Analisis pengaruh pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah sebagai modal kerja terhadap indikator kemiskinan dan pendapatan mustahiq

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHADAQAH SEBAGAI MODAL KERJA TERHADAP
INDIKATOR KEMISKINAN DAN PENDAPATAN MUSTAHIQ
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

OLEH
WINA MEYLANI
H14050860

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

WINA MEYLANI. Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan
Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap Indikator Kemiskinan dan Pendapatan
Mustahiq (Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh JAENAL EFFENDI.

Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh
seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
ekonomi bagi masyarakat miskin. Mengingat bahwa mayoritas penduduk
Indonesia adalah muslim, maka peluang untuk melakukan upaya pengentasan
kemiskinan dengan menggunakan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) terbuka
lebar. Program Ikhtiar merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan
dengan memanfaatkan dana ZIS yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Baytul Maal (BM) Bogor, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Mustadh’afin
(Peramu), dan Koperasi Baytul Ikhtiar (BAIK).
Program Ikhtiar adalah program pendayagunaan ZIS yang dilakukan melalui
pemberdayaan berbasis komunitas dengan mekanisme kelompok dan ditujukan
secara khusus bagi kaum perempuan. Sejak pertama kali dijalankan pada tahun
1999, dana ZIS yang digulirkan hingga tahun 2008 telah mencapai Rp 7,353
milyar yang disalurkan kepada 5.115 orang anggota. Meski terus mengalami
pertumbuhan yang pesat, baik dari sisi penyaluran dana maupun jumlah anggota,
namun upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui Program Ikhtiar
belum dapat dikatakan berhasil apabila tidak terjadi perubahan pada indikator
kemiskinan para anggotanya. Perubahan indikator kemiskinan tersebut antara lain
dicerminkan oleh tingkat pendapatan anggota setelah mengikuti Program Ikhtiar.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan Program
Ikhtiar terhadap indikator kemiskinan dan pendapatan per kapita mustahiq
(penerima zakat). Penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus pada salah
satu wilayah tempat dilaksanakannya program Ikhtiar, yaitu di desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada desa tersebut, diambil 45
orang responden sebagai sampel penelitian. Responden adalah para mustahiq
anggota Program Ikhtiar yang menggunakan pembiayaan terakhirnya dalam
Program Ikhtiar untuk modal kerja.
Indikator kemiskinan mustahiq dianalisis dengan menggunakan FGT Index
yang terdiri dari headcount ratio (H) yang menggambarkan persentase orang
miskin dalam suatu populasi yang diobservasi, indeks kedalaman
kemiskinan/poverty depth index (P1) yang menggambarkan kesenjangan antara
pendapatan orang miskin dengan garis kemiskinan, dan indeks keparahan
kemiskinan/poverty severity index (P2) yang menggambarkan distribusi
pendapatan di antara orang miskin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai H,
P1, dan P2 mengalami penurunan setelah mustahiq mengikuti Program Ikhtiar.

Pengaruh Program Ikhtiar terhadap pendapatan per kapita mustahiq
dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada taraf nyata 1 persen, variabel-variabel yang

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita
mustahiq adalah pendapatan mustahiq yang diperoleh dari usaha yang
menggunakan dana dari Program Ikhtiar dan variabel dummy keaktifan bekerja
mustahiq. Oleh karena itu, Yayasan Peramu sebagai salah satu lembaga yang
terlibat dalam pelaksanaan Program Ikhtiar khususnya dalam hal pembinaan dan
pendampingan anggota perlu melakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang
disesuaikan dengan potensi mustahiq dan lingkungannya. Pelatihan ini diperlukan
untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan wirausaha mustahiq, apalagi jika
mengingat tingkat pendidikan mustahiq tergolong rendah dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq.
Besarnya modal/pembiayaan yang diterima dan banyaknya mustahiq
melakukan pembiayaan melalui Program Ikhtiar tidak memiliki dampak yang
signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq. Hal ini karena modal yang
didapatkan mustahiq tergolong relatif kecil dan pada sebagian mustahiq dana
untuk modal tersebut justru digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.
Oleh karena itu, pihak manajemen Koperasi BAIK, Yayasan Peramu, dan BM
Bogor perlu melakukan evaluasi terhadap tingkat plafon yang diberikan dalam
pembiayaan produktif agar besarnya plafon tersebut efektif untuk meningkatkan
pendapatan mustahiq. Proses monitoring penggunaan dana dengan meminta buktibukti transaksi dari mustahiq juga perlu diperketat agar penggunaan dana
pembiayaan tetap sesuai dengan akad yang telah dibuat.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan
berpengaruh signifikan, namun berhubungan negatif dengan pendapatan per
kapita mustahiq. Hal ini mengindikasikan pentingnya perencanaan dalam sebuah
keluarga, khususnya perencanaan mengenai jumlah anak. Oleh karena itu, anggota
perlu mendapatkan pendidikan mengenai perencanaan keluarga. Dalam hal ini
Yayasan Peramu dapat bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait yang
concern terhadap masalah keluarga dan kependudukan, misalnya dengan BKKBN
untuk memberikan pendidikan mengenai perencanaan keluarga kepada para
mustahiq.

