaian kualitas lahan sangat berpengaruh pada produksi tanaman, oleh
karenanya penting dilakukan klasifikasi lahan untuk menduga produksi dan
merencanakan budidaya serta pengadaan sarana produksi (Fagi dan Las 1988).
Pusat penelitian tanaman pangan telah melakukan klasifikasi kesesuaian lahan

6

untuk budidaya tanaman padi gogo (padi lahan kering) seperti yang disajikan
dalam Tabel 1.
Tanaman Hotong Buru dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, namun
tanaman ini bereaksi positif terhadap phospor (P) dan nitrogen (N), sehingga
tanah dengan kandungan P dan N yang cukup akan menghasilkan produksi yang
lebih baik. Pada kegiatan budidaya di tanah-tanah yang miskin unsur hara
disarankan penggunaan pupuk kandang dengan dosis 6-10 ton/ha. Pemupukan
untuk meningkatkan kadar N dapat mencapai dosis 600 kg/ha menggunakan
pupuk urea (Baker 2003)
Tabel 1. Tingkatan kualitas lahan pertanian untuk padi gogo (Fagi dan Las 1988,
dan Ismunadji 1988)
Karakteristik
Tingkat kualitas lahan (kelas)
S1
S2
S3
N1
N2
tanah
Topografi kemiringan (%)