Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat yang Bersifat Antimikroba dari Pikel Ketimun dan Acar
(iP
'3 £
SK RIP S I
ISOLASI DAN SELEKSI B.AKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PIKEL;/ KETIMUN DAN ACAR
Oleh
SlAW LIE
F 27. 0052
19 9 5
FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
BOG 0 R
Siaw Lie. F 27.0052. lsolasi dan Seleksi Bakteri Asam Lahat yang Bersifat Antimikroba dari Pikel Ketimun dan Aear. Oi bawah bimbingan Lilis Nuraida, Betty Sri
Laksmi Jenie, dan
c.c.
Nurwitri Andjaya.
Ringkasan
Bakteri asam laktat mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri perusak dan bakteri patogen.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
isolat bakteri asam laktat yang berasal dari aear dan pikel ketimun yang
efektif
dalam menekan pertumbuhan baik mikroba patogen maupun pembusuk.
Isolat bakteri asam laktat diseleksi berdasarkan kemampuannya didalam
menghambat pertumbuhan bakteri perusak (Alcaligenes sp. OSM 30002 dan Pseu-
domonas fluorescens OSM 50106) dan bakteri patogen (Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, Vibrio
parahaemolyticus,
dan Listeria
monocytogenes) dengan uji difusi sumur. Senyawa antimikroba yang diidentifikasi
berupa persen asam tertitrasi, hidrogen peroksida, dan bakteriosin.
lsolat bakteri
asam laktat unggul diuji lebih lanjut dengan melihat pengaruh waktu kontak antara
isolat unggul dengan bakteri perusak
dalam media ekstrak ikan rueah.
Interval
waktu kontak yang digunakan adalah 0, 4, 8, dan 24 jam. Analisis dilakukan terhadap jumlah bakteri asam laktat, jumlah bakteri perusak, persen asam tertitrasi, dan
pengukuran pH media ekstrak ikan rueah.
Bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi dari pikel ketimun adalah sebanyak
14 isolat, yang terdiri dari 8 isolat Lb. plantarum, 3 isolat Lactobacillus heterofermentatif, I isolat Streptococcus, 1 isolat Leuconostoc, dan 1 isolat Lb. Jermentum.
Dari acar berhasil diisolasi 4 kultur bakteri asam laktat dan semuanya diidentifikasi
sebagai Pediococcus sp ..
.Uji aktivitas antimikroba dilakukan terhadap 7 isolat Lb. plantarum, 1 isolat
Lb. Jermentum, dan 2 isolat Pediococcus.
Kecuali Lb. Jermentum, isolat yang lain
menunjukkan aktivitas antimikroba, baik terhadap bakteri pembusuk maupun terhadap bakteri patogen.
Dilihat dari penghambatan terhadap Alcaligenes sp. dan P.
fluorescens, Lb. plantarum pi 402 dan Lb. plantarum pi 902 merupakan isolat yang
paling menghambat pertumbuhan bakteri per,usak tersebut.
Hasil identifikasi senyawa antimikroba menunjukkan bahwa isolat
bakteri
asam laktat memproduksi asam dalam media sintetik asam laktat dan hidrogen
peroksida dalam media air pepton 1 %. Sedangkan uji bakteriosin terhadap Alcali-
genes sp. dan P. fluorescens memberikan hasil yang negatif.
Hasil uji kontak antara Lb. plantarum pi 402 dan Lb. plantarum pi 902
dengan Alcaligenes sp. dan P. fluorescens menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri
asam laktat tersebut dapat menghambat pertumbuhan Alcaligenes sp. dan P. fluores-
cens. Penghambatan Lb. plantarum pi 402
terhadap Alcaligenes sp. lebih baik
daripada penghambatan Lb. plantarum pi 902. Setelah kontak 4 jam, pertumbuhan
p. fluorescens lebih terhambat oleh Lb. plantarum pi 902 daripada penghambatan
oleh Lb. plantarum pi 402.
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PlKEL KETIMUN DAN ACAR
Oleh
SlAW LIE
F 27.0052
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PIKEL KETIMUN DAN ACAR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Siaw Lie
F 27.0052
Dilahirkan pada tanggal 1 Oktober 1972
di Berastagi
Tanggal lulus : 25 April 1995
,
Bogor,
II
Mal
1995
Disetujui oleh,
Dr. Ir.
. Sri Laksmi
Pembimbing II
. Nurwitri Andjaya, DAA
Pembimbing III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Pengasih, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya penulis haturkan kepada:
1. Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc .• Dr. Ir. Betty Sri Laksmi
Jenie, MS., dan Ir. C.C. Nurwitri Andjaya, DAA selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahannya.
2. Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penyusunan skripsi
ini dapat diselesaikan.
3.
Idawati,
Shinta, Ati,
dan Wiman,
atas kerja sama,
dorongan dan bantuannya selama penelitian dan penyusunan skripsi.
4. Bapak, Ibu, dan keluarga Rahmat yang telah memberikan
perhatian dan dorongan selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
5. Agustina, Lili, Ling-Ling,
Evi, Meliana, Yoli, Ana,
Emil, Fanny, dan Cha-Cha di
Radar 43 yang senantiasa
memberikan perhatian dan dorongan kepada penulis.
i
6. Rudi Hartawan, Burhan, Agung, Mariani, dan teman-teman
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
dan penyusunan skripsi.
7.
Ibu Ari,
Dunung,
TPG,
Ibu sri,
dan
PAU,
Ibu Antin, Pak Taufik, Pak Mul, Pak
segenap
laboran
di
Laboratorium
Jurusan
dan AP4 yang telah banyak membantu penulis
dalam kelancaran jalannya penelitian ini.
8.
Kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang
telah membantu peneliti selama penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini.
Akhir kata,
penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, April
Penulis
ii
1995
DAFTAR lSI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMP I RAN
viii
I. PENDAHULUAN
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
A. IKAN RUCAH
3
B. MIKROBIOLOGI IKAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
C. BAKTERI ASAM LAKTAT
6
a.
Karakteristik Bakteri Asam Laktat
b.
Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam
Laktat
c.
8
Peranan Bakteri Asam
Laktat sebagai
sebagai Bahan Pengawet Makanan
. . . . . . . . 17
D.
PIKEL
E.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PERUSAK
1.
2.
F.
6
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
23
Pseudomonas fluorescens
.............. 23
Alcaligenes sp.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 24
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PATOGEN
25
1.
2.
Escherichia coli ..................... 25
Listeria monocytogenes ............... 26
3.
Salmonella typhimurium
4.
staphylococcus aureus
5.
Vibrio parahaemolyticus
iii
............... 27
. . . . . . . . . . . . . . . . 28
.............. 28
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
.................. 29
A.
BAHAN DAN MEDIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
B.
METODE PENELITIAN
1.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat dari Pikel Ketimun dan Acar
32
2.
Seleksi Isolat Bakteri Asam Laktat
40
3.
Identifikasi Senyawa Antimikroba
,
Pengaruh Waktu Kontak Bakteri Asam
40
4.
Laktat dengan Bakteri Perusak dalam
Media Ekstrak Ikan Rucah
5.
Analisis
............. 43
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
A. ISOLASI DAN IDENTIFlKASI BAKTERI ASAM
LAKTAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT ...............
C. IDENTIFlKASI SENYAWA ANTIMIKROBA
..........
1.
Total Asam Tertitrasi .................
2.
Hidrogen Peroksida . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Produksi Bakteriosin ..................
D. PENGARUH WAKTU KONTAK BAKTERI ASAM LAKTAT
DENGAN MIKROBA PERUSAK DALAM MEDIA EKSTRAK
lKAN RUCAH
................................
v. KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUS TAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPlRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
49
54
61
61
63
65
67
76
76
77
79
84
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sifat-sifat umum bakteri asam laktat
9
Tabel 2. Bakteri yang ditemukan mendominasi
fermentasi ketimun dalam berbagai
tahap fermentasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Tabel 3. Hasil uji pewarnaan gram isolat bakteri
asam laktat dari pikel ketimun
v
51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Isolasi dan identifikasi bakteri asam
Gambar
laktat dari pikel ketimun dan acar ....... 39
2. Diagram alir uji kontak
45
Gambar
3. Pikel ketimun
50
Gambar
4. Acar
50
Gambar
5. Lactobacillus plantarum pi 402
Gambar
6. Pediococcus ca 101
Gambar
7. uji difusi sumur terhadap S. aureus
55
Gambar
8. Areal penghambatan Alcaligenes sp.
56
.......... 53
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Gambar
9. Areal penghambatan P. fluorescens
Gambar 10. Areal penghambatan E. coli
56
57
Gambar 11. Areal penghambatan L. monocytogenes ...... 58
Gambar 12. Areal penghambatan S. typhimurium
....... 59
Gambar 13. Areal penghambatan S. aureus
59
Gambar 14. Areal penghambatan V. parahaemolyticus
60
Gambar 15. Total asam yang diproduksi oleh
bakteri asam laktat
62
Gambar 16. Akumulasi hidrogen peroksida yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat
Gambar 17. Log (Nc/No) Alcaligenes sp. setelah
..... 64
uji kontak dengan bakteri asam laktat
68
Gambar 18. Log (Nc/No) bakteri asam laktat setelah
uji kontak dengan Alcaligenes sp. . ....... 69
Gambar 19. Log (Nc/No) P. fluorescens setelah
uji kontak dengan bakteri asam laktat
Gambar 20. Log (Nc/No) bakteri asam laktat setelah
uji kontak dengan P. fluorescens ........
vi
70
71
Gambar 21. % asam laktat dan pH Alcaligenes sp.
yang dikontakkan dengan isolat bakteri
asam laktat
dalam media ekstrak ikan
rucah
73
Gambar 22. % asam laktat dan pH P. fluorescens
yang dikontakkan dengan isolat bakteri
asam
laktat
dalam media ekstrak ikan
rucah
73
vii
DAFTAR LAMPlRAN
Halaman
Lampiran 1.
Kurva standar hidrogen peroksida
Lampiran 2.
Sifat fisiologi dan
「ゥッォセ。@
...... 85
bakteri
asam laktat yang diisolasi dari
pikel ketimun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86
Lampiran 3.
Sifat fisiologi dan biokimia bakteri
asam laktat yang dilsolasi dari acar ... 87
Lampiran 4.
Hasil pengukuran areal penghambatan
terhadap bakteri patogen dan pembusuk .. 88
Lampiran 5.
Total asam yang diproduksi oleh
bakteri asam laktat dalam media
sintetik asam laktat
Lampiran 6.
.................. 89
Akumulasi hidrogen peroksida yang
diproduksi oleh bakteri asam laktat
dalam air pepton 1 %
Lampiran 7.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
Pengaruh bakteri asam laktat terhadap
bakteri perusak dalam media ekstrak
ikan rucah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 91
viii
I.
PENDAHULUAN
Bakteri asam laktat
di dalam fermentasi makanan
secara spontan sering ditemukan sebagai mikroba dominan
yang menghambat pertumbuhan bakteri P7mbusuk dan patogen.
Kultur bakteri asam laktat dapat diperoleh dari produkproduk fermentasi sayuran (pikel,
sauerkraut,
dan sebagainya), fermentasi ikan
(silase, bekasem,
teri,
sayur asin,
chao-
terasi, dan sebagainya), dan fermentasi susu (keju,
yogurt, susu asam, dan
Ikan
merupakan
banyak dimanfaatkan
bihannya.
sebagainya).
salah satu
hasil perairan yang
oleh manusia karena beberapa kele-
Ikan merupakan sumber protein hewani yang
sangat potensial dan biasanya kandungan proteinnya sekitar
15 -
24 % tergantung
dari
mempunyai daya cerna yang
sekitar 55 %.
jenis ikannya.
Protein ikan
sangat tinggi yaitu hingga
Akan tetapi ikan merupakan bahan pangan
yang sangat mudah mengalami kerusakan biologis oleh enzim
dan mikroorganisme pembusuk sehingga memerlukan penanganan
yang khusus untuk mempertahankan mutunya (Rahayu et al.,
1992) .
Untuk memperpanjang masa simpan ikan sebagai salah
satu alternatif dapat dilakukan penambahan kultur bakteri
asam laktat terseleksi.
',--1
Llndgren
dan Dobrogosz
(1990)
telah meneliti bahwa kultur starter bakteri asam laktat
dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan dan
2
menghambat
sejumlah
bakteri
produk ikan
tanpa fermentasi.
patogen pada daging dan
Kultur bakteri asam laktat
tertentu ditambahkan pada daging sapi, daging unggas tanpa
tulang, steak sapi yang dikemas vakum dan udang,
memperpanjang masa simpan produk pangan tersebut.
untuk
Aktivi-
tas antimikroba ini disebabkan oleh produksi asam, H2 0 2 ,
dan bakteriosin oleh bakteri asam laktat.
Di antara galur-galur
bakteri
asam laktat, terdapat
perbedaan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri
perusak dan patogen.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini
akan diisolasi bakteri asam laktat dari pikel ketimun dan
acar yang merupakan produk fermentasi spontan oleh bakteri
asam laktat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat
bakteri asam laktat yang berasal dari pikel ketimun dan
acar yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
perusak dan bakteri patogen yang sering terdapat pada
ikan.
Dalam penelitian ini dilakukan juga identifikasi
senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat bakteri
asam laktat tersebut.
II.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
lKAN RUCAH
Ikan rucah adalah segala jenis ikan
(termasuk
cumi-cumi dan rajungan) yang merup'akan hasil sampingan
dari suatu penangkapan.
Sebetulnya ikan rucah ter-
tangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan yang
tujuan usaha penangkapan utamanya adalah ikan-ikan besar, misalnya tongkol,
sebagainya.
laman
Ikan
antara
tenggiri,
bawal putih, dan
rucah umumnya ditangkap pada keda-
2-20 m.
Pada musim barat, ikan
rucah
cenderung hidup di bagian dasar laut sehingga tidak
banyak tertangkap.
Dari segi gizi,
ikan rucah mempunyai nilai yang
sama dengan ikan-ikan lainnya yang digemari konsumen
atau jenis ikan meja, misalnya kembung, kakap,
dan lain-lain.
bawal,
Tetapi dipandang dari selera mungkin
saja ikan rucah tidak seenak ikan bawal, tenggiri atau
tongkol (Moeljanto, 1982).
Ikan rucah dan sisa-sisa olahan yang tidak bisa
dimakan manusia secara langsung, dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat tepung ikan (Kompiang dan
Ilyas, 1983).
