Studi dilakukan pada tahap operasional, dengan kajian komponen lingkungan sebagai berikut :
1. Limbah Padat
a. Limbah padat berupa produk pecah sebanyak 3500 kghr, ditampung
selanjutnya diangkut oleh Dinas Kebersihan ke TPA. Pemantauan dilakukan secara visual dengan frekuensi pemantauan setiap minggu
dilakukan oleh Bagian Produksi.
b. Sludge yang berasal dari bagian sanitary sebanyak 1.200 kghr, ditampung
di tempat sludge sanitary karena masih mempunyai nilai ekonomis dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Pemantauan dilakukan secara visual oleh
bagian produksi seminggu sekali.
c. Sludge yang berasal dari bagian fitting dengan kapasitas 225 kghr
diangkut ke PPLI secara periodik. Pemantauan dilakukan secara visual oleh bagian produksi seminggu sekali.
d. Limbah padat domestik, sebayak 900 kghr dikumpulkan di TPS
selanjutnya di angkut oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Tangerang. Pemantauan dilakukan secara visual oleh bagian General Affair setiap
hari kerja.
2. Limbah Cair, yang berasal dari bagian sanitary dan fitting diolah di IPAL
selanjutnya dialirkan ke sungai Cisadane, sedangkan limbah cair domestik dialirkan melalui saluran ke septik tank. Limbah cair dari proses produksi
dipantau setiap hari dengan melakukan pengujian terhadap outlet limbah oleh laboratorium intern dan setiap 3 bulan sekali oleh laboratorium luar. Sebagai
pelaksana pemantauan yaitu Bagian K3L. 3.
Gas da Debu, berasal dari proses pembakaran Kiln, operasional genset, alat
transportasi seperti forklift dan mobil operasional. Di dalam ruang produksi pengelolaan dilakukan dengan grooved roof yang dioptimalisasi dengan
exhaust fan berfungsi meningkatkan efek ventilasi melalui akses yang luas bagi refreshing udara di dalam ruang produksi. Penggunaan air conditioner
selain menjaga temperatur ruangan juga berfungsi sebagai air filter. Sementara humidifier system berfungsi untuk menekan kelembaban udara dengan cara
meningkatkan moisture yang terkandung dalam udara di ruang produksi. Perlindungan terhadap pekerja dilakukan dengan mewajibkan mengenakan
masker.
Untuk ambien dampak cemaran gas dan debu dikelola dengan membangun tembok pembatas antara lokasi kegiatan dengan lingkungan sekitar. Tembok
terbuat dari beton setinggi 2 meter dan penyediaan landscape yang memadai. Pemantauan dilakukan dengan mengambil sampel untuk diuji dilaboratorium
setiap 6 bulan sekali dan sebagai penanggung jawab pemantauan adalah Bagian K3L.
4. Intensitas Kebisingan, kebisingan berasal dari ruang proses produksi bagian