2
Survei S Oktober
Da dari data
Usaha da
2.
B pertanian
hortikult yaitu ma
Sementa usaha pe
R 1,48 juta
berarti te subsekto
turun seb dimana s
selama 1 tingkat p
Jumlah Rumah
Tangga juta
Berita Res Struktur Ong
2014. alam Berita
a mentah ST an master wi
USAHA PER
Berdasarkan n pada tahun
tura merupak asing-masin
ara itu, subs ertanian, yait
Perban
Rumah tangg a rumah tang
erjadi rata-rat or peternakan
banyak 10 ri subsektor pet
0 tahun terak penurunan ter
1 2
3 4
5 6
7
Jawa Teng
smi Statistik gkos Komod
Resmi Statis 2003 dengan
ilayah ST201
RTANIAN
n Hasil penc n 2013 sebe
kan tiga sub ng 3,29 juta
ektor perika tu sebanyak 0
dingan Jum di Provi
ga usaha per ga dari 5,77
ta penurunan turun sebany
ibu rumah ta ternakan dan
khir yaitu seb endah yaitu s
gah Tanaman
Pangan
Provinsi Jaw ditas Pertan
stik BRS in n menggunak
13 untuk rum
cacahan leng sar 4,29 juta
bsektor yang rumah tang
anan merupa 0,26 juta rum
mlah Rumah insi Jawa Te
rtanian di Jaw juta rumah t
sebesar 2,56 yak 1,59 juta
angga. Kond hortikultura
esar 3,79 per sebesar 0,25 p
n Hortikultu
20
wa Tengah N nian Strategi
ni, data juml kan konsep S
mah tangga u
gkap ST2013 a rumah tang
g memiliki ju gga, 2,61 jut
akan subsekt mah tangga.
Gambar 1 Tangga Us
engah, Tahu
wa Tengah p tangga pada t
6 persen per t rumah tangg
disi yang sam merupakan s
rsen, sedangk persen per tah
ra Perkebuna
003 201
No. 7412 Th s dalam set
lah rumah ta ST2013 yang
usaha pertani
3 diketahui gga. Subsekt
umlah rumah ta rumah tan
tor yang pal
1. saha Pertani
un 2003 dan
pada tahun 2 tahun 2003 m
tahun. Secara ga, dan penur
ma juga terja subsektor yan
kan subsektor hun.
n Peternakan
13
h. VII, 2 Des tiap subsekto
angga usaha g tidak meng
an.
bahwa juml tor tanaman p
h tangga usa ngga, dan 2
ling sedikit
ian Menurut n 2013 juta
2013 mengal menjadi 4,29
a absolut pen runan terenda
adi pada penu ng mengalam
r kehutanan m
n Perikanan
ember 2013 or pertanian
pertanian 20 ggunakan Ba
lah rumah ta pangan, pete
aha pertania 2,38 juta rum
memiliki ru
t Subsektor
ami penurun juta rumah
nurunan terbe ah di subsekto
urunan secar mi penurunan
menjadi subs
Kehutanan
n pada Mei- 003 dihitung
atas Minimal
angga usaha ernakan, dan
an terbanyak mah tangga.
umah tangga
nan sebanyak tangga, yang
esar terjadi di or perikanan,
ra persentase paling besar
ektor dengan -
g l
a n
k .
a
k g
i ,
e r
n
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
3 Tabel 1.
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013
SektorSubsektor Rumah
Tangga Usaha Pertanian 000 2003
2013 Perubahan
Absolut 1
2 3
4 5
SEKTOR PERTANIAN
5.771 4.291
‐1.480 ‐25,65
SUBSEKTOR :
1.Tanaman Pangan
3.478 3.288
‐189 ‐5,45
Padi 2.640
2.685 44
1,67 Palawija
2.321 1.905
‐417 ‐17,95
2.Hortikultura 3.829
2.377 ‐1.452
‐37,93 3.Perkebunan
2.330 1.620
‐710 ‐30,49
4.Peternakan 4.208
2.612 ‐1.596
‐37,92 5.Perikanan
270 260
‐10 ‐3,78
Budidaya Ikan
155 215
60 38,68
Penangkapan Ikan
120 48
‐72 ‐59,94
6.Kehutanan 1.941
1.892 ‐49
‐2,52 7.Jasa
Pertanian 195
111 ‐84
‐43,1
Keterangan : Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Jumlah rumah tangga petani gurem rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar
di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 3,31 juta rumah tangga. Komposisi petani gurem terbanyak berada di wilayah kabupaten dibandingkan dengan di wilayah kota.