Pada umumnya daging ikan mengandung 16-20 % protein,
57,79
hidrat,
% air, 2 - 22 % lemak, 0,5 - 1,5 % karbo-
2,5 - 4,5 % abu, 50000
IU/g vitamin A, 20 -
4
200000 IU/g vitamin D, 70 mg/g kolestrol, 10 asam amino esensial, dan 10 asam amino non esensial (Hadiwiyoto, 1993).
B.
MIKROBIOLOGI IKAN
Daging dan cairan ikan
sehat
yang
masih
segar
pad a umumnya steril secara alamiah, akan tetapi kulit,
lendir, insang, dan saluran pencernaan ikan mengandung
sejumlah mikroba, terutama bakteri.
Kebanyakan bak-
teri ini berperan dalam kebusukan ikan
(Moeljanto,
1982) .
Bakteri
yang berperan dalam pembusukan ikan
merupakan bakteri gram negatif yang bersifat psikrotrofik, karena ikan pada umumnya disimpan di dalam es
selama penangkapan dan penyimpanan.
ra lain dari grup Pseudomonas,
Alcaligenes.
Bakteri ini anta-
Acinetobacter
atau
Sedangkan mi.kroorganisme patogen yang
staphylococcus
sering mengkontaminasi ikan yaitu
aureus, Salmonella sp., Clostridium botulinum, Listeria monocytogenes,
dan Vibrio
parahaemolyticus
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Menurut Hadiwiyoto (1993), mikrobiologi ikan tergantung pada tempat asal ikan ditangkap,
sanitasi
ditangkap
penangkapan
ikan.
keadaan,
dan
Jenis-jenis ikan yang
pada daerah-daerah yang bersuhu rendah
banyak mengandung bakteri psikrofil
dari
golongan
5
tum,
P.
povonacea,
ovalis, P.
sis.
lain P . .pelludium, P. genicula-
antara
Pseudomonas,
fragi,
Sementara
nigricans,
P.
P.
P.
fluorescens,
P.
multistriatum, P. schuylkillien-
itu golongan bakteri Achromobacter,
Aerobacter, Flavobacterium, Micrococcus, dan Cytophaga
juga ditemukan.
Ikan-ikan yang berasal dari daerah
panas, misalnya daerah
banyak mengandung bakエイッーセウL@
teri mesofil yang kebanyakan dari golongan Micrococcus.
Ikan
yang hidup di air tawar kebanyakan mengan-
dung Aeromonas, Lactobacillus, Brevibacterium, Alcaligenes, dan streptococcus.
nis bakteri yang terdapat
Meskipun demikian jenis-jepada
tung pada sumber pencemarannya
jenis hasil perikanan,
ikan selain terganjuga tergantung pada
perlakuan yang diberikan,
kerusakan yang ada pada ikan.
dan
Ikan-ikan yang berlen-
dir pada permukaan tubuhnya banyak mengandung jenisjenis
Pseudomonas,
Alcaligenes,
Micrococcus,
Flavo-
bacterium, Corynebacterium, Sarcina, Serratia, Vibrio,
dan Bacillus.
Bakteri yang bersifat patogen (dapat menyebabkan
penyakit pada manusia) juga sering dijumpai pad a ikan,
seperti
misalnya
dan Vibrio.
Clostridium,
Salmonella,
Shigella,
Bakteri klostridia yang sering ditemukan
pada ikan adalah C. sporogenes, C. welchii, C. tetani.
Vibrio yang sering ditemukan pada ikan adalah Vibri.o
parahaemolyticus (Hadiwiyoto, 1993).
6
c.
BAKTERI ASAM LAKTAT
a.
Karakteristik Bakteri Asam Laktat
Dalam mikrobiologi
pangan,
bakteri berdasarkan sifat
pengelompokan
pada
ーセイエオュ「ィ。ョケ@
makanan lebih penting daripada pengelompokan berdasarkan
sifat-sifat
lainnya.
Dengan pengelom-
pokan ini mudah diduga perubahan-perubahan yang
akan terjadi pada makanan jika suatu bakteri yang
termasuk dalam suatu kelompok tumbuh pada makanan.
Sifat yang terpenting dari
bakteri
asam
laktat adalah kemampuannya untuk menfermentasi
gula menjadi asam laktat.
Sifat ini penting dalam
pembuatan produk fermentasi
seperti fermentasi
sayur-sayuran (sauerkraut, pikel, dan sebagainya),
fermentasi susu
(keju,
yoghurt,
susu asam,
dan
sebagainya), dan fermentasi ikan (silase, bekasem,
chaoteri, terasi,
dan sebagainya).
Karena pro-
duksi asam oleh bakteri asam laktat berjalan
cepat, maka pertumbuhan mikroba lain yang tidak
diinginkan dapat terhambat
(Fardiaz,
1989 dan
Rahayu et al.,1992).
Menurut stamer (1979), bakteri
sifikasikan
sebagai
sarkan perbedaan
NセL@
bakteri
asam
dapat
dikla-
laktat berda-
taksonomi (morfologi
dan fi-
-"
siologi).
Secara morfologi
bakteri asam laktat
7
termasuk gram positif berbentuk batang dan koki,
tidak membentuk
tidak motil atau sedikit
ウーセイ。L@
sekali yang motil.
Secara fisiologi, pada metabo-
lisme secara fermentasi,
adalah asam laktat,
produksi
akhir utama
katalase negatif walaupun
beberapa spesies dapat menunjukkan reaksi positif
di bawah kondisi pertumbuhan tertentu, mikroaerofilik sampai anaerob, kebutuhan nutrisi kemoorganotrofik dan kompleks, kebutuhan akan temperatur
mesofilik.
Sifat jasad renik yang tumbuh pada
bahan pangan umumnya kemoorganotrofik,
sebagai sumber energi
dimana
dan sumber karbon mengguna-
kan senyawa organik (Fardiaz, 1989).
Bakteri asam laktat terutama menfermentasi
monosakarida dan disakarida, tetapi di dalam kasus
tertentu juga menfermentasi polisakarida, patio
Bakteri asam laktat yang memecah glukosa menjadi
asam laktat disebut bakteri asam laktat homofermentatif.
Prosesnya dapat ditunjukkan sebagai
berikut :
glukosa -----> 2 asam laktat
Grup lain yang dikenal sebagai bakteri asam laktat
heterofermentatif memecah glukosa menjadi asam
laktat, CO 2 , etil alkohol, dan kadang-kadang asam
8
asetat.
Proses fermentasi yang umum dari tipe ini
(Prescott dan Dunn, 1959) sebagai berikut:
glukosa ------> asam laktat + CO 2 + etil alkohol
Menurut Fardiaz (1989) yang termasuk
bakteri
asam laktat adalah famili Lactobacillaceae,
yaitu Lactobacillus, dan famili streptococcaceae,
terutama Leuconostoc, streptococcus(dengan grup
D), Lactococcus (streptococcus
diococcus.
grup N), dan Pe-
Pediococcus dan beberapa spesies Lac-
tobacillus, misalnya Lb. lactis dan Lb. plantarum,
bersifat homofermentatif, sedangkan Leuconostoc
dan spesies Lactobacillus lainnya,
brevis,
bersifat
seperti Lb.
heterofermentatif.
Sifat umum
bakteri asam laktat dapat dilihat pada Tabel 1.
b.
Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam Laktat
Dalam
fermentasi spontan, bakteri asam lak-
tat sering ditemukan sebagai mikroflora dominan
yang menghambat bakteri pembusuk dan patogen.
Aktivitas antimikroba disebabkan oleh metabolit
bakteri asam laktat berupa : asam organik (asam
laktat, asam asetat, asam format), diasetil, H2 0 2 ,
CO 2 , secara sendiri-sendiri atau kombinasi.
lain itu penghambatan juga disebabkan
teriosin (Larsen et al., 1993).
ッャセj@
Se-
9
Sifat-sifat umum bakteri asarn laktat *
Tabel 1.
morfologi
toleransi
NaCl (%)
suhu opt.
°C
batang
3-6
37-45
3-6
9
37-45
28-32
pH
Kelas fi5io10gi
1-
Homofermentatif
Genus
A.
Lactobacillus
Spesies
thermobacterium
12.
streptobacterium
B.
Pediococcus
c.
streptococcus
10
4
10-18
6.5
2.
4.2-8.8
kokus
Spesies
enterococcus
1-
2.
3.
4.
25-33
kokus
Spesies
cerevisiae
1demnosus
2.
3.
holophilus
4.
parbulus
4.0-7.4
6.5
2.4
6.5
6.4
lactis
pyogenes
viridans
37
30
37
37
4.6-9.6
4.2-9.2
4.6
4.0
Hetero£errnentatif
Genus
A.
Lactobacillus
batang
spesies
betabacterium
1-
B.
Leuconostoc
Spesies
1.
cremoris
2. rnesenteroides
* Stamer (1980)
6.8
28-40
3
20-25
20-25
kokus
6.5
3.2-7.2
10
1. Asam Organik
Akumulasi
asam
sebagai
produk
antimikroba
akhir
dalam
dapat
meningkatkan
aktivitas
fermentasi.
Aktivitas antimikroba dari asam or-
ganik tergantung pad a tiga faktor yaitu:
ta-mata karena pengaruh pH,
asam,
(3)
sendiri
efek
spesifik
(Smulders
et
(2)
dari
al.,
produk
(1) sema-
tingkat disosiasi
molekul
1986;
asam
itu
Lindgren
dan
Dobrogosz, 1990).
Bakteri berkembang biak hanya
pH tertentu.
bakteri
dalam selang
Di luar selang pH itu pertumbuhan
akan
terganggu.
Penurunan
pH
selama
proses fermentasi tergantung pada jumlah asam yang
dihasilkan
oleh
bakteri
asam
kapasitas buffer dari makanan.
laktat
Aktivitas antimi-
kroba pH menu rut Smulders et al. (1986)
juga kepada bentuk
ュッャ・ォセ@
dan
tergantung
dari asam.
Efek penghambatan dari asam organik terutama
tergantung
jumlah asam
tak
terdisosiasi,
karena
asam terdisosiasi hanya memiliki efek penghambatan
yang rendah.
Asam tak terdisosiasi dapat berdifu-
si ke dalam sel mikroba.
Di dalam sel asam tak
terdisosiasi akan memisah menjadi anion dan proton
sesuai dengan pH internal sel.
Hal ini menyebab-
kan terjadi gangguan terhadap fungsi metabolisme
penting pada mikroba (Ostling dan Lindgren, 1990).
11
Asam
asetat
dilaporkan mempunyai efek pengham-
batan yang lebih besar bila dibanding asam laktat,
terutama terhadap khamir dan jamur.
Beberapa
laporan menunjukkan asam asetat dan asam laktat
mempunyai hubungan yang sinergis dalam menghambat
pertumbuhan Salmonella dan khamir (Lindgren dan
Dobrogosz, 1990).
2. Bakteriosin
Bakteriosin merupakan peptida-peptida atau
protein
dengan efek bakterisidal atau
statik.
bakteri-
Bakteriosin yang diproduksi oleh
teri asam
ャ。ォエセ@
dapat
bak-
digunakan sebagai penga-
wet alami dalam industri pangan (Larsen et al.,
1993).
Berdasarkan spektrum
aktivitasnya, bakterio-
sin dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe.
pertama,
yang
Tipe
bakteriosin dengan spektrum aktivitas
sempit,
mempunyai efek sidal terhadap or-
ganisme yang mempunyai hubungan yang dekat.
Bak-
teriosin yang termasuk kelompok ini antara lain:
plantaricin A, laktosin 27, dan diplokokin.
kedua,
Tipe
bakteriosin yang menghambat organisme gram
positif dengan spektrum yang lebih luas.
osin yang masuk
kelompok
terin, pediosin A,
Bakteri-
ini antara lain: reu-
dan nisin.
Banyak spesies
12
atau galur dari bakteri pembusuk dan patogen pada
makanan,
seperti Listeria monocytogenes dan Clos-
tridium
botulinum
terakhir
(Hurst,
1990; Marugg,
termasuk
1983;
1991).
sasaran
Lindgren
dan
grup
yang
Dobrogosz,
Lebih ianjut lagi menurut
Marugg (1991), bakteriosin merupakan senyawa yang
tidak beracun terhadap manusia, sehingga bakteriosin mempunyai
potensi yang
besar
sebagai
bahan
pengawet dalam berbagai produk makanan (fermentasi
dan non fermentasi) .
Lactococcus lactis menghasilkan suatu senyawa
polipeptida yang
spektrum
disebut nisin.
antibakteri
terhadap
Nisin mempunyai
streptokoki,
filokoki, Bacillus sp., Clostridium, dan
silli.
brogosz, 1990).
(Lindgren dan Do-
Nisin stabil terhadap panas pada
pH yang rendah dan merupakan peptida
senyawa protein,
Nisin
sebagai
terutama karena aktivitas
penghambatannya terhadap. spora
luas.
laktoba-
Sekarang nisin telah diterima
bahan tambahan makanan,
sta-
dengan aktivitas
terutama
kecil atau
spektrum yang
aktif menghambat
bakteri
gram positif (Gilliland, 1985).
Senyawa inhibitor lain,
kan
oleh
Senyawa
Lactococcus
ini
mempunyai
sempit dan hanya
diplokokin, dihasil-
lactis
subsp.
spektrum
efektif
cremoris.
aktivitas
menghambat
yang
galur L.
13
lactis
subsp.
cremoris
lain
dan
L.
lactis
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Lactobacillus plantarum memproduksi laktolin,
yang berbeda karakteristiknya dengan nisin maupun
diplokokin.
Lb. acidophilus memproduksi antibio-
tik : laktolidin, asidopilin, dan asidolin (Gilliland, 1985).
Pediococcus acidilactici SJ-1 yang diisolasi
dari produk fermentasi daging memproduksi senyawa
antibakteri yang aktif menghambat galur Lactoba-
cillus sp., Clostridium perfringens dan Listeria
monocytogenes. Senyawa ini sensitif terhadap enzim
proteolitik, diidentifikasi sebagai bakteriosin
dan diberi nama pediosin SJ-1.
Pediosin SJ-l
stabil pad a selang pH yang lebar (pH 3 - 9), tetapi paling stabil pada selang pH yang rendah.
selang pH 3 -
6,
Pada
pediosin SJ-1 stabil terhadap
suhu proses yang tinggi (65-125°C), tetapi aktivitasnya menurun secara nyata bila dipanaskan pada
pH 7.0 (Schved et al., 1993).
Menurut Marugg (1991), Pediococcus acidilac-
tici
galur
PAC 1.0 memproduksi
bakteriosin
yang dikenal dengan nama pediosin PA-l.
