Sistem Informasi Data Kepegawaian Pada PT. Asuransi JASINDO (Persero) Bandung

(1)

berkembangnya teknologi, maka Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang dibutuhkan pun

haruslah sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin maju untuk mengikuti globalisasi

yang akan kita jalani di hari-hari yang akan datang.

Penulis memperhatikan masih banyak sistem yang masih dilakukan secara manual

yang dapat berdampak terhadap keterlambatan di dalam penyampaian suatu data informasi,

baik kepada manajer sebagai identitas eksternal dan bagian yang lain sebagai identitas

internal.

Dengan ini penulis memberikan pandangan tentang keakuratan di dalam proses

penyampaian suatu data dengan mempergunakan suatu sistem yang telah berbasis database.

Dengan adanya sistem yang berbasis database ini, maka akan mempermudah proses

pancarian dan mengupdate suatu data untuk sebuah informasi yang lebih akurat dan lebih

tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan dan diiginkan oleh pemakai atau user.

Adapun Judul yang penulis teliti adalah Sistem Infornasi Data Kepegawaian Pada

PT. Asuransi Jasindo Cabang Bandung dengan perancangan sistem informasi Kepegawaian.

Dengan diperkenalkannya sistem ini maka diharapkan akan mempermudah dalam

pelaksanaan sistem kerja yang sudah ada.


(2)

6

2.1. Konsep Dasar

Pada bagian ini di uraikan beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem informasi. Istilah yang di gunakan adalah : Sistem, Data, Informasi, Sistem Informasi, dan Sistem informasi manajemen.

2.1.1. Sistem

1. Pendekatan Prosedur : sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur yang saling berhubungan dan bersama-sama melakukan kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2. Pendekatan Elemen : Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2. Data

Merupakan sesuatu yang masih mentah yang belum dapat langsung di gunakan tetapi harus diolah lebih dahulu sehingga menghasilkan suatu informasi. Data di rumuskan dalam bentuk kumpulan dari symbol-simbol teratur yang menyatakan jumlah, tindakan, hal-hal dan sebagainya. Data dibentuk dari lambang alphabet, grafis, numeric, atau lambang khusus lainnya.


(3)

2.1.3. Informasi

Merupakan suatu kesatuan yang tampak maupun tidak tampak yang fungsinya mengurangi ketidakpastian suatu keadaan atau peristiwa di masa depan. Informasi terdiri dari data yang telah di ambil dan diolah untuk tujuan informative sebagai kesimpulan, argument, atau dasar dalam pengambilan keputusan.

Kualitas suatu informasi bisa diukur dari tiga hal antara lain :

1. Akurat : informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan serta jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat Waktu : Informasi yang datang tidak boleh terlambat dan sesuai dengan keadaan saat itu juga.

3. Relevan : Informasi tersebut mempunayi manfaat untuk pemakai.

2.1.4. Sistem Informasi

Terdapat dua kelompok dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur dan komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu

Menurut Jerry Figsgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut :


(4)

Suatu prosedur adalah urutan yang tepat dari tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerkannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Sistem adalah kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya.

Jadi pegertian dari sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data

Definesi lain dari sistem informasi :

a. Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model, output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali.

b. Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan


(5)

c. Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

d. Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu; kebanyakan SI dikomputerisasi.

e. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

f. Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user) g. Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan

terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.

h. Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang


(6)

berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

2.1.5. Karateristik Sistem Informasi

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan unsur-unsur dari sitem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya.

1. Batasan (Boundary) : Penggambaran dari suatu elemen/unsure mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.

2. Lingkungan (Environment) : Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.

3. Masukan (Input) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu system.

4. Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.

5. Komponen (Components) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun output. Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem.

6. Interface: Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.


(7)

7. Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.

2.1.6. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.

1. Orang (People)

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi (system owner), pengguna sistem (system users), perancang sistem (system designer) dan pengembang sistem informasi (sistem development).


(8)

Sekumpulan aturan atau tahapan-tahapan untuk membuat, memakai, memproses dan mengolah sistem informasi ataupun hasil keluaran dari sistem informasi tersebut.

3. Data

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung secara langsung kepada pemakainya atau disebut juga sebagai sekumpulan fakta mentah dalam isolasi.

4. Perangkat Keras (hardware)

Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer, printer, monitor, harddisk, DLL.

5. Perangkat Lunak (sotfware)

Sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut sebagai program.

6. Jaringan (network)

Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda


(9)

2.2. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang di butuhkan semua tingkatan manajemen. Informasi mengalir baik secara vertikal (diantara manajer) dan juga horizontal (diantara departemen). Informasi pada level manajemen:

1. Top-level management akan lebih mementingkan gambaran besar dan perencanaan jangka panjang, memproyeksikan even-even yang mungkin terjadi di masa depan.

2. Mid-level management akan lebih mementingkan system control dan perencanaan, serta implementasi tujuan jangka panjang.

3. Level Supervisor akan lebih berfokus pada kontrol operasional harian, memonitor even yang berlangsung dalam basis harian dan juga mensupervisi para pekerja. Daur hidup dari pengembangan sistem :

1. Investigasi awal 2. Analisa sistem 3. Desain sistem

4. Pengembangan sistem

5. Pelatihan dan implementasi sistem 6. Perawatan sistem

A. Investigasi awal

Investigasi awal akan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi sistem informasi yang baru. Tugasnya:


(10)

b. Menyarankan sistem alternatif

c. Mempersiapkan laporan singkat kepada tim manajemen

B. Analisa sistem, data dikumpulkan tentang sistem yang sudah ada Tugasnya:

a. Mengumpulkan data, menggunakan teknik observasi, interview, dan questionnaire dan melihat pada dokumen-dokumen yang telah lalu seperti chart organisasi

b. Menganalisa data menggunakan beberapa alat analisa

c. Menunjukkan hubungan antara input dan output dari dokumen

d. Tabel keputusan yang menunjukan keputusan apa yang harus diambil ketika kondisi-kondisi tertentu terjadi dan hasil apa yang dapat diharapkan menggunakan system flowchart dan juga data flow diagram.

C. Desain sistem, terdiri dari:

a. Mendesain sistem alternative menggunakan alat-alat pemrograman. Sistem kemudian dievaluasi feasibilitasnya secara ekonomi, teknikal, dan operasional b. Memilih sistem yang paling baik, yaitu sistem yang fleksibel, aman, dan efektif

dari sisi biaya

c. Menulis laporan desain sistem, mendeskripsikan fase ini untuk manajemen. DFD biasanya digunakan untuk dokumen dan untuk menganalisa data flow dan informasi dalam sistem

D. Pengembangan sistem

a. Pengembangan perangkat lunaknya b. Pengadaan perangkat keras


(11)

E. Pelatihan dan implementasi sistem

Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Tipe-tipe konversi:

a. Pendekatan langsung, meninggalkan sistem lama dan langsung memakai sistem yang baru.

b. Pendekatan parallel, mencoba sistem baru hanya pada satu atau sedikit bagian dari organisasi.

c. Pendekatan bertahap, yaitu implementasi sistem secara gradual.

F. Perawatan Sistem

a. Audit sistem, analist dari sistem membandingkan sistem yang baru dengan spesifikasi desain yang telah ditentukan di awal untuk melihat apakah sistem tersebut produktif

b. Evaluasi secara periodik dan diperbaharui bila dibutuhkan.

2.3. Rekayasa Perangkat Lunak dengan metode watervall

Ketika kita bekerja dengan komputer kita membutuhkan serangkaian tahapan dan cara-cara tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang menjadi harapan kita. Demikian juga dalam rekayasa perangkat lunak,diperlukan tahapan-tahapan kerja yang harus dilalui. Rekayasa perangkat lunak yang sukses tidak hanya membutuhkan kemampuan komputasi seperti algoritma, pemrograman, dan basis data yang kuat, namun juga perlu penentuan tujuan yang baik, identifikasi cara penyelesaian, metode pengembangan, urutan aktifitas, identifikasi kebutuhan


(12)

sumberdaya, dan faktor-faktor lain. Hal-hal seperti ini terkait dengan apa yang disebut dengan metode rekayasa perangkat lunak.

Isi dari bab ini tidak termasuk dalam standar kompetensi bidang keahlian RPL. Namun penulis memandang perlu disampaikan agar dapat mengetahui bagaimana sebenarnya rekayasa perangkat lunak dilakukan dan metode-metode apa saja yang biasa digunakan :

a. Memahami karakteristik umum model proses dalam rekayasa perangkat lunak.

b. Menyebutkan beberapa model rekayasa perangkat lunak .

c. Mengetahui prinsip-prinsip dari metode waterfall, prototyping, dan unified process.

d. Memahami tahapan-tahapan dalam rekayasa perangkat lunak.

2.3.1 Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak

Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu prose pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System Development Life Cycle (SDLC).

Setiap model yang dikembangkan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Namun secara umum ada persamaan dari model-model ini, yaitu:


(13)

a. Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang jelas. Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam penyelesaian masalah. Oleh karena itu pemahaman masalah seperti dijelaskan pada Bab 1, merupakan bagian penting dari model pengembangan perangkat lunak.

b. Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya model-model tersebut mengikuti pola umum analysis – design – coding testing - maintenance. Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan pengembangan. Stakeholder dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik, pengembang, pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.

c. Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat lunak. Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak yang dihasilkan.

d. Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai ekonomis. Nilai dari sebuah perangkat lunak sebenarnya agak susah di rupiahkan. Namun efek dari penggunaan perangkat lunak yang telah dikembangkan haruslah memberi nilai tambah bagi organisasi.