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHADAQAH SEBAGAI MODAL KERJA TERHADAP
INDIKATOR KEMISKINAN DAN PENDAPATAN MUSTAHIQ
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

OLEH
WINA MEYLANI
H14050860


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Wina Meylani

Nomor Registrasi Pokok : H14050860
Program Studi


: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq,
dan Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap
Indikator Kemiskinan dan Pendapatan Mustahiq
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun
Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Jaenal Effendi, M.A.
NIP. 19740729 200604 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S.
NIP. 19641023 198903 2 002
Tanggal Kelulusan :

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN

SEBAGAI

SKRIPSI

ATAU

KARYA


ILMIAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2009

Wina Meylani
H14050860

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wina Meylani, lahir di Tasikmalaya, pada tanggal 3 Mei
1986. Penulis merupakan anak bungsu dari pasangan Bapak Endang Hidayat dan
Ibu Jua. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD hingga SMA di
Tasikmalaya, yaitu di SDN IPK Salawu III, SMPN 1 Salawu, dan SMAN 1
Tasikmalaya. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Setahun kemudian, penulis memilih Program Studi Ilmu Ekonomi sebagai mayor

(program studi utama) dan Ilmu Konsumen sebagai minor (program studi
pendukung).
Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif pada beberapa organisasi
kemahasiswaan, yaitu Shariah Economics Student Club (SES-C), Forum
Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (Formasi), dan Himpunan Mahasiswa
Tasikmalaya (Himalaya). Selain itu, penulis juga pernah aktif sebagai Asisten
Dosen Matakuliah Pendidikan Agama Islam IPB dan menjadi tenaga magang di
The Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa Republika.
Kecintaan penulis pada ekonomi syariah, khususnya pada sektor keuangan mikro
syariah dan filantropi Islam membuat penulis mantap mengambil zakat sebagai
tema penelitian untuk skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
mengaruniakan begitu banyak nikmat sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya, diantaranya adalah:
1. Kedua orang tua penulis, Ibu Jua dan Bapak Endang Hidayat, atas segenap

cinta, doa, dan kesabaran yang diberikan. Semoga Allah membalasnya
dengan balasan yang sempurna.
2. Bapak Jaenal Effendi sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran telah mengarahkan dan membimbing penulis selama
proses penyusunan skripsi.
3. Bapak Nunung Nuryartono dan Bapak Muhammad Findi sebagai dosen
penguji sidang skripsi yang telah memberikan saran yang begitu berharga
kepada penulis agar skripsi ini menjadi karya yang lebih baik.
4. Bapak Irfan Syauqi Beik, Bapak Suryana, dan Kak Hendro Wibowo atas
saran dan bimbingan yang diberikan.
5. Kedua orang kakak penulis (Teh Ucu dan A Rahmat) atas motivasi dan
nasihat yang diberikan, juga keponakan-keponakan tercinta (Fikri, Kiran,
dan Tsabita) atas mimpi-mimpi dan keceriaan yang dibagi.
6. Pak Asad, Mba Titin, Pak Latif, Pak Azis, Pak Ahmad Laela, Pak Sholeh,
Pak Agus, serta seluruh pengurus Yayasan Peramu, Koperasi BAIK, dan
BM Bogor atas segala arahan, bantuan, dan informasi yang diberikan
kepada penulis.
7. Teh Sundari, Rima, Pak Dini, Pak Komar, Heri, serta seluruh TPL dan
anggota Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir yang telah membantu
penulis dalam proses pencarian data.

8. Ukhti Denok, Fitri, Ratna, Ratih, dan Nunung yang telah membantu
penulis dalam proses pencarian dan pengolahan data.

9. Vivi, Lala, Nazrul, Iqbal, Rian, Uti, Diana, Putri, Nenech, Echa, Muth,
serta sahabat-sahabat terbaik di IE 42, SES-C, dan Formasi atas
kebersamaan dan bantuan yang diberikan.
Semoga seluruh bantuan yang diberikan akan dibalas Allah dengan
balasan yang jauh lebih baik. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat, baik bagi para civitas akademika, maupun bagi pihak lainnya,
khususnya pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sektor filantropi Islam.

Bogor, Agustus 2009

Wina Meylani
H14050860

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

v

I.

PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ...........................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................

8

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................

8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................

9

II.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
2.1. Tinjauan Teoritis ...............................................................................

10

2.1.1. Konsep dan Pengertian Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) ...... 10
2.1.2. Hikmah dan Manfaat Zakat .....................................................

12

2.1.3. Pendayagunaan ZIS .................................................................

13

2.1.3.1. Jenis-Jenis Pendayagunaan ZIS .................................. 13
2.1.3.2. Pendayagunaan ZIS melalui Program Ikhtiar ............. 15
2.1.4. Dimensi dan Konsep Kemiskinan ............................................ 30
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................... 33
2.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 36
2.3.1. Indikator Kemiskinan ............................................................... 36
2.3.2. Pendapatan Per Kapita Mustahiq ............................................. 38
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 41
III.