Pediosin
PA-1 aktif menghambat P. ad.dilactici, P. pentasa-
ceus,
Lactobacillus plantarum, Lb.
bifermentum,
Leuconostoc
casei,
Lb.
mesenteroides,
dan
14
Listeria monocystogenes.
Pediosin PA-1 merupakan
senyawa dengan berat molekul rendah dan merupakan
protein tahan panas yang sensitif terhadap beberapa enzim proteolitik.
3.
Hidrogen Peroksida
Hidrogen
peroksida dihasilkan oleh bakteri
asam laktat dengan adanya oksigen melalui aktivitas oksidasi flavoprotein atau peroksidasi NADH.
Efek
bakterisidal
hidrogen
peroksida
disebabkan
oleh efek oksidasi yang kuat pada sel bakteri dan
perusakan struktur molekul dasar dari sel protein
(Lindgren
dan
Qobrogosz, 1990).
Hidrogen perok-
sida dapat terakumulasi dan menjadi produk akhir
dari suatu proses fermentasi (Hurst, 1983).
Menurut Martin dan Gilliland (1980), produksi
hidrogen
peroksida
oksigen.
laktat
Pada
tergantung
pertumbuhan
yang diaerasi
pada
kultur
konsentrasi
bakteri
asam
akan menghasiikan hidrogen
peroksida lebih banyak daripada kultur yang tidak
diaerasi.
gen,
Selain
tergantung pada kandungan oksi-
kemampuan bakteri untuk memproduksi
hidro-
gen peroksida juga tergantung pada adanya suatu
enzim yang tergolong flavoprotein.
bereaksi
dengan oksigen membentuk
wa beracun,
yaitu
Flavoprotein
senyawa-senya-
hidrogen peroksida dan suatu
16
cremoris dan Lactococcus lactis subsp. diacetylactis juga mempunyai aktivitas antimikroba terhadap
Diasetil
bakteri patogen dan bakteri pembusuk.
lebih efektif menghambat bakteri gram negatif.
Dari
penelitian
didapatkan'bahwa diasetil baru
mempunyai aktivitas antimikroba bila terdapat
dalam konsentrasi lebih dari 170 ppm.
Karena pada
umumnya konsentrasi diasetil dalam produk fermentasi kurang dari 170 ppm, maka diasetil dianggap
kurang berpengaruh dalam pengawetan pangan.
pi
Teta-
kombinasi dengan metabolit lain mungkin mem-
berikan aktivitas antimikroba yang besar
(Gilli-
land, 1985).
5.
Karbon Dioksida
Akumulasi CO 2 (HC0 3 -)
dalam produksi fermen-
tasi sayuran merupakan hasil respirasi endogenes
dari sel tanaman dan hasil aktivitas mikroba.
Peranan karbon dioksida dalam mengawetkan makanan
disebabkan oleh dua hal.
Pertama,
menciptakan
kondisi anaerobik dengan menggantikan molekul
oksigen yang ada dalam produk.
Kedua,
dioksida mempunyai aktivitas antimikroba.
nisme
penghambatan
karbon
Meka-
belum diketahui secara pasti,
diduga karbon dioksida menghambat proses dekarbosilasi enzimatik dan akumulasi karbon dioksida
17
dalam kedua lapisan membran lemak menyebabkan
gangguan fungsi permeabilitas (Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
c.
Peranan
Bakteri
Asam Laktat sebagai Bahan Penga-
wet Makanan
Kultur bakteri asam laktat dapat digunakan
untuk memperpanjang masa simpan daging terutama
daging segar.
Penambahan kultur Lb. brevis pada
irisan daging sapi dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk gram negatif,
sehingga masa
simpan daging sapi tersebut dapat diperpanjang
beberapa hari (Smith dan Palumbo, 1983).
Penambahan kultur campuran P.
Lb. plantarum dapat
cerevisiae dan
memperpanjang
masa simpan
daging unggas segar maupun yang telah dimasak.
Pertumbuhan s.
typhimurium dan s.
aureus pada
daging unggas masak sarna sekali terhenti dengan
penambahan kultur campuran P. cerevisiae dan Lb.
plantarum.
Kedua kultur campuran ini juga dapat
menghambat pertumbuhan Pseudomonas
fluorescens,
P. fragi, dan P. putrefaciens pada daging unggas
masak (Raccach dan Baker, 1978).
Kultur Lb. plantarum, Lb. bulgaricus, dan L.
lactis yang masing-masing ditambahkan pada
perrnu-
kaan daging dapat menghambat pertumbuhan mikroba
18
pembusuk pada
daging
domba dengan sukses.
Ketiga ku1tur tersebut terbukti dapat menghambat
pertumbuhan bakteri psikotrofik batang gram negatif, grup bakteri co1i-aerogenes, stafi1okoki, dan
bakteri pembusuk yang bersifat proteo1itik dan
1ipo1itik.
Aktivitas antimikroba ketiga kultur
tersebut terutama disebabkan oleh produksi asam
(Smulders et a1., 1986).
Penambahan bakteri asam 1aktat dapat memperpanjang masa simpan dan menghambat pertumbuhan
bakteri patogen pada daging dan produk ikan tanpa
fermentasi.
Kultur bakteri asam laktat terse1eksi
yang 、ゥエ。ュ「ィォセ@
pada daging sapi, daging unggas,
daging sapi yang dikemas vakum, dan udang dapat
memperpanjang masa simpan produk pangan tersebut.
Aktivitas antimikroba kemungkinan besar disebabkan
oleh hidrogen peroksida, asam, dan
bakteriosin
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Penambahan
nisin pada daging ham dapat
menurunkan penggunaan nitrit dari konsentrasi 150
ppm menjadi 40 ppm tanpa kehilangan
。ォエゥカセウ@
pengawetan nitrit dan tidak terjadi perubahan
warna pada daging ham (Rayman et al., 1981 dalam
Hurst, 1983).
Keju cottage yang dibuat dengan penambahan
kultur Leuconostoc cremoris dapat mencegah atau
19
menghambat perubahan formasi dan degradasi protein
yang disebabkan oleh P. fragi dan P. putrefaciens
(Babel, 1976).
asam
Produksi asam oleh starter bakteri
laktat akan menghambat pertumbuhan dan
menginaktifasi
enterogenik
'E. coli se1ama pem-
buatan keju Camembert (Frank dan Marth, 1977).
Penambahan kultur L. lactis,
sil nisin,
bakteri pengha-
pada keju swiss dapat menghambat keru-
sakan yang disebabkan oleh C. butyricum dan C.
tyrobutyricum (Hirsch et al., 1951 dalam Hurst,
1983) .
D.
PIKEL
Pikel adalah sejenis makanan pad at yang diawetkan
dengan menggunakan asam.
Asam tersebut dapat berasal
dari proses fermentasi cairan buah atau sayuran itu
sendiri
atau
dapat pula ditambahkan cuka makan
(Frazier dan Westhoff, 1978).
Ketimun merupakan salah satu bahan yang sering
digunakan sebagai bahan baku pikel
(Cruess,
1958).
Jenis pikel yang lain yaitu pikel campuran/acar/mixed
pickles terdiri dari dua atau lebih sayuran dalam satu
wadah
fermentasi.
Ketimun, kembang kol, cabai hi-
jau, bawang merah, buncis, dan tomat hijau merupakan
sayuran yang umumnya digunakan dalarn pembuatan acar
(Prescott dan Dunn, 1959).
20
Pikel ketimun adalah produk fermentasi dari ketimun segar (Jay, 1986).
Ketimun yang akan dibuat pikel
dipilih yang masih mentah dan segar,
ketimun yang
luka atau busuk dapat menyebabkan kebusukan selama
proses fermentasi (Vaughn, 1985). '
Dalam fermentasi ketimun sering ditambahkan 1%
glukosa untuk membantu proses fermentasi terutama
kalau ketimun mengandung glukosa yang rendah sekali
(Muchtadi, 1989).
Pada umumnya
ketimun difermentasi dalam larutan
garam pada kisaran 20 - 30oSalometer (sekitar 5 - 8 %
NaCl).
Pada
konsentrasi
gar am
demikian
urutan
bakteri asam laktat yang tumbuh hampir sama dengan
sauerkraut.
Tetapi pada ketimun spesies Leuconostoc
tidak pernah mendominasi stadium awal dari
meskipun pada konsentrasi garam 5 %
trasi 8 %,
fermentasi
dan pada konsen-
spesies itu sama sekali tidak terdeteksi
lagi (Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Apabila fermentasi dilakukan dalam larutan garam
dengan konsentrasi 20 -
30 o Salometer garam,
spesies
bakteri asam laktat yang paling banyak terdapat adalah
Pediococcus cerevisiae, Lactobacillus brevis
plantarum.
dan Lb.
Dalam hal ini, Pediococcus cerevisiae dan
Lactobacillus
brevis
dibandingkan dengan
kurang
tahan
terhadap garam
Lactobacillus plantarum sehingga
spesies-spesies tersebut kadang-kadang tidak terdapat
21
pada konsentrasi garam yang lebih tinggi (30 0 Salometer)
(Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Stadium
berlangsung
bisa
permulaan
selama
berlangsung
fermentasi
2 atau
pada
umumnya
3 hari dengan kekecualian
selama 7 hari atau lebih lama.
Selama periode ini, bakteri asam laktat dan khamir
yang melakukan fermentasi dan
dengan
pengoksidasi
tumbuh
cepat, dan mikroorganisme yang tidak diingin-
kan berkurang atau keseluruhannya hilang sebagai
akibat dari peningkatan keasaman atau penurunan pH
(Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Dalam larutan garam fermentasi ketimun berkadar
garam rendah (5 % NaCl) , campuran dari spesies-spesies
yang toleran-asam-rendah dari Leuconostoc dan toleranasam-tinggi dari Lactobacillus dan Pediococcus menjadi
predominan pada stadium intermediat dari fermentasi
(Daulay dan Rahman, 1992; vaughn, 1985).
Stadium akhir dari fermentasi disempurnakan oleh
spesies-spesies Lactobacillus brevis,
dan Pediococcus cerevisiae.
Lb.
plantarum
Bakteri-bakteri inilah
yang berperan untuk pembentukan asam laktat dalam
larutan garam dengan konsentrasi 20 -
30 o Salometer.
Ketiga spesies tersebut terdapat apabila ketimun difermentasi dengan konsentrasi garam 30 o Salometer, akan
tetapi aktivitas dari Pediococcus cerevisiae sangat
terganggu pada konsentrasi ini dan tidak dapat tumbuh
22
ketika pH turun ke sekitar pH 3.7.
Hal ini mengaki-
batkan hanya kedua spesies Lactobacillus yang tinggal
untuk menyelesaikan proses fermentasi.
Pada akhir
fermentasi total keasaman adalah sekitar 0.90 % asam
laktat dengan pH 3.3 dengan
syarat
aktivitas khamir
oksidatif dikontrol dengan kondisi anaerobik (Daulay
dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Bakteri yang umumnya ditemukan mendominasi fermentasi ketimun dalam berbagai tahap fermentasi dapat
dilihat pada Tabel 2.
Semua bakteri yang
tercantum
pada Tabel 2 tersebut dapat ditemukan dalam ketimun
yang difermentasi dalam larutan garam 20 -
30 o Salome-
ter (Vaughn, 1954).
Suhu mempengaruhi proses fermentasi.
24 -
Suhu antara
30°C merupakan suhu optimal untuk fermentasi
ketimun (Prescott dan Dunn, 1959).
Fermentasi asam laktat terjadi pad a keadaan
anaerob.
Kondisi
anaerob dicapai dengan cara menutup
bag ian mulut wadah dengan rapat.
Oksigen yang
terda-
pat pada ruangan yang tersisa akan segera habis oleh
proses respirasi sel dengan bantuan bakteri
dan Westhoff, 1978).
Khamir oksidatif
(Frazier
dapat tumbuh
pada permukaan garam pada kondisi anaerobik tidak
sempurna.
Khamir oksidatif tersebut akan mengoksidasi
asam laktat, menaikkan pH dan merangsang pertumbuhan
bakteri pembusuk (Fleming, 1982).
23
Tabel 2.
Bakteri yang ditemukan mendominasi fermentasi ketimun dalam berbagai tahap fermentasi*
Tahap fermentasi
Spesies bakteri dominan
Awal
Aerobacter aerogenes
Aerobacter cloacae
Eschericia ヲイ・セョ、ゥ@
Eschericia intermedium
Bacillus mesentericus-Bacillus
megatherium groups
Bacillus (Aerobacillus) polymyxa
Bacillu's (Aerobacillus) macerans
Intermediat
Leuconostoc mesenteroides
Lactobacillus plantarum
Lactobacillus brevis
Lactobacillus fermenti
Akhir
Lactobacillus plantarum
Lactobacillus brevis
Lactobacillus fermenti
* Vaughn (1954)
E.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PERUSAK
1.
Pseudo1llOnas f1.uorescens
Pseudomonas
fluorescens
merupakan
bakteri
gram negatif, bersifat kemoorganotrof, yaitu menggunakan senyawa organik sebagai sumber energi dan
sumber karbon.
Metabolisme dilakukan
respirasi, tidak pernah fermentatif
dengan
(Pelczar dan
Chan, 1988)
Menurut Jay (1986), Pseudomonas banyak terdapat pada tanah, air, tumbuhan, saluran usus manusia dan hewan.
Bersifat psikrotrofik,
sering
24
menimbulkan
kerusakan pada daging, unggas, telur,
dan hasil perikanan.
Sifat-sifat Pseudomonas
mempengaruhi pertumbuhannya
Fardiaz
adalah
(1989)
yang
penting yang
pada makanan menu rut
sebagai berikut:
(1)
umumnya mendapatkan sumber karbon dari senyawa
bukan karbohidrat,
(2)
dapat menggunakan senyawa-
senyawa sumber nitrogen sederhana,
spesies
(3)
kebanyakan
tumbuh baik pada suhu rendah, P. fluores-
cens dapat tumbuh dengan baik pada suhu 37°C,
(4)
memproduksi senyawa-senyawa yang menimbulkan bau
busuk,
(5) dapat mensintesa faktor-faktor pertum-
buhan dan vitamin,
(6)
beberapa spesies bersifat
proteolitik (memecah protein) dan lipolitik (memecah lemak), atau pektinolitik (pemecah pektin) ,
(7) pertumbuhannya pada kondisi aerobik berjalan
cepat, dan biasanya berbentuk lendir,
tahan
panas
itu mudah
dan
dibunuh
keadaan
(8) Tidak
kering, oleh karena
dengan proses pemanasan dan
pengeringan.
2.
iUcal.igenes sp.