(14)

Ada banyak model pengembangan perangkat lunak, antara lain The Waterfall Model, Joint Application Development (JAD), Information Engineering (IE), Rapid Application Development (RAD) termasuk di dalamnya Prototyping, Unified Process (UP), Structural Analysis and Design (SAD) dan Framework for the Application of System thinking (FAST). Namun dalam pembuatan sistem perancangan informasi ini yang di gunakan atau yang dibahas adalah Waterfall Model.

2.3.2. The waterfall model

Model siklus hidup (life cycle model) adalah model utama dan dasar dari banyak model. Salah satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada 5 tahapan utama dalam The Waterfall Model.

Disebut waterfall (berarti air terjun) karena memang diagram tahapan

prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat.

Tahapan-tahapan dalam The Waterfall Model secara ringkas adala sebagai berikut:

a. Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak.


(15)

b. Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan pengguna dan organisasi serta menganalisa kondisi yang ada (sebelum diterapkan sistem informasi yang baru).

c. Tahap disain bertujuan menentukan spesifikasi detil dari komponen- komponen sistem informasi (manusia, hardware, software, network dan data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis.

d. Tahap implementasi merupakan tahapan untuk mendapatkan atau mengembangkan hardware dan software (pengkodean program), melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru.

e. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan.

2.4. Kebutuhan sistem

Tahap awal yang dilakukan adalah kebutuhan sistem yaitu perumusan sistem yang akan dibuat dengan tujuan agar pengembangan benar-benar di mengerti pada sistem yang akan di buat dan langkah-langkah serta kebijakan apa saja yang berkaitan dengan pengembangan sistem tersebut.

2.4.1. Analisis

Tahap kedua adalah analisis. Dari rumusan yang di peroleh pada tahap pertama selanjutnya dilkukan analisis yang berkaitan dengan proses dan data yang


(16)

diperlukan oleh sistem serta keterkaitannya. Analisis ini dilakukan dengan pemodelan menggunakan metode Data Flow Oriented dengan Tool Data Flow Diagram (DFD). Tujuan dilakukannya analisis adalah :

a. Memahami sistem yang ada saat ini b. Mendefinisikan permasalahan sistem

c. Menentukan kebutuhan sistem secara garis besar sebagai persiapan ke tahap perancangan.

2.4.2. Perancangan

Setelah gambaran yang jelas tentang sistem yang akan di buat selanjutnya di lakukan perancangan sistem. Tahap perancangan dilakukan untuk memberikan gambaran umum yang jelas kepada pengguna dan rancang bangun yang lengkap tentang sistem yang akan dikembangkan kepada pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem.

Tahap perancangan sistem ini dibagi dua :

1. Perancangan global , dilakukan untuk member gambaran kepada pengguna tentang sistem yang dirancang dan sebagai persiapan untuk tahap perancangan rinci.

2. Perancangan rinci, dilakukan untuk member gambaran rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan pihak yang lain yang terlibat dalam pengembangan sistem sebagai persiapan untu tahap implementasi.


(17)

2.4.3. Implementasi

Setelah diperoleh gambaran yang jelas tentang sistem kemudian dilakukan implementasi rancang sistem ke dalam kode-kode dalam bahasa pemrograman tertentu yang dimengerti oleh mesin(computer). Pada tahap ini dilakukan pembutan komponen-komponen sistem yang meliputi implementasi modul-modul program, antar muka dan Basis data.

2.4.4. Pengujian

Setelah implementasi sistem, selanjutnya dilakukan pengujian, pada tahap ini dilakukan untuk mendapatkan perangkat lunak yang benar-benar valid dan sesuai dengan kebutuhan user.

2.4.5. Pemeliharaan

Setelah dilakukan pengujian dan sistem diyakini benar-benar memenuhi syarat dan valid, selanjutnya sistem tersebut didistribusikan ke pengguna. Selain itu jugan dilakukan evaluasi terhadap sistem yang baru untuk melihat apakah sistem telah memenuhi tujuan yang ingin di capai.

2.5. Analisis Dengan Metode Data Flow Oriented

Untuk memenuhi tujuan analisis sistem, dilakukan pemodelan mengggunakan metode Data Flow Oriented dengan Tool Data Flow Diagram (DFD). DFD ini digunakan untuk mempresentasikan sistem atau perangkat lunak pada beragai tingkat abstraksi, artinya dapat dibagi menjadi beberapa level yang


(18)

menggambarkan penambahan aliran informasi dan fungsionalitas yang rinci. DFD level nol mempresentasikan elemen perangkat lunak atau sistem secara keseluruhan sebagai suatu proses selanjutnya pada level tinggi, seperti level 1, level 2 dan seterusnya.

Beberapa symbol yang digunakan pada Data Flow Diagram (DFD) : 1. External Entity

Setiap sistem mempunyai batasan yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan diluarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak. Kesatuan ini dalam penggambaran DFD disimbolkan dengan menggunakan empat persegi panjang atau bujur sangkar.

Gambar 2.3.

Simbol external entity

2. Data Flow (arus data)

Arus data diberi symbol panah, yang menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau sistem atau hasil dari


(19)

proses sistem. Arus data yang mengalir dalam suatu sistem harus memenuhi :

a. Diantara dua proses

b. Dari suatu data store menuju suatu proses c. Dari suatun proses menuju suatu data store d. Dari suatu external entity menuju suatu proses e. Dari suatu proses menuju suatu external entity

Gambar 2.4

Simbol data flow

3. Proses

Suatu proses adalah suatu kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau computer dari suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk di hasilkan suatu arus data yang keluar dari proses.

Gambar 2.5.

Symbol proses


(20)

4. Data store (simpanan data)

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang diwujudkan bisa dalam bentuk :

a. File atau data base di sistem computer b. Arsip atau catatan manual

c. Table acuan manual d. Agenda atau buku

Storage

Gambar 2.6.

Simbol data store

2.6. Sistem Informasi Berbasis Komputer

2.6.1. User (personalia pengoperasian)

Berdasarkan tugasnya dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pimpinan divisi sistem informasi 2. Sistem analisis

3. Data base designer 4. Programmer


(21)

5. Operator computer 6. Operator entri data

2.6.2. Software (perangkat lunak)

Sekumpulan isntruksi computer yang didesain untuk melakukan operasi tertentu terhadap sistem computer.

Fungsi software adalah :

a. Mengelola seperangkat alat pendukung computer

b. Menyediakan berbagai fasilitas interaktif untuk mengelola computer resource

c. Sebagai mediator antar seorang atau organisasi

d. Untuk membuat beberapa software aplikasi yang di butuhkan oleh user

2.6.3. Hardware (perangkat keras)

Perangkat keras yang digunakan bagi sebuah sistem informasi akan ditentukan oleh skala sistem informasi yang akan dibangun, secara umum terdiri dari :

a. Computer

b. Peralatan penyimpanan data c. Terminal input dan output


(22)

d. Peralatan pendukung jaringan computer

2.7. Basis Data Relasional

Menjelaskan atau istilah yang berkaitan dengan teori basis data, seperti abstraksi data, model data, model data entity relationship, key, basis data relasional dan sistem manajemen basis data.

2.7.1. Abstraksi Data

Dalam pengaksesan data terdapat perbedaan representasi data bagi pengguna dan bagi computer. Perbedaan tersebut menimbulkan tingkatan abstraksi data yang bertujuan menyederhanakan interaksi pengguna dengan sistem. Tiga tingkatan abstraksi data :

1. Tingkatan fisik, level teredah menjelaskan bagaimana data tersimpan 2. Tingkatan logic, tingkatan yang lebih tinggi

3. Tingkatan tampak, tingkatan paling tinggi

2.7.2. Model Data

Model data merupakan sekumpulan perangkat konseptual untuk menjelaskan data, relasi data, semantic data, dan batasan kekonsistenan yang dibagi dalam tiga model data :

1. Model data relational


(23)

2. Model data hirarki

Menggambarkan hubungan antar entity dalam suatu organisasi dalam bentuk struktur pohon.

3. Model data jaringan

Menggambarkan hubungan entity dari suatu organisasi kedalam suatu bentuk jaringan atau network.

2.7.3. Model Data Entity-Relationship

Model data E-R adalah model data yang didasarkan pada sebuah persepsi terhadap sebuah dunia nyata yang didalamnya terdapat sekumpulan objek dasar dan relasi antar objek yang disebut dengan entitas. Ada tiga dasar dalam model dara E-R, yaitu : himpunan entitas, himpunan relasi, dan atribut.

2.7.3.1. Himpunan Entitas

Sebuah entitas adalah sesuatu atau sebuah objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lainnya. Himpunan entitas adalah himpunan entitas yang mempunyai tipe yang sama yang memiliki property atau atribut yang sama.

2.7.3.2. Atribut

Atribut adalah penjelasan atau gambaran sifat yang dimiliki dari setiap anggota dari himpunan entitas, setiap atribut yang dimiliki setiap entitas


(24)

ditunjukkan dengan adanya informasi yang sama yang disimpan dalam basis data pada setiap entitas anggota himpunan entitas tersebut.

2.7.3.3. Himpunan Relasi

Relasi adalah hubungan antara beberapa entita. Himpunan relasi adalah sekumpulan relasi yang memiliki tipe yang sama.

