Mempelajari Penggunaan Cairan Pikel Ketimun sebagai Sumber Bakteri Asam Laktat pada Pembuatan Bekasam Ikan Tawes (Puntius javanicus)
AULIA NATALIA SARI SETIADI
.
C03497053.
Mempelajari Penggunaan
Cairan Pikel Ketimun sebagai Sumber Bakteri Asam Laktat pada Pembuatan
Bekasam Ikan Tawes (Pzlntizrsjmanicus). ( Di bawah bimbingan Bustami Ibrahim
dan Djoko Poernomo)
Sejak beberapa abad yang lalu, manusia telah memanfaatkan ikan sebagai
salah satu bahan pangan yang banyak mengandung protein. Protein ikan sangat
diperlukan oleh manusia karena kandungan asam amino esensial yang lengkap dan
seimbang sehingga susunannya menyerupai susunan protein pada tubuh manusia.
Fermentasi ikan merupakan cara pengolahan untuk memperpanjang umur
simpan dan meningkatkan cita rasa ikan. Bentuk pengolahan ikan secara fermentasi
yang belum banyak diteliti adalah bekasam. Produk bekasam berasal dari daerah
Sumatra dan Kalimantan, terutama di Kalimantan Selatan. Bahan baku bekasam
adalah ikan air tawar yang umumnya hidup di sungai. Salah satu ikan yang cukup
dikenal sebagai bahan baku bekasam adalah ikan Tawes (Pzrntiz~s,jmtarzicus).
Pikel merupakan sejenis makanan padat yang diawetkan dengan menggunakan
asam. Asam tersebut dapat berasal dari proses fermentasi buah atau sayuran atau
dapat pula ditambahkan cuka makan. Salah satu bahan baku pikel yang umum
digunakan masyarakat adalah ketimun. Penambahan cairan pikel ketimun terhadap
produk bekasam diharapkan dapat memperbaiki cita rasa bekasam d m mencegah
tejadinya kegagalan fermentasi sehingga produk ymg dihasilkan akan lebih
konsisten, stabil dan aman untuk dikonsumsi.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
jumlah koloni bakteri asam laktat maksirnum pada cairan pikel ketimun. Analisa
pengamatan mikrobiologi pada penelitian pendahuluan dilakukan dengan metode
Total Bakteri Asam laktat. Pada penelitian utama, hasil penelitian pendahuluan
dikembangkan lebih lanjut dengan dua perlakuan yaitu perlakuan waktu penambahm
.
C03497053.
Mempelajari Penggunaan
Cairan Pikel Ketimun sebagai Sumber Bakteri Asam Laktat pada Pembuatan
Bekasam Ikan Tawes (Pzlntizrsjmanicus). ( Di bawah bimbingan Bustami Ibrahim
dan Djoko Poernomo)
Sejak beberapa abad yang lalu, manusia telah memanfaatkan ikan sebagai
salah satu bahan pangan yang banyak mengandung protein. Protein ikan sangat
diperlukan oleh manusia karena kandungan asam amino esensial yang lengkap dan
seimbang sehingga susunannya menyerupai susunan protein pada tubuh manusia.
Fermentasi ikan merupakan cara pengolahan untuk memperpanjang umur
simpan dan meningkatkan cita rasa ikan. Bentuk pengolahan ikan secara fermentasi
yang belum banyak diteliti adalah bekasam. Produk bekasam berasal dari daerah
Sumatra dan Kalimantan, terutama di Kalimantan Selatan. Bahan baku bekasam
adalah ikan air tawar yang umumnya hidup di sungai. Salah satu ikan yang cukup
dikenal sebagai bahan baku bekasam adalah ikan Tawes (Pzrntiz~s,jmtarzicus).
Pikel merupakan sejenis makanan padat yang diawetkan dengan menggunakan
asam. Asam tersebut dapat berasal dari proses fermentasi buah atau sayuran atau
dapat pula ditambahkan cuka makan. Salah satu bahan baku pikel yang umum
digunakan masyarakat adalah ketimun. Penambahan cairan pikel ketimun terhadap
produk bekasam diharapkan dapat memperbaiki cita rasa bekasam d m mencegah
tejadinya kegagalan fermentasi sehingga produk ymg dihasilkan akan lebih
konsisten, stabil dan aman untuk dikonsumsi.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
jumlah koloni bakteri asam laktat maksirnum pada cairan pikel ketimun. Analisa
pengamatan mikrobiologi pada penelitian pendahuluan dilakukan dengan metode
Total Bakteri Asam laktat. Pada penelitian utama, hasil penelitian pendahuluan
dikembangkan lebih lanjut dengan dua perlakuan yaitu perlakuan waktu penambahm