Alcaligenes terdiri dari 9 spesies, merupakan
bakteri gram negatif,
kadang-kadang
berbentuk batang,
berbentuk
gram positif (Jay, 1986).
bulat,
tetapi
atau bersifat
Alcaligenes bersifat
25
aerobik.
Mempunyai suhu pertumbuhan yang optimum
pada kisaran 20 sampai 37°C.
Kebanyakan spesies
merupakan penghuni saprofit yang umum pada sa luran
pencernaan vertebrata.
Bakteri ini banyak ditemu-
kan pada produk susu,
air,
air laut,
dan tanah
(Pelczar dan Chan, 1988).
Menurut Fardiaz (1989), Alcaligenes merupakan
jenis bakteri yang sering menimbulkan masalah
pada
pendinginan makanan karena bakteri ini ber-
sifat psikrotrofik.
Kebanyakan spesies bersifat
proteolitik, yaitu memecah protein menjadi asam
amino, pepton, kemudian amonia,
sehingga mengha-
silkan reaksi alkali.
F.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PATOGEN
1. Escherichia coLi
Escherichia coli a.dalah suatu bakteri gram
negatif berbentuk batang dan bersifat anaerobik
fakultatif.
E. coli adalah bakteri koliform fekal
dan biasanya digunakan sebagai mikroorganisme
indikator terhadap kontaminasi feses pada air dan
susu (Fardiaz, 1983).
Bakteri ini dapat menggunakan asetat sebagai
sumber karbon,
sitrat.
tetapi tidak dapat menggunakan
Glukosa dan beberapa karbohidrat lainnya
dapat dipecah menjadi piruvat,
dan fermentasi
26
selanjutnya menghasilkan asam laktat,
format.
asetat,
dan
Asam format kemudian dapat dipecah oleh
hidrogenliase menghasilkan CO 2 dan H2 dalam jumlah
yang sama.
Kisaran suhu pertumbuhan E. coli adalah 30
dengan suhu optimum 37°C.
Pertum-
buhan optimum terjadi pada pH 7.0 - 7.5,
minimum
sampai
40°C,
pada pH 4.0 dan maksimum pada pH 9.0.
minimum untuk pertumbuhan adalah 0.96.
ini relatif sangat sensitif
Nilai a w
Bakteri
terhadap panas dan
dapat diinaktifkan pada suhu makanan at au selama
pemasakan makanan (Fardiaz, 1983).
E. coli sering mengkontaminasi makanan,
olahan susu,
sayuran segar,
se-
perti
produk
salad.
Enteropatogenik E. coli sering menyebabkan
radang usus dengan waktu inkubasi antara 6 -
dan
36
jam (Van Demark dan Batzing, 1987).
2.
Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes
merupakan
bakteri
berbentuk batang agak bulat, kecil, dan gram positif.
Bakteri ini memproduksi beta-hemolisis pada
agar darah, dan sangat sukar diisolasi.
Bakteri
ini juga tumbuh baik pada suhu 4 - 6°C.
L. monocytogenes merupakan bakteri yang tahan
panas dan tidak akan mati dengan pemanasan pada
27
suhu 80°C selama 5 menit atau suhu 100°C selama 15
detik.
Oleh karena itu perlakuan pasteurisasi
tidak dapat membunuh bakteri ini.
Bakteri ini
juga tahan terhadap lingkungan yang kering
(Far-
diaz, 1983).
3 •
SaI1llOneIIa t:yphimuriUlll
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram
negatif,
dan berbentuk batang
(Fardiaz,
1989).
Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif dan
mampu tumbuh pada medium sintetis tanpa faktor
pertumbuhan khusus (Pelczar dan Chan, 1988).
Suhu pertu.mbuhan S.
typhimurium berkisar
antara 5°C sampai 47°C, dengan suhu optimum 35 37°C.
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri ini
adalah antara 4.1 - 9.0, dengan pH optimum 6.5 7.5.
Pada pH dibawah 4.0 dan diatas 9.0, bakteri
ini akan mati secara perlahan-lahan.
Nilai a w
optimumnya adalah 0.945 - 0.999.
Makanan
S.
yang
sering
typhimurium adalah telur,
daging unggas.
salmonellosis,
Bakteri
terkontaminasi oleh
daging,
ikan,
dan
ini dapat menyebabkan
yaitu penyakit gastrointestinal
akut yang disebabkan oleh spesies-spesies Salmo-
nella.
Gejala penyakit ini adalah
diare,
sakit
23
perut yang mendadak, demam, mual, dan muntah (Van
Demark dan Batzing, 1937).
4•
aureus
ウエ[。ーィケセッ」オ@
staphylococcus aureus adalah bakteri gram
positif, berbentuk kokus,
hidup secara aerobik
ataupun anaerobik fakultatif,
dan patogenik.
tertentu memproduksi enterotoksin yang
Galtir
tahan panas (Pelczar dan Chan, 1933).
Suhu optimum untuk pertumbuhan S.
aureus
adalah 35 - 37°C, dengan suhu minimum 6.7°C dan
suhu maksimum 45.5°C.
Bakteri ini dapat tumbuh
pada pH 4.0 - 9.3, dengan pH optimum sekitar 7.0 7.5 (Fardiaz, 1983).
S. aureus
seperti
sering
mengkontaminasi makanan
daging dan produk-produk daging,
ikan,
susu dan produk-produk susu.
Sifat patogen bakteri ini berhubungan dengan
produksi koagulase yaitu enzim yang mengkoagulasi
plasma
merah,
darah,
hemolisis
(pemecahan)
sel darah
dan produksi deoksiribonuklease
(DNAse)
yang tahan panas (Van Demark dan Batzing, 1987).
5.
Vibrio
ー。イィ・jャQoセケエZゥ」オウ@
Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk batang pendek, lurus
atau
29
agak melengkung, dan tidak tahan asam (Pelczar dan
Chan, 1988).
V.
parahaemolyticus
bersifat anaerobik fa-
kultatif, dapat hidup pada konsentrasi NaCl berkisar antara 0.5 - 9 %, dengan konsentrasi optimun 3
%.
suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 37°C,
dengan suhu minimum 8°C dan suhu maksimum
44°C.
Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4.5 - 11, dengan
pH optimum 6.5 - 9.0.
Aw minimal pertumbuhan 0.94
(Liston, 1980).
Makanan yang sering terkontaminasi oleh V.
parahaemolyticus
。、セャィ@
makanan-makanan hasil laut
seperti udang, lkan, kepiting, kerang,
dan sebagainya.
gai
Bakteri ini
lobster,
menyebabkan
berba-
macam gejala penyakit yaitu diare ringan,
kejang perut, mual, muntah, pusing dan demam, dan
mengigil.
Masa inkubasi dari mulai mengkonsumsi
makanan
yang terkontaminasi sampai timbulnya
penyakit bervariasi dari 4 - 96 jam, dengan ratarata 12 - 24 jam, tergantung jumlah sel bakteri
yang tertelan dan daya tahan pender ita (Fardiaz,
1983).
III.
A.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN MEDIA
Bahan mentah yang digunakan adalah ketimun,
rucah segar
(ikan peperek/ Leigona thidae) ,
(berisi ketimun, bawang merah, dan cabai rawit)
ikan
acar
yang
diperoleh dari penjual sate di sekitar Bogar, garam,
dan gula.
sp. atau
Bakteri yang digunakan adalah Alcaligenes
Achromobacter sp. DSM 30002
dan
Pseudomo-
nas fluorescens DSM 50106 dari Jerman, Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus
dari Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Teknologi Pangan,
Salmonella typhimuri"um, Vibrio
Listeria
monocytogenes
Fateta,
IPB,
parahaemolyticus,
dan
dari Balai Penelitian
Veteriner, Bogar.
Isolat bakteri asam laktat dipelihara dalam media
agar MRs-CaC0 3 semi padat.
Untuk P. fluorescens digu-
nakan media agar Pseudomonas, untuk L. monocytogenes
media TSA,
rine,
untuk V.
parahaemolyticus media agar Ma-
dan untuk bakteri penguji lain digunakan agar
Nutrien.
Broth yang digunakan untuk menumbuhkan kul-
tur kerja bakteri asam laktat adalah
MRS broth, untuk
L. monocytogenes digunakan BHI broth, dan untuk bakteri penguji lain ditumbuhkan dalam Nutrien broth.
Untuk
kan
identifikasi bakteri asam laktat diguna-
Reagen Nessler, MRS arginin broth,
Streptokoki
31
arginin broth , agar Leuconostoc,
Litmus Milk, Gibson
semi padat, dan ·MRS broth.
Untuk menguji aktivitas antimikroba bakteri asam
laktat terhadap Alcaligenes sp. digunakan media
P.
PA,
fluorescens:
E.
coli:
EMBA,
TSA,
L. monocytogenes:
TSA, S. aureus: BPA, S. typhimurium: agar McConcey, V.
parahaemolyticus: TCBSA.
Untuk menghitung jumlah bakteri asam laktat yang
dikontakkan. dengan P.
fluorescens dalam media ekstrak
ikan rucah digunakan agar MRS,
agar MRS-Natrium azida
digunakan untuk menghitung bakteri asam laktat yang
dikontakkan
dengan
Alcaligenes
sp.,
agar
Nutrien
untuk menghitung jumlah P. fluorescens dan Alcaligenes
sp. baik yang dikontakkan dengan bakteri asam laktat
atau tidak dalam media ekstrak ikan rucah.
Bahan-bahan lain yang digunakan yaitu NaCl sebagai pengencer,
air pepton sebagai media pertumbuhan
bakteri asam laktat untuk menghasilkan hidrogen peroksida,
dan media
pertumbuhan
asam.
sintetik asam laktat
bakteri
asam
laktat
sebagai media
untuk
memproduksi
Bahan kimia yang digunakan adalah NaOH,
asam oksalat,
KI,
KI0 3 , asam sulfat,
dan amonium molibdat.
HC1,
natrium sulfat,
32
B.
"1.
METODE PENELITIAN
Isolasi
dan
Identifikasi
Bakteri Asam Laktat"dari
Pikel Ketimun Dan Acar
a.
Pembuatan Pikel Ketimun
Untuk pembuatan pikel
ketimun,
dipilih
ketimun yang masih muda, dicuci, dipotong-potong
agar didapat ukuran yang seragam dan dimasukkan ke
dalam stoples yang berisi
konsentrasi 5% NaCl.
larutan garam dengan
Sebanyak 1% glukosa ditam-
bahkan untuk membantu proses fermentasi.
diusahakan supaya terendam di bawah
larutan garam.
Ketimun
permukaan
·Toples ditutup rapat. Fermentasi
dilakukan pada suhu kamar.
b.
Isolasi Bakteri Asam Laktat
Isolasi bakteri asam laktat dari pikel ketimun dilakukan pada waktu fermentasi 2, 4,
12/ dan 16 hari.
6, 9,
Isolasi bakteri asam laktat dari
acar yang dibeli dari tukang sate dilakukan sehari
setelah pembelian.
Cairan dari pikel ketimun dan acar diencerkan
dengan larutan NaCl 0,85% sampai pengenceran 10- 6 .
Sebanyak 1 ml contoh dari pengenceran
10- 5 - 10- 6
diambil dan dipindahkan ke dalam cawan petri
steril (dilakukan duplo untuk setiap pengenceran).
33
agar
MRS
goyang
dituang ke dalam cawan petri dan di-
secara
mendatar.
cawan diinkubasi
Setelah agar membeku,
dalam posisi terbalik pada suhu
37°C selama dua hari.
Cawan
dipilih,
ukuran
dengan
kOloni-koloni
yang
terpisah
koloni-koloni yang mempunyai warna dan
yang
berbeda
ke
、ゥセョ。ィォ@
dalam
petri yang berisi agar MRS dengan membuat
kuadran.
cawan
goresan
Inkubasi dilakukan pada suhu 37°C selama
2 hari.
Jika koloni dalam cawan petri belum murni
(misalnya besar koloni tidak seragam) maka diambil
satu koloni dan dibuat goresan kuadran lagi pada
agar
MRS
sampai
diperoleh
koloni-koloni
dengan
ukuran yang seragam.
Isolat-isolat bakteri asam laktat yang telah
murni ditumbuhkan dalam
MRS broth selama 2 hari.
Kultur ini akan digunakan sebagai inokulum untuk
identifikasi awal.
c.
Identifikasi Bakteri Asam Laktat
1. Identifikasi awal
Identifikasi awal meliputi uj i
katalase
dan pewarnaan gram.
Uji katalase
kultur
cair
Larutan H202
(Fardiaz, 1987)
disebarkan
3%
pada
diteteskan
di
Satu loop
gelas
obyek.
at as
kultur
34
tersebut.
Timbulnya
gelembung-gelembung
oksigen pada kultur menunjukkan uji positif.
Bakteri asam laktat akan menunjukkan uji katalase negatif.
Pewarnaan gram (Fardia'z, 1987).
Satu loop
kultur cair disebarkan pada gelas obyek.
Kultur cair dikeringkan di udara dan difiksasi
dengan nyala api kecil.
Pewarna kristal violet
diteteskan di atas film pada gelas obyek
selama 1 menit,
kran.
kemudian dibilas dengan air
sisa air yang tertinggal dibuang, dan
lapisan film kultur ditetesi dengan
larutan
Lugol (yodium Gram) selama 1 menit.
Setelah
dicuci kembali dengan air, kemudian dihilangkan
warnanya dengan menggunakan alkohol 95% selama
10 -
20 detik atau sampai warna biru tidak
luntur lagi.
Setelah dicuci sebentar, kemudian
lapisan film kultur diwarnai dengan larutan
safran in selama 10 - 20 detik.
Setelah dibilas
dengan air dan dikeringkan dengan kertas serap,
lapisan film bakteri diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 kali.
Bakteri asam
laktat merupakan bakteri gram positif ditandai
dengan kultur yang berwarna biru-ungu.
35
Isolat yang menunjukkan uji katalase negatif dan hasil pewarnaan gram biru-ungu disimpan
di dalam MRS-CaC0 3 semi padat.
2. Uji
Biokimia
Bakteri
Sebagai
inokulum
Laktat
asセ@
(Nuraida,
1988)
untuk
identifikasi,
diambil satu sampai dua loop isolat dari media
MRS-CaC0 3 semi padat.
Ditumbuhkan pada media
MRS broth selama 2 hari pada suhu 37°C
Produksi CO 2 dari glukosa.
Tes ini untuk
membedakan bakteri homofermentatif dan heterofermentatif
4engan
semi padat.
padat
menggunakan
media.