2.7.4. Kardinalitas Pemetaan

Menunjukkan jumlah entitas yang dihubungkan oleh sebuah relasi dengan entitas lainnya.

2.7.5. Ketergantungan Eksistensi

Ketergantungan Eksistensi terjadi pada saat eksistensi sebuah entitas bergantung pada eksistensi entitas yang lain.

2.7.6. Key

Dapat dibedakan sebuah entitas dengan entitas lain, penggunaan konsep key memungkinkan untuk membedakan entitas yang satu dengan yang lain.


(25)

Adalah sebuah himpunan yang terdiri dari satu atau lebih atribut yang apabila di gunakan bersama-sama dapat membedakan sebuah entitas di dalam sebuah himpunan entitas.

2.7.6.2. Candidate key

Adalah super key yang tidak mengandung super key lainnya yang merupakan subset dari super key pertama.

2.7.6.3. Primary key

Adalah atribut yang digunakan untuk membedakan sebuah entitas dalam sebuah entitas.

2.7.7. Entity-Relationship Diagram

Struktur logis sebuah basis data dapat di ekspresikan secara grafis dengan menggunakan sebuah di agram Entity-Relationship.

2.7.8. Basis Data Relational

Sebuah basis data relational teridiri dari sekumpulan table yang masing-masing table memiliki sebuah nama yang unik.


(26)

Sistem manajemen basis data adalah sekumpulan file yang saling berhubungan dan kumpulan program yang memungkinkan user mengoperasikan, mengakses dan memodifikasi file yang ada. Fungsi utama sebuah basis data adalah menyediakan abstraksi data bagi pengguna tanpa perlu ditunjukkan bagaimana data tersebut disimpan dan dijaga.


(27)

31

1.1. Sekilas PT. Asuransi Jasindo

1.1.1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang

Bandung

Kekokohan eksistensi Asuransi Jasindo terbangun oleh sebuah sejarah panjang kepeloporan di bidangnya , mengiringi perjalanan indonesia sebagai sebuah negara dan bangsa merdeka.

Bermula pada peripde transisi kedaulatan dari pemerintahan kolonial Belanda ke Pemerintahan Republik Indonesia, telah di laksankan nasionalisasi sejumlah perusahaan asuransi milik Kolonial Belanda termasuk NV Assurantie Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE tahun 1845 yang berdomisili di Jakarta. Awalnya asuransi kerugian tersebut telah menjalankan usahanya untuk memberikan perlindungan resiko terhadap perusahaan perkebunan dan sebagainya.

Tepat 100 tahun pasca rasionalisasi tersebut, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya di tahun 1945 yang memungkinkan di lakukannya nasionalisasi perusahaan asuransi kerugian milik Belanda maupun Inggris menjadi PT. Asuransi Bendaraya untuk layanan asuransi kerugian dalam mata uang rupiah dan PT. Umum Internasional Undewriters (PT.UIU) untuk layanan asuransi kerugian dalam valuta asing.


(28)

Tujuan nasionalisasi adalah untuk memberikan pemanfaatan yang maksimal kepada masyarakat, memperkokoh keamanan dan perekonomian negara. Kebijakan nasionalisasi di lakukan berdasar unndang-undang nomor 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda yang berada dalam wilayah Republik Indonesia.

Pemerintah melalui keputusan Menteri Keuangan no. 764/MK/IV/12/1972, pada tanggal 2 juni 1972, memutuskan untuk melakukan merger antara PT. Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT. Umum Internasional Underwriters (PT. UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta asing di merger menjadi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang sekarang lebih di kenal sebagai Asuransi Jasindo. Penggambungan tersebut selanjutnya di kukuhkan dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1 tanggal 2 juni 1973. Pengalaman bidang asuransi kerugian sejak era kolonial memberikan nilai kepeloporan tersendiri bagi keberadaan dan tumbuh kembang Asuransi Jasindo kini dan masa mendatang.

PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah satu-satunya badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha asuransi kerugian umum. Asuransi Jasindo berdiri pada 2 juni 1973 sebagai hasil penggabungan antara PT. Asuransi Bendasraya dengan PT. Umum Internasional Underwriters serta tampil sebagai maskapai asuransi kerugian umum terbesar nasional dengan total aset per akhir tahun 2004 sebesar Rp. 1,363 milyar.


(29)

Protofolio Asuransi Jasindo dalam penyelesaian klaim-klaim besar meliputi klaim Apoges Kick Motor Satelit Palapa B2 sebesar USD 75 juta, BDC Failure Satelit Palapa C2 sebesar USD 31,2 juta, Battery Charging Failure Satelit Palapa C2 sebesar USD 36,5 juta dan Loss of DB Satelit Garuda milik Acess Internasional sebesar USD 101,5 juta.

Bagian penting dari upaya memaksimalkan nilai BUMN demi peningkatan daya saing di pasar nasional maupun internasional, pemerintah melalui kementerian BUMN telah menerbitkan dan memberlakukan Good Corporate Governance (tata kelola perusahaan yang baik) yang berlaku wajib bagi semua BUMN.

Asuransi Jasindo sebagai salah satu BUMN sepenuhnya menyadari arti penting dan peranan Good Corporate Governance (GCG) sehingga secara bertahap mulai dari pemahaman, sosialisasi hingga implementasi di jalankan secara berkelanjutan. Bagi Asuransi Jasindo penerapan GCG tidak hanya di tujukan untuk memenuhi peraturan atau ketentuan yang ada namun lebih jauh dari itu adalah untuk mengiliminasi peluang terjadinya pelanggaran dalam perusahaan sekaligus meningkatkan kepercayaan publik dan meningkatkan kinerja perseroan.

Saati ini Asuransi Jasindo memiliki jaringan pelayanan yang terdiri dari 74 kantor cabang yang berlokasi di seluruh indonesia dan satu cabang di luar negeri serta berkantor pusat di Jl. Let. Jend. MT. Haryono kav. 61 Jakarta. Dalam melaksanakan operasinya Asuransi Jasindo di dukung oleh 50 kantor cabang, 23


(30)

kantor penjualan yang tersebar di seliruh indonesia dan 1 kantor cabang di luar negeri di Labuan Malaysia.

Keberadaan Asuranis Jasindo semakin solid dari tahun ke tahun sebagaimana tercermin dari kinerja perusahaan yang terus mengalami peningkatan serta pengakuan mutu melalui sertifikasi 9002 sejak tahun 1998. Asuransi Jasindo juga mendapatkan dukungan reasuradur terkemukan di dunia seperti Swiss-ree dan Partner-ree sehingga memperkokoh posisi Asuransi Jasindo sebagai perusahaan asuransi yang sustainable dan bertaraf internasional.

Perkembangan pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) mengalami banyak pasang surut dalam menjalani usahanya terutama dalam usaha melebarkan sayapnya di berbagai kota di nusantara. Dapat di lihat berdirinya kantor cabang yang terdapat di kota Pontianak memerlukan usaha dan kerja keras dan pada saat itu bernama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian” (PNAK) Eka Nusa.

Pengalaman Asuransi Jasa Indonesia sejak era kolonial memberikan nilai kepeloporan bagi keberadaan dan pertumbuhan serta mempu meraih kepercayaan dari dalam dan luar negeri. Diantaranya di Jawa Barat terdapat 9 cabang yaitu Bogor, Depok, Bekasi, Sukabumi, Purwakarta, Bandung korporasi, Bandung ritel, Cirebon dan Tasikmalaya. Keberadaan Asuransi

Jasa Indonesia semakin solid dari tahun ke tahun, sebagaimana tercermin dari kinerja perusahaan yang terus mengalami peningkatan serta pengakuan mutu malalui sertifikat ISO 9002 sejak tahun 1998, serta penghargaan standart dan


(31)

Door’s dengan peringkat PBB tahun 1997 atas prestasi pembayaran klaim mengukuhkan kekuatannya di pasar global.

Keseriusan dalam membuktikan komitmen yang telah di buat oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia melalui penyediaan beragam produk yang di sesuaikan dengan kebutuhan tertanggung serta layanan profesional yang cepat, akurat, ramah dan efisiean.

3.1.2. Visi dan Misi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Visi dan Misi perusahaan menjadi pemacu semangat dan penerangan dalam menjalankan semua kebijakan dan kegiatan perseroan, baik secara internal maupun eksternal. Memperhatikan latar belakang perusahaan serta tantangan di masa yang mendatang, telah di tetapkan pula:

1. Visi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) adalah menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestik.

2. Misi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) adalah menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasionol melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan tetap menjaga tingkat kemampuan laba serta memenuhi harapan stakeholder.


(32)

1.2. Struktur Organisasi dan Sistem Kerja

Struktur orgnisasi mengandung artiadalah “suatu susunan kedudukan dari masing unit yang berdiri sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing bagian”. Begitu halnya pada PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) memiliki struktur organisasi yang menunjukkan masing-masing unit fungsi dan peranan para pegawai secara jelas.