Sedangkan kabupaten dengan jumlah rumah tangga petani gurem terbesar pada tahun 2013 berada di Kabupaten Grobogan sebesar 209,27 ribu rumah tangga dan terkecil berada di Kota Magelang sebesar
1.008 rumah tangga. Dibandingkan dengan kondisi tahun 2003, jumlah rumah tangga petani gurem di tahun 2013
mengalami penurunan. Jika pada tahun 2003 petani gurem di Jawa Tengah sebanyak 4,63 juta rumah tangga, maka pada tahun 2013 berkurang menjadi 3,31 juta rumah tangga atau turun sebesar 28,46 persen.
Penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Klaten yang mencapai 92,35 ribu rumah tangga. Ditinjau secara persentase penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di Kota
Tegal sebesar 86,35 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
4 Gambar 2.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Petani Gurem Menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 ribu
Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan 1,32 juta rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1.000 m
2
, dan kelompok luas lahan 2.000 - 4.999 m
2
turun sebesar 49,53 ribu rumah tangga, turut menyumbang terjadinya penurunan jumlah
rumah tangga petani gurem secara keseluruhan pada tahun 2013.
0,0 50,0
100,0 150,0
200,0 250,0
300,0
Grobogan Cilacap
Kebumen Brebes
Banyumas Magelang
Boyolali wonogiri
Pati Blora
Banjarnegara Purworejo
Sragen Wonosobo
Klaten Semarang
Pemalang Purbalingga
Jepara Demak
Temanggung Karanganyar
Kendal Tegal
Batang Rembang
Pekalongan Sukoharjo
Kudus Kota
Semarang Kota
Salatiga Kota
Tegal Kota
Pekalongan Kota
Surakarta Kota
Magelang
2013 2003
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
5 Tabel 2.
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013
No KabupatenKota
Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan
2003 2013
Pertumbuhan Absolut
1 2
3 4
5 6
1 Cilacap
333.585 251.064
‐82.521 ‐24,74
2 Banyumas
269.789 202.432
‐67.357 ‐24,97
3 Purbalingga
161.399 125.232
‐36.167 ‐22,41
4 Banjarnegara
179.987 156.553
‐23.434 ‐13,02
5 Kebumen
253.539 215.522
‐38.017 ‐14,99
6 Purworejo
170.475 143.715
‐26.760 ‐15,7
7 Wonosobo
151.038 142.249
‐8.789 ‐5,82
8 Magelang
229.751 191.109
‐38.642 ‐16,82
9 Boyolali
206.911 170.380
‐36.531 ‐17,66
10 Klaten
219.132 125.320
‐93.812 ‐42,81
11 Sukoharjo
120.794 68.053
‐52.741 ‐43,66
12 wonogiri
233.221 202.048
‐31.173 ‐13,37
13 Karanganyar
151.756 104.683
‐47.073 ‐31,02
14 Sragen
192.722 141.961
‐50.761 ‐26,34
15 Grobogan
315.230 263.968
‐51.262 ‐16,26
16 Blora
195.360 170.102
‐25.258 ‐12,93
17 Rembang
115.943 101.695
‐14.248 ‐12,29
18 Pati
263.798 188.695
‐75.103 ‐28,47
19 Kudus
106.176 51.261
‐54.915 ‐51,72
20 Jepara
195.442 111.203
‐84.239 ‐43,1
21 Demak
190.223 127.559
‐62.664 ‐32,94
22 Semarang
166.490 130.113
‐36.377 ‐21,85
23 Temanggung
134.760 123.167
‐11.593 ‐8,6
24 Kendal
160.895 107.931
‐52.964 ‐32,92
25 Batang
119.893 91.714
‐28.179 ‐23,5
26 Pekalongan
130.189 76.247
‐53.942 ‐41,43
27 Pemalang
199.921 133.200
‐66.721 ‐33,37
28 Tegal
174.380 105.244
‐69.136 ‐39,65
29 Brebes
270.875 211.303
‐59.572 ‐21,99
30 Kota Magelang
2.409 1.109
‐1.300 ‐53,96
31 Kota Surakarta
2.616 1.098
‐1.518 ‐58,03
32 Kota Salatiga
13.571 5.969
‐7.602 ‐56,02
33 Kota Semarang
43.110 16.593
‐26.517 ‐61,51
34 Kota Pekalongan
7.781 1.774
‐6.007 ‐77,2
35 Kota Tegal
14.312 2.342
‐11.970 ‐83,64
Jawa Tengah
5.697.473 4.262.608
‐1.434.865 ‐25,18
Dari seluruh rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013, sebesar 99,35 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan 4,26 juta rumah tangga.
Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,65 persen, atau sebanyak 73,33 ribu rumah tangga.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
6
Pada tahun 2003, jumlah rumah tangga pertanain pengguna lahan di Provinsi Jawa Tengah mencapai 5,70 juta rumah tangga selanjutnya pada tahun 2013 menjadi 4,26 juta rumah tangga. Selama kurun
waktu sepuluh tahun, rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mengalami penurunan sebesar 1,43 juta
rumah tangga atau sebesar 25,18 persen. Penurunan jumlah rumah tangga terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Klaten yang mencapai 93,81 ribu rumah tangga. Sementara itu penurunan jumlah rumah tangga
pengguna lahan terbesar secara persentase terjadi di Kota Tegal yang mencapai 83,64 persen.
Tabel 3. Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian
Menurut KabupatenKota dan Jenis Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 Hektar
No KabupatenKota
Jenis Lahan
Lahan yang dikuasai
Lahan Bukan
Pertanian Lahan
Pertanian 2003
2013 Lahan
Sawah Lahan
Bukan Sawah Jumlah
2003 2013
2003 2013
2003 2013
2003 2013
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 Cilacap
0,04 0,03
0,11 0,20
0,10 0,13
0,21 0,33
0,25 0,37
2 Banyumas
0,04 0,03
0,07 0,12
0,09 0,15
0,16 0,27
0,20 0,30
3 Purbalingga
0,04 0,02
0,08 0,12
0,13 0,19
0,21 0,31
0,25 0,33
4 Banjarnegara
0,02 0,02
0,06 0,07
0,26 0,32
0,32 0,39
0,35 0,40
5 Kebumen
0,04 0,02
0,10 0,13
0,09 0,13
0,20 0,26
0,24 0,28
6 Purworejo
0,02 0,02
0,11 0,14
0,17 0,19
0,28 0,33
0,30 0,35
7 Wonosobo
0,02 0,01
0,07 0,08
0,23 0,29
0,30 0,36
0,32 0,38
8 Magelang
0,03 0,02
0,09 0,13
0,10 0,15
0,19 0,27
0,21 0,29
9 Boyolali
0,04 0,03
0,07 0,10
0,13 0,18
0,20 0,28
0,23 0,31
10 Klaten
0,03 0,03
0,08 0,19
0,03 0,05
0,11 0,25
0,14 0,27
11 Sukoharjo
0,04 0,04
0,07 0,23
0,02 0,06
0,09 0,29
0,13 0,33
12 wonogiri
0,06 0,03
0,11 0,14
0,28 0,29
0,39 0,44
0,45 0,47
13 Karanganyar
0,03 0,03
0,09 0,16
0,09 0,14
0,18 0,30
0,21 0,33
14 Sragen
0,04 0,04
0,13 0,22
0,07 0,11
0,21 0,33
0,25 0,37
15 Grobogan
0,04 0,03
0,16 0,22
0,07 0,10
0,23 0,32
0,27 0,35
16 Blora
0,04 0,03
0,19 0,27
0,13 0,15
0,32 0,42
0,36 0,45
17 Rembang
0,04 0,02
0,16 0,23
0,18 0,24
0,34 0,47
0,38 0,49
18 Pati
0,04 0,03
0,12 0,21
0,13 0,26
0,25 0,47
0,29 0,49
19 Kudus
0,02 0,02
0,08 0,27
0,03 0,13
0,11 0,40
0,13 0,42
20 Jepara
0,04 0,03
0,07 0,17
0,07 0,15
0,14 0,32
0,18 0,35
21 Demak
0,03 0,02
0,17 0,36
0,05 0,09
0,23 0,44
0,25 0,46
22 Semarang
0,03 0,02
0,08 0,13
0,11 0,19
0,19 0,32
0,22 0,34
23 Temanggung
0,02 0,02
0,09 0,12
0,22 0,30
0,31 0,42
0,33 0,44
24 Kendal
0,03 0,02
0,09 0,18
0,10 0,23
0,19 0,41
0,22 0,43
25 Batang
0,02 0,02
0,10 0,16
0,10 0,19
0,20 0,36
0,22 0,37
26 Pekalongan
0,02 0,02
0,10 0,22
0,06 0,17
0,17 0,39
0,19 0,41
27 Pemalang
0,02 0,02
0,09 0,22
0,06 0,15
0,15 0,37
0,17 0,39
28 Tegal
0,02 0,02
0,08 0,28
0,03 0,12
0,11 0,40
0,14 0,42
29 Brebes
0,02 0,02
0,10 0,22
0,05 0,12
0,15 0,34
0,17 0,36
30 Kota
Magelang 0,01
0,02 0,01
0,10 0,00
0,05 0,01
0,15 0,02
0,17 31
Kota Surakarta
0,01 0,03
0,00 0,05
0,00 0,03
0,00 0,08
0,01 0,11
32 Kota
Salatiga 0,02
0,03 0,01
0,06 0,03
0,14 0,04
0,21 0,06
0,23 33
Kota Semarang
0,01 0,02
0,01 0,09
0,01 0,20
0,02 0,28