Gibson
Cara pembuatan media Gibson semi
adalah sebaga
'3 £
SK RIP S I
ISOLASI DAN SELEKSI B.AKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PIKEL;/ KETIMUN DAN ACAR
Oleh
SlAW LIE
F 27. 0052
19 9 5
FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
BOG 0 R
Siaw Lie. F 27.0052. lsolasi dan Seleksi Bakteri Asam Lahat yang Bersifat Antimikroba dari Pikel Ketimun dan Aear. Oi bawah bimbingan Lilis Nuraida, Betty Sri
Laksmi Jenie, dan
c.c.
Nurwitri Andjaya.
Ringkasan
Bakteri asam laktat mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri perusak dan bakteri patogen.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
isolat bakteri asam laktat yang berasal dari aear dan pikel ketimun yang
efektif
dalam menekan pertumbuhan baik mikroba patogen maupun pembusuk.
Isolat bakteri asam laktat diseleksi berdasarkan kemampuannya didalam
menghambat pertumbuhan bakteri perusak (Alcaligenes sp. OSM 30002 dan Pseu-
domonas fluorescens OSM 50106) dan bakteri patogen (Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, Vibrio
parahaemolyticus,
dan Listeria
monocytogenes) dengan uji difusi sumur. Senyawa antimikroba yang diidentifikasi
berupa persen asam tertitrasi, hidrogen peroksida, dan bakteriosin.
lsolat bakteri
asam laktat unggul diuji lebih lanjut dengan melihat pengaruh waktu kontak antara
isolat unggul dengan bakteri perusak
dalam media ekstrak ikan rueah.
Interval
waktu kontak yang digunakan adalah 0, 4, 8, dan 24 jam. Analisis dilakukan terhadap jumlah bakteri asam laktat, jumlah bakteri perusak, persen asam tertitrasi, dan
pengukuran pH media ekstrak ikan rueah.
Bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi dari pikel ketimun adalah sebanyak
14 isolat, yang terdiri dari 8 isolat Lb. plantarum, 3 isolat Lactobacillus heterofermentatif, I isolat Streptococcus, 1 isolat Leuconostoc, dan 1 isolat Lb. Jermentum.
Dari acar berhasil diisolasi 4 kultur bakteri asam laktat dan semuanya diidentifikasi
sebagai Pediococcus sp ..
.Uji aktivitas antimikroba dilakukan terhadap 7 isolat Lb. plantarum, 1 isolat
Lb. Jermentum, dan 2 isolat Pediococcus.
Kecuali Lb. Jermentum, isolat yang lain
menunjukkan aktivitas antimikroba, baik terhadap bakteri pembusuk maupun terhadap bakteri patogen.
Dilihat dari penghambatan terhadap Alcaligenes sp. dan P.
fluorescens, Lb. plantarum pi 402 dan Lb. plantarum pi 902 merupakan isolat yang
paling menghambat pertumbuhan bakteri per,usak tersebut.
Hasil identifikasi senyawa antimikroba menunjukkan bahwa isolat
bakteri
asam laktat memproduksi asam dalam media sintetik asam laktat dan hidrogen
peroksida dalam media air pepton 1 %. Sedangkan uji bakteriosin terhadap Alcali-
genes sp. dan P. fluorescens memberikan hasil yang negatif.
Hasil uji kontak antara Lb. plantarum pi 402 dan Lb. plantarum pi 902
dengan Alcaligenes sp. dan P. fluorescens menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri
asam laktat tersebut dapat menghambat pertumbuhan Alcaligenes sp. dan P. fluores-
cens. Penghambatan Lb. plantarum pi 402
terhadap Alcaligenes sp. lebih baik
daripada penghambatan Lb. plantarum pi 902. Setelah kontak 4 jam, pertumbuhan
p. fluorescens lebih terhambat oleh Lb. plantarum pi 902 daripada penghambatan
oleh Lb. plantarum pi 402.
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PlKEL KETIMUN DAN ACAR
Oleh
SlAW LIE
F 27.0052
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT
YANG BERSIFAT ANTIMIKROBA
DARI PIKEL KETIMUN DAN ACAR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Siaw Lie
F 27.0052
Dilahirkan pada tanggal 1 Oktober 1972
di Berastagi
Tanggal lulus : 25 April 1995
,
Bogor,
II
Mal
1995
Disetujui oleh,
Dr. Ir.
. Sri Laksmi
Pembimbing II
. Nurwitri Andjaya, DAA
Pembimbing III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Pengasih, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya penulis haturkan kepada:
1. Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc .• Dr. Ir. Betty Sri Laksmi
Jenie, MS., dan Ir. C.C. Nurwitri Andjaya, DAA selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahannya.
2. Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penyusunan skripsi
ini dapat diselesaikan.
3.
Idawati,
Shinta, Ati,
dan Wiman,
atas kerja sama,
dorongan dan bantuannya selama penelitian dan penyusunan skripsi.
4. Bapak, Ibu, dan keluarga Rahmat yang telah memberikan
perhatian dan dorongan selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
5. Agustina, Lili, Ling-Ling,
Evi, Meliana, Yoli, Ana,
Emil, Fanny, dan Cha-Cha di
Radar 43 yang senantiasa
memberikan perhatian dan dorongan kepada penulis.
i
6. Rudi Hartawan, Burhan, Agung, Mariani, dan teman-teman
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
dan penyusunan skripsi.
7.
Ibu Ari,
Dunung,
TPG,
Ibu sri,
dan
PAU,
Ibu Antin, Pak Taufik, Pak Mul, Pak
segenap
laboran
di
Laboratorium
Jurusan
dan AP4 yang telah banyak membantu penulis
dalam kelancaran jalannya penelitian ini.
8.
Kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang
telah membantu peneliti selama penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini.
Akhir kata,
penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, April
Penulis
ii
1995
DAFTAR lSI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMP I RAN
viii
I. PENDAHULUAN
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
A. IKAN RUCAH
3
B. MIKROBIOLOGI IKAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
C. BAKTERI ASAM LAKTAT
6
a.
Karakteristik Bakteri Asam Laktat
b.
Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam
Laktat
c.
8
Peranan Bakteri Asam
Laktat sebagai
sebagai Bahan Pengawet Makanan
. . . . . . . . 17
D.
PIKEL
E.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PERUSAK
1.
2.
F.
6
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
23
Pseudomonas fluorescens
.............. 23
Alcaligenes sp.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 24
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PATOGEN
25
1.
2.
Escherichia coli ..................... 25
Listeria monocytogenes ............... 26
3.
Salmonella typhimurium
4.
staphylococcus aureus
5.
Vibrio parahaemolyticus
iii
............... 27
. . . . . . . . . . . . . . . . 28
.............. 28
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
.................. 29
A.
BAHAN DAN MEDIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
B.
METODE PENELITIAN
1.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat dari Pikel Ketimun dan Acar
32
2.
Seleksi Isolat Bakteri Asam Laktat
40
3.
Identifikasi Senyawa Antimikroba
,
Pengaruh Waktu Kontak Bakteri Asam
40
4.
Laktat dengan Bakteri Perusak dalam
Media Ekstrak Ikan Rucah
5.
Analisis
............. 43
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
A. ISOLASI DAN IDENTIFlKASI BAKTERI ASAM
LAKTAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT ...............
C. IDENTIFlKASI SENYAWA ANTIMIKROBA
..........
1.
Total Asam Tertitrasi .................
2.
Hidrogen Peroksida . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Produksi Bakteriosin ..................
D. PENGARUH WAKTU KONTAK BAKTERI ASAM LAKTAT
DENGAN MIKROBA PERUSAK DALAM MEDIA EKSTRAK
lKAN RUCAH
................................
v. KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUS TAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPlRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
49
54
61
61
63
65
67
76
76
77
79
84
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sifat-sifat umum bakteri asam laktat
9
Tabel 2. Bakteri yang ditemukan mendominasi
fermentasi ketimun dalam berbagai
tahap fermentasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Tabel 3. Hasil uji pewarnaan gram isolat bakteri
asam laktat dari pikel ketimun
v
51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Isolasi dan identifikasi bakteri asam
Gambar
laktat dari pikel ketimun dan acar ....... 39
2. Diagram alir uji kontak
45
Gambar
3. Pikel ketimun
50
Gambar
4. Acar
50
Gambar
5. Lactobacillus plantarum pi 402
Gambar
6. Pediococcus ca 101
Gambar
7. uji difusi sumur terhadap S. aureus
55
Gambar
8. Areal penghambatan Alcaligenes sp.
56
.......... 53
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Gambar
9. Areal penghambatan P. fluorescens
Gambar 10. Areal penghambatan E. coli
56
57
Gambar 11. Areal penghambatan L. monocytogenes ...... 58
Gambar 12. Areal penghambatan S. typhimurium
....... 59
Gambar 13. Areal penghambatan S. aureus
59
Gambar 14. Areal penghambatan V. parahaemolyticus
60
Gambar 15. Total asam yang diproduksi oleh
bakteri asam laktat
62
Gambar 16. Akumulasi hidrogen peroksida yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat
Gambar 17. Log (Nc/No) Alcaligenes sp. setelah
..... 64
uji kontak dengan bakteri asam laktat
68
Gambar 18. Log (Nc/No) bakteri asam laktat setelah
uji kontak dengan Alcaligenes sp. . ....... 69
Gambar 19. Log (Nc/No) P. fluorescens setelah
uji kontak dengan bakteri asam laktat
Gambar 20. Log (Nc/No) bakteri asam laktat setelah
uji kontak dengan P. fluorescens ........
vi
70
71
Gambar 21. % asam laktat dan pH Alcaligenes sp.
yang dikontakkan dengan isolat bakteri
asam laktat
dalam media ekstrak ikan
rucah
73
Gambar 22. % asam laktat dan pH P. fluorescens
yang dikontakkan dengan isolat bakteri
asam
laktat
dalam media ekstrak ikan
rucah
73
vii
DAFTAR LAMPlRAN
Halaman
Lampiran 1.
Kurva standar hidrogen peroksida
Lampiran 2.
Sifat fisiologi dan
「ゥッォセ。@
...... 85
bakteri
asam laktat yang diisolasi dari
pikel ketimun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86
Lampiran 3.
Sifat fisiologi dan biokimia bakteri
asam laktat yang dilsolasi dari acar ... 87
Lampiran 4.
Hasil pengukuran areal penghambatan
terhadap bakteri patogen dan pembusuk .. 88
Lampiran 5.
Total asam yang diproduksi oleh
bakteri asam laktat dalam media
sintetik asam laktat
Lampiran 6.
.................. 89
Akumulasi hidrogen peroksida yang
diproduksi oleh bakteri asam laktat
dalam air pepton 1 %
Lampiran 7.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
Pengaruh bakteri asam laktat terhadap
bakteri perusak dalam media ekstrak
ikan rucah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 91
viii
I.
PENDAHULUAN
Bakteri asam laktat
di dalam fermentasi makanan
secara spontan sering ditemukan sebagai mikroba dominan
yang menghambat pertumbuhan bakteri P7mbusuk dan patogen.
Kultur bakteri asam laktat dapat diperoleh dari produkproduk fermentasi sayuran (pikel,
sauerkraut,
dan sebagainya), fermentasi ikan
(silase, bekasem,
teri,
sayur asin,
chao-
terasi, dan sebagainya), dan fermentasi susu (keju,
yogurt, susu asam, dan
Ikan
merupakan
banyak dimanfaatkan
bihannya.
sebagainya).
salah satu
hasil perairan yang
oleh manusia karena beberapa kele-
Ikan merupakan sumber protein hewani yang
sangat potensial dan biasanya kandungan proteinnya sekitar
15 -
24 % tergantung
dari
mempunyai daya cerna yang
sekitar 55 %.
jenis ikannya.
Protein ikan
sangat tinggi yaitu hingga
Akan tetapi ikan merupakan bahan pangan
yang sangat mudah mengalami kerusakan biologis oleh enzim
dan mikroorganisme pembusuk sehingga memerlukan penanganan
yang khusus untuk mempertahankan mutunya (Rahayu et al.,
1992) .
Untuk memperpanjang masa simpan ikan sebagai salah
satu alternatif dapat dilakukan penambahan kultur bakteri
asam laktat terseleksi.
',--1
Llndgren
dan Dobrogosz
(1990)
telah meneliti bahwa kultur starter bakteri asam laktat
dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan dan
2
menghambat
sejumlah
bakteri
produk ikan
tanpa fermentasi.
patogen pada daging dan
Kultur bakteri asam laktat
tertentu ditambahkan pada daging sapi, daging unggas tanpa
tulang, steak sapi yang dikemas vakum dan udang,
memperpanjang masa simpan produk pangan tersebut.
untuk
Aktivi-
tas antimikroba ini disebabkan oleh produksi asam, H2 0 2 ,
dan bakteriosin oleh bakteri asam laktat.
Di antara galur-galur
bakteri
asam laktat, terdapat
perbedaan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri
perusak dan patogen.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini
akan diisolasi bakteri asam laktat dari pikel ketimun dan
acar yang merupakan produk fermentasi spontan oleh bakteri
asam laktat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat
bakteri asam laktat yang berasal dari pikel ketimun dan
acar yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
perusak dan bakteri patogen yang sering terdapat pada
ikan.
Dalam penelitian ini dilakukan juga identifikasi
senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat bakteri
asam laktat tersebut.
II.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
lKAN RUCAH
Ikan rucah adalah segala jenis ikan
(termasuk
cumi-cumi dan rajungan) yang merup'akan hasil sampingan
dari suatu penangkapan.
Sebetulnya ikan rucah ter-
tangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan yang
tujuan usaha penangkapan utamanya adalah ikan-ikan besar, misalnya tongkol,
sebagainya.
laman
Ikan
antara
tenggiri,
bawal putih, dan
rucah umumnya ditangkap pada keda-
2-20 m.
Pada musim barat, ikan
rucah
cenderung hidup di bagian dasar laut sehingga tidak
banyak tertangkap.
Dari segi gizi,
ikan rucah mempunyai nilai yang
sama dengan ikan-ikan lainnya yang digemari konsumen
atau jenis ikan meja, misalnya kembung, kakap,
dan lain-lain.
bawal,
Tetapi dipandang dari selera mungkin
saja ikan rucah tidak seenak ikan bawal, tenggiri atau
tongkol (Moeljanto, 1982).
Ikan rucah dan sisa-sisa olahan yang tidak bisa
dimakan manusia secara langsung, dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat tepung ikan (Kompiang dan
Ilyas, 1983).
Pada umumnya daging ikan mengandung 16-20 % protein,
57,79
hidrat,
% air, 2 - 22 % lemak, 0,5 - 1,5 % karbo-
2,5 - 4,5 % abu, 50000
IU/g vitamin A, 20 -
4
200000 IU/g vitamin D, 70 mg/g kolestrol, 10 asam amino esensial, dan 10 asam amino non esensial (Hadiwiyoto, 1993).
B.