Adapun struktur organisasi PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) kantor cabang Bandung korporasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

1.3. Deskripsi Kerja PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung

1. Kepala Kantor Cabang Bandung

a. Mengusahan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan, serta mengusahakan pengamanan, pemanfaatan dan pengembangan

Agen Broker

Kebakaran

Akseptasi Klaim Adm .

as/ Bank

SIM / Aku ntansi Kepala Keuangan Kepala Pem asar an

Kepala Teknik

Aneka Adm . Piut ang &

Penagihan

SDM / Sek ret ariat/ Um um Sopir/ Pekerja Sur veyor

Engineer ing & M arine Cargo


(33)

SDM, alat/sarana fisik dan dana milik perusahaan di lingkuangan kantor cabang.

b. Membantu usaha pemasaran jasa asuransi kepada calon tertanggung yang di nilai potensial di wilayah kerjanya.

c. Mendatangani polis-polis dan surat keluar.

d. Memberikan persetujuan klaimm, akseptasi, keuangan.

e. Membangun citra perusahaan yang baik di wilayah kantor cabang. f. Menilai dan mengusulkan promosi atau mutasi jabatan

bawahannya.

g. Menandatangani laporan-laporan, memo, nota dinas dan surat dinas keluar lainnya.

h. Berhubungan dengan instansi atau pihak luar perusahaan dalam batas wewenang yang di tetapkan.

i. Mengajukan rencana anggaran tahunan untuk keperluan kantor cabang.

j. Memutuskan menandatangani perubahan dan pembatalan atas nota pertanggungan yang telah di terbitkan serta menandatangani surat pemberitahuan pengembalian premi sesuai dengan batas wewenang yang telah di tetapkan.

k. Menandatangani cek, bilyet giro, surat perintah transfer dan memberikan tugas-tugas khusus kepada bawahannya.

2. Kepala Unit Teknik dan Penyelesaian Klaim

a. Memonitor kenerja masing-masing fungsi dan membuat rekomendasi secara langsung kepada kantor cabang perihal persetujuan klaim maupun fungsi-fungsi lainnya.

b. Memimpin, memotivasi dan mengembangkan bawahan yang ada di lingkungan kepala unit teknik.

c. Memelihara, menilai dan memberikan saran penyempurnaan terhadap sistem, prosedur dan tata kerja di lingkungan terkait. d. Menjalin kerja sama dengan unit-unit kerja lain di lingkungan


(34)

e. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang di berikan oleh kepala kantor cabang.

f. Membina hubungan baik dengan instansi di luar perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan kepala unit teknik dengan batas wewenang yang di tetapkan.

g. Melaksanakan kegiatan registrasi surat tuntutan ganti rugi.

h. Meggunakan, mengatur SDM, alat atau sarana fisik yang berada di lingkungan kepala unit teknik.

i. Mengadakan hubungan dengan unit-unit kerja di lingkungan perusahaan untuk kelancaran tugas.

j. Membutuhkan paraf pada dokumen klaim sebagai tanda persetujuan sesuai batas wewenang yang di berikan.

k. Berhubungan dengan instansi atau pihak di luar perusahaan dalam batas wewenang yang di tetapkan.

l. Menyampaikan pendapat kepada kepala kantor cabang tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan untuk tujuan penyempurnaan

3. Kepala Unit Pemasaran

a. Mecari nasabah baik perorangan maupun instansi dan perusahaan. b. Membina nasabah dan memberikan bimbingan tentang pentingnya

berasuransi.

c. Membantu perencanaan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen maupun data-data pemasukan premi.

d. Membuat rekomendasi pada unit akseptasi atau produksi untuk membuat polis.

e. Menyampaikan secara jelas dan terperinci kepada tertanggung tentang isi dan perjanjian yang terdapat dalam polis.

f. Melayani tertanggung sebaik mungkin.


(35)

h. Memberikan penawaran harga pada setiap nasabah sehubungan proyek-proyek, pos, BUMN dan BUMD.

i. Memintakan persetujuan kepada divisi underwriting kantor pusat untuk menentukan tarif sebagai dasar kesepakatan harga untuk tertanggung.

j. Membangun analisa terhadap calon tertanggung.

k. Dapat meminta data secara langsung kepada masing-masing unit baik yang berhubungan dengan klaim maupun premi.

4. Kepala Unit Keuangan

a. Megusahakan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta mengusahakan dan pengembangan SDM, alat atau sarana fisik dan milik perusahaan di lingkungan kepala kerja unit keuangan.

b. Membantu kepala cabang dalam menyusun program kerja tertulis kepala unit keuangan.

c. Merencanakan dan mengusulkan secara kuantitatif dan kualitatif SDM, peralatan dan sarana fisik untuk kebutuhan kepala unit keuangan.

d. Melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan dan keuangan di kantor cabang.

e. Mengelola penggunaan dana, menyusun penggunaan cash flow mingguan, pertanggungjawaban keuangan dan penyelenggaraan administrasi yang berkaitan dengan seluruh kegiatan unit keuangan.

f. Membantu usaha pengawasan dan pembinaan kepada pengusaha kecil dan koperasi yang telah mendapat bantuan di wilayah kerja. g. Menandatangani laporan, memo, nota dinas dan surat keluar

lainnya yang berhubungan dengan kedinasan.

h. Menilai dan mengusulkan promosi atau mutasi jabatan bawahannya.


(36)

j. Memutuskan dan menandatangani perubahan dan pembatalan atas nota penutupan pertanggungan yang telah di terbitkan serta menandatangani surat pemberitahuan pengambilan premi sesuai dengan batas wewenang yang telah di tetapkan.

k. Memutus dan menandatangani seluruh surat persetujuan, penolakan, pembatalan, pembayaran tuntutan ganti rugi (klaim) sesuai dengan wewenang yang telah ditetapkan.

l. Mengajukan rencana anggaran tahunan untuk keperluan kantor cabang.

1.3.1. Personalia PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung

PT. Asuransi Jasa indonesia (Persero) memiliki 34 cabang di seluruh indonesia 1 cabang di luar negeri. Salah satu perusahaan asuransi jasa indonesia yang berada di jawa barat memiliki beberapa kantor cabang, yaitu Bandung Korporasi, Bandung Ritel, Cirebon, Bogor dan Tasikmalaya. Secara rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel Personalia setiap kantor-kantor cabang yang berada di Jawa Barat pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) cabang Jawa Barat tahun 2009.

No.

Nama Unit Kantor Cabang

Jabatan Bandung

Korporasi

Bandung

Ritel Cirebon Bogor Tasikmalaya Jumlah

1 Kepala

Cabang 1 1 1 1 1 5

2 Kepala Unit 3 3 2 3 2 13

3 Spesialis TK.

I 1 1 0 2 0 4

4 Spesialis TK.

II 3 2 0 2 0 7

5 Fungsionaris 6 10 0 0 1 17 6 Karyawan 13 6 2 1 5 27


(37)

Sumber : PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung

3.4. Jenis Produk Jasa Asuransi yang di pasarkan oleh PT. Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung

Pada dasarnya PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) memiliki 2 kelompok produk di pasarkan, yaitu Korporasi dan Ritel. Sampai dengan tahun 1999 PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) lebih berkonsentrasi pada bisnis korporasi dan menomorduakan bisnis ritel (kecil).

Setelah mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar selama hampir sepuluh tahun dan pada awal tahun 2000 telah di lakukan restrukturisasi terhadap portofolio bisnis dengan mengembangkan produk asuransi ritel tanpa meninggalkan bisnis korporasinya.

Secara garis besar, produk korporasi yang di tawarkan Asuransi Jasindo diantaranya :

1. Asuransi Pengangkutan

Merupakan jenis asuransi kerugian dalam pengangkutan barang baik melalui darat, laut maupun udara (produk unggulan).

2. Asuransi Kebakaran

Merupakan jenis asuransi kerugian kerena kebakaran (produk unggulan). 3. Asuransi Penerbangan

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti pesawat terbang, peluncuran satelit dan pengorbitannya.


(38)

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti pembangunan gedung, pemasangan mesin dan pengoperasiannya (produk unggulan).

5. Asuransi Rangka Kapal

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kapal laut. 6. Asuransi Kendaraan Bermotor

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kendaraan bermotor. 7. Asuransi Aneka

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kecelakaan diri dan pengiriman uang (produk unggulan).

8. Asuransi Keuangan

Merupakan jenis asuransi kerugian dalam hal keuangan, seperti surety bond, customs bond, financial guarantee, kredit asuransi (produk unggulan).

9. Asuransi Oil dan Gas

Merupakan jenis asuransi kerugian yang bergerak di bidang minyak dan gas.

10.Asuransi kecelakaan Diri

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti kecelakaan diri anak sekolah, lintasan, penugunjung wisata, asuransi keluarga, tamu hotel, haji (produk unggulan).

Jenis asuransi untuk produk ritel (kecil), antara lain : 1. Kendaraan Bermotor


(39)

Merupakan jenis asuransi kerugian seperti tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir di jalan, perbuatan jahat orang lain, kebakaran, pencurian, kerusuhan dan huru-hara. Juga di sebabkan oleh banjir, letusan gunung berapi, angin topan, tsunami, badai dan gempa bumi.

2. Asuransi Jasindo Graha

Merupakan jenis asuransi kerugian kombinasi atau paduan antara asuransi kebakaran, asuransi kecelakaan diri dan asuransi meninggal dunia yang di tujukan untuk segmen debitur KPR perbankan baik secara perorangan maupun kumpulan.

3. Asuransi Jasindo Oto

Merupakan jenis asuransi kerugian gabungan asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kecelakaan diri, pengemudi serta penumpangnya.

4. Asuransi Karisma

Merupakan jenis asuransi kerugian penggabungan asuransi kebakaran rumah, asuransi kebongkaran dan asuransi kecelakaan diri penghuninya. 5. Asuransi Pelangi

Merupakan jenis asuransi kerugian kecelakaan diri penumpang pesawat terbang dalam perjalanan tertentu.