METODE PENELITIAN ......................................................................... 43
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 43
3.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 43
3.3. Sampel Penelitian ............................................................................... 43
3.4. Metode Analisis Data ......................................................................... 44

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHADAQAH SEBAGAI MODAL KERJA TERHADAP
INDIKATOR KEMISKINAN DAN PENDAPATAN MUSTAHIQ
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

OLEH
WINA MEYLANI
H14050860

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

WINA MEYLANI. Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan
Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap Indikator Kemiskinan dan Pendapatan
Mustahiq (Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh JAENAL EFFENDI.
Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh
seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
ekonomi bagi masyarakat miskin. Mengingat bahwa mayoritas penduduk
Indonesia adalah muslim, maka peluang untuk melakukan upaya pengentasan
kemiskinan dengan menggunakan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) terbuka
lebar. Program Ikhtiar merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan
dengan memanfaatkan dana ZIS yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Baytul Maal (BM) Bogor, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Mustadh’afin
(Peramu), dan Koperasi Baytul Ikhtiar (BAIK).
Program Ikhtiar adalah program pendayagunaan ZIS yang dilakukan melalui
pemberdayaan berbasis komunitas dengan mekanisme kelompok dan ditujukan
secara khusus bagi kaum perempuan. Sejak pertama kali dijalankan pada tahun
1999, dana ZIS yang digulirkan hingga tahun 2008 telah mencapai Rp 7,353
milyar yang disalurkan kepada 5.115 orang anggota. Meski terus mengalami
pertumbuhan yang pesat, baik dari sisi penyaluran dana maupun jumlah anggota,
namun upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui Program Ikhtiar
belum dapat dikatakan berhasil apabila tidak terjadi perubahan pada indikator
kemiskinan para anggotanya. Perubahan indikator kemiskinan tersebut antara lain
dicerminkan oleh tingkat pendapatan anggota setelah mengikuti Program Ikhtiar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan Program
Ikhtiar terhadap indikator kemiskinan dan pendapatan per kapita mustahiq
(penerima zakat). Penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus pada salah
satu wilayah tempat dilaksanakannya program Ikhtiar, yaitu di desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada desa tersebut, diambil 45
orang responden sebagai sampel penelitian. Responden adalah para mustahiq
anggota Program Ikhtiar yang menggunakan pembiayaan terakhirnya dalam
Program Ikhtiar untuk modal kerja.
Indikator kemiskinan mustahiq dianalisis dengan menggunakan FGT Index
yang terdiri dari headcount ratio (H) yang menggambarkan persentase orang
miskin dalam suatu populasi yang diobservasi, indeks kedalaman
kemiskinan/poverty depth index (P1) yang menggambarkan kesenjangan antara
pendapatan orang miskin dengan garis kemiskinan, dan indeks keparahan
kemiskinan/poverty severity index (P2) yang menggambarkan distribusi
pendapatan di antara orang miskin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai H,
P1, dan P2 mengalami penurunan setelah mustahiq mengikuti Program Ikhtiar.

Pengaruh Program Ikhtiar terhadap pendapatan per kapita mustahiq
dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada taraf nyata 1 persen, variabel-variabel yang
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita
mustahiq adalah pendapatan mustahiq yang diperoleh dari usaha yang
menggunakan dana dari Program Ikhtiar dan variabel dummy keaktifan bekerja
mustahiq. Oleh karena itu, Yayasan Peramu sebagai salah satu lembaga yang
terlibat dalam pelaksanaan Program Ikhtiar khususnya dalam hal pembinaan dan
pendampingan anggota perlu melakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang
disesuaikan dengan potensi mustahiq dan lingkungannya. Pelatihan ini diperlukan
untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan wirausaha mustahiq, apalagi jika
mengingat tingkat pendidikan mustahiq tergolong rendah dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq.
Besarnya modal/pembiayaan yang diterima dan banyaknya mustahiq
melakukan pembiayaan melalui Program Ikhtiar tidak memiliki dampak yang
signifikan terhadap pendapatan per kapita mustahiq. Hal ini karena modal yang
didapatkan mustahiq tergolong relatif kecil dan pada sebagian mustahiq dana
untuk modal tersebut justru digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.
Oleh karena itu, pihak manajemen Koperasi BAIK, Yayasan Peramu, dan BM
Bogor perlu melakukan evaluasi terhadap tingkat plafon yang diberikan dalam
pembiayaan produktif agar besarnya plafon tersebut efektif untuk meningkatkan
pendapatan mustahiq. Proses monitoring penggunaan dana dengan meminta buktibukti transaksi dari mustahiq juga perlu diperketat agar penggunaan dana
pembiayaan tetap sesuai dengan akad yang telah dibuat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan
berpengaruh signifikan, namun berhubungan negatif dengan pendapatan per
kapita mustahiq. Hal ini mengindikasikan pentingnya perencanaan dalam sebuah
keluarga, khususnya perencanaan mengenai jumlah anak. Oleh karena itu, anggota
perlu mendapatkan pendidikan mengenai perencanaan keluarga. Dalam hal ini
Yayasan Peramu dapat bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait yang
concern terhadap masalah keluarga dan kependudukan, misalnya dengan BKKBN
untuk memberikan pendidikan mengenai perencanaan keluarga kepada para
mustahiq.

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHADAQAH SEBAGAI MODAL KERJA TERHADAP
INDIKATOR KEMISKINAN DAN PENDAPATAN MUSTAHIQ
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

OLEH
WINA MEYLANI
H14050860

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa

: Wina Meylani

Nomor Registrasi Pokok : H14050860
Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq,
dan Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap
Indikator Kemiskinan dan Pendapatan Mustahiq
(Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun
Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Jaenal Effendi, M.A.
NIP. 19740729 200604 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S.
NIP. 19641023 198903 2 002
Tanggal Kelulusan :

