II - 29
2.12 Penelusuran Banjir
Flood Routing
Penelusuran  banjir  dimaksudkan  untuk  mengetahui  karakteristik hidrograf  outflow
keluaran,  yang  sangat  diperlukan  dalam  pengendalian  banjir. Perubahan hidrograf  banjir antara inflow I dan outflow O karena adanya faktor
tampungan atau adanya penampang sungai yang tidak seragam atau akibat adanya meander  sungai.  Jadi  penelusuran  banjir  ada  dua,  untuk  mengetahui  perubahan
inflow dan  outflow  pada  embung  dan  inflow  pada  satu  titik  dengan  suatu  titik  di
tempat lain pada sungai Soemarto, 1999. Perubahan  inflow  dan  outflow  akibat  adanya  tampungan.  Maka  pada
suatu embung akan terdapat inflow banjir I akibat adanya banjir dan outflow O apabila  muka  air  embung  naik,  di  atas  spillway  terdapat  limpasan  Soemarto,
1999. I  O tampungan embung naik elevasi muka air embung naik.
I  O tampungan embung turun elevasi muka air embung turun. Pada penelusuran banjir berlaku persamaan kontinuitas.
I – O = ΔS  . ....................................................................................…   2.54
di mana ΔS   =  Perubahan tampungan air di embung
Persamaan kontinuitas pada periode Δt = t
1
– t
2
adalah :
1 2
2 2
1 2
2 1
S S
t O
O t
I I
− =
∆ ∗
 
  +
− ∆
∗ 
 
 +
....................................       2.55
Digunakan  pelimpah  spillway  ambang  lebar  dengan  elevasi  dan volume sebagai berikut Kodoatie dan Sugianto, 2000 :
2 3
× 2
× ×
× 3
2 =
H g
B Cd
Q
...........................................................     2.56 di mana :
Q =   Debit yang melewati spillway m
3
dtk. B
=   Lebar efektif spillway m Cd
=   Koefisien debit limpasan
II - 30 H
=   Perbedaan muka air antara hulu dan hilir m.
Misalnya penelusuran banjir pada embung, maka langkah yang diperlukan adalah: 1
Menentukan hidrograf inflow sesuai skala perencanaan. 2
Menyiapkan data hubungan antara volume dan area embung dengan elevasi embung.
3 Menentukan  atau  menghitung  debit  limpasan  spillway  embung  pada  setiap
ketinggian air diatas spillway dan dibuat dalam grafik. 4
Ditentukan  kondisi  awal  embung  muka  air  embung  pada  saat  dimulai routing
.  Hal  ini  diperhitungkan  terhadap kondisi  yang  paling  bahaya  dalam rangka pengendalian banjir.
5 Menentukan periode waktu peninjauan t
1
, t
2
, …, dst, semakin periode waktu t
2
-t
1
semakin kecil adalah baik. 6
Selanjutnya  perhitungan  dilakukan  dengan  tabel,  seperti  contoh  di  bawah dengan cara analisis langkah demi langkah. Lihat Tabel 2.8.
2.13 Volume Tampungan Embung