6. Asuransi Lintasan

Merupakan jenis asuransi kerugian kecelakaan diri penumpang pesawat terbang, kapal laut, kereta api dan kendaraan darat lainnya.


(40)

Merupakan jenis asuransi kerugian penggabungan dari 7 pertanggungan dan mencakup pemberian proteksi terhadap resiko kebakaran rumah dan inventarisnya serta kecelakaan diri anggota keluarga, kendaraan bermotor dan tuntutan pihak ketiga.

1.5. Proses Kebijakan Perusahaan Tentang Harta Atau Barang Yang Di

Jaminkan.

Berikut adalah kebijakan mengenai harta atau barang yang di tanggungkan: 1. Kebijakan tentang Resiko yang di jamin

a. Kebakaran

1. Disebabkan oleh ketidakhati-hatian oleh tertanggung atau pihak lain sepanjang tidak di kecualikan dalam polis.

2. Yang di akibatkan oleh :

a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri b)Hubungan arus pendek

c) Kebakaran karena benda lain di sekitar b. Petir

Kerusakan yang di sebabkan oleh mesin listrik, peralatan listrik atau elektronik, instalasi listrik, kerugian atau kerusakan di jamin oleh polis ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda tersebut. c. Ledakan

Berasal dari harta benda yang di pertanggungkan pada polis ini atau polis lain yang berjalan serangkai dengan polis ini untuk kepentingan tertanggung yang yang sama. Disebabkan oleh gas atau uap.


(41)

d. Kejatuhan pesawat terbang

Benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu yang jatuh dengan harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan .

e. Asap

Berasal dari kebakaran harta benda yang di pertanggungkan dalam polis.

2. Kebijakan tentang cara penyelesaian dan penetapan ganti rugi

a. Dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan, berhak menentukan pilihannya untuk melakukan ganti rugi dengan cara :

1. Pembayaran uang tunai

2. Perbaikan kerusakan, sesuai dengan perhitungan besarnya kerugian. b. Penggantian kerusakan, dimana perhituangan besarnya kerugian adalah

sebesar biaya penggantian dengan barang sejenis dengan kondisi yang sama seperti sesaat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan. c. Membangun kembali, dimana perhitungan besarnya kerugian adalah

membangun kembali kekondisi yang sama sama seperti sebelum terjadi kerusakan atau kerugian.

3. Kebijakan tentang penghentian pertanggungan

a. Penanggung dan tertanggung masing-masing berhak setiap waktu menghentikan pertanggungan dengan memberitahukan alasannya. Secara tertulis melalui surat tercatat oleh pihak yang menghendaki penghentian pertanggungan kepada pihak lainnya di alamat terakhir


(42)

yang di ketahui. Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan polis ini, lima hari kalender terhitung sejak tanggal pengiriman surat tercatat atas pemberitahuan tersebut.

b. Apabila terjadi penghentian pertanggungan, premi akan di kembalikan secara pro rata untuk jangka waktu pertanggungan yang belum di jalani setelah di kurangi biaya akuisisi penanggung. Namun demikian dalam penghentian pertanggungan di lakukan oleh tertanggung di mana selama jangka waktu pertanggungan yang telah di jalani, telah terjadi klaim yang jumlahnya melebihi jumlah premi yang tercamtum dalam ikhtisiar pertanggungan, maka tertanggung tidak berhak atas pengembalian premi untuk jangka waktu pertanggungan yang belum di jalani.

4. Kebijakan tentang kewajiban terhadap tertanggung dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan

Tertanggung setelah mengetahui atau pada waktu ia di anggap seharusnya sudah mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan dalam polis, wajib :

a. Segera memberitahukan hal itu kepada penanggung

b. Dalam waktu tujuh hari kalender, memberikan keterangan tertulis tentang kerugian atau kerusakan yang terjadi. Keterangan tertulis tersebut menguraikan tentang segala sesuatu yang terbakar, musnah,


(43)

hilang, rusak dan terselamatkan serta mengenai penyebab kerugian atau kerusakan yang terjadi.

c. Paling lambat dalam waktu 12 bulan mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penanggung tentang besarnya jumlah kerugian yang di derita.

Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, tertanggung wajib :

a. Sedapat mungkin menyelamatkan harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan serta mengijinkan pihak lain untuk menyelamatkan harta benda atau kepentingan tersebut.

b. Mengamankan harta benda atau kepentingan yang di pertanggungkan yang masih bernilai.

c. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada penanggung atau pihak lain yang di tunjuk oleh penangung untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.

d. Segala hak atas ganti rugi menjadi hilang apabila ketentuan dari kebijakan tidak di penuhi oleh tertangggung.

5. Kebijakan tentang penentuan harga dalam hal kerugian Persetujuan yang di kecualikan :

a. Penentuan harga di dasarkan pada harga sebenarnya dari harta benda yang di pertanggungkan sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kerugian dengan memperhitungkan unsure depresiasi teknis tanpa di tambah unsur laba.


(44)

b. Barang-barang, bahan-bahan atau barang-baran g dagangan di hitung menurut harga beli pada saat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan dengan mempertimbangkan unsure ketinggalan mode. 6. Kebijakan tentang pembayaran premi

a. Menyimpang dari pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, maka merupakan persyaratan dari tanggung jawab penanggung atas jaminan asuransi berdasarkan polis ini, bahwa setiap premi terhutang harus sudah di bayar lunas dan secara nyata telah di terima seluruhnya oleh pihak penanggung :

1)Jika jangka waktu petanggungan tersebut tiga puluh hari kalender atau lebih maka pelunasan pembayaran premi harus di lakukan dalam tenggang waktu tiga puluh hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya polis.

2)Jika jangka waktu pertanggungan tesebut kurang dari tiga puluh hari kalender, pelunasan pembayaran premi harus sudah di lakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan jangka waktu pertanggungan yang di sebut dalam polis.

b. Pembayaran premi di lakukan dengan cara tunai, cek, bilyet giro, transfer atau dengan cara lain yang di sepakati antara penanggung dan tertanggung.

Penanggung dianggap telah menerima pembayaran premi, pada saat :


(45)

2) Premi bersangkutan adalah sudah masuk kerekening bank penanggung

3) Penanggung telah menyepakati pelunasan premi bersangkutan secara tertulis.

c. Apabila premi tidak di bayar sesuai dengan ketentuan dan dalam jangka waktu yang di tetapkan maka polis ini batal dengan sendirinya tanpa harus menerbitkan endosemen pambatalan terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan penanggung di bebaskan dari semua tanggung jawab atas kerugian sejak tanggal yang di maksud. Namun tertanggung tetap berkewajiban membayar premi untuk jangka waktu pertanggungan yang sudah berjalan sebesar 20% dari premi satu tahun.

d. Apabila terjadi kerugian di jamin oleh polis dalam tenggang waktu tertentu yang telah tercamtum dalam polis, penanggung hanya akan bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut apabila tertanggung melunasi premi dalam tenggang waktu bersangkutan.


(46)

50

1.1. Tinjauan Penerapan Teknologi dan Sistem Informasi di PT. Asuransi

Jasindo

Untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para nasabah atau tertanggung di perlukan adanya keterpaduan di antara divisi yang berkaitan. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang mengatur hubungan antar divisi. Maka disusunlah Manajemen PT. Asuransi Jasindo Indonesia yang disusun oleh sebuah divisi di bawah direktorat pemasaran yaitu Divisi Teknologi dan Divisi Sistem Informasi. Sistem informasi manajemen yang ada saat ini adalah masih merupakan sistem informasi berbasis Komputer yang sederhana.

Sistem informasi manajemen PT. Asuransi Jasindo Indonesia saat ini didukung oleh beberapa faktor :

a. Sumber Daya Manusia

Dalam rangka memberdayakan sistem informasi manajemen di PT. Asuransi Jasindo telah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang digolongkan ke dalam :

1. Administrasi Sistem

Petugas yang mengelola sistem dan mengelola pengguna yang terlibat dalam sistem tersebut.


(47)

Pengguna yang berkaitan langsung dengan pengolahan data dan informasi, maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai untuk menunjang sistem.

b. Sumber Daya Perusahaan

Adapun sumber daya perusahaan yang berkaitan dengan sarana atau media aliran informasi pada sistem ini adalah :

1. Perangkat computer

Perangkat ini disediakan pada kantor pusat, kantor wilayah dan kantor-kantor besar lainnya.

2. Perangkat lunak

Untuk pengolahan data dan informasi perusahaan telah menyediakan perangkat lunak untuk pengolahan data pada PC maupun pada jaringan.

3. Jaringan komputer LAN maupun WAN

Digunakan dua media transmisi data, yaitu melalui kabel telepon maupun melalui satelit. Penggunaan jaringan ini belum menjangkau seluruh daerah baru mencakup wilayah dan kantor-kantor lainnya di tiap kota.

4. Perangkat penyimpanan data dan informasi

Pada proses penyimpanan data dan informasi digunakan dua teknik , yaitu penyimpanan data dan informasi dalam media fisik dan elektronik. Media penyimpanan fisik berupa arsip dan surat atau


(48)

berkas data. Sedangkan media penyimpanan untuk computer yang terbagi dalam :

a. Penyimpanan data global, yaitu penyimpanan data-data yang umum di gunakan untuk seluruh daerah.

b. Penyimpanan back up data, yaitu penyimpanan data hasil proses back up.