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN

SEBAGAI

SKRIPSI

ATAU

KARYA

ILMIAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2009

Wina Meylani
H14050860

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wina Meylani, lahir di Tasikmalaya, pada tanggal 3 Mei
1986. Penulis merupakan anak bungsu dari pasangan Bapak Endang Hidayat dan
Ibu Jua. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD hingga SMA di
Tasikmalaya, yaitu di SDN IPK Salawu III, SMPN 1 Salawu, dan SMAN 1
Tasikmalaya. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Setahun kemudian, penulis memilih Program Studi Ilmu Ekonomi sebagai mayor
(program studi utama) dan Ilmu Konsumen sebagai minor (program studi
pendukung).
Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif pada beberapa organisasi
kemahasiswaan, yaitu Shariah Economics Student Club (SES-C), Forum
Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (Formasi), dan Himpunan Mahasiswa
Tasikmalaya (Himalaya). Selain itu, penulis juga pernah aktif sebagai Asisten
Dosen Matakuliah Pendidikan Agama Islam IPB dan menjadi tenaga magang di
The Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa Republika.
Kecintaan penulis pada ekonomi syariah, khususnya pada sektor keuangan mikro
syariah dan filantropi Islam membuat penulis mantap mengambil zakat sebagai
tema penelitian untuk skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
mengaruniakan begitu banyak nikmat sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya, diantaranya adalah:
1. Kedua orang tua penulis, Ibu Jua dan Bapak Endang Hidayat, atas segenap
cinta, doa, dan kesabaran yang diberikan. Semoga Allah membalasnya
dengan balasan yang sempurna.
2. Bapak Jaenal Effendi sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran telah mengarahkan dan membimbing penulis selama
proses penyusunan skripsi.
3. Bapak Nunung Nuryartono dan Bapak Muhammad Findi sebagai dosen
penguji sidang skripsi yang telah memberikan saran yang begitu berharga
kepada penulis agar skripsi ini menjadi karya yang lebih baik.
4. Bapak Irfan Syauqi Beik, Bapak Suryana, dan Kak Hendro Wibowo atas
saran dan bimbingan yang diberikan.
5. Kedua orang kakak penulis (Teh Ucu dan A Rahmat) atas motivasi dan
nasihat yang diberikan, juga keponakan-keponakan tercinta (Fikri, Kiran,
dan Tsabita) atas mimpi-mimpi dan keceriaan yang dibagi.
6. Pak Asad, Mba Titin, Pak Latif, Pak Azis, Pak Ahmad Laela, Pak Sholeh,
Pak Agus, serta seluruh pengurus Yayasan Peramu, Koperasi BAIK, dan
BM Bogor atas segala arahan, bantuan, dan informasi yang diberikan
kepada penulis.
7. Teh Sundari, Rima, Pak Dini, Pak Komar, Heri, serta seluruh TPL dan
anggota Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir yang telah membantu
penulis dalam proses pencarian data.
8. Ukhti Denok, Fitri, Ratna, Ratih, dan Nunung yang telah membantu
penulis dalam proses pencarian dan pengolahan data.

9. Vivi, Lala, Nazrul, Iqbal, Rian, Uti, Diana, Putri, Nenech, Echa, Muth,
serta sahabat-sahabat terbaik di IE 42, SES-C, dan Formasi atas
kebersamaan dan bantuan yang diberikan.
Semoga seluruh bantuan yang diberikan akan dibalas Allah dengan
balasan yang jauh lebih baik. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat, baik bagi para civitas akademika, maupun bagi pihak lainnya,
khususnya pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sektor filantropi Islam.

Bogor, Agustus 2009

Wina Meylani
H14050860

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

v

I.

PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ...........................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................

8

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................

8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................

9

II.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
2.1. Tinjauan Teoritis ...............................................................................

10

2.1.1. Konsep dan Pengertian Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) ...... 10
2.1.2. Hikmah dan Manfaat Zakat .....................................................

12

2.1.3. Pendayagunaan ZIS .................................................................

13

2.1.3.1. Jenis-Jenis Pendayagunaan ZIS .................................. 13
2.1.3.2. Pendayagunaan ZIS melalui Program Ikhtiar ............. 15
2.1.4. Dimensi dan Konsep Kemiskinan ............................................ 30
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................... 33
2.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 36
2.3.1. Indikator Kemiskinan ............................................................... 36
2.3.2. Pendapatan Per Kapita Mustahiq ............................................. 38
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 41
III.

METODE PENELITIAN ......................................................................... 43
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 43
3.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 43
3.3. Sampel Penelitian ............................................................................... 43
3.4. Metode Analisis Data ......................................................................... 44

ii

3.4.1. FGT Index ................................................................................. 44
3.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 48
IV.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................. 53
4.1. Kondisi Geografi ................................................................................ 53
4.2. Kondisi Demografi ............................................................................. 53

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 57
5.1. Perubahan Indikator Kemiskinan Mustahiq Setelah Mengikuti
Program Ikhtiar.................................................................................... 57
5.1.1. Karaktersistik Demografi Responden ....................................... 57
5.1.2. Indikator Kemiskinan Mustahiq ............................................... 59
5.2. Pengaruh Program Ikhtiar terhadap Pendapatan Per Kapita
Mustahiq ............................................................................................. 64
5.2.1. Evaluasi Model ......................................................................... 64
5.2.2. Interpretasi Model ..................................................................... 67

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 73
6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 73
6.2. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN ...................................................................................................... . 79

iii

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Periode
Maret 2007-Maret 2008 .............................................................................

1

1.2. Estimasi Potensi Zakat Indonesia Tahun 2009 ..........................................

2

1.3. Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2005-2006 .......................................................................................