0,03 0,30
34 Kota
Pekalongan 0,02
0,02 0,01
0,37 0,00
0,12 0,01
0,49 0,02
0,51 35
Kota Tegal
0,02 0,02
0,01 0,15
0,00 0,14
0,01 0,29
0,03 0,31
Jawa Tengah
0,03 0,02
0,09 0,18
0,09 0,17
0,19 0,35
0,22 0,37
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
7
Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan lahan yang dimiliki rumah tangga pertanian di Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Jika pada tahun 2003 rata-rata lahan yang dikuasai sebesar 0,22 ha, maka pada tahun 2013 rata-rata lahan yang dikuasai meningkat menjadi 0,37 ha untuk setiap rumah tangga pertanian.
Peningkatan rata-rata lahan yang dikuasai terutama berasal dari peningkatan pengusaan lahan pertanian dari 0,19 ha pada tahun 2003 menjadi 0,35 ha pada tahun 2013. Sebaliknya pada
penguasaan lahan bukan pertanian terjadi penurunan penguasaan lahan yang dimiliki oleh rumah tangga pertanian dari 0,03 ha pada tahun 2003 menjadi hanya 0,02 ha pada tahun 2013.
Rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanian terbesar tahun 2013 terdapat di Kota Pekalongan seluas 0,51 ha, sedangkan rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga terkecil terdapat di
Kota Surakarta seluas 0,11 ha. Kabupatenkota dengan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terbesar adalah Kota Pekalongan dengan luas rata-rata lahan 0,49 ha dan rata-rata penguasaan
lahan pertanian per rumah tangga terkecil adalah Kota Surakarta seluas 0,08 ha. Sementara itu, pengusaan lahan sawah terbesar terdapat di Kota Pekalongan sebesar 0,37 ha dan terkecil terdapat di Kota Surakarta
sebesar 0,05 ha per rumah tangga pertanian. Sedangkan untuk penguasaan lahan pertanian bukan sawah terbesar berada di Kabupaten Banjarnegara yaitu sebesar 0,32 ha dan terkecil berada di Kota Surakarta
sebesar 0,03 ha per rumah tangga pertanian. Berdasarkan kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil Sensus Pertanian 2013
menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah petani sebanyak 5,03 juta orang yang bekerja di sektor pertanian pada tahun 2013 didominasi oleh petani laki-laki sebesar 3,94 juta orang 78,31 persen. Sedangkan
jumlah petani perempuan yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1,09 juta orang 21,69 persen. Kondisi ini berlaku umum untuk komposisi petani di masing-masing subsektor pertanian baik di tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Persentase jumlah petani laki- laki terbesar berada di subsektor penangkapan ikan yang mencapai 97,69 persen sementara persentase
petani laki-laki paling sedikit berada di subsektor peternakan yang mencapai 75,24 persen.
Tabel 4. Jumlah Petani Menurut SektorSubsektor dan Jenis Kelamin
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 000
No SektorSubsektor
Laki ‐laki
Perempuan Jumlah
Absolut Absolut
Absolut 1
2 3
4 5
6 7
8 Sektor
Pertanian 3.939
78,31 1.091
21,69 5.030
100,00 Subsektor
1. Tanaman
Pangan 3.009
83,12 611
16,88 3.620
100,00 2.
Hortikultura 2.085
80,64 500
19,36 2.585
100,00 3.
Perkebunan 1.473
86,36 233
13,64 1.706
100,00 4.
Peternakan 2.168
75,24 713
24,76 2.881
100,00 5.
Perikanan Budidaya
Ikan 205
91,77 18
8,23 223
100,00 Penangkapan
Ikan 50
97,69 1
2,31 51
100,00 6.
