20
1. Berorientasi pada kebutuhan anak.
Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman,
dihargai,
tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk diakui. Anak tidak bisa belajar
dengan baik
apabila dia lapar, merasa tidak aman takut, lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau
diacuhkan oleh pendidik
atau temannya. Hukuman dan pujian tidak termasuk
bagian dari kebutuhan anak, karenanya pendidik tidak
menggunakan keduanya untuk mendisiplinkan atau
menguatkan usaha yang ditunjukkan anak.
2. Sesuai dengan perkembangan anak.
Setiap usia mempunyai tugas perkembangan yang berbeda, misalnya pada usia 4 bulan pada
umumnya anak bisa tengkurap, usia 6 bulan bisa duduk, 10 bulan bisaberdiri, dan 1 tahun bisa berjalan.
Pada dasarnya
semua anak
memiliki pola
perkembangan yang dapat diramalkan, misalnya anak akan bisa berjalan setelah bisa berdiri. Oleh
karena itu
pendidik harus
memahami tahap
perkembangan anak dan menyusun kegiatan sesuai
21
dengan tahapan perkembangan untuk mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.
3. Sesuai dengan keunikan setiap individu.
Anak merupakan individu yang unik, masing- masing
mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang
lebih mudah belajarnya dengan cara mendengarkan auditori, ada yang dengan
melihat visual dan ada yang harus dengan bergerak kinestetik. Anak juga memiliki minat
yang berbeda-beda terhadap alat
bahan yang dipelajaridigunakan, juga mempunyai
tempera- men yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara
merespon lingkungan, serta kebiasaan yang
berbeda. Pendidik seharusnya mempertimbangkan perbedaan
individual anak,
serta mengakui
perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebut pendidik harus
menggunakan
cara yang
beragam dalam
membangun pengalaman
anak, serta menyediakan agam main yang cukup.
22
4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.