4

1.4. Pertumbuhan Jumlah Anggota dan Dana Bergulir Program Ikhtiar Tahun
2003-2008 .................................................................................................. 7
2.1. Sebaran dan Jumlah Anggota Program Ikhtiar Per April 2009 ................. 18
2.2. Komponen Angsuran Dana Program Ikhtiar Berdasarkan Plafon
Pinjaman .................................................................................................... 28
2.3. Indikator Kemiskinan Sebelum dan Setelah Adanya Distribusi ZIS......... 34
4.1. Jumlah Penduduk Desa Ciaruteun Ilir Berdasarkan Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin ............................................................................................ 54
5.1. Karakteristik Demografi Responden ......................................................... 57
5.2. Indeks Kemiskinan Mustahiq Sebelum dan Setelah Mengikuti Program
Ikhtiar ........................................................................................................ 59
5.3. Hasil Estimasi Model Pendapatan Per Kapita Mustahiq .......................... 64
5.4. Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 66
5.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 67
5.6. Komposisi Mustahiq Berdasarkan Plafon Pembiayaan Produktif ............ 68

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.1. Lingkaran Setan Kemiskinan ....................................................................

6

2.1. Bagan Pendayagunaan ZIS ....................................................................... 14
2.2. Skema Manajemen Dana Koperasi BAIK ................................................ 22
2.3. Tahapan Pelaksanaan Program Ikhtiar ...................................................... 23
2.4. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 41
3.1. Teknik Penarikan Sampel Penelitian ......................................................... 44
4.1. Profil Penduduk Desa Ciaruteun Ilir Berdasarkan Mata Pencaharian ....... 55
4.2. Profil Penduduk Desa Ciaruteun Ilir Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 56

v

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Pendapatan Rumah Tangga Mustahiq Sebelum dan Setelah Mengikuti
Program Ikhtiar ............................................................................................ 80

2.

Data Kategori Kemiskinan Mustahiq Sebelum dan Setelah Mengikuti
Program Ikhtiar ............................................................................................ 81

3.

Tabel Perhitungan FGT Index Sebelum Mustahiq Mengikuti Program
Ikhtiar .......................................................................................................... 82

4.

Tabel Perhitungan FGT Index Setelah Mustahiq Mengikuti Program
Ikhtiar .......................................................................................................... 83

5.

Data Persamaan Pendapatan Per Kapita Mustahiq ...................................... 84

6.

Hasil Pengolahan Data ................................................................................. 86

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh
seluruh bangsa di dunia, terutama oleh negara sedang berkembang seperti
Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2008 menunjukkan bahwa
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai angka 34,96 juta jiwa atau
sebesar 15,42 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 226,72 juta
jiwa. Sedangkan pada periode Maret 2009, jumlah penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan mengalami penurunan sebesar 2,43 juta jiwa. Meskipun
telah mengalami penurunan, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih
tergolong tinggi, yaitu 32,53 juta jiwa atau sebesar 14,15 persen. Kemiskinan
tersebut terutama terjadi di daerah pedesaan. Pada periode Maret 2009, jumlah
penduduk miskin di daerah pedesaan adalah 20,62 juta jiwa, sedangkan jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan adalah 11,91 juta jiwa. Artinya, 63,39
persen penduduk miskin di Indonesia berada di daerah pedesaan (BPS, 2009).
Tabel 1.1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah
Periode Maret 2007-Maret 2008
Daerah
Perkotaan
Pedesaan
Total
Sumber: BPS, 2009.

Tahun

Jumlah Penduduk
Miskin (Juta)

Persentase Penduduk
Miskin (%)

2008
2009
2008
2009
2008
2009

12,77
11,91
22,19
20,62
34,96
32,53

11,65
10,72
18,93
17,35
15,42
14,15

2

Upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin merupakan hal
penting yang dapat menjadi solusi permasalahan kemiskinan di Indonesia. Islam
sebagai agama yang syaamil (menyeluruh), memiliki instrumen khusus yang
bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam bidang ekonomi sehingga dapat
berfungsi untuk mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat. Instrumen tersebut
adalah Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS). Indonesia yang merupakan negara
dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentunya memiliki potensi ZIS
yang besar pula. Nasution et al. (2008), memprediksi potensi zakat Indonesia pada
tahun 2009 ini dapat mencapai hingga Rp 12,66 triliun. Angka tersebut tentunya
akan bertambah besar apabila disertai dengan estimasi dana shadaqah dan infaq
yang dapat dikumpulkan. Melihat besarnya potensi ZIS yang dimiliki, maka
peluang untuk melakukan upaya pengentasan kemiskinan dengan menggunakan
dana ZIS terbuka lebar.
Tabel 1.2. Estimasi Potensi Zakat Indonesia Tahun 2009
Determinan Potensi Zakat
1

Keluarga muslim sejahtera
2

Jumlah muzakki

3

Muzakki yang membayar zakat
Proyeksi zakat per muzakki

4

Proyeksi zakat nasional
Potensi penghimpunan oleh BAZ
dan LAZ

Skenario (a)

Skenario (b)

35,2 juta jiwa

35,2 juta jiwa

55,00%

55,00%

95,50%

95,50 %

Rp 684.550,00

Rp 664.014,00

Rp 12.655,86 milyar

Rp 12.276,18 milyar

Rp 911,22 milyar

Rp 883,88 milyar

Sumber: Nasution et al., 2008.
1

Berdasarkan data bahwa populasi muslim di Indonesia adalah 86 persen (BPS, 2008) dan jumlah
keluarga sejahtera di Indonesia adalah 41,409 juta jiwa (BKKBN, 2008).
2
Berdasarkan hasil survei PIRAC, 2007.
3
Berdasarkan hasil survei PIRAC, 2007.
4
(a) Rp 684.550,00 (berdasarkan hasil survei PIRAC 2007) dan (b) Rp 664.014,00 (berdasarkan
hasil survei PIRAC 2007 yang disesuaikan dengan asumsi penurunan ekonomi nasional
sebagaimana yang digunakan dalam RAPBN 2009).

