BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Campu Code Bahasa Daerah Dalam Bahasa Indonesia di lingkungan Tempat tinggal Saya Glenmore-Banyuwangi

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Campu Code Bahasa Daerah Dalam Bahasa Indonesia di lingkungan
Tempat tinggal Saya Glenmore-Banyuwangi.
Berdasarkan hasil penelitian dilingkungan tempat tinggal saya glenmore-banyuwangi,
yang peneliti lakukan maka dalam hal ini peneliti akan memaparkan secara jelas bentuk
campur code yang terjadi dilingkungan tempat tinggal saya Glenmore-Banyuwangi yang
merupakan bahasa sehari-hari dalam proses komunikasi. Berikut contoh tidak bahasa campur
Code dilingkungan tempat tinggal saya Glenmore-Banyuwangi.
1) Penyisipan kata-kata yang berbentuk frasa-frasa
a) Aku mau pergi membeli sego pecel siapa yang nitip?
(Aku mau pergi membeli nasi pecel siapaa yang yang nitip?)
b) Mbak, wayae sampean beli ikan dipasar, lebih murah.
(mbak, seharusnya kamu beli ikan dipasar, lebih murah.)
c) Andi numpak sepur ke Surabaya.
(Andi naik kereta ke Surabaya.)
d) Pagi-pagi ibu beli lawo mangan di pasar subuh.
(pagi-pagi ibu beli lauk makan di pasar subuh.)
e) Bapak njalok tulung jupukne sarung baru.
(Bapak minta tolong ambilkan sarung baru.)
f) Samean iki kok dibilangin susah ya..

(Kamu ini dibilangin kok susah ya..)
g) Suwardi tadi pagi sudah loro weteng.
(Suwardi tadi pagi sudah sakit perut)
h) Fara liburan kate ning Surabaya.
(Fara liburan mau ke Surabaya.)
i) Kula sampun dhahar tadi siang bu.
(Saya sudah makan tadi siang bu)
j) Rini ajenge sareng di kamar pak.
(Rini mau tidur dikamar pak.)

2) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata
a) Diah mangan roti.
(Diah makan roti.)
b) Mangkane aku bilangin mbak.
(Seharusnya aku bilangin mbak.)
c) Nina maca buku.
(Nina baca buku.)
d) Adik sarapan pagi)
(Adik sarapan pagi.)
e) Ternyata banyak bayi dibuang di teras.


(ternyata banyak bayi dibuang di pinggir jalan.)
3) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata
a) Ayo mlaku-mlaku ke surabaya.
(Ayo jalan-jalan ke surabaya.)
b) Linda senang njiwit-njiwit eko.
(Linda senang nyubit-nyubit eko.)
c) Kerjanya mlirak-mlirik cewek-cewek cantik.
(Kerjanya lihat-lihat cewek-cewek cantik.)
d) Cari jalantengah sing kiro-kiro terbaik.
(Cari jalan tengah yang kira-kira terbaik.)
e) Mangan-mangan bakso enak.
(makan-makan bakso enak.)
4) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa
a) Pemimpin yang baik akan selalu bertindak ing ngarsa sing tuladha
(Pemimpin yang baik akan bertindak di depan memberi teladan.)

Kesimpulan:
Kalimat


Frase

Kata

Perulangan
Kata

Klausa

21

10

5

5

1

Dari bentuk-bentuk campur kode diatas dapat disimpulkan, ada 21 kalimat yang terdiri

dari 10 frase, 5 kata, 5 perulangan kata dan 1 klausa. Campur kode unsur-unsur frasa
lebih banyak daripada penyisipan unsur-unsur campur kode yang lain.
4.2 Faktor Campu Code bahasa Daerah Dalam Bahasa Indonesia di lingkungan
tempat tinggal saya Glenmore Banyuwangi.
1) Masyarakatnya bilingual

Terjadinya Campur Code dilingkungan daerah saya karena masyarakatnya
menguasai dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa jawa ragam kasar. Karena
dilatar belakangi oleh asal daerahnya. Yang keduanya sama-sama berasal dari
kelompok daerah yang sama. Maka terjadilah unsur campur kode mencampurkan
bahasa jawa kedalam bahasa indonesia.
2) Bahasa Ibu
Seseorang tentu menguasai bahasa ibu, setelah dewasa dan mengenyam
pendidikan maka bahasa itu berkembang dan penutur menguasai bahasa indonesia.
Bahasa indonesia tentu diajarkan disekolah. Memakai bahasa indonesia dilingkungan
sekolah itu perlu apalagi disituasi formal contohnya ketika melakukan kegiatan
pembelajaran disekolah. Sementara itu berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh
masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya pasti menggunakan bahasa non formal,
menggunakan bahasa ibu ( bahasa jawa kasar) tetapi disisipi dengan bahasa indonesia.