1.2. Tujuan Manajemen

Dengan diterapkannya sistem informasi berbasis computer untuk mengelola data sistem informasi kepegawaian khususnya data pribadi pegawai, di harapkan :

a. Pengelolaan data pegawai khususnya bagian data pribadi menjadi lebih efisien

b. Dapat mendukung administrasi

c. Dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yang structural dan semistrutural

d. Menjamin konsistensi data kepegawaiankhususnya bagian pengolahan data pribadi pegawai


(49)

1.3. Spesifikasi Permasalahan

1.3.1. Permasalahan Dalam Administrasi

Permasalahan yang terdapat dalam organisasi adalah : a. Redudansi data

Penggunaan dalam lembar-lembar isian dalam setiap prosedur dalam sistem umunya lebih dari satu lembar. Lembaran tersebut digunakan sebagai arsip bagi beberapa pihak yang berkepentingan.

b. Prosedur kerja

Sistem manajemen yang sedang berjalan mencakup seluruh kantor di wilayah usaha. Oleh karena itu penggunaan prosedur kerja yang masih manual memakan overhead yang besar dan selain itu kendalanya masih rendah.

c. Pembuatan laporan

Dalam sistem manajemen saat ini, laporan data pegawai seperti data pribadi pegawai, data riwayat hokum disiplin pegawai, data riwayat penugasan pegawai, data penilaian dan inspeksi pegawai serta data kepindahan pegawai menjadi salah satu sumber data dalam mengambil keputusan untuk kebijakan perusahaan atau divisi dan rencana manajemen lainnya. Pelaporan dilakukan secara berkala, proses pengumpulan data dari setiap kantor yang letaknya berjauhan menyebabkan data yang sampai kedireksi tiba dalam waktu yang lebih lama.


(50)

1.3.2. Permasalahan Dalam Perolehan Data

Banyaknya nilai atribut yang tidak diisi karena kelalaian operator atau belum lengkapnya formulir isian. Jika ada pegawai baru yang dipindahkan dari divisi/kantor cabang lain kadangkala pengiriman data pegawai tersebut memakan waktu yang cukup lama. Lambatnya perolehan data pegawai tersebut akan mempengaruhi dalam pengelolaan data pegawai dan kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan.

1.4. Usulan Perancangan Sistem

Setelah tahap analisis selesai dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan membuat suatu perancangan sistem. Tahap membangun dan mengerjakan sistem ini disebut sebagai tahap desain sistem, yaitu tahap dimana suatu sistem dapat terbentuk dengan mengacu pada analisa sistem yang dilakukan sebelumnya.

1.4.1. Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan yang ingin di capai dari perancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem informasi pengolahan data pegawai khususnya data pribadi pegawai.

2. Memberikan gambaran yang jelas akan sistem yang hendak di rancang. 3. Memberikan kemudahan jalannya sistem sehingga user tidak mengalami


(51)

1.4.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Tujuan utama dari proses perancangan sistem secara umum adalah untuk member gambaran secara umum kapada user mengenai sistem informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum merupakan tahap persiapan perancangan sistem secara terperinci, selain itu perancangan sistem secara umum juga sudah harus dapat mengenal komponen sistem informasi yang akan di desain.

Pada tahap perancangan sistem secara umum, komponen yang terkait didalam sistem di rancang dengan tujuan komunikasi kepada user. Biasanya komponen sistem informasi yang di rancang meliputi : Diagram Konteks (DFD Level 0), DFD Level 1, DFD Level 2, dan Entity Relationship Diagram.

1.4.2.1. Diagram Konteks Level 0

Diagram konteks merupakan suatu diagram yang dapat menggambarkan sistem dalam suatu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar lingkaran tersebut menggambarkan sistem keseluruhan proses dalam sistem tersebut.

Juga merupakan suatu diagram yang dapat memperlihatkan daerah objek studi aliran datanya dibuat untuk tingkat atas.

1 2 3 4

Gambar 4.1.

Diagram konteks (DFD Level 0) sistem infomasi data pribadi kepegawaian

U S E R

Operasi Sist em Informasi Dat a

Pribadi KePegaw aian


(52)

Keterangan : 1. = Data input 2. = NIP _Jasindo 3. = Pesan

4. = laporan

1.4.2.2. Data Flow Diagram (DFD) Level 1

Disini akan di gambarkan secara umum dari keseluruhan proses sistem yang akan di rancang.

Gambar 4.2.


(53)

Keterangan :

1. = Data

2. = NIP_Jasindo 3. = Pesan 4. = Laporan

1a. =Data Pribadi

1b. = Data istri / suami

1c. = Data anak

1d. =Data orang tua / mertua

1e. = Data riwayat absensi

a. = Tabel Pribadi b. = Tabel Istri / Suami c. = Tabel Anak

d. = Tabel orang tua / mertua e. = Tabel riwayat absensi

Data Flow Diagram (DFD) Level 2

Pada DFD level ini akan di paparkan satu persatu dari proses yang ada pada sisem.


(54)

Gambar 4.3. Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Proses Input

Keterangan :

1. = Data

1a. = Data Pribadi

1b. = Data istri/suami

1c. = Data anak

1d. = Data orang tua / mertua


(55)

a. = Tabel pribadi b. = Tabel istri /suami c. = Tabel anak

d. = Tabel orang tua / mertua e. = Tabel riwayat absensi

Gambar 4.4.


(56)

Keterangan :

2. = NIP_Jasindo 3. = Pesan= 1a. = Data Pribadi 1b. = Data Istri / Suami 1c. = Data Anak

1d. = Data orang tua/ Mertua 1e. = Data Riwayat Absensi a. = table Pribadi

b. = Tabel Istri/Suami c. = Tabel Anak Pegawai d. = Tabel Orang Tua/Mertua e. = Tabel Riwayat Absensi


(57)

Gambar 4.5.

Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Proses Update

Keteragan :

2. = NIP_Jasindo 3. = Pesan 1a. = Data Pribadi 1b. = Data Istri/Suami 1c. = Data Anak Pegawai 1d. = Data Orang Tua/Mertua 1e. = Data Riwayat Absensi a. = Tabel Pribadi


(58)

b. = Tabel Istri / Suami c. = Tabel Anak Pegawai d. = Tabel Orang Tua/Mertua e. Tabel Riwayat Absensi

Gambar 4.6


(59)

Keterangan :

1. = Data

1a. = Data Pribadi

1b. = data Istri /Suami

1c. = Data Anak

1d. = Data Orang Tua/Mertua

1e. = Data Riwayat Absensi

2. = Pesan

a. = Tabel Pribadi b. = Tabel Istri / Suami c. = Tabel Anak

d. = Tabel Orang Tua/Mertua e. = Tabel Riwayat Absensi

1.4.2.3. Kamus Data

1. Proses Input Data

Proses yang akan memproses semua data yang di masukkan ke dalam masing-masing table.

Masukkan dari user ke proses input data yang terdiri dari semua atribut dari salah satu table.


(60)

Berisi data pribadi pegawai :

NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR + TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI +BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif] +BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN + JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.

b. [Data Istri/Suami]

Berisi data Istri / Suami Pegawai :

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR + TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH + KET_CRI.

c. [Data Anak Pegawai] Berisi data anak pegawai :

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita] + TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH [Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM. d. [Data Orang Tua/Metua]


(61)

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ TUA + [ Orang Tua IMertua] + NAM_OR1 + PEK_OR1 + AGM_OR1 + LHR_OR1 + TGL_OR1 + STS_OR1 [Hidup IMeninggal] + NAM_OR2 + PEK_OR2 + AGM_OR2 + LHR_OR2 +TGL_OR2 + STS_OR2 [Hidup I Meninggal].

e. [Data Riwayat Absensi]

Berisi data riwayat absensi pegawai :

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ABS + KSK_Y_T [ Ya I Tidak] + TGL_MUL + TGL_SEL + NSK_ABS + TGL_NSK.

2. Proses Search a. [Data Pribadi]

NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR + TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI +BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif] +BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN + JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.

b. [Data Istri/Suami]

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR + TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH + KET_CRI.


(62)

c. [Data Anak Pegawai]

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita] + TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH [Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM. d. [Data Orang Tua/Metua]

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ TUA + [ Orang Tua IMertua] + NAM_OR1 + PEK_OR1 + AGM_OR1 + LHR_OR1 + TGL_OR1 + STS_OR1 [Hidup IMeninggal] + NAM_OR2 + PEK_OR2 + AGM_OR2 + LHR_OR2 +TGL_OR2 + STS_OR2 [Hidup I Meninggal]

e. [Data Riwayat Absensi]

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ABS + KSK_Y_T [ Ya I Tidak] + TGL_MUL + TGL_SEL + NSK_ABS + TGL_NSK.

3. Proses update

Proses terbagi dalam dua sub proses, yaitu : a. [Edit I Delete]

1. Edit

Merupakan kumpulan dari masing-masing table. Proses berfungsi untuk mengedit record pada suatu table.