3

Besarnya potensi ZIS yang dimiliki menuntut adanya upaya pengelolaan
ZIS yang lebih profesional. Pemerintah Indonesia merespon tuntutan tersebut
dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat. Berdasarkan UU tersebut, pengelolaan zakat di Indonesia
dilakukan oleh organisasi pengelola zakat yang terdiri dari Badan Amil Zakat
(BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk
atas prakarsa masyarakat/swasta. Terbentuknya BAZ dan LAZ menandai era baru
pengelolaan ZIS di Indonesia agar mampu berjalan secara profesional, transparan,
dan akuntabel. Hal ini didasari oleh semangat untuk mengelola ZIS secara optimal
sehingga dapat berjalan efektif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
ekonomi, terutama kemiskinan.
Semangat ini pula yang kemudian melatarbelakangi Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Mustadh’afin (Peramu) membentuk LAZ Baytul Maal (BM) Bogor
pada tahun 1999. Yayasan Peramu merupakan sebuah lembaga yang concern
terhadap pemberdayaan masyarakat miskin dan keuangan mikro syariah. Melalui
pembentukan BM Bogor, Yayasan Peramu berupaya melakukan pemberdayaan
ekonomi bagi masyarakat miskin dengan memanfaatkan dana ZIS. Program
pemberdayaan ekonomi tersebut dinamakan Program Ikhtiar yang muncul akibat
keprihatinan melihat realitas kemiskinan di Bogor. Tingkat kemiskinan
Kabupaten Bogor tergolong tinggi jika dibanding dengan kabupaten/kota lain di
Provinsi Jawa Barat. Sebagai perbandingan, data mengenai angka kemiskinan
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat pada dapat dilihat melalui Tabel 1.3.

4

Tabel 1.3. Angka
Kemiskinan
Provinsi
Kabupaten/Kota Tahun 2005-2006

Kabupaten/Kota

Kab. Bogor
Kab. Sukabumi
Kab. Cianjur
Kab. Bandung
Kab. Garut
Kab. Tasikmalaya
Kab. Ciamis
Kab. Kuningan
Kab. Cirebon
Kab. Majalengka
Kab. Sumedang
Kab. Indramayu
Kab. Subang
Kab. Purwakarta
Kab. Karawang
Kab. Bekasi
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Jawa Barat

Tahun 2005
Jumlah
Persentase
Penduduk
Penduduk
Miskin
Miskin (%)
(ribu jiwa)
476,7
12,50
364,9
16,57
369,4
17,57
550,1
13,33
386,1
17,43
296,2
18,23
228,6
15,07
196,7
18,65
386,1
18,59
227,4
19,39
137,5
13,34
312,1
18,43
232,7
16,67
111,1
14,37
285,6
14,93
137,5
7,01
79,3
8,31
21,9
7,09
84,6
3,71
21,2
6,91
71,5
3,42
39,6
2,88
50,8
8,44
52,9
9,12
17,1
10,07
5.137,6
13,06

Jawa

Barat

Menurut

Tahun 2006
Jumlah
Persentase
Penduduk
Penduduk
Miskin
Miskin (%)
(ribu jiwa)
536,4
13,83
384,6
17,66
415,7
19,81
619,0
15,15
434,5
19,61
331,3
20,27
244,1
16,13
196,7
18,69
434,5
21,13
255,9
21,82
154,7
15,12
351,2
20,66
261,9
18,90
125,0
16,34
321,4
16,51
154,7
7,58
89,2
9,64
24,6
8,20
95,2
4,09
27,4
8,70
104,4
5,07
35,3
2,48
42,2
7,41
59,5
10,23
13,0
7,96
5.712,5
14,49

Sumber: BPS, 2007.

Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada
tahun 2005 mencapai 476,7 ribu jiwa atau sebanyak 12,5 persen. Jumlah
penduduk miskin tersebut kemudian meningkat menjadi 536,4 ribu jiwa atau
sebanyak 13,83 persen pada tahun 2006. Tingginya angka kemiskinan di
Kabupaten Bogor pada tahun 2005 dan 2006 ini telah menempatkan Kabupaten

5

Bogor pada urutan kedua sebagai kabupaten/kota dengan jumlah penduduk miskin
terbanyak di Provinsi Jawa Barat (BPS, 2007).
Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin yang dilakukan melalui
Program Ikhtiar diharapkan mampu menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat
Bogor. Program Ikhtiar merupakan program pendayagunaan ZIS berbasis
pemberdayaan komunitas yang dilakukan melalui pelayanan keuangan mikro.
Sasaran program ini adalah kaum perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah
yang masih memiliki potensi ekonomi produktif. Program Ikhtiar terus mengalami
peningkatan yang pesat, baik dari sisi jumlah anggota, maupun jumlah dana ZIS
yang digulirkan. Sejak pertama kali dijalankan pada tahun 1999, dana ZIS yang
digulirkan hingga tahun 2008 telah mencapai Rp 7,353 milyar yang disalurkan
kepada 5.115 orang anggota program. Hal ini menunjukkan peran strategis
Program Ikhtiar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di wilayah
Bogor. Mengingat peran strategis tersebut, maka kajian untuk menganalisis
pelaksanaan Program Ikhtiar dirasa penting untuk dilakukan.

