Korosi Sifat fisis .1 Ketebalan

Dari rumus tersebut, volume endapan diperoleh dengan perhitungan: V =  W 2.2 Densitas adalah kerapatan logam pelapis grcm 3 Dengan mengukur langsung permukaan benda kerja, maka ketebalan dapat ditentukan: S = A V S =  . . . . . A F Z B t I 2.3 Jadi, rumus untuk menghitung laju ketebalan adalah sebagai berikut: S =  . . . . 60 . A F Z B I 2.4 1

2.4.1.2 Korosi

Salah satu tujuan plating ialah upaya mencegah korosi. Secara sederhana, peristiwa korosi disebabkan oleh reaksi logam dengan unsur bukan logam dari lingkungannya. Produknya biasanya oksida atau garamnya, yang pada gilirannya turut mempengaruhi jalannya reaksi lanjut. Mengendalikan korosi logam dapat ditempuh dengan berbagai cara. Reaksi korosi dapat dikelompokkan atas berbagai jenis, akan tetapi secara umum ada dua macam sesuai peristiwanya yakni : penggabungan langsung logam atau ion logam dengan unsur-unsur bukan logam, serta reaksi pelarutan logam biasanya di lingkungan berair lalu bergabung dengan bukan logam mambentuk Universitas Sumatera Utara produk korosi reaksi penggantian. Reaksi langsung disebut juga korosi kering, reaksi penggantian disebut korosi basah. Reaksi langsung korosi kering termasuk oksida di udara, reaksi dengan uap belerang, hydrogen sulfide dan kandungan udara kering lainnya, juga reaksi dengan logam cair misalnya natrium. Reaksi demikian nyata dan lazim pada suhu relatif tinggi. Oksidasi logam sekilas tak tampak melibatkan mekanisme elektrokimia, akan tetapi sebenarnya bentuk korosi itupun tergantung pada mekanisme pertukaran elektron dengan gejala arus listrik pula. Secara sederhana, oksigen molekul terserap ke permukaan logam. Lalu mengurai menjadi atom dan mengion. Logamnya juga mengion. Ion logam dan oksida bergabung, membentuk lapisan awal oksidanya. Ion logam terus terbentuk dipermukaan, elektron berdifusi lewat lapisan oksida, mengionkan oksigen di permukaan. Ion oksida berdifusi ke lapisan oksida dan bereaksi dengan ion logam. Lapisan oksida makin tebal. Dapat pula logam yang mengion dan berdifusi ke permukaan, hasilnya serupa. Korosi demikian berlangsungnya tergantung pada sifat oksida logam, seberapa permeabel dan kuat ikatannya ke permukaan logam. 5 Korosi adalah reaksi antar logam dan lingkungannya, karena itu upaya pengubahan lingkungan yang menjadikannya kurang agresif akan bermanfaat untuk membatasi serangannya terhadap logam. Dalam hal ini ada tiga situasi : 1. Lingkungan berwujud gas. Biasanya yang dimaksudkan disini adalah udara dengan rentang temperatur -10 C hingga +30 C. Beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi laju korosi di udara bebas adalah : i. Menurunkan kelembaban relatif; ii. Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang dihasilkan oleh bahan-bahan di sekitar; iii. Mengubah temperatur; iv. Menghilangkan kotoran-kotoran termasuk partikel-partikel padat yang abrasif, endapan-endapan yang akan membentuk katoda dan ion-ion agresif. Universitas Sumatera Utara 2. Bahan terendam di air bebas yang cukup mengandung ion untuk menjadikannya sebuah elektrolit. Modifikasi terhadap elektrolit meliputi : i. Menurunkan konduktivitas ionik; ii. Mengubah pH; iii. Secara homogen mengurangi kandungan oksigen; iv. Mengubah temperatur. 3. Logam terkubur dalam tanah dan mineral-mineral yang terlarut membentuk elektrolit. Pengendalian biasanya melalui proteksi katodik atau pelapisan permukaan, tetapi lingkungan tersebut dapat dibuat kurang agresif dengan mengganti tanah urugan yang tidak menahan air, mengendalikan pH dan mengubah konduktivitasnya. 13 Perhitungan laju korosi adalah sebagai berikut : Salah satu metode untuk menentukan laju korosi adalah dengan menghitung berat per satuan atau kedalaman penetrasi per satuan waktu. Laju korosi ini dapat dinyatakan dalam inches per year ipy, mils per yearmpy, milimeter per year mmy, micrometer per year µmyr. Kehilangan berat = kehilangan volume spesimen x berat jenis spesimen ΔW = ΔV x ρ 2.5 Dengan : ΔW = Kehilangan berat spesimen gr ΔV = Kehilangan volume spesimen mm 3 ρ = Berat jenis spesimen grcm 3 Sedangkan kedalaman penetrasi pada permukaan logam yaitu: t = ΔV A 2.6 A = 2 x.y + x.z + y.z Dengan : t = Kedalaman penetrasi mm ΔV = Kehilangan volume spesimen mm 3 A = Luas daerah yang terendam mm 2 x = Panjang permukaan yang terendam mm y = Lebar permukaan yang terendam mm z = Tebal permukaan yang terendam mm Universitas Sumatera Utara Jadi laju korosi yang terjadi adalah sebagai berikut : r = t T 2.7 Dengan : r = Laju korosi mmtahun t = Kedalaman penetrasi mm T = Waktu tahun 6 Tabel 2.1 Pengujian Korosi Laju korosi mmtahun Pengujian Dapat atau tidak untuk digunakan 0,05 Tahan korosi Dapat digunakan 0,05 sd 0,5 Cukup tahan korosi Dapat digunakan dengan hati-hati 0,5 sd 1,5 Kurang tahan korosi Hanya digunakan untuk peralatan yang berukuran besar 1,5 Tidak tahan korosi Tidak dapat digunakan 10 2.4.2 Sifat Mekanik 2.4.2.1 Kekerasan Vickers