(63)

2. Delete

Proses yang berfungsi untuk menghapus record pada suatu table.

a. [Data Pribadi]

NIP_JASINDO + NAM_PEG + JNS_KEL [Pria I Wanita] + TMP_LHR + TGL_LHR + TGL _KRJ + TGL_SMP + STS_PEG [Calon I Pegawai I TKK] +STS_KRJ [Aktif I Tidak Aktif] + KOD_AGM + BHS_ASI +BHS_CK1 [Aktif IPasif] + BHS_AS2 + BHS_CK2 [Aktif I Pasif] +BHS_AS3 + BHS_CK3 + STS_KWN [Kawin I Belum Kawin I Janda I Duda]+ KOD_PDK + KOD_JUR + NAM_INS + KET_LIN + JUM_ANK + TGL_MNG + KOD_JWA.

b. [Data Istri/Suami]

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_IST + STS_IST [Hidup I Meninggal I Cerai] + TGL_NKH + TGL_CRI + TMP_LHR + TGL_LHR + TMP_ KRJ + PDK_IST + KBO_Y_T [Ya ITidak] +ALT_KBO [IUD I Pil I Kondom I Suntikan I MOW I MOP I Kal I Implant] + NOM_NKH + KET_CRI.

c. [Data Anak Pegawai]

NIP_JASINDO + NOM_URT + NAM_ANK + JNS_KEL [ Pria IWanita] + TGL_LHR + TMP_LHR + KOD_PDK + KOD_KEL + KET_NKH [Nikah I Belum Nikah] + STS_ANK [SKL I Meninggal] + IST_NOM. d. [Data Orang Tua/Metua]


(64)

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ TUA + [ Orang Tua IMertua] + NAM_OR1 + PEK_OR1 + AGM_OR1 + LHR_OR1 + TGL_OR1 + STS_OR1 [Hidup IMeninggal] + NAM_OR2 + PEK_OR2 + AGM_OR2 + LHR_OR2 +TGL_OR2 + STS_OR2 [Hidup I Meninggal].

e. [Data Riwayat Absensi]

NIP_JASINDO + NOM_URT + KOD_ABS + KSK_Y_T [ Ya I Tidak] + TGL_MUL + TGL_SEL + NSK_ABS + TGL_NSK.

4. Pesan

Pesan yang diterima user dari sistem kepada user, yaitu berupa informasi kesalahan atau pun konfirmasi dari sistem ke user.

5. Laporan

Merupakan feedback dari sistem kepada user berupa laporan baik tampilan di layar monitor atu pun hasil cetakan printer.

1.5. Perancangan Basis Data

Pemodelan data konseptual di rancang berdasarkan analisis proses yang telah di lakukan pada tahap-tahap analisis tertentu, pemodelan ini menggunakan pemodelan basis data relasional dengan menggunakan tool Entity Relationship Diagram yang menjelaskan entitas yang di gunakan dan hubungan antar entitas.

1.5.1. Entitiy Relationship Diagram

Adalah sesuatu yang nyata atau pun abstrak yang menarik untuk di catat atau disimpan datanya. Diagram entitas memperlihatkan entitas serta hubungan antar


(65)

entitas tersebut. Berikut ini merupakan diagram E-R dari sistem informasi data pribadi Kepegawaian.

PRIBADI

MEMPUNYAI

MEMPUNYAI

MEMPUNYAI

MEMPUNYAI

ANAK

Istri/Suami

Ortu/Mertuai

Riwayat Absensi N

1

N

1 1

1

1

1

Gambar 4.7.

Entitiy Relationship DiagramSistem Informasi Data Pribadi Kepegawaian

Keterangan :

1. = Menunjukkan jumlah 1


(66)

1.5.2. Entitas Dalam Proses Sistem Informasi Data Pribadi Kepegawaian

Entitas yang terdapat pada Entity Relationship Diagram ada lima, yaitu : 1. Pribadi

2. Istri/Suami 3. Anak

4. Orang Tua/Mertua 5. Riwayat Absensi

1.5.2.1.Pribadi

Pribadi yang disebutkan ini padalah pegawai yang merupakan obejek yang utama dalam perancangan sistem informasi yang di rancang dan memiliki atribut sebagai berikut :

No. Field Name Type Remarks Description

NIP_JASIN DO

C(09) Nomor Induk

NAM_PEG C(50) Nama Pegawai

JNS_KEL C(01) D(PRIA,WANITA Kode Jenis

Kelamin

I TMP_LHR C(15) Tempat Lahir

TGL_LHR DAT

E

Tanggal Lahir

TGL_KRJ DAT

E

Tanggal Mulai Kerja


(67)

TGL_SMP DAT E

Tanggal Sumpah

STS_PEG C(01) D(CALON,PEGAWA

I,TKK)

Status Pegawai

STS_KRJ C(01) D(AKTIF,TAK

AKTIF)

Status Kerja

KOD_AGM C(01) KOD_AGM/TBL_AG

M

Kode Agama

BHS_ASI C(02) KOD_BHS/TBL_BHS Kode Bahasa 1

BHS_CK1 C(01) D(AKTIF,PASIF) Kecapan Bahasa

1

BHS_AS2 C(02) KOD_BHS/TBL_BHS Kode Bahasa 2

BHS_CK2 C(01) D(AKTIF,PASIF) Kecakapan

Bahasa 2

BHS_AS3 C(02) KOD_BHS/TBL_BHS Kode Bahasa 3

BHS_CK3 C(01) D(AKTIF,PASIF) Kecakapan

Bahasa 3

STS_KWN C(01) D(KAWIN,BELUM

KAWIN,JAND/DUD A)

Status Perkawinan

KOD_PDK C(05) KOD_PDK/TBL_PD

K

Kode Pendidikan formal


(68)

Pendidikan

NAM_INS C(27) Nama Instansi

KET_LIN C(15) Ket. Lain-lain

JUM_ANK N(02) Jumlan anak

Pegawai

TGL_MNG DAT

E

Tanggal Meninggal

KOD_JWA C(04) Kode Jiwa

1.5.2.2. Istri / Suami

Menunjukkan pribadi sebagai pegawa yang memliki istri / suami. Atribut yang terdapat di dalamnya, sebagai berikut :

No.

Field

Name

Type Remaks Description

NIP_JASI NDO C(09 ) Nomor Induk Pegawai NOM_UR T N(02 ) Nomor Istri/Suami Ke

NAM_IST C(25

)

Nama Istri /Suami

STS_IST C(01

)

D(HIDUP,MENINGGAL ,CERAI)

Status Istri/Suami


(69)

TGL_NK H DAT E Tanggal Nikah

TGL_CRI DAT

E

Tanggal Cerai TMP_LHR C(15

)

Tempat Lahir TGL_LHR DAT

E

Tanggal Lahir

TMP_KRJ C(20

)

Tempat bekerja

PDK_IST C(20

)

Pendidikan Istri KBO_Y_T C(01

)

Ikut KB/Tidak ALT_KBO C(02

)

Alat KB

yang di

gunakan NOM_NK

H

C(15 )

No Akte

Nikah

KET_CRI C(20

)

Keterangan Cerai


(70)

1.5.2.3. Anak

Menunjukkan pegawai yang mempunyai anak, atribut yang dimiliki sebagai berikut:

No. Field Name Type Remaks Description

NIP_JASIN DO

C(09 )

Nomor Induk Pegawai

NOM_URT N(02

)

NomorUrut Anak

NAM_ANK C(25

)

Nama Anak

JNS_KEL C(01

)

D(PRIA,WANITA )

Jenis Kelamin

TGL_LHR Date Tanggal Lahir

TMP_LHR C(15

)

Tempat Lahir

KOD_PDK C(06

) KOD_PDK/TBL_ PDK Kode Pendidikan Formal

KOD_KEL C(01

)

KOD_KEL/TBL_ KEL

Hubungan Keluarga

KET_NKH C(01

)

D(Nikah, Belum Nikah)

Keterangan Nikah STS_ANK C(01 D(Skl,Tskl,Mening Status Anak


(71)

) gal

IST_NOM N(02

)

Dari

istri/suami Ke

1.5.2.4. Orang Tua/Mertua

Menunjukkan pribadi pegawai yang memililki orang tua ataupun mertua, dengan atribut :

No. Field Name Type Remaks Description

NIP_JASIN DO

C(09) Nomor Induk

Pegawai

NOM_URT N(02) NomorUrut

KOD_TUA C(01) D(Orang tua

/Mertua

Kode Orang Tua

NAM_OR1 C(25) Nama Orang

Tua Laki-Laki

PEK_OR1 C(30) Pekerjaan

Orang Tua

Laki-laki

AGM_OR1 C(01) KOD_AGM/TBL_

AGM

Agama Orang Tua Laki-Laki

LHR_OR1 C(15) Tempat Lahir


(72)

Laki-Laki

TGL_OR1 DAT

E

Tanggal Lahir

Orang Tua

Laki

STS_OR1 C(01) D(Hidup/Meningga

l)

Status Orang Tua Laki-Laki

NAM_OR2 C(25) Nama Orang

Tua Perempuan

PEK_OR2 C(30) Pekerjaan

Orang Tua

Perempuan

AGM_OR2 C(01) KOD_AGM/TBL_

AGM

Agama Orang Tua

Perempuan

LHR_OR2 C(15) Tempat Lahir

Orang Tua

Perempuan

TGL_OR2 DAT

E

Tanggal Lahir

orang Tua

Perempuan

STS_OR2 C(01) D(Hidup/Meningga

l)

Status Orang Tua


(73)

Perempuan

1.5.2.5. Riwayat Absensi

Menunjukkan riwayat absensi pribadi pegawai, dengan atribut sebagai berikut :

No. Field Name Type Remaks Description

NIP_JASIND O

C(09) Nomor Induk

Pegawai

NOM_URT N(02) Nomor Urut

KOD_ABS C(02) KOD_ABS/TBL_

ABS

Kode Absensi

KSK_Y_T C(01) D(Ya / Tidak) Keterangan

SK

TGL_MUL DAT

E

Tanggal Mulai

TGL_SEL DAT

E

Tanggal Selesai

NSK_ABS C(15) Nomor SK

Absensi

TGL_NSK DAT

E


(74)