1.2. Perumusan Masalah
Angka

kemiskinan

yang

cenderung

tinggi

dari

tahun

ke

tahun

mengindikasikan sulitnya masyarakat miskin untuk keluar dari lingkaran setan
kemiskinan (vicious circle of poverty). Teori lingkaran setan kemiskinan Nurkse
menyatakan bahwa tingkat pendapatan yang rendah akan menyebabkan
permintaan rendah (pada sisi permintaan) dan tabungan yang rendah (pada sisi
penawaran), sehingga tingkat investasi pun rendah. Tingkat investasi yang rendah

6

menyebabkan kurangnya modal dan kembali menyebabkan produktivitas yang
rendah (Jhingan, 2004).
produktivitas
rendah

pendapatan
rendah

permintaan rendah
(sisi permintaan)
tabungan rendah
(sisi penawaran)

kurang
modal

investasi
rendah
Sumber: Jhingan, 2004.

Gambar 1.1. Lingkaran Setan Kemiskinan
Salah satu upaya untuk memutus lingkaran setan kemiskinan adalah dengan
memberikan modal berupa modal kerja kepada masyarakat miskin agar mereka
dapat melakukan usaha produktif sehingga mampu meningkatkan pendapatannya.
Namun, akses masyarakat miskin terhadap sumber modal sangat terbatas.
Kemiskinannya menyebabkan mereka dinilai tidak bankable sehingga tidak dapat
mengakses dana untuk modal dari lembaga keuangan formal seperti bank. Oleh
karena itu, Program Ikhtiar yang dijalankan oleh BM Bogor, Yayasan Peramu dan
Koperasi BAIK berusaha membuka akses masyarakat miskin terhadap sumber
dana untuk modal dengan cara menyederhanakan proses dan persyaratan dalam
peminjaman dana.
Program Ikhtiar mulai dijalankan pertama kali pada tahun 1999 di Desa
Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pada awalnya di Desa

7

Sukaluyu dibentuk tiga majelis (kelompok) yang terdiri dari 35 orang peserta
sebagai pilot project. Setelah tiga tahun masa inisiasi program (1999-2002),
jumlah anggota mengalami peningkatan yang signifikan. Bila pada tahun 2002
hanya terdapat 279 anggota, maka pada tahun 2003 jumlahnya meningkat menjadi
1.377 orang, dan hingga tahun 2008 jumlahnya telah mencapai 5.115 orang.
Jumlah dana ZIS yang digulirkan juga terus mengalami peningkatan, dengan total
penyaluran dana mencapai Rp 7,353 milyar hingga tahun 2008. Data pertumbuhan
anggota dan penyaluran dana bergulir dalam Program Ikhtiar setelah tiga tahun
masa inisiasi program dapat dilihat melalui Tabel 1.4.
Tabel 1.4. Pertumbuhan Anggota dan Dana Bergulir Program Ikhtiar
Tahun 2003-2008

2003

Jumlah Anggota
(orang)
1.377

Penyaluran Dana Tahun
Berjalan (Rp)
Na

Total Penyaluran Dana
(Rp)
725.986.000

2004

1.851

581.250.000

1.307.236.000

2005

2.244

874.750.000

2.181.986.000

2006

3.003

1.188.550.000

3.370.536.000

2007

3.572

1.616.820.000

4.703.546.000

2008

5.115

2.664.500.000

7.353.046.000

Tahun

Sumber: Koperasi BAIK, 2009.

Berdasarkan Tabel 1.4, pertumbuhan anggota Program Ikhtiar berkisar
antara 19-43 persen per tahun dengan persentase pertumbuhan dana ZIS bergulir
berkisar antara 40-80 persen per tahun. Meski terus mengalami pertumbuhan tiap
tahunnya, namun pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui Program Ikhtiar
belum dapat dikatakan berhasil apabila tidak terjadi perubahan pada indikator
kemiskinan para anggotanya. Perubahan indikator kemiskinan tersebut antara lain

8

dicerminkan oleh tingkat pendapatan anggota setelah mengikuti Program Ikhtiar.
Oleh karena itu, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana perubahan indikator kemiskinan mustahiq setelah mengikuti
program Program Ikhtiar?

2.

Bagaimana pengaruh Program Ikhtiar terhadap pendapatan per kapita
mustahiq dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan per
kapita mustahiq tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.

Menganalisis perubahan indikator kemiskinan mustahiq setelah mengikuti
program Program Ikhtiar.

2.

Menganalisis pengaruh Program Ikhtiar terhadap pendapatan per kapita
mustahiq dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi BM Bogor, Yayasan
Peramu, dan Koperasi BAIK untuk mengetahui bagaimana pengaruh Program
Ikhtiar terhadap indikator kemiskinan dan tingkat pendapatan per kapita
anggotanya. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi dan masukan dalam pelaksanaan Program Ikhtiar kedepannya agar dapat
berjalan lebih optimal dalam hal pemberdayaaan ekonomi masyarakat miskin.