MIKROBIOLOGI IKAN
Daging dan cairan ikan
sehat
yang
masih
segar
pad a umumnya steril secara alamiah, akan tetapi kulit,
lendir, insang, dan saluran pencernaan ikan mengandung
sejumlah mikroba, terutama bakteri.
Kebanyakan bak-
teri ini berperan dalam kebusukan ikan
(Moeljanto,
1982) .
Bakteri
yang berperan dalam pembusukan ikan
merupakan bakteri gram negatif yang bersifat psikrotrofik, karena ikan pada umumnya disimpan di dalam es
selama penangkapan dan penyimpanan.
ra lain dari grup Pseudomonas,
Alcaligenes.
Bakteri ini anta-
Acinetobacter
atau
Sedangkan mi.kroorganisme patogen yang
staphylococcus
sering mengkontaminasi ikan yaitu
aureus, Salmonella sp., Clostridium botulinum, Listeria monocytogenes,
dan Vibrio
parahaemolyticus
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Menurut Hadiwiyoto (1993), mikrobiologi ikan tergantung pada tempat asal ikan ditangkap,
sanitasi
ditangkap
penangkapan
ikan.
keadaan,
dan
Jenis-jenis ikan yang
pada daerah-daerah yang bersuhu rendah
banyak mengandung bakteri psikrofil
dari
golongan
5
tum,
P.
povonacea,
ovalis, P.
sis.
lain P . .pelludium, P. genicula-
antara
Pseudomonas,
fragi,
Sementara
nigricans,
P.
P.
P.
fluorescens,
P.
multistriatum, P. schuylkillien-
itu golongan bakteri Achromobacter,
Aerobacter, Flavobacterium, Micrococcus, dan Cytophaga
juga ditemukan.
Ikan-ikan yang berasal dari daerah
panas, misalnya daerah
banyak mengandung bakエイッーセウL@
teri mesofil yang kebanyakan dari golongan Micrococcus.
Ikan
yang hidup di air tawar kebanyakan mengan-
dung Aeromonas, Lactobacillus, Brevibacterium, Alcaligenes, dan streptococcus.
nis bakteri yang terdapat
Meskipun demikian jenis-jepada
tung pada sumber pencemarannya
jenis hasil perikanan,
ikan selain terganjuga tergantung pada
perlakuan yang diberikan,
kerusakan yang ada pada ikan.
dan
Ikan-ikan yang berlen-
dir pada permukaan tubuhnya banyak mengandung jenisjenis
Pseudomonas,
Alcaligenes,
Micrococcus,
Flavo-
bacterium, Corynebacterium, Sarcina, Serratia, Vibrio,
dan Bacillus.
Bakteri yang bersifat patogen (dapat menyebabkan
penyakit pada manusia) juga sering dijumpai pad a ikan,
seperti
misalnya
dan Vibrio.
Clostridium,
Salmonella,
Shigella,
Bakteri klostridia yang sering ditemukan
pada ikan adalah C. sporogenes, C. welchii, C. tetani.
Vibrio yang sering ditemukan pada ikan adalah Vibri.o
parahaemolyticus (Hadiwiyoto, 1993).
6
c.
BAKTERI ASAM LAKTAT
a.
Karakteristik Bakteri Asam Laktat
Dalam mikrobiologi
pangan,
bakteri berdasarkan sifat
pengelompokan
pada
ーセイエオュ「ィ。ョケ@
makanan lebih penting daripada pengelompokan berdasarkan
sifat-sifat
lainnya.
Dengan pengelom-
pokan ini mudah diduga perubahan-perubahan yang
akan terjadi pada makanan jika suatu bakteri yang
termasuk dalam suatu kelompok tumbuh pada makanan.
Sifat yang terpenting dari
bakteri
asam
laktat adalah kemampuannya untuk menfermentasi
gula menjadi asam laktat.
Sifat ini penting dalam
pembuatan produk fermentasi
seperti fermentasi
sayur-sayuran (sauerkraut, pikel, dan sebagainya),
fermentasi susu
(keju,
yoghurt,
susu asam,
dan
sebagainya), dan fermentasi ikan (silase, bekasem,
chaoteri, terasi,
dan sebagainya).
Karena pro-
duksi asam oleh bakteri asam laktat berjalan
cepat, maka pertumbuhan mikroba lain yang tidak
diinginkan dapat terhambat
(Fardiaz,
1989 dan
Rahayu et al.,1992).
Menurut stamer (1979), bakteri
sifikasikan
sebagai
sarkan perbedaan
NセL@
bakteri
asam
dapat
dikla-
laktat berda-
taksonomi (morfologi
dan fi-
-"
siologi).
Secara morfologi
bakteri asam laktat
7
termasuk gram positif berbentuk batang dan koki,
tidak membentuk
tidak motil atau sedikit
ウーセイ。L@
sekali yang motil.
Secara fisiologi, pada metabo-
lisme secara fermentasi,
adalah asam laktat,
produksi
akhir utama
katalase negatif walaupun
beberapa spesies dapat menunjukkan reaksi positif
di bawah kondisi pertumbuhan tertentu, mikroaerofilik sampai anaerob, kebutuhan nutrisi kemoorganotrofik dan kompleks, kebutuhan akan temperatur
mesofilik.
Sifat jasad renik yang tumbuh pada
bahan pangan umumnya kemoorganotrofik,
sebagai sumber energi
dimana
dan sumber karbon mengguna-
kan senyawa organik (Fardiaz, 1989).
Bakteri asam laktat terutama menfermentasi
monosakarida dan disakarida, tetapi di dalam kasus
tertentu juga menfermentasi polisakarida, patio
Bakteri asam laktat yang memecah glukosa menjadi
asam laktat disebut bakteri asam laktat homofermentatif.
Prosesnya dapat ditunjukkan sebagai
berikut :
glukosa -----> 2 asam laktat
Grup lain yang dikenal sebagai bakteri asam laktat
heterofermentatif memecah glukosa menjadi asam
laktat, CO 2 , etil alkohol, dan kadang-kadang asam
8
asetat.
Proses fermentasi yang umum dari tipe ini
(Prescott dan Dunn, 1959) sebagai berikut:
glukosa ------> asam laktat + CO 2 + etil alkohol
Menurut Fardiaz (1989) yang termasuk
bakteri
asam laktat adalah famili Lactobacillaceae,
yaitu Lactobacillus, dan famili streptococcaceae,
terutama Leuconostoc, streptococcus(dengan grup
D), Lactococcus (streptococcus
diococcus.
grup N), dan Pe-
Pediococcus dan beberapa spesies Lac-
tobacillus, misalnya Lb. lactis dan Lb. plantarum,
bersifat homofermentatif, sedangkan Leuconostoc
dan spesies Lactobacillus lainnya,
brevis,
bersifat
seperti Lb.
heterofermentatif.
Sifat umum
bakteri asam laktat dapat dilihat pada Tabel 1.
b.
Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam Laktat
Dalam
fermentasi spontan, bakteri asam lak-
tat sering ditemukan sebagai mikroflora dominan
yang menghambat bakteri pembusuk dan patogen.
Aktivitas antimikroba disebabkan oleh metabolit
bakteri asam laktat berupa : asam organik (asam
laktat, asam asetat, asam format), diasetil, H2 0 2 ,
CO 2 , secara sendiri-sendiri atau kombinasi.
lain itu penghambatan juga disebabkan
teriosin (Larsen et al., 1993).
ッャセj@
Se-
9
Sifat-sifat umum bakteri asarn laktat *
Tabel 1.
morfologi
toleransi
NaCl (%)
suhu opt.
°C
batang
3-6
37-45
3-6
9
37-45
28-32
pH
Kelas fi5io10gi
1-
Homofermentatif
Genus
A.
Lactobacillus
Spesies
thermobacterium
12.
streptobacterium
B.
Pediococcus
c.
streptococcus
10
4
10-18
6.5
2.
4.2-8.8
kokus
Spesies
enterococcus
1-
2.
3.
4.
25-33
kokus
Spesies
cerevisiae
1demnosus
2.
3.
holophilus
4.
parbulus
4.0-7.4
6.5
2.4
6.5
6.4
lactis
pyogenes
viridans
37
30
37
37
4.6-9.6
4.2-9.2
4.6
4.0
Hetero£errnentatif
Genus
A.
Lactobacillus
batang
spesies
betabacterium
1-
B.
Leuconostoc
Spesies
1.
cremoris
2. rnesenteroides
* Stamer (1980)
6.8
28-40
3
20-25
20-25
kokus
6.5
3.2-7.2
10
1. Asam Organik
Akumulasi
asam
sebagai
produk
antimikroba
akhir
dalam
dapat
meningkatkan
aktivitas
fermentasi.
Aktivitas antimikroba dari asam or-
ganik tergantung pad a tiga faktor yaitu:
ta-mata karena pengaruh pH,
asam,
(3)
sendiri
efek
spesifik
(Smulders
et
(2)
dari
al.,
produk
(1) sema-
tingkat disosiasi
molekul
1986;
asam
itu
Lindgren
dan
Dobrogosz, 1990).
Bakteri berkembang biak hanya
pH tertentu.
bakteri
dalam selang
Di luar selang pH itu pertumbuhan
akan
terganggu.
Penurunan
pH
selama
proses fermentasi tergantung pada jumlah asam yang
dihasilkan
oleh
bakteri
asam
kapasitas buffer dari makanan.
laktat
Aktivitas antimi-
kroba pH menu rut Smulders et al. (1986)
juga kepada bentuk
ュッャ・ォセ@
dan
tergantung
dari asam.
Efek penghambatan dari asam organik terutama
tergantung
jumlah asam
tak
terdisosiasi,
karena
asam terdisosiasi hanya memiliki efek penghambatan
yang rendah.
Asam tak terdisosiasi dapat berdifu-
si ke dalam sel mikroba.
Di dalam sel asam tak
terdisosiasi akan memisah menjadi anion dan proton
sesuai dengan pH internal sel.
Hal ini menyebab-
kan terjadi gangguan terhadap fungsi metabolisme
penting pada mikroba (Ostling dan Lindgren, 1990).
11
Asam
asetat
dilaporkan mempunyai efek pengham-
batan yang lebih besar bila dibanding asam laktat,
terutama terhadap khamir dan jamur.
Beberapa
laporan menunjukkan asam asetat dan asam laktat
mempunyai hubungan yang sinergis dalam menghambat
pertumbuhan Salmonella dan khamir (Lindgren dan
Dobrogosz, 1990).
2. Bakteriosin
Bakteriosin merupakan peptida-peptida atau
protein
dengan efek bakterisidal atau
statik.
bakteri-
Bakteriosin yang diproduksi oleh
teri asam
ャ。ォエセ@
dapat
bak-
digunakan sebagai penga-
wet alami dalam industri pangan (Larsen et al.,
1993).
Berdasarkan spektrum
aktivitasnya, bakterio-
sin dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe.
pertama,
yang
Tipe
bakteriosin dengan spektrum aktivitas
sempit,
mempunyai efek sidal terhadap or-
ganisme yang mempunyai hubungan yang dekat.
Bak-
teriosin yang termasuk kelompok ini antara lain:
plantaricin A, laktosin 27, dan diplokokin.
kedua,
Tipe
bakteriosin yang menghambat organisme gram
positif dengan spektrum yang lebih luas.
osin yang masuk
kelompok
terin, pediosin A,
Bakteri-
ini antara lain: reu-
dan nisin.
Banyak spesies
12
atau galur dari bakteri pembusuk dan patogen pada
makanan,
seperti Listeria monocytogenes dan Clos-
tridium
botulinum
terakhir
(Hurst,
1990; Marugg,
termasuk
1983;
1991).
sasaran
Lindgren
dan
grup
yang
Dobrogosz,
Lebih ianjut lagi menurut
Marugg (1991), bakteriosin merupakan senyawa yang
tidak beracun terhadap manusia, sehingga bakteriosin mempunyai
potensi yang
besar
sebagai
bahan
pengawet dalam berbagai produk makanan (fermentasi
dan non fermentasi) .
Lactococcus lactis menghasilkan suatu senyawa
polipeptida yang
spektrum
disebut nisin.
antibakteri
terhadap
Nisin mempunyai
streptokoki,
filokoki, Bacillus sp., Clostridium, dan
silli.
brogosz, 1990).
(Lindgren dan Do-
Nisin stabil terhadap panas pada
pH yang rendah dan merupakan peptida
senyawa protein,
Nisin
sebagai
terutama karena aktivitas
penghambatannya terhadap. spora
luas.
laktoba-
Sekarang nisin telah diterima
bahan tambahan makanan,
sta-
dengan aktivitas
terutama
kecil atau
spektrum yang
aktif menghambat
bakteri
gram positif (Gilliland, 1985).
Senyawa inhibitor lain,
kan
oleh
Senyawa
Lactococcus
ini
mempunyai
sempit dan hanya
diplokokin, dihasil-
lactis
subsp.
spektrum
efektif
cremoris.
aktivitas
menghambat
yang
galur L.
13
lactis
subsp.
cremoris
lain
dan
L.
lactis
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Lactobacillus plantarum memproduksi laktolin,
yang berbeda karakteristiknya dengan nisin maupun
diplokokin.
Lb. acidophilus memproduksi antibio-
tik : laktolidin, asidopilin, dan asidolin (Gilliland, 1985).
Pediococcus acidilactici SJ-1 yang diisolasi
dari produk fermentasi daging memproduksi senyawa
antibakteri yang aktif menghambat galur Lactoba-
cillus sp., Clostridium perfringens dan Listeria
monocytogenes. Senyawa ini sensitif terhadap enzim
proteolitik, diidentifikasi sebagai bakteriosin
dan diberi nama pediosin SJ-1.
Pediosin SJ-l
stabil pad a selang pH yang lebar (pH 3 - 9), tetapi paling stabil pada selang pH yang rendah.
selang pH 3 -
6,
Pada
pediosin SJ-1 stabil terhadap
suhu proses yang tinggi (65-125°C), tetapi aktivitasnya menurun secara nyata bila dipanaskan pada
pH 7.0 (Schved et al., 1993).
Menurut Marugg (1991), Pediococcus acidilac-
tici
galur
PAC 1.0 memproduksi
bakteriosin
yang dikenal dengan nama pediosin PA-l.
Pediosin
PA-1 aktif menghambat P. ad.dilactici, P. pentasa-
ceus,
Lactobacillus plantarum, Lb.
bifermentum,
Leuconostoc
casei,
Lb.
mesenteroides,
dan
14
Listeria monocystogenes.
