5
16. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HKm adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam areal kerja IUPHKm pada hutan produksi.
17. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat IUPHHBK-HKm adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam areal kerja IUPHHBK-HKm pada hutan hutan lindung dan hutan
produksi.
18. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh yang membentuk strata tajuk lengkap sehingga diperoleh
manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan mengurangi fungsi utamanya.
19. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi utamanya. 20. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu hasil penanaman dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
21. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu
dengan tidak merusak dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. 22. Pemungutan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk mengambil hasil
hutan berupa kayu di hutan produksi dengan batasan tertentu, luas danatau volume tertentu yang tersedia secara alami.
23. Pemungutan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk mengambil hasil hutan bukan kayu dengan batasan waktu, luas danatau volume
tertentu yang tersedia secara alami atau hasil budidaya.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan HKm berdasarkan asas manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, keterpaduan, dan kemitraan.
Pasal 3
Tujuan penyelenggaraan HKm adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara
optimal, adil, dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup
BAB III KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu Bentuk Kelembagaan
Pasal 4
Lembaga pengelola HKm adalah kelompok masyarakat setempat yang berbentuk kelompok tani hutan danatau gabungan kelompok tani hutan.
6
Bagian Kedua Kriteria Kelembagaan
Pasal 5
1 Kriteria lembaga pengelola HKm yaitu: a. Memiliki orientasi yang berwawasan lingkungan, usaha dan sosial yang
tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan atau aturan internal lembaga.
b. Mendapat pengesahan dari Kepala Desa dan Camat setempat . 2 Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus terdaftar pada instansi
berwenang
Bagian Ketiga Syarat - Syarat Kelembagaan
Pasal 6
Kelembagaan pengelola HKm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki nama dan struktur organisasi yang disahkan oleh Kepala desa
setempat b. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c. Memiliki aturan –aturan internal pengelolaan HKm yang disahkan oleh
Kepala desa setempat d. Memiliki dokumen administrasi yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
1 Buku tamu; 2 Daftar anggota;
3 Kartu anggota; 4 Buku registrasi surat;
5 Buku notulen rapat; 6 Administrasi keuangan;
7 Daftar luas areal pengelolaan masing –masing anggota; dan
8 Data potensi areal kelola;
BAB IV AREAL KERJA, RENCANA
DAN TATA CARA PENGELOLAAN Pasal 7
1 Areal kerja pengelolaan HKm dilakukan pada kawasan HL dan HP 2 Pengelolaan HKm dilakukan pada areal yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan. 3 Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang belum ditetapkan
sebagai areal kerja HKm mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7
4 Areal yang dikelola oleh pemegang izin merupakan satu hamparan dalam satu kawasan.
5 Luas areal kelola HKm yang diberikan kepada kelompok tani hutan danatau gabungan kelompok tani hutan ditentukan atas hasil Tim
Verifikasi.
Pasal 8
1 Rencana kelola pada areal kelola HKm oleh kelompok tani hutan danatau gabungan kelompok tani hutan merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan
HKm. 2 Ketentuan mengenai rencana kelola sebagaimana dimaksud pada ayat 1
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
Pasal 9
1 Pengelolaan pada HL dan HP dilakukan pada blok pemanfaatan. 2 Pengelolaan HKm pada blok pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 tidak berlaku pada blok perlindungan. 3 Pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan kaidah
–kaidah konservasi.
BAB V PERIZINAN