9

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah laporan empiris
mengenai manfaat dana ZIS dalam upaya pengentasan kemiskinan, sehingga
dapat membuka paradigma bahwa dana ZIS tidak hanya disalurkan dalam bentuk
charity yang sifatnya konsumtif, tetapi juga dapat disalurkan dalam bentuk
bantuan modal kerja yang bersifat produktif agar tercipta kemandirian para
mustahiq.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus pada Program
Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada
desa tersebut, diambil 45 orang anggota sebagai sampel penelitian. Anggota yang
menjadi sampel adalah anggota yang pengajuan pembiayaan terakhirnya dalam
Program Ikhtiar ditujukan untuk modal kerja.
Analisis pengaruh Program Ikhtiar terhadap indikator kemiskinan terbatas
pada indikator kemiskinan absolut dengan menggunakan pendekatan pendapatan.
Garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan yang dikeluarkan oleh
BPS. Pada penelitian ini dilakukan juga analisis mengenai pengaruh Program
Ikhtiar terhadap tingkat pendapatan per kapita mustahiq. Analisis yang dilakukan
terbatas pada uji nyata dan pengukuran pengaruh terhadap faktor-faktor terkait
Program Ikhtiar yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan per kapita
mustahiq.

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Konsep dan Pengertian Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS)
Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti, yaitu al-barakatu
yang berarti keberkahan, al-namma yang berarti pertumbuhan dan perkembangan,
ath-thaharathu yang berarti kesucian, dan ash-shalahu yang berarti keberesan.
Sedangkan menurut istilah, pengertian zakat adalah bagian dari harta yang telah
memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada
yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin, 2002).
Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzakki, sementara orang yang
menerima zakat disebut mustahiq yang terdiri dari delapan golongan (ashnaf),
yaitu orang-orang fakir, miskin, pengurus zakat (‘amilin), muallaf, memerdekakan
budak (riqab), orang-orang yang berhutang (gharimin), untuk jalan Allah (fisabilillah), dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil).
Kententuan mengenai golongan orang yang berhak menerima zakat ini telah
ditetapkan oleh Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 60, yang berbunyi:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana.”
Jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah binatang ternak (almawasyi), hasil tanaman (az-zuru’), emas dan perak (an-naqdain), perniagaan (attijarah), harta hasil temuan/harta karun (rikaz), dan hasil tambang (ma’din). Harta

11

tersebut wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah memenuhi persyaratan harta
wajib zakat, yaitu:
a. Al-milk at-tam, artinya harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki secara
sah, yang didapat dari usaha, warisan, atau pemberian yang sah,
dimungkinkan untuk dipergunakan, diambil manfaatnya, atau disimpan.
Harta yang bersifat haram tidaklah sah dan tidak akan diterima zakatnya.
b. An-namaa, yaitu harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki
potensi untuk berkembang, misalnya harta perdagangan, peternakan,
pertanian, dan deposito mudharabah.
c. Telah mencapai nishab, maksudnya harta itu telah mencapai ukuran
tertentu. Misalnya untuk binatang ternak jenis sapi, yaitu apabila jumlahnya
telah mencapai 30 ekor atau untuk emas/perak nilainya telah mencapai 85
gram emas.
d. Telah melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang diperlukan
seseorang dan anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk
kelangsungan hidupnya.
e. Telah mencapai haul, artinya harta itu telah dimiliki minimal satu tahun.
Untuk beberapa harta jenis lain, misalnya harta pertanian dan harta temuan,
terdapat pengecualian, zakatnya dikeluarkan pada saat panen/saat harta
tersebut diperoleh.
Berbeda dengan zakat yang memiliki persyaratan tertentu, infaq dan
shadaqah lebih bersifat fleksibel karena tidak memiliki persyaratan nishab, haul,
serta golongan yang wajib mengeluarkan dan yang berhak menerimanya. Infaq

12

berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu
kepentingan. Begitu pula dengan shadaqah yang berasal dari kata shadaqa yang
secara bahasa berarti benar. Pengertian shadaqah sama dengan infaq, tetapi bentuk
pemberiannya berbeda. Shadaqah tidak saja merupakan pemberian dalam bentuk
materi, melainkan bisa juga dalam bentuk non-materi seperti memberi nasihat,
tolong-menolong, dan berbuat baik pada orang lain (Hafidhuddin, 1998).

2.1.2. Hikmah dan Manfaat Zakat
Setiap kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, termasuk adanya
kewajiban berzakat, pasti memiliki hikmah dan manfaat. Hafidhuddin (2002),
mengemukakan beberapa peran dan hikmah zakat, yaitu:
a) Zakat merupakan perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmatNya, menumbuhkan rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir
dan rakus, sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki.
b) Zakat merupakan sarana untuk menolong dan membina mustahiq terutama
ke arah kehidupan yang lebih sejahtera. Zakat sesungguhnya tidak hanya
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang bersifat sesaat,
melainkan juga memberikan kecukupan kepada mustahiq dengan cara
menghilangkan/memperkecil penyebab kemiskinan.
c) Zakat sebagai pilar jama’i antara kelompok aghniya yang berkecukupan
dengan para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjuang di jalan
Allah sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha bagi
kepentingan nafkah diri dan keluarganya.

13

d) Zakat merupakan salah satu bentuk konkrit jaminan sosial yang
disyari’atkan oleh ajaran Islam bagi para mustahiq.
e) Zakat merupakan salah satu sumber dana pembangunan sarana dan
prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana pendidikan,
kesehatan, sosial-ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
muslim.
f) Zakat dapat memasyarakatkan etika bisnis yang ben