Pediosin PA-1 merupakan
senyawa dengan berat molekul rendah dan merupakan
protein tahan panas yang sensitif terhadap beberapa enzim proteolitik.
3.
Hidrogen Peroksida
Hidrogen
peroksida dihasilkan oleh bakteri
asam laktat dengan adanya oksigen melalui aktivitas oksidasi flavoprotein atau peroksidasi NADH.
Efek
bakterisidal
hidrogen
peroksida
disebabkan
oleh efek oksidasi yang kuat pada sel bakteri dan
perusakan struktur molekul dasar dari sel protein
(Lindgren
dan
Qobrogosz, 1990).
Hidrogen perok-
sida dapat terakumulasi dan menjadi produk akhir
dari suatu proses fermentasi (Hurst, 1983).
Menurut Martin dan Gilliland (1980), produksi
hidrogen
peroksida
oksigen.
laktat
Pada
tergantung
pertumbuhan
yang diaerasi
pada
kultur
konsentrasi
bakteri
asam
akan menghasiikan hidrogen
peroksida lebih banyak daripada kultur yang tidak
diaerasi.
gen,
Selain
tergantung pada kandungan oksi-
kemampuan bakteri untuk memproduksi
hidro-
gen peroksida juga tergantung pada adanya suatu
enzim yang tergolong flavoprotein.
bereaksi
dengan oksigen membentuk
wa beracun,
yaitu
Flavoprotein
senyawa-senya-
hidrogen peroksida dan suatu
16
cremoris dan Lactococcus lactis subsp. diacetylactis juga mempunyai aktivitas antimikroba terhadap
Diasetil
bakteri patogen dan bakteri pembusuk.
lebih efektif menghambat bakteri gram negatif.
Dari
penelitian
didapatkan'bahwa diasetil baru
mempunyai aktivitas antimikroba bila terdapat
dalam konsentrasi lebih dari 170 ppm.
Karena pada
umumnya konsentrasi diasetil dalam produk fermentasi kurang dari 170 ppm, maka diasetil dianggap
kurang berpengaruh dalam pengawetan pangan.
pi
Teta-
kombinasi dengan metabolit lain mungkin mem-
berikan aktivitas antimikroba yang besar
(Gilli-
land, 1985).
5.
Karbon Dioksida
Akumulasi CO 2 (HC0 3 -)
dalam produksi fermen-
tasi sayuran merupakan hasil respirasi endogenes
dari sel tanaman dan hasil aktivitas mikroba.
Peranan karbon dioksida dalam mengawetkan makanan
disebabkan oleh dua hal.
Pertama,
menciptakan
kondisi anaerobik dengan menggantikan molekul
oksigen yang ada dalam produk.
Kedua,
dioksida mempunyai aktivitas antimikroba.
nisme
penghambatan
karbon
Meka-
belum diketahui secara pasti,
diduga karbon dioksida menghambat proses dekarbosilasi enzimatik dan akumulasi karbon dioksida
17
dalam kedua lapisan membran lemak menyebabkan
gangguan fungsi permeabilitas (Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
c.
Peranan
Bakteri
Asam Laktat sebagai Bahan Penga-
wet Makanan
Kultur bakteri asam laktat dapat digunakan
untuk memperpanjang masa simpan daging terutama
daging segar.
Penambahan kultur Lb. brevis pada
irisan daging sapi dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk gram negatif,
sehingga masa
simpan daging sapi tersebut dapat diperpanjang
beberapa hari (Smith dan Palumbo, 1983).
Penambahan kultur campuran P.
Lb. plantarum dapat
cerevisiae dan
memperpanjang
masa simpan
daging unggas segar maupun yang telah dimasak.
Pertumbuhan s.
typhimurium dan s.
aureus pada
daging unggas masak sarna sekali terhenti dengan
penambahan kultur campuran P. cerevisiae dan Lb.
plantarum.
Kedua kultur campuran ini juga dapat
menghambat pertumbuhan Pseudomonas
fluorescens,
P. fragi, dan P. putrefaciens pada daging unggas
masak (Raccach dan Baker, 1978).
Kultur Lb. plantarum, Lb. bulgaricus, dan L.
lactis yang masing-masing ditambahkan pada
perrnu-
kaan daging dapat menghambat pertumbuhan mikroba
18
pembusuk pada
daging
domba dengan sukses.
Ketiga ku1tur tersebut terbukti dapat menghambat
pertumbuhan bakteri psikotrofik batang gram negatif, grup bakteri co1i-aerogenes, stafi1okoki, dan
bakteri pembusuk yang bersifat proteo1itik dan
1ipo1itik.
Aktivitas antimikroba ketiga kultur
tersebut terutama disebabkan oleh produksi asam
(Smulders et a1., 1986).
Penambahan bakteri asam 1aktat dapat memperpanjang masa simpan dan menghambat pertumbuhan
bakteri patogen pada daging dan produk ikan tanpa
fermentasi.
Kultur bakteri asam laktat terse1eksi
yang 、ゥエ。ュ「ィォセ@
pada daging sapi, daging unggas,
daging sapi yang dikemas vakum, dan udang dapat
memperpanjang masa simpan produk pangan tersebut.
Aktivitas antimikroba kemungkinan besar disebabkan
oleh hidrogen peroksida, asam, dan
bakteriosin
(Lindgren dan Dobrogosz, 1990).
Penambahan
nisin pada daging ham dapat
menurunkan penggunaan nitrit dari konsentrasi 150
ppm menjadi 40 ppm tanpa kehilangan
。ォエゥカセウ@
pengawetan nitrit dan tidak terjadi perubahan
warna pada daging ham (Rayman et al., 1981 dalam
Hurst, 1983).
Keju cottage yang dibuat dengan penambahan
kultur Leuconostoc cremoris dapat mencegah atau
19
menghambat perubahan formasi dan degradasi protein
yang disebabkan oleh P. fragi dan P. putrefaciens
(Babel, 1976).
asam
Produksi asam oleh starter bakteri
laktat akan menghambat pertumbuhan dan
menginaktifasi
enterogenik
'E. coli se1ama pem-
buatan keju Camembert (Frank dan Marth, 1977).
Penambahan kultur L. lactis,
sil nisin,
bakteri pengha-
pada keju swiss dapat menghambat keru-
sakan yang disebabkan oleh C. butyricum dan C.
tyrobutyricum (Hirsch et al., 1951 dalam Hurst,
1983) .
D.
PIKEL
Pikel adalah sejenis makanan pad at yang diawetkan
dengan menggunakan asam.
Asam tersebut dapat berasal
dari proses fermentasi cairan buah atau sayuran itu
sendiri
atau
dapat pula ditambahkan cuka makan
(Frazier dan Westhoff, 1978).
Ketimun merupakan salah satu bahan yang sering
digunakan sebagai bahan baku pikel
(Cruess,
1958).
Jenis pikel yang lain yaitu pikel campuran/acar/mixed
pickles terdiri dari dua atau lebih sayuran dalam satu
wadah
fermentasi.
Ketimun, kembang kol, cabai hi-
jau, bawang merah, buncis, dan tomat hijau merupakan
sayuran yang umumnya digunakan dalarn pembuatan acar
(Prescott dan Dunn, 1959).
20
Pikel ketimun adalah produk fermentasi dari ketimun segar (Jay, 1986).
Ketimun yang akan dibuat pikel
dipilih yang masih mentah dan segar,
ketimun yang
luka atau busuk dapat menyebabkan kebusukan selama
proses fermentasi (Vaughn, 1985). '
Dalam fermentasi ketimun sering ditambahkan 1%
glukosa untuk membantu proses fermentasi terutama
kalau ketimun mengandung glukosa yang rendah sekali
(Muchtadi, 1989).
Pada umumnya
ketimun difermentasi dalam larutan
garam pada kisaran 20 - 30oSalometer (sekitar 5 - 8 %
NaCl).
Pada
konsentrasi
gar am
demikian
urutan
bakteri asam laktat yang tumbuh hampir sama dengan
sauerkraut.
Tetapi pada ketimun spesies Leuconostoc
tidak pernah mendominasi stadium awal dari
meskipun pada konsentrasi garam 5 %
trasi 8 %,
fermentasi
dan pada konsen-
spesies itu sama sekali tidak terdeteksi
lagi (Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Apabila fermentasi dilakukan dalam larutan garam
dengan konsentrasi 20 -
30 o Salometer garam,
spesies
bakteri asam laktat yang paling banyak terdapat adalah
Pediococcus cerevisiae, Lactobacillus brevis
plantarum.
dan Lb.
Dalam hal ini, Pediococcus cerevisiae dan
Lactobacillus
brevis
dibandingkan dengan
kurang
tahan
terhadap garam
Lactobacillus plantarum sehingga
spesies-spesies tersebut kadang-kadang tidak terdapat
21
pada konsentrasi garam yang lebih tinggi (30 0 Salometer)
(Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Stadium
berlangsung
bisa
permulaan
selama
berlangsung
fermentasi
2 atau
pada
umumnya
3 hari dengan kekecualian
selama 7 hari atau lebih lama.
Selama periode ini, bakteri asam laktat dan khamir
yang melakukan fermentasi dan
dengan
pengoksidasi
tumbuh
cepat, dan mikroorganisme yang tidak diingin-
kan berkurang atau keseluruhannya hilang sebagai
akibat dari peningkatan keasaman atau penurunan pH
(Daulay dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Dalam larutan garam fermentasi ketimun berkadar
garam rendah (5 % NaCl) , campuran dari spesies-spesies
yang toleran-asam-rendah dari Leuconostoc dan toleranasam-tinggi dari Lactobacillus dan Pediococcus menjadi
predominan pada stadium intermediat dari fermentasi
(Daulay dan Rahman, 1992; vaughn, 1985).
Stadium akhir dari fermentasi disempurnakan oleh
spesies-spesies Lactobacillus brevis,
dan Pediococcus cerevisiae.
Lb.
plantarum
Bakteri-bakteri inilah
yang berperan untuk pembentukan asam laktat dalam
larutan garam dengan konsentrasi 20 -
30 o Salometer.
Ketiga spesies tersebut terdapat apabila ketimun difermentasi dengan konsentrasi garam 30 o Salometer, akan
tetapi aktivitas dari Pediococcus cerevisiae sangat
terganggu pada konsentrasi ini dan tidak dapat tumbuh
22
ketika pH turun ke sekitar pH 3.7.
Hal ini mengaki-
batkan hanya kedua spesies Lactobacillus yang tinggal
untuk menyelesaikan proses fermentasi.
Pada akhir
fermentasi total keasaman adalah sekitar 0.90 % asam
laktat dengan pH 3.3 dengan
syarat
aktivitas khamir
oksidatif dikontrol dengan kondisi anaerobik (Daulay
dan Rahman, 1992; Vaughn, 1985).
Bakteri yang umumnya ditemukan mendominasi fermentasi ketimun dalam berbagai tahap fermentasi dapat
dilihat pada Tabel 2.
Semua bakteri yang
tercantum
pada Tabel 2 tersebut dapat ditemukan dalam ketimun
yang difermentasi dalam larutan garam 20 -
30 o Salome-
ter (Vaughn, 1954).
Suhu mempengaruhi proses fermentasi.
24 -
Suhu antara
30°C merupakan suhu optimal untuk fermentasi
ketimun (Prescott dan Dunn, 1959).
Fermentasi asam laktat terjadi pad a keadaan
anaerob.
Kondisi
anaerob dicapai dengan cara menutup
bag ian mulut wadah dengan rapat.
Oksigen yang
terda-
pat pada ruangan yang tersisa akan segera habis oleh
proses respirasi sel dengan bantuan bakteri
dan Westhoff, 1978).
Khamir oksidatif
(Frazier
dapat tumbuh
pada permukaan garam pada kondisi anaerobik tidak
sempurna.
Khamir oksidatif tersebut akan mengoksidasi
asam laktat, menaikkan pH dan merangsang pertumbuhan
bakteri pembusuk (Fleming, 1982).
23
Tabel 2.
Bakteri yang ditemukan mendominasi fermentasi ketimun dalam berbagai tahap fermentasi*
Tahap fermentasi
Spesies bakteri dominan
Awal
Aerobacter aerogenes
Aerobacter cloacae
Eschericia ヲイ・セョ、ゥ@
Eschericia intermedium
Bacillus mesentericus-Bacillus
megatherium groups
Bacillus (Aerobacillus) polymyxa
Bacillu's (Aerobacillus) macerans
Intermediat
Leuconostoc mesenteroides
Lactobacillus plantarum
Lactobacillus brevis
Lactobacillus fermenti
Akhir
Lactobacillus plantarum
Lactobacillus brevis
Lactobacillus fermenti
* Vaughn (1954)
E.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PERUSAK
1.
Pseudo1llOnas f1.uorescens
Pseudomonas
fluorescens
merupakan
bakteri
gram negatif, bersifat kemoorganotrof, yaitu menggunakan senyawa organik sebagai sumber energi dan
sumber karbon.
Metabolisme dilakukan
respirasi, tidak pernah fermentatif
dengan
(Pelczar dan
Chan, 1988)
Menurut Jay (1986), Pseudomonas banyak terdapat pada tanah, air, tumbuhan, saluran usus manusia dan hewan.
Bersifat psikrotrofik,
sering
24
menimbulkan
kerusakan pada daging, unggas, telur,
dan hasil perikanan.
Sifat-sifat Pseudomonas
mempengaruhi pertumbuhannya
Fardiaz
adalah
(1989)
yang
penting yang
pada makanan menu rut
sebagai berikut:
(1)
umumnya mendapatkan sumber karbon dari senyawa
bukan karbohidrat,
(2)
dapat menggunakan senyawa-
senyawa sumber nitrogen sederhana,
spesies
(3)
kebanyakan
tumbuh baik pada suhu rendah, P. fluores-
cens dapat tumbuh dengan baik pada suhu 37°C,
(4)
memproduksi senyawa-senyawa yang menimbulkan bau
busuk,
(5) dapat mensintesa faktor-faktor pertum-
buhan dan vitamin,
(6)
beberapa spesies bersifat
proteolitik (memecah protein) dan lipolitik (memecah lemak), atau pektinolitik (pemecah pektin) ,
(7) pertumbuhannya pada kondisi aerobik berjalan
cepat, dan biasanya berbentuk lendir,
tahan
panas
itu mudah
dan
dibunuh
keadaan
(8) Tidak
kering, oleh karena
dengan proses pemanasan dan
pengeringan.
2.
iUcal.igenes sp.
