4
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. 2.
Bupati adalah Bupati Lombok Tengah. 3.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.
4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang selanjutnya disebut Dinas adalah
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah. 5.
Masyarakat setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari Warga Negara Republik Indonesia yang bermukim di sekitar kawasan hutan yang
memiliki komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan aktivitasnya berinteraksi langsung dengan
hutan dan berpengaruh terhadap ekosistem hutan.
6. Kelompok masyarakat setempat adalah kumpulan dari sejumlah individu
dari masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan kriteria sebagai kelompok masyarakat setempat .
7. Fasilitasi adalah upaya penyediaan kemudahan dalam memberdayakan
masyarakat setempat
dengan cara
pemberian status
legalitas, pengembangan kelembagaan, bimbingan teknologi, pendidikan dan
latihan, akses terhadap pasar, serta pembinaan dan pengendalian. 8.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dapat dipisahkan.
9. Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah dan mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
10. Hutan Produksi yang selanjutnya disebut HP adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
11. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan
masyarakat setempat. 12. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk danatau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
13. Areal kerja hutan kemasyarakatan adalah satu kesatuan hamparan kawasan hutan yang dapat dikelola oleh kelompok atau gabungan
kelompok masyarakat setempat secara lestari. 14. Areal Kelola HKm adalah bagian dari areal kerja HKm yang dikelola oleh
kelompok danatau gabungan kelompok tani hutan yang telah mendapat izin Bupati.
15. Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat
IUPHKm adalah
izin usaha
yang diberikan
untuk memanfaatkan sumber daya hutan pada kawasan hutan lindung
danatau hutan produksi.
5
16. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HKm adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam areal kerja IUPHKm pada hutan produksi.
17. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat IUPHHBK-HKm adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam areal kerja IUPHHBK-HKm pada hutan hutan lindung dan hutan
produksi.
18. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh yang membentuk strata tajuk lengkap sehingga diperoleh
manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan mengurangi fungsi utamanya.
19. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi utamanya. 20. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu hasil penanaman dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
21. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu
dengan tidak merusak dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. 22. Pemungutan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk mengambil hasil
hutan berupa kayu di hutan produksi dengan batasan tertentu, luas danatau volume tertentu yang tersedia secara alami.
23. Pemungutan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk mengambil hasil hutan bukan kayu dengan batasan waktu, luas danatau volume
tertentu yang tersedia secara alami atau hasil budidaya.
BAB II ASAS DAN TUJUAN