1.5.3.Tabel Kontrol

1.5.3.1. Tabel Kontrol Agama (TBL_AGM)

No. Field Name Type Description

KOD_AGM C001 Kode Agama

DES_AGM C015 Deskripsi Agama

1.5.3.2. Tabel Kontrol Bahasa (TBL_BHS)

No. Field Name Type Description

KOD_BHS C002 Kode Bahasa

DES_BHS C008 Deskripsi Bahasa

1.5.3.3. Tabel Kontrol Pendidikan (TBL_PDK)

No. Field Name Type Description

KOD_PDK C006 Kode Pe ndidikan

DES_PDK C040 Deskripsi Pe

ndidikan

1.5.3.4. Tabel Kontrol Bidang / Jurusan Pendidikan

No. Field Name Type Description

KOD_JUR C006 Kode Jurusan


(75)

1.5.3.5. Tabek Kontrol Absensi (TBL_ABS)

No. Field Name Type Description

KOD_ABS C002 Kode Absensi

DES_ABS C025 Deskripsi

Absensi

1.5.3.6. Tabel Kontrol Hubungan Keluarga (TBL_KEL)

No. Field Name Type Description

KOD_KEL C001 Kode Keluarga

DES_KEL C030 Deskripsi

Hubungan Keluarga

1.6. Perancangan Modul Progrm

1.6.1. Modul Proses Input Data

Bagian ini berfungsi untuk memasukkan data, dimana data-data tersebut dimasukkan kedalam table tertentu. Data pribadi input ke table pribadi, data istri/suami input ke table data istri / suami.

1.6.2. Modul Proses Update Data

Terbagi dalam dua, yaitu : 1. Edit Data


(76)

1.6.3. Modul Proses Search Data

Berfungsi untuk pencarian data dengan menggunakan NIP_JASINDO sebagai key.

1.6.4. Modul Proses Pelaporan Data

Memberikan hasil dari ketiga proses sebelumnya. Pelaporan data dapat berupa informasi visual yang ditampilkan di layar monitor.

1.7. Struktur Program

Dat a Ist ri Dat a Anak

Dat a Riw ayat Absensi Dat a

Pribadi

Dat a Orang Tua

Dat a Riw ayat Absensi Dat a

Pribadi

Dat a Anak

Dat a Orang Tua

Dat a Riw ayat Absensi Dat a Ist ri/ Suami

Input Dat a

Edit Delet e

Updat e Dat a Pelaporan Dat a Insert Search Dat a Sist em Informasi Dat a Pribadi KePegaw aian

Dat a Riw ayat Absensi Dat a Orang Tua Dat a Anak Dat a Ist ri Dat a Pribadi

Pelaporan Dat a Print er Pelaporan Dat a M onit or

Dat a Orang Tua Dat a Anak Dat a Ist ri Dat a Pribadi


(77)

1.8. Desain input dan output

1. Desain input

Merupakan awal dimulai proses informasi 2. Desain output

Secara umum desain output dimaksudkan untuk menentukan output dari sistem yang baru.

1.9. Desain Menu

Merupakan suatu penghubung antara user dengan sistem, menu merupakan bagian dari seluruh proses yang ada pada sistem yang di buat.


(78)

82

Setelah perancangan sistem dilakukan maka dilanjutkan dengan menerapkan sistem tersebut kedalam suatu implementasi dimana sistem tersebut akandijalankan dengan alat penunjang seperti computer yang terdiri dari perangkat keras dan lunak.

1.1. Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi sistem informasi data pribadi kepegawaian meliputi lingkungan perangkat keras dan lingkungan perangkat lunak.

1.1.1. Lingkungan Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan pada saat implementasi sistem informasi data pribadi kepegawaian adalan :

1. Mikroprosesor : Pentium 166 MHZ

2. Memori : 16 GB

3. Monitor : vga 800 kali 600

4. Media penyimpanan : hardisk 1,2 MB

5. Input/output : flopy disk 3,5 inch, printer

1.1.2. Lingkungan perangkat lunak


(79)

2. Bahasa pemrograman : microsoft visual basic 6.0 3. Aplikasi tambahan : mikrosoft access

1.2. Struktur menu

1. File 1.1. Print 1.2. exit 2. View 2.1. Data Form 2.1.1. Pribadi 2.1.2. Anak] 2.1.3. Istri/suami

2.1.4. Orang tua / mertua 2.1.5. Riwayat absensi 3. Windows

3.1. Cascade 3.2. Tile horizontal 3.3. Tile vertical


(80)

84

1.1. Kesimpulan

Pada pengembangan suatu perangkat lunak, tahapan analisis kebutuhan merupakan tahapan yang penting dan membutuhkan ketelitian sebab akan mempengruhi bentuk perangkat lunak yang dibangun. Oleh Karena itu tahapan ini memerlukan waktu paling lama dari tahapan yang lain. Hal ini disebabkan untuk mendapatkan data yang akurat.

Dengan sistem informasi data pribadi kepegawaian ini dapat diambil beberapa keuntungan :

1. Dapat mempercepat proses pelayanan terhadap pegawai

2. Menyediakan laporan yang berkaitan dengan data-data pribadi pegawai 3. Adanya standarnisasi yang menghasilkan penghematan waktu,tempat , dan

tenaga.

1.2. Saran

Sistem yang telah dibuat ini masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan dan pentingnya sistematika antar bagian yang satu dengan yang lain guna mempermudah analisis dn perancangan sistem yang menopang terbentuknya suatu program yang baik.


(81)

(1)

1.6.3. Modul Proses Search Data

Berfungsi untuk pencarian data dengan menggunakan NIP_JASINDO sebagai key.

1.6.4. Modul Proses Pelaporan Data

Memberikan hasil dari ketiga proses sebelumnya. Pelaporan data dapat berupa informasi visual yang ditampilkan di layar monitor.

1.7. Struktur Program

Dat a Ist ri Dat a Anak

Dat a Riw ayat Absensi Dat a

Pribadi

Dat a Orang Tua

Dat a Riw ayat Absensi Dat a

Pribadi

Dat a Anak

Dat a Orang Tua

Dat a Riw ayat Absensi Dat a Ist ri/ Suami

Input Dat a

Edit Delet e

Updat e Dat a Pelaporan Dat a Insert Search Dat a Sist em Informasi Dat a Pribadi KePegaw aian

Dat a Riw ayat Absensi Dat a Orang Tua Dat a Anak Dat a Ist ri Dat a Pribadi

Pelaporan Dat a Print er Pelaporan Dat a M onit or

Dat a Orang Tua Dat a Anak Dat a Ist ri Dat a Pribadi


(2)

81

1.8. Desain input dan output

1. Desain input

Merupakan awal dimulai proses informasi 2. Desain output

Secara umum desain output dimaksudkan untuk menentukan output dari sistem yang baru.

1.9. Desain Menu

Merupakan suatu penghubung antara user dengan sistem, menu merupakan bagian dari seluruh proses yang ada pada sistem yang di buat.


(3)

82

Setelah perancangan sistem dilakukan maka dilanjutkan dengan menerapkan sistem tersebut kedalam suatu implementasi dimana sistem tersebut akandijalankan dengan alat penunjang seperti computer yang terdiri dari perangkat keras dan lunak.

1.1. Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi sistem informasi data pribadi kepegawaian meliputi lingkungan perangkat keras dan lingkungan perangkat lunak.

1.1.1. Lingkungan Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan pada saat implementasi sistem informasi data pribadi kepegawaian adalan :

1. Mikroprosesor : Pentium 166 MHZ

2. Memori : 16 GB

3. Monitor : vga 800 kali 600

4. Media penyimpanan : hardisk 1,2 MB

5. Input/output : flopy disk 3,5 inch, printer

1.1.2. Lingkungan perangkat lunak


(4)

83

2. Bahasa pemrograman : microsoft visual basic 6.0 3. Aplikasi tambahan : mikrosoft access

1.2. Struktur menu

1. File 1.1. Print 1.2. exit 2. View 2.1. Data Form 2.1.1. Pribadi 2.1.2. Anak] 2.1.3. Istri/suami

2.1.4. Orang tua / mertua 2.1.5. Riwayat absensi 3. Windows

3.1. Cascade 3.2. Tile horizontal 3.3. Tile vertical


(5)

84

1.1. Kesimpulan

Pada pengembangan suatu perangkat lunak, tahapan analisis kebutuhan merupakan tahapan yang penting dan membutuhkan ketelitian sebab akan mempengruhi bentuk perangkat lunak yang dibangun. Oleh Karena itu tahapan ini memerlukan waktu paling lama dari tahapan yang lain. Hal ini disebabkan untuk mendapatkan data yang akurat.

Dengan sistem informasi data pribadi kepegawaian ini dapat diambil beberapa keuntungan :

1. Dapat mempercepat proses pelayanan terhadap pegawai

2. Menyediakan laporan yang berkaitan dengan data-data pribadi pegawai 3. Adanya standarnisasi yang menghasilkan penghematan waktu,tempat , dan

tenaga.

1.2. Saran

Sistem yang telah dibuat ini masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan dan pentingnya sistematika antar bagian yang satu dengan yang lain guna mempermudah analisis dn perancangan sistem yang menopang terbentuknya suatu program yang baik.


(6)