Alcaligenes terdiri dari 9 spesies, merupakan
bakteri gram negatif,
kadang-kadang
berbentuk batang,
berbentuk
gram positif (Jay, 1986).
bulat,
tetapi
atau bersifat
Alcaligenes bersifat
25
aerobik.
Mempunyai suhu pertumbuhan yang optimum
pada kisaran 20 sampai 37°C.
Kebanyakan spesies
merupakan penghuni saprofit yang umum pada sa luran
pencernaan vertebrata.
Bakteri ini banyak ditemu-
kan pada produk susu,
air,
air laut,
dan tanah
(Pelczar dan Chan, 1988).
Menurut Fardiaz (1989), Alcaligenes merupakan
jenis bakteri yang sering menimbulkan masalah
pada
pendinginan makanan karena bakteri ini ber-
sifat psikrotrofik.
Kebanyakan spesies bersifat
proteolitik, yaitu memecah protein menjadi asam
amino, pepton, kemudian amonia,
sehingga mengha-
silkan reaksi alkali.
F.
KARAKTERISTIK BEBERAPA BAKTERI PATOGEN
1. Escherichia coLi
Escherichia coli a.dalah suatu bakteri gram
negatif berbentuk batang dan bersifat anaerobik
fakultatif.
E. coli adalah bakteri koliform fekal
dan biasanya digunakan sebagai mikroorganisme
indikator terhadap kontaminasi feses pada air dan
susu (Fardiaz, 1983).
Bakteri ini dapat menggunakan asetat sebagai
sumber karbon,
sitrat.
tetapi tidak dapat menggunakan
Glukosa dan beberapa karbohidrat lainnya
dapat dipecah menjadi piruvat,
dan fermentasi
26
selanjutnya menghasilkan asam laktat,
format.
asetat,
dan
Asam format kemudian dapat dipecah oleh
hidrogenliase menghasilkan CO 2 dan H2 dalam jumlah
yang sama.
Kisaran suhu pertumbuhan E. coli adalah 30
dengan suhu optimum 37°C.
Pertum-
buhan optimum terjadi pada pH 7.0 - 7.5,
minimum
sampai
40°C,
pada pH 4.0 dan maksimum pada pH 9.0.
minimum untuk pertumbuhan adalah 0.96.
ini relatif sangat sensitif
Nilai a w
Bakteri
terhadap panas dan
dapat diinaktifkan pada suhu makanan at au selama
pemasakan makanan (Fardiaz, 1983).
E. coli sering mengkontaminasi makanan,
olahan susu,
sayuran segar,
se-
perti
produk
salad.
Enteropatogenik E. coli sering menyebabkan
radang usus dengan waktu inkubasi antara 6 -
dan
36
jam (Van Demark dan Batzing, 1987).
2.
Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes
merupakan
bakteri
berbentuk batang agak bulat, kecil, dan gram positif.
Bakteri ini memproduksi beta-hemolisis pada
agar darah, dan sangat sukar diisolasi.
Bakteri
ini juga tumbuh baik pada suhu 4 - 6°C.
L. monocytogenes merupakan bakteri yang tahan
panas dan tidak akan mati dengan pemanasan pada
27
suhu 80°C selama 5 menit atau suhu 100°C selama 15
detik.
Oleh karena itu perlakuan pasteurisasi
tidak dapat membunuh bakteri ini.
Bakteri ini
juga tahan terhadap lingkungan yang kering
(Far-
diaz, 1983).
3 •
SaI1llOneIIa t:yphimuriUlll
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram
negatif,
dan berbentuk batang
(Fardiaz,
1989).
Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif dan
mampu tumbuh pada medium sintetis tanpa faktor
pertumbuhan khusus (Pelczar dan Chan, 1988).
Suhu pertu.mbuhan S.
typhimurium berkisar
antara 5°C sampai 47°C, dengan suhu optimum 35 37°C.
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri ini
adalah antara 4.1 - 9.0, dengan pH optimum 6.5 7.5.
Pada pH dibawah 4.0 dan diatas 9.0, bakteri
ini akan mati secara perlahan-lahan.
Nilai a w
optimumnya adalah 0.945 - 0.999.
Makanan
S.
yang
sering
typhimurium adalah telur,
daging unggas.
salmonellosis,
Bakteri
terkontaminasi oleh
daging,
ikan,
dan
ini dapat menyebabkan
yaitu penyakit gastrointestinal
akut yang disebabkan oleh spesies-spesies Salmo-
nella.
Gejala penyakit ini adalah
diare,
sakit
23
perut yang mendadak, demam, mual, dan muntah (Van
Demark dan Batzing, 1937).
4•
aureus
ウエ[。ーィケセッ」オ@
staphylococcus aureus adalah bakteri gram
positif, berbentuk kokus,
hidup secara aerobik
ataupun anaerobik fakultatif,
dan patogenik.
tertentu memproduksi enterotoksin yang
Galtir
tahan panas (Pelczar dan Chan, 1933).
Suhu optimum untuk pertumbuhan S.
aureus
adalah 35 - 37°C, dengan suhu minimum 6.7°C dan
suhu maksimum 45.5°C.
Bakteri ini dapat tumbuh
pada pH 4.0 - 9.3, dengan pH optimum sekitar 7.0 7.5 (Fardiaz, 1983).
S. aureus
seperti
sering
mengkontaminasi makanan
daging dan produk-produk daging,
ikan,
susu dan produk-produk susu.
Sifat patogen bakteri ini berhubungan dengan
produksi koagulase yaitu enzim yang mengkoagulasi
plasma
merah,
darah,
hemolisis
(pemecahan)
sel darah
dan produksi deoksiribonuklease
(DNAse)
yang tahan panas (Van Demark dan Batzing, 1987).
5.
Vibrio
ー。イィ・jャQoセケエZゥ」オウ@
Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk batang pendek, lurus
atau
29
agak melengkung, dan tidak tahan asam (Pelczar dan
Chan, 1988).
V.
parahaemolyticus
bersifat anaerobik fa-
kultatif, dapat hidup pada konsentrasi NaCl berkisar antara 0.5 - 9 %, dengan konsentrasi optimun 3
%.
suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 37°C,
dengan suhu minimum 8°C dan suhu maksimum
44°C.
Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4.5 - 11, dengan
pH optimum 6.5 - 9.0.
Aw minimal pertumbuhan 0.94
(Liston, 1980).
Makanan yang sering terkontaminasi oleh V.
parahaemolyticus
。、セャィ@
makanan-makanan hasil laut
seperti udang, lkan, kepiting, kerang,
dan sebagainya.
gai
Bakteri ini
lobster,
menyebabkan
berba-
macam gejala penyakit yaitu diare ringan,
kejang perut, mual, muntah, pusing dan demam, dan
mengigil.
Masa inkubasi dari mulai mengkonsumsi
makanan
yang terkontaminasi sampai timbulnya
penyakit bervariasi dari 4 - 96 jam, dengan ratarata 12 - 24 jam, tergantung jumlah sel bakteri
yang tertelan dan daya tahan pender ita (Fardiaz,
1983).
III.
A.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN MEDIA
Bahan mentah yang digunakan adalah ketimun,
rucah segar
(ikan peperek/ Leigona thidae) ,
(berisi ketimun, bawang merah, dan cabai rawit)
ikan
acar
yang
diperoleh dari penjual sate di sekitar Bogar, garam,
dan gula.
sp. atau
Bakteri yang digunakan adalah Alcaligenes
Achromobacter sp. DSM 30002
dan
Pseudomo-
nas fluorescens DSM 50106 dari Jerman, Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus
dari Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Teknologi Pangan,
Salmonella typhimuri"um, Vibrio
Listeria
monocytogenes
Fateta,
IPB,
parahaemolyticus,
dan
dari Balai Penelitian
Veteriner, Bogar.
Isolat bakteri asam laktat dipelihara dalam media
agar MRs-CaC0 3 semi padat.
Untuk P. fluorescens digu-
nakan media agar Pseudomonas, untuk L. monocytogenes
media TSA,
rine,
untuk V.
parahaemolyticus media agar Ma-
dan untuk bakteri penguji lain digunakan agar
Nutrien.
Broth yang digunakan untuk menumbuhkan kul-
tur kerja bakteri asam laktat adalah
MRS broth, untuk
L. monocytogenes digunakan BHI broth, dan untuk bakteri penguji lain ditumbuhkan dalam Nutrien broth.
Untuk
kan
identifikasi bakteri asam laktat diguna-
Reagen Nessler, MRS arginin broth,
Streptokoki
31
arginin broth , agar Leuconostoc,
Litmus Milk, Gibson
semi padat, dan ·MRS broth.
Untuk menguji aktivitas antimikroba bakteri asam
laktat terhadap Alcaligenes sp. digunakan media
P.
PA,
fluorescens:
E.
coli:
EMBA,
TSA,
L. monocytogenes:
TSA, S. aureus: BPA, S. typhimurium: agar McConcey, V.
parahaemolyticus: TCBSA.
Untuk menghitung jumlah bakteri asam laktat yang
dikontakkan. dengan P.
fluorescens dalam media ekstrak
ikan rucah digunakan agar MRS,
agar MRS-Natrium azida
digunakan untuk menghitung bakteri asam laktat yang
dikontakkan
dengan
Alcaligenes
sp.,
agar
Nutrien
untuk menghitung jumlah P. fluorescens dan Alcaligenes
sp. baik yang dikontakkan dengan bakteri asam laktat
atau tidak dalam media ekstrak ikan rucah.
Bahan-bahan lain yang digunakan yaitu NaCl sebagai pengencer,
air pepton sebagai media pertumbuhan
bakteri asam laktat untuk menghasilkan hidrogen peroksida,
dan media
pertumbuhan
asam.
sintetik asam laktat
bakteri
asam
laktat
sebagai media
untuk
memproduksi
Bahan kimia yang digunakan adalah NaOH,
asam oksalat,
KI,
KI0 3 , asam sulfat,
dan amonium molibdat.
HC1,
natrium sulfat,
32
B.
"1.
METODE PENELITIAN
Isolasi
dan
Identifikasi
Bakteri Asam Laktat"dari
Pikel Ketimun Dan Acar
a.
Pembuatan Pikel Ketimun
Untuk pembuatan pikel
ketimun,
dipilih
ketimun yang masih muda, dicuci, dipotong-potong
agar didapat ukuran yang seragam dan dimasukkan ke
dalam stoples yang berisi
konsentrasi 5% NaCl.
larutan garam dengan
Sebanyak 1% glukosa ditam-
bahkan untuk membantu proses fermentasi.
diusahakan supaya terendam di bawah
larutan garam.
Ketimun
permukaan
·Toples ditutup rapat. Fermentasi
dilakukan pada suhu kamar.
b.
Isolasi Bakteri Asam Laktat
Isolasi bakteri asam laktat dari pikel ketimun dilakukan pada waktu fermentasi 2, 4,
12/ dan 16 hari.
6, 9,
Isolasi bakteri asam laktat dari
acar yang dibeli dari tukang sate dilakukan sehari
setelah pembelian.
Cairan dari pikel ketimun dan acar diencerkan
dengan larutan NaCl 0,85% sampai pengenceran 10- 6 .
Sebanyak 1 ml contoh dari pengenceran
10- 5 - 10- 6
diambil dan dipindahkan ke dalam cawan petri
steril (dilakukan duplo untuk setiap pengenceran).
33
agar
MRS
goyang
dituang ke dalam cawan petri dan di-
secara
mendatar.
cawan diinkubasi
Setelah agar membeku,
dalam posisi terbalik pada suhu
37°C selama dua hari.
Cawan
dipilih,
ukuran
dengan
kOloni-koloni
yang
terpisah
koloni-koloni yang mempunyai warna dan
yang
berbeda
ke
、ゥセョ。ィォ@
dalam
petri yang berisi agar MRS dengan membuat
kuadran.
cawan
goresan
Inkubasi dilakukan pada suhu 37°C selama
2 hari.
Jika koloni dalam cawan petri belum murni
(misalnya besar koloni tidak seragam) maka diambil
satu koloni dan dibuat goresan kuadran lagi pada
agar
MRS
sampai
diperoleh
koloni-koloni
dengan
ukuran yang seragam.
Isolat-isolat bakteri asam laktat yang telah
murni ditumbuhkan dalam
MRS broth selama 2 hari.
Kultur ini akan digunakan sebagai inokulum untuk
identifikasi awal.
c.
Identifikasi Bakteri Asam Laktat
1. Identifikasi awal
Identifikasi awal meliputi uj i
katalase
dan pewarnaan gram.
Uji katalase
kultur
cair
Larutan H202
(Fardiaz, 1987)
disebarkan
3%
pada
diteteskan
di
Satu loop
gelas
obyek.
at as
kultur
34
tersebut.
Timbulnya
gelembung-gelembung
oksigen pada kultur menunjukkan uji positif.
Bakteri asam laktat akan menunjukkan uji katalase negatif.
Pewarnaan gram (Fardia'z, 1987).
Satu loop
kultur cair disebarkan pada gelas obyek.
Kultur cair dikeringkan di udara dan difiksasi
dengan nyala api kecil.
Pewarna kristal violet
diteteskan di atas film pada gelas obyek
selama 1 menit,
kran.
kemudian dibilas dengan air
sisa air yang tertinggal dibuang, dan
lapisan film kultur ditetesi dengan
larutan
Lugol (yodium Gram) selama 1 menit.
Setelah
dicuci kembali dengan air, kemudian dihilangkan
warnanya dengan menggunakan alkohol 95% selama
10 -
20 detik atau sampai warna biru tidak
luntur lagi.
Setelah dicuci sebentar, kemudian
lapisan film kultur diwarnai dengan larutan
safran in selama 10 - 20 detik.
Setelah dibilas
dengan air dan dikeringkan dengan kertas serap,
lapisan film bakteri diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 kali.
Bakteri asam
laktat merupakan bakteri gram positif ditandai
dengan kultur yang berwarna biru-ungu.
35
Isolat yang menunjukkan uji katalase negatif dan hasil pewarnaan gram biru-ungu disimpan
di dalam MRS-CaC0 3 semi padat.
2. Uji
Biokimia
Bakteri
Sebagai
inokulum
Laktat
asセ@
(Nuraida,
1988)
untuk
identifikasi,
diambil satu sampai dua loop isolat dari media
MRS-CaC0 3 semi padat.
Ditumbuhkan pada media
MRS broth selama 2 hari pada suhu 37°C
Produksi CO 2 dari glukosa.
Tes ini untuk
membedakan bakteri homofermentatif dan heterofermentatif
4engan
semi padat.
padat
menggunakan
media.
Gibson
Cara pembuatan media Gibson semi
adalah sebaga