Kehutanan 1.718
87,13 254
12,87 1.971
100,00
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 7412 Th. VII, 2 Desember 2013
8
Sementara itu dari hasil Sensus Pertanian 2013 juga diketahui bahwa di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 3,62 juta petani yang bekerja di sektor pertanian berada di subsektor tanaman pangan atau terbesar
dari seluruh subsektor pertanian. Subsektor lain yang juga banyak menyerap jumlah tenaga kerja berturut- turut adalah subsektor peternakan dan hortikultura dengan jumlah petani yang masing-masing sebesar 2,88
juta orang dan 2,58 juta orang. Dari Tabel 5 diketahui bahwa sebanyak 3,58 juta rumah tangga usaha pertanian 83,58 persen
dengan kelompok umur petani utamanya kelompok umur produktif yaitu kelompok umur 15-64 tahun. Sementara jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya kurang dari 15 tahun
sebanyak 385 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya 65 tahun ke atas sebanyak 704,52 ribu rumah tangga. Pada tabel ini juga menunjukkan bahwa
petani utama Jawa Tengah terbesar berada di kelompok usia 45-54 tahun yakni sebesar 1,27 juta rumah tangga 29,59 persen atau dengan kata lain kelompok usia produktif mendominasi kelompok umur di
bidang usaha pertanian.
Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
No Kelompok
Umur Petani Utama
Laki ‐laki
Perempuan Jumlah
Absolut Absolut
Absolut 1
2 3
4 5
6 7
8
1 15
327 84,94
58 15,06
385 100
2 15–24
13.540 87,32
1.967 12,68
15.507 100
3 25–34
309.152 93,27
22.317 6,73
331.469 100
4 35–44
885.498 92,84
68.253 7,16
953.751 100
5 45–54
1.149.346 90,54
120.073 9,46
1.269.419 100
6 55–64
878.313 86,48
137.256 13,52
1.015.569 100
7 ≥65
566.262 80,38
138.257 19,62
704.519 100
JUMLAH 3.802.438
88,62 488.181
11,38 4.290.619
100
Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan. Kecenderungan ini terjadi hampir serupa di masing-
masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 3,80 juta rumah tangga, jauh lebih tinggi dibandingkan petani utama perempuan yang tercatat sebesar
488,18 ribu rumah tangga. Persentase jumlah rumah tangga pertanian dengan petani utama laki-laki terbesar berada pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 93,27 persen dan terendah berada pada kelompok umur
65 tahun ke atas yang mencapai 80,38 persen. Sedangkan pada rumah tangga pertanian dengan petani utama perempuan secara persentase terbesar berada pada kelompok umur 65 tahun ke atas 19,62 dan terendah
berada pada kelompok umur 25 -34 tahun 6,73 .
K tahun seb
35-44 tah kelompo
dan 0,36
3. PERU
D menunju
pertanian 73 perus
perusaha
Berita Komposisi ju
besar 29,59 hun 22,23
ok umur yang 6 persen.
USAHAAN P
Ditinjau dari ukkan bahwa
n yang berba sahaan pertan
aan pertanian
Perban
50 100
150 200
250 300
Juml a
h Perusahaan
a Resmi Stati
Persen
umlah petan persen, kemu
. Kelompok g paling sedik
ERTANIAN B
i jumlah per a terdapat 22
adan hukum nian. Sedangk
yaitu sebany
ndingan Jum di Provinsi
Kelompo Umur
15– 0,36
Kelomp Umur
25– 7,73
U
242 225
Jawa Tengah
istik Provinsi
ntase Petani di Provinsi
ni utama seca udian disusul
k umur di ba kit jumlah pet
BERBADAN
rusahaan per 25 perusahaa
bergerak di kan subsektor
yak 6 perusa
mlah Perusa Jawa Tenga
Kelompok Umur
15 0,01
ok 24;
ok –34;
Kelompok Umur
35–44; 22,23
9 2
15 Tanaman
Pangan Hor
i Jawa Tenga
Gambar 3 i Utama Men
Jawa Teng
ara keseluruh l kelompok u
awah umur 15 tani utamany
N HUKUM DA
rtanian yang an pertanian
subsektor pe r perikanan m
ahaan pertani
Gambar 4 ahaan Berba
ah Tahun 20 k
5; Kelom
Umur 16,4
24 90
26 rtikultura
Perke
2003 2
ah No. 7412
3. nurut Kelom